MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 -...

8
MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014 TERBIT TIGA KALI SETAHUN

Transcript of MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128 -...

MAJALAH ILMIAH ISSN 0854 0128

Gusnawaty HS, Muhammad Taufik, Sarawa M, Asmar Hasan dan Asdar : KAJIAN POTENSI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT KUTIL (Synchytrium pogostemonis) PADA TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

Gusti Ayu Kade Sutariati, Sitti. Leomo dan Tresjia C. Rakian : KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI UKURAN UMBI DAN TEKNOLOGI LEISA

Bahari : ANALISIS EFISIENSI TEKNIS USAHATANI PADI SAWAH PADA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN BOMBANA DAN KABUPATEN KONAWE SELATAN

Aminuddin Mane Kandari, Syamsu Alam dan Hasan: OPTIMASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS AGROKLIMAT UNTUK PENGEMBANGAN PADI SAWAH MENGGUNAKAN METODE SPASIAL

Suryanti, Bambang Hadisutrisno, Mulyadi, dan Jaka Widada : PERANAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULAR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT LADA

La Ode Safuan dan Hasbulah Syaf : PENGARUH STATUS HARA N, P DAN K TANAH SUB SOIL PADA LERENG YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Azhar Ansi : PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJU ASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH DALAM SISTEM TUMPANGSARI

Taane La Ola, Hartina Batoa dan Muh. Sahwa : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN ASIN DI PASAR SENTRAL LAINO RAHA KABUPATEN MUNA

Putu Arimbawa, Muhammad Aswar Limi, dan Rosmawaty : PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN LAHAN KERING DAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DI KECAMATAN LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Muhammad Aswar Limi: PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR

VOLUME 24 NOMOR 01 JANUARI 2014 TERBIT TIGA KALI SETAHUN

62

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

PENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK DAN NITROGEN (N) TERHADAP LAJUASIMILASI BERSIH DAN PRODUKSI JAGUNG DAN KACANG TANAH

DALAM SISTEM TUMPANGSARI

Oleh: Azhar Ansi1)

ABSTRACT

The objective of research was to study the effect of organic fertilizer residual and nitrogen (N) onnet assimilattion rate and yield of corn and peanut in intercropping system. The research has beenconducted in Labibia Village, Kendari City, from March to June 2013. The research was arranged inCompletely Randomized Block Design with three replications with two factors. The first factor wasorganic fertilizer residual (B) with four levels, i.e: Control (B0), 5 t ha-1 (B1), 10 t ha-1 (B2) and 15 t ha-1

(B3); and the second factor was nitrogen (N) with three levels i.e: Control (N0), 50 kg urea ha-1 (N1) and100 kg urea ha-1 (N2) so that there were 4 x 3 x 3 = 36 research units. Variable observed were: netassimilation rate of corn and peanut, weight of 100 seeds corn and peanut and production of corn andpeanut ha-1. Result of the research so that interaction between 15 t ha-1 organic fertilizer residual and 100kg N ha-1 fertilizer had significant effect on net assimilation rate of corn and peanut, weight of 100 seedsof corn and peanut and production of corn and peanut ha-1. The highest production of corn was 8,81 t ha-1

and the highest production of peanut was 0,78 t ha-1.

Keywords: organic fertilizer residual, nitrogen, intercropping, corn, peanut

PENDAHULUAN

Permintaan jagung dan kacang tanahterus meningkat seiring bertambahnyajumlah penduduk dan semakinberkembangnya sektor peternakan.

Rata-rata produksi jagung dan kacangtanah di Sulawesi Tenggara mencapai 2,35 tha-1 dan 0,77 t ha-1 (BPS Sultra, 2012),sedangkan potensi produksi jagung mencapai8,9 t ha-1 (Adisaewanto dan Widyastuti,2002) dan potensi produksi kacang tanahmencapai 1, 8 t ha-1 (Adisarwanto, 2000).

Rendahnya produksi tersebutdisebabkan oleh beberapa faktor di antaranyaadalah rendahnya kesuburan tanah karenasebagian besar tanaman tersebutdibudidayakan pada tanah ultisol yangmempunyai beberapa hambatan kimia, fisikdan biologi tanah sehingga kesuburannyarendah. Dengan demikian diperlukan inputteknologi di antaranya adalah penggunaanbahan organik seperti pupuk kandang untuk

memperbaiki sifat-sifat tanah tersebutsehingga kesuburannya meningkat.

Salah satu masalah pada pupukorganik adalah rendahnya kandungannitrogen yang mencapai 0,40% pada pupukkandang sapi padat (Lingga dan Marsono,2003) dalam Ardi (2009) sehingga untukmencukupi kebutuhan tanaman diperlukaninput N buatan (urea). N diperlukan untukmenyusun protein, penyusunan berbagaisenyawa organik dan memacu pertumbuhantanaman.

Untuk meningkatkan efisiensipenggunaan pupuk organik diperlukanpemanfaatan residu yaitu sisa pupuk organikyang ada di dalam tanah yang belumdigunakan oleh tanaman sebelumnya. Hasilpenelitian Kamria (2014) melaporkan bahwaresidu 10 t ha-1 pupuk organik biogreen padapenanaman ketiga tanaman sawi produksimencapai 17,70 t ha-1 dan 5,41 t ha-1 padakontrol. Hasil penelitian sebelumnyamenunjukkan bahwa penggunaan bahan

1) Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari 62

63

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

organik 15 t ha-1 yang dikombinasikandengan 100 kg N mampu secara nyatameningkatkan produksi kacang panjang yangmencapai 15,6 t ha-1 yang berbeda nyatadengan kontrol dan perlakuan 5 t ha-1 (Ansi,2012).

Salah satu cara untuk meningkatkanproduktifitas lahan kering di daerah tropisadalah budidaya tanaman secara tumpangsariantara jagung dengan kacang tanah sehinggadapat meningkatkan produktifitas lahankarena meningkatnya volume dan frekuensipanen (CIAT, 1986; Hirato, 1995; Fininsah,1997 dan Ahmad et al., 2000) dalamSabaruddin (2003).

Penelitian bertujuan untuk mempelajaripengaruh residu pupuk organik dan nitrogen(N) terhadap laju asimilasi bersih danproduksi jagung dan kacang tanah dalamsistem tumpangsari. Kegunaan penelitian inidiharapkan sebagai bahan informasi bagipetani untuk meningkatkan produksi tanamanserta pembanding bagi penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di KelurahanLabibia, Kota Kendari dari bulan Maretsampai Juni 2013. Penelitian dilaksanakandalam bentuk percobaan yang disusunberdasarkan Rancangan Acak Kelompok(RAK) dalam pola faktorial yang terdiri atasdua faktor yaitu residu pupuk organik dannitrogen (N).

Faktor pertama adalah residu pupukorganik yang terdiri atas empat taraf, yaknitanpa residu pupuk organik (B0), 5 t ha-1

residu pupuk organik (B1), 10 t ha-1 residupupuk organik (B2) dan 15 t ha-1 residupupuk organik (B3). Faktor kedua adalahpemberian N terdiri atas tiga taraf, yaknitanpa N (N0), 50 kg N ha-1 (N1) dan 100 kgN ha-1 (N2). Dari kedua faktor tersebut diatas terdapat 12 kombinasi perlakuan, dibuatdalam tiga ulangan sehingga diperoleh 36petak percobaan.

Tanah tempat percobaan terlebihdahulu dibersihkan dari rerumputan maupunakar tanaman yang masih tertinggal dalamtanah dan perintang-perintang lain yang adadi atasnya dengan menggunakan cangkul,dilaksanakan sebanyak dua kali yaknipengolahan pertama bertujuan untukmenghancurkan bongkahan dan pengolahankedua menghaluskan dan meratakan tanah.Setelah itu dibuat petak-petak percobaanyang masing-masing berukuran 2,5 m x 5 m.

Penanaman dilakukan dengan caratumpangsari dan monokultur secarabersamaan. Lubang tanam dibuat secara tugaldengan kedalaman 3 cm, tiap lubang diisidua butir benih. Jarak tanam jagung masing-masing 45 cm x 100 cm, kacang tanah 30 cmx 35 cm. Pupuk urea sebagai perlakuandiberikan setengah bagian pada waktu tanambersamaan dengan 100 kg ha-1 SP-36, 75 kgha-1 KCl dan sisa pupuk urea diberikan umur30 hst. Semua pupuk diberikan secara larikandengan jarak kurang lebih 7 cm di sampingbaris tanaman dan dibenamkan padakedalaman 10 cm.

Pemeliharaan tanaman meliputipenyiangan yang dirangkaikan denganpenggemburan tanah dilakukan pada umur 15dan 30 hst, penyiraman dilakukan jika tidakterjadi hujan dengan pemberian air sebanyak25 L per petak.

Variabel pengamatan meliputi lajuasimilasi bersih jagung dan kacang tanah,bobot berat kering 100 biji jagung dankacang tanah dan produksi ha-1 jagung dankacang tanah. Data hasil pengamatandianalisis dengan sidik ragam. Jika F Hitunglebih besar daripada F Tabel dilanjutkandengan uji BNT pada taraf uji nyata 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASANLaju Asimilasi Bersih Tanaman Jagung

Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi antara residu pupuk organikdan N berpengaruh nyata terhadap lajuasimilasi bersih tanaman umur 15-35 hari

64

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

setelah tanam (HST). Pengaruh interaksiantatra bahan organik dan N terhadap lajuasimilasi bersih tanaman jagung disajikanpada Tabel 1.

Tabel 1. Laju asimilasi bersih tanamanjagung pada umur 15-35 HST padaberbagai takaran residu pupukorganik dan N dalam sistemtumpangsari jagung dan kacangtanah

ResiduPupuk

Organik(t ha-1)

N (t ha-1)

0 (N0) 50 (N1) 100 (N2)

-------- g/dm-2/minggu -------

0 (B0) 0.024a 0.026a 0,034ap p p

5 (B1) 0.025a 0,028a 0,035ap p p

10 (B2) 0.027a 0,031a 0,038ap p p

15 (B3) 0,028a 0,032a 0,048bp p q

BNT 0,05 = 0,01333Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh

huruf yang tidak sama pada barisyang sama (pq) dan pada kolomyang sama (ab) berbeda nyataberdasarkan uji BNT pada tarafnyata 0,05.

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuanresidu pupuk organik 15 t ha-1 (B3) danpupuk N 100 kg ha-1 (N2) memberikanpengaruh paling baik terhadap laju asimilasibersih tanaman jagung dan berbeda nyatadengan perlakuan-perlakuan lain.

Laju Asimilasi Bersih Kacang Tanah

Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi antara residu pupuk organikdan N berpengaruh nyata terhadap laju

asimilasi bersih tanaman kacang tanah umur15-35 hari setelah tanam (HST). Pengaruhinteraksi antara bahan organik dan Nterhadap laju asimilasi bersih tanaman jagungdisajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Laju asimilasi bersih kacang tanahpada umur 15-35 HST padaberbagai takaran residu pupukorganik dan N dalam sistemtumpangsari jagung dan kacangtanah

ResiduPupuk

Organik(t ha-1)

N (t ha-1)

0 (N0) 50 (N1)100(N2)

---------- g/dm-2/minggu -------

0 (B0) 0.025 a 0,028 a 0,031 a

p p p

5 (B1) 0,025 a 0,030 a 0,034 a

p p p

10 (B2) 0,028 a 0,030 a 0,037 a

p p p

15 (B3) 0,030 a 0,031 a 0,042 b

p p q

BNT 0,05 = 0,010Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh

huruf yang tidak sama pada barisyang sama (pq) dan pada kolomyang sama (ab) berbeda nyataberdasarkan uji BNT pada tarafnyata 0,05.

Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuanresidu pupuk organik 15 t ha-1 (B3) danpupuk N 100 kg ha-1 (N2) memberikanpengaruh paling baik terhadap laju asimilasibersih tanaman kacang tanah dan berbedanyata dengan perlakuan-perlakuan lain.

65

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

Berat Kering 100 Biji Jagung

Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi antara residu pupuk organikdan N berpengaruh nyata terhadap beratkering 100 biji jagung. Pengaruh interaksiantara bahan organik dan N terhadap beratkering 100 biji jagung disajikan pada Tabel3.Tabel 3. Berat kering 100 biji jagung pada

berbagai takaran residu pupukorganik dan N dalam sistemtumpangsari jagung dan kacangtanah

ResiduPupuk

Organik(t ha-1)

N (t ha-1)

0 (N0) 50 (N1)100(N2)

--------------- g 100 biji-1 --------

0 (B0) 26,68 a 28,34 a 31,89 a

p p q

5 (B1) 27,43 a 30,41 a 32,24 a

p pq q

10 (B2) 27,89 a 31,90 a 34,42a

b

p pq q

15 (B3) 28,22 a 32,57 a 36,95 b

p q r

BNT 0,05 =4,34

Keterangan: Angka-angka yang diikuti olehhuruf yang tidak sama pada barisyang sama (pq) dan pada kolomyang sama (ab) berbeda nyataberdasarkan uji BNT pada tarafnyata 0,05.

Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuanresidu pupuk organik 15 t ha-1 (B3) danpupuk N 100 kg ha-1 (N2) memberikanpengaruh paling baik terhadap berat kering100 biji jagung dan berbeda nyata denganperlakuan-perlakuan lain kecuali terhadapperlakuan B2N2.

Berat Kering Biji 100 Kacang Tanah

Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi antara residu pupuk organikdan N berpengaruh nyata terhadap beratkering 100 biji kacang tanah. Pengaruhinteraksi antara bahan organik dan Nterhadap berat kering 100 biji kacang tanahdisajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Berat kering 100 biji kacang tanahpada berbagai takaran residupupuk organik dan N dalam sistemtumpangsari jagung dan kacangtanah

ResiduPupuk

Organik(t ha-1)

N (t ha-1)

0 (N0) 50 (N1)100(N2)

------ g 100 biji-1 ------

0 (B0) 40,02 a 44,38 a 45,23 a

p p p

5 (B1) 44,27 a 45,61 a 48,37 ab

p p p

10 (B2) 44,83 a 47,65 a 49,85 ab

p p p

15 (B3) 45,61 a 48,82 a 52,93 b

p p q

BNT 0,05 = 7,29Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh

huruf yang tidak sama pada barisyang sama (pq) dan pada kolomyang sama (ab) berbeda nyataberdasarkan uji BNT pada tarafnyata 0,05.

Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuanresidu pupuk organik 15 t ha-1 (B3) danpupuk N 100 kg ha-1 (N2) memberikanpengaruh paling baik terhadap berat kering100 biji kacang tanah dan berbeda nyata

66

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

dengan perlakuan-perlakuan lain kecualiterhadap perlakuan B1N2 dan B2N2.

Hasil Tanaman Jagung ha-1

Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi antara residu pupuk organikdan N berpengaruh nyata terhadap hasiltanaman jagung ha-1. Pengaruh interaksiantara bahan organik dan N terhadap hasiltanaman jagung disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil tanaman jagung ha-1 padaberbagai takaran residu pupukorganik dan N dalam sistemtumpangsari jagung dan kacangtanah

ResiduPupuk

Organik(t ha-1)

N (t ha-1)

0 (N0)50

(N1)100(N2)

------ t ha-1 -----

0 (B0) 5,08 a 5,12 a 6,63 a

p p q

5 (B1) 6,02 a 6,06 ab 7,34 ab

p p q

10 (B2) 6,05 ab 6,12 b 7,39 ab

p p q

15 (B3) 6,18 b 6,22 b 7,81 b

p p q

BNT 0,05 = 1,09Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh

huruf yang tidak sama pada barisyang sama (pq) dan pada kolomyang sama (ab) berbeda nyataberdasarkan uji BNT pada tarafnyata 0,05.

Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuanresidu pupuk organik 15 t ha-1 (B3) danpupuk N 100 kg ha-1 (N2) memberikanpengaruh paling baik terhadap hasil tanamanjagung ha-1 dan berbeda nyata dengan

perlakuan-perlakuan lain kecuali terhadapperlakuan B1N2 dan B2N2.

Hasil Tanaman Kacang Tanah ha-1

Hasil analisis ragam menunjukkanbahwa interaksi antara residu pupuk organikdan N berpengaruh nyata terhadap hasiltanaman kacang tanah ha-1. Pengaruhinteraksi antara bahan organik dan Nterhadap hasil tanaman kacang tanahdisajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil tanaman kacang tanah ha-1

pada berbagai takaran residupupuk organik dan N dalam sistemtumpangsari jagung dan kacangtanah

ResiduPupuk

Organik(t ha-1)

N (t ha-1)

0 (N0)50

(N1)100(N2)

--------------- t ha-1 ---------------

0 (B0) 0,40 a 0,52 a 0,63 a

p q r

5 (B1) 0,43 ab 0,56 ab 0,64 a

p q r

10 (B2) 0,46 b 0,58 b 0,72 b

p q r

15 (B3) 0,52 c 0,59 b 0,78 c

p q r

BNT 0,05 = 1,09Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh

huruf yang tidak sama pada barisyang sama (pq) dan pada kolomyang sama (ab) berbeda nyataberdasarkan uji BNT pada tarafnyata 0,05.

Tabel 6 menunjukkan bahwa perlakuanresidu pupuk organik 15 t ha-1 (B3) dan

67

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

pupuk N 100 kg ha-1 (N2) memberikanpengaruh paling baik terhadap hasil tanamanjagung ha-1 dan berbeda nyata denganperlakuan-perlakuan lain kecuali terhadapperlakuan B1N2 dan B2N2.

Pembahasan

Tingginya laju asimilasi bersih padaperlakuan B3N2 diduga disebabkan olehterpenuhinya kebutuhan unsur hara tanamanyang berasal dari perlakuan 15 t ha-1 pupukorganik (B3) dan 100 kg ha-1 urea (N2)sehingga lebih memacu pertumbuhantanaman. Hal ini berhubungan denganperanan N yang lebih memacu pertumbuhantanaman sehingga tanaman berukuran lebihbesar. Tanaman dengan ukuran yang lebihbesar akan menghasilkan fotosintat yanglebih banyak karena mempunyai daun yangaktif berfotosintesis dan akar yang relatifmenyerap unsur hara dan air lebih banyakdaripada tanaman yang berukuran lebih kecil(Sitompul dan Guritno, 1995).

Dengan adanya bahan organik yangtinggi tanah menjadi lebih gembur,meningkatkan kandungan unsur hara danlebih merangsang aktivitas mikroba tanah.Keadaan demikian akan dapat memenuhikebutuhan tanaman untuk tumbuh danberkembang lebih baik. Keadaan demikiandapat lebih meningkatkan laju asimilasibersih tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995;Ginting, 2001).

Berat kering 100 biji jagung dankacang tanah tertinggi diperoleh padaperlakuan B3 dan N2 tidak terlepas daribaiknya kesuburan tanah akibat penggunaanbahan organik dan N. Dengan terpenuhinyakebutuhan unsur hara tanaman dan adanyaperbaikan kesuburan tanah, tanaman akantumbuh, berkembang dan berproduksi lebihbaik. Dengan pertumbuhan lebih baik,tanaman akan menghasilkan organfotosintesis dalam hal ini daun yang lebihbanyak untuk berfotosisntesis. Dengan lebih

banyaknya daun tanaman yangberfotosisntesis akan dihasilkan lebih banyakfotosintat yang dapat dipergunakan untukmembentuk buah pada jagung dan polongpada kacang tanah. Dengan demikian akandihasilkan berat kering 100 biji yang lebihbesar karena ukuran biji jagung dan polongkacang tanah lebih besar dibandingkanperlakuan-perlakuan lain (Salisbury danRoss, 1995; Adisarwanto, 2000 dan Lakitan,2001).

Dengan berat kering 100 biji jagungdan kacang tanah yang lebih tinggi padaperlakuan B3N2 akan mengakibatkan hasiljagung dan kacang tanah ha-1 yang lebihtinggi dibandingkan perlakuan-perlakuanlain. Produksi monokultur jagung mencapai7,92 t ha-1, terjadi peningkatan 0,11 t ha-1

atau 1,40% dibandingkan perlakuan B3N2.Produski monokultur kacang tanah mencapai0,93 t ha-1 terjadi peningkatan 0,15 t ha-1 atau19,33% dibandingkan perlakuan B3N2.Terjadinya penurunan produksi kacang tanahsecara tumpangsari disebabkan oleh adanyanaungan tananman jagung sehinggamengurangi intensitas cahaya yang jatuhpada kacang tanah. Selain itu ada persainganair dan unsur hara dengan tanaman jagung.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian danpembahasan disimpulkan sebagai berikut: (1)residu 15 t ha-1 pupuk organik dan 100 kg ha-

1 N memberikan pengaruh yang paling baikterhadap laju asimilasi bersih, berat kering100 biji jagung dan kacang tanah danproduksi jagung ha-1 dan kacang tanah ha-1.(2) Produksi tumpangsari jagung tertinggimencapai 7,81 t ha-1 dan kacang tanahmencapai 0,78 t ha-1. (3) Produksimonokuktur jagung mencapai 7,92 t ha-1

meningkat 0,11 t ha-1 atau 1,40%, produksimonokuktur kacang tanah mencapai 0,93 tha-1 meningkat 0,15 t ha-1 atau 19,33%.Disarankan untuk perlu dilakukan penelitian

68

AGRIPLUS, Volume 24 Nomor : 01 Januari 2014, ISSN 0854-0128

lanjutan dengan tumpangsari yang serupauntuk mengetahui hasil yang diperoleh dariresidu pupuk organik pada tanaman ke 3.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan ProduksiKacang Tanah di Lahan Sawah danLahan Kering. Penebar Swadaya.Jakarta.

Adisarwanto, T. Dan Y. E. Widyastuti. 2002.Meningkatkan Produksi Jagung diLahan Kering, Sawah dan PasangSurut. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ansi, A. 2012. Pengaruh Pupuk Organik dan NTerhadap Kacang Panjang. FakultasPertanian Universitas Haluoleo.Kendari.

Ardi. 2009. Pengaruh Pemberian Mulsa danPupuk Organik Cair TerhadapKandungan Air Tanah dan ProduksiTerong (Solanum melongena L.).Skripsi. Fakultas Pertanian Unhalu.Tidak dipublikasikan.

[BPS]. 2012. Badan Pusat Statistik Sultra.Sulawesi Tenggara dalam Angka.Kantor BPS Sultra.Kendari.

Ginting, S. 2001. Potensi dan KendalaPengembangan Pertanian Lahan Keringdi Sulawesi Tenggara. Orasi Ilmiahdalam Dies Natalis ke 20 UniversitasHaluoleo Tanggal 20 Agustus 2001.Kendari.

Lakitan, B. 2001. Dasar-dasar FisiologiTumbuhan. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Kamria. 2014. Efek Residu Pupuk OrganikBiogreen Terhadap Pertumbuhan danHasil Tanaman Sawi (Brassica junceaL.). Skripsi Fakultas PertanianUniversitas Halu Oleo. Kendari. Tidakdipublikasikan.

Sabaruddin, L. 2003. Model OptimasiPemanfaatan Lahan KeringBerdasarkan Sumberdaya Iklim (KasusDAS Tiworo Sulawesi Tenggara).Disertasi Program Pascasarjana IPB.Bogor.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. FisiologiTumbuhan Jilid II. Diterjemahkan OlehDiah. R. Lukman dan Sumaryono. ITB.Bandung.

Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. AnalisisPertumbuhan Tanaman. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta