BAB II Lapkas
description
Transcript of BAB II Lapkas
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 1/15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru yang disebabkan oleh infeksi akut, biasanya
disebabkan oleh mikroorganisme, dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi,
radiasi,dll).
Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada system
pernafasan adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya
mengenai bronkus dan juga mengenai alveolus disekitarnya. Proses peradangan menyebar
membentuk bercak-bercak infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan
bronkus terminal.
Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak
dinegara berkembang, diperkirakan hampir seperlima kematian anak di sseluruh dunia (lebih
kurang 2 juta anak) disebabkan oleh pneumonia, sebagian besar terjadi di frika dan sia
!enggara. Penyebab utama pneumonia adalah "treptococcus pneumonia, #aemophilus influen$a,
dan "taphylococcus aureus.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama
beberapa hari. "uhu badan dapat naik secara mendadak %&-' derajat dan mungkin disertai oleh
kejang karena demam yang tinggi. elajanya dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai
pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak
dijumpai pada a*al penyakit, setelah beberapa hari barulah batuk timbul dimana pada a*alnya
timbul batuk kering kemudian menjadi produktif.
Penyakit bronkopneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angkakematiannya yang tinggi, dan tidak terjadi hanya di +egara berkembang seperti ndonesia tetapi
juga di +egara maju seperti merika "erikat. Berdasarkan penelitian didapati kejadian
bronkopneumonia di dunia sebanyak 2 juta kasus pertahun dengan jumlah kematian rata-rata
'. orang.
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 2/15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Bronkopne!onia
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran
bercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim
paru yang berdekatan di sekitarnya . Bronkopneumonia disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti jamur, bakteri, virus, dan benda asing lainnya.
2.2. Anato!i Pernapasan
rgan pernafasan berguna bagi transgportasi gas-gas dimana organ-organ pernafasan
tersebut dibedakan menjadi bagian dimana udara mengalir yaitu rongga hidung, pharyn/, laryn/,
trakhea,
dan bagian paru-paru yang berfungsi melakukan pertukaran gas-gas antara udara dan darah.
a. "aluran nafas bagian atas, terdiri dari0
1) #idung yang menghubungkan lubang-lubang sinus udara paraanalis yang masuk kedalam
rongga hidung dan juga lubang-lubang naso lakrimal yang menyalurkan air mata kedalam bagian
ba*ah rongga nasalis kedalam hidung.
2) Paryn/ (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar teanggorokan sampai
persambungannya dengan esophagus pada ketinggian tulang ra*an krikid maka letaknya di
belakang hidung (naso faryn/), dibelakang mulut(oro laryn/), dan dibelakang farin/ (farin/
laryngeal).
b. "aluran pernafasn bagian ba*ah terdiri dari 0
1) aryn/ (!enggorokan) terletak di depan bagian terendah pharny/ yang memisahkan dari
kolumna vertebra, berjalan dari farine-farine sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakhea di ba*ahnya.
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 3/15
2) !rachea (Batang tenggorokan ) yang kurang lebih & cm panjangnya trachea berjalan dari
laryn/ sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis ke lima dan ditempat ini bercabang menjadi
dua bronchus (bronchi).
%) Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebralis
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea yang dilapisi oleh jenis sel yang
sama. 3abang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris. Bronchus kanan lebih pendek, lebih
besar dan merupakan lanjutan trachea dengan sudut lancip. 4eanehan anatomis ini mempunyai
makna klinis yang penting.!abung endotrachea terletak sedemikian rupa sehingga terbentuk
saluran udara paten yang mudah masuk kedalam cabang bronchus kanan. 4alau udara salah
jalan, makap tidak dapat masuk kedalam paru-paru akan kolaps (atelektasis).!api arah bronchus
kanan yang hampir vertical maka lebih mudah memasukkan kateter untuk melakukan
penghisapan yang dalam. 5uga benda asing yang terhirup lebih mudah tersangkut dalam
percabangan bronchus kanan ke arahnya vertikal. 3abang utma bronchus kanan dan kiri
bercabang-cabang lagi menjadi segmen lobus, kemudian menjadi segmen bronchus. Percabangan
ini terus menerus sampai cabang terkecil yang dinamakan bronchioles terminalis yang
merupakan cabang saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveolus.Bronchiolus terminal
kurang lebih bergaris tengah 1 mm.bronchiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang ra*an, tetapi
di kelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah, semua saluran udara diba*ah
bronchiolus terminalis disebut saluran pengantar udara karena fungsi utamanya dalah sebagai
pengantar udara ketemapat pertukaran gas paru-paru.6iluar bronchiolus terminalis terdapat
asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru, tempat pertukaran gas. sinus terdiri
bronchiolus respiratorius, yang kadang- kadang memiliki kantung udara kecil atau alveoli yang
bersal dari dinding mereka.6uktus alveolaris yang seluruhnya dibatasi oleh alveolus dan sakus
alveolaris terminalis merupakan struktur akhir paru-paru.
') Paru merupakan organ elastik berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga toraks atau dada.
4edua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum central yang mengandung jantung dan
pembuluh-pembuluh darah besar."etiap paru mempunyai apeks (bagian atas paru) dan
dasar.Pembuluh darah paru dan bronchial, bronkus, saraf dan pembuluh limfe memasuuki tiap
paru pada bagian hilus dan membentuk akar paru.Paru kanan lebih daripada kiri,paru kanan
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 4/15
dibagi menjadi tiga lobus dan paru kiri dibagi menjadi dua lobus. obus-lobus tersebut dibagi
lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronchusnya. Paru kanan dibagi menjadi
1 segmen sedangkan paru dibagi 1 segmen.Paru kanan mempunyai % buah segmen pada lobus
inferior, 2 buah segmen pada lobus medialis, buah pada lobus superior kiri. Paru kiri
mempunyai buah segmen pada lobus inferior dan buah segmen pada lobus superior.!iap-tiap
segmen masih terbagi lagi menjadi belahanbelahan yang bernama lobules. 6idalam lobolus,
bronkhiolus ini bercabang- cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus.!iap duktus
alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara ,2- ,%mm. etak paru dirongga dada
di bungkus oleh selaput tipis yang bernama selaput pleura.
Pleura dibagi menjadi dua 0
1.) Pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus
paru.
2.) Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. ntara kedua pleura ini
terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura.Pada keadaan normal, kavum pleura ini
vakum (hampa udara)sehingga paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan
(eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan gesekan
antara paru dan dinding se*aktu ada gerakan bernafas. !ekanan dalam rongga pleura lebih
rendah dari tekanan atmosfir, sehingga mencegah kolpas paru kalau terserang penyakit, pleura
mengalami peradangan, atau udara atau cairan masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan
paru tertekan atau kolaps.
2.". #isiologi Pernapasan
a. Pernafasan paru (pernafasan pulmoner)
7ungsi paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida pada pernafasan melalui
paru 8 pernafasan eksternal, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut, pada *aktu bernafas
oksigen masuk melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli, dan erat hubungan dengan darah di
dalam kapiler pulmonaris. #anya satu lapisan membrane yaitu membrane alveoli kapiler,
memisahkan oksigen dari darah, darah menembus dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan diba*a ke jantung. 6ari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. 6arah
meninggalkan paru pada tekanan oksigen mm#g dan pada tingkatan #b &9 jenuh oksigen.
6idalam paru, karbondioksida salah satu buangan metabolsme menembus membrane kapiler dan
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 5/15
kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronchial dan trachea di lepaskan keluar melalui
hidung dan mulut.
:mpat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner pernafasan eksterna0
1.) ;entilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar udara
dalam alveoli dengan udara luar.
2.) rus darah melaui paru, darah mengandung oksigen masuk keseluruh tubuh, karbondioksida
dari seluruh tubuh masuk paru.
%.) 6istribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlahnya yang bisa dicapai untuk
semua bagian.
'.) 6ifusi gas yang membrane alveoli dan kapiler, karbondioksida lebih mudah berdifusi
daripada oksigen.
b. Pernafasan jaringan (pernafasn interna)
6arah yang menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari
seluruh tubuh dan mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. "el jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah
menerima sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida. Perubahan < perubahan
berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernafasan eksterna dan
pernafasan interna atau pernafasan jaringan.
=dara (atmosfer) yang dihirup0
ksigen 0 29
4arbondioksida 0 -,'9
=dara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
=dara yang dihembuskan0
+itrogen 0>&9
ksigen 01?9
4arbondioksida 0'-,'9
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 6/15
=dara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhunyang sama dengan badan
(2 persen panas badan hilang untuk pemanasan uadra yang dikeluarkan ).
c. 6aya muat paru
Besarnya daya muat udara dalam paru ' ml- ml (', < liter).=dara diproses
dalam paru (inspirasi dan ekspirasi) hanya 19 kurang lebih ml disebut juga udar a pasang
surut (tidal air) yaitu yang dihirup dan yang dihembuskan pada pernafasan biasa. Pada seorang
laki- laki normal ('- liter) dan pada seorang perempuan (%-' liter). 4apasitas (h) berkurang
pada penyakit paruparu) dan pada kelemahan otot pernafasan.
d. Pengendalian pernafasan
@ekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor uatam yaitu kimia*i dan
pengendalian saraf. danya factor tertentu, merangsang pusat pernafasan yang terletak didalm
medulla oblongata, kalau dirangsang mengeluarkan impuls yang disalurkan melalui saraf spiralis
ke otot pernafasan ( otot diafragma atau interkostalis).
1) Pengendalian oleh saraf
Pusat pernafasan adalah suatu pusat otomatik dalam medulla oblongata mengeluarkan
impuls eferen ke otot pernafasan, melalui radik saraf sevikalis diantarkan ke diafragma oleh saraf
frenikus. mpuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostalis yang
kecepatannya kira- kira 1 kali setiap menit.
2.) Pengendalian secara kimia
Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi 0
7rekuensi kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan, pusat pernafasan dalam sumsum sangat
peka sehingga kadar alkali harus tetap dipertahankan, karbondioksida adalah preduksi asam
metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernafasan untuk mengirim
keluar impuls saarf yang bekerja atas otot pernafasan.
e. 4ecepatan pernafasan
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 7/15
4ecepatan pernafasan secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi dan kemudian
istirahat, pada bayi ada kalanya terbalik, inspirasi- istirahat <ekspirasi, disebut juga pernafasan
terbalik.
nspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. 4ontraksi
diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ba*ah, yaitu vertical.4enaikan igaiga dan
sternum, yang ditimbulkan oleh kontaksi otot interkostalis, meluaskan romgga dada kedua sisi
dari belakang ke depan. Paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang
membesar itu dan udara ditarik masuk kedalam saluran udara, otot interkostalis eksterna diberi
peran sebagai otot tambahan hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar. Pada ekspirasi, udara
dipaksa oleh pengendoran otot dan karena paru kempes kembali, disebakan sifat elastis paru itu
gerakan ini adalah proses pasif. 4etika pernafasan sangat kuat, gerakan dada bertambah, otot
leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. tot sebelah belakang dan
abdomen juga diba*a bergerak.
f. 4ebutuhan tubuh akan oksigen
6alam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut oksigen dapat diatur menurut
keperluan orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya, kalau tidak mendapatkannya selam
kurang lebih ' menit dapat mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat perbaiki dan
biasanya pasien meninggal. 4eadaan genting timbul bila misalnya seorang anak menutupi kepala
dan mukanya dengan kantong plastic menjadi lemas. !etapi hanya penyadiaaan oksigen
berkurang, maka pasien menjadi kacau pikirannya, ia menderita ano/ia serebralis. #al ini terjadi
pada orang yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, oksigen yang
ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk bernafas atau tidak
dipindahkan ke udara yang normal, maka akan meninggal karena ano/emia. stilah lain adalah
hypo/emia atau hipoksia. Bila oksigen didalam darah tidak mencukupi maka *arna merahnya
hilang dan berubah menjadi kebiru- biruan, bibir telingga, lengan dan kaki pasien menjadi
kebiru- biruan dan keadaan itu disebut sianosis.
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 8/15
2.$. Patofisiologi
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang disebabkan
oleh bakteri staphylococcus, #aemophilus influen$a atau karena aspirasi makanan dan minuman.
6ari saluran pernafasan dengan gambaran sebagai berikut0
1. nfeksi saluran nafas bagian ba*ah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah
alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2. :kspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk kedalam saluran pencernaan
dam menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus,
peristaltic meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare
yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.%. #aktor &esiko1. 7aktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh
Penyakit kronik (misalnya penyakit jantung, PP4, diabetes, alkoholisme, a$otemia),
pera*atan di rumah sakit yang lama, koma, pemakaian obat tidur, perokok, intubasi
endotrakeal, malnutrisi, umur lanjut, pengobatan steroid, pengobatan antibiotik, *aktu
operasi yang lama, sepsis, syok hemoragik, infeksi berat di luar paru dan cidera paru akut
(acute lung injury) serta bronkiektasis
2. 7aktor eksogen adalah 0
a. Pembedahan 0Besar risiko kejadian pneumonia nosokomial tergantung pada jenis pembedahan, yaitu
torakotomi ('9), operasi abdomen atas (1>9) dan operasi abdomen ba*ah (9).
b. Penggunaan antibiotik 0ntibiotik dapat memfasilitasi kejadian kolonisasi, terutama antibiotik yang aktif
terhadap Streptococcus di orofaring dan bakteri anaerob di saluran pencernaan. "ebagai
contoh, pemberian antibiotik golongan penisilin mempengaruhi flora normal di orofaring
dan saluran pencernaan. "ebagaimana diketahui Streptococcus merupakan flora normal di
orofaring melepaskan bacterocins yang menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif.
Pemberian penisilin dosis tinggi akan menurunkan sejumlah bakteri gram positif dan
meningkatkan kolonisasi bakteri gram negatif di orofaring.c. Peralatan terapi pernapasan
4ontaminasi pada peralatan ini, terutama oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
bakteri gram negatif lainnya sering terjadi.
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 9/15
d. Pemasangan pipa8selang nasogastrik, pemberian antasid dan alimentasi enteral
Pada individu sehat, jarang dijumpai bakteri gram negatif di lambung karena asam
lambung dengan p# A % mampu dengan cepat membunuh bakteri yang tertelan.
Pemberian antasid 8 penyekat #2
yang mempertahankan p# ' menyebabkan
peningkatan kolonisasi bakteri gram negatif aerobik di lambung, sedangkan larutan
enteral mempunyai p# netral ?,' - >,.
e. ingkungan rumah sakit
C Petugas rumah sakit yang mencuci tangan tidak sesuai dengan prosedurC Penatalaksanaan dan pemakaiaan alat-alat yang tidak sesuai prosedur, seperti alat bantu
napas, selang makanan, selang infus, kateter dll
C Pasien dengan kuman @6D tidak dira*at di ruang isolasi
2.'. Diagnosa
2.'.1. (e)ala *an Tan*a
1. Pernafasan
ejala0
- +afas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk menetap dengan produksi sputum
setiap hari ( terutama pada saat bangun) selama minimum % bulan berturut- turut) tiap
tahun sedikitnya 2 tahun.- Produksi sputum (#ijau, putih8 kuning) dan banyak sekali.
- Di*ayat pneumonia berulang
- Biasanya terpajan pada polusi kimia8 iritan pernafasan dalam jangka panjang (misalnyarokok sigaret), debu8 asap (misalnya 0 asbes debu, batubara, room katun, serbuk gergaji).
- Pengunaaan oksigen pada malam hari atau terus < menerus.
!anda 0
- ebih memilih posisi tiga titik ( tripot) untuk bernafas, penggunaan otot bantu pernafasan
( misalnya 0 meninggikan bahu, retraksi supra klatikula, melebarkan hidung)
- 6ada 0 6apat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter P ( bentuk barel), gerakan
difragma minimal.- Bunyi nafas 0 4rekels lembab, kasar
- Earna 0 Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu- abu keseluruhan.
2. "irkulasi
ejala 0
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 10/15
- Pembengkakan ekstremitas ba*ah.
!anda 0
- Peningkatan tekanan darah
- Peningkatan frekuensi jantung 8 takikardi- 6isritmia 6istensi vena leher (penyakit berat) edema dependen, tidak berhubungan
dengan penyakit jantung- Bunyi jantung redup ( yang berhubungan dengan peningkatan diameter P dada).
- Earna kulit 8 membrane mukosa 0 normal atau abu-abu8 sianosis perifer. Pucat dapat
menunjukan anemia
%. @akanan 8 cairan
ejala 0- @ual 8 muntah
- +afsu makan buruk 8 anoreksia ( emfisema)- 4etidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan
!anda 0
- !urgor kulit buruk
- Berkeringat- Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali.
'. ktifitas 8 istirahat
ejala 0
- 4eletihan, malaise- 4etidakmampuan melakukan aktifitas sehari- hari karena sulit bernafas.
- 4etidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi .
- 6ispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas atau istirahat.
!anda 0
- 4eletihan- elisah8 insomnia
- 4elemahan umum 8 kehilangan masa otot
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 11/15
. ntegritas ego
ejala 0
- Peningkatan faktor resiko
!anda 0
- Perubahan pola hidup
- nsietas
- 4etakutan peka rangsang
?. #ygiene
ejala 0
- Penurunan kemampuan 8 peningkatan kebutuhan melakukan aktifitas sehari- hari!anda 0
- 4ebersihan buruk, dan bau badan.
>. 4eamanan
ejala 0
- Di*ayat alergi atau sensitive terhadap $at 8 factor lingkungan.- danya infeksi berulang.
2.'.2. Pe!eriksaan Penn)ang
=ntuk dapat menegakkan diagnose kepera*atan dapat digunakan cara0
1. Pemeriksaan laboratorium0
a. Pemeriksaan darah 0 Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
( meningkatnya jumlah neutrofil).
b. Pemeriksaan sputum0 Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
6igunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensifitas untuk
mendeteksi agen infeksius.
c. nalisa gas darah0 =ntuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 12/15
d. 4ultur darah0 =ntuk mendeteksi bakterimia
e. "ampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi0 =ntuk mendeteksi antigen mikroba.
2. Pemeriksaan radiologi
a) Dontgenogram thoraks0 @enunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. nfilrate multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan
haemofilus.
b) aringoskopi 8 bronkoskopi untuk menentukan apkah jalan nafas tersumbat oleh benda padat.
2.+. Penatalaksanaan
Beberapa pedoman dalam pengobatan pneumonia nosokomial ialah 0
1. "emua terapi a*al antibiotik adalah empirik dengan pilihan antibiotik yang harus mampu
mencakup sekurang-kurangnya &9 dari patogen yang mungkin sebagai penyebab,
perhitungkan pola resistensi setempat
2. !erapi a*al antibiotik secara empiris pada kasus yang berat dibutuhkan dosis dan cara
pemberian yang adekuat untuk menjamin efektiviti yang maksimal. Pemberian terapi
emperis harus intravena dengan sulih terapi pada pasien yang terseleksi, dengan respons
klinis dan fungsi saluran cerna yang baik.
%. Pemberian antibiotik secara de-eskalasi harus dipertimbangkan setelah ada hasil kultur yang
berasal dari saluran napas ba*ah dan ada perbaikan respons klinis.
'. 4ombinasi antibiotik diberikan pada pasien dengan kemungkinan terinfeksi kuman @6D
. 5angan mengganti antibiotik sebelum >2 jam, kecuali jika keadaan klinis memburuk
?. 6ata mikroba dan sensitiviti dapat digunakan untuk mengubah pilihan empirik apabila respons
klinis a*al tidak memuaskan. @odifikasi pemberian antibiotik berdasarkan data mikrobial
dan uji kepekaan tidak akan mengubah mortaliti apabila terapi empirik telah memberikan
hasil yang memuaskan.
!abel 1. !erapi antibiotik a*al secara empirik untuk #P atau ;P
pada pasien tanpa faktor risiko patogen @6D, onset dini dan
semua derajat penyakit (mengacu
!" 8 6" 2') Patogen
ntibiotik yang
direkomendasikan
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 13/15
potensial
C Streptocoocus pneumoniae
C Haemophilus influenzae
C @etisilin-sensitif
Staphylocoocus aureus
C ntibiotik sensitif basil ram
negatif enterik
- Escherichia coli
- Klebsiella pneumoniae
- Enterobacter spp
- Proteus spp- Serratia marcescens
Betalaktam F antibetalaktamase
(moksisilin klavulanat)
atau
"efalosporin % nonpseudomonal
("eftriakson, sefotaksim)
atau
4uinolon respirasi
(evofloksasin, @oksifloksasin)
!abel 2. !erapi antibiotik a*al secara empirik untuk #P atau ;P
untuk semua derajat penyakit pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen @6D (mengacu !" 8
6" 2') Patogen potensial !erapi ntibiotik kombinasi
C Patogen @6D tanpa atau dengan patogen pada !abel 1
Pseudomonas aeruginosa
Klebsiella pneumoniae
(ESBL)
Acinetobacter sp
ethicillin resisten
Staphylococcus aureus
(@D")
"efalosporin antipseudomonal
("efepim, seftasidim, sefpirom)ata
4arbapenem antipseudomonal
(@eropenem, imipenem)
ata
G-laktam 8 penghambat G laktamase
(Piperasilin < tasobaktam)
*ita!,a-
7luorokuinolon antipseudomonal
("iprofloksasin atau levofloksasin)
ata
minoglikosida
(mikasin, gentamisin atau
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 14/15
tobramisin)
*ita!,a-
inesolid atau vankomisin atau
teikoplanin
!abel %. 6osis antibiotik intravena a*al secara empirik
untuk #P dan ;P pada pasien dengan onset lanjut
atau terdapat faktor risiko patogen @6D (mengacu pada
Pasien yang
mendapatantibiotik
empirik yang
tepat, optimal
dan adekuat,
penyebabnya
bukan
P!aeruginosa dan
respons klinis
pasien baik serta
terjadi resolusi
gambaran klinis
dari infeksinya
!"86" 2') ntibiotik 6osis
"efalosporin antipseudomonal"efepim
"eftasidim
"efpirom
1-2 gr setiap H < 12 jam
2 gr setiap H jam
1 gr setiap H jam
4arbapenem
@eropenem
mipenem
Glaktam 8 penghambat G laktamase
Piperasilin-tasobaktam
minoglikosida
entamisin
!obramisin
mikasin
> mg8kg BB8hr
> mg8kg BB8hr
2 mg8kg BB8hr
4uinolon antipseudomonal
evofloksasin
"iprofloksasin
> mg setiap hari
' mg setiap H jam
;ankomisin 1 mg8kg BB812 jam
inesolid
!eikoplanin
? mg setiap 12 jam
' mg 8 hari
1 gr setiap H jam
mg setiap ? jam 8
1 gr setiap H jam
7/18/2019 BAB II Lapkas
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-lapkas-56d56d3d5787e 15/15
maka lama pengobatan adalah > hari atau % hari bebas panas. Bila penyebabnya adalah
P!aeruginosa dan Enterobacteriaceae maka lama terapi 1' < 21 hari.
2.. Ko!plikasi
4omplikasi dari bronkopneumonia adalah otitis media akut (@), terjadi apabila tidak
diobati maka sputum akan masuk ke dalam tuba eustasi sehingga menghalangi masuknya udara
ketelinga tengah dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik
kedalam timpus efusi. "elain itu juga bias mengakibatkan komplikasi atelektasis, empisema,
sampai meningitis.
2./. Prognosis
6engan pemberian antibiotic yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 19.
DA#TA& PUSTAKA
6epartemen 4esehatan Depublik ndonesia, 2. 6iabetes @elitus @asalah
4esehatan"erius,5akarta.http088***.depkes.go.id88inde/.phpI.optionJne*sKtaskJvieart
icleKidJ2%1KtmidJ2 ( cessed 2? 7ebuari 21').#arrison. 2. Prinsip-prinsip lmu Penyakit 6alam. :ditor bahasa ndonesia, hmad #. sdie.
:d.1%. 5akarta0 :3.
"udoyo E.., "etiyohadi B., l*i ., "imadibrata 4.@., "etiadi ". 2&. Buku jar lmu
Penyakit 6alam. 5ilid . :d. ;. 5akarta0 nterna Publishing.