BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128...

33
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut Endang (2007, p.2), Teknologi informasi melalui komputerisasi dan sistem informasi yang terintegrasi akan sangat mendukung sistem informasi manajemen dalam sebuah perusahaan. Pemrograman komputer dapat bermanfaat untuk melakukan pengolahan data secara cepat, menyeragamkan dokumentasi, ketepatan penghitungan, dan menghindari pemasukan data yang berulang-ulang. Dengan pemrograman komputer untuk beberapa pekerjaan yang berulang- ulang dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penginputan data. Karena apabila dengan penginputan secara manual dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan dari sumber daya manusianya. Sistem Informasi sebagai alat bagi organisasi dengan memanfaatkan teknologi (hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data) untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebarkan informasi yang berperan dalam mengotomatisasi proses manual dengan pengintegrasian sistem yang mendukung operasional perusahaan (Bhatnagar, 2007; O’Brien, 2006, p5; Ward & Peppard, 2002, p3). Sistem informasi merupakan bagian dari bahasa dan komunikasi manusia dalam interaksi baik dalam pengembangan dan perubahan pada inovasi teknologi dimana sistem informasi sebagai penggerak perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Menurut Endang (2007, p.2), Teknologi informasi melalui komputerisasi

dan sistem informasi yang terintegrasi akan sangat mendukung sistem informasi

manajemen dalam sebuah perusahaan. Pemrograman komputer dapat bermanfaat

untuk melakukan pengolahan data secara cepat, menyeragamkan dokumentasi,

ketepatan penghitungan, dan menghindari pemasukan data yang berulang-ulang.

Dengan pemrograman komputer untuk beberapa pekerjaan yang berulang-

ulang dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penginputan data. Karena

apabila dengan penginputan secara manual dapat meningkatkan kemungkinan

terjadinya kesalahan dari sumber daya manusianya.

Sistem Informasi sebagai alat bagi organisasi dengan memanfaatkan

teknologi (hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data) untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebarkan

informasi yang berperan dalam mengotomatisasi proses manual dengan

pengintegrasian sistem yang mendukung operasional perusahaan (Bhatnagar,

2007; O’Brien, 2006, p5; Ward & Peppard, 2002, p3). Sistem informasi

merupakan bagian dari bahasa dan komunikasi manusia dalam interaksi baik

dalam pengembangan dan perubahan pada inovasi teknologi dimana sistem

informasi sebagai penggerak perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

9  

dengan cara mengurangi biaya operasi, meningkatkan produktivitas, dan

meningkatkan pelayanan pelanggan (Bhatnagar, 2007; Chen, 2010; Kearns dan

Lederer, 1997; O’Brien, 2006, p5).

Hubungan sistem informasi dengan kinerja menurut Lee, Kim dan Choi

(2009, p.2) ”(1) individual IT knowledge and both traditional and electronic

communication methods significantly contribute to the internal process

performance of small firms; (2) internal process performance, organizational IT

knowledge, and electronic communication methods affect customer performance;

and (3) financial performance is affected by process and customer performance”.

Menurut mereka (1) individu pengetahuan IT dan kedua metode komunikasi

tradisional dan elektronik secara signifikan berkontribusi pada kinerja proses

internal perusahaan kecil; (2) kinerja proses internal, organisasi TI pengetahuan,

dan metode komunikasi elektronik mempengaruhi kinerja pelanggan, dan (3)

kinerja keuangan adalah dipengaruhi oleh proses dan kinerja pelanggan.

Penggunaan teknologi dalam sistem informasi perusahaan hendaknya

mempertimbangkan pemakainya juga, tidak jarang ditemukan bahwa teknologi

yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan

secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi. Menurut penulis, hal

tersebut dapat terjadi dikarenakan secanggih apapun suatu teknologi tetapi bila

sumber daya manusianya susah untuk menggunakannya, maka manfaatnya tidak

akan optimal. Bahkan dapat berakibat negatif terhadap kinerja operasional

karyawan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

10  

Menurut Salman (2005) mengenai dampak penerapan teknologi baru dan

kepercayaan terhadap kinerja individu menemukan hasil bahwa kedua variabel

tersebut memiliki pengaruh positif terhadap variabel kinerja individual. Penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Irwansyah (2003) dengan menganalisis

hubungan evaluasi pemakai dari kecocokan tugas dan teknologi terhadap kinerja.

Goodhue (1995) mencoba mengukur keberhasilan sistem informasi yang

diimplementasikan dalam perusahaan/organisasi dengan menggunakan evaluasi

pemakai. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pemanfaatan sistem

informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

Busi dan Bittici (2006) menyatakan “that ICT has increased the amount of

information available to individuals and their ability to share such information far

beyond everybody's expectations”. Menurut mereka, Teknologi informasi

komunikasi telah meningkatkan  jumlah informasi  yang  tersedia untuk individu 

dan kemampuan  mereka  untuk berbagi  informasi  tersebut jauh  melampaui 

harapan semua orang. Sehingga masih banyak  lagi manfaat yang di dapat dari 

informasi yang cepat dan akurat.

Samarakone (2010) menyatakan ”In summary, an organization can greatly

benefit from an RTTMS. The system allows for the increased validity of not only

performance appraisals, but rather for the whole talentmanagement process. The

result is better real-time business decisions, increased communication, higher

profitability and reduced legal exposure”. Menurut Samarakone, organisasi sangat

bisa mendapatkan keuntungan dari RTTMS. Sistem ini memungkinkan untuk

meningkatkan validitas tidak hanya penilaian kinerja, tetapi lebih untuk proses

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

11  

talent management keseluruhan. Hasilnya adalah baik keputusan bisnis real-time,

komunikasi meningkat, profitabilitas yang lebih tinggi dan paparan hukum

berkurang.

Menurut Kettinger (1994), teknologi informasi membawa perusahaan pada

kondisi yang menguntungkan, seperti kemudahan memasuki pasar, diferensiasi

produk, dan cost effieciency. Kemudahan tersebut akan membuat perusahaan

mampu meningkatkan kinerjanya. Clemons (1993) menyatakan bahwa teknologi

informasi mempunyai kemampuan untuk memperendah biaya koordinasi antara

perusahaan dengan agen-agen di luar perusahaan tanpa mempertinggi risiko

transaksi yang bersangkutan. Teknologi informasi diyakini dapat memperbaiki

monitoring serta pengurangan risiko dalam proses koordinasi antarperusahaan.

Mahmood dan Mann (1993) melakukan penelitian dan membuktikan

adanya hubungan antara investasi dalam teknologi infromasi dengan strategi

orgnisasional dan kinerja ekonomi. Sementara itu, Bandi (2006) memperoleh hasil

yang menyatakan bahwa kinerja organisasi tidak dipengaruhi oleh investasi dalam

teknologi informasi.

2.2 Kinerja Operasional

Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun

kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu

maupun kelompok kerja personel. Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga

komponen penting yakni tujuan, ukuran dan penilaian.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

12  

Meskipun hubungan antara teknologi informasi dan kinerja telah secara

luas diteliti namun hasilnya tidak konsisten. Beberapa peneliti menemukan

hubungan yang positif antara teknologi informasi dan kinerja, sedangkan peneliti

lainnya menemukan hubungan yang negatif antara teknologi informasi dan

kinerja.

Kinerja sering disebut dengan performance kadang juga disebut hasil

(Cash dan Fisher, 1987) yang berarti apa yang telah dihasilkan oleh individu

karyawan. Menurut Robbin (1990), kinerja merupakan perilaku kerja yang

ditampakkan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dan dapat

dijelaskan melalui sistem evaluasi kerja.

Menurut Dale (1992, p.3), kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang

dihasilkan oleh masing-masing karyawan untuk membantu badan usaha dalam

mencapai dan mewujudkan tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari

seseorang merupakan hal yang bersifat individu karena masing-masing dari

karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Kinerja seseorang

tergantung pada kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

diperoleh.

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan norma dan

etika. Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa “Kinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

13  

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya”.

Menurut Mangkunegara (2000) unsur-unsur yang dinilai dari kinerja

adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap. Kualitas kerja terdiri

dari ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri dari

output dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari mengikuti

instruksi, inisiatif, kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap

terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerjasama.

Sedangkan Mathis dan Jackson (2002) berpendapat bahwa Kinerja pada

dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja

karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi

kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk: (1) kuantitas output, (2)

kualitas output, (3) jangka waktu output, (4) kehadiran di tempat kerja, dan (5)

sikap kooperatif.

Venkatesh, Bala dan Sykes (2010), “we found that, while the ICT had a

significant positive influence on employees' job characteristics, employees were

less satisfied with their job and had lower job performance following the ICT

implementation. Qualitative data indicated that there were four unique contextual

forces, namely environmental barriers, learning difficulty, culture shock, and

employee valuation, that, we believe, were responsible for lower job satisfaction

and job performance”. Menurut mereka, mereka telah menemukan bahwa,

sementara TIK memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap karakteristik

pekerjaan karyawan, karyawan kurang puas dengan pekerjaan mereka dan

memiliki kinerja yang lebih rendah setelah pelaksanaan TIK. Data kualitatif

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

14  

menunjukkan bahwa ada empat gaya kontekstual yang unik, yaitu hambatan

lingkungan, kesulitan belajar, kejutan budaya, dan penilaian karyawan, yang

kami percaya bertanggung jawab untuk kepuasan kerja yang lebih rendah dan

performa kerja.

Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat

dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan

merupakan hasil yang diinginkan perusahaan dari perilaku orang-orang di

dalamnya (Gibson, 1998). Kinerja perusahaan mencakup kinerja perusahaan

secara keseluruhan sehingga dihasilkan ukuran kinerja yang obyektif

(Govindarajan dan Fisher, 1990).

Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkatan

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi dan visi perusahaan yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi (Dharma, 2005). Faktor utama yang mempengaruhi kinerja

individu adalah kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat

usaha yang dicurahkan dan dukungan perusahaan (Mathis, 2001).

Zelbst, Green dan Sower (2010, p.3) menyatakan “While this is not the

only potential for improved performance, it is the most basic. This research

indicates that RFID utilization should not be seen by the practitioner simply as a

cost of doing business but rather as a way to improve efficiency and effectiveness

which ultimately will lead to increased profits”. Menurut mereka, sementara ini

bukan hanya potensi untuk meningkatkan kinerja, ini adalah yang paling dasar.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan RFID tidak harus dilihat oleh

praktisi hanya sebagai biaya melakukan bisnis melainkan sebagai cara untuk

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

15  

meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang pada akhirnya akan menyebabkan

peningkatan keuntungan.

Harrison dan Chroeder (2003) mengatakan “studies to link human

resources issues, such as cross-functional teams, with operations management

and argued that operations management literature tends to either ignore or pay

little attention to human resources issues, even given the critical role of people in

achieving superior performance in the operations of service organisations”.

menurut mereka penelitian untuk menghubungkan isu-isu sumber daya manusia,

seperti tim lintas fungsional, dengan manajemen operasi dan berpendapat bahwa

operasi literatur manajemen baik cenderung mengabaikan atau membayar sedikit

perhatian untuk isu-isu sumber daya manusia, bahkan diberi peran penting dalam

mencapai kinerja orang yang unggul dalam operasi organisasi layanan.

Kinerja operasional menurut Feng (2008, p. 26), "the performance related

to organizations' internal operations, such as productivity, product quality and

customer satisfactions." menurut Feng, kinerja operasional berhubungan dengan

operasi internal dari organisasi seperti produksi, kualitas produk dan kepuasan

pelanggan.

Beberapa penelitian terdahulu (Merchant, 1984; Brownell dan Merchant,

1990; Lesmana, 2004) di bidang sistem kontrol akuntansi mengukur kinerja

perusahaan dengan ukuran keuangan sedangkan ukuran finansial sebenarnya

menunjukkan berbagai tindakan yang terjadi di luar bidang keuangan.

Peningkatan financial return merupakan akibat dari berbagai kinerja operasional,

diantaranya meningkatnya kepercayaan pelanggan terhadap produk yang

dihasilkan perusahaan, meningkatnya cost effectiveness proses bisnis internal yang

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

16  

digunakan perusahaan untuk menghasilkan produk, dan meningkatnya

produktivitas serta komitmen karyawan (Lesmana, 2004).

Menurut Bernardin dan Russel (1993, p. 382) terdapat 6 kriteria untuk

menilai kinerja karyawan, yaitu:

1. Quality

Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam

melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.

2. Quantity

Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit,

atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

3. Timeliness

Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih

cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk

aktifitas lain.

4. Cost effectiveness

Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia,

keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang

tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit.

5. Need for supervision

Tingkatan dimana seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa

perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya.

6. Interpersonal impact

Tingkatan di mana seorang karyawan merasa percaya diri, punya

keinginan yang baik, dan bekerja sama di antara rekan kerja.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

17  

Dari ke-6 kriteria tersebut, yang akan di teliti dalam penelitian ini adalah

kinerja operasional dari segi Quality, Quantity, Timeliness dan Need of

supervision. Dikarenakan ke-4 kriteria tersebut yang memiliki hubungan langsung

dengan implementasi sistem informasi SBRS pada perusahaan tersebut.

2.3 Spot Bill Reading System

Spot Bill Reading System (SBRS) atau Automatic Reading System (AMR),

adalah teknologi otomatis dan real-time mengumpulkan data konsumsi,

diagnostik, dan data status dari meter air atau alat pengukur energi (gas, listrik)

dan mentransfer data tagihan ke database pusat, pemecahan masalah, dan

menganalisis. Teknologi ini terutama menghemat penyedia utilitas biaya

perjalanan berkala ke setiap lokasi fisik untuk membaca meter. Keuntungan lain

adalah bahwa penagihan dapat didasarkan pada real-time konsumsi pada

perkiraan berdasarkan masa lalu atau memprediksi konsumsi. Ini informasi yang

tepat waktu ditambah dengan analisis dapat membantu penyedia utilitas baik dan

pelanggan lebih mengontrol penggunaan dan produksi energi listrik, penggunaan

gas, atau konsumsi air. Teknologi AMR termasuk mesin genggam, teknologi

mobile dan jaringan berbasis pada platform telepon (kabel dan nirkabel), frekuensi

radio (RF).

Menurut Statemant (2009), Manfaat dari spot bill reading system (SBRS)

bagi perusahaan yang telah mengimplementasikannya:

1. Pembacaan meteran yang akurat, mengurangi tingkat penggunaan

perkiraan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

18  

2. Peningkatan dalam penagihan di lapangan.

3. Penentuan kelas tariff yang lebih akurat untuk pengukuran.

4. Peningkatan keamanan dan deteksi tamper untuk peralatan.

5. Manajemen energy dengan menggunakan grafik data.

6. Menugurangi beban keuangan untuk mengoreksi kesalahan

pembacaan.

7. Mengurangi pengeluaran yang masih harus dibayar.

8. Transparansi "cost to read" untuk pembacaan meter.

9. Pengadaan Peningkatan daya dengan data yang lebih akurat.

Manfaat spot bill reading system (SBRS) atau automatic meter reading

(AMR) untuk pelanggan.

1. Peningkatan penagihan yang lebih akurat dari pemakaian.

2. Transparansi “cost to read” pengukuran.

Spot Bill Reading System (SBRS) adalah suatu sistem informasi yang telah

di implementasikan untuk mendukung proses operasional perusahaan XYZ. SBRS

merupakan suatu sistem yang dapat digunakan oleh meter reader yaitu seorang

karyawan perusahaan tersebut untuk datang ke lapangan operasional untuk

mencatat kubikasi meter yang telah dikonsumsi oleh pelanggannya perbulan dan

langsung mencetak tagihan pada saat itu juga untuk pelanggan. Sistem tersebut

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

19  

berupa aplikasi berbasis website yang menyimpan data pelanggan, history

pelanggan, pencatatan kubikasi meter, tagihan dan data keperluan operasional

lainnya.

Gambar 2.1 Grandmap Spot Bill Reading System

Saat ini di INDIA oleh vendor BCITS menawarkan solusi penagihan On

the Spot dengan nama BOO dan BOOT Basic. BCITS menawarkan berbagai

layanan dalam penagihan on the spot kepada pemerintah dan berbagai

kesanggupan sektor publik atau swasta. BCITS memiliki keahlian untuk

melaksanakan pengelolaan pendapatan total dengan penagihan On the Spot.

BCITS sedang menerapkan solusi untuk dewan listrik negara berbagai di

Karnataka, Rajasthan dan Andra Pradesh. Sebuah proyek khas melibatkan

komputerisasi semua catatan konsumen, penyebaran server diperlukan dan sistem

komputer, deployment solution software customized, menyediakan tenaga kerja

untuk melakukan transaksi hari ke hari, penyediaan HHD dan tenaga kerja untuk

meter reading (Schulz, Wayne, 2006).

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

20  

Menurut Statemant (2009) Penagihan on the spot ini sedang digunakan

dalam berbagai tempat di India. Seperti perusahaan pemasok minuman ringan,

perusahaan telekomunikasi untuk mendistribusikan mata uang dan juga dalam

sistem transportasi publik di mana tiket yang dihasilkan menggunakan solusi

tempat penagihan. Dalam Penagihan on the spot langkah-langkah berikut ini

diikuti,

1. Genggam computer (PDA), adalah pra syarat dengan satu set catatan /

informasi berdasarkan yang data meteran harus dikumpulkan. Ini

termasuk parameter seperti nomor konsumen, nomor rumah, nomor

meter, pembacaan sebelumnya, dll.

2. Pembaca meter (meter reader) bergerak di sekitar mengumpulkan data

yang dibutuhkan. Dia bisa masuk pembacaan saat ini dan

menghasilkan tagihan di tempat dan memberikannya kepada

konsumen.

3. Pada akhir hari, download pembaca meteran data ke dalam komputer,

di mana basis data master akan diperbarui.

4. Menggunakan basis data diperbarui, komputer dapat menghasilkan

laporan MIS berbagai seperti diminta oleh perusahaan distribusi.

Sedangkan di Patna, perusahaan Patna Electricity State Undertaking

(PESU), didukung oleh keberhasilan mengambil pembacaan meter melalui mesin

genggam penagihan di divisi Gardanibagh. Singh sebagai general manager dan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

21  

chief engineer di PESU mengatakan sistem, yang diperkenalkan pada percobaan

dasar dari Desember tahun 2011 di divisi Gardanibagh, telah cukup berhasil.

Sebuah perusahaan Kalkuta berbasis pribadi - MD dan PGtronics Private Limited

telah men-outsourcing pekerjaan melakukan pembacaan meter dan

mendistribusikan tagihan di tempat (Schulz, Wayne, 2006).

Di bawah sistem billing on the spot ini, seorang karyawan mengunjungi

rumah konsumen dengan mesin genggam penagihan untuk menuliskan

pembacaan meter, menghasilkan dan kemudian memberikan tagihan di tempat.

Singh mengatakan: "The on-spot bill delivery system has been a great

success and has helped in increasing revenue collection. Earlier, the revenue

collection from the Gardanibagh division used to be around Rs 1.75 to Rs 1.8

crore. In February, it has soared to Rs 2.39 crore. “. Jadi menurut singh, sistem

tagihan on the spot telah menjadi sukses besar dan telah membantu dalam

pengumpulan pendapatan meningkat. Sebelumnya, pengumpulan pendapatan dari

divisi Gardanibagh dulu sekitar Rs 1,75 Rs 1,8 crore. Pada bulan Februari, telah

melonjak menjadi Rp 2,39 crore" (Schulz, Wayne, 2006).

Singh mengatakan PESU memilih Gardanibagh, divisi terkecil untuk

mengimplementasikan skema tersebut sebagai uji-coba sehingga sistem dapat

berhasil. Sekarang bahwa langkah tersebut telah berhasil, sistem sedang diperluas

ke divisi Gulzarbagh, yang menghasilkan pendapatan bulanan sebesar Rs 2 crore

dari 28.000 konsumen (Schulz, Wayne, 2006).

Sedangkan di Mumbai, perusahaan Saraswat yang telah memiliki The

Meter Reading Terminal (MRT), yaitu suatu sistem informasi dengan tujuan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

22  

umum rendah biaya terminal genggam dikembangkan untuk aplikasi meter

reading. Program aplikasi ini dibuat untuk merekam energi meteran pembacaan

dengan tanggal dan stempel waktu. Harian laporan dapat dihasilkan dalam MRT

untuk tindakan yang cepat. Komunikasi port serial memungkinkan transfer data

antara MRT dan PC. Penagihan di tempat konsumen dapat dilakukan dengan

menggunakan portabel printer. Kedua dampak termal (4 inci) dan (2 inci) printer

yang tersedia sebagai aksesoris (Schulz, Wayne, 2006).

Manfaat yang didapat dari implementasi sistem informasi tersebut pada

perusahaan yaitu keakuratan data bacaan kubikasi, kecepatan untuk

mengumpulkan data tanpa harus menunggu pulang ke kantor pada sore harinya,

mencegah kesalahan saat penginputan data kubikasi, memaksa si meter reader

untuk bekerja sesuai dengan SOP (Standart of Procedure) dan mencegah

terjadinya kejahatan dalam penyelewengan proses perhitungan kubikasi. Pada

Spot Bill Reading System (SBRS) terdapat besaran modul yang memberikan arti

penting dari sistem tersebut yaitu :

2.3.1 Management Route

Management Route adalah modul yang membantu admin untuk

menyiapkan data yang akan dibawa oleh si pencatat meter dengan menggunakan

handheld (PDA/Tablet PC) berdasarkan area dan rute yang akan di tuju oleh si

pencatat meter tersebut.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

23  

Gambar 2.2 Management route di sistem informasi SBRS

Proses pemilihan data pelanggan mana saja yang akan di bawa oleh si

pencatat meter berdasarkan kode rute yang akan di berikan pada seorang pencatat

meter beserta device-nya sangatlah memakan waktu yang lama apabila perusahaan

tersebut memiliki pelanggan yang terus bertambah.

Gambar 2.3 Route assign di sistem informasi SBRS

Oleh karena proses pemilihan rute tersebut merupakan pekerjaan yang

rutinitas atau jarang berubah-ubah maka akan sangat terbantu sekali apabila ada

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

24  

sistem yang dapat membantu dalam proses pemilihan rute tersebut. Sehingga

dapat menghemat waktu yang cukup banyak.

2.3.2 Web Service

Web service adalah program yang dapat dipanggil di atas internet oleh

pengguna terlepas dari platform yang digunakan. Konsep ini mendukung

penyempurnaan pengembangan Infrastruktur Data Spasial (IDS), di mana data

dan fungsi yang dimiliki oleh penyedia dapat diintegrasikan dan ditawarkan ke

pengguna sebagai service. Dari service-service yang tersedia, service baru dapat

dihasilkan dengan cara memadukan beberapa service dengan tujuan memecahkan

permasalahan khusus (Aditya, Lemmens, 2003).

Constantianus, Suteja (2005, p.97) menyatakan Web Service digunakan

untuk mengkaitkan berbagai aplikasi melalui Internet. Model ini dibuat dalam

seting infrastruktur dan aplikasi yang sudah ada, sehingga menjadi standar,

sederhana dan adaptif. Web Service adalah salah satu solusi dalam bentuk

perangkat lunak yang dikirimkan via Internet.

Dengan penggunaan teknologi web service, web service menawarkan

kemudahan untuk menjembatani pertukaran informasi yang digunakan. Web

service merupakan turunan aplikasi web dapat dibuat aplikasi modular yang dapat

dipublikasikan, diletakkan, dan dibangkitkan antar web dengan melihat

keunggulan yang dimiliki web service tersebut, maka penerapan web service pada

pelaporan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Dinas Kesehatan

Kabupaten Karanganyar. (Saputra, Ragil, 2010).

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa web service

merupakan middleware internet yang memungkinkan berbagai sistem untuk

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

25  

saling berkomunikasi tanpa terpengaruh pada platform. Web service membungkus

operasi-operasi ke dalam sebuah antarmuka yang ditulis dalam notasi XML.

Antarmuka ini menyembunyikan detil implementasi dari layanan. Pertukaran

informasi yang terjadi dalam web service juga menggunakan pesan dalam format

XML.

Web service dibangun dari tiga komponen utama, yaitu service provider,

service registry, dan service requestor. Komponen-komponen tersebut saling

berinteraksi melalui komponen web service, yang berupa deskripsi dan

implementasi layanan. Terdapat tiga macam operasi yang memungkinkan

komponen-komponen tersebut untuk dapat saling berinteraksi, yaitu publish, find,

dan bind. Keterkaitan antara peran, operasi, dan komponen web service dapat

dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.4 Komponen dari web service

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

26  

Gambar 2.5 Webservice yang digunakan di sistem informasi SBRS

Dengan menggunakan teknologi web service tersebut, handheld/PDA

dapat bertukar informasi dengan sistem website SBRS via internet. Sehingga si

pencatat meter dapat men-download ataupun upload data-data yang diperlukan

seperti data pelanggan, perhitungan kubikasi dan data-data operasional lainnya.

Dengan begitu si pencatat meter tidak perlu menunggu lama untuk kembali ke

kantor untuk mendapatkan data yang diperlukan.

2.3.3 Spot Bill System

Spot Bill System adalah salah satu bagian dari aplikasi SBRS yang berjalan

di Handheld/PDA yang dapat digunakan oleh si pencatat meter untuk mencetak

tagihan pelanggan setelah pencatatan meter untuk tiap pelanggan tersebut.

Perhitungan kubikasi dan biaya tarif yang akan dikenakan oleh pelanggan tersebut

sudah tersimpan dalam aplikasi SBRS di handheld/PDA tersebut.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

27  

Gambar 2.6 Handheld/PDA yang digunakan sistem informasi SBRS.

Pada sistem informasi SBRS ini menggunakan handheld dari Motorola

ES400 berbasis windows mobile 6,5 yang sudah memiliki fitur kamera, Barcode-

scanner, GPS, Bluetooth, Wi-Fi, dll.

Gambar 2.7 Menu utama sistem SBRS di Handheld/PDA.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

28  

Dengan handheld ini si pencatat meter hanya perlu meng-input jumlah

meter pelanggan saat itu lalu aplikasi SBRS akan mengolah data input tersebut

dengan data-data yang telah dibawa dari kantor untuk dihitung kubikasi dan biaya

untuk pelanggan tersebut. Dan si pencatat meter juga dapat mengambil foto dari

meteran (stand meter) dan bangunan (property) dari pelanggan yang sedang di

kunjunginya.

Gambar 2.8 Menu meter reader sistem SBRS di Handheld/PDA.

Setiap pembacaan meter reading di lapangan, sistem SBRS ini otomatis

akan mengirimkan hasil pembacaan dan tagihan pelanggan ke pusat. Dengan

begitu di pusat dapat langsung melihat hasil kerja karyawan di lapangan

operasional secara real-time. Pengiriman data ke pusat ini dapat berjalan apabila

sistem informasi SBRS mengaktifkan fitur automatic upload via GPRS.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

29  

Gambar 2.9 Menu browse photo customer pada sistem informasi SBRS

Untuk melakukan proses spot bill ini, selain menggunakan aplikasi SBRS

di handheld/PDA tetapi juga dibutuhkan printer portable untuk mencetak tagihan

kubikasi untuk pelanggan tersebut.

Gambar 2.10 Printer portable yang digunakan SBRS

Pada sistem informasi SBRS ini menggunakan printer portable dari O’neil

microFlash 4T yang merupakan printer thermal. Printer portable ini sangat

berguna dikarenakan si pencatat meter tidak perlu lagi harus kembali ke kantor

untuk mencetak tagihan dan dibawa kembali untuk diberikan ke pelanggan yang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

30  

bersangkutan di kunjungan berikutnya. Setelah itu data pelanggan dan kubikasi

tersebut terupload secara otomatis ke server aplikasi SBRS yang berbasis website.

Setelah itu data akan di upload ke Core Bill System untuk diolah lebih lanjut.

Gambar 2.11 Koordinat pelanggan pada sistem informasi SBRS

Dengan pencetakan tagihan langsung di lapangan, maka pelanggan dapat

langsung melihat proses pembacaan meter dan dapat langsung berkonsultasi

dengan si meter reader apabila ada permasalahan mengenai air dirumahnya. Pada

tagihan on the spot ini tersimpan informasi-informasi seperti data pelanggan,

kondisi meter pelanggan, rincian biaya tagihan perbulan dan tagihan lainnya.

Dengan begitu pelanggan dapat transparansi dari biaya yang dikenakan

kepadanya. Berikut format printout dari cetakan on the spot dari sistem informasi

SBRS:

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

31  

 

Gambar 2.12 Printout tagihan dari sistem informasi SBRS.

News Service MALDA (2007) menyatakan “To avoid controversy over

the present electricity bill distribution system, an agency will be working here for

meter reading in presence of consumers and they would hand over the bill to them

on the spot. The authorised agency will also keep a copy of that bill for official

use after the persons concerned gives his or her signature so that they cannot say

that they have not received the bill”. Menurut News Service MALDA, Untuk

menghindari kontroversi atas sistem tagihan listrik distribusi ini, sebuah lembaga

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

32  

akan bekerja di sini untuk membaca meter di hadapan konsumen dan mereka akan

menyerahkan RUU tersebut kepada mereka di tempat. Instansi yang berwenang

juga akan menyimpan salinan dari tagihan untuk penggunaan resmi setelah orang

yang bersangkutan memberikan tanda nya sehingga mereka tidak dapat

mengatakan bahwa mereka belum menerima tagihan.

George dan La Nasa (2002) menyatakan “Research at the GTI MRF to be

published soon will also consider an orifice meter's sensitivity to pulsation

influences, installation influences, and any contaminants in the flowing stream.

Low differential pressures associated with beta ratios above 0.6 can increase

these uncertainties, and they should also be considered in an uncertainty analysis.

For any orifice meter installation, analyses such as these are strongly

recommended to improve the accuracy of custody transfer measurements when

low differential pressures must be used”. Dengan begitu, menurut mereka GTI

MRF telah mengutarakan bahwa sensitifitas dari orifice meter dipengaruhi dari

proses instalasi dan kontaminasi yang terkandung dalam arus yang mengalir.

Perbedaan tekanan yang rendah memberikan rasio beta dibawah 0.6 yang dapat

meningkatkan kadar H20, dan mereka harus lebih focus dalam proses tersebut.

Untuk pemasangan meter selanjutnya disarankan supaya meningkatkan

keakuratan perhitungan perbedaan tekanan yang redah digunakan dengan baik.

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Kepercayaan dan Umur Terhadap Kinerja Individual dalam

Penggunaan Teknologi Informasi (Endang Raino Wirjono, 2005)

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

33  

Penelitian yang dilakukan endang ini mengukur pengaruh Kepercayaan,

Umur dan Sistem Informasi terhadap peningkatan kinerja karyawan. Variabel

bebas yaitu Kepecayaan, Umur dan Sistem Informasi. Sedangkan variabel terikat

yaitu kinerja individual karyawan. Dalam penelitian tersebut endang telah

membuktikan beberapa hipotesis-nya, yaitu :

a. Teknologi/Sistem Infomasi akan mempengaruhi kinerja individual

karyawan.

b. Kepercayaan pemakai akan mempengaruhi kinerja individual karyawan.

c. Umur pemakai akan mempengaruhi kinerja individual karyawan.

Dalam penelitian tersebut, berhasil membuktikan bahwa kepercayaan

dapat mempengaruhi kinerja individual seseorang dalam menggunakan teknologi

informasi. Hasil penelitian ini semakin memperkuat teori yang menyatakan bahwa

faktor intrinsik dalam diri individu akan mempengaruhi terbentuknya keyakinan

diri dalam menggunakan sistem informasi baru Hipotesis kedua dalam penelitian

ini tidak dapat didukung. Variabel sistem informasi terbukti tidak mempengaruhi

kinerja individual seseorang dalam menggunakan teknologi informasi.

2. Pengaruh Implementasi Sistem Informasi/Teknologi Informasi Terhadap

Kinerja Operasional Perusahaan (Hendry Cristianto, Riri Satria dan Yudho

Giri, 2007)

Penelitian yang dilakukan Hendry, Riri dan Yudho ini mengukur pengaruh

Implementasi Sistem Informasi terhadap peningkatan Kinerja Operasional

Perusahaan. Variabel bebas yaitu Implementasi Sistem Informasi. Sedangkan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

34  

variabel terikat yaitu kinerja Operasional Perusahaan. Dalam penelitian tersebut

endang telah membuktikan beberapa hipotesis-nya, yaitu :

a. Terdapat pengaruh implementasi Sistem Informasi terhadap Peningkatan

Kinerja Operasional Perusahaan.

Dalam penelitian tersebut, berhasil dibuktikan bahwa:

1. Implementasi SI TTM Cargo berpengaruh negatif terhadap produktivitas

karyawan dan efisiensi proses bisnis.

Hasil analisis membuktikan bahwa implementasi SI TTM Cargo

berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan efisiensi proses bisnis,

dimana implementasi SI TTM Cargo berdampak pada menurunnya

produktivitas dan efisiensi proses bisnis. Hal ini mungkin disebabkan

implementasi SI TTM Cargo yang baru di implementasikan pada tahun

2005, sehingga pada tahun 2006 pengguna masih melakukan adaptasi

terhadap sistem yang baru. hal ini mengakibatkan kurang optimalnya

implementasi SI TTM Cargo bagi pengguna (pekerja) dalam membantu

mempercepat pekerjaannya.

2. Implementasi SI TTM Cargo tidak berpengaruh terhadap tingkat

keberhasilan pengiriman.

Hasil analisis membuktikan bahwa implementasi SI TTM Cargo

tidak berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pengiriman, dimana

peningkatan keberhasilan pengiriman terjadi baik pada cabang yang belum

dan sudah melakukan implementasi SI TTM Cargo sehingga peningkatan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

35  

yang terjadi tidak dapat disimpulkan sebagai akibat dari implementasi SI

TTM Cargo.

3. Peranan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Pelayanan di Sektor Publik

(Dedi Rianto Rahadi, 2007).

Penelitian yang dilakukan Dedi yaitu mengukur pengaruh kemudahan

penggunaan TI terhadap Penerimaan TI oleh pegawai pemerintahan yang bekerja

di sektor publik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa TI dapat diterima

jika memiliki karakteristik sesuai dengan apa yang diinginkan, secara teoritis

pengadopsian teori-teori keprilakuan dalam studi-studi TI memberikan akselerasi

kajian di bidang TI sehingga inovasi-inovasi pengembangan TI dan sistem

informasi (SI) mengarah pada kebutuhan pengguna dan kemudahan

penggunaannya.

4. Korelasi Antara Efektifitas Sistem Informasi Penjualan dengan Kinerja User

(Henny Hendarti, Anderes Gul, 2008).

Penelitian yang dilakukan Henny dan Anderes yaitu mengukur hubungan

antara efektifitas sistem informasi penjualan dengan kinerja user. Hasil dari

penelitan Henny dan Anderes bahwa terdapat korelasi (hubungan) yang positif

pada tingkat sedang dan signifikan antara efektifitas sistem informasi penjualan

dengan kinerja user, yang artinya semakin tinggi tingkat efektifitas sistem

informasi penjualan maka semakin tinggi pula kinerja user.

5. Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO:9001:200

Terhadap Peningkatan Kinerja pada PT.Jasa Raharja (persero) cabang

Sumatera Utara (Cipta Dharma, 2007).

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

36  

Penelitian yang dilakukan Cipta Dharma ini bertujuan untuk menganalsis

pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO:9001:200 terhadap kinerja

karyawan di PT.Asuransi Jasa Raharja cabang Sumatera Utara. Hasil dari

penelitian ini yaitu secara simultan sistem manajemen mutu ISO:9001:200

berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Jasa

Raharja cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan mendekati 95%

(a=5%).

6. Combining Chlorophyll Meter Reading and High Spasial Resolution Remote

Sensing (Miao, Yuxin. Mulla, David. Randall, Gyles. Vetsch, Jeffrey. Vintila,

Roxana, 2009).

Penelitian yang dilakukan mereka bertujuan untuk menentukan seberapa

baik bacaan CM dapat diperkirakan dengan menggunakan udara hiper-spektral

dan simulasi multi-spektral citra penginderaan jauh pada tahap pertumbungan

jagung yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa multi-spektral dan

hiper-spektral atau indeks vegetasi dapat menjelaskan 64%-86% dan 73%-88%

dari varibilitas dalam pembacaan CM. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu bahwa

kombinasi dari pembacaan CM dengan gambar spasial tinggi hiper-spektral atau

multi-spektral resolusi penginderaan jauh dapat mengatasi keterbatasan

penggunaan secara individual, sehingga menawarkan solusi praktis untuk deteksi

defisiensi N dan mungkin di musim spesifik lokasi N manajemen di bidang

jagung terus menerus.

7. Drinking Behaviour in Nursery Pigs Determining the Accuracy Between an

Automatic (Meiszberg, Johnson, Sadler, Carroll dan Dailey, 2009).

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

37  

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengukur keakuratan pembacaan

meter air dengan menggunakan automatic water meter reader dibandingkan

dengan pembacaan manual dengan manusia. Hasil penelitian ini menunjukkan

dengan menggunakan metode Observer Software (OBS) dan Automatic Water

Meter HOBO, Jumlah kunjungan dengan Automatic Water Meter (3,48 + 0,33)

sendangkan untuk OBS (4,49 + 0,33). Dengan begitu kesimpulan dari penelitian

ini menunjukkan bahwa penggunaan metode tradisional OBS untuk mengukur

perilaku minum pada babi dapat menyesatkan, Sedangkan pengukuran perilaku

minum air dan mungkin peristiwa lainnya menggunakan metode Automatic Water

Meter lebih akurat dan ter-validasi.

Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan terdahulu, akan dibuatkan

perbandingan untuk melihat perbedaan dan kontribusi dari penulisan thesis ini

pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Penulis Tujuan Penelitian Kesimpulan Pengaruh Kepercayaan dan Umur Terhadap Kinerja Individual dalam Penggunaan Teknologi Informasi.

Endang Raino Wirjono

Mengukur pengaruh Kepercayaan, Umur dan Sistem Informasi terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Kepercayaan dapat mempengaruhi kinerja individual seseorang dalam menggunakan teknologi informasi.

Pengaruh Implementasi Sistem Informasi/Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Operasional Perusahaan.

Hendry Cristianto, Riri Satria dan Yudho Giri

Mengukur pengaruh Implementasi Sistem Informasi terhadap peningkatan Kinerja Operasional Perusahaan.

- Implementasi SI TTM Cargo berpengaruh negatif terhadap produktivitas karyawan dan efisiensi proses bisnis.

- Implementasi SI TTM Cargo tidak berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan pengiriman.

Peranan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Pelayanan

Dedi Rianto Rahadi

Mengukur pengaruh kemudahan penggunaan TI

Terbukti TI dapat diterima jika memiliki karakteristik sesuai dengan apa yang

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

38  

Judul Penelitian Penulis Tujuan Penelitian Kesimpulan di Sektor Publik. terhadap Penerimaan

TI oleh pegawai pemerintahan yang bekerja di sektor public.

diinginkan.

Korelasi Antara Efektifitas Sistem Informasi Penjualan dengan Kinerja User.

Henny Hendarti, Anderes Gul

Mengukur hubungan antara efektifitas sistem informasi penjualan dengan kinerja user.

Terdapat korelasi (hubungan) yang positif pada tingkat sedang dan signifikan antara efektifitas sistem informasi penjualan dengan kinerja user.

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO:9001:200 Terhadap Peningkatan Kinerja pada PT.Jasa Raharja (persero) cabang Sumatera Utara.

Cipta Dharma Menganalsis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO:9001:200 terhadap kinerja karyawan di PT.Asuransi Jasa Raharja cabang Sumatera Utara.

Secara simultan sistem manajemen mutu ISO:9001:200 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Raharja cabang Sumatera Utara.

Combining Chlorophyll Meter Reading and High Spasial Resolution Remote Sensing.

Miao, Yuxin. Mulla, David. Randall, Gyles. Vetsch, Jeffrey. Vintila, Roxana

Menentukan seberapa baik bacaan CM dapat diperkirakan dengan menggunakan udara hiper-spektral dan simulasi multi-spektral citra penginderaan jauh pada tahap pertumbungan jagung yang berbeda.

Kombinasi dari pembacaan CM dengan gambar spasial tinggi hiper-spektral atau multi-spektral resolusi penginderaan jauh dapat mengatasi keterbatasan penggunaan secara individual.

Drinking Behaviour in Nursery Pigs Determining the Accuracy Between an Automatic.

Meiszberg, Johnson, Sadler, Carroll dan Dailey(Meiszberg, Johnson, Sadler, Carroll dan Dailey

Mengukur keakuratan pembacaan meter air dengan menggunakan automatic water meter reader dibandingkan dengan pembacaan manual dengan manusia.

Penggunaan metode tradisional OBS untuk mengukur perilaku minum pada babi dapat menyesatkan, Sedangkan pengukuran perilaku minum air dan mungkin peristiwa lainnya menggunakan metode Automatic Water Meter lebih akurat dan ter-validasi.

Dari perbandingan penelitian-penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa

peneranan sistem informasi dapat meningkatkan kinerja karyawan perusahaan,

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

39  

walaupun akan terdapat penurunan kinerja dikarenakan adanya masa transisi dari

perpindahan sistem yang lama ke sistem yang baru. Sehingga dibutuhkan waktu

untuk beradaptasi dengan sistem yang baru yang akan mengakibatkan penurunan

kinerja karyawan untuk sementara waktu. Dan untuk penelitian yang dilakukan

untuk perbandingan pembacaan meter air pelanggan yang menggunakan sistem

automatisasi menggunakan sistem informasi dengan sistem lama yang masih

manual pembacaannya dapat dipastikan dengan sistem automatisasi pembacaan

meter air pelanggan dapat meningkatkan kinerja karyawan di lapangan dan

mengurangi kemungkinan kesalahan yang ditimbukan karena kesalahan dari

sumber daya manusianya.

Maka penelitian ini dibutuhkan untuk dapat mengembangkan sistem

informasi SBRS sehingga kinerja operasional dapat meningkat. Dilihat dari hasil

sintesa yang telah dilakukan pengembangan sistem informasi SBRS dapat berupa

penambahan module penagihan dikarenakan module penagihan dapat dilakukan

tanpa harus adanya penambahan sistem baru diluar sistem informasi SBRS dan

diasumsikan lebih dapat meningkatkan kinerja operasional PT.XYZ. Dan dilihat

dari penelitian sebelumnya implementasi suatu sistem informasi dapat

meningkatkan kinerja operasional, sedangkan untuk pengembangan dari sistem

informasi tersebut juga dapat meningkatkan kinerja operasional perusahaan. Oleh

karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat

meningkatkan kinerja operasional PT.XYZ.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0128 BAB 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Menurut

40  

2.5 Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan penjelasan diatas, terdapat 3 hipotesis yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis 1

H0 : Tidak ada pengaruh kemudahan penggunaan sistem informasi SBRS

terhadap kinerja operasional perusahaan.

H1 : Ada pengaruh kemudahan penggunaan sistem informasi SBRS terhadap

kinerja operasional perusahaan.

Hipotesis 2

H0 : Tidak ada pengaruh akurasi data kubikasi sistem informasi SBRS

terhadap kinerja operasional perusahaan.

H1 : Ada pengaruh akurasi data kubikasi sistem informasi SBRS terhadap

kinerja operasional perusahaan.

Hipotesis 3

H0 : Tidak ada pengaruh validasi data kubikasi sistem informasi SBRS

terhadap kinerja operasional perusahaan.

H1 : Ada pengaruh validasi data kubikasi sistem informasi SBRS terhadap

kinerja operasional perusahaan.