BAB II KAJIAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/6153/3/Budi Prasetyo_BAB II.pdf · 2017. 12....

28
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:” Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunngannya”. Belajar adalah suatu proses yang kompleks, sejalan dengan itu menurut Robert M. Gagne (Sagala 2010:17) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak-anak 8 Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/6153/3/Budi Prasetyo_BAB II.pdf · 2017. 12....

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan

jenjang pendidikan.

Menurut pengertian psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:” Belajar

ialah suatu proses untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkunngannya”.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks, sejalan dengan itu

menurut Robert M. Gagne (Sagala 2010:17) belajar merupakan

kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas,

timbulnya kapabilitas disebabkan: (1) stimulasi yang berasal dari

lingkungan, dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.

Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak-anak

8

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

demikian juga orang dewasa dapat mengingat kembali kata-kata yang

pernah didengar atau dipelajarinya.

Gagne (Sagala 2010:17) belajar adalah perubahan yang terjadi

dalam dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara

terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.

Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting

yakni komponen eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara

belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan

proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan

informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap,

dan siasat kognitif. Kondisi belajar ini berinteraksi dengan kondisi

eksternal belajar, dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar.

Menurut Gagne (Sagala 2010:13) mengemukakan belajar

adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah

perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Henry E. Garret

berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam

jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang

membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi

terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester D. Crow

mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-

kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil

manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah

dipelajarinya, maka belajar seperti ini disebut “rote learning”.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

Kemudian jika telah dipelajari itu mampu disampaikan dan

diekspresikan dalam bahasa sendiri, maka disebut “overlearning”.

Witting (Muhibbin Syah, 2010:89) mendefinisikan belajar

sebagai: any relatively permanent change in a organism’s behavioral

repertoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah

perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala

macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman.

Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern,

dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam

definisi yakni. Pertama, belajar adalah The process of acquiring

knowlegde, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini

biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif

yang oleh sebagian ahli dipandang kurang represesntatif karena tidak

mengikutsertakan perolehan keterampilan nonkognitif.

Kedua, belajar adalah A relatifely permanent change in respons

potentialy which accurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu

perubahan kemampuan beraksi yang relatif langgeng sebagai hasil

praktek yang diperkuat.

Biggs (Muhibbin Syah, 2010:90) dalam pendahuluan Teaching

for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, yaitu:

rumusan kuantitatif: rumusan institusional: rumusan kualitatif. Dalam

rumusan-rumusan ini, kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

tidak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah

menjadi kebenaran umum yang diketahui semua orang yang terlibat

dalam proses pendidikan.

Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti

kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan

fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari

sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa.

Secara institusional (tinjau kelembagaan), belajar dipandang

sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa

atas materi-materi yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang

menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses

mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan sbaik

pula mutu perolehan yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.

Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu)

ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta

cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam

pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan

yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan

nanti dihadapi siswa.

Dari beberapa pendapat beberapa ahli tentang pengertian

belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha

menuju perubahan tingkah laku untuk meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor manusia untuk dapat meningkatkan

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

taraf hidunya sebagai masyarakat maupun sebagai mahluk Tuhan Yang

Maha Esa.

b. Faktor-faktor yang mempengeruhi belajar

Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

kondisional yang ada, menurut Hamalik (2005 : 32-33) faktor-faktor

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar

melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti

melihat, mendengar, merasakan, berfikir kegiatan motoris dan

sebagainya maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang diperlukan

untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat. Apa

yang telah dipelajari perlu digunakan secara kontinu di bawah

kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar menjadi

lebih mantap.

2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling,

dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai

kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah

dipahami.

3) Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa

merasa berhasil dan mendapatkan kepuasaannya. Belajar

hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

4) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal

dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan

mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan

menimbulkan frustasi.

5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua

pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara

berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan

pengalaman.

6) Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-

pengertian yang telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam

proses belajar. Pengalaman dan pengertian itu menjadi dasar untuk

menerima pengalaman-pengalaman baru dan pengertian-pengertian

baru.

7) Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat

melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor

kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat,

kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan.

8) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong

siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini

timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan

kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari

dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa

adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

9) Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat

berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan

menyebabkan perhatian tak mungkin akan melakukan kegiatan

belajar yang sempurna. Karena itu faktor fisiologis sangat

menentukan berhasil atau tidaknya murid yang belajar.

10)Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam

kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami

pelajaran dan lebih mudah mengingat-ngingatnya. Anak yang

cerdas akan lebih mudah berfikir kreatif dan lebih cepat mengambil

keputusan. Hal ini berbeda dengan siswa yang kurang cerdas, para

siswa yang lamban.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat

kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa;

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni, kondisi lingkungan

di sekitar siswa;

3. Faktor pendekatan belajar (approah to learning),yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi

pelajaran. (Muhibbin Syah, 2010:129)

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

c. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2009:22).

Sedangkan Mulyasa (2008:212) mengemukakan bahwa hasil belajar

merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang

menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku

yang bersangkutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar

tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:

1) Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan

pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan

evaluasi.

2) Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,

dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri

dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap,

organisasi dan pembentukan pola hidup.

3) Psikomotor yaitu kemampuan yang mengutamakan

keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan

terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian

pola gerakan, dan kreatifitas.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

Benjamin Bloom (1956) dalam bukunya Mulyasa (2008:212)

membagi tujuan pendidikan menjadi tiga kawasan (domain), yaitu:

1) Domain Kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenal

lingkungan yang terdiri dari enam macam kemampuan yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analysis, sintesis, dan

penilaian.

2) Domain afektif mencakup kemampuan emosional dalam

mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima aspek,

yaitu: kesabaran, partisipasi, penghayatan nilai, pengorganisasian

nilai, dan karakterisasi diri.

3) Domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerakan, terdiri dari:

gerakan reflek, gerakan dasar, kemampuan perceptual,

kemampuan jasmani, gerakan-gerakan terlatih dan komunikasi

nondiskursif.

Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri

sendiri, tetapi selau berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam

kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya

dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.

Tujuan langsung pendidikan adalah perubahan kualitas kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor. Peningkatan ini tidak sekedar

menignkatan belaka, tetapi peningkatan yang hasilnya dapat dipergunakan

menigkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, pekerja, professional, warga

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

masyarakat, warga Negara, dan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.

Dari penjelasan di atas dapat di tegaskan bahwa belajar adalah perubahan

kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk meningkatkan

taraf hidupnya sebagai pribadi, sebagai masyarakat, maupun sebagai

mahluk Tuhan Yang Maha Esa.

d. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama

yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri

siswa atau lingungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama

kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali

pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapainya. Seperti

dikemukakan oleh Clark (Sudjana, 2010:39) bahwa hasil belajar siswa

dicapai di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%

dipengaruhi oleh lingkungan.

Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga adda

faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.

Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan

wajar, sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku

individu yang diniati dan didasarinya. Siswa harus merasakan, adanya

suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi, siswa harus berusaha

mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapianya.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga

bergantung dari. Artinya, ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya

yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.

Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi

hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran, yang dimaksud

dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya

proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil

belajar pada hakekatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab

itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa

dan kualitas pengajaran. Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di

sekolah (Theory of school learning) dari Bloom (Sudjana, 2010:40)

yang mengatakan ada tiga variabel utama dalam teori belajar di

sekolah, yakni karakteristik indivdual, kualitas pengajaran, dan hasil

belajar siswa. Sedangkan Caroll berpendapat bahawa hasil belajar yang

dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni (a) bakat pelajar, (b)

waktu yang tersedia untuk belajar, (c) waktu yang diperlukan siswa

untuk menjelaskan pelajaran, (d) kualitas pengajaran, dan (e)

kemampuan individu. Empat faktor yang disebut di atas (a b c e)

berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (d) adalah faktor di

luar individu (lingkungan).

Kemampuan faktor di atas (kemampuan siswa dan kualitas

pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

belajar siswa. Artinya semakin tini kemampuan siswa dan kualitas

pengajaran, maikin tinggi pula hasil belajar siswa.

2. Hakekat Membaca

a. Pengertian Membaca

Pada hakekatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu

membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai

proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca

sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan

pada saat membaca

Membaca adalah proses yang sangat kompleks. Membaca efektif

melibatkan semua poses menta yang lebih tinggi. Selain itu, membaca juga

melibatkan ingatan, pikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan, dan

pemecahan masalah seperti:

1) Kemampuan memahami kata yang terpakai dan kemampuan

mamahami istilah yang memiliki arti khusus.

2) Kemampuan mamahami pola kalimat dan bentuk kata.

3) Kemampuan menafsirkan dengan tepat lambang atau tanda dalam

bentuk tulis.

4) Kemampuan memahami gagasan yang mendukung gagasan pokok

yang diungkapkan penulis.

5) Kemampuan menarik kesimpulan yang tpat, betul, dan nalar tentang

apa yang dibaca.(Sri Hastuti 1985:6)

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

Proses membaca sangat kompleks dan rumit karena melibatkan

beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan mental.

Proses membaca terdiri dari beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah

(a) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol

tertulis, (b) aspek perceptual, yaitu kemampuan untuk

menginterprestasikan apa yang dilihat sebagai symbol, (c) aspek schemata,

yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur

pengetahuan yang telah ada, (d) aspek berpikir, yaitu kemampuan

membuat inferensi dan evaluasi dari materi dipelajari, dan (e) aspek

afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca yang

berpengaruh terhadap kegiatan membaca. Interaksi antara kelima aspek

tersebut secara harmonis akan menghasilkan pemahaman membaca yang

baik, yakni terciptanya komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis

Menurut Tampubolon (1987: 5-6) Membaca adalah satu dari empat

kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen

dari komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, sebagaimana telah

dikatakan, lambing-lambang tulisan atau huruf-huruf. Dalam hal ini huruf-

huruf menurut alfabert Latin.

Bahasa tulisan mengandung ide-ide atau pikiran-pikiran , maka

dalam memahami bahasa tulisan dengan membaca, proses-proses kognitif

(penalaran) lah yang terutama bekerja. Oleh sebab itu, dapat pula

dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara untuk membina daya nalar

menurut Tampubolon.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

Dalam GBPP 1994 dijelaskan membaca adalah kegiatan yang

“aktif”. Agar siswa dapat membaca secara “aktif”. Mereka perlu dilatih

untuk dapat ‘mengkomunikasikan” dua hal berikut: (a) apa yang sudah

mereka ketahui (apa yang ada di pikiran mereka) dengan (b) isi atau cerita

yang sedang mereka telusuri melalui kegiatan membaca teks.

b. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk

mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan

menerapkan informasi yang ada dalam bahan-bahan tertulis.

Thorndike dalam Novi Resmini dkk :45 membaca merupakan

proses berfikir dan upaya untuk meningkatkan pemahaman harus

berpusat pada keterampilan berfikir itu.

Beery dalam Novi Resmini dkk :46 keterampilan itu ada tetapi

tidak dapat digunakan secara terpisah. Seorang pembaca tidaklah

membaca hanya untuk memperoleh gagasan utama atau gagasan rincian

tetapi menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara bersama-sama,

berpindah dari satu keterampilan ke keterampilan yang lain agar ia dapat

memperoleh pemahaman.

Goodman dalam buku Novi Resmini dkk :46 mendeskripsikan

membaca sebagai proses psikolinguistik, yakni pikiran dan bahasa saling

berhubungan tetapi keduanya tidaklah sama. Pembaca mengalami siklus

berfikir reflektif dalam menanggapi kata-kata yang tercetak, pembaca

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

berinteraksi dengan masukan yang berupa tulisan dan pembaca berupaya

untuk merekonstruksi pesan yang disampaikan oleh penulis.

Keberhasilan pemahaman bergantung kepada seberapa jauh pesan yang

dikonstruksi pembaca itu cocok dengan dengan pesan yang dimaksudkan

penulis. Smith dalam buku Novi Resmini dkk :46 menyatakan bahwa

membaca merupakan kegiatan visual dan nonvisual. Kegiatan visual

berasal dari apa-apa yang dilihatnya, yakni halaman yang tercetak.

Kegiatan nonvisual dari apa yang dipikirkan otaknya. Informasi

nonvisual adalah apa yang telah diketahui pembaca tentang membaca,

bahasa dan dunia pada umumnya. Selanjutnya terjadi tukar menukar

antara visual dan nonvisual. Semakin banyak yang diketahui otak,

semakin sedikit informasi visual yang diisyaratkan untuk

mengidentifikasi huruf, kata atau makna dan sebaliknya.

Pemahaman dipandang sebagai proses total akan menjadi lebih

mudah untuk diajarkan jika dapat dibagi menjadi unit-unit atau

subketerampilan tertentu. Untuk dapat memperoleh pemahaman setotal

mungkin subketerampilan di bawah ini perlu dipahami.

1. Memahami makna kata

2. Identifikasi rincian

3. Identifikasi gagasan utama

4. Identifikasi urutan

5. Identifikasi sebab akibat

6. Membuat inferensi

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

7. Membuat generelasi simpulan

8. Identifikasi nada dan suasana (mood)

9. Identifikasi tema

10.Identifikasi perwatakan

11.Identifikasi fakta, fiksi, dan opini

12.Identtikasi Propaganda.

c. Tujuan Pembelajaran Membaca

Tujuan pembelajaran kurikulum 1994 disesuaikan dengan bobot

kelas atau tingkat kelasnya. Di bawah ini dituliskan tujuan pembelajaran

masing-masing kelas yaitu kelas 3, 4, 5, dan 6.

Kelas Tujuan Pengajaran membaca Pemahaman

3 1. Siswa mampu membaca bacaan dengan lancar dan

dapat menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri,

2. Siswa mampu membaca puisi dengan inonasi yang

tepat.

3. Siswa mampu megungkapkan perasaan, dan

mengatakan pendapat mengenai bermacam-macam

sifat, kebiasaan dan watak pelaku dalam bacaan atau

cerita yang didengar.

4 1. Siswa mampu membaca bacaan dengan lancar dan

memahami isinya serta dapat mencari arti kata-kata

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

sukar dengan menggunakan kamus atau sumber-

sumber yang lain.

5 1. Siswa mampu membaca teks bacaan dan

menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri.

2. Siswa mampu membaca teks bacaan secara tepat dan

dapat mencatata gagasan-gagasan utama.

3. Siswa mampu menyerap isi cerita, puisi, dan drama

serta dapat memberi tanggapan.

6 1. Siswa mampu membaca teks bacaan serta dapat

mengutarakan pendapat dan tanggapan mengenai

isinya.

2. Siswa mampu membaca sekilas suatu teks bacaan dan

menemukan garis besar isinya.

3. Siswa mampu memahami cerita, puisi, drama dan

dapat menceritakan kembali, memberikan kesan dan

tanggapan.

d. Tujuan Membaca

Tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yang di bacanya.

Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam

membaca.

Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses

yang bergulir, terus-menerus, dan berkelanjutan. Membaca pemahaman

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

sebagai sebuah proses mempercayai bahwa upaya memahami bacaan

sudah terjadi ketika kita belum membaca apa pun. Kemudian, pemahaman

itu menapaki tahapan yang berbeda dan terus berubah saat baris demi

baris, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf dari bacaan mulai kita

baca. Selanjutnya, pemahaman bacaan itu akan mencapai tahapan yang

lainnya ketika kita sampai pada bagiuan terakhir bacaaan itu, yakni ketika

menutup buku (Santoso Puji, 2000: 6.4).

Pembelajaran membaca harus mempuyai tujuan yang jelas. Tujuan

yang dimaksud meliputi:

1) Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;

2) Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa

menikmati bacaan;

3) Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;

4) Menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu

topic;

5) Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa;

6) Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan

dengan lisan maupun tertulis;

7) Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang

dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca;

8) Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi

untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam dalam sebuah bacaan;

9) Mempelajari struktur bacaan;

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

10) Menjawab pertanyaan khusus yang dikembangkan oleh guru atau

sengaja diberikan oleh penulis bacaan (Santoso Puji, 2000: 6.5)

Secara garis besar kegiatan membaca mempunyai dua maksud

utama, yaitu:

A. Tujuan behavioral, yang disebut juga tujuan tertutup, ataupun tujuan

instruksional

B. Tujuan ekspresif atau tujuan terbuka.Tarigan (1993: 2)

Tujuan behavioral ini biasanya diarahkan pada kegiatan-kegiatan

membaca:

a. Memahami makna kata (word attack)

b. Keterampilan-keterampilan studi (study skills)

c. Pemahaman (comprehension)

Tujuan ekspresif terkandung dalam kegiatan-kegiatan:

a. Membaca pengarahan diri (self-directed reading)

b. Membaca penafsiran, membaca interpretatif (interpretative reading)

c. Membaca kreatif (creative reading). Tarigan (1993: 3)

3. a. Teknik Bacaan rumpang (Cloze Procerdure)

Bacaan rumpang (clozze procedure) adalah strategi yang

menggunakan sebuah cerita atau teks dengan menghilangkan beberapa

kalimat dalam teks tersebut. Strategi cloze procedure dapat digunakan

untuk mengajarkan membaca. Guru dapat menyiapkan bacaan sebelumnya

di rumah. Dari teks yang lengkap itu, kalimat pertama dan terkhir

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

dibiarkan tetap utuh. Hanya kalimat ke-2 dan seterusnyalah yang boleh

dihilangkan secara otomatis, misalnya berjarak interval interval 8-10 kata

atau setiap kata ke-8 dihilangkan. Semakin dekat jarak kata yang

dihilangkan, semakin sulit siswa menerka isi bacaan. Dengan strategi-

strategi tersebut di atas guru membutuhkan alat peraga. Salah satu

diantaranya yaitu alat peraga kartu kata. Dengan demikian peranan guru

sangat besar dalam menunjang keberhasilan pengajaran Membaca

pemahaman. (Santoso Puji, 2000: 6.11)

Klos berasal dari kata “CLOZURE” yaitu suatu istilah dari ilmu

jiwa Gestalt. Hal ini seperti yang dikemukakan Wilson Taylor yang

dikutip oleh Kamidjan, bahwa: Konsep teknik klos ini menjelaskan

tentang kecenderungan orang untuk menyempurnakan suatu pola yang

tidak lengkap menjadi suatu kesatuan yang utuh.(Kamidjan, 1996:66).

Berdasarkan pendapat di atas, dalam teknik klos pembaca diminta

untuk memahami wacana yang tidak lengkap, karena bagian tertentu telah

dihilangkan akan tetapi pemahaman pembaca tetap sempurna.

Bagian - bagian kata yang dihilangkan itu biasanya disebut kata ke –

an. Kata ke – an itu diganti dengan tanda garis mendatar atau tanda titik-

titik, karena kata ke – an bisa berupa kata benda, kata kerja, kata

penghubung, dan kata lain yang dianggap penting. Tugas pembaca ialah

mengisi bagian-bagian yang kosong itu sama dengan wacana aslinya.

b. Manfaat Teknik Cloze Procedure

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

Metode Klos menurut Heilman, Hittleman, dan Bartmuth (dalam

Sujana,1987:144). menyatakan bahwa, teknik klos ini bukan sekedar

bermanfaat untuk mengukur tingkat keterbacaan wacana, melainkan juga

mengukur tingkat keterpahaman pembacanya. Melalui teknik ini kita akan

mengetahui perkembangan konsep, pemahaman, pemahaman, dan

pengetahuan linguistik siswa. Hal ini sangat berguna untuk menentukan

tingkat instruksional yang tepat murid-muridnya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa

manfaat dari metode klos ini yaitu dapat mengetahui tingkat keterbacaan

sebuah wacana, tingkat keterbacaan siswa, dan latar belakang pengalaman

yang berupa minat, dan kemampuan bahasa siswa.

c. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Cloze

Menurut Kamidjan (1996:72) suatu alat ukur tentu memiliki

keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya sebagai berikut : adanya pola

interaksi antara pembaca dan penulis, menilai keterbacaan sekaligus

keterampilan membaca, teknik klos merupakan alat tes yang bersifat

fleksibel dan singkat, tes klos dapat menjangkau jumlah pembaca yang

banyak, teknik klos dapat juga dipakai sebagai alat untuk mengajar di

kelas, tes ini juga bisa dipakai untuk latihan membaca pemahaman, dan

melatih siswa (pembaca) bersikap kritis terhadap wacana. Sedangkan

kelemahannya yaitu : validitas keunggulan pemahaman kurang, pembaca

belum tentu mengatasi pemahaman wacana tersebut, dan adanya kelipatan

pengisian yang konsistensi.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

4. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau mengantar pesan dari pengirim kepada penerima.

Garlach & Ely (Azhar Arsyad, 2007: 3) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Acapkali kata media pendidikan digunakan secara bergantian dengan

istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh

Hamlik (Azhar Arsyad, 2007: 4) dimana ia melihat bahwa hubungan

komunikasi akan berjalan dengan lancar dengan hasil yang maksimal

apabila menggunakan alat bantu ayng disebut media komunikasi.

Sementara itu Gagne & Briggs (Azhar Arsyad, 2007: 4) secara implisit

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik

digunakan untuk menyampaikan isi, materi pengajaran, yang terdiri dari

antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film,

slide (gambar berbingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber-sumber belajar atau

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah

sarana atau wahana yang ada di lingkungan siswa yang digunakan dalam

pengajaran untuk memerangsang siswa untuk belajar.

5. Fungsi Media

Levie & Lents (Azhar Arsyad, 2007: 16-17) mengemukakqan empat

fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a) Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan

mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi

pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau

menyertai teks materi pelajaran.

b) Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan

siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar

atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,

misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

c) Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian

yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar

memperlancar pencapain tujuan untuk memahami dan mengingat

informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d) Fungsi Kompesantoris media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk

mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk

mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan

memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan

dengan verbal.

6. Kartu Kata

Media kartu kata pada teknik bacaan rumpang digunakan untuk

memancing membaca pemahaman siswa, dengan media kartu ini maka

siswa akan dapat menerka isi dari bacaan yang berupa kalimat yang

dirumpangkan. Kartu kata ini berupa kartu-kartu yang berisi kalimat-

kalimat dari perumpangan kalimat dalam bacaan.

B. Hasil Penelitian Yang Relevansi

Supikati. 2010. Penggunaan Media Kartu Kalimat Rumpang untuk

Meningkatkan Keterampilan Menceritakan Kembali Isi Bacaan secara tertulis

pada Siswa Kelas II SSDN Warungdowo I Pohjentrek Pasuruan. Fakultas

Ilmu Pendidikan. Program S-1 PGSD PJJ Universitas Negeri Malang.

Hasil yang diperoleh dari penelitian mengalami peningkatan untuk

keaktifan kerja kelompok dari siklus 1 ke siklus 2 adalah 6, 96%, untuk

penilaian kinerja kelompok dari siklus 1 ke siklus 2 adalah 13, 26%, untuk

penilaian tes secara individu siklus I ke siklus 2 adalah 22,01% dengan

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar 88% termasuk kategori baik dan pada

siklus 2 sebesar 96% termasuk kategori amat baik.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran membaca di SD yang diselenggarakan dalam rangka

mengembangkan kemampuan membaca yang harus mutlak dimiliki oleh

setiap warga negara agar dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Melalui pembelajaran membaca di SD, para siswa diharapkan memperoleh

dasar-dasar kemampuan membaca di samping kemampuan menulis dan

berhitung serta kemampuan esensial lainnya. Dengan dasar kemampuan itu,

siswa dapat menyerap berbagai ilmu yang sebagian besar disampaikan melalui

tulisan. Pembelajaran membaca yang diterima siswa SD terkadang bersifat

kontektual atau hanya sebatas siswa disuruh untuk membaca sebuah bacaan

kemudian diminta untuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada

di bawah bacaan. Hal ini tentunya sangat kurang baik untuk para siswa karena

dengan pebelajaran tersebut siswa akan merasa bosan dengan pembelajaran

yang seperti disebutkan di atas.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

kondisi awal hasil belajar dan kemampuan

membaca pemahaman

rendah

Tindakan

dalam pembelajaran

guru menggunakan

teknik bacaan rumpang

dengan media kartu kata

Siklus II Siklus I

dalam pembelajaran guru dalam pembelajaran guru

menggunakan teknik menggunakan teknik

bacaan rumpang dengan bacaan rumpang dengan

media kartu kata media kartu kata

Hasil belajar dan kemampuan

membaca pemahaman meningkat

Gambar kerangka berpikir

Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat terlihat bahwa pada

kondisi awal hasil belajar siswa rendah, masih banyak siswa yang belum

tuntas KKM yang ditargetan sekolah, hanya beberapa siswa yang tuntas

KKM. Oleh karena itu harus ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasi hal

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

tersebut agar hasil belajar dan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat

meningkat yakni dengan pembelajaran dengan penerapan teknik bacaan

rumpang (cloze procedure) dengan penggunaan media kartu kata.

Pembelajaran tersebut dilaksanakan dua siklus dengan tiap siklusnya

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Dari pembelajaran membaca

pemahaman dengan penerapan teknik bacaan rumpang menggunakan media

kartu kata akan meningkatkan hasil belajar dan kemampuan membaca

pemahaman siswa.

Melihat kondisi awal di atas maka perlu adanya inovasi dalam

pembelajaran membaca pemahaman. Dengan penerapan teknik bacaan

rumpang dengan menggunakan media kartu kata maka para siswa akan

berusaha untuk dapat menemukan kalimat yang dihilangkan denagn

mencarinya melalui media kartu kata yang telah disediakan sehingga para

siswa akan merasa senang dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

membaca pemahaman.

Dengan melihat karakteristik penerapan teknik bacaan rumpang

dengan penggunaan media kartu kata, maka dilakukan tindakan dengan

menerapkan teknik bacaan rumpang dengan penggunaan media kartu kata

dengan harapan akan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan

membaca pemahaman pada siswa serta akan dapat memberikan pengalaman

baru untuk guru dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat diduga dengan

penerapan teknik bacaan rumpang dengan menggunakan media kartu kata

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012

akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa

Indonesia tentang kemampuan membaca pemahaman.

D. Hipotesis Tindakan

Dari kerangka berfikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan

sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca

pemahaman ranah kognitif dapat ditingkatkan melalui penerapan teknik

bacaan rumpang dengan menggunakan media kartu kata.

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca

pemahaman ranah afektif dapat ditingkatkan melalui penerapan teknik

bacaan rumpang dengan menggunakan media kartu kata.

3. Hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca

pemahaman ranah psikomotorik dapat ditingkatkan melalui penerapan

teknik bacaan rumpang dengan menggunakan media kartu kata.

Peningkatan Kemampuan Membaca..., Budi Prasetyo, FKIP UMP, 2012