BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU...

31
BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT WADASLINTANG TAHUN 1998-2011 A. Kondisi Geografis Kelurahan Wadaslintang Kelurahan Wadaslintang terletak di Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Wadaslintang merupakan Kecamatan terjauh dan terluas di Kabupaten Wonosobo dan wilayah paling selatan Kabupaten Wonosobo. Luas kecamatan Wadaslintang adalah 12.716 Ha, terletak pada ketinggian 275 m diatas permukaan lautsehingga merupakan wilayah yang paling rendah di kabupaten Wonosobo. Kecamatan Wadaslintang merupakan wilayah yang udaranya cukup panas dari pada kecamatan-kecamatan lain yang berada di kabupaten Wonosobo, hal ini disebabkan karena posisi wilayahnya yang paling rendah dari permukaan laut. Curah hujan pada tahun 2000 sebanyak 3.293 milimeter dengan jumlah hujan sebanyak 136 hari. Jarak ibukota kecamatan Wadaslintang ke ibukota kabupaten adalah 37 km kearah timur dan merupakan kecamatan terjauh dari kota Wonosobo. Kecamatan Wadaslintang ini berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain: pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kaliwiro, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen. Penduduk Kecamatan Wadaslintang akhir tahun 2005 sebanyak 53.811 jiwa yang tersebar di 16 desa dan 1 kelurahan dengan 21 26 Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Transcript of BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU...

Page 1: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

26

BAB II

KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT

WADASLINTANG TAHUN 1998-2011

A. Kondisi Geografis Kelurahan Wadaslintang

Kelurahan Wadaslintang terletak di Kecamatan Wadaslintang,

Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Wadaslintang

merupakan Kecamatan terjauh dan terluas di Kabupaten Wonosobo dan

wilayah paling selatan Kabupaten Wonosobo.

Luas kecamatan Wadaslintang adalah 12.716 Ha, terletak pada

ketinggian 275 m diatas permukaan lautsehingga merupakan wilayah yang

paling rendah di kabupaten Wonosobo. Kecamatan Wadaslintang merupakan

wilayah yang udaranya cukup panas dari pada kecamatan-kecamatan lain yang

berada di kabupaten Wonosobo, hal ini disebabkan karena posisi wilayahnya

yang paling rendah dari permukaan laut. Curah hujan pada tahun 2000

sebanyak 3.293 milimeter dengan jumlah hujan sebanyak 136 hari.

Jarak ibukota kecamatan Wadaslintang ke ibukota kabupaten adalah 37

km kearah timur dan merupakan kecamatan terjauh dari kota Wonosobo.

Kecamatan Wadaslintang ini berbatasan dengan beberapa wilayah, antara lain:

pada sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kaliwiro, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, sebelah selatan dan barat berbatasan

dengan Kabupaten Kebumen. Penduduk Kecamatan Wadaslintang akhir tahun

2005 sebanyak 53.811 jiwa yang tersebar di 16 desa dan 1 kelurahan dengan

21

26

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

27

sex ratio 99,47% dengan kepadatan rata-rata 423 jiwa/km2. Kelurahan

Wadaslintang adalah satusatunya kelurahan yang berada di Kecamatan

Wadaslintang. Kelurahan Wadaslintang sendiri mempunyai luas 442,000 Ha

dengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa dan

perempuan dengan jumlah 2.370 jiwa, sehingga kepadatan penduduknya

adalah 1.062 jiwa/km2 pada akhir tahun 2005. Batas-batas wilayah Kelurahan

Wadaslintang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 9. Peta Kelurahan Wadaslintang Sumber : Kelurahan Wadaslintang

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa Kelurahan Wadaslintang

berbatasan dengan: sebelah utara berbatasan dengan Desa Trimulyo dan Hutan

Pinus milik Kehutanan Kedu Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Desa

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

28

Plunjaran, sebelah selatan berbatasandengan Desa Panerusan dan Waduk

Wadaslintang dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Tirip.

Kelurahan Wadaslintang terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun

Wadaslintang, Cangkring, Dadapgede dan Paras serta terdiri dari 39 RT dan

10 RW. Masingmasing dusun dikepalai oleh seorang kepala dusun. Jabatan

kepala dusun sebenarnya sudah tidak berlaku lagi jika wilayahnya berstatus

kelurahan karena jika suatu desa mempunyai status kelurahan maka yang

membawahi suatu lingkungan dibawah Kelurahan adalah Kepala Lingkungan

yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.

Proses perubahan status desa Wadaslintang menjadi kelurahan

Wadaslintang itu sangat panjang dan tidak mudah maka kelurahan

Wadaslintang masih menggunakan Kepala Dusun untuk membawahi suatu

Lingkungan Warga. Kepala dusun tersebut masing-masing masih mempunyai

hak atas tanah bengkok yang merupakan “bondo desa”sehingga mereka tidak

mendapatkan gaji dari pemerintah seperti halnya Kepala Lingkungan.

B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Wadaslintang

1. Kehidupan Ekonomi

Kehidupan masyarakat Wadaslintang, sebagian besar

menitikberatkan kepada sektor pertanian, sehingga masyarakatnya bermata

pencaharian sebagai petani. Jenis tanah di Wadaslintang sebagian besar

adalah tanah kering yang digunakan sebagai areal pemukiman, bangunan,

pekarangan, hutan, perkebunan dan waduk. Kegiatan pertanian masyarakat

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

29

adalah pertanian tegalan dan perkebunan.

Pertanian tanaman pangan untuk wilayah Wadaslintang lebih

rendah kalau dibandingkan dengan daerah laindi Kabupaten Wonosobo.

Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lahan pertaniannnya yang kering dan

terpengaruh pada keadaan iklim yang kurang mendukung, khususnya

untuk lahan sawah/padi, yang sebagian besar adalah sawah tadah hujan.

Pertanian perkebunan cukup bagus terutama pada tanaman keras/tanaman

tahunan seperti kelapa, cengkeh, kopi dan sebagian telah dikembangkan

tanaman lada.

Sektor yang mendukung perekonomian masyarakat Wadaslintang

selain sektor pertanian adalah dibidang perdagangan dan jasa.

Pengembangan sektor perkebunan dan perikanan juga cukup baik.

Masyarakat Wadaslintang juga mempunyai pekerjaan sambilan lainnya.

Pekerjaan sambilan adalah pekerjaan yang dilakukan bila pekerjaan

disawah sudah selesai artinya menunggu waktu bersawah yang akan

datang atau menunggu waktu panen tiba. Adapun pekerjaan sambilan yang

dilakukan oleh masyarakat petani kelurahan Wadaslintang adalah beternak

dan berdagang yang biasanya dilakukan seminggu sekali yaitu di Pasar

Tradisional Wadaslintang, dan lain-lain. Para petani ini biasanya

menghentikan aktivitas pertaniannya pada hari pasaran wage. Pada hari itu

mereka melakukan kegiatannya di Pasar Wadaslintang, untuk menjual

hasil pertaniannya. Keadaan perekonomian masyarakat Wadaslintang

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

30

Tabel 4. Komposisi Penduduk Kelurahan Wadaslintang Menurut

Mata Pencaharian Tahun 1998 dan Tahun 2011

No. Mata pencaharian Tahun 1998 Tahun 2011

1 Petani Sendiri 749 1.030

2 Buruh Tani 98 100

3 Nelayan 17 14

4 Pengusaha 11 25

5 Industri 76 68

6 Bangunan 27 98

7 Perdagangan 176 190

8 Transportasi 38 120

9 Pegawai Negri Sipil 49 74

10 POLRI - 3

11 Pensiun 43 47

12 Lainnya 1620 68

Jumlah 2.904 1.825

Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo tahun 1998 dan 2011

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa petani yang memiliki

lahan sendiri pada tahun 1998 berjumlah 749 dan naik pada tahun 2011

menjadi 1030. Petani yang tidak mempunyai lahan sendiri atau buruh tani

pada tahun 1998 berjumlah 98 dan naik pada tahun 2011 menjadi

100,orang yang bekerja sebagai nelayan pada tahun 1998 berjumlah 17

sedankan pada tahun 2011 turun menjadi 14, pengusaha pada tahun 1998

sebanyak 11 sedangkan pada tahun 2011 menjadi 25, lalu pada bidang

perdagangan pada tahun 1998 berjumlah 176 dan pada tahun 2011 naik

menjadi 190.

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa mata pencaharian

pokok masyarakat kelurahan Wadaslintang adalah sebagai petani.

Pertanian yang dilakukan adalah persawahan dan pertanian ladang.

Kebanyakan masyarakat Wadaslintang membudidayakan tanaman tahunan

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

31

seperti kelapa.

Kehidupan ekonomi masyarakat Wadaslintang terlihat jelas dengan

adanya pasar. Pasar mempunyai peran dalam kegiatan ekonomi, sosial.

Terdapatnya peranan pasar yang bermacam-macam maka pasar dapat

dilihat sebagai suatu sistem. Adapun yang dimaksud dengan sistem ialah

organisasi yang saling terkait dan tergantung antar bagiannya yang

membentuk suatu kesatuan. Pasar sebagai suatu sistem merupakan suatu

kesatuan dari komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk

mendukung fungsi secara keseluruhan. Sistem pasar oleh karenaitu dapat

dirumuskan sebagai sistem pertukaran barang dan jasa yang diperlukan

untuk spesialisasi karakteristik fungsi ekonomi dari masyarakat yang

kompleks dan diatur oleh norma-norma sosial yang telah dilembagakan

(Nastiti, 2003 : 53).

Sistem pasar tampak sebagai suatu kesatuan yang saling

berhubungan sehingga terjadi saling ketergantungan antara masing-masing

komponen. Adapun komponen-komponen yang ada di pasar adalah

produksi, distribusi, transportasi, transaksi, dan rotasi serta konsumsi.

Masing-masing komponen yang terdapat dalam sistem pasar, misalnya

faktor produksi sangat tergantung pada faktor distribusi dan untuk

lancarnya suatu distribusi sangat diperlukan sarana transportasi yang baik

sehinggahasil produksi dapat mencapai pasar, begitulah seterusnya sampai

barang tersebut sampai di tangan konsumen.

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

32

a. Sistem Produksi

Bagi masyarakat pedesaan di Wadaslintang, keberadaan Pasar

Tradisional Wadaslintang mempunyai peranan yang sangat penting. Pasar

merupakan tempat bertemunya penjual atau pembeli atau dapat dikatakan

sebagai tempat dimana produsen dan konsumen bertemu untuk melakukan

transaksi jual-beli. Pasar berperan sebagai tempat pengumpulan hasil

usaha tani dan sebagai tempat pembagian barang untuk konsumsi lokal.

Pada awalnya pasar hadir dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Wadaslintang dari hasil bumi masyarakat Wadaslintang itu

sendiri. Pasar tradisional ini dalam perkembangannya tidak hanya

menampung hasil bumi dan produksi masyarakat Wadaslintang saja

melainkan juga menampung hasil bumi dan produksi daerah lain yang

diperlukan masyarakat Wadaslintang.

Pelaku pasar pun yang semula hanya oleh dan untuk masyarakat

Wadaslintang, dalam perkembangannya selanjutnya hadir pelaku pasar

dan pembeli dari daerah-daerah sekitar,misal Kelurahan Kaliwiro,

Wonosobo, Prembun (Kebumen), Banjarnegara dan lain-lain. Pasar

Tradisional Wage pada akhirnya merupakan pusat pertemuan dari

beberapa daerah disekitar Wadaslintang.

Komoditi yang diperdagangkan di Pasar Tradisional Wadaslintang

adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari. Wadaslintang termasuk

dalam kategori daerah pedalaman, sehingga komoditi yang banyak

diperjualbelikan adalah hasil produksi agraris (pertanian) seperti padi atau

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

33

beras, sayur-mayur, buah-buahan dan lain-lain. Sayur-mayur dan buah-

buahan yang diperjualbelikan berasal dari Kecamatan Garung, Kalikajar

dan Dieng. Daerah Wadaslintang tanahnya tidak cocok untuk menanam

sayur-mayur karena daerahnya cukup panas dibandingkan dengan

Kecamatan lain yang berada di Kabupaten Wonosobo. Sayur-mayur dan

buah-buahan yang produksi sendiri adalah sayur daun singkong, buah

kelapa, durian, duku dan lain-lain. Sayur dan buah-buhana yang ditanam

disesuaikan dengan tanah dan cuaca di Wadaslintang. Wadaslintang

terletak didaerah pedalaman, namun di pasar dijualbelikan juga berbagai

jenis ikan, baik ikan laut ataupun tambak 10. Jenis ikan laut berasal dari

Kebumen, ikan tambak diproduksi sendiri dengan memanfaatkan Waduk

Wadaslintang.

Jenis-jenis komoditi yang diperdagangkan dapat dibedakan oleh

produksinya, yaitu produksi primer dan produksi sekunder. Produksi

primer yaitu barang-barang yang dihasilkan oleh usaha manusia atau

kelompok masyarakat yang berhubungan dengan alam seperti pertanian,

perikanan, atau bahan mentah lainnya; sedangkan produksi sekunder

adalah suatu barang yang dihasilkan oleh usaha industri yang berupa

barang-barang yang dihasilkan oleh usaha industri yang berupa barang-

barang konsumsi seperti makanan dan pakaian (Syamsidar, 1991: 48).

1) Bidang Pertanian

Kondisi geografis dan geologis serta tersedianya sumber-sumber

bahan untuk keperluan pertanian menyebabkan pertanian sudah dikenal di

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

34

Indonesia sejak masa sebelum Masehi. Pertanian tanaman pangan untuk

wilayah Wadaslintang bisa dikatakan lebih rendah kalau dibandingkan

dengan daerah atau kecamatan lain di Wonosobo. Hal ini disebabkan

karena memang kondisi lahan pertaniannya sangat terpengaruh pada

keadaan dan iklim yang kurang mendukung, khususnya untuklahan sawah

atau padi, yang sebagian besar sawah tadah hujan.

Berdasarkan pada perbedaan sifat dari masing-masing jenis

tanamannya, secara umum dikenal adanya pertanian basah dan pertanian

kering. Pertanian kering tidak memerlukan irigasi baik dari sumber mata

air atau sungai atau air hujan secara teratur, sebaliknya pertanian basah

sangat menggantungkan pada penggunaan irigasi yang sangat teratur.

Termasuk dalam jenis pertanian kering adalah: (1) pertanian di tanah

tegalan, yaitu kegiatan penanaman tanaman pangan secara tetap pada

daerah lahan kering dan perlu adanya pengolahan tanah sebelum ditanami,

jenis tanamannya juga lebih bervariasi; (2) pertanian di ladang, yaitu jenis

kegiatan pertanian yang dilakukan secara berpindahpindah dengan

penanaman berbagai tanaman berumur pendek, terutama tanaman pangan,

dan tanah yang akan ditanami tidak diolah sehingga tingkat kesuburannya

makin lama makin berkurang; dan (3) pertanian di kebun, yaitu kegiatan

pertanian yang menggarap tanaman perdu berusia panjang atau tanaman

penghasil panenan yang ditanam pada lahan tetap, biasanya letaknya

berdekatan dengan dengan suatu bangunan tempat penghunian. Sebaliknya

yang termasuk jenis pertanian basah adalah pertanian yang dilakukan di

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

35

sawah. Jenis pertanian basah biasanya dihubungkan dengan jenis tanaman

padi pada suatu lahan yang di sebut sawah.tanaman padi memerlukan

banyak air maka air merupakan faktor penting di dalam pertanian sawah,

baik air dari sumber mata air dan sungai maupun air hujan. Jenis sawah

yang mendapatkan air dari aliran sungai atau sumber mata air disebut

sawah sorotan, sedang sawah yang menggantungkan pada air hujan

disebut sawah tadahan.

Masyarakat Wadaslintang telah mengenal ragam sistem pertanian,

akan tetapi hasil produksi bidang pertanian terutama didapat dari hasil

bersawah dan berkebun. Hasil pertanian bersawah adalah padi atau beras

yang merupakan salah satu jenis hasil bumi yang menjadi bahan komoditi

di pasar Tradisional Wadaslintang. Hasil pertanian perkebunan cukup

bagus terutama pada tanaman keras 12 atau tanaman tahunan seperti

kelapa, cengkeh, kopi dan sebagian telah dikembangkan tanaman lada.

Wadaslintang merupakan daerah sentra penghasil buah kelapa/kopra selain

Kaliwiro, sehingga komoditas utama di Pasar Tradisional Wadaslintang

selain padi adalah buah kelapa. Masyarakat Wadaslintang kemudian

memanfaatkan pohon kelapa untuk pembuatan gula Jawa (gula hitam).

Wadaslintang juga terkenalsebagai sentra penghasil Gula Jawa.

Penghasilan dari penjualan Gula Jawa dapat membantu memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Banyak masyarakat Wadaslintang terutama yang

tinggal didekat Waduk Wadaslintang dalam pengolahan sawah, tidak

sedikit yang memanfaatkan keberadaan Waduk Wadaslintang untuk

mengairi sawah-sawah pertanian mereka.

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

36

Bila musim panen tiba, maka berbagai jenis tanaman akan

berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. Hasil panen itu mereka jual di

pasar Wadaslintang, baik untuk konsumsilokal maupun bukan sehingga

segala macam barang yang dibutuhkan dapat dibeli,mulai dari kebutuhan

yang kecil sampai kebutuhan yang besar. Pada umumnya kebutuhan

sehari-hari itu dapat diperoleh di Pasar Wadaslintang, sedang kebutuhan

sekunder seperti kendaraan bermotor misalnya mereka beli di ibu kota

Kabupaten.

2) Bidang Peternakan

Di sektor peternakan wilayah kecamatan Wadaslintang pada

umumnya sangat cocok untuk beternak sapi maupun kambing. Hal ini

disebabkan karena kondisi alam yang sangat mendukung antara lain

rumput tumbuh liar secara alami cukup banyak dan rumput yang

dikembangkan juga dapat tumbuh subur seperti Kunggres 13 dan

sejenisnya. Peternakan ayam pedaging dan burung puyuh juga mulai

dikembangkan oleh masyarakat Wadaslintang.

3) Bidang Perikanan

Masyarakat Wadaslintang selain memproduksi hasil pertanian dan

peternakan, juga membudidayakan sistemperikanan. Jadi komoditi di pasar

selain dibidang pertanian dan peternakan juga bidang perikanan walaupun

bukan dari hasil laut. Hasil perikanan masyarakat Wadaslintang sebagian

besar dihasilkan dari sistem karamba (tambak) yang memanfaatkan

genangan air Waduk Wadaslintang, selain dimanfaatkan untuk pengairan

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

37

sawah. Pengembangan sektor perikanan dengan sistem karambapada

genangan waduk cukup baik, sebagai contoh pada PT. Acua Pam dengan

sistem pembesaran ikan jenis Nila merah di Karamba dengan hasil cukup

baik, rata-rata perhari bisa meningkat 5-8 ton ikan segar (BPS Kab.

Wonosobo tahun 2012).

4) Bidang Industri

Sektor indutri dan jasa masih relatif kecil, penyebabnya karena

sektor industri masih terbatas pada Industri Kecil dan Industri Rumah

Tangga. Indutri ini dikelola oleh para perajin yang bergerak dalam

berbagai bidang usaha. Jenis usaha rumah tangga antara lain, Industri

Tahu, Industri Tempe dan lain-lain.

Sektor perdagangan sangat berkembang, hal ini disebabkan karena

wilayah Wadaslintang yang sangat strategis berada di jalur alternatif

Wonosobo-Kebumen sehingga menjadi persinggahan orang-orang yang

melewatinya. Apalagi dengan difungsikannya Waduk Wadaslintang

sebagai obyek wisata maka sektor perdaganganpun semakin berkembang.

Sarana ekonomi yang menunjang kegiatan perekonomian di

kelurahan Wadaslintang antara lain berupa 2 buah pasar, yaitu pasar

umum Kelurahan Wadaslintang atau sering disebut Pasar Wadaslintang

dan Pasar Hewan Wadaslintang serta beberapa toko atau kios dan

beberapa koperasi serta Bank. Adapun Koperasi yang ada di wilayah pasar

adalah berupa kios, toko serta wartel milik KUD Gemah Ripah

Wadaslintang. Bank yang ada di dalam pasar adalah Bank Pasar

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

38

sedangkan yang beradadiluar lokasi pasar adalah BRI, BKK, dan Bank

Muamalat.

2. Sistem Distribusi

Pasar mempunyai peranan penting dalam mendistribusikan barang

kebutuhan masyarakat. Distribusi pada dasarnya ialah proses penyebaran

dan penyaluran bahan baku dari tempat asalnya ke tempat pembuatan atau

langsung ke tempat pemakaian atau dapat pula dikatakan sebagai

penyaluran barang hasil produksi kepada konsumen. Distribusi adalah

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produksi (Syarifuddin,1990: 84).

Sistem distribusi mengenal dua macam sistem distribusi, yaitu

distribusi langsung dan distribusi tak langsung. Distribusi langsung adalah

beredarnya barang atau benda hasil suatu produksi sampai ketangan

konsumen dari produsen langsung tanpa melalui perantara atau pedagang.

Barang biasanya dibawa langsung oleh produsen kepada konsumen atau

konsumen mendatangi produsen untuk mendapatkan suatu produk tertentu.

Distribusi tak langsung adalah suatu distribusi barang dari produsen yang

tidak langsung diterima oleh konsumen, melainkan melalui jasa pihak

ketiga. Hal ini dapat terjadi bila produsen memerlukan pihak ketiga

sebagai perantara barang produksinya sampai kepada konsumen. Pihak

ketiga dalam distribusi tak langsung ini biasanya adalah agen, distributor

ataupun seorang pengecer dan untuk sampai pada konsumen, suatu produk

tertentu dapat berkali-kali melalui pihak perantara ini baru sampaipada

pengguna atau konsumen sebagai mata rantai terakhir dari suatu proses

distribusi.

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

39

Kedua macam sistem distribusi ini sangat dipengaruhi oleh

diferensiasi kerja yang ada pada masyarakat Wadaslintang dan sistem

transportasi yang ada. Lancarnya sistem transportasi dan semakin jelasnya

pembagian kerja suatu masyarakat memungkinkan sistem distribusi tak

langsung semakin berkembang. Kenyataan ini yang sekarang dijumpai di

Wadaslintang, seperti yang terlihat pada jenis produksi hasil pertanian dan

produksi Industri Rumah Tangga seperti produksi tahu, tempe serta hasil

peternakan.

Para pedagang di kelurahan Wadaslintang yang menjual barang-

barang kebutuhan pokok adalah pihak perantara dalam jaringan distribusi

tidak langsung. Hal ini terjadi karena barang-barang yang mereka jual

bukan hasil produksinya sendiri melainkan mereka membeli barang

dagangan dari tempat lain. Sarana distribusi merupakan unsuryang sangat

penting dalam proses penyebaran barang produksi. Hal ini karena

memungkinkan suatu barang menyebar sampai kepada para konsumen.

Sarana distribusi ini dapat berujud yang terutama adalah alat transportasi

dan kondisi jalan, sedangkan alat tukar, alat ukur dan tempat juga

merupakan pendukung dimungkinkannya distribusi berlangsung.

Alat transportasi adalah alat untuk memudahkan barang atau

penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Alat ini sangat berperan

dalam perekonomian, terutama kendaraan bermotor, sebab kecepatannya

tinggi sehingga dapat memperlancar distribusi (Utomo, 1991: 59).

Jalan merupakan sarana yang sangat penting bagi transportasi,

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

40

semakin baik kondisi jalan akan semakin memperlancar transportasi

sehingga akan semakin memperlancar proses distribusi. Di kelurahan

Wadaslintang mempunyai kondisi jalan yang baik dan sudah beraspal serta

armada angkutan yang cukup banyak. Hal inilah yang mendukung

lancarnya barang keluar masuk dari dan ke kelurahan Wadaslintang.

namun masih ada sebagian jalan-jalan antar desa ke pasar Pasar

Tradisional Wadaslintang yang masih sulit terjangkau dan rusak. Kendala

ini membuat keluar masuknya hasil bumi para petani ke pasar terhambat.

Tempat berlangsungnya distribusi di kelurahan Wadaslintang ini

ada dua macam, yaitu adanya pasar Wadaslintang dan toko, kios serta

warung. Pasar Wadaslintang tidak setiap hari buka karena hanya buka

pada hari pasaran wage saja sehingga masyarakat Wadaslintang tidak

dapat setiap saat berbelanja disana. Masyarakat Wadaslintang dapat

berbelanja setiap haridi toko, kios dan warung yang hampir setiap saat

selaludibuka. Kedua tempat ini merupakan bertemunya antara penjual dan

pembeli sehingga proses distribusi berlangsung.

3. Sistem Konsumsi

Pada dasarnya sistem konsumsi dibedakan menjadi dua yaitu

konsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan primerdan konsumsi sebagai

pemenuhan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primeratau kebutuhan-

kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang keberadaanyaharus dipenuhi

untuk dapat terselenggaranya sebuah kehidupan. Kebutuhan sekunder atau

kebutuhan tambahan adalah kebutuhan yang keberadaanya tidak harus

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

41

dipenuhi dan kehidupan tetap dapat terselenggara meskipun kebutuhan

tersebut tidak dipenuhi (Syarifuddin, 1990 : 94).

Kebutuhan primer masyarakat kelurahan Wadaslintang sebagian

besar pemenuhannya dengan membeli dan sebagian kecil diusahansendiri.

Jenisjenis barang yang tidak dapat diproduksi di kelurahan Wadaslintang

ini misalnya kain, minyak tanah, garam, dan lain-lain. Kebutuhan akan

barangbarang yang dapat diproduksi di kelurahan ini adalahkelapa, beras/

padi, cengkeh, kopi dan lain-lain.

Jenis barang kebutuhan pokok yang tidakdapat diproduksi di

kelurahan ini oleh para pedagang dibelinya dari daerah lain kemudian

dijual kembali di kelurahan ini. Hal inilah yang mendorong munculnya

warung pada rumahrumah penduduk (rumah toko/ruko) yang menyediakan

barang-barang kebutuhan pokok.

Kebutuhan sekunder atau kebutuhan tambahan adalah kebutuhan

yang keberadaannya tidak mutlak harus ada untuk dapat terselenggaranya

suatu kehidupan. Jenis kebutuhan sekunder ini muncul setelah kebutuhan-

kebutuhan pokok terpenuhi, oleh karena itu fungsi kebutuhan ini adalah

tidak untuk mempertahankan hidup melainkan untuk mempertinggi mutu

hidup. kebutuhan sekunder ini dapat berupa Televisi, Radio, Telepon/ HP,

Sepeda motor, mobil dan lain-lain.

Kehidupan manusia pada umumnya dan masyarakat Wadaslintang

pada khususnya tidak cukup dipenuhi kebutuhan pokoknya untuk

menjadikan hidup lebih berkualitas, tetapi mereka juga memerlukan

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

42

hiburan, informasi, pendidikan, perawatan kesehatan dan kebutuhan

pelengkaplainnya. Barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhansekunder

masyarakat Wadaslintang ini biasanya diperoleh dari membeli. Pasar

merupakan suatu sarana yang dapat menyerap dan menyediakan semua

hasil serta kebutuhan masyarakat. Jika diperhatikan secara seksama,

kehadiran pedagang dan petani produsen di Pasar Wadaslintang hanya

ingin mendapatkan tambahan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Bagi pedagang, kelebihan harga dari harga beli tiap unit

barang yang didapatkan merupakan rejeki yang diperoleh melalui

perdagangan.. kebanyakan pembeli di Pasar Wadaslintang adalah petani

sehingga pedagang dan petani adalah dua unsur yang tak dapat dipisahkan

dalam gerak ekonomi pasar rakyat.

Adanya Pasar Tradisional Wadaslintang menambah pendapatan

Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo melalui retribusi pasar yang di

setor ke Dinas Pengelola Pasar Kabupaten Wonosobo. Retribusi pasar ini

didasarkan atas Peraturan Daerah (Perda) No. 24 Tahun 2001 tentang

Karcis Pasar Daerah Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Dari

parapedagang ditarik retribusi pasar Rp. 1000 rupiah tiap pedagang pada

hari peuken Wage (wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Hasil penarikan retribusi pasar dipergunakan untuk kebersihan

pasar, sebagian dipergunakan untuk gaji pegawai yang membersihkan

pasar dan sebagian lagi disetorkan ke Dinas Pengelola Pasar Kabupaten

Wonosobo (Mardi, wawancara tanggal 30 Mei 2013).

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

43

Kesimpulan dapat diambil bahwa Pasar Wadaslintang merupakan

tempat Masyarakat Wadaslintang berbelanja dan tempat menjual barang

hasil usaha tani. Keberadaan Pasar juga berfungsi untuk menambah

pendapatan pemerintah, karena setiap pedagang yang berjualan dikenakan

retribusi pasar atau uang kebersihan.

4. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Wadaslintang

Masyarakat Wadaslintang masih menerapkan sistem gotong

royong dalam kehidupan sosial dan Ekonomi. Sistem gotong royong ini

sekarang sudah mulai berkurang di sebagian wilayah Wadaslintang

terutama di Dusun Cangkring dan Dusun Wadaslintang. Masyarakat

Dusun ini sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang yang

membuka kios/warung yang buka setiap hari. Mereka tinggal di sekitar

pasar, mereka saling bersaing dalam mendapatkan pelanggan sehingga

merekacenderung individual. Kegiatan gotong royong pada masyarakat

Wadaslintang sudah mulai berkurang, akan tetapi pada saat salah satu

keluarga masyarakat Wadaslintang memiliki hajat, berkabung dan lain-

lain, tetangga sekitar tempat tinggal keluarga tersebut secara serempak

bergotong royong untuk membantu.

Bentuk gotong royong ini dapat diwujudkan berupa tenaga, bahan

material (barang) maupun uang. Gotong royong dalam bentuk kerja bakti

seperti membersihkan lingkungan, memperbaiki jalan (krigan) biasanya

tokoh pemrakarsanya adalah tokoh masyarakatdan aparat kelurahan.

Adapun peran lembaga desa yang ada di kelurahan Wadaslintang dan

dipandang cukup aktif dalam kegiatan pembiayaan terhadap masyarakat

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

44

seperti lembaga PKK, Posyandu, Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

(LKMD), dan lain-lain sehingga hubungan sosial masyarakat

Wadaslintang sudah berjalan dengan baik. Hubungan sosial antar warga

ditujukkan apabila ada diantara warga tersebut yang mempunyai hajat atau

ada yang meninggal dunia.

Mayoritas penduduk Wadaslintang beragama Islam walaupun ada

beberapa perbedaan penganut agama, namun toleransi antar umat

beragama sangat terjaga. Terbukti dengan adanya Masjid Muhammadiyah

dan Gereja Katholik yang berdiri berdampingan di RT 2 RW I Kelurahan

Wadaslintang. Berdampingannya kedua tempat beribadah ini semakin

menunjukkan bahwa toleransi yang terjaga sangat tinggi dan kerukunan

antara umat beragama semakin terjalin. Adapun keadaan penduduk

Kelurahan Wadaslintang berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 5. Penduduk Kelurahan Wadaslintang Dirinci Menurut Agama

Tahun 1998 dan Tahun 2011

No Agama Tahun 1998 Tahun 2011

1 Islam 4672 4.640

2 Katholik 12 24

3 Kristen Protestan 28 48

Jumlah 4.712 4.692

Sumber : Kecamatan Wadaslintang Dalam Angka Tahun 1998 dan 2011

Sarana tempat ibadah dirasa cukup memadai bila dilihat dari data

akhir tahun 2011. Jumlah masjid ada 6 buah, musholla 29 buah, dan gereja

2 buah. Lembaga-lembaga Islam yang terdapat di Wadaslintang antara lain

NU, Muhamadiyah dan LDII. Penduduk Wadaslintang sebagian besar

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

45

beragama Islam sehingga adat istiadat/ tradisi masyarakat mulai dari acara

perkawinan, khitanan, tujuh bulanan dan upacara kematian semua

didasarkan pada ajaran Islam, walaupun tidak semua masyarakatnya

melakukan tradisi tersebut.

Tingkat kemajuan masyarakat salah satunya dapat diperhatikan

dari tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan di Wadaslintang tergolong

masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 6. Komposisi Penduduk Kelurahan Wadaslintang menurut

Tingkat Pendidikan bagi penduduk usia 5 tahun keatas tahun 1998

dan tahun 2011

No. Pendidikan Tahun 1998 Tahun 2011

1 Tamat AK/PT 16 120

2 Tamat SMA 107 209

3 Tamat SMP 384 1.025

4 Tamat SD 1.798 2.507

5 Tidak tamat SD 588 267

6 Belum tamat SD 496 607

7 Tidak sekolah 194 93

Jumlah 3.583 4.828

Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo tahun 2012

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat

kelurahan Wadaslintang dari tahun 1998 sampai 2011 sudah menamatkan

pendidikan minimal di Sekolah Dasar.Jumlah ini terus meningkat diikuti

lulusan SMP dan lulusan SMA. Pemerintah tetap berusaha memacu

ketinggalan dengan latar belakang pendidikan masyarakat Wadaslintang

seperti ini dengan Otonomi Daerah. Hal ini dapat dilihat dari prasarana

pendidikan yang berangsur-angsur dibenahi dan dipenuhi untuk

mengimbangi minat anak sekolah untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih

tinggi. Sarana pendidikan di kelurahan Wadaslintang cukup memadai

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

46

dibandingkan dengan tahun-tahun lalu sampai akhir tahun 2011 dengan

adanya fasilitas/sarana pendidikan berupa sekolah-sekolah antara lain:

sekolah TK sampai MA, dengan rincian TK 5 buah, SD 3 buah, MI 1

buah, SMP 1 buah, Mts 1 buah dan MA 1 buah serta terdapat 1 pondok

pesantren.

Kondisi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Wadaslintang

terlihat melalui cara berinteraksi, penyebaran informasi maupun adanya

hiburan yang didapatkan dengan keberadaan dan peranan pasar

Wadaslintang. Peranan pasar tidak terbatas pada kegiatan ekonomi saja,

tetapi juga dalam kegiatan sosial budaya. Setiap orang yang pergi ke pasar

tidak selalu akan membeli barang, tetapi ada yang datang hanya sekedar

main saja, atau ingin berjumpa dengan seseorang guna menadapatkan

informasi tentang sesuatu. Hal ini merupakan pertemuan sosial. Jadi dalam

kehidupan bermasyarakat, pasar merupakan pranata yang penting, dimana

secara berkala atau insidental warga masyarakat saling berhubungan.

1. Interaksi Sosial

Interaksi merupakan prasyarat dari segala macam aktivitas sosial,

oleh sebab itu suatu interaksi sosial umumnya mengacu pada hubungan-

hubungan sosial yang terjadi di antara individu dengan individu, individu

dengan kelompok, dan di antara kelompok dengan kelompok dalam

masyarakat sehingga terjadi komunikasi dan respons di antara keduanya.

Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial, yaitu kontak

sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat bersifatpositif dan ada yang

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

47

bersifat negatif. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu

kerjasama sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu

pertentangan atau bahkan tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Suatu

kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila

yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka,

sedangkan kontak sekunder dapat dilakukan dengan melalui perantara,

baik oleh orang lain maupun benda-benda budaya (Nastiti,2003 : 102).

Pasar Tradisional Wadaslintangsebagai tempat bertemunya antara

warga masyarakat Wadaslintang maupun warga masyarakat dari desa-desa

sekitarnya, dan dengan sendirinya menimbulkan interaksi diantara mereka.

Interaksi tersebut dapat berhubungan langsung dengan masalah transaksi

jual beli atau berhubungan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan

dengan kehidupan sosial dalam masyarakat.

Mengingat kontak yang terjadi baik antara penjual dan pembeli,

pembeli dan pembeli, maupun penjual dan penjual lebih mungkin

berhadapan muka langsung, maka interaksi sosial yang terdapat di Pasar

Tradisional Wadaslintang, lebih cenderung ke dalam kontak primer.

Meskipun sebenarnya, dapat saja kontak itu bersifat sekunder, misalnya

jika seorang menitipkan membeli sesuatu kepada tetangganya yang pergi

ke pasar, maka yang terjadi adalah kontak tidak langsung antara si pembeli

dan si penjual. Hal ini terjadi di kelurahan Wadaslintang. Menurut Ratmi

seorang ibu rumah tangga, warga RT 3 RW 1 Wadaslintang yang

mengatakan bahwa,

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

48

“Setiap kali saya pergi ke pasar wage pasti ada saja tetangga nitip

belanjaan. Biasanya yang nitip belanjaan adalah tetangga yang tidak

sempat pergi ke pasar. Mereka nitip dibelikan sayuran, bumbu dapur atau

buah-buahan” (Wawancara, 20 Mei 2013).

Rupanya interaksi yang terjadi di pasar tidak hanya melibatkan

warga desa yang masuk dalam sistem panatur desasaja, tetapi yang datang

dari luar sistem itu. Pada sistem produksi, adanyaproduk pesisir yang di

dapatkan di pasar Wadaslintang yang notabene merupakan daerah

pedalaman, menandakan adanya distribusi komoditi, baik yang dilakukan

oleh pedagang dari pesisir, pedagang dari pedalaman/ pegunungan maupun

perantara. Adanya pedagang ataupun perantara yang datang dari pesisir ke

pegunungan/ pedalaman untuk menjual hasil produksi mereka atau

sebaliknya, menggambarkan adanya interaksi di antara warga masyarakat

yang tercakup dalam sistem pasar dengan orang-orang dari luar sistem

tersebut. Menurut penuturan Ahmad Toyib, yang mengatakan bahwa:

“Pedagang yang berjualan di Pasar Wadaslintang ini tidak hanya para

pedagang yang terdapat di pasar-pasar desa di kecamatan Wadaslintang,

tapi mereka juga parapedagang yang biasanya berjualan di Pasar Pahing

Kaliwiro, Pasar Wonosobo, Pasar Kertek, Pasar Banjarnegara, bahkan

adapula yang berasal dari Semarang. Jadi mereka tidak hanya berasal dari

kecamatanWadaslintang” (Wawancara, 20 Mei 2013).

Pasar Tradisonal Wadaslintang sebagai Interaksi Sosial Masyarakat

Wadaslintang dan sekitarnya. Gambar suasana pasar di bawah ini

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

49

merupakan contoh interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli di

Pasar Tradisional Wadaslintang. Interaksi yang paling sering terjadi antara

penjual dan pembeli adalah tawar menawar, yang dilakukan untuk

mencapai kesepakatan harga. Proses tawar-menawar antara penjual dan

pembeli merupakan hal yang sangat lumrah dijumpai di Pasar Tradisional

Wadaslintang.

Penjual dan pembeli yang melakukan aktivitas di pasar biasanya

berasal dari masyarakat petani walaupun tidak sedikit yang merupakan

pedagang. Pada umumnya mereka mengenal satu sama lain baik antara

penjual dan pembeli, maupun antara pembeli dengan pembeli ataupejual

dengan penjual. Hal ini menyebabkan rasa ketergantungan antara penjual

dan pembeli yang menimbulkan rasa keterikatan satu sama lainnya.

Keterikatan itu dapat mempengaruhi tingkah laku penjual dan pembeli

dalam menentukan harga dalam tawar menawar.

Salah satu bentuk yang memperlihatkan adanya ikatan-ikatan yang

erat dalam interaksi antara penjual dan pembeli yang dibina oleh

kepercayaan yang tinggi di antara mereka adalah dengan adanya penjual

yang berusaha menyediakan barang-barang yang dipesan oleh si-pembeli,

meskipun barangbarang pesanan itu bukanlah jenis komoditi yang

dijualnya. Ikatan-ikatan seperti itu terjadi pula pada pedagang pakaian, hal

ini terjadi pada Sa’adah seorang pedagang pakaian. Seorang pelanggannya

membutuhkan baju daster padahal Sa’adah adalah pedagang pakaian

sekolah. Hasil pengamatan di Pasar Tradisional Wadaslintang

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 25: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

50

menunjukkan bahwa kadang-kadang pesanan itu tidak dipesan langsung ke

si produsen, akan tetapi melalui pedagang pakaian yang lain yang

berjualan di Pasar Wadaslintang. Pada kasus semacam ini, pedagang lebih

cenderung sebagai perantara sehingga besarkecilnya keuntungan yang

diperoleh si pedagang tergantung dari hubungan si pedagang dan si

pelanggan. Biasanyamakin baik hubungan si pedagang dengan si

pelanggan, makin sedikit keuntungan yang akan diambil. Interaksi sosial

yang terjadi dalam masyarakat menyebabkan adanya kontrak diadik

(dyadic contract) atau hubungan yang terjalin antara dua orang dalam

kurun waktu yang telah ditentukan atau pun dalam waktu yang tidak

terbatas. Kontrak diadik ini sifatnya informal dan tidak dilandasi hukum,

serta dilakukan kedua belah pihak tanpa paksaan. Kontrak diadik tersebut

dapat berupa simetris dan asimetris. Adapun yang dimaksud hubungan

simetris adalah hubungan dua pihak yang mempunyai kedudukan sama

dan diantara keduanya saling melengkapi, sedangkan hubungan asimetris

jika salah satu pihak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi sehingga

hubungannya lebih menyerupai patron-klien (patron-client) (Nastiti, 2003:

109)

Seseorang dapat melakukan kontrak diadik dengan beberapa orang

sekaligus dalam waktu yang bersamaan, umpamanya seorang pedagang

melakukan kontrak diadik dengan istrinya, yaitu selama mereka terikat

dalam pernikahan, si suami mencari nafkah dan si istri mengurus rumah

tangga. Kontrak diadik selain itu juga dapat dilakukan dengan tetangganya

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 26: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

51

yaitu saling tolong-menolong dalam suka dan duka, juga ia, jika seorang

pedagang, dapat mengadakan kontrak diadik dengan langganannya,

dengan pedagang-pedagang lainnya, dengan pemasok barangnya, dan

sebagainya.

Interaksi sosial menyebabkan pula adanya kontak budaya dalam

masyarakat, diantara mereka saling memperkenalkan barang-barang baru

hasil produksi mereka. Hasil produksi yang menjadi komoditi dapat

menyebabkan difusi atau penyebaran pengetahuanmengenai produksi dan

pengetahuan mengenai konsumennya. Berbekal pengetahuan mengenai

produksi yang disukai konsumen, produsen dapat menciptakan sesuatu

yang bersifat inovatif yang diperkirakan laku di pasar. Difusi pengetahuan

dapat terjadi di dalam satu komunitas yang tinggal dalam satu desa, atau

dapat juga antara satu komunitas dengan komunitas lainnya yang tinggal

di beberapa desa.

Adanya difusi pengetahuan yang diakibatkan oleh interaksi yang

terjadi dalam masyarakat dapat mempengaruhipola pikir dan pola tingkah

laku yang terus menerus akan mengakibatkan adanya inovasi yang dapat

membawa masyarakat kearah kemajuan. Pengetahuan mengenai produksi

suatu barang, misalnya, dapat diperoleh secara turun temurun, dapat

diperoleh dari tetangga dalam satu desa, atau dari warga desa tetangga.

Keahlian ini kemudian dikembangkan terus menerus oleh warga

masyarakat desa tersebut sehingga barang-barang yang diproduksi

merupakan ciri khas dari desanya. Wadaslintang merupakan sentra

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 27: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

52

produksi kelapa sehingga ciri khas Kelurahan Wadaslintang adalah buah

kelapa.

Seringnya warga masyarakat Wadaslintang dari berbagai lapisan

bertemu di pasar Tradisional Wadaslintang, orang-orang yang tadinya

tidak mengenal satu sama lain menjadi saling mengenal sehingga terjadi

ikatan-ikatan yang erat diantara mereka. Apalagi interaksi ini terjadi pada

masyarakat pedesaan yaitu masyarakat Wadaslintang yang belum begitu

kompleks sehingga interaksi di antara mereka lebih mudah terjadi.

Interaksi ini dapat berlanjut dalam aktivitas sosial yang terdapat di luar

pasar, misalnya dalam perkawinan maupun kemalangan/ musibah. Hasil

penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial yang terjadi

di Pasar Tradisional Wadaslintang pada umumnya adalah berdagang untuk

mengambil keuntungan sekaligus berinteraksi untuk mendapatkan teman.

Kemungkinan penyebabnya adalah ciri khas masyarakat pedesaan yang

bergotong royong sehingga mereka selalu merasa membutuhkan orang

lain. Adanya pelanggan juga membuat para pedagang merasa di untungkan

tanpa harus memasang iklan. Mengapa dikatakan demikian karena dengan

banyaknya teman yang dimiliki maka para teman inilah yang akan

memberitahukan jenis dagangan para pedagang ke orang lain.

2. Informasi dan Komunikasi

Bertemunya antara pedagang dan penjual di pasar, yang berasal

dari berbagai kalangan, kelas sosial dan latar belakang budaya menjadikan

fungsi pasar tidak sekedar sebagai tempat yang berfungsi ekonomis tetapi

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 28: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

53

juga informatif. Sumber informasi tidak hanya melalui media cetak (koran,

majalah) ataupun media elektronik (televisi dan radio), tetapi juga tidak

kalah pentingnya adalah sumber informasi yang diperoleh dari seseorang.

Bagi masyarakat Wadaslintang, Pasar Wadaslintang secara

otomatis berfungsi sebagai tempat berkomunikasi dan juga sebagai sumber

informasi. Interaksi sosial yang terjadi di Pasar Tradisional Wadaslintang,

baik antara penjual dan pembeli atau antara sesama pembeli ataupun

sesama penjual, secara tidak langsung di antara mereka telah terjadi

pertukaran informasi. Informasi ini dapat berupa informasi penting atau

hanya informasi-informasi tentang berbagai kejadian yang mereka alami.

Masyarakat Wadaslintang selama berinteraksi di pasar tidak hanya

membicarakan masalah-masalah ekonomi semata, tetapi juga

membicarakan semua aspek kehidupan. Berbagai macam informasi dapat

secara cepat menyebar di pasar yang berlangsung dari mulut ke mulut

sehingga pasar menjadi tempat mendapatkan sekaligus menyebarkan

informasi.

Bahwa keberadaan pedagang obat yang menawarkan dagangannya

melalui suara speaker dengan suara yang keras di Pasar Wadaslintang

ternyata mampu menarik perhatian pengunjung sehingga Informasi yang

akan disampaikan yaitu mengenai barang dagangannya yaitu obat-obatan

yang ditawarkan akan tersampaikan.

Pasar Tradisonal Wadaslintang sebagai tempat berkumpulnya

warga masyarakat Wadaslintang, masyarakat sekitar Wadaslintang

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 29: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

54

maupun masyarakat dari daerah luar Wadaslintang, disadari ataupun tidak

ternyata Pasar Wadaslintang merupakan sarana yang paling baik untuk

menyebarkan suatu pesan atau berita walaupun dalam era sekarang ini

sudah tersedia alat komunikasi yang maju, misalnya Telepon ataupun HP

ternyata pasar tradisional masih merupakan sarana informasi yang baik.

Multifungsi yang dimiliki pasar secara tidak langsung sangat

menguntungkan pihak pemerintah dalam menyebarkan pesan-pesan

pembangunan dan hasil yang telah tercapai.

3. Hiburan

Pasar Tradisional Wadaslintang pada umumnya selain menawarkan

kebutuhan pokok (primer) maupun pelengkap (sekunder), juga

menawarkan hiburan yang dapat dinikmati meskipun hanya untuk melihat-

lihat keramaian di pasar untuk menonton pertunjukan. Hiburan bagi

masyarakat sampai sekarang masih merupakan unsur penting dalam

kehidupan. Masyarakat Wadaslintang memanfaatkan hari pasar sebagai

selingan dari pekerjaan rutin yang harus dilakukan, seperti yang

dinyatakan oleh Sukirman seorang buruh tani yang mengatakan bahwa :“

Saya setiap wage pasti pergi ke pasar Wadaslintang untuk menjual hasil

kebun, selain itu juga untuk mencari selingan hiburan. Saya jarang sekali

bahkan tidak pernah ke pasar selainwage kecuali kalau ada keperluan

mendesak” (Wawancara, 15 Mei 2013).

Pengunjung Pasar Wadaslintang sangat bervariasi. Anak-anak,

pemudapemudi, orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Diantara

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 30: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

55

pengunjung pasar, ada yang sengaja untuk mencari hiburan (rekreasi)

dipasar. Rekreasi merupakan kebutuhan setiap individu dimana saja

berada, bukan hanya berlaku bagi orang yang tinggal di kota (Majid, 1988:

311).

Di Wadaslintang, selain Waduk Wadaslintang tidak ada tempat wisata

untuk hiburan yang dikunjungi banyak orang sehingga yang menjadi

sasaran tempat untuk mencari hiburan hanyalah pasar Wadaslintang.

Kehadiran orangorang yang mencari hiburan di pasar Wadaslintang

didorong oleh beberapa faktor antara lain disebabkan karena dikampung

selalu dipacu dalam bekerja, tidak waktu kosong untuk bersantai, kecuali

saat tertentu seperti pada acara hajatan seperti perkawinan atau khitanan.

Jika hari pasar tiba, para pemuda-pemudi banyak yang datang ke pasar

Wadaslintang, kendatipun tidak ada maksud apa yang dibeli, seperti yang

diutarakan oleh Ari seorang remaja putri dari desa Trimulyo yang

mengatakan bahwa :“Saya berasal dari desa Trimulyo. Saya datang ke

pasar jalan kaki. Saya masih kuliah, jadi kalau saya di rumah ketika

liburan hampir setiap hari wage saya pasti pergi ke Pasar

WageWadaslintang, sebab kalau saya di rumah terus-terusan bosan tidak

ada kerjaan. Saya pergi ke pasar biasanya untuk jalan-jalan sambil cuci

mata kecuali kalau dititipi belanja sama ibu saya” (Wawancara, 15 Mei

2013).

Datangnya pengunjung di Pasar Wadaslintang yang hanya sekedar

mencari hiburan di pasar tampaknya sangat berpengaruh terhadap

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016

Page 31: BAB II KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL MASYARAKAT …repository.ump.ac.id/1273/3/BAB II_TAUFAN WAHYU W._SEJARAH'16.pdfdengan jumlah penduduk 4.692 jiwa dengan rincian laki-laki 2.322 jiwa

56

keramaian pengunjung pasar. Apalagi dengan keadaan jalan yang sempit

semakin menambah kesulitan bagi orang yang berbelanja ataupun para

pengunjung pasar yang hanya sekedar cuci mata sehingga disana-sini

terjadi desak-desakan.

Para pelajar sekolah juga tidak sedikit yang masuk pasar. Apalagi

dengan keberadaan pasar yang dekat dengan sekolah-sekolah yaitu dekat

dengan SD 1, SD 2, MI, SMP, dan MTs serta SMA Maarif sehingga kalau

hari pasaran Wage tiba frekuensi pelajar yang masuk ke pasar banyak.

Para pelajar biasanya hanya sekedar jalan-jalan, walaupun mungkin ada

yang berbelanja. Tujuan mereka untuk berbelanja kemungkinan sangat

kecil. Mereka ke pasar biasanya setelah pulang sekolah, akan tetapi dari

hasil penelitian kebanyakan para pelajar yang masuk ke pasar paling

banyak ditemui pada hari jum’at. Hal ini disebabkan pada hari Jum’at

mereka pulang lebih awal sehingga pasar Wadaslintang masih ramai. Hal

ini berbeda dengan pada hari peken yang jatuh pada hari selain Jum’at,

para pelajar ini pulang siang sehingga pasar sudah sepi.

Adanya beberapa kemungkinan yang ditawarkan di pasar, maka tujuan

orang-orang pergi kepasar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari dengan berbelanja barang-barang yang diperlukan, tetapi juga untuk

mencari hiburan.

Perkembangan Pasar Tradisional…, Taufan Wahyu Wijanarko, FKIP UMP, 2016