BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan...

22
9 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan informasi utama yang dijadikan acuan bagi investor baik secara individual maupun institusional dan analisis sekuritas (Kurniawan dan Indriantoro, 2000: 207-224). Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk mengambilan keputusan. Investor juga sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk mengestimasi arus kas di masa mendatang (Gentyowati, 2001: 275). Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. 2.1.1 Karakteristik Laporan Keuangan Informasi yang bersifat keuangan maupun ekonomi adalah bentuk informasi yang lebik banyak digunakan dalam menganalisis saham (Kurniawan dan Indriantoro, 2000: 207-224). Oleh karena itu informasi dalam laporan keuangan haruslah bermanfaat bagi pemakainya. 2.1.2 Permintaan atas Laporan Keuangan Menurut Foster (1986: 9), kebutuhan akan informasi laporan keuangan didorong oleh peranannya dalam proses pengambilan

Transcript of BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi utama yang dijadikan

acuan bagi investor baik secara individual maupun institusional dan

analisis sekuritas (Kurniawan dan Indriantoro, 2000: 207-224). Laporan

keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa

dipakai untuk mengambilan keputusan. Investor juga sangat

berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk mengestimasi arus kas

di masa mendatang (Gentyowati, 2001: 275). Laporan keuangan disusun

dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi

kebutuhan pemakainya.

2.1.1 Karakteristik Laporan Keuangan

Informasi yang bersifat keuangan maupun ekonomi adalah bentuk

informasi yang lebik banyak digunakan dalam menganalisis saham

(Kurniawan dan Indriantoro, 2000: 207-224). Oleh karena itu informasi

dalam laporan keuangan haruslah bermanfaat bagi pemakainya.

2.1.2 Permintaan atas Laporan Keuangan

Menurut Foster (1986: 9), kebutuhan akan informasi laporan

keuangan didorong oleh peranannya dalam proses pengambilan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

10

keputusan. Laporan keuangan memiliki potensi untuk mengurangi

ketidakpastian akan situasi yang ada. Beberapa faktor yang membuat

informasi dalam laporan keuangan mempunyai keuntungan komparatif

antara lain :

1. Informasi laporan keuangan secara langsung berhubungan dengan

variabel yang bersangkutan.

2. Informasi laporan keuangan merupakan sumber informasi yang

lebih dapat terpercaya.

3. Informasi laporan keuangan merupakan sumber informasi yang

berbiaya rendah.

4. Informasi laporan keuangan merupakan sumber informasi yang

lebih tepat waktu dalam publikasi atau penyampainnya.

Selain mengetahui keuntungan komparatif dari laporan keuangan,

pelaku pasar juga perlu mengetahui keterbatasan-keterbatasan laporan

keuangan. Dengan mengetahui manfaat dan keterbatasan laporan

keuangan, maka para pelaku pasar sebagai pemakai laporan keuangan

dapat lebih obyektif dan tepat dalam menganalisa laporan keuangan.

Investor akan dapat membuat keputusan yang tepat dalam berinvestasi

dengaan analisis yang tepat dan lebih obyektif.

2.2 Investasi di Pasar Modal

Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau

lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan

mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

11

di masa yang akan datang. Penelitian ini lebih memfokuskan pada

investasi keuangan. Menurut Hartono (1998: 6) terdaapat 2 bentuk

investasi keuangan, yaitu:

1. Investasi langsunng, investasi ini silakukan dengan membeli

aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang

(money market), pasar modal (capital market), dan di pasar

turunan (derivative market), atau dengan membeli aktiva

keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan yang dapat

diperoleh di bank komersial.

2. Investasi tidak langsung, investasi ini dilakukan dengan membeli

surat-surat berharga dari perusahaan investasi yaitu perusahaan

yang menyediakan jasa keuanngan dengan cara menjual

sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh

untuk diinvestasikan ke dalam suatu portofolio.

Menurut Tandelilin (2001: 6-8) terdapat beberapa hal yang

dijadikan dasar bagi seorang investor untuk pengambilan keputusan

investasi yaitu:

1. Return, yang menjadi alasan utama orang berinvestasi adalah

memperoleh keuntungan atau return. Return yang diharapkan

oleh investor ini adalah kompensasi atas biaya kesempatan

(opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat adanya

pengaruh inflasi. Perbedaan antara return yang diharapkan

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

12

dengan return yang diterima merupakan suatu risiko yang harus

selalu dipertimbangkan dalam keputusan investasi.

2. Risiko, umumnya semakin besar risiko yang ditanggung oleh

investor dalam berinvestasi maka semakin besar pula tingkat

return yang diharapkan. Sikap investor terhadap risiko akan

sangat tergantung pada preferensi investor terhadap risiko.

Investor yang memiliki keberanian yang tinggi maka dia akan

memilih keberanian yang tinggi dengan harapan memperoleh

tingkat return yang tinggi, dan demikian juga sebaliknya.

2.3 Teori Efisiensi Pasar Modal

2.3.1 Definisi Efesiensi Pasar

Menurut Hartono (1998: 363-374) terdapat beberapa definisi

efisiensi pasar yaitu:

1. Efisiensi pasar berdasarkan intrinsik sekuritas.

Menurut konsep ini suatu pasar yanng efisien adalah:

Pasar yang nilai-nilai sekuritasnya tidak menyimpang dari nilai-

nilai intrinsiknya.Tetapi untuk perkembangan selanjutnya konsep

efisien pasar tidak lagi berpedoman pada konsep nilai intrinsiknya

melainkan lebih berpedoman pada konsep nilai intrinsiknya

melainkan lebih berpedoman pada aspek akurasi dari return yang

diharapkan investor, ketersediaan informasi, dan kecepatan pasar

menyerap informasi tersebut.

2. Efisiensi pasar berdasarkan akurasi dari ekspektasi harga.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

13

Fama (1970) mendefinisikan pasar yang efisien adalah sebagai

berikut:

Suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas

”mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia (a security

market is efficent if security prices ”fully reflect” the available

information).

Pengertian dari ”fully reflect” yaitu harga-harga dari sekuritas

secara akurat merefleksikan informasi yang ada. Dan dengan

adanya informasi yang tersedia (available information), investor

dapat secara akurat mengekspektasi atau memprediksi harga dari

sekuritas yang bersangkutan.

Definisi yang dilontarkan oleh Fama (1970) ini menimbulkan

banyak perdebatan. Oleh karena itu Fama (1970) memberikan

suatu benchmark yang menunjukkan akurasi dari ekspektasi

harga semua investor. Fungsi dari harga-harga di masa

mendatang karena adanya informasi yang tersedia menjadi

benchmark untuk kemudian dibandingkan dengan fungsi harga-

harga di masa mendatang yang terjadi karena pasar

menggunakan informasi yang benar.

3. Efisiensi pasar berdasarkan distribusi informasi.

Menurut Beaver (1989) pasar yang efisien adalah Pasar

dikatakan efisien terhadap suatu sistem informasi, jika dan hanya

jika harga-harga sekuritas bertindak seakan-akan setiap orang

mengamati sistem informasi tersebut (The market is efficient with

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

14

respect to some specified information system, if and only if

security prices act as if everyone observes the information system)

Definisi ini memiliki arti bahwa pasar yang efisien jika harga yang

terjadi setelah informasi dipublikasikan dan diterima oleh pasar

sama dengan harga yang terjadi jika setiap orang memperoleh set

informasi tersebut.

Sama halnya dengan yang definisi yang dilontarkan oleh Fama

(1970), definisi berdasarkan distribusi informasi ini juga

membutuhkan benchmark sebagai pembanding. Benchmark yang

digunakan adalah return normal yang seharusnya diperoleh

pelaku pasar yang kemudian dibandingkan dengan return yang

sesungguhnya diperoleh.

4. Efisiensi pasar didasarkan pada proses dinamik.

Berbeda dengan konsep-konsep sebelumnya yang bersifat statis,

konsep ini mempertimbangkan distribusi informasi yang tidak

simetris dan menjelaskan bagaimana harga-harga akan

menyesuaikan karena adanya informasi yang tidak simetris

tersebut.

Menurut Jones (1995) pasar yang efisien adalah :

Pasar yang harga-harga sekuritasnya secara cepat dan penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia terhadap aktiva tersebut (an efficient market is one in which the price of all securities quickly and fully reflect all available information about the assets)

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

15

Menurut Fama (1970) suatu pasar dikatakan efisien jika tidak

seorang investor pun dapat memperoleh abnormal return setelah

dilakukan penyesuaian terhadap risiko yang akan diterima dengan

menggunakan beberapa strategi perdagangan dalam pasar

modal.

Sedangkan menurut Jogiyanto suatu pasar dikatakan efisien

jika pasar bereaksi cepat dan akurat terhadap suatu informasi

untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya

mencerminkan harga yang tersedia. Beberapa hal yang harus

dipenuhi untuk pasar menjadi efisien yaitu:

1. Harga sekuritas harus bebas turun dan naik atau

berfluktuasi, tidak ada seorangpun yang mempengaruhi

pergerakannya.

2. Tidak ada monopoli dalam pasar.

3. Harus adanya regulasi bahwa setiap perusahaan dalam

bursa mempublikasikan setiap informasi yang dimiliki

kepada publik.

4. Biaya untuk mendapatkan informasi tersebut minimum dan

informasi harus diperoleh tepat pada waktunya.

5. Informasi tersebut dalam bentuk random.

6. Investor bertindak cepat dan tepat terhadap informasi baru

yang diterima.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

16

2.3.2 Bentuk-Bentuk Efisiensi Pasar

Menurut Hartono (1998 : 352-362) terdapat dua macam efesiensi

pasar yaitu efesiensi pasar secara informasi (informastionally efficient

market) yang ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja dan

efesiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market) yang

selain ditinjau dari ketersediaan informasi juga dilihat dari kecanggihan

pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis

informasi yang tersedia.

2.3.2.1 Efisiensi Pasar secara Informasi

Ada tiga bentuk pasar efisien secara informasi yaitu:

1. Hipotesa efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), pasar yang

termasuk dalam bentuk ini adalah pasar yang harga sahamnya

mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu.

Hipotesa efisiensi pasar bentuk lemah berhubungan dengan

teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan

bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai

sekarang. Investor tidak dapat menggunakan informasi masa

lalu untuk memperoleh abnormal return.

2. Hipotesa efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong

form), pasar yang termasuk dalam bentuk ini adalah pasar yang

harga sahamnya mencerminkan secara penuh (fully reflect)

semua informasi publik yang relevan. Investor tidak dapat

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

17

mengguanakan informasi yang dipublikasikan ini untuk

mendapatkan abnormal return dalam waktu yang lama.

3. Hipotesa efisiensi pasar bentuk kuat (strong form), pasar yang

termasuk dalam bentuk ini adalah pasar yang harga sahamnya

mencerminkan secara penuh (fully reflect) semua informasi

yang relevan baik informasi public maupun informasi pribadi

(tertutup). Tidak ada investor yang dapat memperoleh abnormal

return karena memiliki informasi privat.

2.3.2.2 Efisiensi Pasar secara Keputusan

Seperti yang telah dikatakan di atas efisiensi pasar secara

keputusan ditinjau dari dua hal yaitu ketersediaan informasi dan

kecanggihan para pelaku pasar dalam pengambilan keputusan

berdasarkan analisis informasi yang tersedia. Tidak seluruh informasi

yang dipublikasikan di bursa langsung tercermin dalam harga sekuritas.

Tetapi ada informasi-informasi yang perlu diinterpretasikan dan dianalisa

lebih lanjut oleh pelaku pasar sebagai kabar baik ataukah buruk. Untuk

dapat menganalisa secara tepat, pelaku pasar harus memiliki keahlian

yang memadai. Jika hanya sebagaian saja pelaku pasar yang canggih

maka hanya kelompok inilah yang dapat menikmati abnormal return

karena mereka dapat menganalisa dengan lebih tepat dibandingkan

pelaku pasar lainnya. Hal itu dikatakan pasar tidak efisien walaupun

informasi tersedia secara luas. Dan jika seluruh pelaku pasar dapat

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

18

menginterpretasikan secara tepat informasi yang dipublikasikan maka

pasar dapat dikatakan efisien secara keputusan.

2.4 Kinerja Keuangan

Perusahaan sebagai suatu organisasi memiliki tujuan tertentu yang

harus dicapai. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu

perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya telah sesuai dengan rencana

yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuannya adalah melalui kinerja

operasinya. Penilaian kinerja ini penting untuk mengidentifikasikan adanya

pemborosan atau ketidakberesan sehingga dapat segera diatasi.

Kinerja perusahaan dapat diwujudkan dalam 2 aspek yaitu aspek

finansial dan non financial. Aspek finansial perusahaan dapat berupa rasio

keuangan serta harga dan return saham. Sedangkan aspek non financial

dapat berupa penyebaran pasar, indeks kepuasaan konsumen,

perputaran pekerja, penghematan waktu dalam siklus produksi, inovasi

dan sebagainya. Adapun tujuan penilaian kinerja menurut adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang

harus segera dipenuhi.

2. untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka

pendek maupun kewajiban keuangan jangka panjang.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

19

3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas (profitabilitas) yaitu

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam

periode tertentu.

4. Untuk mengetahui stabilitas usaha yaitu kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang

dinilai dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan

untuk membayar kembali pokok hutangnya tepat waktu serta

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen secara teratur

kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau

krisis keuangan.

2.4.1 Teknik Analisa Kinerja Keuangan

Sebagai sumber informasi utama bagi investor, laporan keuangan

diharapkan mampu membantu dalam proses pengambilan keputusan

ekonomi. Seperangkat laporan keuangan dalam bentuk neraca, laporan

laba rugi, laporan arus kas belum dapat memberi manfaat maksimal bagi

pemakainya sebelum dilakukan analisa terlebih dahulu. Adapun teknik

analisa laporan keuangan menurut Foster (1986: 58) adalah sebagai

berikut :

1. Cross-sectional techniques, yaitu membandingkan analisa

keuangan perusahaan yang satu dengan perusahaan sejenis pada

saat bersamaan, yang terdiri atas :

a) Common size statement, analisa untuk mangetahui

prosentase masing-masing aktiva terhadap total aktivanya

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

20

serta untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi

pembiayaan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah

penjualannya.

b) Financial ratio analisys, yaitu analisa dengan cara mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan

laba rugi untuk menginterpretasikan posisi keuangan suatu

perusahaan.

2. Time series techniques, yaitu membandingkan analisa perusahaan

dari periode ke periode untuk mengetahui kemajuan atau

kemunduran suatu perusahaan, yang terdiri atas:

a) trend statement, yaitu analisa untuk mengetahui

kecenderungan keadaan keuangan perusahaan, apakah

membaik atau memburuk.

b) Financial ratio analisys, yaitu analisa dengan cara mengetahui

hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan

laba rugi untuk menginterpretasikan posisi keuangan suatu

perusahaan.

c) Variability measures, yaitu analisa dengan mengetahui sebab-

sebab perubahan laba dari satu periode ke periode yang lain,

atau perubahan laba suatu periode dengan laba yang

dianggarkan untuk periode tersebut.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

21

2.5 Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan alternatif untuk menguji apakah

informasi keuangan bermanfaat untuk memprediksi harga saham. Analisa

rasio keuangan didasarkan pada data historis yang tujuan utamanya

adalah memberikan indikasi kinerja perusahaan pada masa yang akan

datang. Macam-macam rasio keuangan ada lima macam, yaitu :

a. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, contoh :

quik ratio, current ratio, dan lain-lain.

b. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang mengukur sejauh mana efektifitas

penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset, rata-rata

umur piutang, perputaran, persediaan, perputaran aktiva tetap,

perputaran total aktiva, dan lain-lain.

c. Rasio Solvabilitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, contoh :

total hutang terhadap total aset, times interest earned.

d. Rasio Profitabilitas rasio yang melihat kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan atau laba, contoh : profit margin, return

on assets, return on equity.

e. Rasio Pasar yang melihat perkembangan nilai perusahaan relative

terhadap nilai buku perusahaan, contoh : prices earning ratio,

dividend yield, dividend payout ratio, earning per share, dan lain-

lain.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

22

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara

suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Melalui rasio keuangan

kita bisa membuat perbandingan dalam dua hal :

1. Rasio keuangan suatu perusahaan bisa dibandingkan dari waktu

ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang sedang

terjadi.

2. Rasio keuangan bisa diperbandingkan antar perusahaan yang

masih bergerak pada industri yang relatif sama.

Dengan kedua cara ini kita bisa menilai keunggulan dan kelemahan

pengelolaan keuangan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang

lain dalam industri tertentu, atau antara perusahaan dengan rata-rata

perusahaan dalam industri yang sama.

2.6 Rasio Yang Digunakan Investor

Investor akan menerapkan berbagai teknik untuk memprediksi

harga saham, agar dapat memperoleh keuntungan, baik itu berupa return,

maupun capital gain. Terdapat beberapa rasio yang sering digunakan

investor, yang berkaitan dengan kegiatan mereka di pasar modal. Seperti

rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan rasio yang berkaitan dengan

sekuritas, yaitu: Current Ratio, Earning Per Share, dan Roe Equity.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

23

2.6.1 Current Ratio (CR)

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan

uatang lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan

semua utang lancar benar-benar dibayar. Current Ratio sangat berguna

untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini

dikarenakan Current Ratio yang tinggi dapat disebabkan oleh adsanya

piutang yang tidak tertagih atau persediaan yang tidak terjual, yang tentu

saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Untuk menguji apakah

alat bayar tersebut benar-benar likuid (benar-benar dapat digunakan untuk

membayar utangnya), meka alat bayar yang kurang atau tidak likuid harus

dikeluarkan dari total aktiva lancar. Alat bayar yang kurang likuid ini

misalnya pedrsediaan dan pos-pos yang analog dengan persediaan (Dwi

dan Rifka, 2008:85).

Rasio yang menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang

akan mempunyai pengaruh yang tidak baim menghasilakan terhadap

profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan

return yang lebih rendah dibandingkan dengn aktiva tetap (Hanafi dan

Abdul Halim, 2005:79).

Elemen-elemen yang digunakan dalam perhitungan modal kerja

dapat dinyatakan dalam rasio, yang membandingkan antara total aktiva

lancar dan utang lancar. Current Ratio dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

24

Current Ratio =

2.6.2 Return on Equity (ROE)

Agnes Sawir (2001: 20) mendefinisikan Return on Equity atau

Tingkat Pengembalian Ekuitas pemilik sebagai berikut: Adalah rasio yang

memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri

(Networth) secara efektif mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang

telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2004: 64)

mendefinisikan Return on Equity atau Tingkat Pengembalian Ekuitas

Pemilik sebagai berikut: Tingkat pengembalian ekuitas pemilik (ROE)

merupakan suatu alat ukur dari penghasilan (income) yang tersedia bagi

para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun

pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di

dalam perusahaan.

J.Fred.Weston dan Thomas E. Copeland (2002: 241) mengatakan

bahwa “rentabilitas usaha adalah hasil pengembalian atas ekuitas

mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan, rasio ini

merupakan suatu rasio tujuan akhir.”

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengembalian ekuitas pemilik (ROE) merupakan suatu alat

analisis untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam

Current Assets Current Liabilities

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

25

menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham atas modal yang telah

mereka investasikan.

Menurut Sartono (2001: 127) Return On Equity atau Tingkat

Pengembalian Ekuitas Pemilik merupakan fungsi dari Asset Turn Over,

Profit Margin, dan Financial Leverage, yang dapat dirumuskan sebagai

berikut:

ROE =

Rasio tersebut penting bagi para pemilik dan pemegang saham

karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

mengelola modalnya untuk mendapatkan laba bersih (net income).

Perusahaan yang memiliki Return On Equity yang rendah atau bahkan

negatif akan terklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang baik dalam

menghasilkan incomenya. Kenaikan Return On Equity biasanya diikuti

oleh kenaikan harga saham perusahaan tersebut (Mulyono, 1995: 74).

2.6.3 Earning Per Share (EPS)

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning

per Share (EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan

besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua

pemegang saham perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa

diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun

Laba Bersih Setelah Pajak Total Ekuitas (Modal Sendiri)

X 100%

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

26

beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan

bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu

perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan

laporan rugi laba perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu

perusahaan adalah sebagai berikut (Tandelilin, 2001: 241-242):

beredarsahamjumlah

pajakdanbungasetelahbersihLabaEPS

EPS ini akan sangat membantu investor karena informasi EPS ini

bisa menggambarkan prospek earning suatu perusahaan dimasa yang

akan datang. Karena EPS menunjukkan laba bersih perusahaan yang

siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan, maka

semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi

diperusahaan tersebut. Oleh karena itu, hal tersebut akan mengakibatkan

permintaan akan saham meningkat dan harga saham akan meningkat.

Dengan adanya kenaikan harga saham maka akan memungkinkan

terjadinya peningkatan return saham. Diharapkan hubungan antara EPS

dan return saham adalah positif (Kusumawati dan Susilowati, 2002).

2.7 Peneliti Terdahulu

Tunjung (2012) meneliti tentang analisis perbandingan kinerja

keuangan PT Gudang Garam Tbk. dengan PT HM Sampoerna Tbk.

Penelitian tersebut untuk menilai kinerja keuangan PT Gudang Garam

Tbk, dan PT HM Sampoerna Tbk dan membandingkan kinerja keuangan

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

27

kedua perusahaan tersebut dengan menggunakan analisis Rasio

Keuangan, dan laporan keuangan yang digunakan berupa laporan

keuangan kedua perusahaan periode Triwulan I - Triwulan IV tahun 2009

– 2010. Dilihat dari rasio aktivitas dan profitabilitas, PT HM Sampoerna

Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT Gudang Garam Tbk ini

dikarenakan perusahaan mengalami peningkatan laba dari 2009 sampai

2010 sebesar 1,75%. Sedangkan jika dilihat dari rasio likuiditas dan

solvabilitas, PT Gudang Garam Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT

HM Sampoerna. Ini dikarenakan PT Gudang Garam Tbk lebih likuid

karena dari current ratio perusahaan di atas rata-rata 2.0.

Gunawan (2005) meneliti tentang analisis kinerja keuangan pada

perusahaan rokok yang listing di bursa efek Jakarta. Dalam penelitian ini

membuktikan arti penting analisis kinerja keuangan pada perusahaan,

terutama perusahaan rokok yang listing di BEJ dan termasuk dalam LQ-

45; selain itu juga membandingkan kondisi ketiga perusahaan yang

dijadikan sampel penelitian melalui rasio keuangan. Alat analisis yang

digunakan yaitu rasio-rasio keuangan berupa rasio likuiditas, rasio

aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dari perhitungan rasio

tersebut kemudian dilakukan analisis perbandingan time-series untuk

mengetahui perbandingan perusahaan dari tahun ketahun. Yang terakhir

adalah melakukan perbandingan cross-section untuk mengetahui

perbandingan ketiga perusahaan tersebut dengan rasio industri.

Dari hasil analisis rasio keuangan, PT. HM. Sampoerna lebih likuid

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

28

dibanding dua perusahaan lain Tetapi dalam hal kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban keuangan (hutang) jangka panjang PT Gudang

Garam lebih unggul dibanding PT .HM. Sampoerna dan PT Bentoel (lebih

solvabel). Dalam hal tingkat efektifitas perusahaan PT Bentoel menduduki

peringkat pertama menyusul PT .HM. Sampoerna, kemudian PT Gudang

Garam. Sedangkan dalam hal efektivitas perusahaan dalam penggunaan

sumberdana yang tersedia PT Gudang Garam lebih unggul dari

keduanya.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

29

2.8 Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pikir dari penelitian ini dijelaskan pada skema

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Laporan Keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis

di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan asset-aset nyata yang mendasari

angka tersebut. Brigham dan Houston (2006:44). Komponen Laporan Keuangan :

Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas.

Current Ratio (CR) merupakan suatu ratio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka pendeknya. Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba sesudah pajak dengan ekuitas yang diinvestasikan pemegang saham pada perusahaan. Earning Per Share (EPS) Merupakan salah satu dari dua alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham biasa disamping Price Earning Ratio (PER) dalam lingkaran keuangan.

Dasar Teori

Current Ratio (CR) Rasio ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya (Horne dan Wachowicz, 2009:206)

Lukman S. (2004:64) Tingkat pengembalian ekuitas pemilik (ROE) merupakan suatu alat ukur dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan.

Menurut Tangkisilan (2003:253) Earning Per Share adalah statistic yang paling banyak dilaporkan dalam keuangan per keuangan dan, dalam ketidakhadiran factor komplikasi.

Peneliti Terdahulu

Tunjung (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Gudang Garam Tbk. dengan PT HM Sampoerna Tbk.”

Deves (2010) dalam penelitiannya yang

berjudul “Analisis Perbandingan Rasio Keuangan sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan Rokok yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Perbandingan Kinerja Keuangan

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuanganeprints.ung.ac.id/3787/5/2013-1-61201-931411238-bab2... · (money market), pasar modal (capital market), dan di pasar turunan (derivative

30

2.9 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah

dipaparkan sebelumnya maka dirumuskan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah bahwa diduga terdapat perbedaan kinerja keuangan

pada PT. Gudang Garam, Tbk dengan PT. HM. Sampoerna, Tbk Ditinjau

Dari Current Ratio, Return On Equity Dan Earning Per Share.