BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di...

19
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar atau Bimbingan dan Konseling untuk anak-anak usia sekolah dasar. Karena karakteristik perkembangan peserta didik di jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) berbeda, maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bimbingan, penerapan bimbingan dan konseling di sekolah dasar perlu memperhatikan karakteristik perkembangan pada anak usia sekolah dasar, yakni anak usia antara enam hingga tiga belas tahun (Ditjen PMPTK, 2007). 2.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah 2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling ialah agar konseli dapat: 1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya di masa yang akan datang; 2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; 3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; 4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di...

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan

Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar atau Bimbingan dan Konseling untuk

anak-anak usia sekolah dasar. Karena karakteristik perkembangan peserta didik di

jenjang pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT)

berbeda, maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bimbingan, penerapan

bimbingan dan konseling di sekolah dasar perlu memperhatikan karakteristik

perkembangan pada anak usia sekolah dasar, yakni anak usia antara enam hingga

tiga belas tahun (Ditjen PMPTK, 2007).

2.2 Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

2.2.1 Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Tujuan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling ialah agar konseli dapat:

1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta

kehidupannya di masa yang akan datang;

2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal

mungkin;

3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat

serta lingkungan kerjanya;

4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian

dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

10

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli

agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-

sosial, belajar (akademik), dan karier (Ditjen PMPTK, 2007).

2.2.2 Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan Konseling juga memiliki fungsi, fungsi Bimbingan dan

Konseling antara lain (Prayitno, 2001) :

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai

dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman meliputi :

a. Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik

sendiri, orang tua, guru pada umumnya, guru kelas dan guru

pembimbing.

b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya

lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta didik sendiri,

orang tua, guru pada umumnya, guru kelas dan guru pembimbing.

c. Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasuk di

dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan dan sosial

informasi budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta didik.

2) Fungsi pencegahan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,

menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian

tertentu dalam proses perkembangannya.

3) Fungsi pengentasan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan

menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang

dialami oleh peserta didik.

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi Bimbingan dan

Konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya

berbagai potensi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya

secara mantap dan berkelanjutan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

11

2.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Juntika (2006) menyajikan rumusan tugas perkembangan anak usia 6-13

tahun sebagai berikut :

1) Menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2) Mengembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan

berhitung;

3) Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari;

4) Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya;

5) Belajar menjadi pribadi yang mandiri;

6) Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk

permainan maupun kehidupan dan;

7) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman

perilaku.

2.4 Penyusunan dan Persyaratan Pokok Program Bimbingan dan Konseling

di Sekolah

2.4.1 Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Menurut Winkel (2004) “Pengertian program bimbingan dan konseling

adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan

terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran”.

Sedangkan Berdasarkan kurikulum 2004 “Program bimbingan dan konseling

merupakan rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan

dilaksanakan pada periode tertentu.” (Depdikbud, 2004).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa program

bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta

didik atau siswa di sekolah oleh guru BK atau konselor secara terencana,

terorganisir dan terkoordinasi yang dilaksanakan pada periode tertentu, secara

teratur dan berkesinambungan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

12

2.4.2 Jenis Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Menurut Solihin, 2010 dilihat dari jenisnya, program bimbingan dan

konseling terdiri 5 (lima) jenis program antara lain :

(1) program tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling

meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di

sekolah/madrasah, (2) program semesteran, yaitu program pelayanan

Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester

yang merupakan jabaran program tahunan, (3) program bulanan, yaitu

program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan

selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran, (4)

program mingguan, yaitu: program pelayanan Bimbingan dan Konseling

meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran

program bulanan dan (5) program harian, yaitu: program pelayanan

Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam

satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan

dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan

pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.

2.4.3 Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Sebelum melaksanakan program Bimbingan dan Konseling di sekolah

dilakukan tahap penyusunan program dan hendaknya perlu memperhatikan

beberapa pertimbangan dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi

program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan

peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuhan di masing-masing

Sekolah/Madrasah (Depdiknas, 2007).

1) Rasional

Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi Bimbingan dan Konseling

dalam keseluruhan program Sekolah/Madrasah ke dalam rumusan ini

dapat menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan Bimbingan dan

Konseling dengan pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak

perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat

(termasuk para peserta didik) dan hal-hal lain yang dianggap relevan.

2) Visi dan Misi

Secara mendasar visi dan misi Bimbingan dan Konseling perlu

dirumuskan ulang ke dalam fokus isi:

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

13

Visi : Membangun iklim Sekolah/Madrasah bagi kesuksesan seluruh

peserta didik

Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai

kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan pada

tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

3) Deskripsi Kebutuhan

Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan

lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan

dikuasai peserta didik. Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas

perkembangan, yakni Standar Kompetensi Kemandirian yang disepakati

bersama.

4) Tujuan

Rumuskan tujuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus

dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan

konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan:

a) Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta

didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari

dan dikuasai

b) Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi dan

menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari

kemampuan dirinya, dan

c) Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku

dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari

5) Komponen Program.

Komponen program meliputi: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b)

Komponen Pelayanan Responsif, (c) Komponen Perencanaan Individual

dan d) Komponen Dukungan Sistem (manajemen)

6) Rencana Operasional (Action Plan)

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran

program Bimbingan dan Konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan

efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang

menggambarkan struktur isi program, baik kegiatan di Sekolah/Madrasah

maupun luar Sekolah/Madrasah, untuk memfasilitasi peserta didik

mencapai tugas perkembangan atau kompetensi tertentu.

Atas dasar komponen program di atas lakukan:

a. Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu

dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas

perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta didik

b. Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap

kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau

terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan

pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu

dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi

program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

14

TABEL 2.4.3.1

PERKIRAAN ALOKASI WAKTU PELAYANAN (Ditjen PMPTK, 2007)

KOMPONEN PELAYANAN

JENJANG

PENDIDIKAN

SD/MI

1. Pelayanan Dasar 45-55 %

2. Pelayanan Responsif 20-30 %

3. Pelayanan Perencanaan Individual dan keluarga 5-10 %

4. Dukungan Sistem 10-15 %

c. Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam

tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan

dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama

satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan

dan Program semester.

d. Program bimbingan dan konseling Sekolah/Madrasah yang telah

dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk

kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan,

semesteran, bulanan, dan mingguan.

e. Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a)

kontak langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik.

Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di kelas

(pelayanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 2 (dua) jam

pelajaran per-kelas per-minggu. Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak

langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti

e-mail, buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home

visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referral).

7) Pengembangan Tema/Topik (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri)

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah

diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema

secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen

program.

8) Pengembangan Satuan Pelayanan (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri)

Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik.

9) Evaluasi

Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar

tujuan yang ingin dicapai. Sejauh mungkin perlu dirumuskan pula evaluasi

program yang berfokus kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk

akuntabilitas pelayanan bimbingan dan konseling.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

15

10) Anggaran

Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan

secara cermat, rasional, dan realistik

2.4.4 Pola Pokok Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Menurut (Prayitno, 2001) pada dasarnya pola pokok kegiatan Bimbingan

dan Konseling di sekolah dasar adalah BK pola 17 dengan penyesuaian terhadap

tingkat perkembangan siswa dan kondisi Sekolah Dasar.

1. Pengertian, tujuan, fungsi, prinsip dan asas-asas Bimbingan dan Konseling

yang diterapkan di sekolah dasar adalah sama dengan hal-hal tersebut di

jenjang sekolah yang lebih tinggi (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,

Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan serta sekolah-

sekolah lain yang sederajat), yang secara keseluruhan tersimpul di dalam

Bimbingan dan Konseling pola 17.

2. Rincian empat bidang Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar

disesuaikan dengan tugas-tugas perkembangan anak-anak tingkat sekolah

dasar dan tujuan sekolah dasar.

3. Pelaksanaan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan

Konseling di sekolah dasar disesuaikan (tentang materi atau cara-caranya)

dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa di sekolah dasar.

a. Kelas I dan kelas II

(1) Layanan orientasi dan informasi

(2) Layanan penempatan/penyaluran

(3) Layanan pembelajaran

b. Kelas III dan IV

(1) Layanan orientasi dan informasi

(2) Layanan penempatan/penyaluran

(3) Layanan pembelajaran

c. Kelas V dan VI

(1) Layanan orientasi dan informasi

(2) Layanan penempatan/penyaluran

(3) Layanan pembelajaran

d. Kelima jenis kegiatan pendukung dapat dilaksanakan untuk setiap

Sekolah Dasar dengan penyesuaian seperlunya berkenaan dengan

materi dan pelaksanaannya.

(1) Instrumentasi bimbingan dan konseling

(2) Himpunan data

(3) Konferensi kasus

(4) Kunjungan rumah

(5) Alih tangan kasus

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

16

Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah menggunakan

pola 17 plus yang terdiri dari: enam bidang bimbingan, sembilan kegiatan layanan

dan lima kegiatan pendukung. 6 (enam) bidang bimbingan yaitu bimbingan

pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, bimbingan agama

dan bimbingan keluarga. Untuk kegiatan layanan terbagi menjadi 9 (Sembilan)

yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan

konten/pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling

kelompok, konsultasi dan mediasi. Untuk kegiatan layanan pendukung terdapat 5

(lima) kegiatan antara lain aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan

rumah, konferensi kasus dan alih tangan kasus (Ditjen PMPTK, 2007). Namun

secara umum yang dilaksanakan antara lain :

Untuk rincian materi pokok bidang-bidang bimbingan tingkat sekolah

dasar menurut (Prayitno, 2001) antara lain :

1) Bimbingan pribadi yaitu penanaman sikap kebiasaan dalam beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengenalan dan pemahaman tentang

kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif

dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun untuk

peranannya di masa depan, pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan

minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-

kegiatan yang kreatif dan produktif, pengenalan dan pemahaman tentang

kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya, pengembangan

kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri dan

perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat.

2) Bimbingan sosial yaitu pengembangan kemampuan berkomunikasi baik

melalui ragam lisan maupun lisan secara efektif, pengembangan kemampuan

bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun

di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-

nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku, pengembangan

hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman sebaya,

pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan

lingkungan serta kesadaran untuk melaksanakannya.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

17

3) Bimbingan belajar yaitu pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk

mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan

nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas

(PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program

penilaian, pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri

maupun kelompok, pemantapan dan pengembangan penguasaan materi

pelajaran di SD dan orientasi belajar di sekolah lanjutan tingkat pertama.

4) Bimbingan karier yaitu pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha

memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup, pengenalan,

orientasi dan informasi karier pada umumnya secara sederhana, pengenalan

dan pemahaman diri secara awal berkenaan dengan kecenderungan karier

yang hendak dikembangkan dan orientasi dan informasi sederhana terhadap

pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karier yang

hendak dikembangkan.

Sedangkan jenis-jenis layanan program bimbingan dan konseling ada 9 jenis

layanan bimbingan antara lain :

1. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik memahami lingkungan (seperti sekolah)

yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar

berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.

2. Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi

(seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk

kepentingan peserta didik.

3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan

penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas,

kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,

kegiatan ko/ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta

kondisi pribadinya.

4. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik mengembangkan individu maupun sebagai

pelajar dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau

tindakan tertentu.

5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap

muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka

pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.

6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui

dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu

(terutama dari guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-

sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

18

pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan

dirinya.

7. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk

pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui

dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah

pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain

dalam memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan

permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang

telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung

mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Aplikasi instrumentasi data, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan

data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta

didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan

instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami

peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahamai karakteristik

lingkungan.

2. Himpunan data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan

keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.

Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,

komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.

3. Konferensi kasus, merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan

peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang

dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan.

4. Kunjungan rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data,

keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan

peserta didik melalui kunjungan rumah klien.

Sedangkan prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling antara lain :

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan yaitu Bimbingan dan

Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis

kelamin, suku, agama dan sosial ekonomi, Bimbingan dan Konseling

berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan

dinamis, Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan

berbagai aspek perkembangan individu dan Bimbingan dan Konseling

memberikan perhatian utama kepada perbedaan individu yang menjadi

orientasi pokok pelayanannya.

2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu yaitu Bimbingan

dan Konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

19

kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di

sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan

sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik

individu, kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor

timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian

utama pelayanan Bimbingan dan Konseling.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan yaitu Bimbingan dan

Konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan

pengembangan individu, oleh karena itu program Bimbingan dan

Konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan

serta pengembangan peserta didik, program Bimbingan dan Konseling

harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan

kondisi lembaga, program bimbingan dan konseling disusun seacara

berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi dan

terhadap isi dan pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling perlu

diadakan penilaian yang teratur dan terarah.

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan yaitu

Bimbingan dan Konseling diarahkan untuk pengembangan individu yang

akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi

permasalahannya, dalam proses Bimbingan dan Konseling, keputusan

yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan

individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing

atau pihak lain, permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli

dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, kerja

sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua amat

menentukan hasil pelayanan Bimbingan dan Konseling, pengembangan

program pelayanan Bimbingan dan Konseling ditempuh melalui

pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap

individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program Bimbingan

dan Konseling itu sendiri.

Menurut Prayitno (2001) asas-asas bimbingan dan konseling antara lain :

1. Asas kerahasiaan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menuntut

dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik yang

menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan

tidak layak diketahui orang lain.

2. Asas kesukarelaan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang

menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik

mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.

3. Asas keterbukaan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menjadi

sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak pura-pura, baik di

dalam memberikan keterangan keterangan tentang dirinya sendiri maupun

dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna

bagi pengembanga dirinya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

20

4. Asas kegiatan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki

agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif

di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.

5. Asas kemandirian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menunjuk

pada tujuan umum Bimbingan dan Konseling, yaitu peserta didik sebagai

sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-

individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri

dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta

mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu.

6. Asas kekinian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki

agar objek sasaran layanan Bimbingan dan Konseling ialah permasalahan

peserta didik dalam kondisinya sekarang.

7. Asas kedinamisan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang

menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan yang sama

kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan terus berkembang

serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya

dari waktu ke waktu.

8. Asas keterpaduan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki

agar berbaggai layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling, baik yang

dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,

harmonis dan terpadukan.

9. Asas kenormatifan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang

menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan Bimbingan dan

Konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan

norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan,

adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku.

10. Asas keahlian, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki

agar layanan dan kegiatan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan atas

dasar kaidah-kaidah profesional.

11. Asas alih tangan, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki

agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan

Bimbingan dan Konseling secara tepat dan tuntas atau suatu permasalahan

peserta didik mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang

lebih ahli.

12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang

menghendaki agar pelayanan Bimbingan dan Konseling secara

keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan

rasa aman), mengembangkan rasa keteladanan, memberikan rangsangan

dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik

untuk maju.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

21

2.4.5 Keterpaduan Program Bimbingan Dalam KBM

Sampai saat ini dalam sistem pendidikan sekolah dasar, layanan

bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Namun demikian

pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar tetap menghendaki dukungan manajerial

yang memadai. Menurut Sunaryo Kartadinata, dkk (2002) penyelenggaraan

layanan bimbingan di sekolah dasar perlu dipertimbangkan aspek-aspek :

1) Aspek Program

Program bimbingan perlu dikembangkan bertolak dari kebutuhan dan

masalah nyata yang ada di sekolah. Program bimbingan di sekolah dasar

bisa menyangkut bimbingan belajar, pribadi dan sosial serta bimbingan

karir. Sementara itu isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu

dikembangkan secara relevan dengan konsep dan kebutuhan nyata yang

dihadapi para peserta didik sekolah dasar di dalam perkembangannya.

Perangkat tugas yang harus diselesaikan peserta didik dapat menjadi

panduan umum bagi pengembangan program bimbingan di sekolah dasar

2) Aspek ketenagaan

Dengan mempertimbangkan kondisi dan sistem yang berlaku selama ini di

sekolah dasar, guru kelas dipandang sebagai personel yang paling mungkin

melaksanakan layanan bimbingan. Jika demikian halnya maka seorang guru

sekolah dasar perlu memiliki pemahaman yang tepat dan keterampilan yang

memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan.

3) Aspek Prosedur / Teknik

Seperti diungkapkan di atas bahwa bimbingan di sekolah dasar lebih

berorientasi kepada pengembangan. Oleh karena itu sistem peluncuran

bimbingan di sekolah dasar menghendaki keterpaduan anatara pendekatan

dan teknik onstruksional dengan transaksional. Pengembangan iklim

pembelajaran yang kondusif bagi pengemabangan perilaku efektif baik yang

menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta

pengembangan karir sebagai strategi yang efektif untuk digunakan di

sekolah dasar.

4) Daya dukung lingkungan

Bimbingan adalah sub sistem yang terpadu dalam sistem pendidikan

sekolah. Proses bimbingan hanya akan berjalan dengan baik jika mendapat

tempat yang layak dalam sistem ini, sehingga layanan bimbingan akan

dirasakan memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

Para guru bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan

dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah satu

faktor penting dari upaya meningkatkan mutu pelaksanaan bimbingan di

sekolah dasar.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

22

TABEL 2.4.6

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

(Ditjen PMPTK, 2007)

Aspek Perkembangan : Landasan Hidup Religius

No.

TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal bentuk-bentuk dan tata cara ibadah sehari-

hari.

2. Akomodasi Tertarik pada kegiatan ibadah sehari-hari.

3. Tindakan Melakukan bentuk-bentuk ibadah sehari-hari.

Aspek Perkembangan : Landasan Perilaku Etis

No.

TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal patokan baik-buruk atau benar-salah

dalam berperilaku.

2. Akomodasi Menghargai aturan-aturan yang berlaku dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Tindakan Mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam

lingkungannya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

23

Aspek Perkembangan : Kematangan Emosi

No. TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal perasaan diri sendiri dan orang lain.

2. Akomodasi Memahami perasaan-perasaan diri dan orang lain.

3. Tindakan Mengekspresikan perasaan secara wajar.

Aspek Perkembangan : Kematangan Intelektual

No.

TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan

dan perilaku belajar.

2. Akomodasi Menyenangi berbagai aktifitas perilaku belajar.

3. Tindakan Melibatkan diri dalam berbagai aktifitas perilaku

belajar.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

24

Aspek Perkembangan : Kesadaran Tanggung Jawab Sosial

No. TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal hak dan kewajiban diri sendiri dalam

lingkungan kehidupan sehari-hari.

2. Akomodasi Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain

dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

3. Tindakan Berinteraksi dengan orang lain dalam suasana

persahabatan.

Aspek Perkembangan : Kesadaran Gender

No.

TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal diri sebagai laki-laki atau perempuan.

2. Akomodasi Menerima atau menghargai diri sebagai laki-laki atau

perempuan.

3. Tindakan Berperilaku sesuai dengan peran sebagai laki-laki

atau perempuan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

25

Aspek Perkembangan : Pengembangan Pribadi

No. TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal keberadaan diri dalam lingkungan dekatnya.

2. Akomodasi Menerima keadaan diri sebagai bagian dari

lingkungan.

3. Tindakan Menampilkan perilaku sesuai dengan keberadaan diri

dalam lingkungannya.

Aspek Perkembangan : Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian Perilaku

Ekonomis)

No.

TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh dan

kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

dekatnya.

2. Akomodasi Memahami perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh

dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di

lingkungan dekatnya.

3. Tindakan Menampilkan perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh,

dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di

lingkungannya

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

26

Aspek Perkembangan : Wawasan dan Kesiapan Karir

No.

TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal ragam pekerjaan dan aktivitas orang dalam

lingkungan kehidupan .

2. Akomodasi Menghargai ragam pekerjaan dan aktivitas orang

sebagai hal yang saling bergantung.

3. Tindakan Mengekspresikan ragam pekerjaan dan aktivitas orang

dalam lingkungan kehidupan.

Aspek Perkembangan : Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya

No.

TATARAN/

INTERNALISASI

TUJUAN

SD

1. Pengenalan Mengenal norma-norma dalam berinteraksi dengan

teman sebaya.

2. Akomodasi Menghargai norma-norma yang dijunjung tinggi dalam

menjalin persahabatan dengan teman sebaya.

3. Tindakan Menjalin persahabatan dengan teman sebaya atas dasar

norma yang dijunjung tinggi bersama.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5538/3/T1... · 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... fungsi Bimbingan dan

27

2.5 Kerangka Pemikiran

Asesmen

Lingkungan

Wawancara

Observasi

Studi

Dokumentasi

Harapan dan

Kondisi

Lingkungan

Visi dan Misi SDN Jubelan

02 Sumowono

Tujuan Pendidikan SDN

Jubelan 02 Sumowono

10 kemampuan dasar guru

SDN Jubelan 02 Sumowono

Perangkat Tugas

Perkembangan/(kompetensi

/kecakapan hidup, nilai dan

moral peserta didik)

Tataran tujuan BK

(penyadaran, akomodasi

dan tindakan)

Permasalahan yang perlu

Asesmen

Perkembangan

Konseli

ITP

Harapan dan

Kondisi

Konseli

Komponen

Program

Pelayanan dasar BK

(untuk seluruh peserta

didik dan orientasi

jangka panjang)

Pelayanan responsif

(pemecahan masalah,

remidiasi)

Dukungan sistem (aspek

manajemen dan

pengembangan)

Strategi

Pelayanan

Pelayanan Orientasi

Pelayanan Informasi

Penempatan dan Penyaluran

Penguasaan Konten

Bimbingan Kelompok

Kolaborasi Guru

Kolaborasi Orang Tua

Penilaian Individu/Kelompok

Himpunan Data

Aplikasi Instrumentasi

Diintegrasikan dalam proses

pembelajaran di kelas

(Memadukan antara program

layanan BK dengan program

pembelajaran yang dirancang)

SKEMA PERENCANAAN PROGRAM BK BERDASARKAN ANALISIS

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA KELAS IV, V DAN VI DI SDN JUBELAN

02 SUMOWONO