soppengkab.go.id · Web viewJumlah penduduk Kabupaten Soppeg pada Tahun 2017 data BPS yang tercatat...

45
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah salah satu negara yang memegang komitmen sejak lama untuk mengusahakan dan memberikan perlindungan hak asasi manusia kepada setiap warga negaranya. Komitmen ini jelas diwujudkan dengan partisipasi aktif Indonesia dalam penyusunan berbagai konvensi Internasional dan keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan persetujuan Internasional dalam memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia khususnya terhadap hak – hak perempuan dan anak. Telah menjadi fenomena sosial yang umum dimana mana terjadi kesenjangan antara laki – laki dan perempuan dalam berbagai bidang pembangunan. Perempuan umumnya menjadi kaum yang termarginalkan dan terdiskriminasi, kurangnya kesempatan yang diberikan kepada perempuan untuk berkiprah disektor publik. Timbulnya kesenjangan antara laki – laki dan perempuan untuk duduk berperan dalam pembangunan disebabkan oleh masih banyaknya dijumpai berbagai kendala baik berupa peraturan dan kebijakan pembangunan maupun pengaruh adat dan budaya lokal. 1 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Transcript of soppengkab.go.id · Web viewJumlah penduduk Kabupaten Soppeg pada Tahun 2017 data BPS yang tercatat...

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah salah satu negara yang memegang komitmen sejak lama untuk mengusahakan dan memberikan perlindungan hak asasi manusia kepada setiap warga negaranya. Komitmen ini jelas diwujudkan dengan partisipasi aktif Indonesia dalam penyusunan berbagai konvensi Internasional dan keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan persetujuan Internasional dalam memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia khususnya terhadap hak – hak perempuan dan anak.

Telah menjadi fenomena sosial yang umum dimana mana terjadi kesenjangan antara laki – laki dan perempuan dalam berbagai bidang pembangunan. Perempuan umumnya menjadi kaum yang termarginalkan dan terdiskriminasi, kurangnya kesempatan yang diberikan kepada perempuan untuk berkiprah disektor publik. Timbulnya kesenjangan antara laki – laki dan perempuan untuk duduk berperan dalam pembangunan disebabkan oleh masih banyaknya dijumpai berbagai kendala baik berupa peraturan dan kebijakan pembangunan maupun pengaruh adat dan budaya lokal.

Untuk mengetahui kondisi dan posisi perempuan maupun laki – laki, maka informasi tentang profil gender khususnya di Kabupaten Soppeng sangat diperlukan agar penyusunan perencanaan pembangunan dapat merujuk kepada Pengarustamaan gender ( PUG ) sesuai kondisi dan kebutuhan

1 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

agar pada akhirnya pencapaian kesetaraan dan keadilan gender dapat diwujudkan.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang ada di Kabupaten Soppeng. Dalam pemberdayaan Sumber Daya Aparatur peranan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sangat penting dalam mekanisme pengambilan keputusan dalam pembangunan yang berwawasan responsif gender.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Tahun 2016 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 99 ) kemudian dijabarkan melalui Peraturan Bupati Soppeng Nomor 61 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi , Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat di daerah, masih terdapat ketidaksetraan dan ketidakadilan gender, sehingga diperlukan strategi pengintegrasian gender melalui perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, penggaran, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan program, dan kegiatan pembangunan di daerah berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender. Pengarusutamaan gender merupakan salah satu strategi untuk menciptakan kondisi yang setara dan seimbang bagi laki – laki dan perempuan dalam memperoleh peluang / kesempatan, partisipasi, kontrol dan manfaat

2 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

pembangunan sehingga akan tercipta suatu kondisi dan kesetaraan gender.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam penanganan kasus didukung oleh ASN yang sangat minim ini dapat dilihat pada Tabel 1,2 dan 3

Tabel 1JUMLAH PNS DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLINDUNGAN ANAK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENIS KELAMIN

TAHUN 2017

NO.

TINGKAT PENDIDIKAN

JENIS KELAMINTOTALLK % P

R %

1 SD  - -  -  -   -2 SLTP/MTS -  -  -  -  - 3 SLTA/SMK/MA 1 9,09% 1 9,09% 24 DIPLOMA  - -  -  4,55% - 5 S1 2 40,91% 14 9,09% 166 S2 2 18,18% 3 9,09% 5

TOTAL 5 68,18% 18 31,82

% 23

Tabel 2JUMLAH PNS DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK BERDASARKAN ESELON

TAHUN 2017

NO. GOLONGAN JENIS KELAMIN

TOTAL

LK % PR % %

1 ESELON IV   50% 8 20% 8 70%

3 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

2 ESELON III 1 20% 2   3 20%3 ESELON II   10% 1   1 10%4 ESELON I            

TOTAL 1 80% 11 20%

12 12

Tabel 3JUMLAH PNS BERDASARKAN GOLONGAN DAN JENIS KELAMIN

SE-KABUPATEN SOPPENG PER DESMBER TAHUN 2017

NO. GOLONGAN JENIS KELAMINTOTAL

LK % PR %%

1 GOLONGAN I 0 0 0 0 0 0

2 GOLONGAN II 1 9,09% 1 0 2 9,09%

3 GOLONGAN III 2 40,91% 13 27,27% 15 68,18%

4 GOLONGAN IV 1 18,18% 4 4,55% 5 22,73%

TOTAL 4 68,18% 17 31,82% 22 100,00%

B. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud Penyusunan Profil

Penyusunan profil Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dimaksudkan sebagai sarana dan upaya perlindungan perempuan dan anak dari kekerasan dan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak terkait dalam menyusun rencana pencegahan maupun penanganan perempuan dan anak serta sebagai bahan dalam penyusunan anggaran yang responsif gender.

4 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

b. Tujuan Penyusunan Profil

Tujuan penyusunan profil pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Soppeng adalah :

1. Tersedianya data terpilah berdasarkan jenis kelamin.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan praktis maupun kebijakan strategis dalam pembangunan pemberdayaan perempuan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasinya.

C. Sistimatik Penulisan

Secara sistimatis Profil Gender dan Anak ini menyajikan gambaran tentang :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil gender dan anak

BAB II : GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

Bab ini menyajikan gambaran umum Kabupaten Soppeng yaitu letak Astronomi, Administratif dan Geomorfologis, jumlah penduduk berdasarkan kecamatan dan jenis kelamin

BAB III : KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI KABUPATEN SOPPENG

Bab ini menyajikan Kondisi umum, Indeks Pembangunan Gender, Indeks Pemberdayaan Gender, serta kondisi pendidikan anak di Kabupaten Soppeng

BAB IV : PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DI KABUPATEN SOPPENG

Bab ini menyajikan penganan korban kekerasan peempuan dan anak dan upaya pencegahan tindak kekerasan.

5 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

BAB V : P E N U T U P

Bab ini menyajikan kesimpulan dari profil pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Soppeng

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

Bagian ini secara singkat akan memberikan gambaran keadaan umum wilayah Kabupaten Soppeng. Keadaan umum dimaksud meliputi letak dan keadaan geografis, keadaan sosial budaya yang menyangkut nilai – nilai budaya atau tradisi yang melekat pada suku yang berdiam pada daerah ini serta agama masyarakat dimana gambaran tersebut dapat diperoleh informasi yang mungkin berkaitan dengan masalah gender yang ada di Kabupaten Soppeng.

A. Letak Astronomi, Administrasif dan Geomorfologis

Kabupaten Soppeng terletak antara 40 060 LS dan 40 320

Lintang Selatan, 1190420180 BT dan1200060130 Bujur Timur dengan batas batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sidrap- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barru

6 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Kabupaten Soppeng terletak di depresiasi Sungai Walanae, yang terdiri daratan dan perbukitan. Daratan luasnya ± 60 m diatas permukaan laut. Perbukitan luasnya ± 800 Km2 berada pada ketinggian rata rata ± 200 m diatas permukaan laut.

Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada pada sekitar ±240 sampai dengan 300. Keadaan angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang dengan curah hujan berada pasda kecepatan lemah sampai sedang dengan curah hujan berada pada intensitas 90,54 MM dan 9,9 hari hujan/ bulan.

B.Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Soppeg pada Tahun 2017 data BPS yang tercatat sebanyak 226.305 jiwa yang terdiri dari laki – laki 106.485 jiwa, perempuan 119.820 jiwa tersebar di 8 ( delapan ) kecamatan dengan jumlah penduduk yang terbesar yakni Kecamatan Marioriwawo 44.791 jiwa ( 19,79%) sedangkan jumlah penduduk yang tekecil yakni 8.094 jiwa ( 3,57% ) mendiami Kecamatan Citta.

Kepadatan Penduduk di Kabupaten Soppeng pada Tahun 2017 mencapai 150 Jiwa per km2. Kecamatan Liliriaja adalah Kecamatan terpadat dengan tingkat kepadatannya 283,65 jiwa per Km2 dan paling rendah adalah Kecamatan Marioriawa yaitu 87,88 jiwa per Km2 .

7 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Tabel 4

Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2015 - 2017

No. Kecamatan

Jumlah PendudukTahun 2015

Tahun 2017

1. Lalabata 44.622 44.8452. Donri –

donri 20.101 23.146

3. Marioriawa 28.082 28.1224. Ganra 11.428 11.4415. Lilirilau 38.602 38.6366. Liliriaja 27.178 27.2307. Citta 8.065 8.0948. Marioriwaw

o 44.631 44.791

TOTAL 225.709 226.305

Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka, 2017

Persebaran penduduk pada 8 ( delapan ) kecamatan tidak merata hal tersebut disebabkan karena luas wilayah setiap kecamatan tidak sama, Kecamatan Citta yang terkecil luas wilayahnya mempunyai kepadatan penduduk 202 penduduk setiap kilometer persegi sementara Kecamatan Marioriawa yang terluas wilayahnya mempunyai kepadatan penduduk 87 jiwa setiap kilometer persegi.

8 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

C. Keadaan Wilayah AdministrasiLuas wilayah Kabupaten Soppeng tercatat 135.944

Km2, Kabupaten Soppeng pada Tahun 2017 telah meliputi 8 (delapan) Kecamatan, 49 Desa dan 21 Kelurahan. Luas wilayah Kecamatan Marioriwawo 23.818Km2Kecamatan Marioriawa seluas 27.484 Km2 dan Kecamatan Lalabata seluas 28.357Km2merupakan Tiga kecamatan terluas dari total luas wilayah Kabupaten Soppeng.

Persentase luas wilayah Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5Luas Areal dan Banyaknya Desa serta Kelurahan

Dirinci perkecamatan di Kabupaten Soppeng Tahun 2017

NO

Kecamatan Luas areal

(KM ¿¿2)¿

% BanyaknyaDesa/

Kelurahan

%

1 Marioriwawo 23.818 17,52 13 18,572 Lalabata 28.357 20,85 10 14,923 Liliriaja 6.962 5,12 8 11,434 Lilirilau 16.597 12,20 12 17,145 Marioriawa 27.484 20,25 10 14,296 Donri – donri 23.834 17,53 9 12,867 Ganra 4.630 3,40 4 5,718 Citta 4.262 3,13 4 5,71

Total 135.944 100,00 70 100,00

Kabupaten Soppeng terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, 70 (Tujuh Puluh) Desa/Kelurahan yang semuanya merupakan Desa definitif. Dari 70 Desa/Kelurahan tersebut terdapat 21 Kelurahan sudah termasuk klasifikasi daerah perkotaan atau sudah dalam bentuk Kelurahan. Kedua puluh satu Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Tettikenrarae, Labessi di Kecamatan Marioriwawo, Kelurahan Galung, Appanang, Jennae di Kecamatan Liliriaja, Kelurahan Pajalesang, Cabenge, Macanreung di Kecamatan

9 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Lilirilau, Kelurahan Botto, Lemba, Lalabata Rilau, Bila, Lapajung, Ompo, Salokaraja, di Kecamatan Lalabata, Kelurahan Attang Salo, Manorang Salo, Batu-Batu, Limpomajang dan Kaca di Kecamatan Marioriawa. Kecamatan Marioriawa dengan jumlah Desa/Kelurahan terbanyak, yaitu 13 Desa/Kelurahan. Sedangkan Kecamatan Ganra merupakan yang paling sedikit jumlah Desanya, yaitu 4 Desa.

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Lalabata dengan luas 28,357 Km2 yang hampir sama luasnya dengan Kecamatan Marioriawa yaitu 27,484 Km2. Sedangkan kecamatan yang wilayahnya yang paling sempit adalah Kecamatan Citta dengan luas 4.262 Km2. Persentase luas wilayah masing – masing kecamatan di Kabupaten Soppeng dalam bentuk diagram dapat dilihat pada diagram 1

18%

21%

5%12%

20%

18%3% 3%

MarioriwawoLalabataLiliriajaLilirilauMarioriawaDonri-DonriGanraCitta

Diagram 1Persentase Luas Wilayah Kabupaten Soppeng

( Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka, 2017 )

10 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Persentase luas wilayah kecamatan di Kabupaten Soppeng yang bersumber dari data Kabupaten Soppeng dalam angka 2017 berjumlah 8 ( delapan ) Kecamatan terdiri dari 70 Desa/ Kelurahan, Persentase kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lalabata yaitu 20,85% dan yang paling sempit adalah Kecamatan Citta 3,13%. Adapun jumlah Desa/Kelurahan pada setiap kecamatan di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada diagram 2 berikut :

Diagram 2Jumlah Desa/ Kelurahan di Kabupaten Soppeng

( Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka, 2017 )

Berdasarkan Diagram 2 diatas tentang jumlah desa/ kelurahan pada setiap kecamatan di Kabupaten Soppeng yang bersumber dari Data Kabupaten Soppeng dalam angka Tahun 2017, jumlah desa/ kelurahan terbanyak di Kecamatan Marioriwawo dengan jumlah desa 13 Desa/ Kelurahan selanjutnya Kecamatan Lilirilau dengan jumlah Desa/ kelurahan

11 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Mario

riawa

Lalabata

Liliria

ja

Liliril

au

Mario

riawa

Donri-Donri

Ganra

Citta

0

2

4

6

8

10

12

14

13

10

8

12

109

4 4

sebanyak 12. Sedangkan yang paling sedikit adalah kecamatan Ganra dan Citta masing – masing 4 Desa/ kelurahan.

D. Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu negara adalah tesedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya ( Pasal 31 ayat 2 ), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program pemeintah khususnya Provinsi Sulawesi Selatan yang didukung seluruh pemerintah Kabupaten/Kota telah memprogramkan pendidikan gratis dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM yang pada akhirnya yang mampu bersaing dalam era globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk dalam menempuh pendidikan.

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat mempengaruhi upaya peningkatan mutu pendidikan. Pada Tahun 2016 jumlah Sekolah Dasar sebanyak 276 dengan murid 20.357,MI sebanyak 17 dengan murid 1.853. Sekolah Menengah Pertama sebanyak 41 dengan merid sebanyak 8.767,Mts sebanyak 29 buah dengan murid sebanyak 3.119. Sekolah Menengah Umum sebanyak 12 dengan murid sebanyak 5.512, MA sebanyak 7 dengan murid 1.157, SMK sebanyak 10 dengan Murid 3.684.

E. Karakteristik Penduduk Menurut Jenis Kelamin

12 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Kabupaten Soppeng memiliki Penduduk sebesar 226.305 jiwa yang terdiri atas 106.485 jiwa laki laki (47,05%) dan 119.305 jiwa perempuan (52,71%) dari 8 kecamatan yang ada di Kabupaten Soppeng, kecamatan yang paling tinggi persentase penduduk laki – lakinya adalah kecamatan Lalabata (48%). Sedangkan Kecamatan yang paling padat penduduk perempuannya adalah Kecamatan Citta (55%), namun dari segi jumlah penduduk Kecamatan Citta yang paling sedikit jumlah penduduknya. Adapun rincian mengenai jumlah dan persentase penduduk menurut jenis kelamin yang terdapat di Kabupaten Soppeng pada masing – masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 6 dan diagram 3 yang menggambarkan pesentase jumlah penduduk Kabupaten Soppeng menurut jenis kelamin

Tabel 6Jumlah Penduduk Kabupaten Soppeng

Menurut Kecamatan dan jenis kelamin Tahun 2017

No.

Wilayah Kecamatan

Jenis KelaminTotal %Laki-laki % Perempua

n %1. Lalabata 23.666 48 23.179 52 44.845 1002. Donri –

donri 10.825 47 12.321 53 23.146 100

3. Marioriawa 13.477 48 14.645 52 28.122 1004. Ganra 5.228 46 6.213 54 11.441 1005. Lilirilau 18.012 47 20.624 53 38.636 1006. Liliriaja 12.837 47 14.393 53 27.230 1007. Citta 3.643 45 4.451 55 8.094 1008. Marioriwaw

o 20.797 46 23.994 54 44.791 100

TOTAL 106.485

47 119.820 53 226.305

Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka, 2017

Secara umum kecamatan yang paling padat penduduknya di Kabupaten Soppeng adalah Kecamatan

13 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Marioriwawo yaitu 44.845 jiwa. Pada tabel 3.1 menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Soppeng yang tersebar di delapan kecamatan, rata – rata memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari laki –laki, untuk lebih jelasnya persentase penduduk berdasarkan jenis kelamin secara keseluruhan dapat dilihat pada diagram 3

LK = 47 %PR = 53 %

Diagram 3Persentase Jumlah Penduduk

Berdasarkan Jenis Kelamin di Kab.Soppeng( Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka, 2017 )

Berdasarkan Diagram 3 menunjukkan bahwa proporsi penduduk perempuan lebih besar dibanding laki – laki yaitu 59,94 % perempuan sedangkan laki – laki hanya 47,05 % . Hal ini memberikan isyarat bahwa sebaiknya pemerintah perlu memikirkan kebijakan yang lebih tepat untuk pengembangan kualitas SDM perempuan, agar sumber daya perempuan dapat memberikan sumbangan yang lebih besar bagi pembangunan daerah sesuai proporsinya.

14 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

E. Karakteristik Penduduk Menurut Kelompok UmurBerdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk

Kabupaten Soppeng menurut komposisi umur tertinggi berada pada kisaran kelompok umur 10 – 14 tahun sebanyak 19.489 jiwa ( dengan rasio gender 107 ) dari total penduduk Kabupaten Soppeng sedangkan komposisi umur terkecil berada pada kelompok umur 75+ tahun sebanyak ( dengan rasio gender 61 ) Penduduk Kabupaten Soppeng menurut jenis kelamin dan golongan umur dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Soppeng Tahun 2017

Kelompok Umur (tahun)

Jumlah PendudukTotal %Laki-

laki % Perempuan %

0 – 45 – 9

10 – 1415 – 1920 – 2425 – 2930 – 3435 – 3940 – 4445 – 4950 – 5455 – 5960 – 6465 – 6970 – 7475 +

8.5969.306

10.0628.7626.5496.3576.7167.3898.2517.3126.7715.7195.1393.7522.8402.963

51 %51 %52 %51 %49 %46 %46 %45 %48 %45 %44 %44 %45 %44 %43 %38 %

8.2718.9329.4278.5386.7697.3597.8728.9789.0259.0478.7707.3456.2084.7223.7264.832

49 %49 %48 %49 %51 %54 %54 %55 %52 %55 %56 %56 %55 %56 %57 %62 %

16.86718.23819.48917.30013.31813.71614.58816.36717.27616.35915.54113.06411.3478.4746.5667.795

100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %100 %

Total 106.484 47,05 119.821 52,94 226.305

Sumber : Kabupaten Soppeng Dalam Angka, 2017

Data tabel 7 menunjukkan bahwa di Kabupaten Soppeng sebagian besar penduduk berada pada komposisi umur produktif ( 20 – 54 tahun ) yaitu 94 % selanjutnya menyusul umur anak – anak ( 0 -14 tahun ) yaitu 52 %, sehingga hal ini

15 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

dapat menjadi peluang bagi Kabupaten Soppeng untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses pemanfaatan tenaga kerja muda dan umur produktif pada masa yang akan datang makin besar. Perbandingan antara penduduk laki – laki dan perempuan pada tiap komposisi umur di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada diagram 4 berikut :

0 - 45 - 9

10 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 6465 - 6970 - 74

75 +

-15000 -10000 -5000 0 5000 10000 15000

PRLK

Diagram 4Grafik Penduduk Kabupaten Soppeng

( Sumber : Kabupaten Soppeng dalam angka, 2017 )

Pada grafik 4 dapat dilihat bahwa persentase penduduk laki – laki pada kelompok umur 0 – 14 tahun lebih dominan dibanding perempuan, sebaliknya penduduk perempuan pada kelompok umur produktif ( 20 – 74 tahun ) lebih dominan. Begitu pula pada umur lanjut ( 75 tahun keatas ) sebagaian besar juga adalah perempuan. Dengan demikian diperlukan program – program pemberdayaan perempuan sehingga pada akhirnya nanti perempuan mampu memberikan sumbangsih yang cukup bagi kemajuan pembangunan daerah.

16 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

17 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

BAB IIIKONDISI PEREMPUAN DAN ANAK

DI KABUPATEN SOPPENG

A. Kondisi Umum

Gambaran kondisi perempuan dalam bab ini dimaksudkan untuk mengetahui peranan perempuan dalam pembangunan masyarakat. Dari jumlah penduduk Kabupaten Soppeng sebanyak 226.305 orang yang terdiri dari 106.485 laki –laki dan 119.820 perempuan (Kabupaten Soppeng dalam angka tahun 2017 ) perbandingan antara jumlah penduduk laki – laki dan perempuan adalah 0,47 % laki – laki dan 0,53 % perempuan, secara kuantitas jumlah perempuan lebih banyak sehingga memiliki potensi yang sangat besar. Dalam perkembangan saat ini potensi sudah mulai terlihat dengan munculnya perempuan dalam berbagai jabatan serta peran publik. Salah satu indikator untuk melihat hal tersebut dari perbandingan perempuan dan laki – laki dalam pencari kerja disajikan sebagai berikut :

Tabel 8Pencari kerja usia 10 tahun keatas menurut kelompok

umur dan jenis kelamin di Kabupaten Soppeng.

No.

Kelompok Umur Pencari KerjaLaki - laki Perempuan

1. 10 – 14 0 02. 15 – 19 3 23. 20 – 29 53 684. 30 – 44 55 275. 45 - 54 0 06. 55+ 0 0

Jumlah 111 97

- Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional 2015 – 2016

18 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Pencari kerja di Kabupaten Soppeng, Perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki – laki ini menunjukkan kesetaraan antara perempuan dan laki – laki dalam mencari kerja dan peluang karier bagi perempuan juga nampak dari kesempatan menjadi Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana disajikan pada tabel 9

Tabel 9Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Soppeng menurut

Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Pendidikan Laki – laki Perempuan JumlahS3 0 0 0S2 4 2 6S1 740 903 1.643

Diploma 47 277 324SMA 236 110 346SLTP 16 1 17SD 17 6 23

Jumlah 1.060 1.299 2.359

Sumber : Hasil pendataan Dinas Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Soppeng

Rasio pegawai negeri sipil antara laki laki dengan perempuan telah menggambarkan realitas dan sudah menggambarkan pemberdayaan gender secara umum. Semakin rendah pendidikan semakin sedikit perempuan yang terlibat didalamnya, sebagai contoh pada level pendidikan SD dan SMP tidak menarik bagi perempuan untuk meraih peluang kerja, sebaliknya dengan meningkatnya tingkat pendidikan dimiliki perempuan rasa percaya diri semakin besar untuk bersaing dengan kaum laki – laki dalam berkompetisi meraih kesempatan kerja sebagai PNS.

19 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Memperhatikan fenomena tersebut menarik untuk dilihat lebih mendalam, dimana realistis di sisi positif perempuan semakin berkiprah dalam komunitas masyarakat dalam pemberdayaan maupun pembangunan gender, disisi lain masih banyak terjadi kasus kekerasan terhadap perempuan maupun anak yang belum tertangani

B. Indeks Pembangunan GenderIndeks merupakan bagian dari indikator dalam suatu

variabel yang dihitung sebagai bentuk ukuran subyek ataupun obyek. Pengertian indikator sendiri adalah variabel yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan – perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi hanya memberikan indikasi atau petunjuk tentang keadaan keseluruhan sebagai pendugaan. Indikator merupakan ukuran yang bersifat kuantitatif yang dapat diterapkan untuk pengukuran obyek ataupun subyek di tingkat lapang.

Indeks pembangunan Gender, merupakan indikasi dari peran gender dalam pembangunan sosial kemasyarakatan, dimana keikutsertaan gender dalam pembangunan sebagai gambaran pendugaan dimana semakin banyaknya keterlibatan gender dalam pembangunan memberikan nilai positif bagi subyek gender tersebut secara indikatif.

Indeks pembangunan gender merupakan gambaran dan rasio perbandingan antara IPM secara keseluruhan yang diukur dengan ketimpangan gender, selisih antara laki – laki dan perempuan. Indeks pembangunan gender merupakan ukuran yang diterapkan untuk mengukur pembangunan gender. Dimana

20 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

secara implisif merupakan penilaian komposif dari peningkatan kapabilitas dasar perempuan yang menunjukkan status pencapaian pembangunan gender. Penilaian obyektif dan pencapaian pembangunan gender dirasiokan dengan IPM, Untuk Kabupaten Soppeng IPM pada Tahun 2010 mencapai 71,89 % dan mengalami peningkatan pada Tahun 2011 mencapai 72,23 % (Sumber data Pembangunan Manusia Berbasis Gender tahun 2012 ).

C. Indeks Pemberdayaan Gender Hal yang penting dari pemberdayaan gender adalah tercapainya kesetaraan gender dalam peran dan laki – laki. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), seperti halnya dengan IPG dihitung dengan disparitas, atau perbedaan ketimpangan dengan laki – laki. Elemen dasar untuk menghitung kesetaraan pemberdayaan gender antara lain : Ekonomi, Politik dan Pengambilan Keputusan. Untuk Kabupaten Soppeng besarnya masing – masing elemen dilihat sebagai berikut :

a. Perempuan dalam PerlemenDibidang Legislatif walaupun quota sebesar 30 % bagi perempuan tetapi tanpaknya hal ini sulit dipenuhi, Proporsi perempuan di Perlemen ini diharapkan akan terus meningkat dengan sosialisasi dan usaha fasilitasi pemerintah terhadap perempuan khususnya yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Di Kabupaten Soppeng perempuan yang duduk pada dalam Perlemen/ wakil rakyat diperlihatkan pada tabel 10

21 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Tabel. 10Anggota DPRD menurut nama fraksi dan jenis kelamin

di Kabupaten Soppeng tahun 2016

No. Nama Fraksi

Jenis Kelamin JumlahLaki - Laki Perempuan

1. Golongan Karya

5 2 7

2. Gerindra 5 3 83. PDIP 5 0 54. Pembaharuan 6 0 65. Nasdem 1 0 16. PAM 2 0 27. PBB 1 0 18. PKS 1 0 19. Demokrat 2 0 210.

PPP 2 0 2

Jumlah 24 6 30

Dari tabel 10 diatas bahwa perempuan dalam perwakilan rakyat sangat minim dari 30 orang anggota DPRD Kabupaten Soppeng, perempuan hanya berjumlah 6 orang atau 0,2 % dari anggota DPRD.

Faktor budaya bukan satu satunya faktor yang menyebabkan jumlah perempuan lebih sedikit yang dapat berkecinpung dalam politik praktis. Faktor pendidikan dan peraturan pemerintahpun ikut menentukan keterlibatan perempuan dalam politik praktis Pendidikan seseorang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pola pikir, wawasan maupun tindakan seseorang yang selanjutnya akan berpengaruh pada rasa percaya diri, kemampuan

22 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

berorganisasi dan beragumentasi yang sangat diperlukan oleh seorang politikus untuk dapat menduduki atau mencapai posisi strategis dalam lembaga Legislatif. Kurangnya kemampuan perempuan dalam hal – hal di DPRD ditunjang dengan sedikitnya jumlah perempuan sehingga berdampak pada rendahnya peluang perempuan untuk duduk sebagai jajaran Pimpinan DPRD diperparah lagi dengan adanya pandangan – pandangan yang bias gender dalam masyarakat.

b. Kondisi Pendidikan Anak di Kabupaten SoppengSesuai dengan MDGs, khususnya berkaitan dengan

Pendidikan, yang tercantum pada tujuan ke 2 MDGs, yaitu mewujudkan pendidikan dasar untuk semua, dengan target menjamin semua anak di manapun baik laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan jenjang pendidikan dasar pada tahun 2017.

Salah satu faktor penting dari hasil pembangunan yang sangat efektif bagi pembangunan manusia adalah pendidikan dan kesehatan, dua elemen dasar tersebut menjadi fundamental faktor bagi manusia yang perlu dimiliki untuk meraih potensi. Berdasarkan pengalaman empiris untuk mempercepat pembangunan manusia, antara lain dilaksanakan melalui distribusi sarana dan prasarana pendidikan yang diusahakan merata, dan alokasi belanja publik yang memadai untuk kesehatan dan pendidikan.

Angka Partisipasi Sekolah

23 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar pokok bagi masyarakat, salah satu cerminan dari kesejahteraan masyarakat adalah tingginya masyarakat yang mampu untuk melaksanakan pendidikan. Banyaknya anak yang dalam ukuran angka partisipasi sekolah, ditetapkan berdasarkan Soppeng dalam angka, disajikan pada tabel 11 ( Lampiran )

C. Kondisi Kesehatan

Untuk menciptakan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan, disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas. Upaya ini diarahkan agar tempat layanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Pada tahun 2017 sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Soppeng sebanyak 1 (satu) rumah sakit dan 17 puskesmas dan terdiri dari 16 puskesmas rawat inap 11 puskesmas non rawat inap, jumlah puskesmas pembantu (Pustu) sebanyak 44 unit, jumlah Poskesdes sebanyak 68 unit .

Upaya untuk perbaikan kesehatan masyarakat dapat dilaksanakan secara eksternal maupun internal, perbaikan secara ekstrnal dilaksanakan dilaksanakan oleh pemerintah atau pihak lain yang berkepentingan dengan kesehatan masyarakat sedangkan untuk perbaikan internal dilaksanakan oleh masyarakat ataupun keluarga, yaitu dengan melakukan kunjungan ketempat layanan kesehatan untuk berobat. Beberapa indikator penting untuk melihat keadaan perempuan dan anak dalam bidang kesehatan akan dibahas dibawah ini antara lain: kematian

24 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

balita, kematian bayi, Persentase anak dibawah satu tahun yang diimunisasi campak, dan kematian ibu.

a. Kematian Bayi dan Balita

Salah satu indikator untuk menilai kesehatan pada anak-anak adalah angka kematian Balita, dengan asupan gizi yang kurang baik menjadi salah satu penyebab menjadi meninggalnya bayi dan Balita, disamping hal lain karena penyakit yang lambat penanganan, atau penyakit dalam kategori berat. Angka kematian bayi untuk Kabupaten Soppeng pada tahun 2017 (yang dilaporkan) sebanyak 113 jiwa. Jumlah kematian Bayi dan Balita dapat dilihat pada tabel 12 ( Lampiran )

b. Bayi Mendapatkan Imunisasi Campak

Kesehatan pada anak diindikasi pula dengan tingkat imunisasi campak, indikator imunisasi mudah untuk dihitung mengingat pada tingkat puskesmas menyediakan fasilitas untuk layanan tersebut. Khusus untuk imunisasi campak yang diberikan pada bayi pada tahun 2017 seluruh Kecamatan yang ada wilayah Kabupaten Soppeng pada tabel 13 ( Lampiran )

c. Kematian Ibu

Kematian Ibu merupakan indikator lain yang penting dalam mengenali tingkat kesehatan pada masyarakat. Angka kematian Ibu sendiri merupakan penjumlahan kematian Ibu hamil, kematian Ibu bersalin dan kemudian

25 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Ibu nifas. Adapun jumlah kematian Ibu per kecamtan tahun 2017 disajikan pada tabel 14 ( Lampiran )

B A B IVPERLINDUNGAN TERHADAP

PEREMPUAN DAN ANAK DI KABUPATEN SOPPENG

Perlindungan perempuan merupakan upaya strategis untuk memberikan dukungan peningkatan kualitas hidup perempuan. Perlindungan dalam hal ini merupakan actio program yang dilaksanakan pemerintah dalam melindungi perempuan dan anak khususnya dari tindak kekerasan. Hal ini sesuai dengan dasar hukum yang digunakan yaitu : - Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak.- Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusa Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan- Undang – Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.Undang – Undang tersebut diatas digunakan

sebagai payung hukum bagi pemerintah dan masyarakat untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan, melindungi korban, menindak pelaku dan dapat tetap menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Sebagai tindak lanjut dari Undang – Undang di atas, maka Pemerintah Kabupaten Soppeng melalui Keputusan Bupati Soppeng Nomor 201/II/2017 tentang Penetapan Kepengurusan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Soppeng Tahun 2017

26 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

yang berfungsi tempat Pos Pengaduan/Konsultasi pendampingan, advokasi, rujukan. Disamping melakukan upaya penanganan bagi korban kekerasan Perempuan dan anak telah melakukan juga upaya pencegahan melalui :

a. Sosialisasi baik media cetak maupun elektronikb. Pelatihanc. Pembekalan keterampilan

Dalam konsep perlindungan dalam konteks kekerasan ini, ada tiga hal pokok yang dilakukan yaitu :1. Upaya penanganan korban kekerasan terhadap

perempuan dan anak2. Upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan

anak,3. Upaya pemberdayaan korban kekerasan perempuan dan anak.

Penanganan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.

Data penanganan kasus yang ada pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Soppeng pada Tahun 2017 menangani Kasus sebanyak 21 ( dua puluh satu ) sedangkan pada Tahun 2018 kasus yang ditangani sebanyak 21 ( dua puluh satu ) keadaan Juli 2018, Kasus dapat dilihat pada tabel 15 ( Lampiran )

27 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Tabel 15. Jumlah Kasus yang ditangani Tahun 2017-2018

No.

Jenis KasusTahun Kejadian2017 2018

1. Pencabulan anak 4 -2. Penganiayaan Anak 4 -3. Traficking 3 24. Pencurian 3 -5. Pesetubuhan 3 46. KDRT 2 -7. Penelantaran anak 1 28 Perebutan hak asuh anak 1 -9. Pelecehan - 610. Aborsi - 111. Penganiayaan - 112 Eksploitasi - 113. Penipuan - 114. Perjudian - 2

Jumlah 21 21

Sumber : P2TP2A Dinas PP dan PA Kab.Soppeng

Fakta diatas menunjukkan bahwa kasus anak pada tahun 2017 yang menunjukkan angka yang tinggi dibanding dengan kasus lainnya tapi pada Tahun 2018 kasus anak berkurang. Disamping kasus KDRT yang terlapor hanya 2 ( dua ), tidak menutup kemungkinan kasus KDRT banyak terjadi dirumah tangga yang tidak dilaporkan karena kejadian

28 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

tersebut dianggap sebagai aib keluarga da dapat pula menimbulkan aib pada diri korban menunjukkan bahwa.

Salah satu yang muncul dari data kekerasan adalah kekerasan terhadap perempuan dan anak didominasi oleh kekerasan fisik, Hal tersebut berimplikasi pada pentingnya lembaga kesehatan untuk memberikan pertolongan medis kepada korban dan perlunya sebuah sistem bantuan pembiayaan bagi korban, mengingat mayoritas korban adalah mereka yang mempunyai ekonomi menengah ke bawah.

Dalam menangani kasus di Kabupaten Soppeng berdasarkan Keputusan Bupati Soppeng Nomor 201/II/2017 tentang Penetapan Kepengurusan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Soppeng Tahun 2017 dibentuk Sekretariat Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak Kabupaten Soppeng dengan petugas layanan antara lain :

- P2TP2A Dinas PP dan PA Kabupaten Soppeng- UPPA Polres Soppeng- Dinas Kesehatan Kab.Soppeng- Dinas Sosial Kab.Soppeng- RSU Latemmamala Kab.Soppeng- Kementrian Agama Kab.Soppeng- Lembaga Bantuan Hukum- Himpunan Psikolog Indonesia- Simpul Pemerhati Perempuan- Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan ( TKSK ) se

Kab.Soppeng- Ikatan Bidan Indonesia ( IBI ) Kab.Soppeng.

29 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

30 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

B A B VP E N U T U P

Profil Pemberdayaan Perempuan dan Prlindungan Anak Kabupaten Soppeng, secara holistik berusaha menggambarkan dan mendiskripsikan kondisi serta situasi sosial dalam kehidupan perempuan dan anak, serta gambaran mengenai perempuan dan anak dari sisi usaha perlindungan terhadap kekerasan, selanjutnya secara rinci disimpulkan sebagai berikut :1. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan pembentukan character building bagi seluruh masyarakat Indonesia baik laki –laki dan perempuan serta anak. Namun dalam prosesnya pembangunan tidak dinikmati secara sama – sama oleh laki –laki dan perempuan. Akibatnya terjadi ketimpangan antara laki – laki dan perempuan dalam pembangunan.

2. Akibat ketimpangan dalam relasi gender muncullah kerawanan dalam bentuk kekerasan dalam rumah tangga dengan korban yang didominasi oleh perempuan dan anak sebagai pihak yang lemah dalam ketimpangan relasi gender tersebut.

3. Dalam upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak terdapat tiga kegiatan yaitu pencegahan,penanganan dan pemberdayaan.

4. Dalam upaya perlindungan tersebut di Kabupaten Soppeng dibentuk Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang mempunyai tugas untuk melakukan upaya penanganan maupun pencegahan terjadinya

31 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Soppeng.

5 Dalam upaya penanganan tercatat bahwa jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Soppeng yang ditangani oleh P2TP2A selama tahun 2017 sampai 2018 sebanyak 42 kasus.

Sebagai penutup Profil ini, semoga profil ini dapat menjadi panduan pengambilan kebijakan dan dapat bermanfaat untuk mendukung upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak khususnya di wilayah Kabupaten Soppeng.

32 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng, 2017 Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2017

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak , 2017Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak , 2018Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak

Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, 2017Profil Kesehatan Kabupaten Soppeng Tahun 2017

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2017Profil Perkembangan Penduduk

Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2012Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2012

33 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

34 Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

KATA PENGANTARPuji Syukur kami panjatkan Kehidirat Allah SWT,

karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Profil Gender dan Anak Tahun 2017 ini dapat terlaksana dan berjalan dengan lancar

Penyusunan profil ini merupakan salah satu langkah untuk mendorong pemanfaatan data gender dan anak yang telah dikumpulkan dan dikelola dalam penyelenggaraan data gender dan anak di Kabupaten Soppeng. Profil ini juga merupaka upaya kami untuk menyediakan informasi yang lebih konfrehensif tentang data gender dan anak di Kabupaten Soppeng dalam berbagai bidang pembangunan.

Hadirnya profil ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan informasi dan meningkatkan pemahaman pihak terkait yang pada gilirannya akan mendukung partisipasi semua pihak untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta lebih mudahnya pelaksanaan analisis gender untuk mendorong pelaksanaan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender ( PPRG ).

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak atas kerja samanya dalam menyusun profil ini, semoga profil ini membawa manfaat bagi kita semua.

Akhirnya kami menyadari profil gender dn anak ini masih banyak kekurangannya baik kelengkapan kedalaman analisis maupun penyajiannya, untuk itu saran perbaikan dimasa datang sangat kami harapkan.

Watansoppeng, Agustus 2018KEPALA DPPPA

i Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

DAFTAR TABEL/ DIAGRAM

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah PNS DP3A nerdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tabel 2 : Jumlah PNS DP3A berdasarkan Esalon dan Jenis Kelamin

Tabel 3 : Jumlah PNS DP3A berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin

Tabel 4 : Jumlah Penduduk Dirinci menurut Kecamatan Tahun 2015 – 2017

Tabel 5 : Luas Areal dan Banyaknya Desa serta Kelurahan dirinci per kecamatan tahun 2017

Tabel 6 : Jumlah Penduduk Kabupaten Soppeng menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin 2017

Tabel 7 : Jumlah Penduduk menurut umur dan Jenis Kelamin Tahun 2017

Tabel 8 : Pencari kerja usia 10 Tahun keatas menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Tabel 9 : Jumlah PNS di Kabupaten Soppeng menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

Tabel 10 : Jumlah Anggota DPRD menurut nama fraksi dan jenis kelamin tahun 2016

Tabel 11 : Angka partisipasi Sekolah ( Lampiran )Tabel 12 : Jumlah kematian bayi dan balita ( lampiran )Tabel 13 : Bayi yang mendapatkan imunisasi campak

( Lampiran ) Tabel 14 : Jumlah kematian ibu bersalin dan ibu nifas

ii Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017

Tabel 15 : Jumlah kasus yang ditangani tahun 2017 - 2018 DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 : Persentase luas wilayah Kabupaten SoppengDiagram 2 : Jumlah Desa dan KelurahanDiagram 3 : Persentase Jumlah Penduduk berdasarkan

jenis kelaminDiagram 4 : Jumlah penduduk

iii Profil Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Soppeng Tahun 2017