BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1....

32
15 BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisi Hasil belajar dijelaskan dengan berbagai defenisi oleh para peneliti. Hasil belajar menurut Winkel (1996) didefenisikan sebagai pencapaian tujuan intruksional, berupa proses penilaian terhadap suatu objek yang telah dikuasai maupun yang telah dicapai oleh siswa, Djamarah (2006) menjelaskan hasil belajar merupakan hasil dari perubahan perilaku akibat adanya pengalaman melalui proses belajar mencapai tujuan pembelajaran. Sudjana (2005) juga mengatakan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses pemberian nilai terhadap pengalaman belajar, dan penilaian terhadap hasil belajar diukur melalui norma, patokan, maupun kriterium tertentu, dan hasil belajar menurut Bloom (dalam Uno, 2009) diklasifikasikan pada tingkat kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari beberapa pengertian di atas, maka dijelaskan secara umum hasil belajar sebagai sejumlah hasil penilaian dari perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaian- penilaian tertentu melalui pemberian tes untuk menunjukkan sejauh mana kriteria-kriteria penilaian telah tercapai. Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1....

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penilaian Hasil Belajar

1. Definisi

Hasil belajar dijelaskan dengan berbagai defenisi oleh para peneliti.

Hasil belajar menurut Winkel (1996) didefenisikan sebagai pencapaian tujuan

intruksional, berupa proses penilaian terhadap suatu objek yang telah dikuasai

maupun yang telah dicapai oleh siswa, Djamarah (2006) menjelaskan hasil

belajar merupakan hasil dari perubahan perilaku akibat adanya pengalaman

melalui proses belajar mencapai tujuan pembelajaran. Sudjana (2005) juga

mengatakan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari proses pemberian

nilai terhadap pengalaman belajar, dan penilaian terhadap hasil belajar diukur

melalui norma, patokan, maupun kriterium tertentu, dan hasil belajar menurut

Bloom (dalam Uno, 2009) diklasifikasikan pada tingkat kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dijelaskan secara umum hasil

belajar sebagai sejumlah hasil penilaian dari perubahan tingkah laku setelah

melalui proses belajar mengajar mencakup bidang kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaian-

penilaian tertentu melalui pemberian tes untuk menunjukkan sejauh mana

kriteria-kriteria penilaian telah tercapai.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

16

2. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2005), tujuan maupun manfaat dari penilaian terhadap

hasil belajar, yakni:

a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui

kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta

pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut

dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa

lainnya.

b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah,

yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke

arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan

penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem

pelaksanaannya.

d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Sudjana (2005) menyatakan beberapa fungsi dari penilaian hasil belajar,

yaitu:

a. Sebagai alat untuk mengetahui (mengukur) tingkat keberhasilan dan

keefektifan proses belajar mengajar melalui pencapaian tujuan

instruksional

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

17

b. Sebagai informasi maupun umpan balik terhadap penilaian dari hasil

belajar siswa kepada pihak sekolah, kepada siswa dan kepada orangtua.

c. Sebagai acuan untuk memperbaiki proses belajar dan meningkatkan

kegiatan belajar siswa.

d . Sebagai Informasi untuk keperluan seleksi.

4. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Uno, 2009) hasil belajar dapat diklasifikasikan

pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Ranah kognitif terdiri dalam kawasan yang membahas tujuan

pembelajaran yang berkenaan dengan proses mental yang berawal dari

tingkat pengetahuan sampai tingkat evaluasi. Kawasan kognitif terdiri

dari enam tingkatan yang saling berurutan dari yang paling rendah

sampai tingkat yang paling tinggi, yakni:

1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge).

Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengingat

atau menggulang kembali pengetahuan yang pernah dipelajari.

2. Tingkat Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

mengartikan, menafsirkan maupun menerjemahkan sesuatu dengan cara

tersendiri, terhadap bahan yang dipelajari. Adapun kemampuan ini

dinyatakan dalam kemampuan dalam menguraikan isi pokok dari suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

18

bacaan, maupun kemampuan siswa dalam pemahaman mengubah data

yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk lain.

3. Tingkat Penerapan (Application)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan seseorang menggunakan

pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan berbagai masalah yang

timbul, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau

metode yang bekerja pada suatu kasus maupun permasalahan. Tingkat

kemampuan dapat dinyatakan dalam pengaplikasian suatu rumus pada

proses penyelesaian suatu permasalahan.

4. Tingkat Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan

pengetahuan dalam menganalisis permasalahan yang dihadapi, dan

menganalisis cara apa yang dapat dipakai dalam memecahkan berbagai

masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, analisis mencakup

kemampuan utnuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian

sehingga dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini

dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-

komponen dasar; bersama dengan hubungan atau relasi antara bagian-

bagian tersebut.

5. Tingkat Sintesis (Synthesis)

Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghubungkan

atau menyatukan berbagai elemen dalam unsur pengetahuan yang ada

sehingga terbentuk suatu pola baru yang lebih menyeluruh. Kemampuan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

19

analisis dapat dinyatakan dalam penyusunan suatu rencana, seperti

penyusunan satuan pelajaran atau proposal penelitian ilmiah, dalam

mengembangkan suatu skema dasar sebagai pedoman dalam memberikan

ceramah, dan sebagainya.

6. Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat

keputusan yang tepat berdasarkan kriteria pengetahuan yang dimiliki,

evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat

mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

pertanggungjawaban pendapat tersebut berdasarkan kriteria tertentu.

b. Ranah Afektif (Affective Domain)

Ranah afektif adalah suatu kawasan yang berkaitan dengan sikap, nilai

interes (ketertarikan), apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian sosial.

Ranah afektif ini terdiri dari lima tingkatan yang terdiri dari tingkatan

paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi, yakni:

1. Tingkat kemampuan penerimaan (Receiving)

Kemampuan menerima merupakan kemampuan maupun kepekaan akan

adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan suatu

ransangan.

2. Tingkat kemampuan menanggapi (Responding)

Kemampuan menanggapi merupakan bentuk kerelaan untuk

memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

20

Tingkat partisipasi dalam kemampuan menanggapi dapat dinyatakan

dalam memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.

3. Tingkat penilaian atau penentuan keyakinan dalam sikap (Valuing)

Tingkat penilaian atau penentuan keyakinan dalam sikap berhubungan

dengan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian terhadap

sesuatu.

Tingkat penilaian dapat dinyatakan dalam perkataan maupun tindakan

atau sikap, seperti; menerima, menolak, atau mengabaikan, maupun

adanya apresiasi (penghargaan) terhadap sesuatu, maupun sikap atau

kesungguhan (komitmen) yang sesuai dan konsisten.

4. Tingkat penerapan karya atau organisasi (Organization)

Tingkat penerapan karya atau organisasi berhubungan dengan penerimaan

terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pedoman

terhadap suatu sistem nilai. Tingkat penerapan karya atau organisasi

mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

5. Tingkat ketekunan dan ketelitian

Tingkat ketekunan dan ketelitian adalah tingkat afektif yang paling tinggi.

Kemampuan ini mencakup penghayatan nilai yang dipercaya dilakukan

dengan ketekunan, dan ketelitian (kehati-hatian) terhadap perilaku yang

dilakukan. seseorang yang mampu mencapai tingkatan ini memiliki

kemampuan dalam menyeleraskan suatu perilaku sesuai dengan sistem

nilai yang dianut.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

21

c. Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)

Ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan yang dimiliki

seseorang secara manual maupun motorik. Ranah psikomotorik memiliki

tingkatan dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks,

yakni:

1. Tingkat persepsi (Perception)

Persepsi dalam hal ini berhubungan dnegan penggunaan indra dalam

melakukan suatu kegiatan, contoh kemampuan dalam persepsi dapat

terlihat melalui kemampuan dalam mengetahui kerusakan dari suatu

alat melalui suara yang sumbang, atau menghubungkan suara alunan

musik dengan suatu gerakan tari tertentu.

2. Tingkat kesiapan (Set)

Kesiapan merupakan adanya kemampuan dalam kesiapan mental,

maupun kesiapan fisik serta kesiapan emosi maupun perasaan dalam

melakukan suatu tindakan.

3. Tingkat respons terbimbing (Guided Response)

Tingkat kemampuan respons terbimbing merupakan kemampuan untuk

melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan. Dimana

gerakan tersebut terbiasa terjadi akibat usaha meniru, mengikuti atau

mengulangi suatu perbuatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

22

4. Tingkat mekanisme (Mechanical Response)

Tingkat mekanisme merupakan suatu perilaku respon yang sudah

dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan yang ditampilkan

menunjukkan suatu kemahiran.

5. Tingkat kemahiran

Tingkat kemahiran adalah kemampuan seseorang yang sudah trebiasa

menjadi mahir dalam melakukan suatu gerakan yang sesuai, karena

sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang

diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota-

anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat, seperti latihan

menari.

6. Gerakan adaptasi (Adaptation Response)

Gerakan adaptasi adalah penampilan gerakan motorik yang terbiasa

yang mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan

yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.

Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan

yang berurutan dan menghubungkan beberapa sub keterampilan

menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti berlatih

sepak bola.

7. Originalitas atau kreatifitas (Originalitity or Creativity)

Originalitas atau kreativitas merupakan suatu tindakan yang mampu

menciptakan pola atau gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi

maupun ma salah tertentu, Originalitas mencakup kemampuan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

23

melahirkan pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa

dan inisiatif sendiri.

5. Pengukuran Penilaian Hasil Belajar

Menurut Winkel (1996), Tingkatan penilaian terhadap hasil belajar pada

Tingkat Menegah Atas (SMA) diatur dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP)

atau criterion-referenced grading. Penilaian hasil belajar terdiri atas sepuluh

langkah dengan menggunakan bilangan sebagai lambang yakni 1 sampai 10.

Tabel 1. Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

yang diumum digunakan di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Nilai (Angka) Interpretasi Nilai

1 Amat Buruk

2 Buruk

3 Amat Kurang

4 Kurang

5 Tidak Cukup

6 Cukup

7 Lebih dari Cukup

8 Baik

9 Amat Baik

10 Istimewah

6. Jenis Tes Penilaian Hasil Belajar

Sudjana (2005) mengutarakan bahwa alat-alat yang digunakan dalam

melakukan penilaian hasil belajar adalah tes. Tes sebagai alat penilaian adalah

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari

siswa. Tes dikategorikan menjadi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif.

1. Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam

bentuk menguraikan, menjelaskan, mendisukusikan, membandingkan,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

24

memberi alasan, dan bentuk lain yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan

dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.

2. Tes objektif dibagi lagi menjadi beberapa bentuk soal, yaitu:

a. Bentuk soal jawaban singkat

Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban

dalam bentuk kata, bilangan, kalimat atau simbol dan jawabannya hanya

dapat dinilai dari benar-salah. Tes bentuk ini cocok untuk mengukur

pengetahuan yang berhubungan dengan istilah terminologi, fakta, prinsip,

metode, prosedur dan penafsiran data yang sederhana.

b. Bentuk soal benar-salah

Bentuk soal benar-salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa

pernyataan yang benar dan sebahagian lagi berupa pernyataan yang salah.

Pada umumnya bentuk soal benar-salah dapat dipakai untuk mengukur

pengetahuan siswa tentang fakta, definisi dan prinsip.

c. Bentuk soal menjodohkan

Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang

paralel. Kedua pernyataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok

sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari

jawabannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, jumlah soal sama

dengan jumlah jawaban. Bentuk soal menjodohkan hanya dapat

mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan.

d. Bentuk soal pilihan ganda

Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

25

benar atau paling tepat

1. Stem merupakan pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan

yang akan dinyatakan.

2. Option merupakan sejumlah pilihan atau aternatif jawaban. Alternatif

jawaban terbagi menjadi dua, yaitu kunci dan pengecoh (distractor).

Kunci merupakan jawaban benar yang paling tepat sedangkan

pengecoh (distractor) merupakan jawaban lain selain kunci jawaban.

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Djamarah (2006), juga dipengaruhi faktor – faktor

sebagai berikut, yaitu:

a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat bersumber dari lingkungan belajar disekolah seperti:

1. Tujuan

Tujuan adalah serangkaian pedoman maupun sasaran yang akan dicapai

dalam proses pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan

salah satu bentuk dari keberhasilan dari proses pembelajaran.

2. Pendidik

Tenaga pendidik dalam hal ini adalah guru yang dalam proses

pembelajaran bertugas memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada

siswa dengan perbedaan karakteristik dan latarbelakang siswa yang

berbeda-beda

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

26

3. Anak Didik

Siswa adalah pelaku dalam kegiatan pembelajaran yang melakukan

proses belajar yang mengalami perubahan perilaku akibat adanya proses

belajar.

4. Kegiatan Pembelajaran

Pola umum kegiatan pembelajaran berupa interaksi antara guru dengan

anak didik dan bahan sebagai perantara. Dalam proses pembelajaram

guru memberikan kegiatan pembelajaran yang dimana kegiaran

pembelajaran akan memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajafran

yang tepat akan menentukan kualitas dan pencapaian tujuan dari hasil

belajar yang dicapai.

5. Sarana dan Fasilitas

Sarana maupun fasilitas yang mendukung proses pembelajaran, seperti

ruangan kelas yang tennag, nyaman, meja kursi yang dipakai siswa

dalam kondisi yang baik, maupun alat fasilitas pendukung lainnya yang

masih layak dipergunakan oleh siswa selama pembelajaran.

6. Bahan dan Alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapa dikurikulum

pembelajaran yang dimana bahan pelajaran tersebut sudah dipelajari oleh

siswa guna kepentingan ulangan. Alat evaluasi yang umum digunakan

adalah: benar-salah (true-false), pilihan ganda (multiple-choice),

menjodohkan (matching), melengkapi (completion), dan essay.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

27

7. Suasana Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi umumnya dilaksanakan didalam kelas, dengan

membagi jumlah anak didik berdasarkan kelas masing-masing.

Pembagian jumlah siswa mempengaruhi suasana evaluasi. Selama

evaluasi siswa diawasi dengan seorang pengawas yang mengamati sikap,

gerak-gerik yang dilakukan oleh anak didik.

b. Faktor Internal

Faktor internal seperti faktor fisiologis berupa faktor kesehatan baik dari

segi kondisi fisik maupun dari kondisi panca indera dan faktor psikologis

berupa minat, bakat, motivasi, intelegensi, kepribadian, kesiapan, perhatian.

B. Motivasi Belajar

1. Definisi

Pengertian motivasi dijelaskan oleh para peneliti dengan berbagai bahasa,

seperti motivasi menurut Djamarah (2006) merupakan suatu perubahan energi

dari dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi

untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Purwanto (2000) motivasi dalam

belajar adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar tindakan yang dilakukan bermanfaat dalam mencapai tujuan

tertentu.

Beberapa peneliti lain yang juga menjelaskan bahwa motivasi adalah

sumber pengerak dari dalam diri siswa seperti Dalyono (2007) menjelaskan

motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau pendorong yang dimiliki

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

28

siswa untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan

dan kemauan dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan.

Santrock (2008) juga menjelaskan bahwa motivasi berbentuk semangat,

kegigihan perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama, serta

motivasi belajar terdiri dari dua aspek, yaitu:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik melibatkan dorongan untuk melakukan sesuatu atas

keinginan sendiri, dimana dalam motivasi intinsik ini memiliki dua tipe,

yakni:

1. Motivasi intrinsik berdasarkan penentuan diri dan pilihan personal.

2. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik dapat berupa usaha dalam melakukan atau

mendapatkan suatu tujuan dengan berbagai cara. Motivasi ekstrinsik

biasanya dipengaruhi oleh pemberian hadiah maupun hukuman.

Berdasarkan berbagai definisi motivasi belajar diatas dapat dikatakan

bahwa motivasi belajar adala suatu dorongan dari dalam maupun dari

luar diri siswa yang mengarahkan siswa dalam mengerakkan usaha dalam

belajar untuk pencapaian tujuan yang direncanakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

29

2. Peran Motivasi Dalam Belajar

Menurut Uno (2008) motivasi dalam belajar dan pembelajaran memiliki tiga

peranan, yaitu:

a. Motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan sebagai penguat dalam belajar apabila seorang

anak diharapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan

hanya daat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya,

dengan kata lain motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan

anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.

b. Motivasi berperan dalam memperjelas tujaun belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan

kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang

dipelajari sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi

anak, dengan pengalaman ini anak akan semakin termotivasi untuk belajar

karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu sendiri.

c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seorang anak telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha

mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil

yang baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi untuk belajar

menyebabkan seseorang tekun belajar, sebaliknya apabila seseorang

kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar maka doa tidak tahan

lama belajar, ini berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan

dan ketekunan belajar.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

30

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Elliot, dkk.(2000) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi belajar adalah sebagai berikut.

a. Kecemasan

Kecemasan yang dimaksud adalah kecemasan situasional, yang diartikan

sebagai suatu kecenderungan untuk merasa cemas pada beberapa situasi

tetapi tidak pada situasi lainnya.

b. Sikap

Sikap dapat didefinisikan sebagai cara individu yang relatif permanen

dalam hal merasakan, berpikir dan bertingkah laku terhadap sesuatu atau

orang lain.

c. Keingintahuan

Keingintahuan sering digambarkan sebagai perilaku yang aktif, suka

mengeksplorasi atau memanipulasi sesuatu.

d. Locus of control

Locus of control dapat diartikan sebagai penyebab terjadinya tingkah

laku, yang dapat diatribusikan terhadap diri sendiri (internal locus of

control) atau dari luar diri (external locus of control).

e. Ketidakberdayaan (Learned helplessness)

Perasaan tak berdaya yang dipelajari (learned helplessness) adalah reaksi

individu untuk merasa frustasi dan putus asa setelah kegagalan yang

terjadi berulang kali.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

31

f. Efikasi Diri (self-efficacy)

Efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang

dimiliki untuk mengendalikan seluruh kehidupannya, termasuk perasaan

dan kompetensinya.

g. Belajar Bersama

Belajar bersama (kooperatif) diartikan sebagai serangkaian metode

instruksional dimana peserta didik didorong untuk bekerjasama dalam

menyelesaikan tugas akademik yang bertujuan membantu peserta didik

yang satu dengan yang lain untuk belajar.

C. Strategi Pembelajaran

1. Definisi

Strategi pembelajaran dikenal sebagai suatu rancangan pembelajaran yang

akan dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Banyak peneliti yang

mendefenisikan strategi pembelajaran dengan bahasa nya masing- masing,

seperti Uno (2009) mendefenisikan pembelajaran adalah perencanaan atau

perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, proses

belajarnya tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber

belajar, tetapi juga berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang

dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Degeng (dalam Uno, 2007) pembelajaran adalah upaya untuk

membelajarkan siswa; dimana didalamnya terdapat kegiatan memilih,

menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasip pengajaran yanh

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

32

diinginkan, dan pemilhan penetapan dan pengembangan metode didasarkan

pada kondisi pengajaran yang ada.

Selain itu peneliti lain seperti Kemp (dalam sanjaya, 2009) mendefenisikan

strategi pembelajaran sebagai bentuk suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien. Trianto (2011) juga mendefenisikan Strategi pembelajaran

adalah perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi

pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan. Peneliti lain seperti Dick dan Carey (dalam Trianto, 2008) strategi

pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa,

selain itu strategi pembelajaran dapat juga menggunakan beberapa metode,

dimana terdapat lima komponen umum dari strategi pembelajaran yakni

adanya kegiatan pra pembelajaran, penyajian informasi, partisipasi siswa, tes

dan tindak lanjut.

Slavin (2008) mendefenisikan strategi pembelajaran suatu perencanaan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum memulai proses belajar-

mengajar agar segala sumber belajar yang dipakai dapat berfungsi secara

optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat diatas, pengertian strategi pembelajaran adalah upaya

membelajarkan siswa perencanaan atau rancangan prosedur sebelum proses

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

33

belajar agar penggunaan sumber-sumber belajar yang dipakai dapat dipergunakan

secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang maksimal

2. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran

Menurut Uno (2009) terdapat 3 pedoman atau panduan penggunaan suatu

strategi pembelajaran yakni:

a. Tidak ada satu materi pun yang unggul untuk semua tujuan dalam kondisi

b. Metode atau strategi pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang

berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran

c. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisiten pada hasil

pengajaran.

3. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran terbagi kedalam strategi-strategi pembelajaran seperti

strategi pembelajaran ekspositori, kooperatif, inkuiri, strategi pembelajaran

berbasis masalah, dan beberapa strategi pembelajaran lainnya. Menurut

Sanjaya (2009) strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar secara

berkelompok yang disetiap kelompok belajar dengan siswa heterogen yang

terdiri dari siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan akademik yang

berbeda didalam satu kelompok. Kelompok – kelompok kecil terbagi kedalam

empat sampai enam orang siswa yang mempunya latar belakang kemampuan

akademik yang berbeda, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda.

Tujuan dari strategi pembelajaran kooperatif menurut Zamroni (dalam,

Sanjaya 2009) adalah untuk mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya

dalam wujud input pada level individual.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

34

Slavin (2008) juga mendefinisikan strategi pembelajaran kooperatif sebagai

strategi pembelajaran yang selama proses pembelajaran, dimana siswa

dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang

siswa, dimana setiap anggota kelompok dituntut untuk bekerjasama, belajar

berani berargumen dengan menghargai pendapat teman, saling membantu

dalam menjelaskan materi yang tidak diketahui oleh teman satu kelompok,

dalam memahami, maupun menguasai suatu pokok pembahasan atau materi

pelajaran yang diberikan guru.

Sedangkan Trianto (2011) menjelaskan staregi pembelajaran kooperatif

sebagai kelompok belajar kecil yang berisikan empat sampai enam orang siswa

yang bersifat heterogen, dengan tujuan dibentuknya kelompok adalah

memberikan kesempatan pada semua siswa akif dalam proses belajar, setiap

kelompok bertugas mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru,

untuk meningkatkan kinerja dan tanggungjawab siswa dalam menyelesaikan

tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-

konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikir

kritis.

Berdasarkan penjelasan para peneliti yang mendefenisikan strategi

pembelajaran, Penyusunan strategi pembelajaran kooperatif memiliki sejumlah

tujuan, seperti yang juga dijelaskan oleh Jhonson & Jhonson (dalam Winkel,

1996) bahwa strategi pembelajaran kooperatif dapat memaksimalkan belajar

siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara

individu maupun secara kelompok.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

35

Tujuan strategi pembelajaran dapat disimpulkan sebagai bentuk dari salah

satu strategi yang dipakai dalam proses belajar-mengajar, dengan menenpatkan

siswa yang terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa didalam kelompok belajar kecil

yang memiliki karaterisitik yang heterogen, dengan aktivitas belajar siswa yang

lebih aktif dalam mencari, menjelaskan, dan menggunakan semua sumber

belajar, siswa diharapkan mampu memahami dan menyelesaikan permasalahan

dalam pembelajaran melalui interaksi dan kerjasama dengan siswa lainnya,

memiliki peran dan tanggungjawab yang sama dalam memahami materi

pelajaran dan menuntaskan tugas kelompok.

4. Manfaat Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Davidson, dkk (dalam Trianto, 2011), strategi pembelajaran

kooperatif mempunyai sejumlah manfaat, yakni:

a. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar.

Dalam kelompok kecil terdapat sikap saling ketergantungan yang pisitif

antara siswa, setiap siswa dapat bekerjasama dan saling membantu dalam

hal menanyakan pertanyaan yang tidak jelas, mendiskusikan pendapat,

belajar memberikan pendapat, maupun kritikan yang membangun kepada

oranglain. Setiap anggota adalah bagian dari kelompok yang saling

terikat dan bekerjasama untuk mencapai satu tujuan, serta menyimpulkan

penemuan mereka dalam bentuk tulisan.

b. Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa.

Dalam hal ini interaksi siswa akan semakin meningkat, hal ini dirancang

agar semua siswa mampu mempelajari konsep dan strategi pemecahan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

36

masalah secara bersama-sama dan saling membantu dalam mencapai

sukses.

c. Setiap siswa mempunya keterampilan interpersonal.

Dalam kelompok siswa belajar untuk berinteraksi dalam hal diskusi

maupun mengambil sikap dalam membantu dan mencari solusi dalam

permasalahan kelompok melalui argumentasi yang logis, bermanfaat dan

lebih objektif.

d. Proses kelompok

Dalam proses kelompok setiap siswa mendiskusikan cara dalam

mencapai tujuan dan hubungan kerja yang baik dengan ide-ide yang

menarik dan lebih menantang.

e. Pencapaian kesuksesan dari pencapaian tujuan diberikan kepada

kelompok yang mampu mencapai kriteria yang ditentukan, yakni setiap

anggota kelompok mampu menguasai materi pelajaran dan siap

menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain.

5. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2011) menjelaskan ciri-ciri atau karaktersitik dari strategi

pembelajaran kooperatif, yakni:

a. Setiap kelompok kecil terdiri dari siswa yang heterogen yang mempunyai

tingkatan kemampuan yang tinggi, sedang dan rendah.

b. Setiap kelompok kecil terdiri dari kemampuan, jenis kelamin, suku, ras

yang berbeda-beda yang saling membantu.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

37

c. Tujuan dari dibentuknya kelompok-kelompok kecil adalah memberikan

kesempatan kepada setiap siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam

proses berfikir dan kegiatan belajar.

d. Setiap anggota kelompok bertugas mencapai ketuntasan materi yang

disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya dalam

ketuntasan belajar.

e. Setiap anggota kelompok berkumpul dalam kelompok dalam beberapa

kali pertemuan, dimana dalam kelompok siswa diajarkan keterampilan-

keterampilan khusus agar siswa dapat bekerjasama dengan baik didalam

kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan

kepada teman kelompok dengan baik, berdisikusi,dan lain sebagainya.

f. Dalam proses pembelajaran siswa diberi lembar kegiatan yang berisi

pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.

g. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu dimana

kelompok dikatakan berhasil mencapai pembelajaran nya ketika setiap

anggota kelompok mampu menguasai materi pelajaran, demikian

sebaliknya ketika setiap anggota kelompok belum mampu menguasai

materi pelajaran maka dikatakan kelompok tidak berhasil dalam

mencapai pembelajarannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

38

6. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2011) ada tahapan atau langkah-langkah dalam

pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif, yakni:

a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan dari

pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap pelajaran dan memotivasi

siswa untuk belajar.

b. Menyajikan Informasi

Pada langkah kedua ini guru menyajikan informasi kepada siswa baik

dengan jalan peragaan (demonstrasi), lewat bahan bacaan, maupun lewat

tes.

c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar.

Guru memberi penjelasan bagaimana cara membentuk kelompok-

kelompok kecil, sebagai kelompok belajar dan membantu setiap

kelompok agar melakukan perubahan yang efisien.

d. Membantu kerja kelompok dalam belajar.

Guru membimbing kelompok –kelompok belajar pada saat mereka

mengerjakan tugas.

e. Evaluasi.

Guru mengetes mengevaluasi hasil belajar siswa melalui materi pelajaran

yang telah dipelajari setiap siswa dalam kelompok

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

39

f. Memberikan Penghargaan.

Guru menggunakan cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun

hasil belajar individu dan kelompok.

7. Keunggulan Dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya (2009) strategi pembelajaran kooperatif memilikisejumlah

kelebihan dan kekurangan yaitu sebagai berikut :

a. Keuntungan Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu bergantung

pada guru akan tetapi, siswa diarahkan untuk meningkatkan kepercayaan

kemampuan berfikir sendiri, menmukan informasi dari berbagai sumber

dan belajar dari siswa yang lain.

2. Melalui strategi pembelajaran koooperatif siswa dapat mengembangkan

kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara

verbal dan membandingkannya dengan ide- ide orang lain.

3. Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa dapat membantu untuk

respek pada oranglain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan.

4. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup

ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan

sosial.

5.Strategi pembelajaran kooperatif membantu siswa lebih bertanggungjawab

dalam belajar

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

40

b. Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif

1. Penilaian yang diberikaan dalam strategi pembelajaran kooperatif

didasarkan kepada hasil kerja kelompok, bukan berdasarkan individual.

2. Membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan stategi

pembelajaran yang lain.

3. Bagi siswa yang memiliki kelebihan atau tingkat kecerdasan yang diatas

rata-rata siswa lainnya, strategi ini akan menghambat perkembangan

mereka yang mampu menyerap informasi selama proses belajar secara

lebih cepat dibandingkan teman – teman yang lain.

D. Profil SMA Negeri 1 Pematangsiantar

SMA Negeri 1 Pematangsiantar berdiri tahun 1959, beralamat pada jalan

Parsoburan No. 24 Pematangsiantar, Kecamatan Siantar Marihat Kota

Pematangsiantar. SMA Negeri 1 Pematangsiantar memiliki jumlah siswa kelas X,

XI, XII, sebanyak 445 siswa pada periode tahn 2012/2013. Adapun jumlah

ruangan kelas yang dipakai untuk keseluruhan siswa berjumlah 32 kelas, yakni 13

ruangan untuk kelas X, 8 ruangan untuk kelas XI, dan 11 ruangan untuk kelas XII.

SMA Negeri 1 Pematangsiantar juga memiliki beberapa tenaga pengajar,

dimana jumlah tenaga pengajar(Guru) sebanyak 112 guru yang terdiri dari 11 guru

Pendidikan Agama, guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) 6 orang, guru

Bahasa Indonesia 9 orang, guru Bahasa Inggris 13 orang, guru Matematika 12

orang, guru Fisika 6 orang, guru Biologi 7 orang, guru Kimia 8 orang, guru

Sejarah 3 orang, guru Geografi 4 orang, guru Ekonomi 7 orang, guru Sosiologi 5

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

41

orang, guru Pendidikan Seni 3 orang, guru Penjaskes 3 orang, guru Teknik

Informasi Komunikasi (TIK) 4 orang, guru Bimbingan Konseling (BK) 7 orang,

dan guru Bahasa Jerman 4 orang.

SMA Negeri 1 Pematangsiantar juga memiliki fasilitas sarana yang mendukung

pembelajaran seperti perpustakaan, laboratoriun IPA, laboratorium bahasa,

laboratorium komputer, ruang baca, ruang osis, musholla, kantin, Unit Kesehatan

Siswa (UKS). SMA Negeri 1 Pematangsiantar juga merupakan salah satu sekolah

yang selalu mengikuti Program Pendidikan Nasional, yakni memberlakukan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak Tahun pelajaran 2008/2009

sebagai pengganti dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

1. Visi dan Misi Sekolah

a. Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar menjadi siswa yang berbudi pekerti

luhur, berakhlak mulia, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Siswa SMA Negeri 1 Pematangsiantar menjadi siswa yang berprestasi baik

dalam bidang akademik maupun non-akademik.

c. Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

d. Menyediakan fasilitas belajar yang memadai, lingkungan belajar yang

nyaman dan situasi belajar mengajar yang kondusif.

e. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan bakat dan kemampuan sebagai

bekal bermasyarakat.

f. Menyiapkan sumber daya manusia yang handal mampu dan mengerti

kebutuhan pembangunan utntuk mensejahterakan masyarakat.

g. Menumbuhkan sikap disiplin dan semangat keunggulan kompetitif baik

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

42

dalam bidang imtaq maupun IPTEK.

h. Menyiapkan siswa yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang yang lebih tinggi.

i. Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan budi pekerti yang

luhur, akhlak mulia dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

E. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar

Terhadap Hasil Belajar Matematika

Matematika termasuk salah satu jenis pembelajaran yang menuntut

pemahaman kompleksitas dari siswa, sebab itu pelajaran matematika sampai

saat ini menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh sebagian besar pelajar,

alasan, yang umumnya melatarbelakanginya seperti matematika dianggap

sebagai pelajaran yang sulit sehingga menjadi momok yang menakutkan dan

dijauhi kebanyakan siswa di sekolah (Masduki, 2011). Berbagai pembelajaran

yang menyenangkan berupaya selalu ditingkatkan untuk menarik ketertarikan

siswa untuk belajar dan mengubah konsep siswa yang negatif pada pelajaran

metematika. Interaksi yang terjadi selama proses belajar membawa penilaian

siswa terhadap pelajaran dan berdampak pada pencapaian tinggi rendahnya

nilai hasil belajar. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat

bersumber dari faktor internal maupun faktor eksternal (Djamarah, 2006).

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang turut mempengaruhi

hasil belajar. Menurut sanjaya (2009) salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi hasil belajar adaah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

43

adalah rancangan atau desain pembelajaran yang disusun oleh guru dengan

pencapaian tujuan proses pembelajaran yang diharapkan.

Desain pembelajaran dengan suasana belajar yang menyenangkan dapat

mengarahkan perhatian siswa, pelajaran menjadi jauh lebih mudah dipahami

dan lebih bertahan lama dalam ingatan siswa, (Mahmud, 1989). Pemilihan

strategi pembelajaran yang benar dapat mendukung dan meningkatkan hasil

belajar tetapi penggunaan strtaegi pembelajaran yang tidak tepat akan

memberikan pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa, karena prestasi

belajar seorang siswa salah satunya turut dipengaruhi oleh metode mengajar

yang tersusun didalam strategi pembelajaran yang diterapkan (Suryabrata,

1983; Djamarah, 2006).

Strategi pembelajaran yang saat ini sedang digalakkan didalam dunia

pendidikan salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan pembelajaran lainnya, karena

pembelajaran kooperatif memiliki keungguan yakni adanya interdependensi

tugas, intesependensi ganjaran, interaksi siswa dengan sumber belajar, dan

kompetisi (Suprayekti, 2006). Melalui pembelajaran kooperatif para siswa

diharapkan aktif melalui interaksi saling membantu, berdiskusi, berdebat, atau

saling menilai pengetahuan dan pemahaman satu sama lain.

Faktor eksternal dalam lingkungan pembelajaran melalui penerapan strategi

pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika, dan

faktor lain luar pembelajaran yang juga berperan serta dalam meningkatkan

hasil belajar matematikaadalah siswa atau pembelajar sendiri (Dalyono, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

44

Dorongan dari dalam diri siswa yang menggerakkan usaha dalam

melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan adalah motivasi. Santrock

(2008) mengartikan motivasi sebagai proses yang memberikan semangat, arah,

dan kegigihan perilaku. Motivasi belajar adalah salah satu bagian penting

dalam membangun usaha siswa untuk mampu memperoleh nilai hasil belajar

yang tinggi.

Motivasi belajar adalah salah satu faktor yang memperkuat suatu perbuatan

yang dilakukan, dan tujuan yang jelas dari suatu perbuatan yang dilakukan

akan membuat siswa memiliki arah dari kegiatan yang dilakukan (Winkel,

1996), didukung juga oleh Winataputra dan Sardiman (2002,2003) yang

menyatakan motivasi belajar akan mendorong keberhasilan dari pencapaian

tujuan pembelajaran, dan tanpa motivasi kegiatan belajar mengajar sulit untuk

berhasil.

Kondisi pembelajaran di Indonesia, pada umunya masih berfokus pada

pembelajaran yang berpusat pada guru aktif serta siswa sebagai objek pasif

dalam menerika pelajaran menyebabkan kondisi belajar menjadi pasif sehingga

pembelajaran menjadi membosankan (Sanjaya, 2008). Kepasifan siswa dalam

kondisi belajar yang membosankan dan menurut Masduki (2011)

mengakibatkan motivasi belajar siswa rendah.

Motivasi memberikan dukungan atau peran yang membantu siswa

mencapai hasil belajar yang baik atau tidak baik, dengan kata lain motivasi

belajar berhubungan dengan hasil belajar siswa (Purwanto, 2006), oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

45

sebab itu motivasi belajar mendorong siswa untuk tetap semangat dalam

belajar (Winkel, 1996).

Salah satu bentuk dalam hal meningkatkan lingkungan belajar yang

kondusif adalah melalui pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan

mendorong ketertarikan, keinginan siswa belajar guna mencapai hasil

belajar yang maksimal melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif

(Suprapto, 2013), dan pentingnya peranan motivasi memberikan dukungan

terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dengan kata lain motivasi belajar

berhubungan dengan hasil belajar siswa (Purwanto, 2006).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memutuskan untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh strategi pembelajaran dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 kelas X di

Pematangsiantar.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang dikemukakan

sebelumnya maka peneliti mengajukan tiga hipotesis mayor dan empat

hipotesis minor, yaitu

Hipotesis Mayor :

a. Ada pengaruh strategi pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar

matematika siswa.

b. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika

siswa.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Penilaian Hasil Belajar 1. Definisirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42509/4/Chapter II.pdf · A. Penilaian Hasil Belajar . 1. ... dan penyesuaian

46

c. Ada interaksi strategi pembelajaran dan motivasi belajar terhadap

yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Hipotesis Minor:

a. Ada pengaruh motivasi belajar tinggi terhadap hasil belajar

matematika pada siswa yang memakai strategi pembelajaran non-

kooperatif.

b. Ada pengaruh motivasi rendah terhadap hasil belajar matematika

pada siswa yang memakai strategi pembelajaran non-kooperatif.

c. Ada pengaruh motivasi tinggi terhadap hasil belajar matematika

pada siswa yang memakai strategi pembelajaran kooperatif.

d. Ada pegaruh motivasi rendah terhadap hasil belajar matematia pada

siswa yang memakai strategi pembelajaran kooperatif

Universitas Sumatera Utara