BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden penelitian diperoleh gambaran rill tentang permasalahan utama yang diteliti. Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan responden penelitian diuraikan sebagai berikut: 1) Dasar pelaksanaan SKB Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud seputar dasar pelaksanaan sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut: ......o ya. Terima kasih bu. Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo yang diberi tanggung jawab mengelola pendidikan non formal. Dasar pelaksanaannnya Bupati mengeluarkan keputusan yaitu: keputusan Bupati No 37 tahun 2008 tentang SOTK Unit pelaksana teknis Dinas Diknas Kabupaten Gorontalo. Pada tanggal 28 oktober 2008 Bupati Gorontalo mengeluarkan keputusan yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Maka UPTD Diklat Kabupaten Gorontalo berubah nama menjadi “UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Gorontalo”. Dan diperkuat lagi dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Gorontalo Nomor 23 tahun 2009 (sampai sekarang). Dalam keberadaanya SKB Kabupaten Gorontalo mengelola berbagai program pendidikan non formal yang meliputi keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf dan angka, pendidikan anak usia dini PAUD) atau kelompok bermain/play group, pendidikan kesetaraan (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA), dan pendidikan berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kursus dan keterampilan hidup (life skill) bagi peserta didik, barangkali itu yang dapat saya sampaikan bu. (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa) 32

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden penelitian

diperoleh gambaran rill tentang permasalahan utama yang diteliti. Hasil wawancara

yang telah dilakukan dengan responden penelitian diuraikan sebagai berikut:

1) Dasar pelaksanaan SKB

Pada bagian ini peneliti melakukan wawancara dengan kepala SKB Batudaa,

Bapak Yanhar Mahmud seputar dasar pelaksanaan sanggar kegiatan belajar Batudaa.

Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:

......o ya. Terima kasih bu. Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo yang diberi tanggung jawab mengelola pendidikan non formal. Dasar pelaksanaannnya Bupati mengeluarkan keputusan yaitu: keputusan Bupati No 37 tahun 2008 tentang SOTK Unit pelaksana teknis Dinas Diknas Kabupaten Gorontalo. Pada tanggal 28 oktober 2008 Bupati Gorontalo mengeluarkan keputusan yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Maka UPTD Diklat Kabupaten Gorontalo berubah nama menjadi “UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Gorontalo”. Dan diperkuat lagi dengan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Gorontalo Nomor 23 tahun 2009 (sampai sekarang). Dalam keberadaanya SKB Kabupaten Gorontalo mengelola berbagai program pendidikan non formal yang meliputi keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf dan angka, pendidikan anak usia dini PAUD) atau kelompok bermain/play group, pendidikan kesetaraan (Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA), dan pendidikan berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kursus dan keterampilan hidup (life skill) bagi peserta didik, barangkali itu yang dapat saya sampaikan bu. (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)

32

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan Sanggar Kegiatan

Belajar Batudaa yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang

organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo.

Maka UPTD Diklat Kabupaten Gorontalo berubah nama menjadi “UPTD Sanggar

Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Gorontalo”. Dan diperkuat lagi dengan Surat

Keputusan Bupati Kabupaten Gorontalo Nomor 23 tahun 2009 (sampai sekarang).

SKB Kabupaten Gorontalo mengelola berbagai program pendidikan non formal yang

meliputi keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf dan angka, pendidikan

anak usia dini PAUD) atau kelompok bermain/play group, pendidikan kesetaraan

(Paket A setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA), dan pendidikan

berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kursus dan keterampilan

hidup (life skill) bagi peserta didik.

Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni seputar dasar pembentukan

sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:

“Begini bu ya......Kegiatan penyelenggaraan Sanggar kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa terbentuk pada tanggal 20 Juni 2008 sesuai PERBUB No 14 Tahun 2008 Tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabuapten Gorontalo dan diresmikan tanggal 7 Juli 2008 oleh Bupati Gorontalo David Bobihoe Akib. Adapun maksud pendirian Sanggar Kegiatan Belajar di Batudaa ini adalah untuk lebih memperluas pelayanan pendidikan khususnya kepada warga masyarakat kelompok sasaran pendidikan non formal. Itu bu jawaban yang dapat saya berikan.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Pendapat di atas menunjukkan bahwa Sanggar kegiatan Belajar Batudaa yang

pertama kali beroperasi pada tangga 7 Juli 2008. Pada saat itu SKB ini diresmikan

oleh Bupati Gorontalo David Bobihoe Akib. Sanggar kegiatan Belajar Batudaa yang

berada di Desa Payunga kecamatan Batudaa terbentuk pada tanggal 20 Juni 2008

sesuai PERBUB No 14 Tahun 2008 Tentang pembentukan organisasi dan tata kerja

unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabupaten Gorontalo.

Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang dasar pembentukan

sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:

“Setahu saya yang menjadi dasar pembentukan SKB kecamatan Batudaa ini yaitu untuk memberikan pelayanan yang merata terhadap pendidikan adalah keputusan Bupati No 37 tahun 2008 tentang SOTK Unit pelaksana teknis Dinas Diknas Kabupaten Gorontalo. Selanjutnya Pada tanggal 28 oktober 2008 Bupati Gorontalo mengeluarkan keputusan yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Sedangkan secara dasar hukum pembentukan SKB Kecamatan Batudaa yaitu sesuai PERBUB No 14 Tahun 2008 tanggal 20 Juni 2008 Tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabupaten Gorontalo.” (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)

Pendapat ini menegaskan kembali pendapat sebelumnya tentang dasar

pembentukan SKB Kecamatan Batudaa yaitu keputusan Bupati No 37 tahun 2008

tentang SOTK Unit pelaksana teknis Dinas Diknas Kabupaten Gorontalo.

Selanjutnya Pada tanggal 28 oktober 2008 Bupati Gorontalo mengeluarkan

keputusan yaitu keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang

organisasi dan tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo.

Sedangkan secara dasar hukum pembentukan SKB Kecamatan Batudaa yaitu sesuai

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

PERBUB No 14 Tahun 2008 tanggal 20 Juni 2008 Tentang pembentukan organisasi

dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas pendidikan nasional Kabupaten Gorontalo

2) Tujuan pelaksanaan SKB Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud

tentang tujuan pelaksanaan kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara

sebagai berikut:

“ Sesuai dengan visi SKB Kecamatan Batudaa yaitu terwujudnya masyarakat yang gemar belajar, bekerja, berusaha dan berolahraga sehingga menjadi masyarakat yang mandiri, sehat, berakhlak mulia dan mampu menghadapi tantangan Global, maka kami selanjutnya menjabarkannya menjadi misi dan tujuan. Adapun tujuan dari SKB Kecamatan Batudaa ini adalah: a) mewujudkan program pendidikan yang berbasis pada kebutuhan belajar masayarakat dan berorieantasi pada kebutuhan pasar, b) mewujudkan program pendidikan pemuda yang menekankan pada peningkatan wawasan kebangsaan, keinginan, kemandirian dan ketangguhan dalam mengahadapi berbagai tantangan, c) mewujudkan tenaga tehnis yang terampil dan propesional yang relevan dengan tuntutan kebutuhan masayarakat, dan d) memperluas akses dan pemerataan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD _ NI. (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tujuan utama pelaksanaan SKB

Kecamatan Batudaa yaitu mewujudkan program pendidikan yang berbasis pada

kebutuhan belajar masayarakat dan berorieantasi pada kebutuhan pasar, b)

mewujudkan program pendidikan pemuda yang menekankan pada peningkatan

wawasan kebangsaan, keinginan, kemandirian dan ketangguhan dalam mengahadapi

berbagai tantangan, c) mewujudkan tenaga tehnis yang terampil dan propesional yang

relevan dengan tuntutan kebutuhan masayarakat, dan d) memperluas akses dan

pemerataan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD _ NI.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Responden ini mengakui bahwa tujuan tersebut dijabarkan dari visi dan misi SKB

Kecamatan Batudaa

Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang tujuan pelaksanaan

sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:

“Adapun tujuan pelaksanaan SKB ini yaitu menjadikan SKB sebagai tempat pembelajaran dan pusat informasi kegiatan pendidikan Nonformal. Bahwa SKB harus memahami dinamika aspirasi masyarakat terhadap lembaga. Dalam menuju SKB unggul harus berorientasi pada pelanggan artinya SKB harus mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan masyarakat tentang lembaga pendidikannya. Dengan demikian maka akan terjadi kepuasan pada masyarakat tentang pelayanan mengikuti pendidikan. Walaupun suatu lembaga pendidikan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan memerlukan pelayanan (service) berupa program dan fasilitas yang perlu modal banyak. SKB berorientasi pelanggan setidaknya harus ada pelayan internal dan eksternal. Pelayanan internal dapat dikatagorikan pelayanan bidang administrasi, supervisi dan managemen dalam operasional lembaga yang berhubungan dengan pembelajaran Pendidikan Nonformal. Sedangkan pelayanan eksternal adalah pelayanan pada warga belajar dan masyarakat luas.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa keberadaan Sanggar Kegiatan

Belajar memiliki tujuan yang sangat positif pusat informasi kegiatan pendidikan

Nonformal yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan

masyarakat tentang lembaga pendidikannya.

Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang tujuan pelaksanaan

sanggar kegiatan belajar Batudaa, bahwa:

“Sesuai dengan visi yang kami miliki maka tujuan utama dibentuknya SKB kecamatan batudaa ini yaitu 1) membantu pemerintah dalam menuntaskan buta aksara prioritas usia 10 – 44 tahun, 2) memberikan pelayanan program pendidikan kejar paket C setara SMA-IPS, 3) menunjang suksesnya wajar dikdas melalui; Paket A setara SD, Paket B setara SMP serta Pendidikan anak usia dini, 4) memberikan pelayanan program pendidikan kelompok bermain

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

(play group) dan tempat penitipan anak, 5) memberikan pelayanan pendidikan berorientasi keterampilan kepada masyarakat tidak sekolah dan tidak bekerja/menganggur, 6) meningkatkan wawasan dan sikap pemuda agar memiliki ketangguhan, dan 7) meningkatkan budaya baca.” (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas merinci lebih detail tentang tujuan dari pelaksanaan

SKB Kecamatan Batudaa antara lain untuk membantu pemerintah dalam

menuntaskan buta aksara prioritas usia 10 – 44 tahun, menunjang suksesnya wajar

dikdas melalui; Paket A setara SD, Paket B setara SMP serta Pendidikan anak usia

dini dan memberikan pelayanan pendidikan berorientasi keterampilan kepada

masyarakat tidak sekolah dan tidak bekerja/menganggur. Tujuan tersebut

menggambarkan sasaran serta arah yang akan dicapai oleh SKB dalam menjalankan

tugas-tugasnya sebagai lembaga pendidikan non formal.

3) Program-program di SKB Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud

tentang tujuan pelaksanaan kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara

sebagai berikut:

“Lingkup program dan Kegiatan Sanggar Kegiatan belajar Batudaa Kabupaten Gorontalo Mengacu pada bidang PAUD_NI yang meliputi : a) pendidikan anak usia dini, b) keaksaraan fungsional, c) kesetaraan, d) keterampilan hidup (life skill), ddan d) dan Satuan Pendidkan Non Formal lainnya. Untuk melaksanakan program tersebut maka kami segenap stakeholder yang ada menyatukan persepsi tentang pentingnya PNFI dalam pembangunan secara bertahap, teratur dan terus menerus dilaksanakan sosialisasi dari prioritas kepada masyarakat. Demikian juga kami meningkatkan mutu dan relevansi PNFI, program-program yang dikembangkan berorientasi pada kebutuhan pasar, melakukan rekruitmen warga belajar melalui identifikasi dan motivasi kepada masyarakat, memberikan pelayanan Taman Bacaan Masyarakat dan memenuhi sumber

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

kebutuhan pembiayaan disamping mengusahakan dana yang bersumber dari APBN dan APBD juga menggali sumber-sumber pembiayaan dari masyarakat serta lembaga-lembaga swasta yang tidak mengikat.” (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya program sanggar

Kegiatan belajar mencakup beberapa aspek pokok yaitu: a) program pendidikan anak

usia dini, b) program keaksaraan fungsional, c) program kesetaraan, d) program

keterampilan hidup (life skill), dan d) program Satuan Pendidkan Non Formal

lainnya. Dalam mengaktualisasikan program tersebut segenap stakeholder yang ada

menyatukan persepsi tentang pentingnya PNFI dalam pembangunan secara bertahap,

teratur dan terus menerus dilaksanakan sosialisasi dari prioritas kepada masyarakat.

Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang tujuan pelaksanaan

sanggar kegiatan belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai berikut:

o....kalau program SKB memang sangat banyak. Program tersebut tersebar pada 4 POKJA. Pokja PAUD memiliki program sebagai berikut: a) Tahap perencanaan program kegiatan PAUD yang meliputi identifikasi anak usia 3-6 tahun, menyusun tim penyelenggara dan desain pengembangan model, b) Tahap pelaksanaan Program, yang meliputi penerimaan anak usia dini, melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring, pembuatan laporan penggadaan dana, c) Tahap Evaluasi yang meliputi, mengevaluasi hasil yang di capai peserta didik, mengevaluasi pembelajaran yang di capai, kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut. Selanjutnya Pokja Keaksaraan Fungsional, meliputi a) tahap perencanaan program kegiatan keaksaraan fungsional meliputi identifikasi warga belajar 15-45 tahun dan menyusun tim penyelenggara, tutor dan desain pengembangan model, b) Tahap pelaksanaan program keaksaraan fungsional, meliputi penerimaan warga belajar, melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring, dan pembuatan laporan pengadaan dana, c) tahap evaluasi meliputi: mengevaluasi hasil yang dicapai peserta didik, mengevaluasi pembelajaran yang di capai, dan kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut. Pokja Kesetaraan (Paket B dan C) dengan rincian program perencanaan program kegiatan paket B dan C yang meliputi

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

identifikasi warga belajar, menyusun tim penyelenggara, tutor, dan desain penyelenggara model, b) tahap pelaksanaan program yang meliputi: penerimaan warga belajar (Usia 17-35 tahun), melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring dan pembuatan laporan pengadaan dana, dan c) tahap evaluasi meliputi mengevaluasi hasil yang di catat peserta didik, mengevalausi pembelajaran yang dicapai dan kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa SK Kecamatan Batudaa

memiliki program sesuai dengan Pokja yang ada. Program tersebut dilaksanakan

secara konsisten sehingga mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan sanggar

kegiatan belajar.

Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang program di sanggar

kegiatan belajar Batudaa, bahwa:

“Tentang program ya?.... kalau program yang ada di Sanggar Kegiatan belajar ini sesuai dengan Pokja masing-masing. Kebetulan disini ada 4 pokja, maka mereka memiliki program dan setiap program dilaksanakan mereka secara konsisten. Untuk memudahkan pelaksanaan program biasanya ada koordinasi antara setiap Pokja dengan pimpinan SKB dalam pelaksanaan program. Mereka saling berkolaborasi terutama untuk program yang bersesuaian. Dengan cara seperti itu maka program dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan.” (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa program yang ada di Sanggar

Kegiatan belajar sesuai dengan Pokja masing-masing. Responden ini menegaskan

bahwa memiliki program dan setiap program dilaksanakan mereka secara konsisten.

Untuk memudahkan pelaksanaan program biasanya ada koordinasi antara setiap

Pokja dengan pimpinan SKB dalam pelaksanaan program

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang program di sanggar

kegiatan belajar Batudaa, bahwa:

Kami di SKB ini memiliki program yang jelas, dan program tersebut merupakan rujukan dalam melaksanakan kegiatan. Program yang ada pada setiap Pokja merupakan jabaran dari kebijakan Dinas Pendidikan Nasional khususnya bidang PNF. Program tersebut dilaksanakan secara konsisten dan dalam pelaksanaannya dievaluasi secara rutin oleh unsur pimpinan pada dinas Pendidikan Nasional Kabupaten maupun provinsi sehingga dapat diketahui program yang dapat dilaksanakan dengan baik dan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik. (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)

Pendapat di atas menunjukkan bahwa program yang dimiliki SKB Kecamatan

Batudaa merupakan jabaran program yang diterima dari Dinas Pendidikan Nasional

khususnya bidang PNF. Dengan program tersebut maka SKB Batudaa berupaya

untuk melaksanakan secara konsisten dan dalam pelaksanaannya dievaluasi secara

rutin oleh unsur pimpinan pada dinas Pendidikan Nasional Kabupaten maupun

provinsi.

4) Pendidik dan Peserta didik Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud

tentang pendidik dan peserta didik di Sanggar Kegiatan Be;ajar Batudaa. Deskripsi

hasil wawancara sebagai berikut:

“Kami saat ini memiliki tenaga pendidik yang masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini ditunjukkan dengan minimnya tenaga pendidik di PAUD, maupun pada keasaraan fungsional sehingga menyebabkan beberapa PAUD maupun program keaksaraan fungsional kurang efektif dalam melaksanakan pembelajara kepada warga belajar.” (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang pendidik dan peserta

didik di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa. Deskripsi hasil wawancara sebagai

berikut:

“Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini memiliki sejumlah pendidik yang sangat membantu dalam pelaksanaan program Sanggar Kegiatan Belajar. Namun demikian keberadaan pendidik ini sangat terbatas sehingga cukup mempengaruhi pelaksanaan program SKB. Namun pihak pengelola SKB selalu mengupayakan bagi pengangkatan tenaga pendidik yang baru. Hal ini sebagai bentuk solusi atas upaya untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang ada di sanggar belajar. Terkait dengan jumlah warga belajar atau peserta didik yang ada disini selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa animo masyarakat untuk mengikuti pendidikan non formal cukup tinggi terutama bagi masyarakat yang putus sekolah. Hal ini yang menyebabkan perbandingan antara jumlah pendidik warga belajar menjadi tidak berimbang.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)

Pendapat di atas menunjukkan bahwa antara jumlah pendidik dan warga

belajar yang ada di SKB Kecamatan Batudaa kurang berimbang. Peningkatan tersebut

menunjukkan bahwa animo masyarakat untuk mengikuti pendidikan non formal

cukup tinggi terutama bagi masyarakat yang putus sekolah.Hal ini yang menyebabkan

sebagian peserta didik tidak dapat belajar sesuai dengan yang diharapkan.

Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang pendidik dan peserta

didik di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa, bahwa:

Saat ini jumlah peserta didik dengan tenaga pendidik kurang berimbang sehingga, beberapa PKBM kekurangan tenaga pendidik sehingga hal tersebut menyebabkan layanan kepada peserta didik kurang baik. Tetapi selama ini upaya antisipatif telah dilakukan dengan mengangkat tenaga honor untuk menutupi kekurangan tenaga honor.(W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa jumlah antara tenaga pendidik

kurang berimbang sehingga, beberapa PKBM kekurangan tenaga pendidik sehingga

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

hal tersebut menyebabkan layanan kepada peserta didik kurang baik. Namun hasil

wawancara tersebut juga menunjukkan bahwa telah dilakukan upaya untuk

meningkatkan jumlah tenaga pendidik melalui rekrutmen tenaga honor.

Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang tentang pendidik dan

peserta didik di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa, bahwa:

“Memang kami akui bahwa perimbangan antara tenaga pendidik dengan peserta didik kurang berimbang. Tetapi sudah ada upaya untuk mengatasinya sehingga masalah ini dapat diatasi. Yang saya maksudkan ada upaya untuk mengatasinya tersebut yaitu dengan menambahkan tenaga honor untuk ikut membantu dalam membina kegiatan pembelajaramn yang dilaksanakan pada di Sanggar Kegiatan Belajar.” (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)

Pendapat di atas menunjukkan bahwa responden ini mengakui

bahwaperimbangan antara tenaga pendidik dengan peserta didik kurang berimbang,

sehingga menyebabkan beberapa PKBM kekurangan pendidik. Tetapi hal tersebut

dapat diatasi dengan melakukan rekrutmen terhadap tenaga pendidik yang baru meski

berstatus sebagai tenaga honor.

5) Sarana pendukung Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud

tentang sarana pendukung di Sanggar Kegiatan Be;ajar Batudaa. Deskripsi hasil

wawancara sebagai berikut:

“Sarana dan prasarana yang ada di sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa ini menurut saya pribadi sudah cukup memadai. Gedung yang kami gunakan dalam berkantor ini sebelumnya merupakan gedung sekolah dan selanjutnya atas perintah Dinas Pendidikan gedung ini diminta untuk dipakai oleh Sanggar Kegiatan Belajar. Ruangan yang tersedia ini kami manfaatkan secara baik untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagai pegawai yang ada di

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa. Untuk lebih jelasnya ibu dapat melihat melalui tenaga tata usaha di ruang administrasi. (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang sarana pendukung yang

ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa. Deskripsi hasil wawancara

sebagai berikut:

Fasilitas yang ada di SKB ini cukup memadai. Dengan fasilitas ini pula maka segala kegiatan yang ada di SKB ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Fasilitas yang kami miliki ini sebagian diantaranya merupakan sarana yang dihibahkan oleh sekolah. Dengan fasilitas yang ada berupa gedung, peralatan kantor maka semua kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan.” (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pegawai yang ada di SKB

merasa bahwa fasilitas yang tersedia di SKB ini sangat memadai sehingga mereka

dapat bekerja dengan baik. Hal itu pula yang menjadi salah satu motivasi bagi mereka

untuk secara terus menerus meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.

Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang sarana pendukung

yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:

“Jika dibandingkan dengan sarana dan fasilitas yang ada di SKB Kabupaten Gorontalo, kami melihat bahwa fasilitas yang ada di SKB kami ini sudah sangat lumayan. Gedungnya bagus, ruangan-ruangannya juga bagus dan kami memiliki fasilitas kursi yang cukup bagus pula. Denga fasilitas yang disediakan ini maka kami dapat bekerja dengan baik dan semua pekerjaan selalu untuk diusahakan dapat diselesaikan sesuai dengan tupoksi dan tujuan yang telah ditetapkan.” .(W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa) Pendapat di atas menunjukkan bahwa sarana dan fasilitas yang ada di SKB

Kabupaten Gorontalo, sudah sangat memadai. Ketersediaan gedung yang memadai

serta didukung dengan fasilitas berupa ruangan-ruangan, meja dan kursi serta media

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

pembelajaran yang representatif memotivasi pegawai untuk bekerja dengan baik

sesuai tupoksinya masing-masing

Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang tentang sarana

pendukung yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:

“Kalau sarana pendukung kami tdk ada masalah, karena semua tersedia sesuai dengan kebutuhan. Gedung yang kami miliki ini sebelumnya merupakan gedung sekolah yang lengkap dengan fasilitasnya. Sehingga ketika kami pindah ke sini maka semua itu menjadi milik kami dan digunakan secara optimal untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas kami tersebut. Bahka sekarang alat ini selalu ditambah sehingga semakin lengkap fasilitas yang tersedia untuk mendukung program sanggar kegiatan belajar.” (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pada umumnya pegawai

memiliki pendapat bahwa sarana pendukung yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar

Kecamatan Batudaa, karena hal itu merupakan hibah dari pemerintah kabupaten

Gorontalo setelah SD yang beralih fungsi menjadi gedung SKB tersebut dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung tugas dan pelayanan dari sanggar

kegiatan belajar.

6) Dana penunjang

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Hasil Wawancara dengan kepala SKB Batudaa, Bapak Yanhar Mahmud

tentang dana penunjang di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa. Deskripsi hasil

wawancara sebagai berikut:

“Begini sebenarnya masalah dana ini masalah internal kami dan kami jarang mengekspos terkecuali kepada tim yang melakukan audit atau seseorang atau organisasi yang memegang rekomendasi dari Dinas Pendidikan untuk melakukan audit terhadap dana yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa. Tetapi tidak apa-apa juga untuk transparansinya saya akan kemukakan. Pada instansi kami ini terdapat beberapa sumber dana yaitu dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut kami gunakan untuk penyelenggaraan program sebagaimana yang telah direncanakan. Kami menggunakan anggaran berbasis kinerja sehingga sebagai pimpinan maka saya dapat mengontrol seluruh kegiatan pengeluaran keuangan. Saya juga secara internal melakukan pengawasan terhadap keuangan kantor ini untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang telah direncanakan untuk dianggarkan semuanya dapat diberi anggaran sesuai dengan porsinya. Dengan cara seperti ini maka pendanaan organisasi dapat dilakukan dengan baik . (W/YM/K-SKB/02.02.12. Pada pukul 10.00-13.15 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa dana yang ada di Sanggar

Kegiatan Belajar Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD kabupaten dan

APBD provinsi. Dana tersebut digunakan sesuai program yang telah direncanakan.

Penggunaan anggaran yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini menganut

prinsip penggunaan anggaran berbasis kinerja. Mereka selalu mengedepankan

transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan program. Dengan cara seperti ini

maka diharapkan mekanisme pengelolaan keuangan yang bersih dapat dilaksanakan

dengan baik.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Hasil wawancara dengan Bapak Olis Pauweni tentang dana penunjang yang

ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa. Deskripsi hasil wawancara

sebagai berikut:

Dana penunjang yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut rutin kami terima dan kami memanfaatkan dana tersebut sesuai dengan proposal yang kami ajukan. Misalnya pokja PAUD memiliki kegiatan maka kegiatan tersebut dibuatkan rencana anggarannya. Dengan rencana anggaran yang ada tersebut maka kami dapat melaksanakan kegiatan serta mempertanggung jawabkannya kepada pihak yang terkait sesuai dengan juknis. Dalam pemanfaatan dana penunjang tersebut kami selalu berkolaborasi dengan kepala SKB selaku penanggung jawab kegiatan. Dengan cara seperti itu maka semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. (W/OP/KP-SKB/02.02.12. Pada pukul 14.00-15.00 di SKB Batudaa) Pendapat di atas menunjukkan bahwa dana penunjang yang ada di Sanggar

Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD

kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut rutin diterima dan dimamanfaatkan

sesuai kebutuhan. Setiap pegawai mengakui memanfaatkan dana tersebut dengan baik

serta mempertanggung jawabkan pemanfaatannya sesuai dengan kegiatan yang telah

dilaksanakan.

Hasil wawancara dengan Dra. Mirnawaty Napu tentang dana penunjang yang

ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:

Kami memiliki dana penunjang dari berbagai sumber. Dana penujang tersebut kami manfaatkan secara optimal untuk mendukung pelaksanaan program. Keberadaan dana penunjang ini sangat membantu sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. Dengan dana penunjang ini pula maka kami dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. (W/MN/PPAUD-SKB/03.02.12. Pada pukul 12.00-13.00 di SKB Batudaa) Pendapat di atas menunjukkan bahwa SKB kecamatan Batudaa memiliki dana

penunjang dari berbagai sumber. Dana penujang tersebut mereka manfaatkan secara

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

optimal untuk mendukung pelaksanaan program. Dengan dana penunjang tersebut

maka semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan.

Hasil wawancara dengan Fatma Mano, S.Pd tentang tentang dana penunjang

yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa, bahwa:

O.... dana penunjang? Pastilah ada. Dana ini berasal dari beberapa sumber dana yaitu dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana tersebut oleh kami sebagai pengelola digunakan untuk penyelenggaraan program sebagaimana yang telah direncanakan. Penggunaan anggaran berbasis kinerja sehingga sebagai kepala SKB dapat memantau seluruh kegiatan pengeluaran keuangan. Kami juga sebagai bawahan melaksanakan kegiatan sesuai dengan tupoksi dan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. (W/FM/PKF-SKB/04.02.12. Pada pukul 12.00-14.00 di SKB Batudaa)

Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa penggunaan anggaran yang ada

di Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa dilaksanakan sesuai dengan tupoksi

dan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. Anggaran yang

ada tersebut berasal dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi.

Dana yang ada tersebut digunakan secara optimal untuk mendukung peningkatan

kinerja organisasi. Dalam pelaksanaannya sesuai tupoksi dan mengarah pada

pencapaian tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian hasil wawancara di atas diperoleh gambaran rill tentang

profil Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa.

4.2 Pembahasan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) merupakan tulang punggung utama

implementasi program PNF di lapangan. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis

Dinas Diknas lembaga ini memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan

desentralisasi Dinas Diknas di bidang pendidikan Non formal meliputi Pendidikan

Luar sekolah, Pemuda dan olah raga sesuai kebutuhan. Dalam kegiatannya Sanggar

Kegiatan Belajar (SKB terfokus pada berbagai program pemberdayaan melalui

bidang pendidikan non formal. Hal tersebut dilakukan agar tugas pokok dan fungsi

SKB itu dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut Depdiknas (2009:2) bahwa tugas

pokok dan fungsi SKB diantaranya adalah (1) Penumbuhan kemauan belajar

masyarakat, (2) Pembuatan percontohan program pendidikan nonformal dan

informal, (3) Pengendalian mutu pelaksanaan program pendidikan nonformal dan

informal (4) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi pelaksana/pengelola (PTK)

pendidikan nonformal dan informal, (5) Penyediaan sarana dan fasilitas belajar,

(6) Pengintegrasian dan pensinkronisasian kegiatan sektoral dalam bidang pendidikan

nonformal dan informal yang melibatkan instansi terkait serta lembaga mitra yang

membantu suksesnya program.

Hasil penelitian terkait profil Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan

Batudaa menunjukkan bahwa Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) ini telah berupaya

untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tupoksinya. Hasil penelitian terkait profil

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kecamatan Batudaa diuraikan sebagai berikut:

1. Dasar pelaksanaan SKB

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa yaitu

keputusan Bupati Gorontalo nomor 565 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gorontalo. Maka UPTD Diklat

Kabupaten Gorontalo berubah nama menjadi “UPTD Sanggar Kegiatan Belajar

(SKB) Kabupaten Gorontalo”. Dan diperkuat lagi dengan Surat Keputusan Bupati

Kabupaten Gorontalo Nomor 23 tahun 2009 (sampai sekarang). SKB Kabupaten

Gorontalo mengelola berbagai program pendidikan non formal yang meliputi

keaksaraan fungsional (pemberantasan buta huruf dan angka, pendidikan anak usia

dini PAUD) atau kelompok bermain/play group, pendidikan kesetaraan (Paket A

setara SD, Paket B setara SMP dan paket C setara SMA), dan pendidikan

berkelanjutan yang diwujudkan dalam bentuk pemberian kursus dan keterampilan

hidup (life skill) bagi peserta didik

Dengan dasar di atas maka SKB melaksanakan programnya sesuai dengan

ketentuan yang ada. Dasar pendirian SKB sebagimana yang diuraikan di atas pula

menjadi rujukan dalam mengaktualisasikan program secara berkelanjutan.

2. Tujuan pelaksanaan SKB

Temuan penelitian bahwa SKB kecamatan Batudaa memiliki tujuan yang

menjadi acuan sebagai tujuan dalam pelaksanaan program. Tujuan SKB kecamatan

Batudaa dijabarkan dari visi dan misi SKB. Tujuan utama pelaksanaan SKB

Kecamatan Batudaa yaitu mewujudkan program pendidikan yang berbasis pada

kebutuhan belajar masayarakat dan berorieantasi pada kebutuhan pasar, b)

mewujudkan program pendidikan pemuda yang menekankan pada peningkatan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

wawasan kebangsaan, keinginan, kemandirian dan ketangguhan dalam mengahadapi

berbagai tantangan, c) mewujudkan tenaga tehnis yang terampil dan propesional yang

relevan dengan tuntutan kebutuhan masayarakat, dan d) memperluas akses dan

pemerataan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD _ NI.

Responden ini mengakui bahwa tujuan tersebut dijabarkan dari visi dan misi SKB

Kecamatan Batudaa.

Temuan lainnya bahwa keberadaan Sanggar Kegiatan Belajar memiliki tujuan

yang sangat positif pusat informasi kegiatan pendidikan Nonformal yang mampu

memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan masyarakat tentang

lembaga pendidikannya. Hasil wawancara lainnya merinci lebih detail tentang tujuan

dari pelaksanaan SKB Kecamatan Batudaa antara lain untuk membantu pemerintah

dalam menuntaskan buta aksara prioritas usia 10 – 44 tahun, menunjang suksesnya

wajar dikdas melalui; Paket A setara SD, Paket B setara SMP serta Pendidikan anak

usia dini dan memberikan pelayanan pendidikan berorientasi keterampilan kepada

masyarakat tidak sekolah dan tidak bekerja/menganggur. Tujuan tersebut

menggambarkan sasaran serta arah yang akan dicapai oleh SKB dalam menjalankan

tugas-tugasnya sebagai lembaga pendidikan non formal.

Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa SKB Kecamatan Batudaa

memiliki tujuan yang jelas. Tujuan tersebut merupakan acuan yang digunakan,

sehingga semua program diarahkan pencapainnya pada tujuan tersebut.

3. Program-program di SKB

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Sanggar Kegiatan Belajar Kecamatan Batudaa memiliki program.

Programnya mencakup beberapa aspek pokok yaitu: a) program pendidikan anak usia

dini, b) program keaksaraan fungsional, c) program kesetaraan, d) program

keterampilan hidup (life skill), dan d) program Satuan Pendidkan Non Formal

lainnya. Dalam mengaktualisasikan program tersebut segenap stakeholder yang ada

menyatukan persepsi tentang pentingnya PNFI dalam pembangunan secara bertahap,

teratur dan terus menerus dilaksanakan sosialisasi dari prioritas kepada masyarakat

Temuan lainnya menunjukkan bahwa program SKB tersebar pada 4 POKJA.

Pokja PAUD memiliki program sebagai berikut: a) Tahap perencanaan program

kegiatan PAUD yang meliputi identifikasi anak usia 3-6 tahun, menyusun tim

penyelenggara dan desain pengembangan model, b) Tahap pelaksanaan Program,

yang meliputi penerimaan anak usia dini, melaksanakan proses pembelajaran, rapat

koordinasi dan monitoring, pembuatan laporan penggadaan dana, c) Tahap Evaluasi

yang meliputi, mengevaluasi hasil yang di capai peserta didik, mengevaluasi

pembelajaran yang di capai, kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut.

Selanjutnya Pokja Keaksaraan Fungsional, meliputi a) tahap perencanaan program

kegiatan keaksaraan fungsional meliputi identifikasi warga belajar 15-45 tahun dan

menyusun tim penyelenggara, tutor dan desain pengembangan model, b) Tahap

pelaksanaan program keaksaraan fungsional, meliputi penerimaan warga belajar,

melaksanakan proses pembelajaran, rapat koordinasi dan monitoring, dan pembuatan

laporan pengadaan dana, c) tahap evaluasi meliputi: mengevaluasi hasil yang dicapai

peserta didik, mengevaluasi pembelajaran yang di capai, dan kesimpulan hasil

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

evaluasi untuk tindakan lebih lanjut. Pokja Kesetaraan (Paket B dan C) dengan

rincian program perencanaan program kegiatan paket B dan C yang meliputi

identifikasi warga belajar, menyusun tim penyelenggara, tutor, dan desain

penyelenggara model, b) tahap pelaksanaan program yang meliputi:

penerimaan warga belajar (Usia 17-35 tahun), melaksanakan proses pembelajaran,

rapat koordinasi dan monitoring dan pembuatan laporan pengadaan dana, dan c)

tahap evaluasi meliputi mengevaluasi hasil yang di catat peserta didik, mengevalausi

pembelajaran yang dicapai dan kesimpulan hasil evaluasi untuk tindakan lebih lanjut

Dengan mengacu pada program tersebut maka kegiatan SKB dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

4. Pendidik dan Peserta didik

Temuan penelitian menunjukkan bahwa jumlah antara tenaga pendidik kurang

berimbang sehingga, beberapa PKBM kekurangan tenaga pendidik sehingga hal

tersebut menyebabkan layanan kepada peserta didik kurang baik. Namun hasil

wawancara tersebut juga menunjukkan bahwa telah dilakukan upaya untuk

meningkatkan jumlah tenaga pendidik melalui rekrutmen tenaga honor.

Responden lainnya mengakui bahwa SKB Batudaa memiliki tenaga pendidik

yang masih kurang jika dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini ditunjukkan dengan

minimnya tenaga pendidik di PAUD, maupun pada keasaraan fungsional sehingga

menyebabkan beberapa PAUD maupun program keaksaraan fungsional kurang

efektif dalam melaksanakan pembelajara kepada warga belajar

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Terkait dengan jumlah warga belajar atau peserta didik yang ada disini selalu

mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Peningkatan tersebut menunjukkan

bahwa animo masyarakat untuk mengikuti pendidikan non formal cukup tinggi

terutama bagi masyarakat yang putus sekolah. Hal ini yang menyebabkan

perbandingan antara jumlah pendidik warga belajar menjadi tidak berimbang.

Namun demikian keberadaan pendidik ini sangat terbatas sehingga cukup

mempengaruhi pelaksanaan program SKB. Pihak pengelola SKB selalu

mengupayakan bagi pengangkatan tenaga pendidik yang baru. Hal ini sebagai bentuk

solusi atas upaya untuk memenuhi kebutuhan pegawai yang ada di sanggar belajar.

5. Sarana pendukung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan fasilitas yang ada di SKB

Kabupaten Gorontalo, sudah sangat memadai. Ketersediaan gedung yang memadai

serta didukung dengan fasilitas berupa ruangan-ruangan, meja dan kursi serta media

pembelajaran yang representatif memotivasi pegawai untuk bekerja dengan baik

sesuai tupoksinya masing-masing. Temuan lainnya bahwa pada umumnya pegawai

memiliki pendapat bahwa sarana pendukung yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar

Kecamatan Batudaa, karena hal itu merupakan hibah dari pemerintah kabupaten

Gorontalo setelah SD yang beralih fungsi menjadi gedung SKB tersebut dapat

dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung tugas dan pelayanan dari sanggar

kegiatan belajar.

6. Dana penunjang

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5381/9/2012-1-86205-121410100-bab4-17082012110024.pdfBerdasarkan hasil wawancara di atas, dasar pelaksanaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana yang ada di Sanggar Kegiatan

Belajar Batudaa berasal dari dana APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD

provinsi. Dana tersebut digunakan sesuai program yang telah direncanakan.

Penggunaan anggaran yang ada di Sanggar Kegiatan Belajar Batudaa ini menganut

prinsip penggunaan anggaran berbasis kinerja. Mereka selalu mengedepankan

transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan program. Dengan cara seperti ini

maka diharapkan mekanisme pengelolaan keuangan yang bersih dapat dilaksanakan

dengan baik.

Temuan lainnya menunjukkan bahwa dana yang masuk dimanfaatkan sesuai

kebutuhan. Setiap pegawai mengakui memanfaatkan dana tersebut dengan baik serta

mempertanggung jawabkan pemanfaatannya sesuai dengan kegiatan yang telah

dilaksanakan. Dalam konteks ini penggunaan anggaran yang ada di Sanggar Kegiatan

Belajar Kecamatan Batudaa dilaksanakan sesuai dengan tupoksi dan seluruh kegiatan

dapat dilaksanakan dengan baik sesuai harapan. Anggaran yang ada tersebut berasal

dari APBN serta dari APBD kabupaten dan APBD provinsi. Dana yang ada tersebut

digunakan secara optimal untuk mendukung peningkatan kinerja organisasi. Dalam

pelaksanaannya sesuai tupoksi dan mengarah pada pencapaian tujuan yang

diharapkan.

Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa keberadaan di Sanggar

Kegiatan Belajar Batudaa cukup representatif untuk melaksanakan programnya sesuai

dengan target yang ditetapkan.