Usaha Tani Semangka

21
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional, di antaranya dalam memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, serta meningkatkan pendapatan nasional melalui penerimaan devisa. Pembangunan pertanian di satu sisi dituntut untuk menjamin pendapatan yang layak bagi petani, sedangkan di sisi lain mampu menyediakan hasil pertanian dalam jumlah yang cukup dengan harga terjangkau oleh masyarakat. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petani adalah dengan cara mengusahakan komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai potensi pasar yang cukup besar, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Sektor pertanian yang dikembangkan salah satunya adalah hortikultura yang meliputi buah- buahan, sayuran dan bunga. Buah- buahan cukup potensial untuk dikembangkan dengan pertimbangan permintaanya terus meningkat. Salah satu komoditas buah yang mempunyai prospek untuk dikembangkan adalah semangka. Lamanya umur tanaman semangka tumbuh sampai buah masak, pada kondisi lahan dan cuaca normal adalah 70 – 100 hari, sejak bibit ditanam (Wihardjo, 1993). Semangka mempunyai daya tarik khusus karena buahnya yang berasa segar, banyak mengandung air lebih kurang 92 persen. Walaupun nilai gizinya termasuk rendah yaitu hanya mengandung 7 persen karbohidrat dalam bentuk gula dan

Transcript of Usaha Tani Semangka

Page 1: Usaha Tani Semangka

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional,

di antaranya dalam memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani,

serta meningkatkan pendapatan nasional melalui penerimaan devisa.

Pembangunan pertanian di satu sisi dituntut untuk menjamin pendapatan yang

layak bagi petani, sedangkan di sisi lain mampu menyediakan hasil pertanian

dalam jumlah yang cukup dengan harga terjangkau oleh masyarakat.

Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petani

adalah dengan cara mengusahakan komoditas pertanian yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi serta mempunyai potensi pasar yang cukup besar, baik pasar

dalam negeri maupun luar negeri. Sektor pertanian yang dikembangkan salah

satunya adalah hortikultura yang meliputi buah- buahan, sayuran dan bunga.

Buah- buahan cukup potensial untuk dikembangkan dengan pertimbangan

permintaanya terus meningkat. Salah satu komoditas buah yang mempunyai

prospek untuk dikembangkan adalah semangka. Lamanya umur tanaman

semangka tumbuh sampai buah masak, pada kondisi lahan dan cuaca normal

adalah 70 – 100 hari, sejak bibit ditanam (Wihardjo, 1993).

Semangka mempunyai daya tarik khusus karena buahnya yang berasa segar,

banyak mengandung air lebih kurang 92 persen. Walaupun nilai gizinya termasuk

rendah yaitu hanya mengandung 7 persen karbohidrat dalam bentuk gula dan

Page 2: Usaha Tani Semangka

2

kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong rendah, namun buah ini

diminati konsumen karena rasanya yang segar (Kalie, 1996). Buah semangka

dengan kualitas yang baik telah banyak dipasarkan di supermarket di kota- kota

besar dengan konsumen yang sebagian besar masyarakat golongan ekonomi

menengah ke atas.

Budidaya tanaman semangka di tanah air, masih terbatas untuk memenuhi

pasaran dalam negeri. Tetapi tidak tertutup kemungkinan kita mampu bersaing di

pasaran internasional. Faktor- faktor yang menjadi barometer naik- turunnya

harga pasaran buah semangka di dalam negeri adalah banyaknya hasil buah yang

dipanen pada saat bersamaan. Masuknya benih- benih semangka impor

mempunyai beberapa daya tarik yang kuat, sebab buah semangka tersebut mampu

merebut pasaran sejajar dengan buah- buahan jenis lain yang sebagian masih

didatangkan dari luar negeri. Kenyataan demikian menjadikan permintaan pasar

buah semangka semakin meningkat. Terlebih saat buah yang didatangkan dari

daerah- daerah penghasil tadi relatif sedikit jumlahnya, sehingga harganya pun

melonjak beberapa kali lipat (Wihardjo, 1993).

Desa- desa di Kecamatan Adipala yang menanam komoditas semangka

meliputi Welahan Wetan, Glempangpasir, Karangbenda, dan Bunton. Petani

semangka di Kecamatan Adipala semakin lama semakin berkurang, hal ini

disebabkan karena curah hujan yang ekstrim, lahan yang biasanya untuk menanam

semangka sekarang digunakan untuk penghijauan pantai dan berubah jadi lahan

sawah yang basah. Perubahan iklim merupakan kejadian alam yang berdampak

terhadap perubahan pola tanam dan penurunan produksi. “Pranata mangsa” dan

Page 3: Usaha Tani Semangka

3

“Kertamasa” yang dalam sejarah dan budaya bercocok tanam dijadikan sebagai

pemandu penerapan pola tanam tidak dapat dipedomani sepenuhnya karena

pergeseran awal musim akibat perubahan iklim yang menyebabkan gagal panen

(Syahbuddin, H dan Runtunuwu,E., 2008). Potensi di Kecamatan Adipala

meliputi potensi lahan dan sumber daya manusianya. Lahan di Kecamatan

Adipala meliputi lahan pantai dan sawah (Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian

Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Adipala, 2010).

Tanaman semangka pada tahun 2007 sangat berkembang pesat yaitu luas

lahan untuk budidaya semangka di Kecamatan Adipala mencapai 36 Ha, hal ini

disebabkan karena cuaca saat itu musim keringnya lebih lama dari pada musim

hujannya. Produksi semangka per Ha biasanya 13 ton- 15 ton. Cuaca yang ekstrim

pada tahun 2010 menyebabkan panen semangka di Kecamatan Adipala menurun.

Selama tahun 2010 petani melakukan dua kali musim tanam, yaitu pada bulan

januari awal dan juni awal. Salah satu contohnya musim tanam awal juni 2010

yang dipanen pada akhir Juli 2010, setiap luas lahan sebesar dua Ha menghasilkan

produksi 21 ton dengan harga semangka Rp. 1.200,00 per kilogram. Disamping

cuaca yang ekstrim, lahan yang biasanya untuk menanam semangka sekarang

digunakan untuk penghijauan pantai dan sawah yang basah (Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Adipala, 2010),

dengan meningkatnya jumlah produksi semangka belum tentu penghasilan petani

meningkat karena harga jual semangka pada saat panen sangat berpengaruh

terhadap penghasilan petani semangka.

Page 4: Usaha Tani Semangka

4

Lahan pantai di Kecamatan Adipala sangat cocok untuk menanam

semangka, memungkinkan apabila ditanam semangka buah yang dihasilkan akan

bagus dan kualitasnya bagus sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Petani semangka yang konsisten menanam semangka kehidupannya semakin

makmur dibandingkan dengan petani semangka yang menanam hanya pada

musim tertentu. Pada saat permintaan buah semangka di Pasar banyak padahal

yang menanam semangka hanya sedikit, maka secara otomatis harga buah

semangka menjadi naik, sehingga petani yang konsisten menanam semangka akan

mendapat keuntungan yang lebih tinggi. Tanaman semangka mudah

dibudidayakan dan waktu dari awal tanam sampai panen hanya kurang lebih 90

hari sudah bisa dipanen. Perkembangan teknologi yang semakin maju dapat

mengatasi masalah dalam budidaya semangka. Tanaman semangka merupakan

buah yang paling banyak ditanam di Kecamatan Adipala, sehingga peneliti

mengambil komoditas buah semangka sebagai objek penelitian.

Petani dalam berusaha tani selalu bertujuan untuk memperoleh pendapatan

yang tinggi. Pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: harga jual

produk, biaya produksi dan volume penjualan. Besar kecilnya biaya produksi

dipengaruhi oleh penggunaan faktor- faktor produksi seperti bibit, pupuk dan

tenaga kerja. Lahan pantai di Kecamatan Adipala cocok untuk usahatani

semangka. Petani semangka di Kecamatan Adipala semakin lama semakin

berkurang, padahal permintaan semangka di Pasar semakin meningkat. Luas lahan

pada tahun 2010 semakin menurun namun pada musim tanam berikutnya yaitu

tahun 2011 petani semangka tetap mengusahan usahatani semangka, sehingga

Page 5: Usaha Tani Semangka

5

peneliti tertarik untuk melakukan analisis finansial usahatani semangka di

Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap pada saat luas lahan menurun yaitu pada

tahun 2010.

B. Identifikasi Masalah

Desa Welahan Wetan, Glempangpasir, Karangbenda, dan Bunton

merupakan desa berpotensi untuk menghasilkan buah semangka di Kecamatan

Adipala. Kecamatan Adipala terletak di daerah rendah pantai, kadaan iklim suhu

udara yaitu 230 C- 280 C sehingga suhu di Kecamatan Adipala sesuai dengan

syarat tumbuh tanaman semangka, sehingga banyak petani yang menanam

semangka. Petani semangka di Kecamatan adipala ada yang kehidupanya makmur

namun ada juga yang hanya cukup untuk hidup saja. Permasalahan yang dihadapi

petani semangka di Kecamatan Adipala adalah curah hujan yang ekstrim, lahan

yang biasanya untuk menanam semangka sekarang digunakan untuk penghijauan

pantai dan berubah jadi lahan sawah yang basah. Meskipun mempunyai berbagai

kendala yang harus dihadapi dalam usahatani semangka, akan tetapi petani

semangka di Kecamatan Adipala sangat berharap usahatani yang dijalankannya

dapat menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perlu adanya kajian finansial

untuk mengetahui sejauh mana usahatani yang dijalankanya memberikan manfaat

dan keuntungan.

Produksi semangka yang semakin banyak belum tentu menghasilkan

pendapatan yang semakin besar, karena harga semangka berpengaruh terhadap

penerimaan. Harga buah semangka pada saat hari biasa masih stabil, namun pada

saat panen raya harga buah semangka menjadi rendah atau murah, sehingga

Page 6: Usaha Tani Semangka

6

berpengaruh terhadap pendapatan petani semangka. Bahan pertimbangan bagi

petani dalam mengambil keputusan untuk melaksanakan kegiatan usahatani

semangka selain aspek teknis tentang bagaimana cara petani mengalokasikan

faktor produksi untuk menghasilkan produk yang tinggi, juga aspek ekonomi

yaitu tentang biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk melaksanakan kegiatan

tersebut. Tingginya hasil produksi belum tentu menghasilkan peningkatan

pendapatan, sehingga dengan pemilihan alternatif usahatani semangka tersebut

petani mengharapkan pendapatan yang lebih tinggi. Kajian finansial sangat

diperlukan oleh petani di Kecamatan Adipala.

Analisis yang digunakan dalam kajian finansial usahatani semangka

diantaranya adalah analisis biaya dan pendapatan, analisis Break Even Point

(BEP), analisis Revenue Cost Ratio (R/C ratio). Total biaya dalam usahatani

adalah jumlah dari biaya tetap ditambah dengan biaya tidak tetap. Pendapatan

usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Analisis Break Even

Point merupakan cara untuk mengetahui batas penjualan minimal agar suatu

perusahaan tidak menderita kerugian tetapi belum memperoleh laba atau laba

sama dengan nol. Analisis rasio penerimaan dan biaya (R/C Rasio) merupakan

rasio antara penerimaan yang diperoleh sebagai pendapatan kotor dan biaya yang

dikeluarkan. Efisien tidaknya suatu usaha yang dijalankan berkaitan dengan

penggunaan modal, maka digunakan rasio biaya penerimaan (Revenue Cost Ratio)

yang merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya

produksi yang dikeluarkan. Tolak ukur yang digunakan yaitu apabila rasio

penerimaan dan biaya lebih dari satu, maka dapat dikatakan bahwa usaha tersebut

Page 7: Usaha Tani Semangka

7

telah efisien, jika rasio penerimaan dan biaya sama dengan satu berarti usaha

impas dan bila rasio penerimaan dan biaya kurang dari satu maka usaha tersebut

tidak efisien.

Petani juga perlu mengetahui kemampuan suatu usaha dalam

mengembalikan modal yang telah ditanamkan dengan menggunakan analisis

Return on Invesment (ROI), ROI merupakan nilai keuntungan yang diperoleh

petani dari setiap jumlah uang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu.

Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal yang

telah dikeluarkan oleh petani. Analisis jangka waktu pengembalian modal

(payback period) menunjukkan berapa lama suatu investasi akan bisa kembali.

Informasi biaya diperlukan oleh petani untuk dapat mengukur apakah kegiatan

usahatani yang dijalankan menghasilkan laba atau tidak, selain itu juga dapat

sebagai dasar untuk merencanakan alokasi biaya input untuk menghasilkan

output.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Berapakah biaya dan pendapatan usahatani semangka di Kecamatan Adipala?

2. Berapakah volume produksi dan penerimaan pada saat titik impas atau Break

Even Point (BEP) usahatani semangka di Kecamatan Adipala?

3. Berapakah perimbangan penerimaan dan biaya atau Revenue Cost Ratio (R/C)

yang dihasilkan dalam usahatani semangka di Kecamatan Adipala?

Page 8: Usaha Tani Semangka

8

4. Berapakah besarnya Return on Invesment (ROI) dan jangka waktu

pengembalian modal (Payback Period) usahatani semangka di Kecamatan

Adipala?

C. Pembatasan Masalah

1. Data yang digunakan adalah data usahatani semangka periode 2010/2011

2. Faktor lain yang tidak diteliti dianggap tetap

D. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui biaya dan pendapatan usahatani semangka di Kecamatan Adipala

2. Mengetahui volume produksi dan penerimaan pada saat titik impas atau

Break Even Point (BEP) usahatani semangka di Kecamatan Adipala

3. Mengetahui perimbangan penerimaan dan biaya atau Revenue Cost Ratio

(R/C) yang dihasilkan dalam usahatani semangka di Kecamatan Adipala

4. Mengetahui kemampuan usaha dalam menghasilkan keuntungan yang akan

digunakan menutup investasi yang dikeluarkan serta menghitung jangka

waktu pengembalian modal.

Page 9: Usaha Tani Semangka

9

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:

1. Memberikan informasi kepada petani berkaitan dengan kajian finansial

usahatani semangka di Kecamatan Adipala.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi dinas terkait dalam menentukan kebijakan

yang berhubungan dengan pengembangan usahatani semangka di Kecamatan

Adipala.

3. Sebagai bahan kajian dan informasi bagi penelitian selanjutnya.

Page 10: Usaha Tani Semangka

10

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Kedudukan hortikultura dalam kehidupan sehari- hari semakin penting

sebagai sumber vitamin dan mineral, selain itu juga sebagai bahan baku berbagai

produk olahan. Pengusahaan hortikultura khususnya buah- buahan kini mulai

dilakukan secara monokultural dan dikelola dengan pola agribisnis. Tanaman

hortikultura dapat dikelompokkan menjadi tanaman buah- buahan, sayuran,

tanaman hias dan tanaman obat. Buah- buahan yang ditanam masyarakat Adipala

sangat beragam.

Buah yang digunakan dalam penelitian ini adalah semangka, karena

merupakan buah yang paling banyak ditanam di Kecamatan Adipala. Input

merupakan faktor penting dalam melakukan usahatani semangka. Input dalam

usahatani semangka meliputi lahan, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan

mulsa (Harri, 2005). Usahatani semangka akan menghasilkan output berupa fisik

dan ekonomi. Output fisik berupa produk semangka, sedangkan output

ekonominya berupa pendapatan. Besarnya input akan berpengaruh terhadap hasil

output ekonominya. Petani pada umumnya tidak mempunyai catatan usahatani

(farm recording), sehingga sulit bagi petani untuk melakukan analisis

usahataninya. Petani hanya mengingat- ingat cash flow (anggaran arus uang tunai)

yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ingatan itu tidak terlalu jelek, karena

mereka masih ingat bila ditanya tentang berapa output yang mereka peroleh dan

berapa input yang mereka gunakan. Tentu saja teknik pengumpulan datanya harus

baik dan benar (Soekartawi, 1995).

Page 11: Usaha Tani Semangka

11

Suatu usahatani memerlukan proses analisis finansial agar dapat mengetahui

berhasil atau tidaknya usahatani dalam menjalankan usahanya. Analisis finansial

dapat menggunakan beberapa analisis salah satunya yaitu analisis biaya dan

pendapatan. Unsur- unsur biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi seperti

penyusutan peralatan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya selalu berubah

sesuai dengan jumlah produksi. Produk yang dihasilkan dari korbanan biaya tetap

dan biaya variabel kemudian dijual. Hasil dari penjualan disebut penerimaan.

Penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah produk yang terjual dengan

harga jual produk. Setelah diperoleh penerimaan, dapat diketahui pendapatan yang

diperoleh perusahaan yaitu dari selisih antara penerimaan total dengan

pengeluaran total. Pengeluaran total diperoleh dari hasil penjumlahan antara total

biaya tetap dan biaya variabel (Soekartawi, 1995).

Analisis titik impas atau Break Even Point (BEP) merupakan suatu metode

yang bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu usaha tani berada pada kondisi

hasil usaha diperoleh sama dengan yang dikeluarkan atau dengan kata lain usaha

dijalankan tidak untung dan tidak rugi. Penghitungan yang dilakukan terdiri dari

Break Even Point (BEP) berdasarkan unit dan rupiah (Sutrisno, 2009).

Analisis lain yang digunakan dalam proses analisis finansial adalah Analisis

Revenue Cost Ratio (R/C). Perimbangan penerimaan dan biaya (Revenue Cost

Ratio) merupakan perbandingan antara penerimaan total dan biaya total. Analisis

ini diperlukan untuk mengetahui apakah suatu usaha dianggap menguntungkan

atau tidak. Hal tersebut berkaitan dengan pertimbangan atas keberlanjutan suatu

Page 12: Usaha Tani Semangka

12

usaha. Suatu usaha dianggap menguntungkan dan perlu dikembangkan apabila

nilai R/C ratio lebih dari satu. Suatu usaha hanya mampu menghasilkan

penerimaan yang cukup untuk menutup biaya dikeluarkan berada pada posisi

tidak untung dan tidak rugi (break even point), R/C ratio sama dengan satu. Suatu

usaha dianggap tidak menguntungkan apabila nilai R/C ratio kurang dari satu,

(Soekartawi, 1995). Return on Invesment (ROI) merupakan kempuan perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan.

Skema kerangka pemikiran kajian finansial usaha tani semangka di

Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 13: Usaha Tani Semangka

13

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Hortikultura

Buah- buahan Sayuran Tanaman Hias

Semangka Non Semangka

Input Hasil Usahatani

Fisik Ekonomi

Keberlanjutan usahatani semangka

Usahatani

Analisis Biaya dan pendapatan

Analisis Break Even Point

Analisis Revenue Cost (R/C)

Tanaman Obat

Return on Invesment (ROI) dan Payback Period

Page 14: Usaha Tani Semangka

14

III. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan metode survei yaitu suatu metode penelitian

dengan mendasarkan suatu pengamatan dan penyelidikan langsung pada beberapa

sampel untuk memberi keterangan yang lebih jelas dan valid tentang sesuatu

masalah sehingga didapatkan data representatif (Teken,1965).

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Welahan Wetan, Glempangpasir,

Karangbenda, dan Bunton. Pemilihan lokasi penelitian dipilih secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan penghasil buah

semangka di Kecamatan Adipala. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan

Juni 2011.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian ini adalah petani semangka yang menanam

semangka pada musim tanam 2010/2011 di Kecamatan Adipala Kabupaten

Cilacap.

C. Rancangan Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel petani dilakukan dengan cara sensus karena populasi

petani semangka sedikit yaitu 62 petani. Subjek penelitian kurang dari 100 lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi

(Arikunto, 2002). Penentuan petani sampel adalah petani semangka yang

melaksanakan usahatani pada musim tanam 2010/2011.

Page 15: Usaha Tani Semangka

15

Sebaran populasi petani semangka di Kecamatan Adipala terletak di empat Desa

yaitu:

1. Desa Welahan Wetan sebanyak 20 petani.

2. Desa Glempangpasir sebanyak 30 petani.

3. Desa Karangbenda sebanyak 2 petani.

4. Desa Bunton sebanyak 10 petani.

Total Petani sebanyak 62 petani.

D. Metode Pengambilan Data dan Jenis Data

1. Metode Pengambilan Data

a. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan suatu cara pengumpulan

data memakai daftar pertanyaan yang telah disiapkan dengan mengadakan

tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan

penelitian.

b. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara meninjau dan

mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti.

c. Studi pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mempelajari hasil- hasil

penelitian, literatur, internet serta sumber lain yang relevan dengan

penelitian.

Page 16: Usaha Tani Semangka

16

2. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari wawancara

dengan petani semangka berdasarkan daftar pertanyaan yang dipersiapkan

sebelumnya. Data yang diambil dari petani sampel yaitu biaya usahatani

dan pendapatan petani.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung atau data penunjang yang

diperoleh dari sumber tidak langsung yaitu instansi atau lembaga terkait

dengan penelitian, internet dan pustaka yang menunjang kegiatan

penelitian.

E. Variabel dan Pengukuran

Variabel dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Produksi semangka, yaitu jumlah semangka yang dihasilkan petani semangka

dalam satu kali proses produksi dihitung dengan satuan kilogram.

2. Biaya total adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan produsen untuk

membiayai usahatani semangka dalam satu kali proses produksi. Biaya bisa

digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Biaya tetap, yaitu biaya yang nilainya tidak tergantung pada besar

kecilnya volume produksi, dinyatakan dalam satuan rupiah.

b. Biaya variabel, yaitu biaya yang nilainya bergantung pada besar kecilnya

volume produksi, dinyatakan dalam satuan rupiah.

Page 17: Usaha Tani Semangka

17

3. Harga semangka adalah harga jual semangka yang diterima petani, dinyatakan

dengan satuan rupiah per kilogram.

4. Penerimaan, yaitu hasil penjualan semangka selama satu kali proses produksi.

Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara jumlah produk dengan harga

produk perkilogram. Penerimaan dinyatakan dengan satuan rupiah.

5. Pendapatan atau keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya

total, dinyatakan dalam satuan rupiah per proses produksi.

F. Metode Analisis Data

Beberapa alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Analisis Biaya dan Pendapatan

Biaya tetap dalam usahatani semangka, yaitu biaya yang jumlahnya tidak

dipengaruhi oleh jumlah semangka yang diproduksi, sedangkan biaya variabel

adalah biaya yang jumlahnya selalu berubah sesuai dengan jumlah semangka

yang diproduksi.

a. Biaya Total

Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.

Besarnya biaya total dapat diketahui dengan menggunakan persamaan

(Soekartawi, 1995) :

TC = FC + VC

Keterangan :

TC : Total Cost (biaya total), satuan rupiah

FC : Fixed Cost (biaya tetap), satuan rupiah

Page 18: Usaha Tani Semangka

18

VC : Variable Cost (biaya variabel), satuan rupiah

Penyusutan digunakan untuk menghitung peralatan usahatani yang dapat

dipakai lebih dari satu musim tanam. Rumus penyusutan menurut

(Sutrisno,2001) sebagai berikut:

Penyusutan = ����� �������� ����

� �� ����� ��

b. Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk dengan harga

jual produk. Penerimaan pada usahatani semangka di Kecamatan Adipala

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 1995):

TR = P x Q

Keterangan:

TR : Total Revenue (penerimaan total), satuan rupiah

P : Price (Harga), satuan rupiah per kilogram

Q : Quantity (jumlah barang), dalam satuan kilogram

c. Pendapatan

Pendapatan bersih atau keuntungan usaha diperoleh dari selisih antara

penerimaan total dengan pengeluaran total. Pendapatan secara matematis

dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1995):

Pd = TR - TC

Keterangan:

Pd : Pendapatan (keuntungan), satuan rupiah

TR : Total Revenue (penerimaan total), satuan rupiah

TC : Total Cost (biaya total), satuan rupiah

Page 19: Usaha Tani Semangka

19

2. Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisis untuk

mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan

volume kegiatan. Break Even Point (BEP) secara matematis dapat dirumuskan

sebagai berikut (Riyanto,2001):

a. BEP unit = ��

��

b. BEP rupiah = ��

� ��

Keterangan:

P = Harga jual per unit, satuan rupiah

V = Biaya variabel per unit, satuan rupiah

FC = Biaya tetap, satuan rupiah

VC = Biaya variabel, satuan rupiah

S = Volume penjualan, satuan kilogram

Q = Jumlah unit/ kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual, satuan

kilogram

3. Analisis Revenue Cost Ratio(R/C)

R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total dan biaya

total. R/C ratio digunakan untuk menganalisis penerimaan yang diperoleh dari

usahatani, menunjukan penggunaan satu satuan biaya yang digunakan untuk

menghasilkan sejumlah penerimaan. R/C ratio dapat dirumuskan sebagai

berikut (Soekartawi, 1995):

Page 20: Usaha Tani Semangka

20

R/C = ��.�

�����

Keterangan:

R/C = Revenue Cost Ratio

Py = Harga satuan produk yang dihasilkan, satuan rupiah

Y = Jumlah produk yang dihasilkan, satuan kilogram

FC = Biaya Tetap (fixed cost), satuan rupiah

VC = Biaya Variabel (variable cost), satuan rupiah

Kriteria:

R/C > 1, berarti usahatani tersebut menguntungkan dan usaha tani tersebut

perlu untuk dikembangkan

R/C = 1, berarti usahatani tersebut memberikan penerimaan yang hanya

cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan

R/C < 1, berarti usahatani tersebut tidak menguntungkan sehingga usahatani

tersebut tidak perlu dilanjutkan

4. Return on Invesment (ROI)

ROI digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan

untuk menghasikan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi

yang telah dikeluarkan. Rumus ROI menurut Soekartawi (1993), sebagai

berikut:

ROI = ���� �����

!���� "� �� ���#���� x 100 %

Page 21: Usaha Tani Semangka

21

Jangka waktu pengembalian modal dapat diketahui melalui rumus sebagai

berikut:

Jangka waktu pengembalian = �

$%& x waktu proses produksi

G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Jenis Kegiatan Bulan ke-

I II III IV V VI Persiapan Xxx Survei Pendahuluan Xxx Pengumpulan Data xxx Pengolahan dan Analisis Data xxx xxx Penyusunan Skripsi xxx xxx xxx