BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru -...

24
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru 2.1.1 Pengertian Guru Profesional Dalam teks Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 memuat salah satu tujuan negara antara lain adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Keadaan kehidupan bangsa Indonesia saat ini masih jauh dari cita-cita bangsa yang cerdas. Reformasi yang ditandai keterbukaan, jaminan kepastian hukum, demokrasi, hak asasi manusia masih jauh dari harapan. Disinilah dituntut peran guru yang profesional untuk tampil melaksanakan tugasnya untuk membawa bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Dari peserta didik yang nasionalis sejati diharapkan terbentuk dari guru guru profesional, peserta didik inilah yang nantinya akan memegang tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan, yaitu pemimpin yang nasionalis yang mampu membawa bangsa dan negara duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan negara-negara maju di dunia ini. Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi peserta didik ibarat sebuah lilin yang menjadi penerang tanpa batas tanpa membedakan siapa yang diteranginya demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam mengemban amanah sebagai seorang guru, perlu kiranya tampil sebagai sosok profesional. Sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, sosok yang dapat memberi contoh teladan dan sosok yang selalu berusaha untuk maju, terdepan dan mengembangkan diri untuk mendapatkan inovasiyang bermanfaat sebagai bahan pengajaran kepada anak didik.

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru -...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Guru

2.1.1 Pengertian Guru Profesional

Dalam teks Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 memuat salah satu

tujuan negara antara lain adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Keadaan

kehidupan bangsa Indonesia saat ini masih jauh dari cita-cita bangsa yang cerdas.

Reformasi yang ditandai keterbukaan, jaminan kepastian hukum, demokrasi, hak

asasi manusia masih jauh dari harapan. Disinilah dituntut peran guru yang

profesional untuk tampil melaksanakan tugasnya untuk membawa bangsa dan

negara kearah yang lebih baik. Dari peserta didik yang nasionalis sejati

diharapkan terbentuk dari guru guru profesional, peserta didik inilah yang

nantinya akan memegang tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan, yaitu

pemimpin yang nasionalis yang mampu membawa bangsa dan negara duduk sama

rendah dan berdiri sama tinggi dengan negara-negara maju di dunia ini.

Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi peserta

didik ibarat sebuah lilin yang menjadi penerang tanpa batas tanpa membedakan

siapa yang diteranginya demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam

mengemban amanah sebagai seorang guru, perlu kiranya tampil sebagai sosok

profesional. Sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, sosok yang

dapat memberi contoh teladan dan sosok yang selalu berusaha untuk maju,

terdepan dan mengembangkan diri untuk mendapatkan inovasiyang bermanfaat

sebagai bahan pengajaran kepada anak didik.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

Merujuk pada Undang-Undang RI No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1)

tentang guru dan dosen yang dimaksud dengan guru adalah pendidik professional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, rnembimbing, mengarahkan, rnelatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan rnenengah. Sejalan dengan

itu, dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal (1) ayat (6) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan guru

(pendidik) adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widya swara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan. Selanjutnya dalam pada Pasal 39 ayat 2,

dinyatakan bahwa: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Sementara itu, istilah “profesi” menunjuk pada suatu pekerjaan atau

jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap

pekerjaan tersebut. Secara teori, suatu profesi tidak dapat dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak dilatih dan dididik atau disiapkan untuk menekuni

pekerjaan tersebut. Sebagai contoh profesi sebagai dokter tidak bisa dilakukan

oleh orang yang tidak dilatih atau tidak memperoleh pengalaman pendidikan

kedokteran; demikian pula profesi sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh orang

yang tidak memperoleh pendidikan keguruan. Secara lebih khusus, profesi

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

sebagai Pendidik Anak Usia Dini (PAUD) tidak bisa dilakukan oleh orang yang

tidak memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bidang pendidikan anak usia

dini (Ocih Setiasih, - : 3). Hal ini diartikan sebagai suatu pekerjaan itu tidak bisa

dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara

khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang

disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi

itu (pendidikan/latihan pra-jabatan) maupun setelah menjalani profesi (in-service-

training).

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di

sini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan professional, baik yang

bersifat pribadi, social, maupun akademis. Dengan kata lain, pengertian guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan maksimal. Guru yang professional adalah orang yang terdidik

dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa guru

profesional adalah guru pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Sekolah

Menengan Atas (SMA) yang memiliki kemampuan yang kompleks dalam

bidangnya dan mampu mengaplikasikannya secara utuh kepada anak didik.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

2.1.2 Peran Guru Profesional

2.1.2.1 Peran Guru Profesional dalam Pendidikan Formal

Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menegaskan pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur

dan berjenjang yang terdiriatas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi. Pendidikan formal harus berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab, pendidikan

diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan

multi makna, (Marwanti, dkk, 2009: 5).

Dengan demikian antara pendidikan di sekolah anak usia dini, sekolah

dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi harus berkesinambungan. Dalam

membentuk manusia yang nasionalis dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi

harus secara berkesinambungan. nilai-nilai patriotisme, ketrampilan, ketakwaan,

olah raga, ilmu pengetahuan alam, cinta tanah air harus diajarkan disekolah dari

SD sampai Perguruan Tinggi untuk mencapai masyarakat adil makmur yang

dicita-citakan bersama. Untuk dapat meresap keperluan itu peserta didik

dibutuhkan guru yang profesional dan dapat mengubah pola pikir siswa serta

dapat menjadi teladan bagi para peserta didik.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

2.1.2.2 Peran Guru Profesional dalam Pendidikan Informal

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional N0.20 Tahun 2003,

Pendidikan informal adalah pendidikan melalui jalur keluarga dan lingkungan.

Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap sangat penting

dalam memciptakan manusia yang cerdas dikelak kemudian hari. Pendidikan

dalam keluarga menjadi dominan karena anak sebagian besar waktunya lebih

banyak ada dalam keluarga atau dua pertiga waktunya ada dalam lingkungan

keluarga. Karena lebih banyak dalam keluarga maka keberhasilan pendidikan

tidak semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah namun anggota keluarga

mempunyai kewajiban mendidik anaknya atau keluarganya. Pendidikan dari orang

tua dan keluarga disini diperlukan keteladanan.

Dalam masyarakat dan keluarga diperlukan guru yang profesional yang

dapat menjadi contoh dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, dengan

bersikap profesional maka masyarakat dan anggota keluarga akan mencontoh guru

dalam bersikap dan bertingkahlaku. Pendidikan informal selain dalam lingkungan

keluarga juga dalam lingkungan masyarakat luas . Hubungan antara anak dengan

keluarga akan semakin berkurang jika anak semakin besar, karena anak akan

banyak berhubungan dengan masyarakat luas, jika berhubungan dengan

masyarakat luas tak terkontrol maka akan terpengaruh oleh lingkungannya, jika

baik akan berpengaruh positif namun jika jelek maka akan terpengaruh oleh hal-

hal yang negatif. Maka jika pandai memilih lingkungan yang baik akan

mempengaruhi teman-teman bergaul anak yang baik maka besar kemungkinan

anak akan menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara dan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

dapat diharapkan menjadi generasi penerus yang handal, sehingga guru yang

profesional dapat mengubah pola pikir anak-anak dilingkungannya, (Marwanti,

dkk, 2009: 5).

2.1.2.3. Peran Guru Profesional dalam Mengubah Pola Pikir Peserta Didik

Dalam pendidikan dibutuhkan guru yang mau meningkatkan dan

mengembangkan kualifikasi akademik secara berkelanjutan sejalan dengan

perkembangan jaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang

cerdas dan berdedikasi tinggi. Yaitu guru yang mampu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu sesuai kurikulum

yang berlaku, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran dan kemudian

melaksanakan tindak lanjut. Pandai memilih materi yang harus ditekankan yang

sesuai dengan perkembangan peserta didik setiap jenjang pendidikan.

Guru yang kurang profesional ditingkatkan melalui pendidikan dan

latihan, mengikuti seminar-seminar, mengikuti kursus TI, bahasa Inggris dan lain

sebagainya sebab jumlah guru profesional bagi bangsa Indonesia masih jauh dari

harapan, misalnya guru yang belum berpendidikan strata satu atau diploma empat,

guru yang mengajar dikelas belum semuanya dapat menjadi teladan bagi peserta

didiknya. Menggunakan buku-buku yang telah disyahkan oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan atau yang produk-produk lembaga negara yang formal.

Jangan sampai memakai buku yang tidak syah karena jika dikarang oleh orang

yang tidak bertanggung jawab bagi pendidikan dapat membayakan bagi generasi

penerus. Seperti dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 11 Tahun

2005 ditegaskan buku wajib yang digunakan disekolah yang memuat materi

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti

luhur dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun

berdasarkan standar nasional pendidikan. Guru harus mengajarkan kepada peserta

didik dengan bersemangat, berpenampilan menarik, sopan, berbahasa yang baik

dan benar, menyenangkan, kontektual, sehingga peserta didik tidak bosan.

Menggunakan metode yang bervariasi, media yang baik dan pengelolaan yang

baik, (Marwanti, dkk, 2009: 5).

2.1.3 Karakteristik Guru Profesional

Karakteristik guru profesional pada dasarnya sangat banyak. Menurut

Goodlad, et al (dalam blog Irvan Dedy, 2011) bahwa terdapat tiga gagasan yang

diterima secara umum dalam literatur pendidikan tentang guru yang professional

yaitu: (1) Seorang profesional harus memiliki tingkat bakat dan keterampilan yang

tinggi; (2) Profesional harus menggunakan keihnuannya untuk mendukung

pekerjaannya; dan (3) Profesional harus rnerniliki otonorni untuk membuat

keputusan yang menggabungkan antara keterarnpilan dan pengetahuannya. Alasan

konseptual mengemukakan bahwa guru memerlukan keterlibatan pemikiran

kompieks yang efektif dalam pekerjaannya. Misalnya, keragaman siswa

mernerlukan guru yang dapat mempertimbangkan cara mengajar yang sesuai

supaya materi dapat disampaikan kepada siswa dengan berbagai latar belakang

kemampuan.

Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2009: 43), sikap profesionalisme

keguruan ada 7 macam, yaitu sebagai berikut.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

1. Sikap terhadap peraturan perundangan

Pada butir (9) kode etik guru Indonesia disebutkan bahwa: “Guru

melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan” (PGRI,

1973). Kebijaksanaan pendidikan di negara kita dipegang oleh pemerintah, dalam

hal ini oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijaksanaan pemerintah

dalam bidang pendidikan ialah segala peraturan-peraturan pelaksanaan baik yang

dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di pusat maupun di

daerah, maupun departemen lain dalarn rangka pernbinaan pendidikan di Negara

kita. Sebagai contoh, peraturan tentang berlakunya kurikulurn sekolah tertentu,

pembebasan uang sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP), ketentuan tentang

penerimaan murid baru dan lain-lain.

2. Sikap terhadap organisasi profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. PGRI sebagai organisasi profesi

memerlukan pembinaan agar lebih berdaya guna dan berhasil sebagai wadah

untuk membawakan misi dan memantapkan profesi guru. Maka dari itu setiap

orang harus memberikan waktu sebagiannya untuk kepentingan pembinaan

profesinya dan semua waktu dan tenaga yang diberikan oleh para anggota ini

dikoordinasikan oleh para pejabat organisasi tersebut, sehingga pemanfaatannya

menjadi efektif dan efisien.

3. Sikap terhadap teman sejawat

Dalam ayat (7) kode etik guru disebutkan bahwa "guru memelihara

hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial". Ini

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

berarti bahwa: (1) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan

sesama guru dalam lingkungan kerjanya, (2) Guru hendaknya menciptakan dan

memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di

lingkungan kerjanya.

4. Sikap terhadap anak didik

Dalam kode etik guru Indonesia dinyatakan bahwa: “Guru berbakti

mernbimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang

berjiwa Pancasila”. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami

oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan

pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya.

5. Sikap terhadap tempat kerja

Hal yang perlu disadari oleh guru yaitu guru berkewajiban menciptakan

suasana yang baik dalam lingkungannya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan

yakni: (1) Terhadap guru sendiri. Dalarn kode etik telah dituliskan bahwa guru

rnenciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses

belajar mengajar; dan (2) Terhadap masyarakat. Dalam menjalin kerjasama

dengan masyarakat guru harus melibatkan langsung peran masyarakat dalam

menetapkan kebijaksanaan sekolah, seperti menaikkan SPP dan lain-lain.

6. Sikap terhadap pemimpin

Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru maupun

organisasi yang lebih besar (Depdikbud) guru akan selalu berada dalam

bimbingan dan pengawasan pihak atasan. Pernirnpin dalam suatu organisasipun

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

akan mempunyai kebijaksanaan dan arahan dalam memimpin organisasinya, di

mana tiap anggota dituntut untuk bekerja sama dalam melaksanakan tujuan

organisasi tersebut, kerjasama dalam melaksanakan usulan/kritik yang

membangun demi tujuan organisasi tersebut. Oleh sebab itu, guru harus bersikap

positif dalam pengertian harus bekerjasarna dalam menyukseskan program yang

sudah disepakati, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

7. Sikap terhadap pekerjaan

Guru harus selalu dapat menyesuikan kemampuan dan pengetahuannya

dengan keinginan dan permintaan masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan

orang taunya. Keinginan dan permintaan ini selalu berkembang sesuai dengan

perkembangan masyarakat yang biasanya dioengaruhi oleh perkembangan ilmu

dan teknologi.. Kode etik (6) dituntut guru baik secara pribadi maupun secara

kelompok untuk meningkatkan mutu pribadi maupun kelompok untuk selalu

meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

Disamping itu, merujuk pada Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, pasal 10 ayat (1) menyatakan “Kompetensi guru

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi”. Guru yang profesional memiliki empat

kompetensi atau standar kemampuan yang meliputi keempat kompetensi tersebut.

Keempat kompetensi tersebut, (Maysaroh Lubis, dkk, 2011: 8) dapat

diuraikan sebagai berikut:

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2) Pemahaman terhadap peserta didik

3) Pengembangan kurikulum atau silabus

4) Perancangan pembelajaran

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7) Evaluasi hasil belajar

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Komptensi sebagaimana tersebut di atas menurut Soedijarto, (Maysaroh

Lubis, dkk, 2011: 8) hendaknya dimiliki oleh guru sebelum menjadi guru

profesional dengan kompetensi sebagai berikut: (1) Guru memiliki kemampuan

merencanakan program pembelajaran, (2) Melaksanakan program pembelajaran,

(3) Mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi peserta didik, (4)

Menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan umpan balik yang telah

dikumpulkan secara sistematik.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak rnulia.Sebagaimana

sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup kepribadian

yang; (1) Beriman dan bertaqwa, (2) Berakhlak mulia, (3) Arif dan bijaksana, (4)

demokratis; (5) Mantap, (6) Berwibawa, (7) Stabil, (8) Dewasa, (9) Jujur, (10)

Sportif, (11) Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (12) Secara

objektif mengevaluasi kinerja sendiri, (13) Mengembangkan diri secara mandiri

dan berkelanjutan.

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial ini merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat. Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:

1) Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun;

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta didik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

5) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai

bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya

sekurang-kurangnya meliputi:

1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program

satuan pendidikan, mata pelajaran dan atau kelompok mata pelajaran yang

akan diampu; dan

2) Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang

secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan,

mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

2.2 Organisasi Profesi Keguruan

2.2.1 Pengertian, Tujuan dan Fungsi Organisasi Profesional Keguruan

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (6)

tentang guru dan dosen menyatakan bahwa “organisasi profesi guru adalah

perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk

mengembangkan profesionalitas guru”. Organisasi profesi adalah suatu wadah

perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan

ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Dikatakan ciri khas oleh karena bidang

pekerjaan tersebut diperoleh bukan secara kebetulan oleh sembarang orang, tetapi

diperoleh melalui satu jalur khusus. Dalam prakteknya sebagai pekerjaan

profesional yang melayani masyarakat luas tentunya memerlukan satu wadah

organisasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki pekerjaaan atau

keahlian yang sejenis. Dalam wadah inilah diharapkan akan muncul satu

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

kekeluargaan yang dapat memecahkan persoalan-persoalan yang dijumpai pada

praktek profesi. Suatu profesi adalah bidang pekerjaan dan pengabdian tertentu,

yang karena hakikat dan sifatnya membutuhkan persyaratan dasar, keterampilan

teknis,dan sikap kepribadian tertentu.

Organisasi profesional bertujuan untuk mengikat, mengawasi, dan

meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Mengikat para anggota dimaksudkan

agar para anggota dikalangan suatu profesi dapat berkumpul dalam satu wadah

dan dapat saling tukar pengalaman antar sesama anggota dalam melaksanakan

praktek profesi. Mengawasi dimaksudkan agar para anggota profesi agar selalu

berpegang kepada kode etik profesi, dan selalu menjaga kualifikasi para anggota

disamping itu dapat pula mengawasi praktek profesi yang tidak berwenang dalam

melaksanakan profesi. Sedangkan meningkatkan kesejahteraan dimaksudkan agar

organisasi profesi selalu dapat memperjuangkan anggotanya dalam mendapatkan

jaminan kesejahteraan atas jasa yang telah diberikan, disamping itu adanya

jaminan hukum terhadap praktik profesi dengan kata lain mendapat perlindungan

hukum sehingga dalam melaksanakan tugas dapat lebih tenteram dan aman.

Dengan demikian, sebuah organisasi profesi keguruan memiliki beberapa

fungsi di antaranya sebagai berikut.

1) Sarana komunikasi, silahturrahmi dengan guru, sekaligus sebagai pusat

informasi tentang pembelajaran/pendidikan.

2) Wadah pembinaan pembinaan dan pengembangan sikap professional guru dan

perlindungan atas haknya.

3) Mitra pemerintah dan perguruan dalam peningkatan kualitas

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

pembelajaran/pendidikan

4) Sebagai sarana untuk melakukan perubahan-perubahan dan inovasi

pendidikan di sekolah-sekolah yang lebih baik.

2.2.2 Jenis-Jenis Organisasi Profesional Keguruan Di Indonesia

Ada beberapa organisasi profesi keguruan di Indonesia, diantaranya dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Persatuan Guru Republik Indonesia didirikan di Surakarta pada 25

November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal

organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda

(PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia

(PGI) tahun 1932. Menurut Basuni, ( Soetjipto, 2009: 35) menguraikan empat

misi utama didirikannya organisasi PGRI yakni: (1) Misi politisi (ideologis), (2)

Misi persatuan organisatoris, (3) Misi profesi, dan (4) Misi kesejahteraan.

Tujuan utama pendirian organisasi ini adalah sebagai berikut:

a) Membela dan mempertahankan Republik Indonesia (organisasi perjuangan)

b) Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasar kerakyatan (organisasi

profesi) Pendirian PGRI sama dengan EI: “education as public service, not

commodity”

c) Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada

umumnya (organisasi ketenagakerjaan).

PGRI adalah organisasi guru terbesar di Indonesia, memiliki peranan

sebagai berikut:

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

1. Berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa,

2. Mengembangkan sistem dan pelaksanaa pendidikan nasional, dan

3. Meningkatkan profesionalitas guru.

2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata

pelajaran yang berada di suatu sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai

sarana untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman

dalam rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/perilaku perubahan

reorientasi pembelajaran di kelas (Depdiknas, 2004: 1 dalam blog Iwan Rio

Darma, 2010).

Menurut Mangkoesapoetra (2004: 1 dalam blog Iwan Rio Darma, 2010)

menjelaskan MGMP merupakan forum atau wadah profesional guru mata

pelajaran yang berada pada suatu wilayah tertentu baik tingkat kebupaten /kota/

kecamatan/sanggar ataupun gugus sekolah.

Tujuan diselenggarakannya MGMP menurut standar pengembangan KKG

dan MGMP (Dpdiknas, 2008: 5) adalah di antaranya sebagai berikut:

1) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya

penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan

bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,

memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber

belajar, dan sebagainya.

2) Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau musyawarah kerja

untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan. umpan balik.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi pendekatan

pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih professional bagi peserta

kelompok kerja atau musyawarah kerja.

4) Memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja dalam melaksanakan

tugas-tugas pembelajaran di sekolah.

5) Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari

peningkatan hasil belajar peserta didik.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran menurut Mangkoesapoetra (2004: 3

dalam blog Iwan Rio Darma, 2010) memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai

berikut.

a. Menyusun pogram jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek serta

mengatur jadwal dan tempat kegiatan secara rutin.

b. Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di

tingkat sekolah, wilayah, maupun kota.

c. Meningkatkan mutu kompetensi profesionalisme guru dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pengujian/evaluasi pembelajaran di kelas sehingga mampu

mengupayakan peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan di sekolah.

2. Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTKI)

Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) didirikan pada

tanggal 22 Mei 1950 di Jakarta. Pada Kongres IV IGTKI tahun 1985 di Jakarta,

organisasi ini manunggal ke dalam PGRI namun tetap mandiri dalam IGTKI,

sehingga nama organisasi ini berubah menjadi IGTKI-PGRI. Pimpinan organisasi

tingkat pusat berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

Dalam pasal 4 berdasarkan Kongres IX IGTKI-PGRI 2010 di Jakarta,

tujuan organisasi ini adalah sebagai berikut.

a) Mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan Negara kesatuan RI

berdasrkan pancasila dan UUD 1945.

b) Berperan aktif menyukseskan pembangunan nasional khususnya bidang

Pendidikan Taman Kanak-Kanak.

c) Berperan serta mengembangkan sistem dan pelaksanaan pendidikan nasional.

d) Mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kemampuan profesi guru Taman

Kanak-Kanak.

e) Menjaga, memelihara, harkat dan martabat guru Taman Kanak-Kanak melalui

peningkatan kesetiakawanan anggota.

Disamping itu, tugas dan fungsi IGTKI berdasarkan hasil kongres tersebut

di atas dalam pasal 5 di antaranya sebagai berikut.

a) Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b) Mempersatukan semua guru Taman Kanak-Kanak Indonesia guna

meningkatkan pengabdiandan peran serta dalam pendidikan nasional

khususnya di bidang Pendidikan Taman Kanak-Kanak.

c) Mengadakan hubungan kerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah

terkait dan organisasi kemasyarakatan umumnya.

d) Memelihara dan mempertinggi kesadaran guru TK akan profesinya untuk

meningkatkan mutu.

e) Mengupayakan dan meningkatkan kesejahteraan guru Taman Kanak-Kanak.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

1.3 IGTKI Kecamatan Pulubala

1.3.1 Sejarah Lahirnya IGTK Kecamatan Pulubala

Idealnya sebuah organisasi yang terbentuk atas dasar sebuah profesi,

Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia Kecamatan Pulubala menjadi salah

wadah untuk memaksimalkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan. Berangkat dari amanat dan kebutuhan pendidikan, pada tanggal 22

Mei 1996 dibentuklah Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTK) Kecamatan

Pulubala sebagai bagian integeral dari IGTK Kabupaten Gorontalo yang pada saat

itu masih merupakan wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Pembentukkan ini pun

berhasil merumuskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi,

dengan salah satu poin yang dibahas adalah masa kepengurusan yang ditetapkan

satu periode sama dengan lima tahun.

Wilayah kerja IGTK disesuaikan dengan wilayah administrasi Kecamatan

Pulubala. Dalam prosesnya, organisasi ini berhasil menghimpun segenap tenaga

guru TK sebagai anggota tetap. Pada tahun 2012 jumlah anggota tetap sebanyak

21 orang (Data IGTK Kecamatan Pulubala Tahun 2012). Secara kuantitatif jumlah

ini tidaklah besar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya lembaga pendidikan Taman

Kanak-Kanak, baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun masyarakat di

Kecamatan Pulubala. Selain itu, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari Guru

PNS dan non-PNS yang berasal dari TK dan PAUD.

1.3.2 Visi Misi Organisasi

Dalam menjabarkan berbagai program Pengurus, IGTK memiliki

seperangkat visi dan misi. Pengurus Periode 2011/2016 memiliki visi terwujudnya

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

pribadi yang tulus, ikhlas, dan berakhlak mulia dalam memberikan bimbingan,

arahan, dan pengajaran bagi anak-anak harapan bangsa guna terbentuknya

pendidik yang profesional. Visi Pengurus diaplikasikan berbagai program kerja

yang masing-masing disesuaikan dengan bidang yang berkompoten menurut

mekanisme pembidangan dalam organisasi.

Secara umum, visi IGTK Kecamatan Pulubala meliputi:

1) Mengadakan kegiatan yang berkenan dengan peningkatan kesejahteraan

anggota melalui kegiatan-kegiatan produktif.

2) Mengadakan kegiatan yang berkenan dengan peningkatan profesionalisasi

anggota melalui kegiatan-kegiatan pendidikan, latihan, dan kursus.

3) Mengadakan kegiatan pekan olahraga dan pentas seni.

4) Menjalin hubungan kerja sama sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian

kepada masyarakat.

Kelima visi di atas kemudian dijabarkan oleh setiap bidang sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi masing-masing. Program kerja bidang-bidang dapat

diuraikan sebagai berikut.

1. Program Kerja Bidang Organisasi

1) Melanjutkan pembinaan organisasi

2) Memanajemen organisasi

3) Kaderisasi anggota

4) Penjabaran ketentuan organisasi

5) Pelaksanaan kegiatan-kegiatan bermanfaat

6) Eksistensi IGTKI

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

2. Program Kerja Bidang Pendidikan dan Keprofesian

1) Pendidikan dan pelatihan

2) Workshop pendidikan

3) Kerja sama dengan pemerintah

4) Seminar

5) Studi banding

6) Kursus

7) Usulan kepada pemerintah

3. Program Kerja Bidang Porseni

1) Lomba Finger Painting

2) Menyanyi duet

3) Permainan tradisional

4) Pembuatan alat peraga pembelajaran

5) Cipta dan menyanyikan lagu anak

4. Program Kerja Bidang Humas dan Kesejahteraan

1) Menjalin kerja sama dengan instansi terkait

2) Pemberdayaan potensi masyarakat

3) Perbaikan kesejahteraan anggota

4) Perbaikan tunjangan guru

5) Pembentukan koperasi

6) Pemberian penghargaan kepada guru

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

1.3.3 Struktur Organisasi

Dalam menjalankan fungsi organisasi, diperlukan struktur permanen

secara periodik. Artinya, struktur inilah yang nantinya menjadi acuan birokrasi

dalam menjalankan komunikasi organisasi, serta dalam mempertegas garis

komando maupun garis koordinasi lintas fungsi-fungsi organisasi. Berdasarkan

hasil obervasi diperoleh bahwa secara periodik, IGTK Kecamatan Pulubala telah

mengalami empat kali pergantian pengurus. Reorganisasi ini dilakukan setiap lima

tahun sekali. Berikut periodisasi kepengurusan yang telah berlangsung.

1) Pengurus Periode 1996-2001, dengan Ketua Umum Eda Asiali, S.Pd.

2) Pengurus Periode 2001-2005, dengan Ketua Umum Hasmia Paramata.

3) Pengurus Periode 2005-1010, dengan Ketua Umum Astin Hasan.

4) Pengurus Periode 2010-2015, dengan Ketua Umum Hamiem Kum, S.Pd.

Pengurus 2010/2015 memiliki struktur sebagaimana gambar di bawah ini.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

Gambar 1. Struktur Organisasi IGTKI Kecamatan Pulubala Periode 2011/2016

Berdasarkan sajian diagram di atas dapat diketahui bahwa secara struktur,

kepengurusan menganut sistem komando yang dilakukan melalui garis komando

sercara vertikal dari ketua melalui wakil ketua, dilanjutkan kepada

sekretaris/wakil sekretaris dan bendahara/wakil bendahara, menuju bidang-

bidang, dan selanjutnya bermuara pada anggota. Akan tetapi, bila melihat garis

koordinasi yang sebenarnya berlaku, pengurus senantiasa melakukan koordinasi

dengan Pengurus Tingkat II (IGTKI Kabupaten Gorontalo), kemudian kepada

Pengurus Tingkat I (IGTKI Provinsi Gorontalo), dan sebagai pucuk organisasi

tertinggi yakni IGTKI Pusat yang berkedudukan di Jakarta.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Guru - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5310/9/2012-1-86205-121410071-bab2... · Dengan demikian maka pendidikan dalam keluarga dianggap ... kemampuan

Jika memang demikian, dapat dikatakan bahwa organisasi ini pada

dasarnya berada pada jalur komunikasi vertikal dan searah. Anggota tidak serta

merta dapat menyampaikan kebutuhannya kepada pengurus, melainkan para

anggota seakan-akan diperlakukan sebagai objek yang hanya menerima keputusan

atau kebijakan dari hierarki jabatan dan kewenangan. Pola seperti ini sebenarnya

cenderung statis, karena tidak mampu mengakomodasi keinginan anggota-anggota

di dalamnya. Boleh jadi, hal ini disebabkan oleh adanya fakta bahwa organisasi

yang dibentuk akibat profesi atau jabatan tidak terlalu mementingkan arus

komunikasi dari bawah, tetapi lebih banyak dipengaruhi arus komunikasi atas-

bawah. Dalam skema seperti inilah peran sebuah organisasi seperti IGTKI

Kecamatan Pulubala dalam meningkatkan profesionalisasi anggotanya harus

dikaji dengan pola komunikasi arus bawah-atas.