Power Point Lapkas II

37
Psikiatri Nama kelompok : Berth S H Tukayo Firman Sangur Rosarario Ramandey Yayu D Ayomi

description

psikiatri

Transcript of Power Point Lapkas II

Page 1: Power Point Lapkas II

Psikiatri

Nama kelompok :

Berth S H Tukayo

Firman Sangur

Rosarario Ramandey

Yayu D Ayomi

Page 2: Power Point Lapkas II

DATA EPIDEMIOLOGI

Nama : An. N.T

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat/tanggal lahir : Abepura, 8 juli 2000

Umur : 14 tahun

Pendidikan : -

Status Pernikahan : Belum Menikah

Suku / Bangsa : Sentani /Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Pekerjaan : -

Page 3: Power Point Lapkas II

Alamat : Kampung Siporo, Sentani

Ruang Perawatan : GMO (Gangguan Mental Organik)

Tanggal M.R.S.J : 21 Maret 2015

Tanggal Pemeriksaan : 21 Maret 2015

Yang Mengantar : Ayah pasien

Alamat : Distrik Ebungfa Kampung Simporo, Sentani

Pemberi Informasi : Ayah dan Ibu pasien

Page 4: Power Point Lapkas II

I. Riwayat psikiatri

Keluhan utama

Riwayat ganggua

n sekarang

Riwayat gangguan dahulu

Riwayat keluarga

Pohon keluarga

Riwayat kehidupan pribadi

Page 5: Power Point Lapkas II

1. Keluhan Utama

Autoanamnesis• “saya tidak suka dengar anjing menggonggong, kalau

ada anjing menggonggong saya akan kejar dan bunuh anjing itu”

Membunuh seekor anjing milik

pamannya, dan memotong-motong

anjing tersebut.

Selalu merasa terganggu saat

mendengar anjing menggonggong sehingga pasien

akan mengejar dan memotong anjing

tersebut.

Emosi yang tinggi.

Heteroanamnesis (ayah pasien)

Page 6: Power Point Lapkas II

2. Riwayat gangguan sekarangPasien datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit

Jiwa Daerah (RSJD) Abepura diantar oleh Ayah pasien untuk ketiga kalinya, karena perubahan tingkah laku yang di alami pasien sejak 2 hari yang lalu. Pasien terlihat sangat emosi

dan marah saat mendengar ada suara anjing yang menggonggong, pasien sering memukul adik-adiknya,

memukul teman-temannya tanpa sebab dan membongkar-bongkar rumah tetangga. Sehari sebelum datang ke UGD RSJD Abepura, pasien sempat berobat ke Polikinik RSJD Abepura dan diberikan obat Halloperidol 2 mg (1-0-1),

Triheksilphenidil 2 mg (1-0-1), Lorazepam 0.5 mg (0-0-1), Phenobarbital 30 mg (1-0-1), Fenotoin 100 mg (1-0-1)

kemudian pasien dipulangkan ke rumah. Sampai di rumah, pasien kembali berperilaku aneh, pasien mengejar dan

membunuh seekor anjing milik pamannya yang menggonggong dan melintasi rumah pasien, pasien

memotong-motong tubuh anjing tersebut menjadi beberapa bagian. Setelah melakukan hal-hal tersebut, pasien

mengatakan kepada ayahnya kalau pasien merasa sangat menyesal dengan perbuatannya tersebut, tetapi pasien

selalu mengulangi perbuatannya tersebut sehingga keluarga pasien memutuskan untuk mengantarkan pasien

kembali ke RSJD Abepura untuk mendapatkan penangangan lebih lanjut.

Page 7: Power Point Lapkas II

3. Riwayat gangguan dahulu• Pasien pernah dibawa ke

RSJD Abepura sekitar bulan

Febuari 2015 untuk pertama

kalinya, pasien diberikan

obat namun keluarga pasien

(ayah dan ibu pasien) tidak

ingat obat apa yang

diberikan. Kemudian pasien

datang lagi kedua kalinya ke

poli RSJD Abepura tanggal 20

Maret 2015 untuk kontrol

dan ambil obat.

Riwayat Gangguan Psikiatri

• Saat berusia 7 bulan pasien pernah kejang-kejang saat pasien panas tinggi. Keluarga sempat membawa pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura dan pada saat dirawat, dokter yang menangani pasien pada saat itu mengatakan bahwa pasien kemungkinan tidak dapat sembuh normal, pasien kemungkinan akan cacat. Sejak saat itu, pasien jadi sering kejang sampai saat pasien dibawa ke RSJD Abepura bulan Febuari 2015 namun tidak disertai demam.

Riwayat Penyakit Dahulu (heteroanmnesis, ayah pasien)

• Pasien tidak pernah

menggunakan obat-

obatan atau zat

psikoaktif.

Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Page 8: Power Point Lapkas II

4. Riwayat keluarga

Pasien adalah anak kedua dari tujuh bersaudara yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 4 orang Perempuan. Dalam keluarga pasien, ada adik perempuan pasien (anak nomor 4) yang mengalami sakit seperti pasien.

Page 9: Power Point Lapkas II

Pohon keluarga:

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

+

++

:Menderita sakit yang sama dengan pasien

: Meninggal+

Page 10: Power Point Lapkas II

5. Riwayat kehidupan pribadi

• Pasien lahir secara normal dengan usia kelahiran cukup bulan, menurut keluarga

pasien, ibu pasien selalu kontrol di puskesmas sentani. Tidak ada masalah selama

masa kehamilan sampai kelahiran pasien.

Masa prenatal,pranatal dan perinatal

• Pada usia 7 bulan, saat pasien demam tinggi, pasien sempat kejang

dan dibawa ke RSUD Dok II. Menurut dokter yang menangani pasien

saat itu, kemungkinan pasien akan cacat setelah sembuh dari sakitnya.

Sejak saat itu, pasien jadi sering kejang-kejang ( dalam sehari pasien

biasa kejang sampai 5 kali dengan durasi waktu kejang sekitar 2 menit)

Masa Kanak-kanak awal (0-3 tahun )

• Pada masa ini pasien bermain dan melakukan aktivitas seperti anak-anak

seusianya, tetapi pasien tidak disekolahkan oleh kedua orangtuanya karena pasien

masih sering kejang dan sering memukul teman-temannya. Orang tua pasien kuatir

kalau penyakitnya akan kambuh saat di sekolah, sehingga keluarga pasien tidak

mengijinkan pasien bersekolah. Pasien belajar membaca, menulis dan berhitung

sendiri dengan menggunakan buku pelajaran milik adiknya.

Masa Kanak pertengahan ( usia 3-11 tahun)

Page 11: Power Point Lapkas II

Lanjutan …

• Pada masa ini, pasien bermain dengan teman sebaya pasien seperti anak-anak

lainnya, tetapi pasien suka memukul teman-teman dan adik-adiknya apabila

mereka membuat pasien merasa marah.

Masa Kanak Akhir ( pubertas – masa remaja)

• Riwayat pendidikan

• Pasien tidak pernah mendapatkan pendidikan formal karena keluarga pasien (Ayah dan Ibu pasien) khawatir jika pasien

disekolahkan, penyakitnya kambuh saat di sekolah.

• Aktivitas sosial

• Pasien biasa bermain bersama teman-teman dan adik pasien, tetapi pasien sangat marah saat di ganggu jika pasien lagi ingin

sendiri. Pasien bahkan bias memukul adik-adiknya saat pasien merasa sangat marah.

• Keagamaan

• Pasien dan seluruh anggota keluarga beragama Kristen Protestan. Menurut Ibu pasien, pasien rajin beribadah ke Gereja

setiap hari minggu, tetapi pasien kurang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kerohanian di Gereja.

• Situasi kehidupan sekarang

• Pasien saat ini tinggal bersama kedua orangtua pasien dan keempat adik pasien di rumah pasien yang terletak dekat danau.

• Riwayat Pelanggaran hukum

• Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.

• Riwayat Kehidupan Psikoseksual

• Pasien belum pernah terlibat hubungan asmara dengan lawan jenis.

Masa

Dewas

a

Page 12: Power Point Lapkas II

II. Status psikiatri

Deskripsi umum

Emosi

Gangguan

persepsi

Proses berpikir

Sensorium dan kognitif

Page 13: Power Point Lapkas II

1. Deskripsi umum

Penampilan

• Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, bertubuh gemuk berkulit coklat tua, berambut keriting pendek, bentuk wajah bulat. Pasien berpenampilan kurang rapi.

Kesadaran

• kualitas: Compos Mentis

• Kuantitas: GCS 15 (E4 M6 V5)

Perilaku dan Psikomotor

• Pasien tampak tenang, namun kurang bekerja sama saat di wawancara.

• Psikomotor normokinetik, pasien tidak melalukan kegiatan atau gerakan yang berlebihan atau yang tidak bertujuan.

Page 14: Power Point Lapkas II

Lanjutan ...

Bicara

• Pasien berbicara lambat

Sikap pasien terhadap

pemeriksa

• Pasien terlihat tidak fokus saat berhadapan dengan pemeriksa.

Orientasi

• Waktu Cukup

• Tempat Cukup

• Orang Cukup

Page 15: Power Point Lapkas II

Emosi Mood• disforik

Afek• tumpul

Gangguan persepsi

Halusinasi• Tidak terdapat

halusinasi

Ilusi• Tidak terdapat

ilusi

Proses berpikir

bentuk

• Inkoheren (Pembicaraan

pasien tidak dapat

dimengerti)

Isi pikiran

•Waham bizzare pada pasien

karena pasien selalu marah

saat mendengar suara

gonggongan anjing dan

timbul kemauan untuk

membunuh anjing tersebut.

Lanjutan Status psikiatri

2

3

4

Page 16: Power Point Lapkas II

Lanjutan status psikiatri…

• 1. Perhatian dan Konsentrasi• Distraktibilitas dimana pasien tidak mampu memusatkan pikirannya untuk

memperhatikan pertanyaan pemeriksa.• 2. Orientasi dan Memori• A. Orientasi waktu, tempat dan orang cukup.• B. Remote memori; Tidak dapat dievaluasi• C. Recent past memori; Tidak dapat dievaluasi• D. Recent memori: baik (pasien dapat mengingat makanan terakhir yang di komsumsi)• 3. Membaca dan Menulis

• Kemampuan membaca dan menulis pasien baik.• 4. Kemampuan visuospatial

• Tidak dapat di nilai (pasien menolak bekerja sama)• 5. Berpikir Abstrak

• Tidak dapat di nilai (pasien tidak mau menjawab pertanyaan)• 6. Penilaian dan Tilikan

• Penilaian cukup• Tilikan I (penyangkalan sama sekali).

Sensorium dan kognisi5

Page 17: Power Point Lapkas II

III. PEMERIKSAAN

DIAGNOSTIK LEBIH

LANJUTPemeriksaan

fisik

Pemeriksaan laboratoriumWawancara

dengan anggota keluarga

Page 18: Power Point Lapkas II

1. Pemeriksaan fisik

Status Internus

KU : Tenang

Kesadaran : Compos Mentis

TTV : TD :110/70 mmhg

N : 100x/menit

R : 20x/menit

S : 36,7˚C

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : Tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening

Thorax : I : Simetris, ikut gerak nafas

P : Vokal Fremitus dekstra sama dengan sinistra

P : sonor

A : suara nafas vesikuler

Page 19: Power Point Lapkas II

Lanjutan… Cor : I : Iktus kordis tidak terlihat

P : Thrill tidak teraba

P : Pekak

A : Bunyi Jantung I-II Reguler

Abdomen: I : Cembung

A :

P : Tidak dapat di nilai karena pasien tidak mau diperiksa

P :

Ekstremitas: akral teraba hangat, tidak edema, tidak ikterik, tidak Sianosis Status neurologi

Refleks Fisiologis :

Refleks Patologis : Tidak dapat di nilai karena pasien tidak mau diperiksa.

Motorik : Tremor (-/-)/ tidak tremor

Page 20: Power Point Lapkas II

2. Pemeriksaan laboratorium

Belum dilakukan pemeriksaan laboratorium

Page 21: Power Point Lapkas II

3. Wawancara dengan anggota keluarga Nama : Tn. ST

Umur : 29 Tahun

Pekerjaan : Petani

Alamat : Distrik Ebungfa Kampung Simporo, Sentani

Hubungan dengan pasien : Ayah Pasien

Nama : Ny. MS

Umur : 27 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Distrik Ebungfa Kampung Simporo, Sentani

Hubungan dengan Pasien : Ibu Pasien

Page 22: Power Point Lapkas II

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA• Autoanamnesis

• Pasien mengatakan “saya tidak suka dengar

anjing menggonggong, kalau ada anjing

menggonggong saya akan kejar dan bunuh

anjing itu”

• Heteroanamnesis (dari Ayah pasien)

• Pasien membunuh seekor anjing milik

pamannya, dan memotong-motong anjing

tersebut.

• Pasien selalu merasa terganggu saat

mendengar anjing menggonggong sehingga

pasien akan mengejar dan memotong anjing

tersebut.

• Emosi yang tinggi.

Seorang anak laki-laki 14 tahun,

bertubuh gemuk, dengan tinggi badan sekitar 158 cm, berat badan sekitar 55 kg, berkulit cokelat tua, berambut pendek

dan keriting dengan berwajah bulat, pasien terlihat

berpenampilan tidak rapi. Pasien masuk

RSJD abepura tanggal 21 Maret 2015

dibawa oleh orang tuanya dengan

keluhan:

Page 23: Power Point Lapkas II

Lanjutan…

• sangat emosi dan marah saat mendengar suara anjing yang menggonggong

• memukul adik dan teman-temannya tanpa sebab

• membongkar-bongkar rumah tetangga.

Perubahan tingkah laku ini di alami pasien sejak 2 hari sebelum pasien

dibawa oleh orang tuanya ke Poli RSJD

Abepura.

• obat Halloperidol 2 mg (1-0-1), triheksilphenidil 2 mg (1-0-1), Lorazepam 0,5 mg (0-0-1), Phenobarbital 30 mg (1-0-1), Fenitoin 100 mg (1-0-1) kemudian pasien dipulangkan ke rumah.

Sehari sebelum datang ke UGD RSJD Abepura, pasien sempat berobat ke Poliklinik

RSJD Abepura dan diberikan

Page 24: Power Point Lapkas II

Pemeriksaan Fisik• KU: tenang, • kesadaran: Compos

mentis, • Tanda-tanda Vital:

TD 110/70mmHg, N 88x/menit,

• RR 20x/menit, SB 36,7˚C.

Status neorologi• belum dapat di nilai

karena pasien tidak mau diperiksa.

Status psikiatri• mood= disforik• afek= tidak sesuai

Proses berpikir• Bentuk pikiran:

Inkoheren• Isi pikiran: waham

bizzare

Tilikan• Pasien menyangkal

bahwa dirinya sakit (tilikan I).

Lanjutan…

Page 25: Power Point Lapkas II

V. Formula diagnosis

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak keluarga pasien, riwayat psikiatri dan pemeriksaan status mental pasien yang terangkum dalam ikhtisar penemuan bermakna diatas, ditemukan tanda-tanda atau gejala gangguan mental organik. Sebagian besar dari

gejala yang ditunjukan pasien hampir memenuhi kriteria gangguan mental organic.

Page 26: Power Point Lapkas II

VI. Daftar masalahBiologis/somatis • Pasien memiliki riwayat kejang sejak umur 7 bulan

sampai saat ini.

Psikologis • Mood/Afek : Disforik/tidak sesuai (inappropriate)• Halusinasi : Auditorik (-), visual(-)• Isi pikiran : waham bizzare • Tilikan : I

Page 27: Power Point Lapkas II

VII.EVALUASI MULTIAKSIAL

AKSIS I

F.07.8 Gangguan

kepribadian dan perilaku organik lain

akibat penyakit karena

kerusakan dan disfungsi otak

AKSIS II

F.60.3 Gangguan

Kepribadian Emosional tidak stabil

AKSIS III

G40.1 Epilepsi simtomatik dan sindrom

epilepsi dengan kejang

parsial sederhana.

AKSIS IV

Tidak ada

AKSIS V

GAF scale saat follow up 70-

61

Page 28: Power Point Lapkas II

VIII. DIAGNOSA BANDING Aksis II : F70 Retardasi Mental

 

IX. PROGNOSIS Ad vitam : Dubia at malam

Ad fungsionam : Dubia at malam

Ad sanationam : Dubia malam

Page 29: Power Point Lapkas II

X. RENCANA TERAPI

Perawatan dirumah sakit

Farmakoterapi• - Haloperidol tablet 2 mg (1-0-1)• - Triheksilpenidil tablet 2 mg (1-0-1)

• - Lorazepam tablet 0,5 mg (0-0-1)• - Fenitoin kapsul 100 mg (1-0-1)• - fenobarbital tablet 30 mg (1-0-1)

Page 30: Power Point Lapkas II

Psikoterapi

• Menjalin komunikasi interpersonal dengan pasien, sehingga menumbuhkan rasa percaya terhadap orang lain.

• Membantu pasien dalam mempelajari kelebihan dan kelemahan diri.

• Dapat memotivasi pasien untuk minum obat secara teratur.

Individual

• Memotivasi keluarga untuk membawa pasien kontrol ke dokter secara teratur dan menciptakan suasana yang dapat membantu penyembuhanKeluarga

• Tidak menjauhi pasien, membiarkan pasien berinteraksi dengan lingkungan sehingga membantu resosialisasi.

Lingkungan

Lanjutan terapi…

Page 31: Power Point Lapkas II

XI. DISKUSI/PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang ada,

diagnosis pada pasien ini adalah

F07.8 yaitu Gangguan kepribadian

dan perilaku organik akibat

penyakit, kerusakan, dan

disfungsi otak lainnya.

Berdasarkan PPDGJ- III, Perubahan

kepribadian dan perilaku bisa

merupakan sisa atau bersama

gangguan yang sedang berjangkit

dari penyakit, kerusakan, dan

disfungsi otak.

Perubahan kepribadian dan

perilaku akibat sisa atau bersama

gangguan yang sedang berjangkit

dari penyakit, kerusakan, dan

disfungsi otak tersebut

digolongkan ke dalam F07, yaitu

Gangguan Kepribadian dan

Perilaku Akibat Penyakit,

Kerusakan dan Disfungsi Otak.

Sub-tipe dari kelompok ini adalah

• F07.0 Gangguan kepribadian

organic

• F07.1 Sindrom pasca-ensefalitis,

• F07.2 Sindrom pasca-kontusio

• F07.8 Gangguan Kepribadian dan

perilaku organik akibat penyakit,

kerusakan dan disfungsi otak

lainnya

• F07.9 Gangguan kepribadian dan

perilaku organik akibat penyakit,

kerusakan, dan disfungsi otak Yang

Tak Tergolongkan.

Page 32: Power Point Lapkas II

Lanjutan …

Yang dimasukkan dalam kode ini F07.8• (a) Setiap sindrom tertentu dan terduga dari perubahan kepribadian dan perilaku akibat kerusakan, penyakit, atau disfungsi otak, di luar yang telah dicantumkan pada F07.0-F07.2

• (b) kondisi dengan taraf hendaya kognitif ringan yang belum sampai demensia pada gangguan jiwa progresif seperti penyakit Alzheimer, Parkinson, dan sebagainya. Diagnosis harus diubah bila kriteria untuk demensia terpenuhi.

Pasien ini kami diagnosis F07.8 karena• perubahan kepribadian dan perilakunya tidak memenuhi kriteria yang dicantumkan pada F07.0- F07.2

• terdapat kondisi hendaya kognitif ringan yang belum sampai demensia sehingga diagnosis tidak perlu diubah.

Page 33: Power Point Lapkas II

Lanjutan …

Kondisi medik umum yang mempengaruhi perubahan kepribadian dan perilaku pasien adalah Epilepsi.

Dari alloanamnesis diperoleh;• Pasien sering kejang sebentar-

sebentar tanpa disertai demam (masa kecilnya).

• Untuk memastikan adanya kelainan organik maka pasien disarankan menjalani pemeriksaan EEG, namun keluarga pasien belum membawa pasien untuk melakukan EEG.

Page 34: Power Point Lapkas II

Lanjutan …

Diagnosis aksis II pasien ini adalah F 60.3 Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil. Suatu gangguan kepribadian di mana terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsive tanpa mempertimbangkan konsekuensi, bersamaan dengan ketidastabilan afek.

Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal dan ledakan kemarahan yang hebat sering kali dapat menjurus kepada kekerasan atau “ledakan perilaku”; hal ini mudah ditimbulkan jika kegiatan impulsif dikritik atau dihalangi oleh orang lain.

Kedua ciri ini terdapat pada pasien.

Page 35: Power Point Lapkas II

Lanjutan …

Didapat pula informasi bahwa kepribadian

pemarah dan sering tiba-tiba mengamuk ini dialami pasien sejak kecil, hanya saja karena akhir-akhir ini

pasien semakin sering mengamuk dan memukuli adik-adiknya dan teman-temannya maka pasien

akhirnya dibawa berobat ke RSJD Abepura. Dengan

demikian kami simpulkan bahwa pasien memang

telah memiliki gangguan kepribadian, yaitu

gangguan kepribadian emosinal tidak stabil.

Untuk diagnosis Retardasi Mental pada pasien ini

belum dapat kami tegakkan karena pasien belum

menjalani psikotest. Oleh karena itu, untuk

mengetahui IQ pasien guna menegakkan serta mengklasifikasikan

diagnosis aksis II Retardasi Mental, kami sarankan pasien untuk menjalani

psikotest.

Page 36: Power Point Lapkas II

Terapi

Fenitoin kapsul 100 mg 2 x 1

Fenobarbital tablet 30 mg2 x 1

Haloperidol tablet 2 mg2 x 1

Triheksifenidil tablet 2 mg2 x 1

Lorazepam Tablet 0,5 mg 1 x 1 (malam)

Page 37: Power Point Lapkas II

Terim

a

Kasih