BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
-
Upload
truongmien -
Category
Documents
-
view
405 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden penelitian
diperoleh gambaran rill tentang permasalahan utama yang diteliti. Hasil wawancara
yang telah dilakukan dengan responden penelitian diuraikan sebagai berikut:
1) Dasar pelaksanaan SKB
Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara dengan kepala SKB Batudaa,
Bapak Yanhar Mahmud seputar dasar pelaksanaan sanggar kegiatan belajar Batudaa.
Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:
......o ya. Terima kasih bu. Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo yang diberi tanggung jawab mengelola pendidikan non formal. Dasar pelaksanaannnya Bupati mengeluarkan keputusan yaitu: keputusan Bupati No 37 tahun 2008 tentang SOTK Unit pelaksana teknis Dinas Diknas Kabupaten Gorontalo. Pada tanggal 28 oktober 2008 Bupati Gorontalo mengeluarkan keputusan yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Maka UPTD Diklat Kabupaten Gorontalo berubah nama menjadi “UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Gorontalo”. Dan diperkuat lagi dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Gorontalo Nomor 23 tahun 2009 (sampai sekarang). Dalam keberadaanya SKB Kabupaten Gorontalo mengelola berbagai program pendidikan non formal yang meliputi keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf dan angka, pendidikan anak usia dini PAUD) atau kelompok bermain/play group, pendidikan kesetaraan (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA), dan pendidikan berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kursus dan keterampilan hidup (life skill) bagi peserta didik, barangkali itu yang dapat saya sampaikan bu. (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)
32
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan Sanggar Kegiatan
Belajar Batudaa yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang
organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo.
Maka UPTD Diklat Kabupaten Gorontalo berubah nama menjadi “UPTD Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Gorontalo”. Dan diperkuat lagi dengan Surat
Keputusan Bupati Kabupaten Gorontalo Nomor 23 tahun 2009 (sampai sekarang).
SKB Kabupaten Gorontalo mengelola berbagai program pendidikan non formal yang
meliputi keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf dan angka, pendidikan
anak usia dini PAUD) atau kelompok bermain/play group, pendidikan kesetaraan
(Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA), dan pendidikan
berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kursus dan keterampilan
hidup (life skill) bagi peserta didik.
Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni seputar dasar pembentukan
sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:
“Begini bu ya......Kegiatan penyelenggaraan Sanggar kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa terbentuk pada tanggal 20 Juni 2008 sesuai PERBUB No 14 Tahun 2008 Tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabuapten Gorontalo dan diresmikan tanggal 7 Juli 2008 oleh Bupati Gorontalo David Bobihoe Akib. Adapun maksud pendirian Sanggar Kegiatan Belajar di Batudaa ini adalah untuk lebih memperluas pelayanan pendidikan khususnya kepada warga masyarakat kelompok sasaran pendidikan non formal. Itu bu jawaban yang dapat saya berikan.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)
Pendapat di atas menunjukkan bahwa Sanggar kegiatan Belajar Batudaa yang
pertama kali beroperasi pada tangga 7 Juli 2008. Pada saat itu SKB ini diresmikan
oleh Bupati Gorontalo David Bobihoe Akib. Sanggar kegiatan Belajar Batudaa yang
berada di Desa Payunga kecamatan Batudaa terbentuk pada tanggal 20 Juni 2008
sesuai PERBUB No 14 Tahun 2008 Tentang pembentukan organisasi dan tata kerja
unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabupaten Gorontalo.
Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang dasar pembentukan
sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:
“Setahu saya yang menjadi dasar pembentukan SKB kecamatan Batudaa ini yaitu untuk memberikan pelayanan yang merata terhadap pendidikan adalah keputusan Bupati No 37 tahun 2008 tentang SOTK Unit pelaksana teknis Dinas Diknas Kabupaten Gorontalo. Selanjutnya Pada tanggal 28 oktober 2008 Bupati Gorontalo mengeluarkan keputusan yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Sedangkan secara dasar hukum pembentukan SKB Kecamatan Batudaa yaitu sesuai PERBUB No 14 Tahun 2008 tanggal 20 Juni 2008 Tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabupaten Gorontalo.” (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)
Pendapat ini menegaskan kembali pendapat sebelumnya tentang dasar
pembentukan SKB Kecamatan Batudaa yaitu keputusan Bupati No 37 tahun 2008
tentang SOTK Unit pelaksana teknis Dinas Diknas Kabupaten Gorontalo.
Selanjutnya Pada tanggal 28 oktober 2008 Bupati Gorontalo mengeluarkan
keputusan yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang
organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo.
Sedangkan secara dasar hukum pembentukan SKB Kecamatan Batudaa yaitu sesuai
PERBUB No 14 Tahun 2008 tanggal 20 Juni 2008 Tentang pembentukan organisasi
dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabupaten Gorontalo
2) Tujuan pelaksanaan SKB Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud
tentang tujuan pelaksanaan kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara
sebagai berikut:
“ Sesuai dengan visi SKB Kecamatan Batudaa yaitu terwujudnya masyarakat yang gemar belajar, bekerja, berusaha dan berolahraga sehingga menjadi masyarakat yang mandiri, sehat, berakhlak mulia dan mampu menghadapi tantangan Global, maka kami selanjutnya menjabarkannya menjadi misi dan tujuan. Adapun tujuan dari SKB Kecamatan Batudaa ini adalah: a) mewujudkan program pendidikan yang berbasis pada kebutuhan belajar masayarakat dan berorieantasi pada kebutuhan pasar, b) mewujudkan program pendidikan pemuda yang menekankan pada peningkatan wawasan kebangsaan, keinginan, kemandirian dan ketangguhan dalam mengahadapi berbagai tantangan, c) mewujudkan tenaga tehnis yang terampil dan propesional yang relevan dengan tuntutan kebutuhan masayarakat, dan d) memperluas akses dan pemerataan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD _ NI. (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tujuan utama pelaksanaan SKB
Kecamatan Batudaa yaitu mewujudkan program pendidikan yang berbasis pada
kebutuhan belajar masayarakat dan berorieantasi pada kebutuhan pasar, b)
mewujudkan program pendidikan pemuda yang menekankan pada peningkatan
wawasan kebangsaan, keinginan, kemandirian dan ketangguhan dalam mengahadapi
berbagai tantangan, c) mewujudkan tenaga tehnis yang terampil dan propesional yang
relevan dengan tuntutan kebutuhan masayarakat, dan d) memperluas akses dan
pemerataan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD _ NI.
Responden ini mengakui bahwa tujuan tersebut dijabarkan dari visi dan misi SKB
Kecamatan Batudaa
Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang tujuan pelaksanaan
sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:
“Adapun tujuan pelaksanaan SKB ini yaitu menjadikan SKB sebagai tempat pembelajaran dan pusat informasi kegiatan pendidikan Nonformal. Bahwa SKB harus memahami dinamika aspirasi masyarakat terhadap lembaga. Dalam menuju SKB unggul harus berorientasi pada pelanggan artinya SKB harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan masyarakat tentang lembaga pendidikannya. Dengan demikian maka akan terjadi kepuasan pada masyarakat tentang pelayanan mengikuti pendidikan. Walaupun suatu lembaga pendidikan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan memerlukan pelayanan (service) berupa program dan fasilitas yang perlu modal banyak. SKB berorientasi pelanggan setidaknya harus ada pelayan internal dan eksternal. Pelayanan internal dapat dikatagorikan pelayanan bidang administrasi, supervisi dan managemen dalam operasional lembaga yang berhubungan dengan pembelajaran Pendidikan Nonformal. Sedangkan pelayanan eksternal adalah pelayanan pada warga belajar dan masyarakat luas.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa keberadaan Sanggar Kegiatan
Belajar memiliki tujuan yang sangat positif pusat informasi kegiatan pendidikan
Nonformal yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan
masyarakat tentang lembaga pendidikannya.
Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang tujuan pelaksanaan
sanggar kegiatan belajar Batudaa, bahwa:
“Sesuai dengan visi yang kami miliki maka tujuan utama dibentuknya SKB kecamatan batudaa ini yaitu 1) membantu pemerintah dalam menuntaskan buta aksara prioritas usia 10 – 44 tahun, 2) memberikan pelayanan program pendidikan kejar paket C setara SMA-IPS, 3) menunjang suksesnya wajar dikdas melalui; Paket A setara SD, Paket B setara SMP serta Pendidikan anak usia dini, 4) memberikan pelayanan program pendidikan kelompok bermain
(play group) dan tempat penitipan anak, 5) memberikan pelayanan pendidikan berorientasi keterampilan kepada masyarakat tidak sekolah dan tidak bekerja/menganggur, 6) meningkatkan wawasan dan sikap pemuda agar memiliki ketangguhan, dan 7) meningkatkan budaya baca.” (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas merinci lebih detail tentang tujuan dari pelaksanaan
SKB Kecamatan Batudaa antara lain untuk membantu pemerintah dalam
menuntaskan buta aksara prioritas usia 10 – 44 tahun, menunjang suksesnya wajar
dikdas melalui; Paket A setara SD, Paket B setara SMP serta Pendidikan anak usia
dini dan memberikan pelayanan pendidikan berorientasi keterampilan kepada
masyarakat tidak sekolah dan tidak bekerja/menganggur. Tujuan tersebut
menggambarkan sasaran serta arah yang akan dicapai oleh SKB dalam menjalankan
tugas-tugasnya sebagai lembaga pendidikan non formal.
3) Program-program di SKB Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud
tentang tujuan pelaksanaan kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara
sebagai berikut:
“Lingkup program dan Kegiatan Sanggar Kegiatan belajar Batudaa Kabupaten Gorontalo Mengacu pada bidang PAUD_NI yang meliputi : a) pendidikan anak usia dini, b) keaksaraan fungsional, c) kesetaraan, d) keterampilan hidup (life skill), ddan d) dan Satuan Pendidkan Non Formal lainnya. Untuk melaksanakan program tersebut maka kami segenap stakeholder yang ada menyatukan persepsi tentang pentingnya PNFI dalam pembangunan secara bertahap, teratur dan terus menerus dilaksanakan sosialisasi dari prioritas kepada masyarakat. Demikian juga kami meningkatkan mutu dan relevansi PNFI, program-program yang dikembangkan berorientasi pada kebutuhan pasar, melakukan rekruitmen warga belajar melalui identifikasi dan motivasi kepada masyarakat, memberikan pelayanan Taman Bacaan Masyarakat dan memenuhi sumber
kebutuhan pembiayaan disamping mengusahakan dana yang bersumber dari APBN dan APBD juga menggali sumber-sumber pembiayaan dari masyarakat serta lembaga-lembaga swasta yang tidak mengikat.” (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya program sanggar
Kegiatan belajar mencakup beberapa aspek pokok yaitu: a) program pendidikan anak
usia dini, b) program keaksaraan fungsional, c) program kesetaraan, d) program
keterampilan hidup (life skill), dan d) program Satuan Pendidkan Non Formal
lainnya. Dalam mengaktualisasikan program tersebut segenap stakeholder yang ada
menyatukan persepsi tentang pentingnya PNFI dalam pembangunan secara bertahap,
teratur dan terus menerus dilaksanakan sosialisasi dari prioritas kepada masyarakat.
Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang tujuan pelaksanaan
sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:
o....kalau program SKB memang sangat banyak. Program tersebut tersebar pada 4 POKJA. Pokja PAUD memiliki program sebagai berikut: a) Tahap perencanaan program kegiatan PAUD yang meliputi identifikasi anak usia 3-6 tahun, menyusun tim penyelenggara dan desain pengembangan model, b) Tahap pelaksanaan Program, yang meliputi penerimaan anak usia dini, melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring, pembuatan laporan penggadaan dana, c) Tahap Evaluasi yang meliputi, mengevaluasi hasil yang di capai peserta didik, mengevaluasi pembelajaran yang di capai, kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut. Selanjutnya Pokja Keaksaraan Fungsional, meliputi a) tahap perencanaan program kegiatan keaksaraan fungsional meliputi identifikasi warga belajar 15-45 tahun dan menyusun tim penyelenggara, tutor dan desain pengembangan model, b) Tahap pelaksanaan program keaksaraan fungsional, meliputi penerimaan warga belajar, melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring, dan pembuatan laporan pengadaan dana, c) tahap evaluasi meliputi: mengevaluasi hasil yang dicapai peserta didik, mengevaluasi pembelajaran yang di capai, dan kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut. Pokja Kesetaraan (Paket B dan C) dengan rincian program perencanaan program kegiatan paket B dan C yang meliputi
identifikasi warga belajar, menyusun tim penyelenggara, tutor, dan desain penyelenggara model, b) tahap pelaksanaan program yang meliputi: penerimaan warga belajar (Usia 17-35 tahun), melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring dan pembuatan laporan pengadaan dana, dan c) tahap evaluasi meliputi mengevaluasi hasil yang di catat peserta didik, mengevalausi pembelajaran yang dicapai dan kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa SK Kecamatan Batudaa
memiliki program sesuai dengan Pokja yang ada. Program tersebut dilaksanakan
secara konsisten sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan sanggar
kegiatan belajar.
Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang program di sanggar
kegiatan belajar Batudaa, bahwa:
“Tentang program ya?.... kalau program yang ada di Sanggar Kegiatan belajar ini sesuai dengan Pokja masing-masing. Kebetulan disini ada 4 pokja, maka mereka memiliki program dan setiap program dilaksanakan mereka secara konsisten. Untuk memudahkan pelaksanaan program biasanya ada koordinasi antara setiap Pokja dengan pimpinan SKB dalam pelaksanaan program. Mereka saling berkolaborasi terutama untuk program yang bersesuaian. Dengan cara seperti itu maka program dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan.” (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa program yang ada di Sanggar
Kegiatan belajar sesuai dengan Pokja masing-masing. Responden ini menegaskan
bahwa memiliki program dan setiap program dilaksanakan mereka secara konsisten.
Untuk memudahkan pelaksanaan program biasanya ada koordinasi antara setiap
Pokja dengan pimpinan SKB dalam pelaksanaan program
Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang program di sanggar
kegiatan belajar Batudaa, bahwa:
Kami di SKB ini memiliki program yang jelas, dan program tersebut merupakan rujukan dalam melaksanakan kegiatan. Program yang ada pada setiap Pokja merupakan jabaran dari kebijakan Dinas Pendidikan Nasional khususnya bidang PNF. Program tersebut dilaksanakan secara konsisten dan dalam pelaksanaannya dievaluasi secara rutin oleh unsur pimpinan pada dinas Pendidikan Nasional Kabupaten maupun provinsi sehingga dapat diketahui program yang dapat dilaksanakan dengan baik dan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik. (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)
Pendapat di atas menunjukkan bahwa program yang dimiliki SKB Kecamatan
Batudaa merupakan jabaran program yang diterima dari Dinas Pendidikan Nasional
khususnya bidang PNF. Dengan program tersebut maka SKB Batudaa berupaya
untuk melaksanakan secara konsisten dan dalam pelaksanaannya dievaluasi secara
rutin oleh unsur pimpinan pada dinas Pendidikan Nasional Kabupaten maupun
provinsi.
4) Pendidik dan Peserta didik Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud
tentang pendidik dan peserta didik di Sanggar Kegiatan Be;ajar Batudaa. Deskripsi
hasil wawancara sebagai berikut:
“Kami saat ini memiliki tenaga pendidik yang masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini ditunjukkan dengan minimnya tenaga pendidik di PAUD, maupun pada keasaraan fungsional sehingga menyebabkan beberapa PAUD maupun program keaksaraan fungsional kurang efektif dalam melaksanakan pembelajara kepada warga belajar.” (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang pendidik dan peserta
didik di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai
berikut:
“Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini memiliki sejumlah pendidik yang sangat membantu dalam pelaksanaan program Sanggar Kegiatan Belajar. Namun demikian keberadaan pendidik ini sangat terbatas sehingga cukup mempengaruhi pelaksanaan program SKB. Namun pihak pengelola SKB selalu mengupayakan bagi pengangkatan tenaga pendidik yang baru. Hal ini sebagai bentuk solusi atas upaya untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang ada di sanggar belajar. Terkait dengan jumlah warga belajar atau peserta didik yang ada disini selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa animo masyarakat untuk mengikuti pendidikan non formal cukup tinggi terutama bagi masyarakat yang putus sekolah. Hal ini yang menyebabkan perbandingan antara jumlah pendidik warga belajar menjadi tidak berimbang.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)
Pendapat di atas menunjukkan bahwa antara jumlah pendidik dan warga
belajar yang ada di SKB Kecamatan Batudaa kurang berimbang. Peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa animo masyarakat untuk mengikuti pendidikan non formal
cukup tinggi terutama bagi masyarakat yang putus sekolah.Hal ini yang menyebabkan
sebagian peserta didik tidak dapat belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang pendidik dan peserta
didik di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa, bahwa:
Saat ini jumlah peserta didik dengan tenaga pendidik kurang berimbang sehingga, beberapa PKBM kekurangan tenaga pendidik sehingga hal tersebut menyebabkan layanan kepada peserta didik kurang baik. Tetapi selama ini upaya antisipatif telah dilakukan dengan mengangkat tenaga honor untuk menutupi kekurangan tenaga honor.(W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa jumlah antara tenaga pendidik
kurang berimbang sehingga, beberapa PKBM kekurangan tenaga pendidik sehingga
hal tersebut menyebabkan layanan kepada peserta didik kurang baik. Namun hasil
wawancara tersebut juga menunjukkan bahwa telah dilakukan upaya untuk
meningkatkan jumlah tenaga pendidik melalui rekrutmen tenaga honor.
Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang tentang pendidik dan
peserta didik di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa, bahwa:
“Memang kami akui bahwa perimbangan antara tenaga pendidik dengan peserta didik kurang berimbang. Tetapi sudah ada upaya untuk mengatasinya sehingga masalah ini dapat diatasi. Yang saya maksudkan ada upaya untuk mengatasinya tersebut yaitu dengan menambahkan tenaga honor untuk ikut membantu dalam membina kegiatan pembelajaramn yang dilaksanakan pada di Sanggar Kegiatan Belajar.” (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)
Pendapat di atas menunjukkan bahwa responden ini mengakui
bahwaperimbangan antara tenaga pendidik dengan peserta didik kurang berimbang,
sehingga menyebabkan beberapa PKBM kekurangan pendidik. Tetapi hal tersebut
dapat diatasi dengan melakukan rekrutmen terhadap tenaga pendidik yang baru meski
berstatus sebagai tenaga honor.
5) Sarana pendukung Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud
tentang sarana pendukung di Sanggar Kegiatan Be;ajar Batudaa. Deskripsi hasil
wawancara sebagai berikut:
“Sarana dan prasarana yang ada di sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa ini menurut saya pribadi sudah cukup memadai. Gedung yang kami gunakan dalam berkantor ini sebelumnya merupakan gedung sekolah dan selanjutnya atas perintah Dinas Pendidikan gedung ini diminta untuk dipakai oleh Sanggar Kegiatan Belajar. Ruangan yang tersedia ini kami manfaatkan secara baik untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagai pegawai yang ada di
Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa. Untuk lebih jelasnya ibu dapat melihat melalui tenaga tata usaha di ruang administrasi. (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang sarana pendukung yang
ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa. Deskripsi hasil wawancara
sebagai berikut:
Fasilitas yang ada di SKB ini cukup memadai. Dengan fasilitas ini pula maka segala kegiatan yang ada di SKB ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Fasilitas yang kami miliki ini sebagian diantaranya merupakan sarana yang dihibahkan oleh sekolah. Dengan fasilitas yang ada berupa gedung, peralatan kantor maka semua kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pegawai yang ada di SKB
merasa bahwa fasilitas yang tersedia di SKB ini sangat memadai sehingga mereka
dapat bekerja dengan baik. Hal itu pula yang menjadi salah satu motivasi bagi mereka
untuk secara terus menerus meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.
Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang sarana pendukung
yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:
“Jika dibandingkan dengan sarana dan fasilitas yang ada di SKB Kabupaten Gorontalo, kami melihat bahwa fasilitas yang ada di SKB kami ini sudah sangat lumayan. Gedungnya bagus, ruangan-ruangannya juga bagus dan kami memiliki fasilitas kursi yang cukup bagus pula. Denga fasilitas yang disediakan ini maka kami dapat bekerja dengan baik dan semua pekerjaan selalu untuk diusahakan dapat diselesaikan sesuai dengan tupoksi dan tujuan yang telah ditetapkan.” .(W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa) Pendapat di atas menunjukkan bahwa sarana dan fasilitas yang ada di SKB
Kabupaten Gorontalo, sudah sangat memadai. Ketersediaan gedung yang memadai
serta didukung dengan fasilitas berupa ruangan-ruangan, meja dan kursi serta media
pembelajaran yang representatif memotivasi pegawai untuk bekerja dengan baik
sesuai tupoksinya masing-masing
Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang tentang sarana
pendukung yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:
“Kalau sarana pendukung kami tdk ada masalah, karena semua tersedia sesuai dengan kebutuhan. Gedung yang kami miliki ini sebelumnya merupakan gedung sekolah yang lengkap dengan fasilitasnya. Sehingga ketika kami pindah ke sini maka semua itu menjadi milik kami dan digunakan secara optimal untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas kami tersebut. Bahka sekarang alat ini selalu ditambah sehingga semakin lengkap fasilitas yang tersedia untuk mendukung program sanggar kegiatan belajar.” (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pada umumnya pegawai
memiliki pendapat bahwa sarana pendukung yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar
Kecamatan Batudaa, karena hal itu merupakan hibah dari pemerintah kabupaten
Gorontalo setelah SD yang beralih fungsi menjadi gedung SKB tersebut dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung tugas dan pelayanan dari sanggar
kegiatan belajar.
6) Dana penunjang
Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud
tentang dana penunjang di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa. Deskripsi hasil
wawancara sebagai berikut:
“Begini sebenarnya masalah dana ini masalah internal kami dan kami jarang mengekspos terkecuali kepada tim yang melakukan audit atau seseorang atau organisasi yang memegang rekomendasi dari Dinas Pendidikan untuk melakukan audit terhadap dana yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa. Tetapi tidak apa-apa juga untuk transparansinya saya akan kemukakan. Pada instansi kami ini terdapat beberapa sumber dana yaitu dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut kami gunakan untuk penyelenggaraan program sebagaimana yang telah direncanakan. Kami menggunakan anggaran berbasis kinerja sehingga sebagai pimpinan maka saya dapat mengontrol seluruh kegiatan pengeluaran keuangan. Saya juga secara internal melakukan pengawasan terhadap keuangan kantor ini untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang telah direncanakan untuk dianggarkan semuanya dapat diberi anggaran sesuai dengan porsinya. Dengan cara seperti ini maka pendanaan organisasi dapat dilakukan dengan baik . (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa dana yang ada di Sanggar
Kegiatan Belajar Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD kabupaten dan
APBD provinsi. Dana tersebut digunakan sesuai program yang telah direncanakan.
Penggunaan anggaran yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini menganut
prinsip penggunaan anggaran berbasis kinerja. Mereka selalu mengedepankan
transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan program. Dengan cara seperti ini
maka diharapkan mekanisme pengelolaan keuangan yang bersih dapat dilaksanakan
dengan baik.
Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang dana penunjang yang
ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa. Deskripsi hasil wawancara
sebagai berikut:
Dana penunjang yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut rutin kami terima dan kami memanfaatkan dana tersebut sesuai dengan proposal yang kami ajukan. Misalnya pokja PAUD memiliki kegiatan maka kegiatan tersebut dibuatkan rencana anggarannya. Dengan rencana anggaran yang ada tersebut maka kami dapat melaksanakan kegiatan serta mempertanggung jawabkannya kepada pihak yang terkait sesuai dengan juknis. Dalam pemanfaatan dana penunjang tersebut kami selalu berkolaborasi dengan kepala SKB selaku penanggung jawab kegiatan. Dengan cara seperti itu maka semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa) Pendapat di atas menunjukkan bahwa dana penunjang yang ada di Sanggar
Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD
kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut rutin diterima dan dimamanfaatkan
sesuai kebutuhan. Setiap pegawai mengakui memanfaatkan dana tersebut dengan baik
serta mempertanggung jawabkan pemanfaatannya sesuai dengan kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang dana penunjang yang
ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:
Kami memiliki dana penunjang dari berbagai sumber. Dana penujang tersebut kami manfaatkan secara optimal untuk mendukung pelaksanaan program. Keberadaan dana penunjang ini sangat membantu sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. Dengan dana penunjang ini pula maka kami dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa) Pendapat di atas menunjukkan bahwa SKB kecamatan Batudaa memiliki dana
penunjang dari berbagai sumber. Dana penujang tersebut mereka manfaatkan secara
optimal untuk mendukung pelaksanaan program. Dengan dana penunjang tersebut
maka semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan.
Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang tentang dana penunjang
yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:
O.... dana penunjang? Pastilah ada. Dana ini berasal dari beberapa sumber dana yaitu dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut oleh kami sebagai pengelola digunakan untuk penyelenggaraan program sebagaimana yang telah direncanakan. Penggunaan anggaran berbasis kinerja sehingga sebagai kepala SKB dapat memantau seluruh kegiatan pengeluaran keuangan. Kami juga sebagai bawahan melaksanakan kegiatan sesuai dengan tupoksi dan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa penggunaan anggaran yang ada
di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa dilaksanakan sesuai dengan tupoksi
dan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. Anggaran yang
ada tersebut berasal dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi.
Dana yang ada tersebut digunakan secara optimal untuk mendukung peningkatan
kinerja organisasi. Dalam pelaksanaannya sesuai tupoksi dan mengarah pada
pencapaian tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian hasil wawancara di atas diperoleh gambaran rill tentang
profil Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa.
4.2 Pembahasan
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) merupakan tulang punggung utama
implementasi program PNF di lapangan. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
Dinas Diknas lembaga ini memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan
desentralisasi Dinas Diknas di bidang pendidikan Non formal meliputi Pendidikan
Luar sekolah, Pemuda dan olah raga sesuai kebutuhan. Dalam kegiatannya Sanggar
Kegiatan Belajar (SKB terfokus pada berbagai program pemberdayaan melalui
bidang pendidikan non formal. Hal tersebut dilakukan agar tugas pokok dan fungsi
SKB itu dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut Depdiknas (2009:2) bahwa tugas
pokok dan fungsi SKB diantaranya adalah (1) Penumbuhan kemauan belajar
masyarakat, (2) Pembuatan percontohan program pendidikan nonformal dan
informal, (3) Pengendalian mutu pelaksanaan program pendidikan nonformal dan
informal (4) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi pelaksana/pengelola (PTK)
pendidikan nonformal dan informal, (5) Penyediaan sarana dan fasilitas belajar,
(6) Pengintegrasian dan pensinkronisasian kegiatan sektoral dalam bidang pendidikan
nonformal dan informal yang melibatkan instansi terkait serta lembaga mitra yang
membantu suksesnya program.
Hasil penelitian terkait profil Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan
Batudaa menunjukkan bahwa Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) ini telah berupaya
untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tupoksinya. Hasil penelitian terkait profil
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan Batudaa diuraikan sebagai berikut:
1. Dasar pelaksanaan SKB
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa yaitu
keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Maka UPTD Diklat
Kabupaten Gorontalo berubah nama menjadi “UPTD Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) Kabupaten Gorontalo”. Dan diperkuat lagi dengan Surat Keputusan Bupati
Kabupaten Gorontalo Nomor 23 tahun 2009 (sampai sekarang). SKB Kabupaten
Gorontalo mengelola berbagai program pendidikan non formal yang meliputi
keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf dan angka, pendidikan anak usia
dini PAUD) atau kelompok bermain/play group, pendidikan kesetaraan (Paket A
setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA), dan pendidikan
berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kursus dan keterampilan
hidup (life skill) bagi peserta didik
Dengan dasar di atas maka SKB melaksanakan programnya sesuai dengan
ketentuan yang ada. Dasar pendirian SKB sebagimana yang diuraikan di atas pula
menjadi rujukan dalam mengaktualisasikan program secara berkelanjutan.
2. Tujuan pelaksanaan SKB
Temuan penelitian bahwa SKB kecamatan Batudaa memiliki tujuan yang
menjadi acuan sebagai tujuan dalam pelaksanaan program. Tujuan SKB kecamatan
Batudaa dijabarkan dari visi dan misi SKB. Tujuan utama pelaksanaan SKB
Kecamatan Batudaa yaitu mewujudkan program pendidikan yang berbasis pada
kebutuhan belajar masayarakat dan berorieantasi pada kebutuhan pasar, b)
mewujudkan program pendidikan pemuda yang menekankan pada peningkatan
wawasan kebangsaan, keinginan, kemandirian dan ketangguhan dalam mengahadapi
berbagai tantangan, c) mewujudkan tenaga tehnis yang terampil dan propesional yang
relevan dengan tuntutan kebutuhan masayarakat, dan d) memperluas akses dan
pemerataan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD _ NI.
Responden ini mengakui bahwa tujuan tersebut dijabarkan dari visi dan misi SKB
Kecamatan Batudaa.
Temuan lainnya bahwa keberadaan Sanggar Kegiatan Belajar memiliki tujuan
yang sangat positif pusat informasi kegiatan pendidikan Nonformal yang mampu
memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan masyarakat tentang
lembaga pendidikannya. Hasil wawancara lainnya merinci lebih detail tentang tujuan
dari pelaksanaan SKB Kecamatan Batudaa antara lain untuk membantu pemerintah
dalam menuntaskan buta aksara prioritas usia 10 – 44 tahun, menunjang suksesnya
wajar dikdas melalui; Paket A setara SD, Paket B setara SMP serta Pendidikan anak
usia dini dan memberikan pelayanan pendidikan berorientasi keterampilan kepada
masyarakat tidak sekolah dan tidak bekerja/menganggur. Tujuan tersebut
menggambarkan sasaran serta arah yang akan dicapai oleh SKB dalam menjalankan
tugas-tugasnya sebagai lembaga pendidikan non formal.
Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa SKB Kecamatan Batudaa
memiliki tujuan yang jelas. Tujuan tersebut merupakan acuan yang digunakan,
sehingga semua program diarahkan pencapainnya pada tujuan tersebut.
3. Program-program di SKB
Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa memiliki program.
Programnya mencakup beberapa aspek pokok yaitu: a) program pendidikan anak usia
dini, b) program keaksaraan fungsional, c) program kesetaraan, d) program
keterampilan hidup (life skill), dan d) program Satuan Pendidkan Non Formal
lainnya. Dalam mengaktualisasikan program tersebut segenap stakeholder yang ada
menyatukan persepsi tentang pentingnya PNFI dalam pembangunan secara bertahap,
teratur dan terus menerus dilaksanakan sosialisasi dari prioritas kepada masyarakat
Temuan lainnya menunjukkan bahwa program SKB tersebar pada 4 POKJA.
Pokja PAUD memiliki program sebagai berikut: a) Tahap perencanaan program
kegiatan PAUD yang meliputi identifikasi anak usia 3-6 tahun, menyusun tim
penyelenggara dan desain pengembangan model, b) Tahap pelaksanaan Program,
yang meliputi penerimaan anak usia dini, melaksanakan proses pembelajaran, rapat
koordinasi dan monitoring, pembuatan laporan penggadaan dana, c) Tahap Evaluasi
yang meliputi, mengevaluasi hasil yang di capai peserta didik, mengevaluasi
pembelajaran yang di capai, kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut.
Selanjutnya Pokja Keaksaraan Fungsional, meliputi a) tahap perencanaan program
kegiatan keaksaraan fungsional meliputi identifikasi warga belajar 15-45 tahun dan
menyusun tim penyelenggara, tutor dan desain pengembangan model, b) Tahap
pelaksanaan program keaksaraan fungsional, meliputi penerimaan warga belajar,
melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring, dan pembuatan
laporan pengadaan dana, c) tahap evaluasi meliputi: mengevaluasi hasil yang dicapai
peserta didik, mengevaluasi pembelajaran yang di capai, dan kesimpulan hasil
evaluasi untuk tindakan lebih lanjut. Pokja Kesetaraan (Paket B dan C) dengan
rincian program perencanaan program kegiatan paket B dan C yang meliputi
identifikasi warga belajar, menyusun tim penyelenggara, tutor, dan desain
penyelenggara model, b) tahap pelaksanaan program yang meliputi:
penerimaan warga belajar (Usia 17-35 tahun), melaksanakan proses pembelajaran,
rapat koordinasi dan monitoring dan pembuatan laporan pengadaan dana, dan c)
tahap evaluasi meliputi mengevaluasi hasil yang di catat peserta didik, mengevalausi
pembelajaran yang dicapai dan kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut
Dengan mengacu pada program tersebut maka kegiatan SKB dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
4. Pendidik dan Peserta didik
Temuan penelitian menunjukkan bahwa jumlah antara tenaga pendidik kurang
berimbang sehingga, beberapa PKBM kekurangan tenaga pendidik sehingga hal
tersebut menyebabkan layanan kepada peserta didik kurang baik. Namun hasil
wawancara tersebut juga menunjukkan bahwa telah dilakukan upaya untuk
meningkatkan jumlah tenaga pendidik melalui rekrutmen tenaga honor.
Responden lainnya mengakui bahwa SKB Batudaa memiliki tenaga pendidik
yang masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini ditunjukkan dengan
minimnya tenaga pendidik di PAUD, maupun pada keasaraan fungsional sehingga
menyebabkan beberapa PAUD maupun program keaksaraan fungsional kurang
efektif dalam melaksanakan pembelajara kepada warga belajar
Terkait dengan jumlah warga belajar atau peserta didik yang ada disini selalu
mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan tersebut menunjukkan
bahwa animo masyarakat untuk mengikuti pendidikan non formal cukup tinggi
terutama bagi masyarakat yang putus sekolah. Hal ini yang menyebabkan
perbandingan antara jumlah pendidik warga belajar menjadi tidak berimbang.
Namun demikian keberadaan pendidik ini sangat terbatas sehingga cukup
mempengaruhi pelaksanaan program SKB. Pihak pengelola SKB selalu
mengupayakan bagi pengangkatan tenaga pendidik yang baru. Hal ini sebagai bentuk
solusi atas upaya untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang ada di sanggar belajar.
5. Sarana pendukung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan fasilitas yang ada di SKB
Kabupaten Gorontalo, sudah sangat memadai. Ketersediaan gedung yang memadai
serta didukung dengan fasilitas berupa ruangan-ruangan, meja dan kursi serta media
pembelajaran yang representatif memotivasi pegawai untuk bekerja dengan baik
sesuai tupoksinya masing-masing. Temuan lainnya bahwa pada umumnya pegawai
memiliki pendapat bahwa sarana pendukung yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar
Kecamatan Batudaa, karena hal itu merupakan hibah dari pemerintah kabupaten
Gorontalo setelah SD yang beralih fungsi menjadi gedung SKB tersebut dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung tugas dan pelayanan dari sanggar
kegiatan belajar.
6. Dana penunjang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana yang ada di Sanggar Kegiatan
Belajar Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD
provinsi. Dana tersebut digunakan sesuai program yang telah direncanakan.
Penggunaan anggaran yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini menganut
prinsip penggunaan anggaran berbasis kinerja. Mereka selalu mengedepankan
transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan program. Dengan cara seperti ini
maka diharapkan mekanisme pengelolaan keuangan yang bersih dapat dilaksanakan
dengan baik.
Temuan lainnya menunjukkan bahwa dana yang masuk dimanfaatkan sesuai
kebutuhan. Setiap pegawai mengakui memanfaatkan dana tersebut dengan baik serta
mempertanggung jawabkan pemanfaatannya sesuai dengan kegiatan yang telah
dilaksanakan. Dalam konteks ini penggunaan anggaran yang ada di Sanggar Kegiatan
Belajar Kecamatan Batudaa dilaksanakan sesuai dengan tupoksi dan seluruh kegiatan
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. Anggaran yang ada tersebut berasal
dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana yang ada tersebut
digunakan secara optimal untuk mendukung peningkatan kinerja organisasi. Dalam
pelaksanaannya sesuai tupoksi dan mengarah pada pencapaian tujuan yang
diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa keberadaan di Sanggar
Kegiatan Belajar Batudaa cukup representatif untuk melaksanakan programnya sesuai
dengan target yang ditetapkan.