BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1...
-
Upload
phungduong -
Category
Documents
-
view
233 -
download
1
Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1...
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Kualitas Pelayanan
Definisi kualitas sangat beraneka ragam dan mengandung
banyak makna. Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa
merupakan suatu yang harus dikerjakan dengan baik. Gaspersz dalam
buku Suyono (2007:51) kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda,
dan bervariasi dan konvensional sampai yang lebih stratejik. Definisi
konvensional dari kualitas menggambarkan karakteristik langsung dari
produk seperti performance, Keandalan, ( reliability ), dan mudah
dalam penggunaan ( easy of use ), estetika ( esthetic ). Kualitas sering
dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang
terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian.
Kualitas pelayanan dapat didefenisikan sebagai seberapa jauh
perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas
layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan dapat diketahui
dengan cara memandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang
benar-benar mereka terima.
Menurut Buddy dalam buku Anis Wahyuningsih (2002:10),
“kualitas sebagai strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan
9
jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen internal dan
eksternal, secara eksplisit dan implisit”.
Gaspersz (Abdussamad 2012 : 43) membedakan pengertian
kualitas dalam dua pengertian, yaitu definisi konfensional dan definisi
strategik. Definisi konfensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti : performansi,
keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika dan sebagainya.
Sedangkan definisi strategik menyatakan bahwa kualitas adalah
segala sesuatu yang mampu memenubi keinginan atau kebutuhan
pelanggan. Berdasarkan kedua definisi ini, dapat diketahui bahwa
pada dasarnya kualitas mengacu pada keistimewaan produk, baik
keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi
keinginan dan kebutuhan pelanggan serta segala sesuatu yang bebas
dari kekurangan dan kerusakan.
Sedangkan menurut Kotler (1997:49) adalah “seluruh ciri serta
sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang
tersirat”. Ini jelas merupakan definisi kualitas yang berpusat pada
pelanggan.
Modernitas dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan
persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh dan
mempertahankan pelanggan. Kualitas pelayanan menjadi suatu
10
keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya mampu bertahan
dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola konsumsi dan gaya
hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas.
Salah satu model kualitas pelayanan yang banyak dijadikan
acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service
Quality). Service quality adalah seberapa jauh perbedaan antara
harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka
terima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan
persepsi pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima
dengan layanan sesungguhnya yang mereka harapkan. Kualitas
pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh
perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
Kualitas bukanlah diukur dari sudut pandang penyedia jasa
saja, tetapi berdasarkan sudut pandang/ persepsi pelanggan. Hal ini
disebabkan karena pelangganlah yang membeli dan memakai jasa.
Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan.
Jika jasa yang diterima atau dirasakan melampaui harapan pelanggan,
maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya
jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka
kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang buruk.
11
2.1.2 Dimensi Kualitas Pelayanan
Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang
merefleksikan persepsi pelanggan terhadap lima dimensi spesifik dari
kinerja layanan. Ada lima dimensi kualitas jasa pelayanan
Parasuraman 1998(dalam Muhsin, 2012) , yaitu:
1. Bukti Langsung (tangibles), adalah bukti fisik suatu perusahaan
dalam menunjukkan esksitensinya kepada pihak eksternal.
Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi
fasilitas fisik perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Kehandalan (realibility), merupakan kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara
tepat waktu. Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan konsumen
akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang
dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini
merupakan kemampuan perusahaan dalam menyampaikan jasa
secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.
3. Daya tanggap (responsiveness), merupakan kemampuan
perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk
memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap
dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa
yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau
12
keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa
berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen
dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan
kecepatan karyawan yang terlibat untuk menanggapi permintaan,
pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi komponen atau unsur
dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam melayani
pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan dan
penanganan keluhan pelanggan.
4. Jaminan (assurance), merupakan pengetahuan dan perilaku
employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri
konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan. Dimensi ini
sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap
resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampuan penyedia
jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan
konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani
konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompotensi
karyawan yang meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki
karyawan untuk melakukan pelayanan dan kredibilitas perusahaan
yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan
konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan,
prestasi dan lain-lain.
5. Empati (empathy), merupakan kemampuan perusahaan yang
dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian
13
kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan atau
kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan
gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi
merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi
kepada konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan
pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik, sangat
penting untuk para karyawan memperhatikan pelanggannya. Pendapat
lain yaitu dari Garvin (dalam Muhsin, 2012) dimana ada delapan
dimensi kualitas yang telah dikembangkan, diantaranya:
a. Kinerja yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
b. Ciri atau keistimewaan tambahan yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap.
c. Kehandalan yaitu kemungkinan kecil mengalami kerusakan atau
gagal
d. dipakai.
e. Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu sejauh mana karakteristik
desain dan operasi memnuhi standar-standar yang ditetapkan
sebelumnya.
f. Daya tahan yaitu berkaitan dengan berapa lama suatu produk
dapat terus digunakan.
14
g. Serviceability dapat meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan.
h. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.
i. Kualitas yang dipersepsikan yaitu citra dan reputasi produk serta
j. tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Kualitas pelayanan dapat dinilai dari banyak faktor yang
berhubungan, dimana kualitas pelayanan dapat dinilai dari persepsi
pelanggan dalam menikmati barang dan jasa yang ditawarkan kepada
pelanggan, sehingga yang dirasakan oleh pelanggan adalah keinginan
yang selalu terpenuhi dan harapan terhadap performa barang dan jasa
yang ditawarkan oleh produsen dapat diterima.
2.1.3 Jasa
Industri jasa dapat dilihat dii lingkungan kita masing-masing
dimana sifatnya sangat bervariasi. Sektor pemerintah yang meliputi
pengadilan, pelayanan ketenagakerjaan, rumah sakit, lembaga
pemberi pinjaman, sekolah, dan lain sebagainya. Banyak pekerja
disektor manufaktur seperti operator komputer, akuntan, dan staf
hukum, sebenarnya adalah penyedia jasa. Pada dasarnya mereka itu
membentuk pabrik jasa yang menyediakan layanan bagi pabrik
barang.
Adapun pengertian jasa menurut Philip Kotler (2002 : 486) adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
15
mengakibatkan kepemilikan apapun, produksinya dapat dikaitkan atau
tidak dikaitkan dengan suatu produk fisiknya.
2.1.4 Pemasaran Untuk Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa tertinggal jauh dibandingkan dengan
perusahaan manufaktur dalam berbagai aspek pemasaran. Bisnis di
bidang jasa hanya pada batas sebagai pendukung perusahaan
manufaktur saja dan bahkan penerapan manajemen tidak
dilaksanakan dengan baik terutama di bidang pemasaran formal.
Pendekatan bauran pemasaran atau 4P (product, prce,
promotion, dan place) merupakan teknik pemasaran cara tradisional
sering berhasil untuk barang, tetapi berbagai elemen tambahan
memerlukan tambahan dalam bisnis jasa. Booms dan Bitner
menyarankan tambahan 3P yang terlibat dalam pemasaran jasa :
orang (People), bukti fisik (Physical Evidence), dan proses (Process).
Sebagian besar yang terlibat dalam perusahaan jasa adalah orang
artinya pihak perusahaan jasa harus berpikir agar pelayanan yang
diberikan oleh orang-orang yang terlibat di dalam perusahaan tersebut
dapat melakukan atau melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga
para pelanggan merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan.
Untuk memberikan pelayanan yang baik, maka langkah-langkah
yang harus dilakukan perusahaan adalah; seleksi, pelatihan, dan
motivasi pegawai dapat membuat perbedaan besar dalam kepuasan
16
pelanggan. Seleksi yang ketat dalam perekrutan karyawan sangat
mendukung perusahaan untuk mendapatkan karyawan atau pegawai
yang berkualitas. Untuk memperbaiki kualitas karyawan yang ada,
maka salah satu cara yang paling sering ditempuh perusahaan adalah
melaksanakan pelatihan. Selain berfungsi menambah kecakapan
karyawan pelatihan juga berfungsi untuk membentuk karyawan
sebagai persiapan dalam mengahadapi tantangan yang semakin berat
di masa yang akan datang. Kemudian dari pada itu untuk
mengimbangi tugas yang dipegang oleh karyawan, maka pihak
perusahaan juga dapat mendorong motivasi mereka dengan berbagai
bentuk, misalnya menaikkan gaji, bonus, memenuhi saran dan
prasarana yang dibutuhkan karyawan.
Menghadapi era perdagangan bebas perusahaan-perusahaan
jasa menghadapi tiga tugas yang sangat berat yaitu bagaimana
meningkatkan diferensiasi kompetitif mereka, kualitas jasa mereka,
dan produktivitas mereka. Seperti halnya perusahaan yang bergerak di
bidang manufaktur barang, perusahaan jasa sangat dituntut supaya
tetap mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan atau
kompetitif yang semakin ketat, sebab sadar atau tidak sadar bahwa
ancaman dari pihak pesaing semakin berat, baik pesaing yang ada
maupun pesaing potensial. Salah satu bentuk persaingan adalah
bagaimana memperbaiki kualitas jasa yang mereka hasilkan dengan
cara senantiasa melakukan penelitian yang disertai dengan inovatif.
17
2.1.5 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam
wacana bisnisdan manajemen. Pelanggan merupakan fokus utama
pembahasan mengenaikepuasan dan kualitas pelayanan. Oleh karena
itu, pelanggan memegang peranancukup penting dalam mengukur
kepuasan terhadap produk maupun pelayananyang diberikan
perusahaan.
Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang
setelahmembandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan
dibandingkan denganharapannya (Kotler dkk, 2000 : 52).Dari definisi di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pelangganyang ditinjau
dari sisi pelanggan yaitu mengenai apa yang telah dirasakanpelanggan
atas pelayanan yang telah diberikan dibandingkan dengan apa
yangmereka inginkan. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan
dibandingkan dengan harapannya sedangkan ketidakpuasan timbul
apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan (Tjiptono, 2004 :
349). Kepuasan pelanggan atau nasabah terhadap suatu produk
ataupun jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk didapat jika
perusahaan jasa atau industry tersebut tidak benar-benar mengerti apa
yang diharapkan oleh konsumennya.
18
Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk
menciptakanpelanggan yang merasa puas. Hal ini memberikan
beberapa manfaat diantaranyahubungan antara perusahaan dan
pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasaryang baik bagi
pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, danmembentuk
suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkanperusahaan.
Menurut Kotler (2000), ada empat metode yang bisa digunakan
untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem keluhan dan saran
Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi
pelanggannya untuk menyampaikan pendapat atau bahkan
keluhan merupakan perusahaan yang berorientasi pada pelanggan.
b. Survei kepuasan pelanggan
Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan
terhadap kualitas jasa perusahaan tersebut dimana dapat dilakukan
dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan kepada pelanggan.
Dari hasil survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui
kekurangan dan kelebihan jasa perusahaannya.
c. Ghost shopping
Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang
perusahaan (ghost shopper) untuk bersikap sebagai pelanggan di
perusahaan pesaing dengan tujuan para ghost shopper tersebut
19
dapat mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing
sehingga dapat dijadikan koreksi terhadap perusahaan itu sendiri.
d. Analisa pelanggan yang hilang
Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi
kembali pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung lagi di
perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan
pesaing. Selain itu, perusahaan dapat menanyakan sebab
berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing.
2.1.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Menurut Irawan (2004:37) faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan adalah :
a. Kualitas produk, pelanggan puas kalau setelah membeli dan
menggunakan produk tersebut ternyata produknya baik.
b. Harga, untuk pelanggan sensitive, biasanya harga murah adalah
sumber kepuasan yang penting karena pelanggan akan
mendapatkan value for money yang tinggi.
c. Service quality, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya
sulit ditiru. Kualitas pelayanan merupakan driver yang mempunyai
banyak dimensi, salah satunya yang popular adalah SERVQUAL
d. Emotional faktor, pelanggan akan merasa puas ( bangga ) karena
adanya emotional valueyang diberikan oleh brand dari produk
tersebut.
20
e. Biaya dan kemudahan, pelanggan akan semakin puas apabila
relative mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk
atau pelayanan.
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
Pengambilan penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan
bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari
anggapan kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Maka
dalam kajian pustaka ini peneliti mencantimkan hasil-hasil penelitian
terdahulu, seperti :
1. Dewi Yanti Sudirman (2011) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Nasabah Produk
Tabungan Britama Pada Pt. Bank Rakyat Indinesia (persero) tbk
Cabang A. Yani Makasar. Metode analisis yang digunakan adalah
metode regresi linier berganda (multi linear regression). Hasil
penelitian menunjukan bahwa kualitas pelayanan yang terdiri atas
Realibility(X1), Assurance (X2), Empathy (X3), Tangible (X4), dan
Responsiveness (X5) secara bersama-sama memiliki pengaruh
yang positif. Dimana persamaan regresi Y= 3,647 + 0,355X2 +
0,282X3 + 0,255X4 + 0,258X5 selain itu dengan uji F dilihat bahwa
kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikansi terhadap
kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikan untuk
21
realibilitysebesar 0.001 atau 0,1%, Assurance sebesar 0,000 atau
0%, Tanggible sebesar 0,000 atau 0%, Emphaty 0,000 atau 0%
dan Responsiveness sebesar 0,000 atau 0%.
2. Melia Novita Sari (2008) melakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
(studi kasus pada Hotel Graha Gresik). Dari permasalahan
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan
menguji pengaruh bersama variable kualitas pelayanan yang terdiri
dari bukti langsung (X1), kehandalan (X2), daya tanggap (X3),
jaminan (X4), empati (X5) terhadap kepuasan pelanggan (Y) dan
juga untuk mengetahui variable apa yang berpengaruh dominan
dari kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan metode explanatory research
yang dilakukan berdasarkan sampel terhadap 60 tamu yang
menginap di Hotel Graha Gresik. Dalam menganalisis data
digunakan analisis korelasi berganda, regresi linear berganda,
regresi parsial untuk mengetahui adanya perbedaan dalam item-
item kepuasan pelanggan. Berdasarkan analisis data secara
statistikdiketahui bahwa variable kualitas pelayanan yang terdiri dari
bukti langsung (X1), Keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan
(X4), empati (X5) mempunyai hubungan dan pengaruh yang
signifikan terhadap variable tingkat kepuasan pelanggan (Y) yang
ditujunjukan dengan analisis korelasi berganda (R) sebesar 0,690
22
dengan F hitung sebesar 9,809 serta probalitas 0,000 yang artinya
tingkat keeratan hubungan yang kuat dan nilai R square
menunjukan nilai sebesar 0,476 yang berarti bahwa variable
kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh variable kualitas pelayanan
sebesar 47,6%, sedangkan sisanya 52,4% dipengaruhi oleh
variable lain diluar variable kualitas pelayanan yang sedang diteliti.
Disamping itu, hasil penelitian menunjukan bahwa variable jaminan
(X4) merupakan variable yang berpengaruh dominan terhadap
variabel kepuasan pelanggan (Y) ditunjukan dengan koefisien
regresi sebesar 0,465 dan T hitung sebesar 3,819 serta probalitas
0,000. Dengan demikian kesimpulan dari penelitian ini adalah
bahwa kualitas pelayanan mempunyai hubungan dan pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan terhadap hotel. Dari
hasil penelitian ini dapat diketahui pula bahwa diantara variabel
bukti langsunag, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati,
variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan
pelanggan adalah variabel jaminan.
3. Muhsin M. Biki, 2012. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan nasabah pada koperasi simpan pinjam multi niaga
cabang gorontalo. Metode analisis yang digunakan adalah metode
regresi sederhana, tujuan penelitian (1) untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan secara parsial
terhadap kepuasan nasabah pada KSP multi niaga. (2) untuk
23
mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan secara
simultan terhadap kepuasan nasabah pada KSP multi niaga
metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa (a) ada pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan nasabah secara parsial. Ini
ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi (𝑟2) untuk variabel
tangibles (X1) secara parsial adalah sebesar 12,1%, artinya bahwa
pengaruh dari tangibles (X1) secara parsial adalah sebesar 12,1%.
Nilai koefisien determinasi (𝑟2) untuk variabel reliability (X2)=
16,1% artinya bahwa pengaruh reliability (X2) secara parsial adalah
sebesar 16,1%. Nilai koefisien determinasi (𝑟2) untuk variabel
responsive (X3)= 0,168% artinya bahwa pengaruh dari responsive
(X3) secara parsial adalah sebesar 16,8%, nilai kofisien determinasi
assurance (X4)= 0,138% artinya bahwa pengaruh dari assurance
(X4) secara parsial sebesar 13,8% dan nilai koefisien determinasi
empathy (X5)= 0,207% artinya bahwa pengaruh dari empathy
secara parsial sebesar 20,7% (b) ada pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan nasabah secara simultan yang ditunjukan oleh
nilai koefisien determinasi (𝑟2)= 64,5% artinya bahwa pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah secara simultan
sebesar 64,5%.
24
Table 2.2
Ringkasan Penelitian Terdahulu
NO
Peneliti Variabel Penelitian
Alat Analisis Hasil
1 Dewi Yanti Sudirman (2011)
Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Kepuasan
Nasabah Produk Tabungan
Britama Pada Pt. Bank Rakyat
Indinesia (persero) tbk
Cabang A. Yani Makasar.
Variabel independent
(kualitas layanan) meliputi tangibles
(x1), reliability (x2),
responsiveness (x3), assurance (x4), empathy
(x5)
Variabel dependent (kepuasan nasabah)
metode Kuantitatif
analisis
regresi linier berganda
(multi linear regression).
kualitas pelayanan yang
terdiri atas Realibility, Assurance, Empathy,
Tangible, dan Responsiveness
, secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan
2 Melia Novita Sari (2008)
Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan (studi kasus pada Hotel
Graha Gresik).
Variabel independent
(kualitas pelayanan)
meliputi Bukti langsung (x1),
kehandalan (x2), daya tanggap (x3), jaminan
(x4), empati (x5).
Variabel dependent (kepuasan pelanggan)
metode explanatory
research
analisis korelasi
berganda, regresi linear
berganda
kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti langsung (X1),
Keandalan (X2), daya tanggap (X3), jaminan (X4), empati
(X5) mempunyai hubungan dan pengaruh yang
signifikan terhadap
variabel tingkat kepuasan
pelanggan (Y)
3 Muhsin M. Biki, (2012. )
Pengaruh kualitas
pelayanan terhadap
Variabel independent
(kualitas pelayanan)
tangibles (x1), reliability (x2),
Analisis regresi
sederhana
Metode kuantitatif
Terdapat pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan
25
kepuasan nasabah pada
koperasi simpan pinjam multi
niaga cabang gorontalo.
responsiveness (x3), assurance (x4), empathy
(x5)
nasabah secara parsial.
ada pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan
nasabah secara simultan yang
ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi
(𝑟2)= 64,5% artinya bahwa
pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan
nasabah secara simultan
sebesar 64,5
Mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu diatas maka penelitian
ini merupakan replikasi pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh Melia Novita sari (2008) dengan memformulasikan kembali judul
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, adapun
pengembangan variabel kualitas pelayanan terdiri dari : Bukti langsung
(X1), Keandalan (X2), Daya tanggap (X3), Jaminan (X4), Empati (X5) dan
variabel kepuasan pelanggan (Y) adapun yang membedakan antara
penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya adalah metode yang
digunakan oleh Melia Novita Sari menggunakan metode explanatory
research dan analisis yang digunakan analisis korelasi berganda, regresi
linear berganda sedangkan peneliti menggunakan metode kuantitatif dan
26
analisis yang digunakan analisis regresi sederhana serta dapat dilihat dari
lokasi yang dijadikan objek penelitian.
2.3 Kerangka Pikir Penelitian
Dari kajian-kajian teori yang telah diuraikan diatas, maka tampak
jelas pentingnya kualitas pelayanan. Terlebih lagi di era globalisasi ini
dimana peranan pelayanan sangat menentukan berhasil tidaknya
suatu perusahaan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan
pelayanan kemajuan di bidang teknologi khususnya teknologi yang
berbasis kompoter.
Kemajuan di bidang teknologiinilah perlu dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan besar seperti PT. PLN (Persero) Unit
Pelayanan Pelanggan Bone Bolango. Terlebih lagi perusahaan ini
bergerak di bidang jasa penerangan yang mengutamakan pelayanan
sebagai layaknya perusahaan-perusahaan jasa lainnya. Disini penulis
akan menguraikan tenttang proses pelayanan yang dijalankan oleh PT.
PLN (Persero) Unit Pelayanan Pelanggan Bone Bolango dan
pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada bagan kerangka pemikiran dibawah ini.
27
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
KEPUASAN
MASYARAKAT/
PELANGGAN
KUALITAS PELAYANAN
PELAYANAN PT. PLN (PERSERO)
CABANG GORONTALO
PT. PLN
(PERSERO)CABANG
GORONTALO
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. PLN (PERSERO)
CABANG GORONTALO
28
Gambar 2.3
Konsep Pemikiran
2.4 Hipotesis Penelitian
Pengertian hipotesis menurut sugiyono (2006:70) adalah
jawaban sementara terhadap rumusan penelitian dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat perrnyataan.
Dikatakan sementara, karena jawabannya yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris
yang diperoleh dari pengumpulan data. Maka yang menjadi hipotesis
dalam penelitian ini yaitu : diduga terdapat pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan nasabah pada PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan
Pelanggan Bone Bolango.
PT. PLN (Persero) UPP
Kabupaten Bone Bolango
Kualitas Pelayanan
Tangibles (bukti
fisik)
Reliability
(reliabilitas)
Responsiveness (daya
tanggap)
Assurance (jaminan)
Empathy (empati)
Kepuasan Pelanggan
Kualitas produk
Emosi
Harga
biaya