BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB...

26
8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional maupun internasional, fungsi dan peranan bank menduduki tempat yang penting artinya. Bahkan dapat dikatakan bahwa jasa yang diberikan oleh bank berperan sebagai pendorong sukses dan efektifnya sistem perekonomian dunia. Mengingat fungsi dan peranannya yang demikian penting, maka sistem manajemen terpadu dan tepat guna dalam pengoperasian suatu bank mutlak diperlukan. Hanya bank yang dikelola secara baik dan teratur yang mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan memungkinkannya untuk berfungsi secara efektif. II.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2007) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya” (p.11). Kemudian pengertian bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Lebih lanjut menurut Hasibuan (2007, p.2) “Bank adalah lembaga keuangan berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

8  

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional maupun internasional,

fungsi dan peranan bank menduduki tempat yang penting artinya. Bahkan dapat

dikatakan bahwa jasa yang diberikan oleh bank berperan sebagai pendorong sukses dan

efektifnya sistem perekonomian dunia.

Mengingat fungsi dan peranannya yang demikian penting, maka sistem

manajemen terpadu dan tepat guna dalam pengoperasian suatu bank mutlak diperlukan.

Hanya bank yang dikelola secara baik dan teratur yang mampu meningkatkan

kepercayaan masyarakat, dan memungkinkannya untuk berfungsi secara efektif.

II.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2007) “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya” (p.11). Kemudian pengertian bank

menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang

perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Lebih lanjut menurut Hasibuan (2007, p.2) “Bank adalah lembaga keuangan

berarti bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset

keuangan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

9  

(financial assets) serta bermotifkan profit dan juga sosial, jadi bukan hanya mencari

keuntungan saja”.

Dalam usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu: menghimpun dana,

menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

II.1.1 Pentingnya Bank

Menurut Hasibuan (2007, p.3), bank sangat penting dan berperan untuk mendorong

pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah:

1) Pengumpul dana dari SSU( surplus spending unit ) dan penyalur DSU

( defisit spending unit ).

2) Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat.

3) Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman,

praktis, dan ekonomis.

4) Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C.

5) Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.

II.1.2 Jenis Bank dari Segi Kepemilikannya

Menurut Kasmir (2007, pp26-30) Jenis bank selanjutnya dapat dilihat dari segi

kepemilikannya. jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa

saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari segi akte pendirian

dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.

Jenis bank berdasarkan segi kepemilikannya adalah sebagai berikut :

1) Bank Milik Pemerintah

Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

10  

sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki pemerintah pula.

Contoh bank milik pemerintah antara lain:

a) Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

b) Bank Rakyat Indonesia (BRI)

c) Bank Tabungan Negara (BTN)

d) Bank Mandiri

Sedangkan Bank Milik Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I

dan tingkat II masing – masing provinsi yaitu:

a) BPD Sumatra Utara

b) BPD Sumatra selatan

c) BPD DKI Jakarta

d) BPD Jawa Barat

e) dan BPD lainnya

2) Bank Milik Swasta Nasional

Merupakan bank yang seluruhnya atau sebagian besarnya dimiliki oleh

swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu

pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula.

Contoh bank swasta nasional antara lain:

a) Bank Bumi Putra

b) Bank Bukopin

c) Bank Central Asia

d) Bank Niaga

e) dan Bank Swasta lainnya

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

11  

Dalam bank swasta milik nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki

oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

3) Bank Milik Asing

Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik

milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

Contoh bank milik asing antara lain:

a) ABN AMRO Bank

b) American Express Bank

c) Bank of America

d) Dan Bank Asing lainnya

4) Bank Milik Campuran

Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki

oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya

secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.

Contoh bank campuran antara lain:

a) Bank Finconesia

b) Bank Merincorp

c) Ing Bank

d) Inter Pasific Bank

e) Mitsubishi Buana Bank

f) Bank Campuran lainnya

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

12  

II.1.3 Jenis Bank dari Segi Status

Dalam prakteknya jenis bank dilihat dari statusnya (Kasmir, 2007, p30) dibagi ke dalam

dua macam yaitu :

1) Bank Devisa

Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang dapat

melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata

uang asing secara keseluruhan, misalnya:

a) transfer keluar negeri,

b) inkaso keluar negeri,

c) travelers cheque,

d) pembukaan dan pembayaran Letter of Credit ( L/C)

e) dan transaksi luar negeri lainnya.

2) Bank Non Devisa

Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin

untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat

melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. jadi bank non devisa

merupakan kebalikan dari bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan

masih dalam batas-batas suatu negara.

II.1.4 Jenis Bank dari Segi Cara Menentukan Harga

Ditinjau dari segi menentukan harga dapat pula diartikan sebagai cara penentuan

keuntungan yang akan diperoleh. Menurut kasmir (2007, p.30), jenis bank jika dilihat

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

13  

dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli

terbagi dalam kedua kelompok yaitu:

1) Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional

Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang

berorientasi pada prinsip konvensional dalam mencari keuntungan dan

menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip

konvensional menggunakan dua metode yaitu :

a) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan

seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk

produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga

tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.

b) Untuk jasa – jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional

menggunakan atau menerapkan berbagai biaya – biaya dalam nominal

atau persentase tertentu seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa,

iuran dan biaya – biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya ini dikenal

dengan istilah fee based.

2) Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

Menurut Hasibuan (2007, p.39) Bank berdasarkan Prinsip Syariah (BPS)

adalah Bank Umum Syariah (BUS) atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah

(BPRS), yang beroperasi sesuai syariat islam, atau dengan kata lain yaitu

Bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan – ketentuan

Islam (Al – Qur’an dan Hadist). Dalam tata cara tersebut dijauhi praktek –

praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur – unsur riba untuk diisi

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

14  

dengan kegiatan – kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dari pembiayaan

perdagangan.

Prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank syariah adalah aturan

perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan

lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Kegiatan usaha dengan

prinsip syariah, antara lain :

a) Wadiah ( titipan),

b) Mudharabah (bagi hasil),

c) Musyarakah (penyertaan),

d) Ijarah (sewa beli),

e) Salam (pembiayaan di muka),

f) Istishna (pembiayaan bertahap),

g) Hiwalah (anjak piutang),

h) Kafalah (garansi bank),

i) Rahn (gadai),

j) Sharf (transaksi valuta asing),

k) Wardh (pinjaman talangan),

l) Wardhul Hasan (pinjaman sosial),

m) Ujrah (fee).

II.2 Pengertian Business Combination

Business combination merupakan salah satu cara dari sekian banyak cara bagi

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Perusahaan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

15  

melakukan alternatif ini sebagai dasar agar perusahaan dapat berkembang menjadi lebih

baik lagi dan lebih kuat lagi dalam menghadapi persaingan global.

Perusahaan yang tetap ingin bersaing, tetapi tidak memiliki cukup modal atau

terdapat kendala lainnya dapat memperkuat kedudukannya, yaitu dengan cara merger

atau akuisisi yang terdapat di business combination. Dalam bahasa akuntansi, peristiwa

merger dan akuisisi disebut sebagai kombinasi bisnis (business combination) yang di

definisikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi suatu

entitas ekonomi. Business combination yang dilakukan perusahaan-perusahaan akan

berdampak langsung pada aktivitas dan keuangan di kedua perusahaan.

Penggabungan ini dimaksudkan untuk merubah keseimbangan kompetitif agar

menguntungkan kedua perusahaan tersebut. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey

(2005, p.358), penggabungan usaha ini mengacu pada merger, akuisisi, reorganisasi,

atau restrukturisasi atas dua atau lebih perusahaan untuk membentuk sebuah perusahaan

lainnya.

II.3. Jenis-jenis Business Combination

Sudarsanam (2003, p.362) menyatakan, “Business combination can be classified as

either: an acquisition or a merger. In International Accounting Standard (IAS) 22 the

term ‘purchase’ is analogous to acquisition and ‘uniting of interests’ is analogous to

merger”.

Gaughan (2007, p.12) mendefinisikan “Merger is a combination of two

corporations in which only one corporation survive and the merged corporation goes

out of existence”.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

16  

Moin (2003, h.5) mendefinisikan merger berasal dari kata “mergere” (latin)

yang artinya bergabung bersama, menyatu, berkombinasi selain itu juga menyebabkan

hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Istilah merger bisa dipakai

secara luas untuk menggambarkan penggabungan suatu obyek.

Merger yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Semua ini dibedakan berdasarkan bidang usaha dan industrinya, karena tidak semua

perusahaan yang merger berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang yang sama

atau bergerak di industri yang sama, ada juga merger yang terjadi pada perusahaan yang

memiliki hubungan timbal balik seperti pemasok dengan pembeli, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu berikut penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis merger.

Menurut Gitman (2006, pp752-753), dilihat dari jenisnya, merger dapat dibedakan

menjadi:

1) Horizontal merger

Dimana kedua perusahaan yang bergabung adalah perusahaan yang berada

di bidang usaha yang sama.

2) Vertical merger

Dimana salah satu dari perusahaan yang bergabung merupakan pemasok

atau pembeli dari perusahaan lainnya.

3) Congeneric merger

Dimana kedua perusahaan yang bergabung bergerak dalam industri yang

sama, tetapi tidak dalam garis usaha yang sama ataupun bukan merupakan

pemasok atau pembeli.

4) Conglomerate merger

Dimana kedua perusahaan yang bergabung bergerak dalam bidang usaha

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

17  

yang berbeda.

Menurut Moin (2003, h.26) klasifikasi berdasarkan pola merger terbagi menjadi :

1) Mothership Merger

Mothership merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem untuk dijadikan pola

atau sistem pada perusahaan hasil merger. Biasanya perusahaan yang dipertahankan

hidup adalah perusahaan yang dominan dan sistem serta pola bisnis perusahaan

yang dominan inilah yang diadopsi.

2) Platform Merger

Jika dalam mothership merger hanya satu sistem yang diadopsi, maka dalam

Platform merger hardware dan software yang menjadi kekuatan masing-masing

perusahaan tetap dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya adalah semua sistem atau

pola bisnis, sepanjang itu baik, akan diadopsi oleh perusahaan hasil merger.

Secara khusus menurut Suta (2000, pp298-302), bentuk merger dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1) Statutory merger

Dalam statutory merger, keseluruhan aset dari target company ditransfer kepada

acquiring company dan selanjutnya target company akan memperoleh saham dari

acquiring company .

Setelah proses penggabungan ini selesai, target company akan dibubarkan dan

pemegang saham target company secara otomatis mempunyai hak untuk

memperoleh saham dari acquiring company. Statutory merger dapat dilihat pada

Gambar 2.1

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

18  

Sumber: Suta, I. P. G. A., (2000), Menuju Pasar Modal Modern.

Alternatif lain adalah pengambilan aset dari PT. ABC (target company)

dilakukan melalui anak perusahaan acquiring company. Dengan demikian PT. XYZ

(acquiring company) akan mentransfer aset PT. ABC kepada anak perusahaannya,

yaitu PT. KLM. Pada saat yang sama PT. XYZ akan memperoleh tambahan saham

dari PT. KLM dan PT. ABC akan memperoleh saham PT. XYZ. Statutory merger

melalui subsidiary dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Statutory Merger Melalui Subsidiary Sumber: Suta, I. P. G. A., (2000), Menuju Pasar Modal Modern.

2) Subsidiary merger (triangular merger)

Aset dari target company ditransfer secara langsung kepada perusahaan anak dari

acquiring company. Selanjutnya target company akan memperoleh saham acquiring

company melalui perusahaan anak dari acquiring company. Dengan kata lain, dalam

PT. XYZ ACQUIRING COMPANY

PT. ABC TARGET COMPANY

PT. KLM SUBSIDIARY PT. XYZ

ASSET PT. ABC

SAHAM PT. KLM

SAHAM PT. XYZ

ASSET PT. ABC

Gambar 2.1 Statutory Merger 1

PT. XYZ ACQUIRING COMPANY

PT. ABC ACQUIRING COMPANY

SAHAM PT. XYZ

ASSET PT. ABC

SAHAM PT. XYZ

SAHAM PT. ABC CANCELLED

TARGET COMPANY SHARE HOLDER

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

19  

subsidiary merger ini target company bergabung dengan subsidiary dari acquiring

company. Subsidiary merger dapat dilihat pada Gambar 2.3.

3) Reverse triangular merger

Perusahaan anak dari acquiring company, yang biasanya didirikan khusus untuk

tujuan merger ini digabungkan ke dalam target company, bukan sebaliknya.

Sumber: Suta, I. P. G. A., (2000), Menuju Pasar Modal Modern.

Setelah merger selesai dilaksankan, target company akan menjadi perusahaan anak

dari acquiring company. Reverse triangular merger dapat dilihat pada gambar 2.4.

Sumber: Suta, I. P. G. A., (2000), Menuju Pasar Modal Modern.

4) Stock for stock acquisition

Stock for stock acquisition merupakan salah satu alternatif akuisisi yang tersedia

Gambar 2.4 Reverse Triangular Merger

PT. XYZ  

PT. ABC TARGET COMPANY

PT. KLM SUBSIDIARY PT. XYZ

100% SAHAM PT. XYZ

ASSET PT. XYZ

SAHAM PT. XYZ

SAHAM PT. XYZ

SAHAM PT. ABC CANCELLED

PEMEGANG SAHAM PT. ABC

BUBAR

Gambar 2.3 Subsidiary Merger

PT. XYZ  

PT. ABC TARGET COMPANY

PT. KLM SUBSIDIARY COMPANY

100% SAHAM PT. XYZ

ASSET PT. ABC

SAHAM PT. XYZ

SAHAM PT. XYZ

SAHAM PT. ABC CANCELLED

TARGET COMPANY SHAREHOLDERS

BUBAR

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

20  

dimana acquiring company akan mengakuisisi sebagian besar atau seluruh saham

target company. Pada saat yang bersamaan acquiring company akan menerbitkan

saham yang selanjutnya diberikan kepada pemegang saham dari target company.

Stock for stock akan mengakibatkan perubahan struktur atau hubungan antara

acquiring company dan perusahaan yang diambilalih, dimana hubungan sebelum

akuisisi bersifat independen dan setelah akuisisi terjadi menjadi hubungan antara

target company dan subsidiary. Stock for stock acquisition dapat terlihat pada

Gambar 2.5

Sumber: Suta, I. P. G. A., (2000), Menuju Pasar Modal Modern.

5) Stock for assets acquisition

Melibatkan pertukaran aset dari target company dengan saham dari acquiring

company atau perusahaan induk dari acquiring company. Saham dari acquiring

company akan ditransfer kepada pemegang saham dari target company dan

selanjutnya target company itu sendiri dilikuidasikan. Setelah transaksi selesai, aset

yang diterima oleh acquiring company dapat dijadikan bagian dari acquiring

company atau dapat ditransfer kepada perusahaan anak dari acquiring company.

Stock for assets acquisition dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.5 Stock for Stock Acquisition

PEMEGANG SAHAM PT. XYZ

PT. XYZ ACQUIRING COMPANY

PEMEGANG SAHAM PT. ABC

PT. ABC TARGET COMPANY

SAHAM PT. XYZ

SAHAM PT. ABC

SAHAM PT. XYZ 

SAHAM PT. ABC  

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

21  

Sumber: Suta, I. P. G. A., (2000), Menuju Pasar Modal Modern.

6) Statutory consolidation

Perusahaan-perusahaan yang bergabung dilikuidasi, pemegang saham dari masing-

masing perusahaan yang digabungkan otomatis mempunyai hak untuk menjadi

pemegang saham perusahaan yang baru. Statutory consolidation dapat dilihat pada

Gambar 2.7.

Sumber: Suta, I. P. G. A., (2000), Menuju Pasar Modal Modern.

Sedangkan Akuisisi merupakan tindakan untuk membeli atau melakukan

pengambilalihan usaha atau perusahaan lain. Ditinjau dari segi sumber pendanaannya,

Gambar 2.7 Statutory consolidation

PEMEGANG SAHAM PT. XYZ

PEMEGANG SAHAM PT. ABC

PT. XYZ BUBAR

SAHAM PT. KLM

PT. ABC BUBAR

PT. KLM (NEW COMPANY)

Gambar 2.6 Stock for assets acquisition

PT. XYZ ACQUIRING COMPANY

PEMEGANG SAHAM PT. ABC

PT. ABC TARGET COMPANY

SAHAM PT. XYZ

SAHAM PT. ABC CANCELLED

SAHAM PT. XYZ

ASSET PT. XYZ

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

22  

akuisisi dapat dibiayai melalui dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru,

penerbitan instrument utang maupun dari pinjaman bank. Akuisisi dapat dianggap

sebagai suatu investasi untuk mengantisipasi adanya kesempatan pertumbuhan di masa

yang akan datang. Pertumbuhan dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu melalui ekspansi

internal (internal expansion) dengan cara meningkatkan dan memperbaiki kualitas hasil

produksi serta distribusi hasil produksi yang sudah ada, atau melalui pengembangan

buku baru, dan melalui ekspansi eksternal (external expansion) dengan cara melakukan

akuisisi atas perusahaan lain atau sebagian dari aktivanya saja.

Dalam pengertian umum, istilah acquisition dan takeover digunakan saling

bergantian. Namun terdapat perbedaan yang menyangkut tingkah laku dari manajemen

perusahaan yanga akan diambilalih (target company). Dalam hal acquisition, transaksi

dilaksanakan oleh kedua belah pihak (willing parties) dimana pembeli (acquiring

company), mengambilalih sebagian atau seluruh aset atau saham dari dari target

company yang didasarkan atas kehendak dari kedua belah pihak. Dalam hal takeover,

pengambilalihan aset atau saham tersebut dilaksanakan di mana manajemen dari target

company merupakan unwilling participant.

II.4 Klasifikasi Berdasarkan Perlakuan Akuntansi

Perlakuan akuntansi artinya bagaimana akuntansi memandang dan mencatat transaksi

penggabungan bisnis tersebut apakah penggabungan usaha tersebut sebagai pembelian

(payment method) atau sebagai penyatuan kepentingan (pooling of interest). Definisi

kedua perlakuan akuntansi ini dijelaskan oleh Moin (2003, h.44) sebagai berikut:

1) Payment Method

Jika sebuah penggabungan bisnis melibatkan transaksi pembelian mayoritas

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

23  

saham secara tunai oleh perusahaan lain yang berakibat beralihnya pengendalian,

maka transaksi ini diperlakukan sebagai pembelian (purchase) dan metode yang

digunakan adalah metode pembelian (purchase method). Metode pembelian

mencatat aset dan kewajiban berdasarkan nilai pasar (market value ) atau nilai

wajar (fair value). Berdasarkan metode ini net aset perusahaan yang diakuisisi

dihargai sebesar harga beli (cost of acquisition) dan metode ini mengakui adanya

goodwill yaitu nilai lebih biaya perolehan diatas nilai wajar aktiva dan kewajiban

yang dapat diidentifikasi. Metode pembelian mengakui dan mencatat aset dan

kewajiban perusahaan yang diakuisisi sebesar nilai pasar, sedangkan laba di

tahan dan agio saham tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasi yang

dibuat pengakuisisi pada tanggal transaksi.

2) Pooling of Interest

Penggabungan usaha diperlakukan sebagai penyatuan kepentingan (pooling of

interest) jika pemegang saham perusahaan yang bergabung tetap melanjutkan

kepemilikannya terhadap perusahaan hasil penggabungan. Karakteristik dari tipe

penyatuan ini adalah :

a) tidak ada proses jual beli antara satu pihak dengan pihak lainnya

b) tidak ada pihak yang dianggap sebagai pengambil alih atau yang diambil alih

c) tidak ada pihak yang dominan yang timbul dari penggabungan tersebut.

Perlakuan akuntansi untuk penggabungan seperti ini menggunakan metode

penyatuan (pooling method). metode pooling mencatat aset dan kewajiban

berdasarkan book value, sedangkan laba ditahan dan agio saham perusahaan yang

digabung diakui dan ditambahkan ke dalam neraca konsolidasi perusahaan hasil

gabungan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

24  

II.5 Tata Cara Pelaksanaan Merger

Menurut Moin (2007, h.121), berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 1998

tentang penggabungan peleburan dan pengambilalihan perseroan terbatas. Setelah terjadi

persetujuan antara kedua belah pihak dengan penandatanganan nota kesepakatan secara

formal, selanjutnya masing-masing direksi perusahaan yang akan bergabung menyusun

rencana merger melalui tata cara sebagai berikut :

1) Masing-masing direksi membuat rencana merger yang wajib mendapatkan

persetujuan dari komisaris masing-masing perusahaan. Rencana merger ini

memuat :

a) identitas perusahaan-perusahaan merger

b) motif atau alasan melakukan merger serta syarat-syarat merger

c) tatacara pertukaran atau konversi saham

d) rancangan anggaran dasar perusahaan hasil merger

e) laporan keuangan tiga tahun terakhir perusahaan peserta merger

f) informasi-informasi lainnya yang harus diketahui oleh pemegang saham

perusahaan peserta merger

g) neraca proforma perusahaan hasil merger

h) penyelesaian status karyawan

i) cara penyelesaian hak dan kewajiban terhadap pihak ketiga

j) cara penyelesaian terhadap pemegang saham yang menolak merger

k) komposisi dan kompensasi dewan direksi dan komisaris perusahaan hasil

merger

l) estimasi lamanya proses merger

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

25  

m) hal-hal yang masih harus diselesaikan selama tahun buku yang sedang

berjalan yang dapat mempengaruhi kegiatan perseroan

2) Direksi masing-masing perusahaan peserta merger bersama-sama menyusun

rancangan merger dan harus disetujui oleh RUPS masing-masing perseroan.

3) Mengumumkan ringkasan rancangan merger melalui dua surat kabar harian dan

nasional dan memberitahukan ringkasan rancangan merger ini secara tertulis

kepada karyawan perseroan masing-masing peserta merger paling lambat empat

belas hari sebelum pemanggilan RUPS masing-masing perseroan.

4) Jika RUPS menyetujui rancangan merger, selanjutnya rancangan tersebut

dituangkan ke dalam akta merger yang dibuat dihadapan notaris.

5) Merger mulai efektif berlaku dengan ketentuan sebagai berikut.

a) Jika merger tersebut dilakukan tanpa disertai perubahan Anggaran Dasar

perusahaan penerima merger, maka merger mulai berlaku sejak tanggal

penandatanganan Akta Merger. Sejak tanggal ini perusahaan yang

menggabungkan diri bubar demi hukum dan semua hak dan kewajiban

perusahaan yang bubar ini beralih pada perusahaan hasil merger.

b) Jika merger memerlukan perubahan Anggaran Dasar yang harus

dimintakan persetujuan Menteri Kehakiman, maka merger berlaku efektif

sejak tanggal persetujuan perubahan Anggaran Dasar oleh Menteri.

Dalam hal ini direksi perusahaan yang menerima merger harus

mengajukan permohonan persetujuan akta perubahan Anggaran Dasar

kepada Menteri secara tertulis, paling lambat empat belas hari sejak

tanggal RUPS, dengan melampirkan akta perubahan Anggaran Dasar dan

Akta Merger dan mendaftarkan dalam Daftar Perusahaan serta

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

26  

mengumumkan dalam Tambahan Berita Negara setelah mendapat

persetujuan dari Menteri. Persetujuan dan penolakan oleh menteri ini

diberikan paling lama enam puluh hari setelah permohonan diterima.

Sejak tanggal persetujuan oleh Menteri atas perubahan Anggaran Dasar

ini, maka perusahaan yang bergabung bubar demi hukum.

c) Jika merger dilakukan dengan mengubah Anggaran Dasar tetapi

perubahan tersebut tidak memerlukan persetujuan Menteri, maka merger

mulai berlaku efektif sejak tangal pendaftaran akta merger dan akta

perubahan Anggaran Dasar dalam Daftar Perusahaan pada Lembaran

Negara. Selanjutnya direksi perseroan penerima merger wajib

melaporkan akta Merger dan akta perubahan Anggaran Dasar kepada

Menteri dan mendaftarkan dalam Daftar Perusahaan dan mengumumkan

dalam Tambahan Berita Negara. Perusahaan yang bergabung bubar

terhitung sejak tanggal pendaftaran Akta Merger dan Akta perubahan

Anggaran Dasar perseroan dalam Daftar Perusahaan. Anggaran dasar

perseroan yang menerima merger bisa berubah atau tidak dilakukan

perubahan.

II.6 Manfaat Merger

Menurut Moin (2007, h.13), merger adalah strategi pertumbuhan eksternal dimana

pertumbuhan tersebut dilakukan dengan bergabung pada perusahaan yang sudah ada dan

juga merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar baru atau produk baru tanpa harus

membangun dari nol.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

27  

Alasan mengapa perusahaan melakukan merger adalah adanya manfaat lebih yang

diperoleh darinya, meskipun asumsi ini tidak semuanya terbukti. Secara spesifik,

keunggulan dan manfaat merger antara lain adalah:

1) Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas.

2) Memperoleh kemudahan dana/pembiayaan karena kreditor lebih percaya dengan

perusahaan yang telah berdiri dan mapan.

3) Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman.

4) Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal.

5) Memperoleh system operasional dan administrasi yang mapan

6) Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru.

7) Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.

8) Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat.

II.7 Pengaruh Merger Terhadap Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Moin (2007, h.308), segera setelah merger, ukuran perusahaan dengan

sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan digabung

bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasar akuntansi adalah bahwa jika ukuran

perusahaan bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan

aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahan juga semakin meningkat. Oleh

karena itu, kinerja keuangan perusahaan pasca merger seharusnya semakin baik

dibandingkan dengan sebelum merger. Dengan dilakukannya merger antara kedua

perusahaan diduga terjadi peningkatan kinerja keuangan. Pernyataan dugaan mengenai

peningkatan kinerja keuangan dapat dijabarkan dalam bentuk berikut ini :

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

28  

a) CAR perusahaan setelah merger lebih besar dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

b) NPL perusahaan setelah merger lebih kecil dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

c) ROA perusahaan setelah merger lebih besar dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

d) ROE perusahaan setelah merger lebih besar dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

e) BO/PO perusahaan setelah merger lebih kecil dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

f) LDR perusahaan setelah merger lebih besar dibandingkan perusahaan sebelum

merger (dengan catatan tidak melebihi angka 110%).

g) PER perusahaan setelah merger lebih besar dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

h) EPS perusahaan setelah merger lebih besar dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

i) PBV perusahaan setelah merger lebih besar dibandingkan perusahaan sebelum

merger.

II.8 Analisis Rasio Keuangan

Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian

kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap

bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan

analisis CAMEL. Unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL dijabarkan oleh

Kasmir (2007, h.259) adalah sebagai berikut:

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

29  

1) Capital (Permodalan)

Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank.

Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (capital adequacy ratio) yaitu

dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko

(ATMR)

2) Assets (Kualitas aset)

Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang

diukur ada dua macam yaitu :

a) Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif

b) Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktuf

yang diklasifiksikan

3) Management (Manajemen)

Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen aktiva,

manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan manajemen umum.

Manajemen bank dinilai atas dasar 250 pertanyaan yang diajukan.

4) Earning (Rentabilitas)

Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat kemampuan

suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada

dua macam yaitu:

a) Rasio laba terhadap total asset (Return on Assets)

b) Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

5) Liquidity (Likuiditas)

Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua

macam rasio yaitu :

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

30  

a) Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar. Yang

termasuk aktiva lancar ialah Kas, Giro, dan BI, Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang sudah disetujui oleh

bank lain.

b) Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank lain.

Parameter-parameter yang digunakan untuk membantu analisis CAMEL adalah sebagai

berikut :

1) Menurut Harahap (2008, h.307) Capital Adequecy Ratio menunjukkan kecukupan

modal yang ditetapkan lembaga pengatur yang khusus berlaku bagi industri-industri

yang berada di bawah pengawasan pemerintah misalnya bank dan asuransi. Rasio

ini dimaksudkan untuk menilai keamanan dan kesehatan perusahaan dari sisi modal

pemiliknya. Ketentuannya didasarkan pada standar yang ditetapkan Bank for

International Settlement (BIS) sebesar 8%. Penentuan aktiva tertimbang menurut

resiko ini ditentukan Bank Indonesia. Rasio ini dihitung sesuai dengan Surat Edaran

Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yang dapat dilihat

pada persamaan 2.2.

Modal = Modal Inti + modal pelengkap – penyertaan ……………………….... (2.1)

%100ResikoMenurut Tertimbang Aktiva

Modal CAR ×= ………………………….. (2.2)

2) NPL (Non Performing Loan). Rasio ini menunjukan bahwa kemampuan manajemen

bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga

semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

31  

yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit

bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Rasio

ini dirumuskan sesuai dengan SE BI No 3/30DPNP tgl 14 Desember 2001 yang

dapat dilihat pada persamaan 2.3.

%100kredit Total

bermasalahKredit NPL ×= …………………………………………….. (2.3)

3) Menurut Harahap (2008, h.305) Return on Total Asset menunjukkan besarnya laba

bersih yang diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Rasio ini dihitung

sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan pada Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yang dapat dilihat pada

persamaan 2.4.

%100aset totalrata-Rata

pajak sebelum Laba ROA ×= ………………………………………….. (2.4)

4) Sedangkan Return on Equity menunjukkan besarnya laba setelah pajak yang

disetahunkan yang diperoleh bila diukur dari modal pemilik. Rasio ini dihitung

sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan pada Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yang dapat dilihat pada

persamaan 2.5.

%100modal rata-Rata

pajaksetelah Laba ROE ×= …………………………………………….. (2.5)

5) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Opersaional (BO/PO) menurut

Rinaldy (2008, h.67) merupakan barometer dalam mengukur kemampuan

pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional dan tingkat efisiensi.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

32  

Rasio ini dapat dirumuskan sesuai dengan SE BI No 3/30DPNP tgl 14 Desember

2001 yang dapat dilihat pada persamaan 2.6.

%100loperasiona pendapatan Total

loperasionabeban Total BOPO ×= ………………………………. (2.6)

6) Menurut Kasmir (2008, h.225) Loan-to-Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk

mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah

dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya LDR maksimum

menurut peraturan pemerintah adalah 110%. Kredit merupakan kredit yang diberikan

kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain) Sedangkan dana pihak

ketiga mencakup giro, tabungan, deposito (tidak termasuk giro dan deposito antar

bank). LDR dihitung sesuai dengan rumus pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yang dapat dilihat pada persamaan 2.7.

%100ketigapihak Dana

Kredit LDR ×= ..................................................................... (2.7)

7) Menurut Harahap (2008, h.311), price earning ratio (PER) merupakan rasio

penilaian pasar yang digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara harga

saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan harga yang

diterima. Rumus PER dapat dilihat pada persamaan 2.8.

sahamper bersih Labasahampasar Harga PER = ………………………………………………… (2.8)

8) Earning per Share Ratio (EPS) Menurut Kasmir (2008, h.207) merupakan rasio

untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi

pemegang saham. Rumus untuk mencari EPS dapat dilihat pada persamaan 2.9.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00033-AK Bab 2.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perekonomian modern dewasa ini, baik di tingkat nasional

33  

beredar yang biasa sahamJumlah bersih Laba EPS = ……………………………………… (2.9)

9) Selain itu rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang

menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal salah

satunya adalah Price-to-Book Value Ratio. Menurut Tambunan (2007, h.249) Rasio

ini merupakan rasio perbandingan antara harga pasar saham (price) dan nilai buku

per saham (book value per share). Rumus untuk mencari P/BV dapat dilihat pada

persamaan 2.11. Dalam hal ini nilai buku per saham didapat melalui pembagian

antara total equity (total modal) dan numbers of outstanding shares (jumlah saham

yang beredar) yang mana untuk menghitungnya dapat dilihat pada persamaan 2.10. 

shares goutstandin ofNumber equity Total Shareper ValueBook =  ……………………… (2.10)

shareper Book valuestock of Price ValueBook toPrice = ………………………………….. (2.11)