BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN...

76
24 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka Pada kajian pustaka dipaparkan grand theory, middle range theory, dan applied theory yang mendasari penelitian ini disertai dengan telaahan atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi grand theory adalah manajemen stratejik, sedangkan yang menjadi middle range theory adalah Agency Theory Manajemen Stratejik, Keunggulan Bersaing, dan Manajemen Sumber Daya Manusia, dan yang menjadi applied theory adalah GCG, Biaya Pengembangan TI, Biaya Pengembangan SDM, Keunggulan Bersaing (CAR, BOPO, FBI), dan Kinerja Perusahaan (ROA). Penelitian ini berpijak pada grand theory manajemen stratejik. Pengertian manajemen stratejik menurut David (2013:35) adalah seni dan ilmu untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi suatu keputusan, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Di mana dalam pengertian manajemen stratejik terkandung sembilan kata kunci yaitu keunggulan bersaing, perumus strategi, pernyataan visi dan misi, peluang dan ancaman eksternal, kekuatan serta kelemahan internal, tujuan jangka panjang, tujuan tahunan, dan kebijakan. Proses manajemen stratejik menurut Wheelen dan Hunger (2015:38) meliputi pengamatan lingkungan (baik eksternal dan internal), perumusan strategi (perencanaan strategis atau jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi dan pengendalian.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka dipaparkan grand theory, middle range theory, dan

applied theory yang mendasari penelitian ini disertai dengan telaahan atas

penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang variabel penelitian.

Dalam penelitian ini, yang menjadi grand theory adalah manajemen stratejik,

sedangkan yang menjadi middle range theory adalah Agency Theory Manajemen

Stratejik, Keunggulan Bersaing, dan Manajemen Sumber Daya Manusia, dan yang

menjadi applied theory adalah GCG, Biaya Pengembangan TI, Biaya

Pengembangan SDM, Keunggulan Bersaing (CAR, BOPO, FBI), dan Kinerja

Perusahaan (ROA).

Penelitian ini berpijak pada grand theory manajemen stratejik. Pengertian

manajemen stratejik menurut David (2013:35) adalah seni dan ilmu untuk

merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi suatu keputusan, dalam

rangka mencapai tujuan organisasi. Di mana dalam pengertian manajemen

stratejik terkandung sembilan kata kunci yaitu keunggulan bersaing, perumus

strategi, pernyataan visi dan misi, peluang dan ancaman eksternal, kekuatan serta

kelemahan internal, tujuan jangka panjang, tujuan tahunan, dan kebijakan. Proses

manajemen stratejik menurut Wheelen dan Hunger (2015:38) meliputi

pengamatan lingkungan (baik eksternal dan internal), perumusan strategi

(perencanaan strategis atau jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi

dan pengendalian.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

25

Gambar 2.1 Grand Theory, Middle Range Theory, dan Applied Theory

Sektor Jasa Perbankan (Sumber: Diolah dari berbagai sumber)

Middle

Range

Theory

Biaya Pengembangan

TI

Fawcet (1999)

Word Bank dalam

Adesola, Moradeyo,

Oyeniyi (2013)

Agbolade (2011)

Kinerja

Perusahaan

(ROA)

Fabozzi dan

Drake (2009)

Kasmir

(2013)

Grand

Theory

Manajemen Stratejik

David (2013) Wheelen dan Hunger (2015)

Agency Theory

Keunggulan Bersaing

Manajemen Sumber Daya Manusia

Jean et al.(2002), Porter (2004), Armstrong (2009)

Applied

Theory

Biaya Pengembangan

SDM

Gates dan Pascal

(2010)

Keunggulan

Bersaing : CAR

GCG

Fahy et al. (2005)

Wheelen & Hunger (2015)

PBI nomor 8/4/PBI/2006

Keunggulan

Bersaing : BOPO

Keunggulan

Bersaing: FBI

Keunggulan Bersaing:

Treacy dan Wiersema (1997)

Hunger dan Wheelen (2012)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

26

Adapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

agency theory, keunggulan bersaing, dan manajemen sumber daya manusia.

Agency theory menjadi dasar dalam pemahaman mengenai tata kelola perusahaan

(corporate governance). Menurut Jean et al. (2002), teori keagenan adalah

pendekatan manajemen di mana satu individu (agen) bertindak atas nama pihak

lain (prinsipal) yang harus memajukan tujuan direksi. Hubungan keagenan adalah

sebuah kontrak antara principal dan agen (dikembangkan oleh Jensen dan

Meckling, 1976; dan Fama dan Jensen, 1983). Inti dari hubungan keagenan adalah

adanya pemisahan antara kepemilikan (di pihak principal/investor) dan

pengendalian (di pihak agen/manajer).

Adapun middle range theory yang kedua adalah keunggulan bersaing.

Porter (2004:3) menjelaskan bahwa lokus dari keunggulan dalam pasar dan posisi

keunggulan umumnya diperoleh dengan differentiation or lower delivered cost.

Sementara Barney (2010:84) menjelaskan bahwa sustained competitive advantage

(keunggulan bersaing berkesinambungan), diperoleh ketika sumber daya bersifat :

valuable dimana sumber daya mampu menjadikan perusahaan untuk

memproduksi barang dan jasa yang bernilai, rare dimana pesaing tidak mampu

memperolehnya, inimitable dimana pesaing tidak dapat dengan mudah menirunya,

serta appropriate dimana perusahaan memiliki sumber daya tersebut dan mampu

memanfaatkannya.

Teori ketiga yang menjadi Middle Range Theory dalam penelitian ini

adalah Manajemen Sumber Daya Manusia. Definisi manajemen Sumber Daya

Manusia menurut Armstrong (2009:4) adalah serangkaian pendekatan yang

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

27

melekat, terintegrasi, dan stratejik dalam hal pekerjaan dan kesejahteraan orang-

orang yang bekerja dalam suatu organisasi.

Merujuk kepada konsep grand theory, serta middle range theory di atas,

berikut ini adalah applied theory yang berada di level mikro dan siap

diaplikasikan dalam konseptualisasi sebagai pedoman dalam melakukan

penyusunan formulasi variabel penelitian, yaitu: Tata Kelola Perusahaan,

Teknologi Informasi, Sumber Daya Manusia, Keunggulan Bersaing, dan Kinerja

Perusahaan, yang dipakai dalam mengembangkan dimensi dan indikator

penelitian.

2.1.1 GCG

Menurut OECD (2004), corporate governance atau tata kelola perusahaan

merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi dan

pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kepercayaan investor. Tata kelola

perusahaan meliputi satu rangkaian hubungan antara manajemen perusahaan,

dewan (direksi/komisaris), pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Tata kelola perusahaan juga menyediakan struktur sebagai sarana penetapan

tujuan perusahaan, dan cara mencapai tujuan tersebut serta memantau kinerja

yang telah ditentukan. Tata kelola perusahaan yang baik harus memberikan

insentif yang tepat untuk dewan (direksi/komisaris) dan manajemen untuk

mengejar tujuan baik untuk kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan

harus memfasilitasi pengawasan yang efektif. Kehadiran sistem tata kelola

perusahaan yang efektif, dalam sebuah perusahaan individu dan seluruh

perekonomian secara keseluruhan, membantu untuk memberikan tingkat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

28

kepercayaan yang diperlukan untuk berfungsinya ekonomi pasar. Akibatnya,

biaya modal menjadi lebih rendah dan perusahaan didorong untuk menggunakan

sumber daya secara lebih efisien, sehingga menyokong pertumbuhan.

Selanjutnya dalam publikasi OECD (2004) diuraikan hal-hal untuk

Memastikan Dasar Efektif Kerangka Tata Kelola Perusahaan. Kerangka corporate

governance harus mendorong transparansi dan pasar yang efisien, konsisten

dengan aturan hukum dan jelas mengartikulasikan pembagian tanggung jawab

yang berbeda antara pengawasan, regulasi dan penegakan otoritas. Terdapat 4

(empat) komponen sebagai dasar efektif kerangka corporate governance , yaitu:

A. Kerangka corporate governance harus dikembangkan dengan sudut

pandang berdampak pada kinerja ekonomi secara keseluruhan, integritas

pasar dan insentif yang diciptakan bagi pelaku pasar dan pendorong pasar

yang transparan dan efisien.

B. Hukum dan peraturan diperlukan yang dapat mempengaruhi praktik tata

kelola perusahaan dalam suatu yurisdiksi yang harus konsisten dengan

aturan hukum, transparan dan dapat dilaksanakan.

C. Pembagian tanggung jawab antara otoritas yang berbeda di dalam wilayah

hukum harus diartikulasikan secara jelas dan memastikan bahwa

kepentingan umum dilayani.

D. Pengawas, regulator dan penegak hukum harus memiliki kewenangan,

integritas dan sumber daya untuk memenuhi tugas mereka secara

profesional dan obyektif. Selain itu, keputusan mereka harus tepat waktu,

transparan dan sepenuhnya dapat dijelaskan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

29

Bank Indonesia sebagai otoritas pengawasan bank sebelum dibentuk OJK,

mengatur ketentuan tentang GCG Bank Umum dalam Peraturan OJK (POJK) No.

55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata kelola Bagi Bank Umum tanggal 9

Desember 2016 dan SE BI No. 15/15/DPNP), yang sampai saat ini masih

berlaku. Salah satu konsiderans PBI tersebut yaitu bahwa dalam rangka

meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders dan

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, diperlukan

pelaksanaan GCG. Prinsip umum GCG/tata kelola Bank dalam aturan tersebut

yaitu penerapan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi

(independency), dan kewajaran (fairness). Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada

bank umum paling kurang harus diwujudkan dalam:

a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi;

b. kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang

menjalankan fungsi pengendalian internal bank;

c. penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal;

d. penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian internal;

e. penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar;

f. rencana strategis Bank;

g. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.

Fahy et al. (2005) berpendapat bahwa secara sederhana, Corporate

Governance adalah sistem dan proses yang dibuat untuk mengarahkan dan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

30

mengontrol suatu organisasi agar mencapai peningkatan kinerja dan menambah

kontinuitas nilai pemegang saham. Perhatian utama Corporate Governance

dalam efektivitas struktur manajemen, termasuk peran direksi, kecukupan dan

kehandalan laporan korporasi, dan efektivitas sistem manajemen risiko. Untuk

mencapai GCG suatu perusahaan harus mengadopsi sikap yang jelas terhadap

masing-masing aspek sebagai berikut:

Strategi

Stewardship

Budaya perusahaan

Pelaporan perusahaan

Sistem TI

Operasionalisasi Dewan

Sementara itu Fahy et al. (2005) menyebutkan bahwa untuk mencapai

perbaikan signifikan dalam tata kelola perusahaan (enterprise governance/EG),

profesional keuangan harus menyetujui keperluan perbaikan baik proses

pelaporan maupun isi dan fokus pelaporan. EG tidak hanya menyampaikan

informasi yang benar dengan format yang benar, pengukuran dengan kriteria yang

berlawanan, dan mempunyai waktu untuk menganalisisnya. Mereka memerlukan

keyakinan bahwa dasar tutup buku dan kompilasi data sebagai efisiensi dan secara

otomatis memungkinkan, membebaskan waktu bagi staf keuangan untuk

menyediakan lebih baik dan lebih tepat waktu informasi. Perusahaan perlu

menetapkan kriteria yang baku untuk pengukuran kinerja, dan meyakinkan bahwa

tidak hanya manajemen senior tapi seluruh insentif staf secara benar untuk

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

31

meyakinkan lingkungan mereka sesuai dengan ekspektasi pemangku kepentingan

yang lebih luas.

Saat ini, nilai pemegang saham diukur lebih mirip yang digunakan pada

hirarki top manajemen, nilai merit pemegang saham, dan pelajaran lain dari

keuangan dan investasi perlu mengekspolasi daalm konteks keseluruhan akuntansi

manajemen lebih dari sebagai item tunggal. Khususnya, perhatian harus

dilakukan untuk meyakinkan bahwa pengukuran dan insentif berfokus secara

berat pada pemegang saham tidak menyebabkan pembiasaan kerugian meluas

kepada komunitas pemegang saham secara luas. Hal ini tidak akan disampaikan

EG secara luas dan juga akan secara bertahap menuntun issue bahwa akan

berpengaruh terhadap kinerja secara keseluruhan.

Hit et al. (2011) dan Kuncoro (2006) berpendapat bahwa GCG termasuk

tataran Strategic Actions atau Strategy Implementation. Selanjutnya, Hit et al.

(2011) menambahkan bahwa definisi GCG atau tata kelola perusahaan adalah

seperangkat mekanisme yang digunakan untuk mengelola hubungan antara para

pemangku kepentingan dan untuk menentukan serta mengendalikan arah strategis

dan kinerja organisasi. Pada intinya, tata kelola perusahaan berkaitan dengan cara

mengidentifikasi untuk memastikan bahwa keputusan strategis yang dibuat

berjalan secara efektif. Governance juga dapat dianggap sebagai sarana untuk

membangun harmoni antara pihak (pemilik perusahaan dengan level manajer

tertinggi) yang kepentingannya mungkin bertentangan.

Kuncoro (2006), memaparkan kaitan GCG dalam proses strategi

manajemen sebagai berikut:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

32

Gambar 2.2. GCG dalam Proses Strategi Manajemen

Dalam hubungan ini, David (2013:35) menyebutkan 3 tahapan proses

manajemen strategi yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi

strategi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa implementasi strategi mencakup sasaran

tahunan, kebijakan, motivasi pegawai dan alokasi sumber daya.

Visi, misi, tujuan

Formulasi strategi Implementasi strategi

Evaluasi Kinerja

Analisis lingkungan internal Analisis lingkungan eksternal

Analisis lingkungan strategi

Analisis lingkungan

Strategi

korporasi

Aliansi strategik

Strategi

internasiona

l

Strategi bisnis Corporate governance

Struktur & disain

organisasi

Kepemimpinan

Strategik

Pengendalian Strategik

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

33

Hubbard dan Beamish (2011:383) mengemukakan definisi corporate

governance sebagai suatu sistem peraturan dan proses dimana organisasi

dilaksanakan. Fokus tata kelola perusahaan adalah pada peran board of directors.

Board of directors merepresentasikan posisi puncak suatu organisasi dan memiliki

kekuatan tertinggi dalam organisasi, yang merupakan orang-orang yang dipilih

dan ditunjuk untuk mengawasi manajemen eksekutif organisasi. Mereka dipilih

oleh shareholder (pemegang saham). Board of directors memiliki posisi

kepemimpinan yang khusus, karena sebagian besar direktur berasal dari luar

dengan keterlibatan paruh waktu, sementara pembuatan keputusan baik

operasional dan stratejik dijalankan oleh tim eksekutif dan pegawai, dalam

pengawasan CEO. Sehingga peran kunci dari board adalah penunjukan CEO dan

pengawasan kinerja organisasi di bawah CEO tersebut.

Di sisi lain, Wheelen & Hunger (2015:77), menjelaskan bahwa istilah

Corporate governance merujuk kepada hubungan di antara board of directors, top

management, dan shareholder dalam menentukan arah dan kinerja perusahaan.

Wheelen & Hunger (2015:78) menjelaskan lima cakupan tanggung jawab dari

board of directors menurut Spencer Stuart yaitu:

1. Efektivitas dari board of director, yang mencakup proses, penyusunan, dan

hasilnya

2. Strategi organisasi

3. Risiko vs inisiatif dan keseluruhan profil risiko yang dihadapi organisasi

4. Rencana penggantian pimpinan dari tim board dan top management

5. Sustainability

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

34

Wheelen & Hunger (2015:79) menjelaskan bahwa Board of director

memenuhi tanggung jawab melalui perannya dalam manajemen stratejik dengan

tiga tugas dasar yaitu:

1. Monitor : Board of director menjaga pengembangan di dalam dan di luar

perusahaan, dan membuat manajemen memperhatikan pengembangan yang

diperlukan, dijalankan melalui komite.

2. Evaluate and influence : Board dapat menguji pengajuan, keputusan, dan

tindakan-tindakan manajemen; menyetujui atau tidak menyetujui hal-hal

tersebut; memberikan nasihat dan saran; dan merancang berbagai alternatif.

Board yang aktif akan melakukan tugas ini selain monitor.

3. Initiate and determine : Board dapat menggambarkan misi perusahaan dan

pilihan stratejik dari manajemennya. Board yang aktif akan melakukan tugas

ini untuk melengkapi tugas monitor dan evaluate and influence.

Berkenaan dengan institusi perbankan, The World Bank Report (2002)

memiliki definisi corporate governance sebagai “the organization and rules that

affect expectations about the exercise of control of resources in a firm”, yang

berarti bahwa organisasi dan peraturan yang mempengaruhi harapan tentang

pelaksanaan pengendalian sumber daya pada suatu perusahaan.

Adapun bagi perbankan umum di Indonesia, pengertian GCG menurut

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG

bagi bank umum adalah GCG adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

35

kewajaran (fairness)”. Pelaksanaan GCG pada bank sesuai dengan Surat Edaran

No. 15/15/DPNP, 29 April 2013, tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum,

disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi

kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada

industri perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan

berpedoman pada prinsip GCG.

Pelaksanaan GCG pada industri perbankan berdasarkan Surat Edaran

tersebut harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai berikut:

1. transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan

informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan;

2. akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara

efektif;

3. pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip

pengelolaan Bank yang sehat;

4. independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional

tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun;

5. kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-

hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

36

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum dengan menggunakan pendekatan risiko/RBBR, maka

penilaian terhadap pelaksanaan GCG yang berlandaskan pada 5 (lima) prinsip

dasar tersebut dikelompokkan dalam suatu governance system yang terdiri dari 3

(tiga) aspek governance, yaitu governance structure, governance process, dan

governance outcome.

Dalam Surat Edaran No. 15/15/DPNP, 29 April 2013, tentang Pelaksanaan

GCG Bagi Bank Umum, disebutkan dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima)

prinsip dasar GCG, Bank harus melakukan penilaian sendiri (self assessment)

secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian

Pelaksanaan GCG yaitu:

1. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;

2. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;

3. kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;

4. penanganan benturan kepentingan;

5. penerapan fungsi kepatuhan;

6. penerapan fungsi audit intern;

7. penerapan fungsi audit ekstern;

8. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;

9. penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana

besar (large exposures);

10. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan pelaksanaan

GCG dan pelaporan internal; dan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

37

11. rencana strategis Bank.

Selain itu, perlu diperhatikan pula informasi lainnya yang terkait dengan

penerapan GCG Bank di luar 11 (sebelas) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG

seperti misalnya permasalahan yang timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi

pada suatu bank atau perselisihan internal Bank yang mengganggu operasional

dan/atau kelangsungan usaha Bank. Sebagai contoh, penetapan bonus yang

didasarkan pada pencapaian target di akhir tahun, dimana penetapan target

tersebut sangat tinggi (ambisius) sehingga mengakibatkan dilakukannya praktek-

praktek yang tidak sehat oleh manajemen ataupun pegawai bank dalam

pencapaiannya.

Adapun Lipunga (2014) mengukur pengungkapan item CGC di perbankan

berdasarkan: struktur kepemilikan, transparansi finansial dan pengungkapan

informasi, dan proses dan struktur manajemen dan dewan direksi.

Sementara menurut Vintila, Paunesco, dan Ghergina (2015), variabel tata

kelola perusahaan, ditemukan dalam banyak penelitian, sebagai ukuran dewan

direksi, dewan independen, jumlah wanita dalam dewan direksi, salary atau

reward yang diterima oleh CEO, kepemilikan CEO, usia CEO, dan tenor CEO.

Sehingga dalam penelitiannya, Vintila, Paunescu, Gherghina (2015) mengukur

tata kelola perusahaan berdasarkan:

a. Karakteristik dewan direksi (independensi, ukuran dewan, yang diukur

dengan jumlah direksi, komite penasihat, keragaman gender)

b. Struktur Pemegang saham (saham investor institusi dan orang-orang CEO)

c. Karaktetistik CEO (tenor CEO, usia CEO, dan dualisme CEO)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

38

d. Remunerasi CEO (gaji pokok, bonus, paket dengan saham)

Berbagai teori dan penelitian tentang pengaruh GCG terhadap beragam

industri menyebutkan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan termasuk

industri perbankan. Penelitian Tariq et al. (2014) bertujuan menginvestigasi

efektivitas GCG terhadap efisiensi finansial industri perbankan di Pakistan.

Periode penelitian dari tahun 2007-2012 dengan sampel 17 bank yang listed di

bursa saham dan selektif, dengan data diambil dari laporan keuangan mereka baik

dari website bank yang bersangkutan maupun dari Lahore Stock Exchange.

Efisiensi finansial diukur melalui teknik fix & random effects model, sementara

untuk pengukuran variabel dependen efisiensi finansial digunakan dengan 2

proksi yaitu rasio ROA dan ROE. Variabel independen meliputi ukuran Dewan

Pengurus, Rapat Dewan Pengurus, Direksi Non-Eksekutif, Ukuran Bank dan

leverage. Hasil penelitian secara konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang

GCG, menunjukkan dampak positif secara signifikan terhadap efisiensi bank.

Studi ini dikontribusikan untuk literatur ke arah pengaruh GCG terhadap kinerja

keuangan bank. GCG menyediakan kebijakan dan aturan untuk memonitor dan

mengelola bank secara umum, dan menyediakan pedoman bagi dewan direksi

bagaimana menjalankan secara umum dan bagaimana meningkatkan nilai

pemegang saham dan meningkatkan efisiensi bank. Untuk analisis statistik,

digunakan aplikasi STATA.

Hasil penelitian Nur’ainy et al. (2013), menunjukkan pengaruh penerapan

GCG terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan EVA. Penelitian dilakukan

terhadap perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI periode 2006-2010 sebagai

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

39

sampel, yang secara konsisten menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan

di situs BEI atau situs sendiri sebanyak 40 perusahaan dari ukuran terbesar. Path

Analysis dilakukan untuk menunjukkan efek langsung dan tidak langsung dari

setiap jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi GCG dapat

mempengaruhi langsung pada kinerja perusahaan yang diukur dengan EVA, dan

juga menunjukkan mempengaruhi secara tidak langsung melalui ukuran

perusahaan. Dengan kata lain, ukuran perusahaan memiliki peran mediasi dalam

dampak pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik pada kinerja perusahaan.

Implikasi praktis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam memberikan gambaran tentang pelaksanaan GCG di Indonesia yang dapat

digunakan oleh investor dan calon investor sebagai salah satu pertimbangan dalam

pengambilan keputusan investasi, dan memperkuat penelitian sebelumnya

mengenai hubungan antara penerapan GCG dan kinerja perusahaan.

Juniarti dan Natalia (2012), meneliti semua perusahaan yang terdaftar di

BEI yang memiliki skor GCG untuk periode survei 2004-2009 sebagai sampel

penelitian. Tujuan penelitian adalah mencari manfaat penerapan GCG terhadap

biaya utang (cost of debt). Variabel lain seperti Debt to Asset (DA), ROA,

Pertumbuhan Penjualan (Sgrowth), Ukuran Perusahaan (FSize dan Market to

Book (MTB) dianggap sebagai variabel kontrol. Ukuran atau peringkat GCG dari

ranking Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang merupakan hasil

penilaian Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) bekerjasama

dengan majalah SWA. Hasil penelitian ternyata tidak mendukung hipotesis.

Beberapa penjelasan, termasuk rendahnya tingkat kepercayaan kreditur terhadap

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

40

praktik tata kelola perusahaan yang baik telah dibahas untuk mendukung temuan

penelitian.

Kaitan antara GCG dengan TI dijelaskan oleh Schonbeger dan Lazer

(2007), bahwa informasi adalah fondasi dari seluruh governance. Informasi

menuntun proses dan keputusan yang besar dan yang kecil dari yang secara

material berperan dalam perang dan perdamaian sampai dengan pengumpulan

sampah. Perkembangan awal munculnya electronic Government mengurangi

biaya telekomunikasi, dan mengembangkan penyediaan fondasi yang mendorong

jasa layanan publik secara elektronik. Sementara itu perkembangan selanjutnya

menjadi information Government adalah suatu kerangka konsep yang berfokus

pada aliran informasi secara internal Government dan antara Government dengan

penduduk. Fenomena ini secara faktual tidak hanya ada di lembaga layanan

publik/pemerintah tetapi juga organisasi profit antara perusahaan dan nasabahnya.

Dari uraian di atas, dapat direkapitulasikan perbandingan konsep GCG

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Rekapitulasi Konsep GCG

No Penulis Konsep

1 Fahy et al. (2005) Corporate Governance adalah sistem dan proses yang

dibuat untuk mengarahkan dan mengontrol suatu

organisasi agar mencapai peningkatan kinerja dan

menambah kontinuitas nilai pemegang saham

2 Wheelen & Hunger

(2015)

Corporate governance adalah hubungan di antara board

of directors, top management, dan shareholder dalam

menentukan arah dan kinerja perusahaan

3 Hubbard dan

Beamish (2011)

Corporate governance sebagai suatu sistem peraturan

dan proses dimana organisasi dilaksanakan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

41

No Penulis Konsep

4 The World Bank

report (2002)

Corporate governance adalah “the organization and

rules that affect expectations about the exercise of

control of resources in a firm”

5 PBI nomor

8/4/PBI/2006

GCG adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

(accountability), pertanggungjawaban (responsibility),

independensi (independency), dan kewajaran (fairness)

6 Lipunga (2014) Pengungkapan item CGC di perbankan mencakup

struktur kepemilikan, transparansi finansial dan

pengungkapan informasi, serta proses dan struktur

manajemen dan dewan direksi.

7 Vintila, Paunesco,

dan Ghergina

(2015)

GCG di perbankan diukur berdasarkan karakteristik

dewan direksi, struktur pemegang saham, karakteristik

CEO, dan remunerasi CEO

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, serta

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang GCG pada industri jasa perbankan, maka diperoleh konstruk pengertian

penilaian GCG dalam penelitian ini yaitu peringkat, kualitas atau penilaian GCG

merupakan nilai komponen GCG yang dihitung dalam penilaian tingkat kesehatan

bank oleh OJK.

Kemudian disusun komparasi dimensi tata kelola perusahaan dari berbagai

sumber tersebut, sebagai bahan penyusunan konstruk dimensi GCG, sebagaimana

ditampilkan berikut ini :

Tabel 2.2 Komparasi Dimensi Variabel GCG

Hubbard

and

Beamish

(2011)

Wheelen et

al.(2015)

Surat Edaran No.

15/15/DPNP

Vintila,

Paunescu, Gherghina

(2015)

- Shareholder

- board of

director

- top manage-

ment

- Ownership

structure and

influence

- Financial

stakeholder rights

- Pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Dewan Komisaris;

- Pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Direksi;

- Kelengkapan dan pelaksanaan

- The characteristics of

the board of directors

- The shareholder

structure

- The characteristics of

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

42

Hubbard

and

Beamish

(2011)

Wheelen et

al.(2015)

Surat Edaran No.

15/15/DPNP

Vintila,

Paunescu, Gherghina

(2015)

and relations

- Financial

transparency and

information

disclosure

- Board structure

and process

tugas Komite;

- Penanganan benturan

kepentingan;

- Penerapan fungsi kepatuhan;

- Penerapan fungsi audit intern;

- Penerapan fungsi audit ekstern;

- Penerapan manajemen risiko

termasuk sistem pengendalian

intern;

- Penyediaan dana kepada pihak

terkait (related party) dan

penyediaan dana besar (large

exposures);

- Transparansi kondisi keuangan

dan non keuangan bank, laporan

pelaksanaan GCG dan

pelaporan internal; dan

- Rencana strategis bank

CEO

- The remuneration of

CEO

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, serta

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang GCG pada industri jasa perbankan, maka diperoleh konstruk variabel

GCG yaitu hasil penilaian GCG dari lembaga independen dari berbagai dimensi.

Penentuan variabel tersebut didasarkan pada pertimbangan unit analisis

dalam penelitian yang cenderung lebih cocok menggunakan variabel tersebut

dimana kondisi saat ini industri perbankan cenderung memiliki kelemahan dalam

aspek tersebut.

Selanjutnya, berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya,

maka diperoleh konstruk indikator untuk variabel hasil penilaian GCG, yaitu Nilai

GCG atas dasar aturan dan tata cara perhitungan yang diatur OJK, dengan data

bersumber dari publikasi bank.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

43

2.1.2 Biaya Pengembangan Teknologi Informasi

Sebagaimana diketahui perkembangan industri perbankan tidak lepas dari

kemajuan TI yang digunakan sebagai infrastruktur dalam kegiatan operasional

bank berupa system TI yang dikenal dengan Core Banking System. Perkembangan

Teknologi Informasi memungkinkan Bank memanfaatkannya untuk

meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan Bank kepada

nasabah.

Fawcet (1999) menjelaskan bahwa Information Technology (IT) adalah

suatu terminologi yang meliputi semua bentuk atau format teknologi yang

digunakan untuk menciptakan, mengubah, dan memanfaatkan informasi dalam

berbagai bentuk variasi (data bisnis, pembicaraan, citra yang tidak bergerak, citra

bergerak, presentasi multimedia dan bentuk lainnya). Lebih lanjut Fawcet

menguraikan karakteristik informasi secara umum digolongkan berdasarkan

generasi dari waktu ke waktu. Sejak tahun 1995 mulai dikategorikan generasi ke-4

yang era-nya teknologi web/internet.

Idowu, Ogunbodede, Idowu (2003:71) meneliti tentang Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan empat indikator yaitu : personal

computers, mobile phones, dan Internet facilities. Dimana penggunaan pesawat

telepon adalah untuk kegiatan komunikasi, riset, konsultasi dan sarana

memperoleh kebutuhan.

Menurut Agbolade (2011:103), definisi TIK adalah otomasi proses,

kontrol, dan produksi informasi dengan menggunakan komputer, telekomunikasi,

perangkat lunak dan gadget lainnya yang menjamin kelancaran dan efisiensi

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

44

kegiatan. Istilah tersebut mencakup perangkat teknologi elektronik untuk

mendapatkan kebutuhan informasi bisnis di semua tingkatan.

Menurut Agbolade (2011:104), Bank harus memasukkan TIK ke dalam

rencana strategis untuk memperoleh kinerja yang efektif dalam sistem

pembayaran dan pengiriman, dan memerlukan analisis yang tepat untuk

menentukan jenis, sifat, dan tingkat produk TIK yang diperlukan untuk mencapai

efektivitas dan efisiensi. Sangat penting bagi manajemen bank untuk

mengintensifkan investasi produk TIK untuk memudahkan pelayanan yang

nyaman, akurat, dan cepat.

Agbolade (2011) mengukur penggunaan TI di perbankan dengan

menanyakan hal-hal sebagai berikut :

1. Kebijakan bank tentang teknologi informasi

2. Dampak otoritas regulasi bank terhadap pengembangan operasi bank

melalui TI

3. TI menghasilkan penyampaian informasi tepat waktu

4. Adanya technical know-how untuk mengoperasikan TI

5. Perbandingan biaya menjalankan teknologi informasi Bank dibandingkan

manfaatnya

6. Kontrol internal yang memadai atas operasi TI di perusahaan

7. Teknologi informasi memungkinkan bank mampu mengantarkan layanan

berkualitas kepada pelanggan

8. Adanya pembaharuan yang konstan dalam pengembangan TI

9. TI memperluas kecepatan layanan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

45

10. TI mengurangi penggunaan kertas di bank

Definisi TIK menurut Word Bank dalam Adesola, Moradeyo, Oyeniyi

(2013:8) adalah “the set of activities which facilitate by electronic means the

processing, transmission and display of information” atau rangkaian kegiatan

pemrosesan, transmisi dan tampilan informasi yang difasilitasi oleh sarana

elektronik.

Ige (1995) dalam Obiri-Yeboah, Kyere-Djan, Kwarteng (2013:1)

mendefinisikan Teknologi Informasi sebagai penanganan modern yang

melibatkan akses, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan atau transfer dan

pengiriman informasi secara elektronik.

Sementara itu, Fawcet (1999) menguraikan bahwa perkembangan industri

jasa keuangan dibentuk oleh berbagai faktor, salah satunya adalah konvergensi

yang timbul dari industri jasa keuangan dan teknologi. Lebih lanjut menurut

Fawcet bahwa TI dapat berperan sebagai ‘enabler’ yang memungkinkan

organisasi atau lembaga jasa keuangan merespon dengan membuat perubahan

yang signifikan terhadap struktur dan metode kegiatan operasionalnya. Sebagai

contoh:

Mengubah struktur biaya dari biaya variabel menjadi biaya tetap pada

investasi peralatan TI. Hal ini memungkinkan organisasi menangani

peningkatan volume bisnis tanpa penambahan jumlah staf dalam proporsi

yang sama.

Senior manajer meningkatkan kemampuannya mengakses informasi yang

diperlukan untuk menjalankan bisnis secara langsung melalui sistem

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

46

komputer, peran tradisional ’middle manager’ dalam menyaring informasi

antara ‘front line’ dan senior manajer menjadi kurang relevan.

Pengurangan/mengeliminasi petugas ‘back office’ tradisional, antara lain dapat

dilakukan dengan sistem otomasi atau sentralisasi lingkungan bisnis.

Seluruh organisasi, termasuk industri jasa keuangan meningkatkan pengakuan

nilai pengetahuan sebagai suatu aset korporasi.

Pada akhirnya salah satu dampak penggunaan TI dalam industri jasa

keuangan adalah pada efisiensi dan efektivitas jumlah staf dan jalur karir.

Rose dan Hudgins (2008) menjelaskan bahwa pada era sekarang,

perbankan dan industri jasa keuangan dengan cepat mengglobal dan mengalami

persaingan yang ketat di pasar setelah pasar mengglobal di seputar planet ini,

tidak hanya antar bank, tetapi juga melibatkan dealer sekuritas, perusahaan

asuransi, credit union, perusahaan pembiayaan, dan ribuan pesaing jasa keuangan

lainnya. Perusahaan-perusahaan finansial besar semuanya ber-konvergen terhadap

satu sama lain, menawarkan layanan paralel untuk memikat perhatian publik. Jika

konsolidasi, globalisasi, konvergensi dan kompetisi tidaklah mencukupi untuk

menjaga suatu industri dari gejolak/turmoil, perbankan dan jasa keuangan lainnya

juga mengalami revolusi teknologi sebagaimana pengelolaan informasi, produksi

dan distribusi jasa keuangan menjadi secara elektronik.

Bank dapat didefinisikan menurut terminologi:

a. Fungsi ekonomi yang dilayaninya

b. Jasa yang ditawarkan kepada nasabah

c. Berdasarkan legalitas yang eksisten.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

47

Beberapa otoritas jasa keuangan menyarankan adanya kehilangan pangsa

pasar dapat berimplikasi bahwa perbankan tradisional sedang sekarat. Secara pasti

pasar keuangan menjadi lebih efisien dan nasabah yang lebih banyak yang

didapatkan dari sekitar bank untuk memperoleh dana yang diperlukan (seperti

meminjam dari pasar bebas), bank tradisonal menjadi kurang diperlukan.

Beberapa ahli berargumen bahwa adanya ribuan bank yang kecil-kecil di seluruh

dunia-mungkin lebih banyak dari yang dibutuhkan-bahwa Pemerintah umumnya

mensubsidi industri melalui asuransi simpanan yang murah dan pinjaman yang

berbiaya rendah. Ahli lainnya masih berargumen bahwa pangsa pasar perbankan

jatuh karena regulasi pemerintah yang eksesif, pembatasan kemampuan industri

untuk berkompetisi. Kemungkinan perbankan menjadi “diatur untuk bangkrut”,

kemungkinan melukai nasabah yang amat bergantung terhadap bank untuk

pelayanan yang kritikal-bisnis retail dan secara individual. Ahli lain meng-counter

bahwa perbankan tidak sekarat, tapi hanya berubah-menawarkan jasa baru dan

mengubah bentuknya-merefleksikan permintaan pasar sekarang. Kemungkinan

pengukuran hal-hal penting industri (seperti total asset) tidak merefleksikan lebih

jauh bagaimana diversifikasi dan kompetisi nyata para banker yang menjadikan

dunia modern.

Otoritas pengawasan bank berpendapat bahwa TI merupakan aset yang

berharga bagi operasional Bank yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya

saing bank, sehingga pengelolaannya bukan hanya merupakan tanggung jawab

unit kerja penyelenggara TI namun juga seluruh pihak yang menggunakannya.

Selain itu, penggunaan TI dalam kegiatan operasional Bank juga dapat

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

48

meningkatkan risiko yang dihadapi Bank. Dengan meningkatnya risiko yang

dihadapi, Bank perlu menerapkan manajemen risiko secara efektif. Otoritas

pengawasan bank yang sebelumnya Bank Indonesia kemudian saat ini oleh OJK,

telah mengatur manajemen risiko TI pada bank umum melalui PBI

No.9/15/PBI/2007 tanggal 30 November tahun 2007 tentang Penerapan

Manajemen Risiko dalam Penggunaan TI oleh Bank Umum.

Penerapan TI telah membawa perubahan dalam kegiatan operasional serta

pengelolaan data Bank sehingga dapat dilakukan secara lebih efisien dan efektif

serta memberikan informasi secara lebih akurat dan cepat. Perkembangan produk

perbankan berbasis teknologi diantaranya berupa Electronic Banking

memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan secara non cash

setiap saat melalui jaringan elektronik. Selain itu penggunaan jasa pihak ketiga

dalam penyediaan sistem dan pelayanan Bank semakin meningkat pula.

Dalam PBI tersebut di atas, penerapan manajemen risiko TI bank ditinjau

dari aspek penerapan IT Governance yang harus merupakan komitmen dari

penyelenggara maupun pengguna TI pada bank. Penerapan IT Governance

bergantung pada penyelarasan Rencana Strategis TI dengan strategi bisnis bank,

optimalisasi pengelolaan SDM, pemanfaatan TI (IT value delivery), pengukuran

kinerja dan penerapan manajemen risiko yang efektif. Untuk dapat menerapkan

manajemen risiko yang efektif, diperlukan keterlibatan dan pengawasan Dewan

Komisaris dan Direksi; penyusunan dan penerapan kebijakan dan prosedur terkait

TI; serta proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko

yang berkesinambungan. Selain itu, ke depan Bank dituntut pula untuk

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

49

mengantisipasi kebutuhan akan infrastruktur TI yang memadai dalam rangka

menghadapi implementasi Basel II. Dengan ketentuan penerapan manajemen

risiko TI, Bank diharapkan mampu mengelola risiko yang dihadapi secara efektif

dalam seluruh aktivitas operasional yang didukung dengan pemanfaatan TI.

Berdasarkan penjelasan otoritas pengawas bank tersebut di atas bahwa TI

merupakan asset penting atau asset berharga dan sudah lazim diketahui bahwa

sistem TI yang diterapkan di bank memerlukan biaya yang relatif besar. Untuk

itu, sudah seyogyanya jika pengeluaran biaya yang material tersebut sebanding

dengan nilai tambah dan daya saing bank sehingga dapat mencapai target kinerja

dan keuntungan/rentabilitas yang telah direncanakan.

Hasil analisis deskriptif Sharma et al. (2014), menjelaskan bahwa TI

memiliki pengaruh yang sangat besar pada perekonomian global saat ini. TI

sekarang menjadi pendorong yang paling penting dari ekonomi global. Daya

saing ekonomi suatu negara menjadi semakin erat selaras dengan kemampuannya

untuk berinovasi dan berpartisipasi dalam industri TI. Dalam dekade terakhir telah

dimulai suatu revolusi baru- revolusi informasi. Penelitian Sharma et al. (2014)

difokuskan pada Penting-nya TI, Transformasi Bisnis, Dampak TI pada berbagai

sektor ekonomi. Mengingat potensi yang besar dari TI, setiap negara harus

memutuskan untuk memulai pada visi dan perjalanan ambisius untuk

memanfaatkan TI bagi rakyat di negaranya. Oleh karena itu, Pemerintah harus

mengambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan TI yang kondusif

agar partisipasi dapat terintegrasi bagi semua pihak dalam proses pembangunan

suatu perekonomian digital baru. Perjalanan ini menuju era informasi akan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

50

berdampak pada peningkatan kualitas setiap aspek kehidupan manusia,

munculnya masyarakat yang kompetitif dan ekonomi yang hidup dari suatu era

teknologi baru melalui sistem pemerintahan yang transparan, infrastruktur yang

baik dan sumber daya manusia yang terampil.

Penelitian Ali dan Murty (2014) terhadap industri perbankan di India

menunjukkan bahwa Core-banking Solution yang tampak pada bank-bank yang

dinasionalisasi saat ini menawarkan manfaat baik bagi bank maupun nasabahnya.

Secara simultan bank-bank yang dinasionalisasi menawarkan layanan tele-

banking, internet banking, mobile/sms banking kepada nasabahnya. Layanan

tersebut saat ini tersedia di hampir 19 bank yang dinasionalisasi baik pada ukuran

bank kecil, menengah, maupun besar. Sekarang, bank-bank di India mengakui

pentingnya Information and Communication Technology (ICT) atau TIK guna

kelancaran fungsi mereka. Selain itu, bank-bank di India menggunakan ICT

dalam sejumlah ukuran untuk menawarkan suatu variasi produk dan layanan

terhadap nasabahnya. Perubahan skenario dan inovasi ini berdampak secara pasti

terhadap bank-bank yang dinasionalisasi di India sebagaimana mereka

mempunyai jaringan kantor cabang yang luas dan juga dapat memenuhi

pelayanan volume nasabah yang sangat banyak.

Chae et al. (2014) memaparkan bahwa beberapa penelitian lalu

mendukung hubungan positif antara kemampuan teknologi informasi dan kinerja

perusahaan yang muncul beberapa tahun lalu di MIS. Penelitian yang

bersangkutan melihat apakah hubungan ini masih signifikan secara statistik,

setelah lebih dari satu dekade sejak studi pertama diterbitkan, di mana beberapa

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

51

perkembangan yang signifikan dalam industri TI telah terjadi. Dengan demikian,

penelitian berusaha menguji kembali hubungan antara kemampuan TI dan kinerja

perusahaan dengan data dari tahun 2000-an. Hasil analisis saat ini menunjukkan

masih ada hubungan yang signifikan antara kemampuan TI dan kinerja

perusahaan. Sementara itu, pemimpin perusahaan TI tidak menunjukkan kinerja

keuangan yang lebih baik dibandingkan perusahaan kontrol. Berbagai aspek

kemungkinan yang menjadi penyebab perubahan temuan dibahas dengan

perbandingan secara mendalam dari kinerja bisnis antara kedua kelompok

perusahaan – Pemimpin TI dan kontrol- dengan data selama periode 1991-2007.

Berdasarkan uraian konsep di atas, berikut adalah komparasi pengertian

Teknologi Informasi menurut berbagai sumber :

Tabel 2.3 Komparasi Pengertian TI

No Sumber Pengertian

1 Fawcet (1999) Information Technology (IT) adalah suatu

terminologi yang meliputi semua bentuk atau

format teknologi yang digunakan untuk

menciptakan, mengubah, dan memanfaatkan

informasi dalam berbagai bentuk variasi (data

bisnis, pembicaraan, citra yang tidak bergerak,

citra bergerak, presentasi multimedia dan bentuk

lainnya).

2 Idowu ,

Ogunbodede ,

Idowu (2003:71)

TIK meliputi personal computers, mobile phones,

dan Internet facilities.

3 Agbolade

(2011:103)

TIK adalah otomasi proses, kontrol, dan produksi

informasi dengan menggunakan komputer,

telekomunikasi, perangkat lunak dan gadget

lainnya yang menjamin kelancaran dan efisiensi

kegiatan.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

52

No Sumber Pengertian

4 Word Bank dalam

Adesola, Moradeyo,

Oyeniyi (2013:8)

Rangkaian kegiatan pemrosesan, transmisi dan

tampilan informasi yang difasilitasi oleh sarana

elektronik

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, maka

diperoleh konstruk pengertian Biaya Pengembangan Teknologi Informasi dalam

penelitian ini yaitu secara akuntansi merupakan salah satu komponen biaya dalam

laporan Laba-rugi bank.

Kemudian disusun komparasi dimensi TI dari berbagai sumber sebagai

bahan penyusunan konstruk dimensi TI, sebagaimana ditampilkan berikut ini.

Tabel 2.4

Komparasi Dimensi Variabel Biaya Pengembangan TI

Idowu, Ogunbodede,

Idowu (2003:71)

Word Bank dalam

Adesola, Moradeyo,

Oyeniyi (2013:8)

Agbolade (2011)

- Personal computers

- Mobile phones

- Internet facilities

- Pemrosesan

- Transmisi

- Tampilan

- Kebijakan bank tentang teknologi

informasi

- Dampak otoritas regulasi bank terhadap

pengembangan operasi bank melalui TI

- TI menghasilkan penyampaian informasi

tepat waktu

- Adanya technical know-how untuk

mengoperasikan TI

- Perbandingan biaya menjalankan

teknologi informasi Bank dibandingkan

manfaatnya

- Kontrol internal yang memadai atas

operasi TI di perusahaan

- Teknologi informasi memungkinkan bank

mampu mengantarkan layanan berkualitas

kepada pelanggan

- Adanya pembaharuan yang konstant

dalam pengembangan TI

- TI memperluas kecepatan layanan

- TI mengurangi penggunaan kertas di bank

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

53

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, serta

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang Biaya Pengembangan Teknologi Informasi pada industri jasa perbankan,

maka diperoleh konstruk dimensi dari variabel Biaya Pengembangan Teknologi

Informasi pada penelitian ini terdiri dari dua aspek yaitu : 1) Besarnya biaya TI

yang dikeluarkan oleh tiap emiten bank, dan 2) Besarnya Biaya investasi TI

diambil dari data DPIP OJK.

Penentuan kedua dimensi tersebut didasarkan pada pertimbangan unit

analisis dalam penelitian yang cenderung lebih cocok menggunakan dimensi

tersebut dimana kondisi saat ini industri perbankan cenderung memiliki

kelemahan dalam aspek tersebut.

Selanjutnya, berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya,

yang kemudian didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang

kompeten dalam bidang Biaya Pengembangan Teknologi Informasi pada industri

jasa perbankan, maka diperoleh konstruk indikator untuk kedua dimensi tersebut

sebagai berikut :

1. Besarnya biaya TI yang dikeluarkan oleh tiap emiten bank, diukur dengan

indikator Besarnya biaya TI yang dikeluarkan oleh tiap emiten bank.

2. Besarnya pos Biaya investasi TI diambil dari data DPIP OJK, diukur dengan

indikator Besarnya pos Biaya investasi TI diambil dari data DPIP OJK.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

54

2.1.3 Biaya Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sementara itu selain aturan GCG tersebut di atas, sejak tahun 1999, sudah

diantisipasi oleh regulator bahwa dalam rangka mendukung kegiatan operasional

perbankan yang high regulated, rumitnya teknis perbankan, persaingan dan

perkembangan global industri perbankan serta teknologi informasi yang pesat,

perlu didukung oleh pengembangan SDM yang handal. Bank Indonesia sebagai

otoritas pengatur dan pengawas perbankan sudah mengatur kewajiban penyediaan

dana untuk pengembangan SDM Bank Umum sebesar 5% dari total biaya SDM

(yang dihitung dari total biaya SDM tahun lalu), yang diatur dalam Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/310/KEP/DIR/1999 tanggal 31 Maret

1999 tentang Penyediaan Dana untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Bank Umum. Salah satu konsiderans dari aturan tersebut bahwa tenaga perbankan

yang profesional perlu diciptakan dengan upaya yang berkesinambungan dan

biaya yang memadai, sehingga setiap bank wajib mengupayakan peningkatan

kemampuan serta keterampilan pegawai guna memenuhi kebutuhan tenaga

profesional yang diperlukan. Konsepsi pengembangan SDM tersebut sejalan

dengan prinsip bahwa SDM merupakan faktor penting modal perusahaan (human

capital) selain modal finansial.

Boxall et al. (2007) menjelaskan bahwa Human Resource Management

(HRM) atau Manajemen SDM, merupakan pengelolaan orang-orang dan

pekerjaan menuju tujuan yang diinginkan, yang merupakan kegiatan mendasar

dalam setiap organisasi di mana manusia bekerja. Jika hubungan sebab-akibat

yang jelas dapat dibangun di antara penerapan HRM dan kinerja organisasi maka

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

55

akan memiliki implikasi yang signifikan dan positif bagi perusahaan. Paktisi

HRM mengidentifikasi perlunya ditingkatkan legitimasi dan ruang pada dewan

direksi. Di sekolah bisnis, akademisi HRM juga seharusnya menjadi setara dengan

kolega-nya yang bekerja pada bidang finance bukannya hubungan yang menjadi

renggang seperti yang sering terjadi.

Dessler (2013) menjelaskan bahwa pengelolaan sumber daya manusia atau

HRM adalah proses perekrutan, pelatihan, penilaian dan pemberian kompensasi

terhadap pegawai, serta dengan memperhatikan hubungan perburuhan, kesehatan,

keamanan dan penekanan pada keadilan/fairness. Dessler melanjutkan bahwa

pertimbangan pentingnya HRM adalah menghindari kekeliruan personil,

meningkatkan kinerja dan keuntungan, membekali manager lain dengan

kemampuan HRM, serta HR for entrepreneurs dengan kata lain sebagai

entrepreneurs pada akhirnya kita akan menjadi HR manajer kita sendiri.

Berkaitan dengan pelatihan SDM, Dessler menekankan bahwa pelatihan

mempunyai catatan yang impresif mempengaruhi kinerja. Selanjutnya Dessler

menguraikan bahwa pengembangan program dalam HRM berarti secara nyata

menyusun atau menciptakan program pelatihan baik topik maupun bahan

materialnya.

Sumber daya manusia atau karyawan adalah sumber daya paling dinamis

dan biasanya yang paling mahal dari semua sumber daya organisasi. Torrington

et al. (2005) berpendapat bahwa keberhasilan dalam pengembangan sumber daya

manusia bergantung pada sejauh mana keberhasilan tersebut terkait dengan

strategi perusahaan.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

56

Selanjutnya Gates dan Pascal (2010) melaporkan hasil survey dan

wawancara terhadap professional HR untuk mengidentifikasi dan lebih

memahami persepsi dan ekspektasi mereka terhadap Human Capital Measures

(HCM), baik isi, hubungan dengan strategi maupun dampaknya terhadap kinerja.

Dua jenis HCM digunakan sebagai analisis komponen utama. Salah satu faktor

mengukur efisiensi kerja dan biaya kesadaran (indikator efisiensi), sedangkan

faktor kedua mengukur kemampuan kewirausahaan dan kemampuan inovatif

(indikator inovasi). Hasilnya mengkonfirmasi hipotesis berikut: pertama, menurut

manajer SDM, semakin maju sebuah perusahaan dalam pengembangan HCM,

semakin tinggi kinerja perusahaan; dan kedua, perusahaan yang mengikuti strategi

diferensiasi, manajer SDM tertarik indikator inovasi, sementara mereka mengikuti

strategi pengurangan biaya, manajer SDM tertarik indikator efisiensi. Hasil

penelitian ini menunjukkan pentingnya penerapan HC-metrics terhadap sistem

manajemen kinerja strategis guna menghasilkan kinerja HC perusahaan. Hal ini

memberikan kontribusi perspektif secara lintas disiplin (HR, kontrol manajemen,

dan strategi ) tentang strategi HC.

Penelitian Wright et al. (2003), menguji pengaruh praktek HR dan

komitmen organisasi terhadap kinerja operasi dan profitabilitas bisnis unit.

Penelitian ini menggunakan suatu disain prediksi dengan 50 sampel unit bisnis

otonom pada korporasi yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua

faktor komitmen organisasi dan praktek HR secara signifikan berhubungan

dengan pengukuran kinerja operasional sebaik pengukuran biaya operasi dan laba

sebelum pajak.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

57

Berdasarkan uraian konsep di atas, berikut adalah komparasi pengertian

Sumber Daya Manusia menurut berbagai sumber :

Tabel 2.5 Komparasi Pengertian SDM

No Sumber Pengertian

1 Boxall et al. (2007) HRM atau Manajemen SDM, merupakan

pengelolaan orang-orang dan pekerjaan menuju

tujuan yang diinginkan, yang merupakan kegiatan

mendasar dalam setiap organisasi di mana

manusia bekerja

2 Dessler (2013) Pengelolaan sumber daya manusia atau HRM

adalah proses perekrutan, pelatihan, penilaian dan

pemberian kompensasi terhadap pegawai, serta

dengan memperhatikan hubungan perburuhan,

kesehatan, keamanan dan penekanan pada

keadilan/fairness.

3 Torrington et al.

(2005) Keberhasilan dalam pengembangan sumber daya

manusia bergantung sejauh mana keberhasilan

tersebut terkait dengan strategi perusahaan.

4 Gates dan Pascal

(2010) Human Capital Measures diukur dengan efisiensi

kerja dan biaya kesadaran (indikator efisiensi),

serta kemampuan kewirausahaan dan kemampuan

inovatif (indikator inovasi).

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, serta

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang Biaya Pengembangan SDM pada industri jasa perbankan, maka diperoleh

konstruk pengertian Biaya Pengembangan SDM dalam penelitian ini yaitu secara

akuntansi merupakan salah satu komponen biaya dalam laporan Laba-rugi bank.

Besarnya biaya pengembangan SDM (diluar infrastruktur), minimal 5% dari biaya

total SDM bank tahun lalu.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

58

Kemudian disusun komparasi dimensi sumber daya manusia dari berbagai

sumber tersebut, sebagai bahan penyusunan konstruk dimensi sumber daya

manusia, sebagaimana ditampilkan berikut ini :

Tabel 2.6

Komparasi Dimensi Variabel Biaya Pengembangan SDM

Gates dan Pascal (2010) Dessler (2013)

- Efisiensi

- Inovasi

- Perekrutan

- Pelatihan

- Penilaian

- Pemberian kompensasi

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, serta

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang Biaya Pengembangan SDM pada industri jasa perbankan, maka diperoleh

konstruk dimensi dan indikator Biaya Pengembangan SDM yaitu besarnya pos

Biaya Pengembangan SDM diambil dari data DPIP OJK.

Penentuan dimensi dan indikator tersebut disesuaikan dengan unit analisis

penelitian yang cenderung mengalami masalah dalam aspek tersebut.

2.1.4 Keunggulan Bersaing

Wheelen dan Hunger (2012), menyatakan bahwa keunggulan bersaing

merupakan kumpulan strategi untuk menentukan keunggulan suatu perusahaan

dari persaingan diantara perusahaan lain. Strategi bersaing meliputi biaya rendah

(low cost) dan diferensiasi. Selanjutnya kombinasi kedua strategi tersebut disebut

fokus. Untuk melakukan identifikasi titik temu teori tersebut dengan praktek pada

industri perbankan, perlu dicatat aspek biaya rendah dan diferensiasi dimaksud.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

59

Goetsch (2006) mengungkapkan pengertian keunggulan bersaing menurut

Michael E. Porter yang tetap relevan dalam era sekarang, yaitu jantung dari

kinerja perusahaan dalam pasar yang kompetitif. Perusahaan di seluruh dunia

menghadapi pertumbuhan yang lambat serta pesaing domestik dan global yang

tidak lagi bertindak sebagaimana apabila kue pie yang diperluas sehingga cukup

besar untuk semuanya.

Lebih lanjut Goetsch (2006) menjelaskan bahwa persaingan adalah proses

di mana organisasi berusaha untuk membangun dan mempertahankan posisi

menguntungkan dengan mengalahkan organisasi lain di pasar yang sama. Tujuan

keseluruhan dari setiap posisi kompetisi adalah profitabilitas yang berkelanjutan.

Dua tipe dasar strategi “bersaing-biaya rendah” dan “diferensiasi-masing-masing”

dapat difokuskan atau diperluas dalam ruang lingkup perusahaan.

Kesimpulannya, teknologi perusahaan dapat mengadopsi satu dari 4 pilihan

strategi bersaing, yaitu:

Biaya rendah/ruang lingkup luas

Diferensiasi/ ruang lingkup luas

Biaya rendah/ ruang lingkup sempit (cerukan)

Diferensiasi/ ruang lingkup sempit (cerukan).

Persaingan bisnis yang berkelanjutan dalam dunia perbankan diuraikan

oleh Jeucken (2001). Bank memberikan kredit dan menghasilkan penciptaan

uang. Dengan penciptaan uang, bank mempengaruhi jumlah penawaran uang

dalam suatu perekonomian dan secara tidak langsung menghasilkan pengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi. Lebih jauh, bank berperan penting dalam

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

60

mengalokasikan uang di antara industri, dengan demikian juga secara tidak

langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Bank sebagai salah satu pelaku

sektor finansial juga bertanggung jawab terhadap sejumlah besar transaksi

pembayaran dalam suatu perekonomian. Peran bank dalam suatu perekonomian

dapat digambarkan dalam bagan di bawah ini.

Gambar 2.3

Peran Pasar Keuangan Dalam Suatu Sistem Perekonomian

Lebih lanjut Jeucken (2001) menguraikan beberapa tendensi

perkembangan perbankan yang tampak, terutama deregulasi, internasionalisasi,

inovasi teknologi, konsolidasi, konsentrasi, konglomerasi, disintermediasi,

aktivitas rekening off balance sheet/administratif, dan pengaburan batas antara

aktivitas yang bervariasi. Bank akan mengintegrasikan pengembangan

berkelanjutan dalam aktivitas mereka, mengingat tekanan untuk melakukannya

sedang diterapkan oleh pemerintah, masyarakat, pesaing dan pelanggan mereka.

Pasar Internasional

Pemerintah

Pasar Keuangan

Rumah tangga Perusahaan

impor

ekspor

pajak investasi

tabungan

konsumsi

investasi

produksi

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

61

Selain itu juga dorongan dari internal bank itu sendiri, untuk meningkatkan

melalui kebutuhan pencapaian tujuan dan identitas utama. Agar dapat memahami

hal ini, penting untuk memahami dampak lingkungan dari bank.

Jeucken (2001) menjelaskan terdapat beberapa fase yang dapat dibedakan

melalui perhatiannya terhadap pengembangan berkelanjutan. Fase ini mengikuti

pola tertentu dalam hampir seluruh bank. Sebagai ilustrasi dapat dilihat dari

gambar di bawah ini.

Gambar 2.4

Tipologi Perbankan dan Pengembangan Berkelanjutan

Menurut Jeucken (2001), sustainable business atau bisnis yang

berkelanjutan adalah suatu operasi di mana penggunaan utama bahan baku dan

pencemaran lingkungan dapat diatribusikan terhadap sebuah perusahaan tidak

melebihi kapasitas regeneratif atau kapasitas penyerapan masing-masing sistem

ekologi. Sementara itu, sustainable banking atau perbankan yang berkelanjutan

adalah suatu modus operandi di mana aktivitas internal untuk memenuhi

kebutuhan bisnis berkelanjutan dan pada sisi lain kegiatan eksternal (seperti

pinjaman dan investasi) difokuskan pada menilai dan merangsang keberlanjutan

antara pelanggan dan entitas lain dalam masyarakat.

Bank defensif

Bank prevensif

Bank ofensif

Bank berkelanjutan

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

62

Hal pokok dalam perbankan berkelanjutan, Jeucken (2001)

mengungkapkan bahwa aktivitas sosial dan komersial distimulasikan dengan

karakter berkelanjutan. Sebagai ringkasan kajian atas hal pokok dimaksud,

diuraikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.7

Hasil Kajian Perbankan Berkelanjutan

Alasan perbankan berkelanjutan Pembentuk perbankan

berkelanjutan

Pasar

Nasabah

Pesaing

Pemegang saham

Pemasok

Komersial

Produk dan advis baru

Pasar baru

Tata kelola

Kebutuhan pemasok

Citra

Keterlibatan

Media

Keterlibatan

Sponsor, donasi, modal partisipasi

Jaringan (NGOs/LSM, pemerintah,

bisnis)

Pemerintah

UU tentang konsumen

UU tentang bank

Dll. (misalnya penelitian)

Internal

Bank data, daftar pengawasan, dll.

Kepedulian lingkungan internal

Kebijakan/komitmen top manajemen

NGOs/LSM

UNEP, dll.

ICC, dll.

Kelompok aksi (amnesti

internasional dll.)

Komunikasi

Pernyataan

Jaringan

Laporan

The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG (2014),

beranggapan bahwa keberlanjutan perusahaan dapat ditentukan oleh corporate

governance dan organisasi pembelajar, karena mengarahkan perusahaan

memenuhi harapan stakeholders sekaligus tujuan perusahaan dalam jangka

panjang.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

63

Wang (2014) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing atau CA dapat

diperoleh ketika suatu organisasi mengembangkan atau mengakuisisi suatu set

atribut atau mengeksekusi tindakan yang memungkinkan untuk mengungguli

pesaingnya. Menurut Wang, teori keunggulan bersaing dimulai sekitar tahun

1960-an yang diawali dengan dua dominansi teori yaitu Market Based View

(MBV), dengan para pakar antara lain Bain (1968), Porter (1977), Peteraf &

Bergen (2003), dan Resource Base View (RBV), dengan para pakar antara lain

Ansoff (1965), Barney (1991), Hosskisson et al. (1999), dan Furrer et al. (2008).

Treacy dan Wiersema (1997) dalam buku The Discipline of Market

Leaders, menambahkan bahwa tiga disiplin kritikal untuk menjadi market leader

yaitu operational excellence (low cost), product leadership (product

differentiation) dan customer intimacy. Strategi yang dianjurkan agar menjadi

pemimpin pasar adalah strategi fokus terhadap ke-3 aspek tersebut yaitu customer

centricity, product innovation, dan operational excellence.

Tujuan dari organisasi yang secara operasional excellent yaitu proses yang

efisien dan efektif, sehingga berdampak pada perbaikan produktivitas, sehingga

terjadi peningkatan kecepatan terhadap pasar dan harga yang kompetitif.

Dengan demikian nasabah akan mendapatkan:

Produk dan jasa yang handal

Mudah secara bisnis dengan ketidaknyamanan yang minimal

Harga murah

Perusahaan yang sesuai dengan pola ini antara lain retail, manufaktur,

distributor energi dan pelayanan pemerintah.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

64

Customer Centricity atau Customer Centric maksudnya adalah pendekatan

strategi berdasarkan kepada customer driven. Customer driven artinya strategi

dikendalikan oleh kebutuhan dan keinginan pelanggan. Lawannya adalah apabila

strategi dilakukan by product atau strategi dengan cara langsung menawarkan

produk.

Fahy et al. (2005) menguraikan bahwa strategi mempunyai banyak

definisi. Menurut akademisi terkenal Harvard, Michael Porter, sukses timbul dari

munculnya perbedaan. Titik penting strategi adalah tentang posisi kompetitif,

diferensiasi dalam pandangan nasabah, serta nilai tambah melalui suatu aktivitas

gabungan yang berbeda dari yang digunakan kompetitor. Sementara itu, Fahy

mengutip Henry Mintzberg, pada bukunya tahun 1994, The Rise and Fall of

Strategic Planning menyarankan bahwa strategi timbul dari waktu ke waktu untuk

merespon perubahan kondisi pasar. Selain itu, suatu perencanaan yang didesain

sempurna akan berkembang sebagai suatu strategi yang mereflesikan keputusan

dan tindakan yang dibuat dari waktu ke waktu. Mintzberg mendefiniskan pola ini

sebagai strategi realitas atau emergent strategy.

Selanjutnya Fahy et al. (2005), menjelaskan bahwa tanpa memperhatikan

definisi atau banyak faktor yang mempengaruhi pilihan dari perusahaan atau

strategi bersaing, terdapat pertanyaan dasar yang perlu dijawab. Keputusan-

keputusan strategis biasanya jatuh dengan pengampunan dari top manajemen. Kita

dapat melihat pola keputusan startegis yang dibuat oleh top manajemen sebagai

pengganti strategi organisasi secara total. Strategi ini bertujuan pada kesesuaian

efektivitas atau penyelarasan kapabilitas organisasi dengan peluang dan tantangan

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

65

lingkungan. Oleh karena itu keputusan strategis lebih kompleks dan meliputi

sejumlah variabel dinamis.

Fahy et al. (2005) menjelaskan berkaitan dengan suatu kemampuan

organisasi mengevaluasi nilai dari produknya, dalam kriteria kontribusi mereka

terhadap keseluruhan pemangku kepentingan dan nilai pemegang saham dari

bisnis, adalah kritikal terhadap kesuksesan persaingan dalam jangka panjang.

Namun demikian, sebagaimana proses volume dan nilai informasi tumbuh,

demikian juga kompleksitas yang terkait dengan pengelolaan kinerja perusahaan.

Untuk suatu organisasi mencapai kesuksesan mencapai tujuannya, manajemen

harus mengerti bagaimana nilai diciptakan dan dihancurkan serta apakah model

bisnis dioperasikan secara efektif dan bagaimana dapat ditingkatkan. Hal ini

dikerjakan melalui pendefinisian dan evaluasi strategi, penetapan target,

pengukuran kinerja, perkiraan dan selanjutnya re-evaluasi strategi. Semua ini

memerlukan suatu masukan yang vital. yaitu informasi. Secara krusial, bahwa

informasi harus tepat waktu, akurat dan konsisten pada keseluruhan organisasi.

McKenzie (2013), menjelaskan bahwa inovasi dalam sektor jasa finansial

mungkin tidak cukup menghasilkan produk yang mengubah dunia, namun secara

prinsip menemukan cara yang lebih baik untuk melakukan sesuatu dengan

menginformasikan perkembangan terbaru. Melalui inovasi, lembaga keuangan

mengidentifikasi pengurangan biaya, perbaikan efisiensi, menjangkau nasabah

baru atau meningkatkan pengalaman pelanggan, serta tentu saja menghasilkan

laba. Inovasi dapat berarti memperbaiki sistem, produk atau proses yang sudah

ada, atau menciptakan sesuatu yang baru, mengutip Teresa Connors (head of

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

66

client engagement, TS market engagement, international banking at Royal Bank

of Scotland). Dengan kata lain peningkatan pada lembaga keuangan dan ruang

korporasi dengan kita melihat inovasi di lapangan yang langsung menyentuh

pelanggan, serta di unit kerja pengolahan back-end. Selanjutnya tujuan dari

organisasi yang mempunyai produk unggul yaitu melakukan identifikasi,

pemahaman, dan respon terhadap keinginan pasar saat ini dan masa datang,

sehingga menghasilkan yang terbaik, produk yang inovatif dan paling terkemuka.

Dengan demikian nasabah akan mendapatkan produk terbaik dan pemanfaatan

waktu. Perusahaan yang sesuai dengan pola ini antara lain yang bergerak di

bidang teknologi, R & D, barang konsumsi dan media masa.

Dalam hal analisis strategis telah dilakukan, selanjutnya perhatian beralih

ke pengembangan strategi bisnis. Aaker (2013), menguraikan bahwa alternatif

strategi yang harus dipertimbangkan dapat berupa asset dan kompetensi, segmen

pasar sasaran, proposisi nilai serta strategi fungsional. Kunci untuk strategi yang

sukses adalah konsep dan penciptaan sebuah keunggulan bersaing yang

berkelanjutan (SCA). Sebagai salah satu dasar untuk SCA adalah tantangan untuk

menciptakan dan memanfaatkan sinergi. Terdapat empat filosopi strategis yang

sangat berbeda yang menawarkan perspektif bermanfaat mengenai strategi dan

pilihan strategi, yaitu komitmen strategis, oportunisme strategi, adaptabilitas

strategis dan maksud strategis. Sebuah SCA perlu bermakna dan berkelanjutan.

SCA harus cukup besar untuk membuat perbedaan: keunggulan marginal dalam

kualitas. Sementara itu, berkelanjutan perlu didukung dan ditingkatkan sepanjang

waktu. Ada kebutuhan sasaran bergerak bagi kompetitor.

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

67

Tabak et al. (2011) meneliti pengaruh persaingan terhadap risiko yang

diterima perbankan di Amerika Latin dan apakah perubahannya tersebut

berhubungan dengan perubahan ukuran dan modal bank. Hasil penelitian

menyimpulkan:

Persaingan mempengaruhi risiko dalam suatu pola yang non linier

Ukuran bank menjelaskan keunggulan persaingan

Rasio modal menjelaskan keunggulan dari persaingan yang lebih rendah.

Hasil penelitian ini amat penting bagi regulasi perbankan khususnya pada saat

gejolak pasar finansial di seluruh dunia baru-baru ini.

Tantangan persaingan pada perbankan secara perspektif teori dikemukakan

oleh Boot dan Schmeits (1998), bahwa para bankir ditantang dengan persaingan

lingkungannya yang terus meningkat. Proliferasi dari bank dengan orientasi

transaksi (kegiatan trading dan pasar keuangan) bagaimanapun secara nyata

merupakan tantangan bagi ‘relationship banking’ (bank-kemitraan). Dapat

diidentifikasi dua dimensi, yaitu pertama persaingan dari pasar keuangan

mengurangi secara tradisional stabilitas ketahanan kemitraan. Argumentasinya

bahwa berlawanan dengan umumnya tingkat kepercayaan, bank dapat secara

optimal merespon peningkatan investasi spesifik-kemitraan. Kedua, aktivitas yang

berorientasi transaksi peningkatannya menjadi bagian yang terintegrasi dari

lembaga bank. Dalam konteks bencana Barrings, diilustrasikan bagaimana bank

dengan orientasi transaksi memungkinkan dapat merusak daya saing bank-

kemitraan.

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

68

Sementara itu, aturan Basel yang diterbitkan oleh BIS yakni

lembaga/organisasi yang mewadahi perbankan dunia dalam penyusunan aturan

prudential (kehati-hatian), mulai Basel I, II dan saaat ini Basel III, selalu

mengemukakan bahwa faktor modal (capital) adalah hal yang utama, baik untuk

mendanai kegiatan operasional bank maupun yang saat ini menjadi tantangan

perekonomian global, adalah sebagai buffer dalam menghadapi krisis ekonomi,

khususnya yang non siklikal.

Dalam aturan perbankan nasional pun di Indonesia, yang saat ini OJK

merupakan otoritas pengawasan bank, secara konsisten meratifikasi aturan Basel

tersebut ke dalam aturan tingkat kesehatan bank yang saat ini menganut prinsip

tingkat kesehatan berbasis risiko (RBBR), yang diatur dalam POJK No. 4

/POJK.03/2016. Dalam RBBR, tingkat kesehatan merupakan penilaian gabungan

dari kualitas modal/capital, GCG, nilai komposit 8 risiko (kredit, operasional,

pasar, likuiditas, strategis, reputasi, kepatuhan dan hukum) dan

pendapatan/earnings.

Sebagaimana dijelaskan dalam konsiderans POJK No. 11 /POJK.03/2016

tanggal 29 Januari 2016 tentang Kewajiban Minimum Modal Bank Umum,

bahwa dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan mampu

berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, bank perlu

meningkatkan kemampuan untuk menyerap risiko yang disebabkan oleh kondisi

krisis dan/atau pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan. Dijelaskan pula

dalam konsiderans POJK tersebut bahwa dalam rangka meningkatkan

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

69

kemampuan bank untuk menyerap risiko, diperlukan peningkatan kualitas dan

kuantitas permodalan bank sesuai standar internasional.

Selanjutnya dalam Penjelasan Umum POJK No. 11 /POJK.03/2016

tersebut, diuraikan bahwa pengalaman krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi

di berbagai negara pada beberapa tahun belakangan menunjukkan bahwa

kejatuhan Bank antara lain disebabkan oleh tidak memadainya kualitas dan

kuantitas permodalan Bank untuk mengantisipasi risiko yang dihadapi. Dalam

rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas modal Bank sehingga Bank lebih

mampu menyerap potensi kerugian baik akibat krisis keuangan dan ekonomi

maupun karena pertumbuhan kredit yang berlebihan, persyaratan komponen dan

instrumen modal serta perhitungan kecukupan modal Bank perlu disesuaikan

dengan standar internasional. Standar Internasional yang menjadi acuan adalah

“Global Regulatory Framework for More Resilient Banks and Banking System”

yang lebih dikenal dengan Basel III (Basel Committee on Banking Supervision,

2010).

Berdasarkan uraian di atas, penguatan permodalan bank diperlukan untuk

menyerap risiko baik yang timbul akibat kegiatan inhern (pertumbuhan kredit

berlebihan) maupun krisis ekonomi.

Sementara itu, aspek diferensiasi produk/jasa perusahaan, termasuk bank,

selayaknya memperhatikan terlebih dahulu bahwa sumber pendapatan utama

perbankan di Indonesia adalah dari produk perkreditan, atau bunga kredit atau

dalam istilah umumnya disebut non FBI. Di sisi lain, perkembangan kegiatan

bisnis dan produk/jasa bank mengarah pada penggunaan TI yang semakin

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

70

canggih. Berkembangnya produk/jasa bank yang berbasis TI, memunculkan

cerukan bisnis berupa fee based product, yang sebelumnya hanya bank-bank

tertentu saja berfokus pada segmen tersebut. Produk/jasa selain perkreditan

lazimnya disebut produk/jasa FBI, seperti produk/jasa treasury, trade finance

atau produk/jasa operasional lainnya seperti transfer, payment point, jasa titipan,

dan lain-lain.

Berdasarkan akutansi bank, komposisi pendapatan bank dibagi menjadi 2

bagian, yaitu pendapatan operasional dan non operasional. Pendapatan

operasional dipilah menjadi dua pula, yaitu pendapatan bunga dan pendapatan

operasional selain bunga. Pendapatan bunga sebagian besar bersumber dari bunga

kredit, sementara itu pendapatan selain bunga diperoleh dari peningkatan nilai

wajar dan keuntungan penjualan Surat Berharga, penjualan aset keuangan

lainnya, keuntungan transaksi spot dan derivative, serta FBI.

Pengertian FBI menurut Kasmir (2013) adalah keuntungan yang didapat

dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya. Produk/jasa fee based

yang ditawarkan oleh perbankan antara lain: kiriman uang (transfer), kliring

(clearing), inkaso (collection), safe deposit box, bank card, jual-beli uang kertas

(bank note), jual-beli cek perjalanan (travellers cheque), L/C (letter of credit),

bank garansi, penerimaan setoran (tagihan listrik, telepon, gaji, pajak). Saat ini

berbagai produk baru FBI merupakan hasil pengembangan electronic banking.

Di India selama periode 2000-2009, menunjukkan bahwa kepemilikan

bank mempengaruhi pencapaian pendapatan selain bunga. Secara relatif terhadap

bank swasta domestik, bank milik pemerintah dengan signifikan menghasilkan

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

71

FBI lebih rendah, sementara bank asing menghasilkan FBI yang lebih tinggi.

Bank milik pemerintah dengan tingkat kepemilikan pemerintah yang lebih tinggi,

secara signifikan mempunyai sumber daya untuk menghasilkan pendapatan selain

bunga yang lebih rendah. Secara signifikan, pada Bank milik Pemerintah, FBI

mengurangi risiko yang diukur dari variabel profitabilitas (Pennathur,

Subrahmanyam, & Vishwasrao, 2012).

Sementara itu, hasil pengamatan terhadap industri perbankan di 28 negara

periode 1997-2004 oleh Nguyen (2012), menunjukkan bahwa pada periode 1997-

2002, hubungan antara pendapatan bunga dan pendapatan selain bunga secara

statistik memiliki hubungan yang signifikan dan negatif. Namun demikian pada

periode 2003-2004, hubungan antara pendapatan bunga dan pendapatan selain

bunga secara umum positif namun secara statistik tidak signifikan. Fenomena

yang tampak pada periode 1997-2002 menunjukkan bahwa peningkatan kegiatan

nontradisional bank secara negatif berkorelasi dengan risiko profitabilitas, yang

mencerminkan ketidakjelasan keuntungan dari diversifikasi. Namun kontribusi

pendapatan selain bunga secara positif berhubungan dengan Return On Asset dan

Return On Equity untuk periode data 2003-2004.

Berdasarkan uraian konsep di atas, berikut adalah komparasi pengertian

Keunggulan Bersaing menurut berbagai sumber :

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

72

Tabel 2.8

Komparasi Pengertian Keunggulan Bersaing

No Sumber Pengertian

1 Hunger dan

Wheelen

(2012)

Keunggulan bersaing merupakan kumpulan strategi untuk

menentukan keunggulan suatu perusahaan dari

persaingan diantara perusahaan lain. Strategi bersaing

meliputi biaya rendah (low cost) dan diferensiasi

2 Wang (2014) Keunggulan bersaing atau CA dapat diperoleh ketika

suatu organisasi mengembangkan atau mengakuisisi

suatu set atribut atau mengeksekusi tindakan yang

memungkinkan untuk mengungguli pesaingnya

3 Treacy dan

Wiersema

(1997)

Tiga disiplin kritikal untuk menjadi market leader yaitu

operational excellence (low cost), product leadership

(product differentiation) dan customer intimacy

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, yang

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang keunggulan bersaing industri jasa perbankan, maka diperoleh konstruk

pengertian keunggulan bersaing pada penelitian ini sebagai komponen keunggulan

bersaing: low cost (rasio BOPO), diferensiasi (FBI); serta CAR. CAR dan rasio

BOPO merupakan salah satu aspek yang digunakan oleh otoritas nasional dan

global dalam komponen penghitungan tingkat kesehatan bank. Permodalan

merupakan syarat mutlak dari otoritas global dan nasional agar bank dapat

bersaing dan berkelanjutan. Secara akuntansi, FBI merupakan salah satu

komponen pendapatan operasional selain bunga kredit yang ada dalam laporan

Laba-rugi bank.

Kemudian disusun komparasi dimensi keunggulan bersaing dari berbagai

sumber tersebut, sebagai bahan penyusunan konstruk dimensi keunggulan

bersaing, sebagaimana ditampilkan berikut ini :

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

73

Tabel 2.9

Komparasi Dimensi Variabel Keunggulan Bersaing

Hunger dan

Wheelen (2012)

Wang (2014) Treacy dan Wiersema (1997)

- biaya rendah (low

cost)

- diferensiasi

- Akuisisi atribut

- Eksekusi

- Operational excellence (low cost)

- Product leadership (product

differentiation)

- Customer intimacy

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, yang

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang keunggulan bersaing industri jasa perbankan, maka diperoleh konstruk

dimensi keunggulan bersaing industri jasa perbankan yang terdiri dari tiga aspek

yaitu : CAR, Rasio BOPO dan FBI.

Penentuan kedua dimensi tersebut disesuaikan dengan unit analisis industri

jasa perbankan yang saat ini mengalami permasalahan dalam ketiga aspek

tersebut.

Kemudian berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya,

yang didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten

dalam bidang keunggulan bersaing industri jasa perbankan, maka kedua dimensi

keunggulan bersaing tersebut diukur dengan indikator sebagai berikut :

1. CAR

CAR merupakan rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut

Risiko/ATMR. CAR dihitung dan diambil dari data DPIP OJK.

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

74

2. Rasio BOPO

Rasio BOPO merupakan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional. Rasio BOPO dihitung dan diambil dari data DPIP OJK.

3. FBI

FBI merupakan salah satu komponen pendapatan operasional selain bunga

kredit yang ada dalam laporan Laba-rugi bank. FBI dihitung dan diambil

dari data DPIP OJK.

2.1.5 Kinerja Perusahaan

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tujuan pencapaian perusahaan

adalah performance atau kinerja perusahaan yang lazimnya diukur oleh kinerja

perusahaan secara kuantitatif dari aspek finansial khususnya aspek rentabilitas

atau profitabilitas. Fabozzi dan Drake (2009) menjelaskan bahwa dalam menilai

kinerja operasi perusahaan, perhatian utama adalah jika perusahaan mengelola

asetnya dengan cara yang efisien dan menguntungkan. Ketika seorang investor

menilai kondisi keuangan suatu perusahaan, perhatian utama adalah jika

perusahaan mampu untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Investor dapat

menggunakan rasio finansial untuk mengevaluasi lima aspek kinerja operasional

dan kondisi keuangan:

a. Retun on investment (ROI). Rasio ROI membandingkan ukuran manfaat,

seperti laba atau pendapatan bersih, dengan langkah-langkah investasi. Dalam

pengertian ini juga sering digunakan rasio lainnya seperti ROA dan return on

equity (ROE).

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

75

b. Likuiditas. Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset-aset yang

paling mudah dikonversi menjadi uang tunai.

c. Profitablitas. Rasio profitabilitas membantu mengukur seberapa baik investor

mengelola biaya. Profit margin ratio membandingkan komponen pendapatan

dengan penjualan yang ditunjukkan dengan perumusan Gross profit margin =

(revenues-COGS)/revenues. Rasio ini memberikan informasi porsi laba yang

tersisa dari penjualan setelah dikurangi biaya produksi. Hal ini mencerminkan

kinerja operasi perusahaan. Untuk mengevaluasi operasi dan keputusan

keuangan perusahaan, investor harus membandingkan laba bersih dengan

pendapatan.

d. Aktivitas. Rasio Aktivitas digunakan untuk mengevaluasi manfaat yang

dihasilkan oleh aset tertentu, seperti persediaan atau piutang atau untuk

mengevaluasi manfaat yang dihasilkan atas keseluruhan aset perusahaan.

Inventory turnover menunjukkan seberapa cepat suatu perusahaan telah

menggunakan persediaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang dijual.

Sedangkan account receivable turnover ratio menunjukkan ukuran dari

seberapa efektif suatu perusahaan menyalurkan kredit kepada pelanggan.

e. Financial leverage. Sebuah perusahaan dapat membiayai asetnya dengan

ekuitas atau dengan utang. Pembiayaan dengan utang secara hukum

mewajibkan perusahaan untuk membayar bunga dan melunasi pokok seperti

yang dijanjikan. Pembiayaan ekuitas tidak mewajibkan perusahaan untuk

membayar apa-apa karena dividen dibayarkan pada kebijaksanaan dari direksi.

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

76

Financial leverage ratios digunakan untuk mengukur risiko keuangan

perusahaan.

Hempel dan Simonson (1991), menjelaskan bahwa tujuan pengelolaan

bank adalah untuk memaksimalkan nilai investasi pemilik pada bank. Nilai

maksimalisasi ini meliputi kedua aspek yaitu keuntungan dan risiko serta

keseimbangan di antara keduanya. Variabel keuntungan tidak hanya termasuk

yang melipui pengukuran keuntungan, seperti ROA dan ROE, tetapi juga

termasuk waktu mendapatkan keuntungan (timing of returns) dan prospek

keuntungan masa depan. Kualitas atau kandungan risiko dari keuntungan

berasosiasi dengan ukuran, waktu dan prospek masa depan dari keuntungan.

Komponen memaksimalisasi nilai terhadap pemilik dapat digambarkan pada

Gambar 2.5 di halaman 76:

Sebagaimana diketahui, Hempel dan Simonson (1991) menguraikan

klasifikasi risiko secara luas, yaitu:

1. Risiko finansial, yang timbul dari pengelolaan neraca.

2. Risiko deliveri, yang timbul pada saat bank mennyampaikan jasa

finansialnya kepada masyarakat.

3. Risiko lingkungan, yang mana bank harus menanggungnya sebagaimana

suatu ketentuan perusahaan.

Page 54: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

77

Goal:

Balancing:

Measures:

Size of returns

ROA

ROE

Earnings per share

Timing of returns

Future prospects

Riskiness of returns

Financial Risks

Credit risk

Liquidity risk

Interest-rate risk

Leverage risk

Delivery risks

Operational risk

Technological risk

New products risk

Strategic risk

Defalcation risk

Environmental risks

Economic risk

Competitive risk

Regulatory risk

Gambar 2.5

Komponen Maksimalisasi Nilai terhadap Pemilik Perusahaan

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja utama yang mencerminkan

tingkat pendapatan perusahaan keuangan atau bisnis lainnya yang dihasilkan dari

pemanfaatan sumber daya melalui penawaran produk dan jasa (Rose dan Hudgins,

2013). Sementara itu, rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam

meningkatkan laba untuk periode tertentu atau untuk mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dicapai bank (Kasmir, 2013). Secara khusus Kasmir

(2013) menjelaskan bahwa keuntungan utama bisnis perbankan diperoleh dari

selisih bunga simpanan yang diberikan kepada deposan dengan bunga

pinjaman/kredit yang disalurkan (spread based).

Maximize Value to

Owners

Risks Returns

Page 55: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

78

Berdasarkan uraian teori dan pendapat para pakar tersebut di atas bahwa

kinerja perusahaan termasuk bank, dapat diukur oleh indikator tingkat

profitabilitas atau rentabilitas. Pencapaian tingkat rentabilitas perusahaan

termasuk bank bergantung bagaimana perusahaan mengelola atau memanfaatkan

sumber dayanya dengan cara yang efisien dan menguntungkan melalui

produk/jasa yang ditawarkan.

Sebagaimana diketahui bisnis operasional bank merupakan kegiatan usaha

yang diatur dengan sangat ketat oleh otoritas pengawasan bank. Tingkat

kesehatan bank berdasarkan risiko dan prinsip kehati-hatian merupakan

terminologi lazim dalam pengaturan dan pengawasan kegiatan operasinal bank.

Regulasi perbankan menurut Undang-undang (UU) diatur dalam UU No. 7

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang No. 10 tahun 1998, antara lain memuat bahwa bank umum merupakan

insitusi yang memberikan pelayanan dalam proses pembayaran baik secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Sebagai turunan dari UU Perbankan tersebut di atas, dalam POJK No. 4

/POJK.03/2016 tanggal 26 Januari 2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum, yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.

13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum, pada Penjelasan Umum dijelaskan antara lain bahwa “Bank wajib

memelihara kesehatannya”. Lebih lanjut dalam POJK tersebut dijelaskan bahwa

kesehatan bank merupakan cerminan kondisi dan kinerja bank, merupakan sarana

bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan

Page 56: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

79

terhadap Bank. Kesehatan bank menjadi kepentingan semua pihak terkait, baik

pemilik, pengelola (manajemen), dan masyarakat pengguna jasa bank.

Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin

kompleks dan beragam dapat meningkatkan eksposur risiko dan profil risiko

bank. Sejalan dengan itu pendekatan penilaian secara internasional juga mengarah

pada pendekatan pengawasan berdasarkan risiko. Pada Bab III Pasal 6 POJK

tersebut ditetapkan bahwa Bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan

bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-Based Bank

Rating) dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut:

1. Profil risiko (risk profile)

Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko

inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank

yang wajib dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko, yaitu: risiko kredit; risiko

pasar; risiko likuiditas; risiko operasional; risiko hukum; risiko stratejik; risiko

kepatuhan; dan risiko reputasi.

2. GCG

Penilaian terhadap kualitas manajamen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip

GCG yang ditinjau dari berbagai aspek. GCG pada industri perbankan

berlandaskan 5 (lima) prinsip dasar yaitu transparansi, akuntabilitas,

pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran

3. Rentabilitas (earnings);

Penilaian terhadap faktor Rentabilitas meliputi penilaian terhadap kinerja

earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings Bank.

Page 57: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

80

Parameter/indikator penilaian faktor rentabilitas antara lain Return On Asset

yaitu perhitungan laba sebelum pajak dibagi rata-rata total asset.

4. Permodalan (capital).

Evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan modal.

Perhitungan modal terutama didasarkan atas perbandingan antara besarnya

modal dengan aktiva tertimbang menurut risiko. Modal terdiri diri dari modal

inti dan modal pelengkap, sementara itu aktiva bank dihitung bobot risikonya

dengan dasar perhitungan eksposur risiko pada tiap masing-masing pos aktiva.

Sesuai Pasal 7 POJK tersebut, penilaian terhadap faktor profil risiko

merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen

risiko dalam operasional Bank yang wajib dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko,

yaitu: risiko kredit; risiko pasar; risiko likuiditas; risiko operasional; risiko

hukum; risiko stratejik; risiko kepatuhan; dan risiko reputasi.

Berdasarkan uraian konsep di atas, berikut adalah komparasi pengertian

kinerja perusahaan menurut berbagai sumber :

Tabel 2.10

Komparasi Pengertian Kinerja Perusahaan

No Sumber Pengertian

1 Fabozzi dan Drake

(2009)

Dalam menilai kinerja operasi perusahaan,

perhatian utama adalah jika perusahaan

mengelola asetnya dengan cara yang efisien

dan menguntungkan

2 Kasmir (2013) Keuntungan utama bisnis perbankan

diperoleh dari selisih bunga simpanan yang

diberikan kepada deposan dengan bunga

pinjaman/kredit yang disalurkan (spread

based).

Page 58: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

81

No Sumber Pengertian

3 POJK No. 4

/POJK.03/2016 tanggal

26 Januari 2016 tentang

Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum

Kesehatan bank merupakan cerminan kondisi

dan kinerja bank, merupakan sarana bagi

otoritas pengawas dalam menetapkan strategi

dan fokus pengawasan terhadap Bank

Berdasarkan kajian literatur dan jurnal penelitian sebelumnya, yang

didukung oleh pelaksanaan in depth interview dengan pakar yang kompeten dalam

bidang kinerja perusahaan industri jasa perbankan, maka diperoleh konstruk

pengertian kinerja perusahaan pada penelitian ini merupakan penilaian akhir

terhadap kapabilitas perusahaan, dalam hal ini digunakan penilaian aspek finansial

dengan rasio ROA. Rasio ini juga digunakan dalam penghitungan komponen

earnings pada penghitungan tingkat kesehatan bank.

Penggunaan ROA dalam mengukur kinerja bank, dilakukan oleh Hahn dan

Powers (2010:68-69) yang menjelaskan bahwa ukuran yang digunakan untuk

untuk menguji kinerja perbankan adalah rasio ROA karena merupakan ukuran

kinerja industri perbankan primer (FDIC, 1995). Disebutkan juga bahwa ROA

adalah salah satu bentuk ROI, dimana penggunaan ukuran ini konsisten dengan

saran Porter (1980, 1985) bahwa ROI adalah ukuran kinerja yang sesuai.

Berdasarkan penelitian terdahulu, ROA didefinisikan sebagai laba bersih dibagi

dengan total aset (Lenz, 1980; Robinson dan Pearce, 1988; Bernstein, 1993).

Pengukuran kinerja ROA yang digunakan dalam penelitian Hahn dan Powers

(2010) diberikan oleh responden bank sesuai dengan strategi penelitian

sebelumnya (Robinson dan Pearce, 1988; Lyles, Baird, Orris, dan Kuratko, 1993).

Page 59: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

82

Sementara itu, Al-Tamimi dan Jabnoun (2010:185) menjelaskan bahwa

kinerja bank diukur dengan ROA dan ROE. ROA merupakan indikator efisiensi

manajerial yang merefleksikan sejauh mana kapabilitas manajemen bank dalam

mengkonversikan aset perusahaan ke dalam laba bersih. Sementara ROE adalah

indikator dari net benefit yang diterima pemegang saham dari investasi modal

mereka di bank.

Berdasarkan uraian di atas, maka kinerja perusahaan diukur dengan rasio

rentabilitas, menggunakan rasio ROA yang mencerminkan rasio antara laba rata-

rata terhadap total asset. Nilai rasio ROA dihitung dari data DPIP OJK.

Penentuan dimensi tersebut didasarkan pada pertimbangan unit analisis

dalam penelitian ini yaitu industri jasa perbankan yang cenderung lebih cocok

menggunakan dimensi tersebut, dimana kondisi saat ini industri jasa perbankan

cenderung masih memiliki kelemahan pada aspek tersebut.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan topik penelitian yang akan

dilakukan dikemukakan dalam matriks di bawah ini:

Page 60: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

83

Tabel 2.11 Penelitian Terdahulu

Hubungan antara GCG dengan Kinerja

Nama

Peneliti

Topik

Penelitian

Hasil penelitian Variabel/Dimensi Perbedaan/

Persamaan

Juniarti dan

Natalia

(2012)

Melakukan

identifikasi

manfaat

penerapan

GCG terhadap

biaya utang

(cost of debt)

Hasil penelitian tidak

mendukung hipotesis,

antara lain karena

rendahnya tingkat

kepercayaan kreditur

terhadap praktik tata

kelola perusahaan

yang baik.

X= skor GCG

Variabel

moderating =

Debt to Asset

(DA), ROA,

Pertumbuhan

Penjualan

(Sgrowth),

Ukuran

Perusahaan (Fsize

dan Market to

Book (MTB).

Y= cost of debt

Persamaan:

GCG

Perbedaan:

Seluruh

perusahaan

go- public

DA, Fsize,

MTB, COD.

Nur’ainy et

al. (2013)

Pengaruh

penerapan

GCG terhadap

kinerja

perusahaan

yang diukur

dengan EVA

Implementasi GCG

mempengaruhi

langsung kinerja

perusahaan yang

diukur dengan EVA,

dan menunjukkan

pengaruh secara tidak

langsung melalui

ukuran perusahaan

X= implementasi

GCG

Intervening =

ukuran

perusahaan

Y= kinerja

perusahaan

(EVA)

Persamaan:

GCG

Perbedaan:

Ukuran

usaha,

EVA,

manufaktur

Tariq et al.

(2014)

Investigasi

efektivitas

GCG terhadap

efisiensi

finansial

industri

perbankan di

Pakistan

Hasil penelitian

secara konsisten

dengan penelitian

sebelumnya tentang

GCG menunjukkan

dampak positif secara

signifikan terhadap

efisiensi bank.

X=ukuran Dewan

Pengurus, Rapat

Dewan Pengurus,

Direksi Non-

Eksekutif, Ukuran

Bank dan

leverage.

Y=ROA dan ROE

Persamaan:

ROA

bank

Perbedaan:

Ukuran

Dewan

Pengurus,

Rapat

Dewan

Pengurus,

Direksi

Non-

Eksekutif,

Ukuran

Bank dan

leverage.

ROE

Page 61: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

84

Hassan &

Halbouni (2013)

Corporate

governance,

economic

turbulence and

financial

performance of

UAE listed

firms.

Corporate

governance

berpengaruh negatif

terhadap financial

performance dan

economic turbulence.

Dependen :

financial

performance

Independen :

corporate

governance

mechanisms

economic

turbulence

Persamaan:

GCG

Financial

performan

ce

Perbedaan:

Economic

turbulence

Bawaneh

(2015)

Menguji

pengaruh

penerapan

kode GCG

pada kinerja

bank Yordania

Keberhasilan GCG di

bank Yordania

membutuhkan

penerapan aturan

dengan benar, yang

bergantung pada

kontrol dari Bank

Sentral Jordan (CBJ)

dan manajemen bank.

Prinsip transparansi

dan pengungkapan

tentang situasi

keuangan bank

membantu

meningkatkan

kepercayaan klien

dan meningkatkan

reputasi dan kinerja

bank.

X : GCG,

aplikasi tata kelola

Y : kinerja

Persamaan:

GCG

Financial

performanc

e

Perbedaan:

Aplikasi tata

kelola

Limakrisna &

Yoserizal

(2016)

Menganalisis

pengaruh

GCG,

teknologi

informasi,

kompetensi

SDM terhadap

keunggulan

kompetitif dan

implikasinya

terhadap

kinerja

pemasaran.

GCG, Teknologi

informasi,

Kompetensi SDM

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap keunggulan

kompetitif.

Keunggulan

kompetitif pun positif

dan signifikan

berpengaruh pada

kinerja pemasaran

X : GCG,

teknologi

informasi,

kompetensi SDM

Y : keunggulan

kompetitif

Z : kinerja

pemasaran

Persamaan :

GCG

Teknologi

informasi

Kompetens

i SDM

Keunggula

n

kompetitif

Perbedaan :

Kinerja

Pemasaran

Page 62: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

85

Hubungan antara SDM dengan Keunggulan Bersaing dan Kinerja

Nama

Peneliti

Topik

Penelitian

Hasil penelitian Variabel/Dimensi Perbedaan/

Persamaan

Wright et al.

(2003)

Menguji

pengaruh

praktek HR

dan komitmen

organisasi

terhadap

kinerja operasi

dan

profitabilitas

bisnis unit

Analisis

menunjukkan bahwa

faktor komitmen

organisasi dan

praktek HR secara

signifikan

berhubungan dengan

pengukuran kinerja

operasional sebaik

pengukuran biaya

operasi dan laba

sebelum pajak (EBT)

X= komitmen

organisasi,

praktek HR

Variabel

moderating =

biaya operasi

dan EBT.

Y= kinerja

perusahaan

Persamaan:

Kinerja

Perbedaan:

komitmen

organisasi,

praktek HR

biaya operasi

dan EBT

Non bank

Mavridis

(2004)

The

intellectual

capital

performance of

the Japanese

banking sector

Hasil penelitian ini

dengan Analisis

prediktif menyatakan

ada hubungan yang

normal, kuat,

signifikan dan

korelasi positif antara

Value Added/VA dan

modal fisik (CA).

Variabel VA berubah

ke arah yang sama

dengan modal fisik

(0340) tetapi tidak

dalam arah yang

sama dengan biaya

manajerial (HC = -

1679).

Independen :

Intelectual Capital

Dependen :

Bank Peformance

Persamaan:

Kinerja

bank

Perbedaan:

Intelectual

Capital

Joshi, Cahill

dan Sidhu

(2010)

Intellectual

capital

performance

in the banking

sector

An assessment

of Australian

owned banks.

Modal intelektual,

intellectual

coefficient (VAICe)

memiliki hubungan

yang signifikan

dengan biaya SDM

dan penambahan nilai

bank di Australia.

Independen:

Modal intelektual

Dependen :

kinerja IC

Persamaan:

Biaya SDM

bank

Perbedaan:

Modal

intelektual

VAICe

Habir &

Larasati

(1999)

Human

resource

management

as competitive

advantage in

the new

HRM berpengaruh

terhadap Keunggulan

Bersaing

Dependen:

Competitive

Advantage

Independen :

Human

Resource

Persamaan:

Competitive

Advantage

Perbedaan:

Human

Page 63: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

86

millennium An

Indonesian

perspective

Management

Resource

Management

Non bank

Gates dan

Pascal (2010)

Melakukan

analisis

hubungan

HCM, strategi

dan kinerja

perusahaan

dengan

persepsi HR

managers

Analisis persepsi

menurut manajer

SDM menunjukkan

bahwa semakin maju

sebuah perusahaan

dalam pengembangan

HCM, semakin tinggi

kinerja perusahaan;

dan perusahaan

mengikuti strategi

diferensiasi, manajer

SDM tertarik

indikator inovasi,

sementara mereka

mengikuti strategi

pengurangan biaya,

manajer SDM tertarik

indikator efisiensi

Dimensi:

efisiensi kerja,

sadar biaya

(indikator

efisiensi)

kemampuan

kewirausahaan

dan kemampuan

inovatif

(indikator

inovasi).

Persamaan:

efisiensi

kerja,

kinerja

Perbedaan:

sadar biaya

(indikator

efisiensi);

kemampuan

kewirausaha

an dan

kemampuan

inovatif

(indikator

inovasi).

Non bank

Masum,

Azad, Hoque

& Beh

(2015)

Menguji

pengaruh

praktik

manajemen

sumber daya

manusia

(HRM)

terhadap

efisiensi bank

dengan

menggunakan

indeks

Malmquist dari

produktivitas

faktor total.

Praktik HRM di

industri perbankan

untuk memastikan

efisiensi dalam

skenario jangka

panjang. Bank

domestik disarankan

untuk memastikan

pembangunan

berkelanjutan dalam

praktik HRM agar

bisa bersaing dengan

bank asing.

X : Praktik

HRM

Y : efisiensi

Persamaan:

SDM

Perbedaan:

Efisiensi

bank

Komnenic

Tomic, &

Pokrajcic

(2011)

Menyelidiki

secara empiris

apakah modal

intelektual

(intellectual

capital / IC)

sebagai aset

strategis

berdampak

pada kinerja

Terdapat hubungan

positif antara modal

intelektual

perusahaan dengan

ukuran kinerja

X : Modal

Intelektual

Y : kinerja

Persamaan:

SDM

Kinerja

Perbedaan:

Komponen IC

Page 64: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

87

organisasi serta

mengidentifika

si komponen

IC yang

mungkin

menjadi

penggerak

indikator

tradisional

kesuksesan

bisnis

Surin,

Edward,

Hussin, &

Ab Wahab

(2017)

Meneliti

hubungan

antara jaringan

bisnis strategis

dan kinerja

bisnis di antara

perusahaan

manufaktur

UKM di

Malaysia

Human capital dan

lingkungan bisnis

secara signifikan

memoderasi

hubungan antara

jaringan bisnis

strategis dan kinerja

bisnis

X : Jaringan

Bisnis strategis

Y : Human

capital dan

lingkungan

bisnis

Kinerja Bisnis

Persamaan:

SDM

Kinerja

Perbedaan:

Jaringan

bisnis

strategis

Lingkungan

bisnis

Non bank

Hubungan antara TI dengan Keunggulan Bersaing dan Kinerja

Nama

Peneliti

Topik Penelitian Hasil penelitian Variabel/Dimensi Perbedaan/

Persamaan

Chae et al.

(2014)

Pengaruh

kapabilitas TI

dan kinerja

perusahaan

Terdapat

hubungan positif

yang signifikan

antara

kemampuan TI

dengan kinerja

perusahaan.

Pemimpin TI

tidak

menunjukkan

kinerja

keuangan yang

lebih baik

dibandingkan

kontrol.

X= kapabilitas TI,

Pemimpin TI.

Y=kinerja

perusahaan

Persamaan:

Kinerja

Perbedaan:

kapabilitas

TI,

Pemimpin

TI

Non bank

Ali dan

Murty

(2014)

Dampak Core-

Banking Solution

pada industri

perbankan di

India

Core-banking

Solution pada

bank yang

dinasionalisasi

menawarkan

manfaat bagi

bank dan

X= ukuran bank

kecil, menengah

dan besar; ukuran

ICT, variasi

produk/layanan

Y= kelancaran

Persamaan:

Bank

Perbedaan:

ukuran

bank kecil,

menengah

Page 65: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

88

nasabahnya

mengakui

pentingnya ICT

guna kelancaran

fungsi bank.

penggunaan ICT

menawarkan

suatu variasi

produk dan

layanan terhadap

nasabahnya.

Perubahan

skenario dan

inovasi

berdampak pasti

terhadap bank-

yang

dinasionalisasi

dapat

menggantikan

jaringan kantor

yang luas dan

memenuhi

pelayanan

volume nasabah

yang tinggi.

fungsi bank

(layanan jaringan

kantor dan

volume nasabah)

dan besar;

ukuran ICT,

variasi

produk/laya

nan

kelancaran

fungsi bank

(layanan

jaringan

kantor dan

volume

nasabah)

Kim dan

Davidson

(2004)

The effects of IT

expenditures on

banks’ business

performance:

using a balanced

scorecard

approach

Dalam penelitian ini

pengeluaran

terhadap TI

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap kinerja

bank

Independen:

Pengeluaran IT

Dependen :

Kinerja Bank

Persamaan:

Pengeluar-

an TI

Kinerja

Bank

Perbedaan:

Tidak ada

Sharma et

al. (2014)

Pentingnya TI ,

Transformasi

Bisnis, Dampak

TI pada berbagai

sektor ekonomi.

TI pendorong

yang paling

penting dari

ekonomi global.

Daya saing

ekonomi suatu

negara selaras

dengan

kemampuannya

untuk berinovasi

dan

X=Pentingnya TI,

Transformasi

Bisnis

Y=Dampak TI

pada berbagai

sektor ekonomi.

Persamaan:

Daya

saing/CA

bank

Perbedaan:

Pentingnya

TI,

Transfor-

masi Bisnis

Dampak TI

Page 66: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

89

berpartisipasi

dalam industri

TI

pada

berbagai

sektor

ekonomi

Luse &

Mennecke

(2014)

IT can matter:

co-evolution

fostering IT

competitive

advantage

Hasil penelitian ini

menyimpulkan

manajer dapat

melihat TI dan

mengidentifikasi

mana potensi

keunggulan

kompetitif strategis

dari TI dapat

ditemukan. Karena

TI berpengaruh

terhadap

keunggulan

kompetitif.

Independen:

IT

Dependen :

Competitive

Advantage

Persamaan:

Competitive

Advantage

Perbedaan:

IT

Non bank

Colgate

(1998)

Creating

sustainable

competitive

advantage

through

marketing

information

system

technology:a

triangulation

methodology

within the

banking industry

Hasil penelitian ini

menyimpulkan

bahwa lembaga

keuangan dengan

menerapkan TI lebih

sukses. TI

berpengaruh walau

tidak terlihat

signifikan terhadap

keunggulan

kompetitif.

Independen:

Teknologi sistem

informasi

pemasaran

Dependen :

Keunggulan

kompetitif

Persamaan:

Keunggulan

kompetitif

bank

Perbedaan:

Teknologi

sistem

informasi

pemasaran

Darshani

(2013)

Kajian identifikasi

factor-faktor

keunggulan

bersaing pada

Bank of Ceylon

Leasing,

Srilangka: dengan

kasus khusus

cabang Kahawatta

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kualitas layanan dan

Harga Lease

berdampak positif

dan signifikan pada

keunggulan

kompetitif

sedangkan

Kemajuan

Teknologi dan

Upaya promosi

tidak berdampak

namun signifikan

Y = keunggulan

kompetitif

X1 = teknologi

baru

X2 = Kualitas

layanan

X3= Upaya

promosi

X4 = harga sewa

Persamaan:

keunggulan

kompetitif

bank

Perbedaan:

teknologi

baru

Kualitas

layanan

Upaya

promosi

Harga sewa

Page 67: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

90

pada keunggulan

kompetitif.

Hubungan keunggulan bersaing dengan kinerja

Nama

Peneliti

Topik Penelitian Hasil penelitian Variabel/ Persamaan/

Perbedaan

Tabak et al.

(2011)

Meneliti

pengaruh

persaingan

terhadap risiko

yang diterima

perbankan di

Amerika Latin

dan apakah

perubahannya

tersebut

berhubungan

dengan

perubahan ukuran

dan modal.

Persaingan

mempengaruhi

risiko dalam

suatu pola yang

non linier

Ukuran bank

menjelaskan

keunggulan

persaingan

Rasio modal

menjelaskan

keunggulan

dari persaingan

yang lebih

rendah.

X1= Persaingan

X2= Ukuran bank

X3= rasio modal

Y= risiko yang

diterima

Persamaan:

Persaingan

bank

rasio modal

Perbedaan:

Y= risiko

yang diterima

Figueira,

Nellis dan

Parker

(2009)

Banking

performance and

technological

change in non-

core EU

countries:

A study of Spain

and Portugal

Dengan metode

indeks Malmquist

menunjukkan

kinerja meningkat

dari bank-bank di

Portugal dan

Spanyol selama

tahun 1990-an

sampai 2000an

terutama disebabkan

TC (Technology

Change) dan

beberapa bank

merespon lebih

positif dan produktif

untuk kesempatan

yang ditawarkan

oleh teknologi baru

dari bank lain,

seperti tercermin

dalam dispersi yang

lebih besar dalam

kinerja bank dari

waktu ke waktu

dalam hasil DEA

awal.

Independen:

Orientasi portofolio

dan skala operasi

Dependen :

Efesiensi Bank

Independen:

Orientasi

portofolio

dan skala

operasi

Dependen :

Efesiensi

Bank

Page 68: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

91

2.1.7 Posisi Penelitian / State of The Art

Berdasarkan hasil penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang pernah

dilakukan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri melalui penelusuran jurnal-

jurnal penelitian, menunjukkan bahwa penelitian dengan model penelitian ini

belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, sehingga penelitian ini

memiliki orisinalitas tinggi dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu.

Agyapong

dan Boamah

(2013)

Meneliti

pengaruh

competitive

advantage bisnis

terhadap

performace

Competitive

advantage mampu

mempengaruhi

performace

X : competitive

advantage

Y : kinerja

Persamaan :

Keunggulan

bersaing

Kinerja

Perbedaan :

Industri hotel

Leonidou,

Christodouli

des,

Kyrgidou,

Palihawada

na

(2017)

Meneliti

bagaimana faktor

internal

perusahaan

membantu

merumuskan

strategi bisnis

hijau di antara

perusahaan

manufaktur kecil,

dan bagaimana

pengaruhnya

terhadap

keunggulan

kompetitif dan

kinerja kompetitif

Implementasi

strategi bisnis hijau

menghasilkan ke-

unggulan kompetitif

posisional, dimana

asosiasi ini semakin

kuat dalam kondisi

intensitas peraturan

yang tinggi,

dinamisme pasar

yang tinggi,

perhatian

masyarakat yang

tinggi, dan

intensitas

persaingan yang

tinggi. Keunggulan

kompetitif kondusif

untuk meningkatkan

kinerja pasar dan

keuangan.

X : faktor internal

perusahaan

Y : Strategi bisnis

hijau

Z : keunggulan

kompetitif (kinerja

pasar dan kinerja

keuangan)

Persamaan :

Keunggulan

bersaing,

Kinerja

Perbedaan :

Industri hotel

Page 69: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

92

State of the Art dari penelitian ini adalah bertumpu pada hasil dari

pengembangan keunggulan bersaing yang didasari oleh GCG, biaya

pengembangan TI, dan biaya pengembangan sumber daya manusia, dalam upaya

meningkatkan kinerja perusahaan industri jasa perbankan di Indonesia,

menunjukkan bahwa topik penelitian ini belum pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya. Dengan demikian penelitian ini memiliki orisinalitas yang tinggi.

Aspek GCG, biaya pengembangan TI, biaya pengembangan sumber daya

manusia, dan keunggulan bersaing yang mempengaruhi kinerja perusahaan

merupakan 5 (lima) variabel deduktif yang diteliti dalam disertasi ini. Kelima

variabel tersebut merupakan hasil kajian dari berbagai textbook, literatur, jurnal,

dan hasil penelitian sebelumnya.

2.2 Kerangka pemikiran

2.2.1 Hubungan antara GCG dengan Keunggulan Bersaing

Hasil penelitian konsisten dengan penelitian sebelumnya tentang GCG,

yang menunjukkan dampak positif secara signifikan terhadap efisiensi bank. Di

sisi lain, juga ditemukan bahwa GCG, Teknologi Informasi, dan Kompetensi

SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif.

Keunggulan kompetitif pun positif dan signifikan berdampak pada kinerja

pemasaran.

2.2.2 Hubungan antara GCG dengan Kinerja

Hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan hubungan antara GCG

dengan kinerja menunjukkan GCG dapat mempengaruhi secara langsung kinerja

perusahaan. Implementasi GCG dapat mempengaruhi langsung pada kinerja

Page 70: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

93

perusahaan yang diukur dengan EVA. Temuan penelitian juga menunjukkan

bahwa keberhasilan GCG di bank Yordania membutuhkan penerapan aturan

dengan benar, yang bergantung pada kontrol dari Bank Sentral Jordan (CBJ) dan

manajemen bank. Prinsip transparansi dan pengungkapan tentang situasi

keuangan bank membantu meningkatkan kepercayaan klien dan meningkatkan

reputasi dan kinerja bank. Di sisi lain, GCG, Teknologi informasi, Kompetensi

SDM ditemukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keunggulan

kompetitif. Keunggulan kompetitif secara positif dan signifikan berdampak pada

kinerja pemasaran.

2.2.3 Hubungan antara SDM dengan Keunggulan Bersaing

Penelitian menunjukkan bahwa praktik HRM di industri perbankan

ditujukan untuk memastikan efisiensi dalam skenario jangka panjang. Bank

domestik disarankan untuk memastikan pengembangan praktik HRM secara

berkelanjutan agar bisa bersaing dengan bank asing. Temuan lain menunjukkan

bahwa Human capital dan lingkungan bisnis secara signifikan memoderasi

hubungan antara jaringan bisnis strategis dan kinerja bisnis.

2.2.4 Hubungan antara SDM dengan Kinerja

Beberapa hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan hubungan antara

SDM dengan kinerja, menunjukkan bahwa aspek SDM berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan. Praktek HR dan komitmen organisasi berhubungan signifikan

dengan kinerja operasi dan profitabilitas unit bisnis. Demikian pula, modal

intelektual, intellectual coefficient (VAICe) memiliki hubungan yang signifikan

dengan biaya SDM dan penambahan nilai bank di Australia. Praktik HRM di

Page 71: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

94

industri perbankan mampu memastikan efisiensi dalam skenario jangka panjang.

Sehingga bank domestik disarankan untuk memastikan pengembangan praktik

HRM secara berkelanjutan agar bisa bersaing dengan bank asing. Sementara

temuan lain menemukan adanya hubungan positif antara modal intelektual

perusahaan dengan ukuran kinerja. Selain itu, human capital dan lingkungan

bisnis secara signifikan memoderasi hubungan antara jaringan bisnis strategis dan

kinerja bisnis.

2.2.5 Hubungan antara TI dengan Keunggulan Bersaing

Pada penelitian di industri perbankan di India menunjukkan bahwa Core-

banking Solution pada bank yang dinasionalisasi menawarkan manfaat baik bagi

bank maupun nasabahnya, menggantikan jaringan kantor cabang yang luas, serta

ICT meningkatkan kelancaran fungsi bank dan menawarkan variasi produk dan

layanan terhadap nasabahnya.

2.2.6 Hubungan antara TI dengan Kinerja

Hasil penelitian sebelumnya juga menemukan hubungan antara TI dengan

kinerja menunjukkan hubungan yang positif. Pada industri perbankan di India

menunjukkan bahwa Core-banking Solution pada bank yang dinasionalisasi

menawarkan manfaat baik bagi bank maupun nasabahnya, menggantikan jaringan

kantor cabang yang luas, serta ICT meningkatkan kelancaran fungsi bank dan

menawarkan variasi produk dan layanan terhadap nasabahnya. Selain itu,

berdasarkan penelitian dengan metode indeks Malmquist, menunjukkan adanya

Page 72: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

95

peningkatan kinerja bank di Portugal dan Spanyol selama tahun 1990-an sampai

2000an yang terutama disebabkan TC (Technology Change). Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa biaya TI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

bank.

2.2.7 Hubungan antara Keunggulan Bersaing (Permodalan, efisiensi dan

FBI) dengan Kinerja

Hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan hubungan antara Kinerja

dengan Keunggulan Bersaing (Permodalan, efisiensi dan FBI), menunjukkan

indikasi hubungan yang positif. Pada penelitian mengenai pengaruh persaingan

terhadap risiko perbankan di Amerika Latin dan menyimpulkan: bahwa prsaingan

mempengaruhi risiko dalam suatu pola yang non linier, ukuran bank menjelaskan

keunggulan persaingan, dan rasio modal menjelaskan keunggulan dari persaingan

yang lebih rendah. Hasil penelitian tersebut amat penting bagi regulasi perbankan

khususnya saat gejolak pasar finansial di seluruh dunia baru-baru ini.

Pada penelitian berdasarkan analisis atas hubungan HCM, strategi dan

kinerja perusahaan dengan persepsi HR managers, ditemukan bahwa semakin

maju sebuah perusahaan dalam pengembangan HCM, semakin tinggi kinerja

perusahaan; dan pada perusahaan yang mengikuti strategi diferensiasi, manajer

SDM tertarik pada indikator inovasi, sementara pada perusahaan yang mengikuti

strategi pengurangan biaya, manajer SDM lebih tertarik pada indikator efisiensi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif kondusif untuk

meningkatkan kinerja pasar dan keuangan.

Page 73: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

96

Berdasarkan konsep/teori di atas dan berbagai penelitian yang telah

dilakukan serta aturan dan praktek pada industri perbankan, terdapat benang

merah antara penerapan GCG, pengelolaan TI, serta pengembangan SDM sebagai

implementasi suatu strategi perusahaan yang akhirnya untuk mendapatkan

keunggulan bersaing yang berkelanjutan untuk meningkatkan nilai atau kinerja

perbankan. Mengingat dalam penelitian-penelitian sebelumnya masing-masing

variabel independen tersebut belum dilakukan analisis secara sekaligus

pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan dan keunggulan bersaing, maka

penelitian akan mencoba melakukan analisis pengaruh ketiga variabel independen

tersebut terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.

Selanjutnya untuk variabel keunggulan bersaing, pada dasarnya diadopsi

dari aturan Basel yang menganjurkan untuk memperkuat permodalan agar bank

menjadi sehat dan berkelanjutan, sehingga aspek permodalan menjadi sub variabel

keunggulan bersaing bank. Sementara itu, ukuran bank dan rasio modal

menjelaskan keunggulan persaingan, yang merupakan komponen operational

excellence selain efisiensi. Pada sisi lain dari sudut inovasi, lembaga keuangan

mengidentifikasi pengurangan biaya, perbaikan efisiensi, menjangkau nasabah

baru atau meningkatkan pengalaman pelanggan, serta menghasilkan laba. Dalam

teori keunggulan bersaing juga dijelaskan pentingnya biaya rendah. Dengan

demikian aspek efisiensi akan dijadikan juga sub variabel ke-2 keunggulan

bersaing bank. Sebagaimana biaya rendah/efisiensi dalam teori keunggulan

bersaing, aspek diferensiasi merupakan faktor mutlak lainnya, baik lingkup luas

dan sempit/cerukan, disamping perkembangan teknologi TI yang lazim digunakan

Page 74: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

97

perbankan untuk mewujudkan produk/jasa dan pelayanan yang mumpuni ke arah

fee based product, sehingga FBI akan dijadikan sub variabel ke-3 keunggulan

bersaing.

Berdasarkan kajian pustaka di atas, kerangka pemikiran didasarkan pada

pemahaman terhadap masing-masing variabel dan hubungan antar variabel.

Sebagaimana diketahui GCG merupakan roh atau jiwanya perusahaan, bagaimana

kegiatan usaha perusahaan dilakukan dengan tata kelola yang baik. Dalam GCG,

aspek SDM merupakan hal yang pokok, baik sebagai pemegang saham, pengurus

maupun pegawai perusahaan. Sementara itu, GCG merupakan aspek kualitatif

yang secara tidak langsung dapat memengaruhi kinerja perusahaan, sementara itu

aspek kuantitatif terutama aspek finansial antara lain modal dan biaya dapat

menentukan secara langsung kinerja perusahaan. Selain aspek GCG, TI dan SDM,

aspek keunggulan bersaing bank dengan faktor yang diteliti permodalan, rasio

efisiensi dan FBI diharapkan dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.

Paradigma penelitian yang akan menjadi dasar pelaksanaan penelitian

disusun dalam bagan sebagai berikut:

Page 75: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

98

Gambar 2.6 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

1. GCG, Biaya Pengembangan TI, dan Biaya Pengembangan SDM berpengaruh

terhadap Keunggulan Bersaing (CAR, BOPO, FBI) pada bank konvensional

yang tercatat di BEI periode 2011-2016.

2. Keunggulan Bersaing (CAR, BOPO, FBI) berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada bank konvensional yang tercatat di BEI periode 2011-2016.

3. GCG, Biaya Pengembangan TI, Biaya Pengembangan SDM, dan Keunggulan

Bersaing (CAR, BOPO, FBI) berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada

bank konvensional yang tercatat di BEI periode 2011-2016 .

GCG (X1)

Biaya

Pengembangan

TI (X2)

Biaya Pengembangan

SDM (X3)

Keunggulan

Bersaing BOPO, (Y1)

Kinerja/ROA

(Z)

Nur’aini et al. (2013), Tariq

et al. (2014) Bawaneh

(2015) Limakrisna &

Yoserizal (2016)

Wright et al. (2003), Sidhu

(2010), Masum, Azad,

Hoque & Beh (2015)

Chae et al. (2014) .

Figueira, Nellis dan Parker

(2009) Kim dan Davidson

(2004),

Tabak et al.

(2011), Gates

dan Pascal

(2010),

Ali dan Murty

(2014) Keunggulan

Bersaing CAR (Y2)

Keunggulan

Bersaing FBI (Y3)

Tariq et al. (2014)

Limakrisna &

Yoserizal (2016)

Page 76: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN …media.unpad.ac.id/thesis/120430/2013/120430130519_2_9579.pdfAdapun teori yang menjadi middle range theory dalam penelitian ini adalah

99