BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bauran Promosi 2.1.1 Pengertian...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Bauran Promosi 2.1.1 Pengertian...
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Bauran Promosi
2.1.1 Pengertian Promosi
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi
atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Berikut ini J. Stanton mengemukakan pendapatnya tentang promotional
mix yang dikutip oleh (dalam Swastha, 2000:238) sebagai berikut :
“Promotional mix adalah kombinasi strategis yang paling baik dari variabel-
variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain,yang
kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.”
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk dan jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka akan senang lalu membeli
barang dan jasa tersebut.
Menurut Laksana (2008:135) Pengertian promosi adalah suatu komunikasi
dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat dan bertujuan
untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli.
Promosi adalah usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi pihak
lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran. Promosi juga merupakan usaha
8
mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat tentang suatu perusahaan atau
produk dan jasa untuk mempengaruhi pembeli potensial. Dewanti (2008:144)
Promosi juga merupakan kegiatan untuk menyebarluaskan informasi
tentang barang dan jasa yang dijual dengan maksud untuk merubah pola perilaku
konsumen. Berbagai informasi yang di berikan kepada calon pembeli sangat
mempengaruhi keputusan mereka tentang pegalokasian dana yang mereka miliki.
Mereka akan memasukan barang atau jasa yang mereka ketahui ke dalam daftar
pertimbangan, lalu memilih kombinasi yang paling optimal.
Menurut Tjiptono (2002:219). Pada hakikatnya promosi adalah suatu
bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran
adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/
membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahan
yang bersangkutan.
Terence A. Shimp (2000:6) menyebutkan bahwa kegiatan promosi terdiri
dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba terjadinya aksi pembelian suatu
produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat.
Kemudian Sistaningrum (2002:235) menyatakan bahwa : “Promosi
merupakan salah satu unsur kegiatan dari bauran pemasaran (marketing mix)”.
Promosi menjadi media informasi mengenal segala hal yang berkaitan dengan
produk yang akan ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Efektivitas kegiatan
promosi penjualan akan sangat menentukan citra produk maupun citra perusahaan
9
dimata masyarakat, khususnya konsumen, pada akhirnya akan sangat
mempengaruhi tingkat permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan
perusahaan. Karena itulah kegiatan mempromosikan barang yang akan dijual
termasuk kegiatan pemilihan media advertensi yang sesuai dengan bagian
dagangan, menjadi kegiatan yang sangat penting bagi seorang pengusaha.
Promosi adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menggunakan
prinsip komunikasi yang terencana dalam mempengaruhi pembeli. Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli tersebut dapat diketahui bahwa promosi merupakan
salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan
sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan
rangkaian kegiatan selanjutnya di perusahaan. Promosi merupakan penyampaian
informasi dari penjual kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah
laku dalam rangka menciptakan pertukaran, sehingga tujuan untuk meningkatkan
kuantitas penjualan diharapkan dapat terealisasi. Promosi dapat dikatakan kegiatan
komunikasi dimana seluruh keperluan untuk menggerakkan satu produk, pesan
atau ide mengenai distribusi. Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan
informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam saluran untuk
mempengaruhi sikap dan prilaku.
2.1.2 Fungsi Promosi
Menurut Terence A. Shimp (2000:7) Promosi memiliki lima fungsi yang
sangat penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan
sebagai berikut:
10
1. Informing (Memberikan Informasi)
Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik
mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan
citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi
menampilkan peran informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan
maupun konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek
yang telah ada.
2. Persuading (Membujuk)
Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan
untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk
mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi
keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun
permintaan sekunder, permingtaan bagi merek perusahaan yang spesifik.
3. Reminding (Mengingatkan)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa
yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan
hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk
mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang
akhir-akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-
atribut yang menguntungkan.
11
4. Adding Value (Menambah nilai)
Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah
bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi, penyempurnaan kualitas, atau
mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar-
benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih
elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.
5. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)
Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu
perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk
perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum
melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu,
dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan
untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan
produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan
klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel.
Jika fungsi di atas ditujukan lebih kepada konsumen, maka sebenarnya
fungsi promosi juga memiliki tujuan untuk memenangkan persaingan dengan
kompetitor. Salah satu strategi memenangkan persaingan dalam dunia pemasaran
atau promosi adalah dengan mempengaruhi keputusan pembeli.
12
2.1.3 Tujuan Promosi
Tujuan promosi adalah untuk mempengaruhi suatu konsumen dalam
mengambil keputusan untuk meningkatkan volume penjualan, di segi lain ada juga
dari promosi yaitu menjual suatu barang atau jasa. Dalam promosi kita tidak hanya
sekedar berkomunikasi ataupun menyampaikan informasi, tetapi juga
menginginkan komunikasi yang mampu menciptakan suasana/keadaan dimana
para pelanggan bersedia memilih dan memiliki produk. Dengan demikian promosi
yang akan dilakukan haruslah selalu berdasarkan atas beberapa hal sehingga tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Menurut Tjiptono (2000:222) tujuan promosi diantaranya adalah : a)
Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). b)
Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada
konsumen (brand awareness), c) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk
(brand attitude). d) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand
puchase intention). e) Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain
(puchase facilitation). f) Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).
Tujuan dari promosi yang biasa dilakukan oleh berarapa perusahaan, dalam
mendukung penjualan, diantaranya; Dewanti (2008:146)
1. Informasi; memberitahukan kepada pelanggan mengenai suatu produk dan
menunjukkan keunggulan produk dibanding pesaingnya.
2. Membujuk; Membujuk sikap pelanggan untuk mau membeli dan
seterusnya melakukan pembelian kembali terhadap produknya.
13
3. Pengingat; Mengingatkan kepada pelanggan tentang kepuasan yang telah
diperoleh dari produk yang pernah dipilih dan dibelinya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Goh (2003:138), tujuan promosi secara
sederhana bisa dipersempit menjadi tiga jenis tujuan: a) Memberikan informasi
pelanggan tentang produk atau fitur baru seperti menciptakan kebutuhan, b)
mempengaruhi pelanggan untuk membeli merek orang lain, c) Mengingatkan
pelanggan tentang merek, yang termasuk memperkuat penetapan ancangan merek.
Akan tetapi Basu Swastha dan Irawan (2001:353) mengemukakan tujuan
promosi adalah terdiri dari Modifikasi tingkah laku, Memberitahu, Membujuk dan
Mengingatkane. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagi berikut:
a. Modifikasi tingkah laku
Kegiatan promosi yang dilakukan sebagai usaha untuk merubah tingkah
laku yang sudah ada. Penjualan akan selalu berusaha memberikan kesan baik pada
produk yang dijualnya.
b. Pemberitahuan
Kegiatan promosi ditujukan untuk memberitahukan pasar yang dituju
tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih
sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk.
Kiranya hal ini merupakan masalah penting untuk meningkatkan permintaan.
Sebagai orang tidak akan membeli barang atau jasa sebelun mereka mengetahui
produk tersebut dan apa faedahnya. Promosi yang bersifat memberitahukan
14
penting bagi konsumen karena dapat membantu pengambilan keputusan untuk
membeli.
c. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk kurang disenangi orang namun
kenyataannya sekarang ini banyak yang muncul adalah promosi yang bersifat
membujuk. Promosi seperti ini diarahkan untuk mendorong pembelian. Sering
perusahaan tidak ingin meperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih
mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat
memberikan pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan, dilakukan untuk mempertahankan
merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di
dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti hak perusahaan berusaha untuk paling
tidak mempertahankan pembeli yang ada. Jadi secara singkat promosi berkaitan
dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk perusahaan, lalu
memahaminya berubah sikap, menyukai, dan yakin untuk membeli.
2.1.4 Indikator Bauran Promosi
Promosi adalah pemilihan bauran promosi yang sangat penting untuk
dilaksanakan oleh perusahaan untuk memasarkan jasa dalam kegiatan pembelian /
penggunaan jasa. Metode tersebut terdiri atas aktivitas periklanan (advertising),
personal selling, promosi penjualan, public relations, informasi dari mulut ke
15
mulut (word of mouth), dan pemasaran langsung (direct marketing). (Kotler,
2009:24)
Walaupun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang
sama, tapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas
khususnya. Untuk itu akan dibahas tentang variabel-variabel promotional mix
sebagai berikut :
1. Periklanan (advertising)
Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya,
melalui media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta
individu-individu. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Iklan
adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi
tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian
rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran
seseorang untuk melakukan pembelian.
Iklan merupakan media promosi yang paling banyak digunakan oleh
pemasar sebab memiliki keunggulan cepat dalam menyebarkan informasi dan
kemampuan iklan untuk diingat dalam waktu singkat. Bentuk iklan yang biasa
digunakan antara lain iklan cetak,elektronik, film, brosur, poster, selebaran,
billboard dan sebagainya.
16
Beberapa fungsi iklan yang akan dibahas yaitu :
a. Memberikan Informasi
Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak dari pada lainnya, baik
tentang barangnya, harganya, ataupun informasi lain yang mempunyai
kegunaan bagi konsumen. Tanpa adanya informasi seperti itu orang akan
segan atau tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang
b. Membujuk / Mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat
membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan
menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari pada produk lain.
c. Menciptakan kesan (image)
Dengan sebuah iklan , orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang
apa yang di iklankan. Dalam hal ini pemasang iklan selalu berusaha untuk
meanciptakan iklan yang sebaik-baiknya, dengan menggunakan warna,
ilustrasi, bentuk, dan layout yang menarik.
d. Memuaskan keinginan
Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang ingin
diberitahu lebih dulu tentang barang atau jasa yang ditawarkan atau ingin
dibujuk untuk melakukan sesuatu yang lebih baik bagi mereka atau bagi
masyarakat. Jadi periklanan merupakan suatu alat yang dapat dipakai
untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri berupa pertukaran yang
saling memuaskan.
17
e. Periklanan merupakan alat komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah antara
penjual dan pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dalam
cara yang efesien dan efektif. Inisiatif periklanan tidak selau datang dari
pihak penjual, tetapi pembelipun juga sering menggunakan iklan untuk
kepentingannya, misalnya mencari pekerjaan.
2. Penjualan individu (personal selling)
Personal selling adalah interaksi antar individu,saling bertemu muka
yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, mengusai, atau
mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan
pihak lain.
Personal selling (tatap muka),komunikasi langsung antara penjual dan
calon pelanggan untuk memeprkenalkan suatu produk. Contohnya penjulan
dengan jasa sales, penjulan lewat toko, pasar malam, persentasi penjualan.
Sifat-sifat personal selling antara lain :
a. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung,dan
interaktif antara 2 orang atau lebih.
b. Cultivation, yaitu sifat memungkinkan berkembanganya segala macam
hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu
hubungan yang lebih akrab.
c. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk
mendengar, memperhatikan, dan menanggapi.
18
Oleh karena itu, sifat-sifat tersebut mempunyai kelebihan dan lebih
fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan, mengetahui
keinginan konsumen, motif, dan perilaku konsumen. Personal selling
merupakan suatu cara promosi yang menggunakan komunikasi langsung. Di
sini penjual dengan aktif mendatangi konsumen dan menawarkan produk agar
terjadi pembelian.
3. Promosi Penjualan (sales promotion)
Nickels dalam Basu Swastha (2000:279) promosi penjualan
didefinisikan sebagai berikut :
Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal
selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian
konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan,
pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera untuk meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan.
Sales promotion (promosi penjualan),adalah bentuk persuasif secara
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah
barang yang dibeli konsumen. Contohnya dengan adanya undian berhadiah,
19
diskon, sampel produk,coba gratis, hadiah bagi langganan, pengembalian
uang dan sebagainya. Adapun tujuan dari promosi penjualan :
a. Menarik para pembeli baru
b. Memberikan hadiah/penghargaan kepada konsumen-konsumen atau
pelanggan
c. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lam
d. Menghindarkan konsumen lari ke merek lain
e. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas
f. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka
memperluas “market share” jangka panjang.
4. Hubungan Masyarakat (public relations) dan Publisitas (publicity)
a. Hubungan Masyarakat (public relations)
Hubungan masyarakat dapat didefinisikan fungsi manajemen yang
memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan
dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat,
dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta
pengakuan masyarakat.
Humas ini merupakan satu bagian atau satu departemen yang
bertanggung jawab mendengarkan dan menampung segala kritik, keluhan
ataupun saran dari masyarakat. Humas tidak selalu merupakan alat
promosi, tetapi yang penting harus dapat menyesuaikan organisasi dengan
kebutuhan masyarakat.
20
b. Publisitas (publicity)
Publisitas adalah sebuah informasi tentang seseorang, barang atau
organisasi yang diseberluaskan ke masyarakat melalui media tanpa
dipungut biaya, ataupun tanpa pengawasan dari sponsor.
Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita terkandung
dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.
Publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran
(baik langsung atau tidak langsung) dan pesan publisitas yang di
masukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio, dan
televisi, maka khalayak tidak memandang sebagai komunikasi promosi.
Publicity (publisitas),yaitu bentuk penyajian, promosi, penyebaran
ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh pihak atau organisasi lain yang
bukan produsen dari produk tersebut (promosi secara cuma-cuma).
Contohnya bisnis atau produk yang diiklankan oleh majalah atau televisi
karena kelebihannya (semisal wisata kuliner), acara seminar, pidato dan
sebagainya. Adapun keuntungan publisitas sebagai berikut :
- Publisitas dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca
sebuah iklan.
- Publisitas dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat
kabar atau pada posisi lain yang menyolok.
- Lebih dapat dipercaya.
21
- Publisitas jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas, tanpa
dipungut biaya.
2.3 Keputusan Konsumen
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembeli
Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau
lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari
pengintegrasiannya ini adalah suatu pilihan (Choice), yang disajikan secara kognitif.
(Setiadi 2003:415).
Para penjual harus melihat jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi
para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara konsumen melakukan
keputusan pembeli.lebih khusus pemasar mengidentifikasi orang yang membuat
keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah proses
pembelian, (Kotler, 2009:220):
a. Proses pembelian, penjual dapat membedakan peran yang dimainkan orang
dalam keputusan pembelian :
- Pencetus, orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli
produk dan jasa.
- Pemberi pengaruh, orang yang pandangannya atau sasarannya
mempengaruhi keputusan
22
- Pengambil keputusan, orang yang mengambil keputusan mengenai setiap
komponen keputusan pembelian apakah membeli, bagaimana cara membeli
dan dimana akan membeli.
- Pembeli, orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya
- Pemakai, orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk jasa
tertentu.
b. Perilaku konsumen, pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda,
bertanggung pada jenis keputusan pembelian. Keputusan untuk membeli pasta
gigi, raket tenis, computer pribadi dan mobil baru misalnya akan memiliki
perbedaan yang signifikan. Menurut Henry Assael (Kotler, 2009:221)
memberikan 4 jenis perilaku konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan
pembeli dan tingkat perbedaan antar merek yaitu, perilaku pembelian rumit,
perilaku pembelian yang mengurangi ketidaknyamanan, perilaku pembelian
yang mencari variasi, perilaku pembelian yang rutin/biasa.
Sementara menurut Alma (1998:52) mengemukakan bahwa keputusan yang
dilakukan konsumen dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Kebudayaan (Culture), kebudayaan sangat mempengaruhi terhadap nilai-nilai
dan pola perilaku seseorang anggota kebudayaan tertentu, hal ini yang
diwariskan oleh nenekmoyang dahulu, misalnya makanan khas suku bangsa.
b. Kelas sosial (Social Class), kelas sosial juga turut mempengaruhi keputusan
tertentu, hal ini yang menjadi pertimbangan adalah prestise jabatan,
23
penampilan dalam kelompok sendiri, kepemilikannya, orientasi nilai-nilai
yang dianutnya.
c. Keluarga (Family), keluarga adalah lingkungan terdekat dengan individu dan
sangat mempengaruhi nilai-nilai serta perilaku seseorang dalam
mengkonsumsi barang tertentu, hal ini cukup memberikan pengaruh dalam
memutuskan sesuatu hal dalam memenuhi kebutuhan.
d. Klub-klub (Referensi Group), hal ini merupakan grup primer, sekunder
ataupun pemberi aspirasi. Grup ini adalah para anggota yang saling
berkomunikasi satu sama lain, sehingga memiliki pengaruh kepada anggota
grup untuk memutuskan sesuatu hal.
Selanjutnya, pengaruh yang sangat kuat untuk mempengaruhi keputusan
membeli adalah pengaruh psikologi yang memuat sifat-sifat antara lain: pengalaman,
kepribadian, sikap dan kepercayaan, konsep diri. Alma menambahkan bahwa tahap-
tahap pengambilan keputusan konsumen adalah sebagai berikut : kebutuhan,
identifikasi alternatif, menilai alternatif, keputusan membeli, perilaku setelah
membeli.
Namun lebih fokus Alma (2000:55) mengemukakan bahwa hal-hal yang
mendorong seeorang untuk memutuskan membeli adalah adanya:
1. Uang tunai, dimana memiliki kemampuan untuk membayar barang tersebut.
2. Adanya pengaruh dari teman, karena nilai, tren, dan manfaat barang tersebut.
3. Adanya pengaruh dari iklan, reklame atau alat promosi lain.
4. Pengaruh lingkungan.
24
Keempat faktor tersebut adalah bagian yang mempengaruhi pribadi orang
untuk menetapkan atau memutuskan untuk melakukan pembelian atas produk
tertentu.
2.3.2 Tahap-tahap proses Pengambilan Keputusam Konsumen
Perusahaan yang cerdik akan melibatkan diri mereka ke upaya memahami
keseluruhan pengalaman belajar konsumen tentang produk, membuat pilihan merek,
menggunakan produk, bahkan membuangnya. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
mengetahui bagaimana konsumen akan melakukan pembelian atas barang/produk
yang ditawarkan kepadanya.
Selanjutnya cara-cara yang digunakan pemasar dalam mengetahui tahap-tahap
dalam proses pembelian produk :
- Metode intropeksi, dimana pemasar harus memikirkan cara diri sendiri
bertindak
- Metode retropeksi, yakni pemasar mewawancarai sedikit pembeli, meminta
kepada pembeli menceritakan kejadian-kejadian yang menyebabkan
melakukan pembelian.
- Metode prospeltif, yaitu pemasar mencari para konsumen yang berencana
membeli produk bersangkutan dan meminta pada konsumen tersenut
memikirkan proses pembelian yang akan mereka jalani.
- Metode prespektif, yakni pemasar dapat meminta para konsumen
menguraikan cara yang ideal untuk membeli produk tersebut.
25
Selanjutnya, tahap-tahap proses pengambilan keputusan bagi konsumen
adalah sebagai berikut :
a. Pengenalan Masalah
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari seujumlah konsumen, para pemasar
dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat akan
kategori produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat menyusun strategi pemasaran
yang mampu memicu minat konsumen.
b. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya kedalam dua level rangsangan
yaitu penguatan perhatian adalah pada level ini orang hanya sekedar lebih peka
terhdap informasi produk.
Pencarian informasi secara aktif yakni mencari bahan bacaan, menelepon
teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang menjadi
perhatian utama bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama ang menjadi
acuan konsumen.
Melakukan pencarian dapat tempuh dengan berbagai macam cara yakni
sumber pribadi (teman, keluarga, kenalan, tetangga), sumber komersial (iklan,
wiraniaga, penyalur, kemasan, penjagaan di toko), sumber public (media massa,
organisasi penentu peringkat konsumen) dan sumber pengalaman (penanganan,
pengkajian, dan pemakaian produk).
26
c. Evaluasi alternative
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi
konsumen:
1. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan konsumen
2. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk
3. konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan.
d. Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler, 2009:229) bahwa faktor-faktor mempengaruhi keputusan
pembelian adalah sebagai berikut :
- Faktor sikap orang lain, yakni sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternative yang disukai seseorang akan tergantung pada dua hal yaitu: 1)
intensitas sikap negative orang terhadap alternatif yang disukai konsumen, 2)
motivasi konsumen ntuk menuruti keinginan orang lain.
- Faktor situasi yang tidak terantisipasi, hal ini muncul dan akan mengubah niat
pembelian keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang
dipikirkan. Olehnya itu, para pemasar harus memahami faktor-faktor yang
menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya risiko dan
memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi yang dipikirkan.
27
e. Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja, akan tetapi harus
memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian serta pemakaian
produk pasca pembelian. Hal ini menjadi perhatian bagi pemasar yang turut
mempengaruhi orang lain untuk membeli barang yang ditawarkannya. Karena, jika
konsumen merasa puas, maka hal yang tidak mungkin akan selalu termotivasi untuk
membeli barang yang ditawarkan bahkan akan mempengaruhi orang lain untuk
membeli barang yang ditawarkan. Namun sebaliknya, jika merasa kecewa dengan
produk tersebut, maka kerugian besar bagi perusahaan terhadap proses pemasaran
barang.
2.4 Penelitian Terdahulu
Sebagaimana pembanding dan referensi awal dalam penelitian ini, peneliti
mengutip hasil penelitian yang berhubungan dengan bauran dan keputusan konsumen
terhadap barang atau jasa. Berikut hasil penelitian tersebut diantaranya:
Riski Susanto. 2012. Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Bauran Promosi
Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Lembaga Pendidikan Bahasa
Inggris (Studi pada Lembaga Pendidikan ILP di Semarang)” Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya bisnis jasa lembaga pendidikan bahasa
inggris di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Salah satunya adalah ILP Semarang.
Dimana ILP Semarang adalah sebuah unit usaha yang bergerak dalam bidang
pendidikan khususnya bidang bahasa. Meskipun ILP bukan merupakan perusahaan
28
lembaga pendidikan satu-satunya yang ada di kota Semarang ini, namun ILP
Semarang mampu mempertahankan eksistensinya di dunia persaingan bisnis lembaga
pendidikan terutama yang berorientasi khusus dalam pengajaran Bahasa Inggris di
Indonesia khususnya di kota Semarang ini. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya
peserta didik yang belajar di ILP Semarang untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa inggris. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh variabel citra merek yang meliputi citra perusahaan, citra
konsumen, dan citra produk serta variabel lainnya yaitu bauran promosi terhadap
keputusan pembelian. Setelah dilakukan tinjauan pustaka dan penyusunan hipotesis,
data dikumpulkan melalui metode kuesioner terhadap 100 responden peserta didik
ILP di Semarang yang diperoleh dengan menggunakan teknik non probability
sampling. Kemudian dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini meliputi: uji validitas dan
realibilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui
uji t dan uji F, serta analisis koefisien determinasi (R2).
Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa keempat variabel
independen yang ditelii yaitu variabel citra perusahaan, citra konsumen, citra produk
dan bauran promosi terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependen keputusan pembelian. Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa
keempat variabel independen memang layak untuk menguji variabel dependen
keputusan pembelian. Angka Adjusted R Square sebesar 0,512 menunjukkan bahwa
51,2 persen variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh keempat variabel
29
independen dalam persamaan regresi. Sedangkan sisanya sebesar 48,8 persen
dijelaskan oleh
Frisellia Rivai. 2013. Dengan judul Pengaruh Advertising Terhadap
Peningkatan Penjualan Rokok pada PT. HM. Sampoerna Tbk. Agen Gorontalo.
Penelitian ini membahas tentang Pengaruh Advertising Terhadap Peningkatan
Penjualan Rokok pada PT. HM. Sampoerna Tbk. Agen Gorontalo. Permasalahan
pada penelitian ini adalah Iklan belum optimal dilaksanakan, khususnya pada
tingkatan masyarakat yang ada di lingkungan pesisir dan pedesaan, dan sejauh ini
yang dilakukan adalah hanya pada event-event tertentu. Iklan yang dilakukan oleh
PT. HM. Sampoerna, Tbk. Agen Gorontalo relatif sedikit dari pada iklan rokok
lainnya hal ini terbukti kurangnya promosi melalui media baik radio maupun papan
reklame. Persaingan baik dari segi desain maupun harga dengan produk lain cukup
tinggi. Adapun tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
Advertising terhadap peningkatan penjualan rokok pada PT HM Sampoerna Tbk.
Agen Gorontalo. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pengumpulan data melalui angket, obervasi wawancara, dan dokumentasi.
Hipotesis penelitian yang berbunyi ” Terdapat pengaruh yang signifikan
antara Advertising terhadap Peningkatan Penjualan di PT HM Sampoerna, Tbk Agen
Gorontalo” dapat diterima dan dapat diuji kebenarannya.
PT HM Sampoerna Tbk. Agen Gorontalo sejauh ini telah melakukan upaya-
upaya sosialisasi diri agar masyarakat mau atau merasa tertarik dengan produk yang
ditawarkan. Hal ini dilakukan semat-mata untuk meningkatkan penjualan. Persaingan
30
antara industry rokok sejauh ini terus mengalami pertumbuhan yang baik, sehingga
iklan atau promosi melalui media-media tertentu dapat dilakukan. Dari hasil
penelitian terhadap advertising dengan peningkatan penjualan menunjukkan bahwa
perubahan yang terjadi pada meningkatnya penjualan dapat dipengaruhi oleh
periklanan. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh advertising sebesar 96.27 %.
Tingkat koefisien ini menunjukkan bahwa advertising memiliki pengaruh yang kuat
terhadap peningkatan penjualan Rokok Sampoerna.
Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ditekankan pada bauran promosi yang salah
satu indikatornya yaitu periklanan (advertesing) begitu pula dari segi jenis jasa
perhotelan dan jasa kursus bahasa memiliki latar belakang yang berbeda. Sehingga
tentunya berbeda dari segi penelitian di lapangan.
2.5 Kerangka Pikir
Untuk mensukseskan kegiatan pemasaran suatu barang dan bisa diterima oleh
konsumen secara baik dan memuaskan hati, tentunya banyak langkah yang digunakan
oleh pemasar. Namun langkah yang paling efektif untuk seorang pemasar adalah
bagaimana mengetahui minat konsumen atas barang yang ditawarkan. Tingkat
kesulitannya adalah pada masalah tersebut, namun hal yang paling utama perlu
diperhatikan dalam kegiatan promosi.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
31
mendengar dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna atau tidak bagi mereka,
maka mereka akan ragu untuk membelinya atau tidak sama sekali membeli. Dalam
hal ini perusahaan melakukan komunikasi pemasaran untuk mendukung promosi
dalam penyampaian kepada masyarakat.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 226), pengertian keputusan pembelian
atau keputusan konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli
di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
Bila konsep tersebut dihubungkan dengan keputusan konsumen, tentu ada
hubungan dengan indikator-indikator tersebut, karena pada dasarnya konsumen dapat
memilih barang/jasa diakibatkan oleh ketersidiaan uang, pengaruh dari teman, adanya
promosi serta keadaan lingkungan, (Alma, 2000:54). Keempat faktor tersebut yang
dapat mendorong seseorang untuk mengambil keputusan dalam membeli sebuah
produk.
Pada implementasinya setiap perusahaan yang ada tidak hanya fokus
menggunakan satu atau dua dimensi bauran promosi saja, akan tetapi mereka selalu
menggunakan kombinasi dari semua dimensi bauran promosi yang ada. Hal ini
mengindikasikan bahwa antara satu dimensi bauran promosi dengan yang lainnya
saling mendukung dan menyempurnakan. Lebih jelasnya hubungan tersebut peneliti
ilustrasikan dalam gambar berikut :
32
2.6 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2006:70) hipotesis adalah merupakan jawaban teoritis
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiric. Dengan
demikian maka penulis dapat merumuskan hipotesis dalam penelitian yaitu terdapat
pengaruh bauran promosi terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Quality
Gorontalo.
Bauran Promosi
- Periklanan (advertising)
- Penjualan individu (personal
selling)
- Promosi Penjualan (sales
promotion)
- Hubungan Masyarakat
(public relations)
Keputusan Konsumen
- Ketersediaan Uang
- Pengaruh Teman
- Pengaruh dari iklan
- Keadaan Lingkungan