BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis...

25
7 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Analisis Trend Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: “Analisis trend (tendensi posisi) merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami penurunan”. Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau dinamis. Data yang digunakan umumnya dua atau tiga periode, karena jika hanya satu periode mengakibatkan data sulit untuk di analisis. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian Kinerja Keuangan Istilah kinerja atau performance sering dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Sukhemi (2007, h23) mengemukakan bahwa “kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut”. Kinerja menjadi hal penting yang harus dicapai setiap perusahaan karena mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk itu perlunya kita mengetahui pengertian dari kinerja itu sendiri.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

7

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Pengertian Analisis Trend

Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: “Analisis trend

(tendensi posisi) merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan

keuangan apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami penurunan”.

Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan

menggunakan analisis horizontal atau dinamis. Data yang digunakan umumnya dua atau

tiga periode, karena jika hanya satu periode mengakibatkan data sulit untuk di analisis.

Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan

adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui

kecenderungan atau trend dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap.

Hasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase.

II.2. Pengertian Kinerja Keuangan

Istilah kinerja atau performance sering dikaitkan dengan kondisi keuangan

perusahaan. Menurut Sukhemi (2007, h23) mengemukakan bahwa “kinerja dapat

diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang

mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut”. Kinerja menjadi hal penting

yang harus dicapai setiap perusahaan karena mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk itu perlunya kita

mengetahui pengertian dari kinerja itu sendiri.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

8

Menurut Jumingan (2006, h239), Kinerja merupakan gambaran prestasi yang

dicapai perusahaan dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan,

aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi,

maupun aspek sumber daya manusianya.

Sementara itu, Fahmi (2006, h63) memberikan definisi sebagai berikut: “Kinerja

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi strategic planning”.

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah suatu bentuk prestasi

pencapaian perusahaan dalam kegiatan operasional di berbagai aspek sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan pengertian kinerja keuangan

menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Jumingan (2006, h239) menyatakan kinerja keuangan merupakan gambaran

kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator

kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.

Sedangkan menurut Fahmi (2006, h64) kinerja keuangan diartikan sebagai

refleksi gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil

yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan”.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan

pencapaian prestasi perusahaan pada suatu periode yang menggambarkan kondisi

kesehatan keuangan perusahaan dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan

profitabilitas.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

9

II.2.1. Pengukuran Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

perusahaan, karena pengukuran tersebut dapat mempengaruhi perilaku pengambilan

keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada

sudut pandang yang diambil dan tujuan analisis. Oleh sebab itu, manajemen perusahaan

perlu menyesuaikan kondisi perusahaan dengan alat ukur penilaian kinerja serta tujuan

dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan itu sendiri.

Menurut Munawir (2004, h31) tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan

adalah:

a. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.

b. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan

jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva

atau modal secara produktif.

d. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan

dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, hal tersebut diukur dari

kemampuan perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga tepat pada

waktunya.

Salah satu tujuan terpenting dalan pengukuran kinerja selain yang disebutkan di atas

adalah untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan perusahaan telah tercapai, sehingga

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

10

kepentingan investor, kreditor dan pemegang saham dapat terpenuhi. Untuk itu, analisis

laporan keuangan umumnya dilakukan sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.

II.3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau

laporan kemajuan suatu perusahaan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen

perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan untuk

menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Berikut ini pengertian laporan keuangan dari beberapa

ahli dan pakar akuntansi:

Menurut Harahap (2008, h201) mengemukakan bahwa “Laporan Keuangan

merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.”

Sementara itu, Kieso, Weygandt dan Warfield (2007, h2) memberikan definisi

sebagai berikut: “Financial statements are the principal means through which a

company communicates its financial information to those outside it. These statements

provide a company’s history quantified in money terms ”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laporan

keuangan merupakan informasi keuangan yang menggambarkan posisi atau keadaan

keuangan perusahaan pada periode tertentu yang berguna bagi para pemakainya dalam

hal pengambilan keputusan.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

11

II.3.1. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2007), antara lain:

1. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor dan pengguna

potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional

atas investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis.

2. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna

potensial lainnya yang membantu menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian

proses penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan,

penebusan, atau jatuh tempo sekuritas, dan pinjaman. Menaksir aliran kas masuk

(future cash flow) pada perusahaan.

3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya

tersebut dan perubahannya.

II.3.2. Pengguna Laporan Keuangan

Kieso, Weygandt dan Kimmel (2005) mengklasifikasikan pengguna laporan

keuangan sebagai berikut:

1. Pihak Internal, yaitu pihak-pihak di dalam perusahaan yang merencanakan,

mengorganisasikan dan mengarahkan bisnis, antara lain:

• Manajemen, yang menggunakan informasi dalam laporan keuangan

untuk mengetahui perkembangan bisnis perusahaan dan merencanakan

bisnis untuk masa yang akan datang.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

12

• Karyawan, yang menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, dana

pensiun dan kesempatan kerja.

2. Pihak Eksternal, yaitu pihak-pihak di luar perusahaan, antara lain:

• Investor, menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk

membuat keputusan investasi dalam hal membeli, menahan, atau menjual

saham suatu perusahaan dengan membandingkan resiko dan keuntungan

yang akan diperoleh.

• Kreditor, pemasok dan bank, menggunakan laporan keuangan untuk

melihat resiko dari pengembalian kredit yang diberikan pada perusahaan.

• Lembaga perpajakan, menggunakan laporan keuangan untuk menentukan

besar pajak yang harus dibayar perusahaan dan kepatuhan terhadap

peraturan perpajakan dilihat dari laba yang diperoleh perusahaan.

• Pemerintah, dalam hal ini laporan keuangan membantu pemerintah

mengetahui ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku selama

menjalankan proses bisnis perusahaan.

• Konsumen, memiliki kepentingan berkenaan dengan informasi yang

menyangkut kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka waktu yang

lama.

• Serikat pekerja, berkepentingan untuk melihat pemberian upah atau gaji

serta cadangan dana pensiun oleh perusahaan dalam menjamin

kesejahteraan karyawan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

13

• Economic Planner, menggunakan informasi laporan keuangan untuk

memprediksi aktivitas ekonomi di masa mendatang.

II.3.3. Bentuk Laporan Keuangan

Suatu laporan keuangan pada umumnya terdiri atas Neraca (Statement of

Financial Position), Laporan Laba Rugi (Statement Of Earnings), Laporan Perubahan

Modal (Statement of Changes in Owner’s Equity), Laporan arus kas (Statement of Cash

Flow) dan Catatan atas laporan keuangan (Notes to Financial Statement) yang

menyatakan kegiatan dan kondisi dari suatu perusahaan.

1. Neraca (Statement of Financial Position)

Menurut IAI (2009), Neraca menggambarkan posisi keuangan

perusahaan yang terdiri dari aset, kewajiban dan modal perusahaan pada suatu

tanggal tertentu.

Munawir (2004: 13) mendefinisikan Neraca adalah laporan yang

sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu

saat tertentu.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa neraca terdiri dari tiga

bagian utama, yaitu aset, kewajiban dan ekuitas.

A. Aset

Menurut IAI (2009, h9) mendefinisikan aset sebagai sumber daya

yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan

diperoleh perusahaan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

14

Mengacu pada pendapat Munawir (2004) aset dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian utama, yaitu:

a. Aset lancar

Munawir (2004, h14) menyatakan aset adalah uang kas dan aktiva

lainnya yang diharapkan dapat dicairkan, ditukarkan menjadi

uang tunai, dijual, atau digunakan periode pada berikutnya paling

lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang

normal.

b. Aset tidak lancar (aset tetap)

Munawir (2004, h16) menyatakan aset tidak lancar adalah aktiva

yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak

akan ahabis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan.

B. Kewajiban

Menurut IAI (2009, h9) mendefinisikan kewajiban merupakan utang

perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,

penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Kewajiban menurut Munawir (2004, h18-19) terbagi menjadi dua bagian,

yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban jangka pendek

adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasan atau

pembayarannya dilakukan dalam jangka pendek yaitu satu tahun

sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

15

b. Kewajiban jangka panjang

Adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya

lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca yang meliputi hutang

obligasi, hutang hipotek dan pinjaman jangka panjang yang lain.

C. Ekuitas

IAI (2009, h9) menyatakan ekuitas adalah hak residual atas aktiva

perusahaansetelah dikurangi semua kewajiban.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menyajikan pendapatan dan

pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu

kuartal atau satu tahun.

Unsur-unsur dalam laporan laba rugi menurut Standar Akuntansi

Keuangan paragraf 70 terdiri atas dua unsur yakni penghasilan (income) dan

beban (expenses), yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanam modal (IAI, 2009:13). Berdasarkan

definisi diatas, penghasilan meliputi baik pendapatan maupun keuntungan

yang akan dijelaskan berikut ini.

a. Pendapatan, timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang

biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda, seperti penjualan,

penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

16

b. Keuntungan yakni pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan

dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan

aktivitas perusahaan yang biasa (IAI, 2009:14).

2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal (IAI, 2009:13). Definisi

beban diatas mencakup:

a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang

biasa meliputi beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban

tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva

seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan aktiva tetap.

b. Kerugian yakni mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi

beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas

perusahaan yang biasa (IAI, 2009:14).

3. Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Owner’s Equity)

Laporan perubahan modal memberikan informasi tentang penyebab

bertambah atau berkurangnya modal dalam periode tertentu. Menurut IAI

(2009:1, h12-13), sebuah perusahaan harus menyajikan laporan perubahan modal

sebagai salah satu komponen laporan keuangan yang di dalamnya

mencantumkan:

a. Laba atau rugi suatu periode.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

17

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta

jumlahnya yang berdasarkan SAK terkait diakui secara langsung dalam

ekuitas.

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan

terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam SAK terkait.

d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi modal kepada pemilik.

e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya.

f. Rekonsiliasi terhadap nilai tercatat dari masing-masing jenis modal

saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang

mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

4. Laporan arus kas (Statement of Cash Flow)

Mengacu pada IAI (2009), unsur-unsur laporan arus kas terdiri dari:

a. Aktivitas operasi

Arus kas dari kegiatan operasi antara lain dapat berupa arus kas dari

transaksi penjualan, pembayaran ke pemasok, karyawan, bunga beban

operasional lainnya dan pajak penghasilan.

b. Aktivitas investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk

menghasilkan pendapatan arus kas masa depan.

c. Aktivitas pendanaan

Arus kas aktivitas pendanaan, dapat berupa penerimaan kas dari saham

dan obligasi, pembayaran deviden, serta pelunasan pinjaman.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

18

5. Catatan atas laporan keuangan (Notes to Financial Statement)

Jenis laporan keuangan yang terakhir adalah catatan atas laporan

keuangan yang menyajikan kebijakan akuntansi perusahaan, perubahan dan

catatan mengenai akun-akun secara rinci.

IAI (2009:1, h13) mengemukakan beberapa hal yang diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi

yang dipilih dan diterapkan terhadap transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan

laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetap

diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

II.4. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur

hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga perkembangan maupun

perubahan laba dapat diketahui dan dibandingkan dengan beberapa periode laporan

keuangan.

II.4.1. Metode Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004, h36), terdapat dua metode analisis yang digunakan

setiap para analisis laporan keuangan, yaitu:

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

19

1. Analisis Horizontal

Analisis horizontal dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk

beberapa periode sehingga perkembangannya akan diketahui. Metode ini disebut

juga sebagai metode analisis dinamis.

2. Analisis Vertikal

Analisis vertikal dilakukan apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya

meliputi satu periode, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan

pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui

keadaan keuangan atau hasil operasi pada periode itu saja. Analisis ini disebut

juga sebagai metode analisis statis karena kesimpulan yang diperoleh hanya

untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannnya.

II.4.2. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Teknik analisis yang umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan metode dan teknik

analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode

atau lebih.

2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan

dalam persentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik

analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah

menunjukkan tendensi tetap, naik, atau bahkan turun.

3. Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement, adalah

suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

20

masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur

permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan

penjualannya.

4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisis untuk

mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk

mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, adalah suatu analisis untuk mengetahui

sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas, dan sumber-sumber serta penggunaan

uang kas selama periode tertentu.

6. Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-

pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

dari kedua laporan tersebut.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-

sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain

atau perubahan laba kotor suatu periode dengan anggaran laba untuk periode

tersebut.

8. Analisis Titik Impas adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan

yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak

menderita kerugian tetapi juga belum memperoleh keuntungan.

II.5. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Arifin (2006, h95) analisis rasio keuangan merupakan alat analisis yang

dinyatakan dalam arti relatif maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu

antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan keuangan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

21

(financial statement). Analisis rasio keuangan memerlukan ukuran yang biasa disebut

dengan istilah rasio. Rasio mempunyai pengertian alat yang dinyatakan dalam

arithmetical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua macam data.

Dengan menggunakan teknik analisis rasio, analis dapat memberikan penilaian

kinerja keuangan sebuah perusahaan. Hefert (2003) menjelaskan bahwa rasio keuangan

dapat bermanfaat menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja

perusahaan, dan dapat membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perusahaan

tersebut, sehingga dapat menunjukkan peluang ataupun resiko perusahaan yang sedang

ditelaah analis.

Selain kelebihan dapat menganalisis secara cepat, menurut Sugiono dan Untung

(2009) menyatakan kelemahan dari analisis rasio keuangan adalah objek analisa

keuangan hanya berdasarkan pada laporan keuangan saja. Padahal tiap laporan keuangan

menggunakan kebijakan dan metode akuntansi yang berbeda-beda sehingga dapat

menghasilkan angka yang berbeda, contohnya metode pencatatan persediaan.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pengadaaan analisis rasio keuangan menjadi

sangat penting terutama bagi pihak-pihak berkepentingan terhadap perusahaan tersebut.

Rasio dapat dihitung berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia, yang terdiri

dari neraca dan laporan laba rugi.

Penilaian menggunakan rasio keuangan ini juga memiliki keterbatasan dimana

tidak memperhitungkan adanya biaya modal (cost of capital) yang dapat

mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

22

II.5.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

finansial jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan tepat waktu. Perusahaan dalam

keadaan likuid berarti mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya, dan

perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat waktu apabila

perusahaan memiliki alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari hutang

lancar (jangka pendek). Sedangkan perusahaan dalam keadaan illikuid berarti

perusahaan tersebut tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

II.5.1.1. Current Ratio

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih secara keseluruhan. Rasio ini dapat pula mengukur tingkat keamanan (margin of

safety) suatu perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya.

Selain itu, current ratio juga dapat menunjukkan sejauh mana tagihan jangka pendek

dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversikan

menjadi kas dalam waktu dekat.

Rumus current ratio yang mengacu pada Gibson (2011, h224), dinyatakan

sebagai berikut:

1. Acid-Test Ratio

Semakin tinggi nilai current ratio, maka akan semakin baik posisi pemberi

pinjaman, sebaliknya current ratio yang rendah menunjukkan tingkat likuiditas

perusahaan yang bermasalah. Rasio ini berbentuk kali (x). Mengacu pada pendapat

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

23

Munawir (2004), nilai current ratio yang memuaskan bagi suatu perusahaan adalah

200% atau 2 kali. Akan tetapi nilai rasio sebesar 200% dapat menjadi titik tolak untuk

mengadakan analisa lebih lanjut. Ini dikarenakan current ratio yang tinggi belum

menjamin hutang perusahaan dapat dibayar, misalnya:

• Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan

sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over

investment dalam persediaan tersebut.

• Saldo piutang yang besar memungkinkan sulit untuk ditagih.

• Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukkan kelebihan uang kas

atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan kebutuhan saat ini.

Sependapat dengan Munawir, Gibson (2011, h224) menyatakan “the guideline

for the minimum current ratio has been 2,00”. Gibson juga menambahkan perusahaan

yang tidak berhasil mempertahankan current ratio di atas 2,00 mengindikasikan

penurunan likuiditas dan dapat pula mengindikasikan pengendalian yang baik atas

pitang dan persediaan.

II.5.1.2. Acid-Test Ratio

Rasio ini sering juga disebut sebagai quick ratio, dimana rasio ini merupakan

ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak

memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama

untuk dikonversi menjadi uang kas, walaupun pada kenyataannya persediaan mungkin

lebih likuid daripada piutang. Nilai current ratio yang tinggi tetapi quick ratio nya

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

24

rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Rasio ini

berbentuk kali (x).

Rumus acid-test ratio yang mengacu pada Gibson (2011, h225), adalah sebagai

berikut:

Semakin tinggi Acid-test ratio menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditas

perusahaan. Akan tetapi, jika rasio ini terlalu tinggi maka hal ini tidak terlalu baik

karena mengindikasikan adanya praktek manajemen yang kurang baik. Acid-test yang

bernilai 2 kali menunjukkan bahwa perusahaan cukup melunasi kewajiban lancar dengan

membayar setengah dari aset lancar tanpa persediaan yang dimiliki. Sedangkan rasio

yang bernilai kurang dari 1 kali mengindikasikan terdapat kewajiban lancar yang tidak

terbayarkan meskipun seluruh aset lancar tanpa persediaan telah dikonversi menjadi kas.

Menurut Prihadi (2008) angka 1,00 atau 1 kali dianggap cukup aman.

Sependapat dengan Prihadi, Gibson (2011, h226) menyatakan “the guideline for the

minimum acid-test ratio was 1,00”. Angka ini merupakan angka minimum yang perlu

dipertahankan oleh perusahaan agar perusahaan tidak mengalami ketidakmampuan

dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya.

II.5.2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam

membayar semua hutang-hutangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dengan kata lain, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

apabila pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Gibson (2011)

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

25

menyatakan sebaiknya jumlah dari kewajiban juga perlu untuk dianalisis. Dikarenakan

dengan dianalisisnya jumlah kewajiban tersebut dapat menunjukkan berapa besar

perusahaan menggunakan dana yang disediakan oleh kreditor dan besar dana yang

disediakan oleh perusahaan sendiri.

II.5.2.1. Debt to Total Asset Ratio (Debt Ratio)

yaitu rasio yang menunjukkan posisi antara kewajiban perusahaan terhadap

kekayaan perusahaan. Prihadi (2008) mendefinisikan “debt ratio adalah membandingkan

seluruh total hutang atau kewajiban yang dimiliki perusahaan, baik jangka pendek

maupun jangka panjang, dengan total aset sebagai sumber dana yang berasal dari hutang

dan modal. Sependapat dengan Prihadi, Gibson (2011, h260) menyatakan “the debt ratio

indicates the percentage of assets financed by creditors, and it helps to determine how

well creditors are protected in case of solvency”.

Rumus debt ratio yang mengacu pada Gibson (2011, h260), adalah sebagai

berikut:

Semakin besar rasio ini, semakin besar pembelian aset perusahaan dengan

menggunakan hutang dan semakin besar resiko keuangan yang dimiliki kreditor ataupun

investor. Debt ratio yang tinggi menunjukkan proporsi peminjaman yang besar kepada

pihak ketiga. Hal ini tidak terlalu baik untuk perusahaan karena secara struktur

pendanaan, perusahaan lebih banyak berhutang dibandingkan dengan modal yang

dimiliki perusahaan sendiri sehingga dapat menimbulkan resiko yang besar. Menurut

Prihadi (2008) dengan struktur pendanaan lebih besar untuk hutang akan semakin besar

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

26

resiko kebangkrutan dikarenakan semakin besar resiko kegagalan untuk membayar. Hal

lain yang dapat terjadi yaitu menyebabkan jumlah bunga yang harus dibayarkan semakin

besar. Ini dikarenakan perusahaan lebih banyak memiliki hutang daripada aktivanya

sendiri. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini, menunjukkan posisi perusahaan yang

semakin baik (Gibson, 2011).

II.5.2.2. Debt to Equity Ratio (DER)

DER adalah rasio keuangan yang menunjukkan proporsi relatif dari ekuitas dan

hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. DER mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh

beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER juga

memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal

perusahaan sendiri yang digunakan sebagai pendanaan perusahaan.

Rumus debt to equity ratio yang mengacu pada Gibson (2011, h263), dinyatakan

sebagai berikut:

Semakin tinggi DER menggambarkan semakin buruk kondisi solvency

perusahaan tersebut karena menandakan struktur pendanaan perusahaan lebih banyak

berhutang dibandingkan modal yang dimiliki perusahaan sendiri. Sebaliknya, semakin

rendah rasio ini, semakin baik posisi hutang perusahaan (Gibson, 2011) karena

mengindikasikan semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh

pemegang saham dan semakin besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi

kerugian.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

27

II.5.3. Rasio Profitabilitas

yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan

kemampuannya dalam menggunakan aktiva secara produktif. Darsono dan Ashari

(2005) berpendapat bahwa profitabilitas merupakan kemampuan manajemen untuk

memperoleh laba. Agar memperoleh laba di atas rata-rata, manajemen harus dapat

meningkatkan pendapatan dan meminimalisir beban. Mengacu pada Sugiono dan

Untung (2009, h70) rasio profitabilitas memiliki tujuan untuk “mengukur efektivitas

manajemen yang tercermin pada imbalan hasil investasi melalui kegiatan perusahaan

atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi

dalam pengelolaan kewajiban dan modal”.

II.5.3.1. Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) adalah suatu pengukuran dari setiap satuan nilai

penjualan yang tersisa setelah dikurangi oleh seluruh biaya, termasuk bunga dan pajak.

Rasio ini seringkali digunakan sebagai ukuran pengembalian laba bersih dari penjualan

(Gibson, 2011). Jika perusahaan mempunyai rasio 6%, maka artinya laba yang diperoleh

persentasenya 6% dari total penjualan keseluruhan.

Rumus net profit margin yang mengacu pada Gibson (2011) dinyatakan sebagai

berikut:

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

28

Semakin besar NPM menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan

tersebut dalam mendapatkan laba yang tinggi serta kinerja perusahaan yang semakin

produktif. Hal ini tentu baik bagi perusahaan karena dapat meningkatkan kepercayaan

investor untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut.

Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan

kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan secara cukup berhasil untuk

menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah

menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Dimana hasil dari perhitungan

mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor perlu mengetahui

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba karena dengan mengetahui hal

tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan tersebut profitable atau tidak.

II.5.3.2. Return On Assets

Gibson (2011, h303) menyatakan “return on assets measures the firm’s ability to

utilize its assets to create profits by comparing profits with the assets that generate the

profits”.

Sependapat dengan Gibson, Prihadi (2008) mengemukakan ROA bertujuan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aset untuk

memperoleh laba dan mengukur hasil total untuk seluruh kreditor dan pemegang saham

selaku penyedia sumber dana.

Dengan kata lain, Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian laba bersih

terhadap penggunaan keseluruhan jumlah aset serta dinyatakan dalam bentuk persen

(%).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

29

Rumus return on assets yang mengacu pada Gibson (2011, h303) dinyatakan

sebagai berikut:

sebagai berikut:

Dalam perhitungan rasio ini, total aset yang digunakan adalah rata-rata dari

suatu total aset (awal tahun dan akhir tahun) selarna periode perhitungan. Ini

dikarenakan penggunaan rata-rata total asset dapat rnemberi nilai tarnbah bagi investor

untuk rnengetahui pertumbuhan, penurunan atau faktor signifikan lainnya dalam suatu

bisnis.

Semakin tinggi persentase rasio ini semakin baik penggunaan aset secara efisien

untuk memperoleh keuntungan bersih dalam kegiatan operasional perusahaan. Hal ini

selanjutnya meningkatkan daya tarik perusahaan yang menjadikan perusahaan tersebut

makin diminati investor, karena tingkat perolehan pengembalian atas investasi aset akan

semakin besar. Menurut Darsono dan Ashari (2005) untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan dengan ROA, dapat dilakukan dengan membandingkan rasio ROA tersebut

dengan tingkat pengembalian rata-rata pada industri yang sama. Jika perolehan

persentase ROA perusahaan lebih tinggi dibanding rasio rata-rata maka perusahaan

dianggap baik karena menandakan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari aset yang

diinvestasikan. Sebaliknya, semakin rendah persentase rasio ini dari rasio rata-rata maka

daya tarik investor semakin menurun karena membuat tingkat perolehan pengembalian

atas investasi aset akan semakin kecil.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

30

II.5.3.3. Return On Equity

Rasio ini merupakan rasio yang umum digunakan untuk mengukur hasil

pengembalian atas investasi pemilik. Menurut Sugiono dan Untung (2009) return on

equity merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

kinerja suatu perusahaan yang menggambarkan tingkat pengembalian laba atas seluruh

modal yang ada.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Darsono dan Ashari (2005) yaitu melalui

ROE para analis dapat mengetahui pengembalian yang diberikan perusahaan untuk

setiap modal dari pemilik. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen

memanfaatkan investasi para pemegang saham dalam menghasilkan laba.

Rumus rasio ini dinyatakan sebagai berikut:

ROE diukur dalam satuan persen. Sama seperti return on assets, return on equity

juga menggunakan rata-rata total ekuitas dalam perhitungannya. Semakin tinggi

persentase yang diperoleh perusahaan menunjukkan semakin tinggi pengelolaan modal

perusahaan dalam mendapatkan laba atas modal tersebut.

Sama seperti ROA, menurut Darsono dan Ashari (2005), rasio ini juga dapat

dibandingkan dengan rasio rata-rata untuk tingkat pengembalian pada industri yang

sama. Suatu perusahaan dianggap baik jika perolehan ROE nya lebih tinggi dari rata-rata

industri, ini dikarenakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh pemegang saham

menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, perusahaan dianggap kurang baik jika perolehan ROE

nya lebih rendah dari rata-rata industri karena tingkat pengembalian yang akan diperoleh

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI trend sebagai berikut: “Analisis ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00487-AK Bab2001.pdfHasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. II.2. Pengertian

31

pemegang saham menjadi lebih rendah. ROE menunjukkan seberapa baik suatu

perusahaan menggunakan dana investasi untuk menghasilkan pertumbuhan laba.

II.6. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2008, h298), keterbatasan dalam analisa rasio antara lain:

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya.

2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi

keterbatasan teknik ini, seperti:

a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung

taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif.

b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai

perolehan (cost) bukan harga pasar.

c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio.

d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bias

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan

kesulitan menghitung rasio.

4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.

5. Jika dua perusahaan yang dibandingkan bias teknik dan standar akuntansi yang

dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bias

menimbulkan kesalahan.