BAB III METODE PENELITIAN -...

64
122 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Yang Digunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Method Research (MMR). Mixed Method Research menurut Creswell (2014) adalah sebuah metode penelitian yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan pengintegrasian penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah studi. Tujuan metode penelitian ini yaitu memberikan pemahaman yang lebih baik di dalam problem penelitian dari kedua pendekatan penelitian dengan menggunakan kombinasi kedua metode ini penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif. Desain peneitian Mixed Methods Research ini menggunakan strategi Explanatory Sequential Design, adalah desain yang menggunakan dua fase penelitian yang berurutan (sequential), yaitu kuantitatif diikuti dengn kualitatif (Creswell, Plano Clark, et al., 2011). Penelitian fase pertama kuantitatif hasilnya dijelaskan dan diuraikan pada penelitian fase kedua kualitatif. Analisa kuantitatif pada fase pertama mampu menjelaskan masalah penelitian, sedangkan data dan analisa kualitatif pada fase kedua dapat menjelaskan dan melengkapi statistik dengan mengekspolrasi pandangan responden serta masukan lainnya yang lebih mendalam (Creswell, 2014).

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

122

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Method Research (MMR).

Mixed Method Research menurut Creswell (2014) adalah sebuah metode

penelitian yang melibatkan pengumpulan data, analisis, dan pengintegrasian

penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam sebuah studi. Tujuan metode penelitian

ini yaitu memberikan pemahaman yang lebih baik di dalam problem penelitian

dari kedua pendekatan penelitian dengan menggunakan kombinasi kedua metode

ini penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Desain peneitian Mixed Methods Research ini menggunakan strategi

Explanatory Sequential Design, adalah desain yang menggunakan dua fase

penelitian yang berurutan (sequential), yaitu kuantitatif diikuti dengn kualitatif

(Creswell, Plano Clark, et al., 2011). Penelitian fase pertama kuantitatif hasilnya

dijelaskan dan diuraikan pada penelitian fase kedua kualitatif. Analisa kuantitatif

pada fase pertama mampu menjelaskan masalah penelitian, sedangkan data dan

analisa kualitatif pada fase kedua dapat menjelaskan dan melengkapi statistik

dengan mengekspolrasi pandangan responden serta masukan lainnya yang lebih

mendalam (Creswell, 2014).

123

Quan data Collection Quan Data Analysis Qual Data Collection Qual

Data Analyis Interpretation of Entire Analysis

Gambar 3.1 Explanatory Sequential Design

(Sumber : Cresswel, 2014)

Explanatory Sequential Design ini dimulai dari quan data collection,

kemudian hasil quan data collection dilakukan analysis (quan data analysis),

hasil dari quan data analysis merupakan masukan untuk qual data collection,

yang selanjutnya dilakukan qual data analysis, hasil dari analisa tersebut menjadi

masukan untuk pembentukan interpretation, sebagaimana terlihat pada Gambar

3.1.

Strategi mixed method research yang digunakan adalah Explanatory

Sequential design. Menurut Creswell (2009), sequential mixed method yaitu

dimana peneliti menguraikan atau memperluas temuan suatu metode dengan

metode lain. Strategi ini melibatkan wawancara kualitatif dengan tujuan

eksplorasi dan metode survei kuantitatif dengan sampel yang besar sehingga

peneliti bisa melakukan generalisasi hasil sebuah populasi. Selain itu, penelitian

ini dimulai dengan metode kuantitatif di mana teori atau konsep diuji, diikuti

dengan metode kualitatif yang melibatkan eksplorasi rinci dengan beberapa kasus

atau individu.

Penelitian kuantitatif menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis

deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

untuk memperoleh gambaran atau deskripsi tentang keadaan atau kondisi variabel

QUAN QUAL

124

penelitian dengan melihat dari variabel turbulensi lingkungan, kepemimpinan

strategis, budaya organisasi, strategi Human Capital dan kinerja unit bisnis pada

perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri telekomunikasi di Indonesia.

Sedangkan analisis verifikatif adalah penelitian untuk mengetahui hubungan antar

variabel melalui suatu pengujian hipotesis berdasarkan data di lapangan(Cooper

dan Schindler, 2008).

Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan metode descriptive

survey, yaitu pengumpulan data yang dilakukan terhadap suatu objek di lapangan

dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok, yang

kemudian dapat diukur tingkat kriterium variabel yang diteliti pada perusahaan-

perusahaan yang bergerak di unit bisnis operatortelekomunikasi di Indonesia.

Selanjutnya untuk pelaksanaan analisis verifikatif, yaitu menjelaskan hubungan

kausal antarvariabel melalui pengujian hipotesis maka metode yang digunakan

adalah explanatory survey.

Rancangan pemecahan masalah dengan menggunakan Mixed Methode

Research (MMR), adapun rancangan pembahasan hasil dengan menggunakan

metode MMR sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini:

125

Gambar 3.2. Rancangan Pembahasan Hasil Dengan MMR

(Sumber : Cresswell ,2012 dalam Bustamante, 2013)

Rancangan praktis pelaksanaan penelitian dengan menggunakan Mixed

Methode Research (MMR) adalah sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3.3.

Dalam tahap awal dilakukan dengan quantitative model, menggunakan konsep,

variabel dan indikator yang ditetapkan, kemudian dilakukan pengukuran melalui

survey. Penelitian kuantitatif bersifat deskriptif dan verifikatif. Penelitian

deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel-variabel

penelitian, sedangkan penelitian verifikatif adalah untuk mengetahui hubungan

antar variabel melalui pengujian hipotesis berdasarkan data empirik.

Hasil dari quantitative model selanjutnya dilakukan metode qualitative

model melalui exploratory dengan Forum Group Discussion (FGD) dan

wawancara kepada expert terkait. Pembahasan dilakukan pada setiap variabel,

dimensi dan indikator turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, budaya

organisasi, strategi human capital, dan kinerja unit bisnis.

126

Tahapan selanjunya dilakukan confirmatory dan pembuatan model strategi

human capital sebagai bagian dari model aplikatif yang akan diterapkan dalam

penelitian ini.

Gambar 3.3. Rancangan Praktis MMR

3.1.1. Quantitative Model (Explanatory Research)

Penelitian eksplanatori adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji

suatu teori atau hipotesis, hasil uji bisa memperkuat teori atau menolak teori dari

hipotesis penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk uji hipotesis

dengan menggunakan statistik, tujuannya adalah untuk memperoleh faktor yang

signifikan yang mempengaruhi variabel kinerja unit bisnis pada operator

telekomunikasi di Indonesia. Menurut Umar (1999), analisis eksplanatori adalah

penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya, atau bagaimana satu variabel mempengaruhi

QUANTITATIVE QUALITATIVE

NEWAPPLIEDMODEL

FGDDATACOLLECTION

EXPLORATORY

TL,KS,BO,SHC,KUB

DIMENSI&INDIKATOR

MODELSTRATEGIHC

CONCEPTS

VARIABLES

MEASURES

NEWCONCEPT

CONFIRMATORYRESULTS

FGDINTERPRETATION

FGDDATAANALYSIS

SURVEY ANALYSISHASILSURVEY

127

variabel lainnya. Penelitian eksplanatori menurut Singarimbun dan Effendi (1995)

merupakan penelitian yang menganalisis hubungan kausal variabel-variabel

penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Penelitian ini

dimulai dari pertanyaan dasar mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi.

Menurut Malhotra (2010), bahwa penelitian yang tepat untuk pemecahan

masalah dan bisa meningkatkan tujuan dalam menggali ilmu yaitu dengan

memperoleh gambaran atau deskripsi dari variabel yang diteliti serta mengungkap

keterkaitan antar variabel.

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian konklusif

yaitu penelitian yang menguji hipotesis dan mengetahui hubungan antar variabel

dengan penelitian deskriptif dan atau kausalitas. Pemilihan penelitian deskriptif

dan kausalitas ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji,

menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian dari setiap variabel.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah unit bisnis yang terhubung

dengan portofolio unit bisnis operator telekomunikasi di Indonesia, sebagai unit

observasinya adalah kepala unit bisnis atau yang setingkat pada operator

telekomunikasi di Indonesia. Cakupan waktu pengamatan dalam penelitian ini

adalah bersifat cross section/ one shoot, artinya informasi data yang dikumpulkan

langsung ditempat kejadian secara sekaligus pada waktu tertentu, penelitian ini

dilakukan pada tahun 2017.

Rancangan analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah

dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode

analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak

128

membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain

dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk

merekomendasikan hubungan yang ada atau belum dan juga mengusulkan

proposisi pengujian selanjutnya (Wold, H., 1985).

3.1.2. Qualitative Model (Exploratory Research)

Setelah penelitian kuantitatif dilakukan, selanjutnya diikuti dengan

penelitian kualitatif yang melibatkan eksplorasi rinci dengan beberapa kasus atau

individu. Penelitian kualitatif menggunakan analisis eksploratori (Exploratory

Analysis) yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis

guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang

sudah ada (Umar, 1999).

Analisis eksploratori digunakan pada penelitian yang meneliti sesuatu

yang belum pernah diketahui, yang menarik perhatian, belum dipahami dan

dikenali dengan baik. Tujuan dari penelitian eksploratori adalah untuk

memberikan definisi atau penjelasan mengenai konsep dan pola yang digunakan

dalam penelitian. Pada akhirnya, penelitian ini akan mencari informasi yang lebih

lengkap dan lebih terinci, peneliti akan mengajukan “what” untuk menggali

informasi lebih dalam lagi. Sifat dari penelitian ini memiliki aspek kreatif,

fleksibel, terbuka dan semua sumber dijadikan penting dalam pengumpulan

informasi.

Tujuan pada penelitian eksploratori ini adalah untuk memvalidasi data

yang diuji menggunakan analisis kuantitatif sebelumnya. Pada proses ini akan

dilakukan pencarian dan pengambilan informasi melalu Focus Group Discussion

129

(FGD). Sehingga penelitian eksploratori akan digunakan untuk memenuhi tujuan

pada penelitian ini yaitu membuat model Strategi Human Capital yang

meningkatkan kinerja unit bisnis dengan melibatkan turbulensi lingkungan,

kepemimpinan strategis dan budaya organisasi.

3.2. Operasionalisasi Variabel

Pokok masalah yang diteliti terdiri dari 3 variabel independen, yaitu

Turbulensi Lingkungan (X1), Kepemimpinan Strategis (X2), dan Budaya

Organisasi (X3); 1 variabel intervening, yaitu Strategi Human Capital (Y), serta 1

variabel dependent yaitu Kinerja Unit Bisnis (Z). Untuk mengetahui pengaruh

turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis dan budaya organisasi terhadap

model strategi Human Capital dan kinerja unit bisnis pada industri telekomunikasi

di Indonesia, maka dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel penelitian.

Sesuai yang sudah dikemukakan pada BAB II, salah satu untuk mencapai variabel

dependent (Z), kinerja unit bisnis adalah dengan melakukan Strategi Human

Capital (variabel Z). Dengan demikian, Variabel Strategi Human Capital disebut

sebagai variabel intervening atau variabel penyela.

Pada BAB kajian pustaka tergambar bahwa perusahaan yang dapat

mengantisipasi turbulensi lingkungan, telah memiliki kepemimpinan strategis,

budaya organisasi dan memiliki strategi Human Capital yang baik, maka

perusahaan tersebut dapat meningkatkan kinerja unit bisnisnya dengan baik dan

dapat bertahan (sustain).

130

Untuk dapat sampai tahap pengumpulan data maka variabel penelitian yang

diturunkan ke level operasional harus mengacu pada hipotesis yang telah

dirumuskan. Berdasarkan judul penelitian terdapat 5 variabel dalam penelitian ini:

a. Variabel Turbulensi Lingkungan, variabel independen pertama (X1);

b. Variabel Kepemimpinan Strategis, variabel independen kedua (X2);

c. Variabel Budaya Organisasi, sebagai variabel independen ketiga (X3);

d. Variabel Strategi Human Capital, sebagai variabel intervening (Y);

e. Variabel Kinerja Unit Bisnis, sebagai variabel dependen (Z).

Berdasarkan hasil kajian pustaka terhadap masing-masing konstruk variabel

penelitian telah diperoleh konsep, dimensi, indikator, yang selanjutnya dapat

dikembangkan menjadi operasionalisasi variabel penelitian seperti pada Tabel 3.1.

Untuk setiap indikator dalam operasionalisasi variabel pada tabel-tabel

tersebut diukur menggunakan skala pengukuran Likert. Skala Likert

diperkenalkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932 (Brace, 2004). Skala Likert

diperuntukkan untuk mengukur tingkat persetujuan responden atas

pertanyaan/penyataan yang diajukan terkait variabel yang diteliti. Skala Likert

yang digunakan menggunakan skor 1-5. Skala Likert ini dipandang memiliki

sakala pengukuran interval sehingga dapat dihitung rata-rata dan standar deviasi

dari skor yang diperoleh.

131

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Turbulensi

Lingkungan

(X1)

Turbulensi

lingkungan

didefinisikan

sebagai suatu

kondisi

lingkungan

eksternal

(pasar,

kompetisi,

teknologi,

regulasi) yang

tidak pasti,

cepat berubah,

kacau dan sulit

diprediksi

serta ditandai

dengan

kecepatan

perubahan

yang

berdampak

disruptive

terhadap bisnis

dan jika

dimanfaatkan

maka akan

menjadi

peluang.

Turbulensi

Lingkungan

Pasar

Tingkat

kecepatan

perubahan

preferensi

pelanggan

Tinggi/rendahnya

kecepatan

perubahan

preferensi

terhadap produk

Q1-1 Ordinal

Tingkat

seringnya

pencarian

produk baru

Tinggi/rendahnya

frekuensi

pencarian produk

baru

Q1-2

Tingkat

permintaan

produk

eksisting

Tinggi/rendahnya

frekuensi

permintaan

produk eksisting

Q1-3

Tingkatan

perbedaan

kebutuhan

pelanggan

baru dan

lama

Tinggi/rendahnya

intensitas

perbedaan

kebutuhan

pelanggan baru

dan lama

Q1-4

Tingkat

kecepatan

perubahan

praktek-

praktek

pemasaran

Tinggi/rendahnya

kecepatan

perubahan

praktek

pemasaran

Q1-5

Turbulensi

Lingkungan

Teknologi

Tingkat

kecepatan

perubahan

teknologi

Tinggi/rendahnya

kecepatan

perubahan

teknologi

Q2-1 Ordinal

Tingkat

kesulitan

memprediksi

perubahan

teknologi

Tinggi/rendahnya

kesulitan dalam

memprediksi

perubahan

teknologi

Q2-2

Tingkat

intensitas

peluang dari

terobosan

teknologi

Tinggi/rendahnya

intensitas peluang

yang dihasilkan

terobosan

teknologi

Q2-3

Tingkatan

munculnya

produk baru

hasil

terobosan

Tinggi/rendahnya

intensitas

munculnya

produk baru hasil

terobosan

Q2-4

132

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

teknologi teknologi

Turbulensi

Lingkungan

Regulasi

Tingkat

kesulitan

memprediksi

perubahan

regulasi

Tinggi/rendahnya

kesulitan

memprediksi

perubahan

regulasi

Q3-1 Ordinal

Tingkat

kecepatan

perubahan

regulasi

Tinggi/rendahnya

kecepatan

perubahan

regulasi dari

waktu ke waktu

Q3-2

Tingkat

keketatan

regulasi

Tinggi/rendahnya

keketatan regulasi

Q3-3

Tingkat

ketidak-

pastian

hukum

terhadap

pelaksanaan

regulasi

Tinggi/rendahnya

ketidakpastian

hukum terhadap

pelaksanaan

regulasi

Q3-4

Turbulensi

Lingkungan

Kompetisi

Tingkat

persaingan

antar

operator

Tinggi/rendahnya

intensitas

persaingan antar

operator

Q4-1 Ordinal

Intensitas

perang harga Tinggi/rendahnya

intensitas perang

harga

Q4-2

Tingkat

kemudahan

kompetitor

untuk

menandingi

produk yang

ditawarkan

Tinggi/rendahnya

kemudahan

kompetitor untuk

menandingi

produk yang

ditawarkan

Q4-3

Tingkatan

munculnya

pergerakan

baru dari

kompetitor

Tinggi/rendahnya

intensitas

munculnya

pergerakan baru

dari kompetitor

Q4-4

Tingkat

kekuatan

Tinggi/rendahnya

kekuatan

Q4-5

133

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

kompetitor competitor

Tingkat

intensitas

munculnya

produk baru

dari

kompetitor

Tinggi/rendahnya

intensitas

munculnya

produk baru dari

kompetitor

Q4-6

Tingkat

munculnya

produk

pengganti

Intensitas

munculnya

produk pengganti

Q5-1 Ordinal

Tingkat

intensitas

OTT player

Intensitas

munculnya

pemain OTT

Q5-2

Turbulensi

Lingkungan

Disruptive

Tingkat

disruptive

innovation

Aplikasi

Intensitas

disruptive

innovation di

aplikasi

Q5-3

Tingkat

Disruptive

Bisnis Model

Intensitas

disruptive di

bisnis model

Q5-4

Kepemimpinan

Stategis (X2)

Envisioning

Tingkat

kemampuan

mengidentifi

kasi peluang

bisnis

perusahaan

Tinggi/rendahnya

identifikasi

peluang bisnis

Q6-1 Ordinal

Tingkat

kemampuan

dalam

menciptakan

transformasi

perusahaan

sesuai

perkembang-

an

Tinggi/rendahnya

dalam

menciptakan

transformasi

perusahaan

Q6-2

Tingkat

kemampuan

mendefinisi-

kan secara

jelas visi

perusahaan

Tinggi/rendahnya

hasil pada

perubahan visi

perusahaan

Q6-3

Engaging Tingkat

kemampuan

Tinggi/rendahnya

hubungan internal Q7-1 Ordinal

(Lanjutan)

(Lanjutan)

(Lanjutan) (Lanjutan)

(Lanjutan)

(Lanjutan) (Lanjutan)

134

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

menjalin

hubungan

internal yang

baik Tingkat

kemampuan

dalam

memiliki

sifat

keterbukaan

(openness)

Tinggi/rendahnya

sifat keterbukaan

gaya

kepemimpinan

Q7-2

Tingkat

Kemampuan

memberikan

solusi

(crowdsour-

cing)

karyawan

Tinggi/rendahnya

praktek

fleksibilitas kerja

Q7-3

Tingkat

dalam

memenuhi

work life

balance

Tinggi/rendahnya

praktek

keseimbangan

hidup dan kerja

Q7-4

Governing

Tingkat

kemampuan

sebagai

pelopor

governance

Tinggi/rendahnya

proses kerja

efisien

Q8-1 Ordinal

Tingkat

kemampuan

membangun

service unit

Tinggi/rendahnya

jumlah service

unit digital

Q8-2

Digital

Leadership

Tingkat

kemampuan

menetapkan

prioritas

dalam bisnis

digital

Tinggi/rendahnya

prioritas bisnis

digital

Q9-1 Ordinal

Tingkat

kemampuan

membangun

digital

capabilities

di

Tinggi/rendahnya

jumlah karyawan

yang memiliki

digital

capabilities

Q9-2

135

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

perusahaan

Tingkat

kemampuan

menetapkan

platform

digital bisnis

Tinggi/rendahnya

penggunaan

platform digital

Q9-3

Disruptive

Innovation

Tingkat

kemampuan

inovasi

dalam

membuka

pasar baru

Tinggi/rendahnya

pasar produk baru

yang diciptakan

Q10-1 Ordinal

Tingkat

kemampuan

meningkat-

kan inovasi

diperusahaan

Tinggi/rendahnya

jumlah inovasi

yang dihasilkan di

perusahaan

Q10-2

Tingkat

kemampuan

membangun

budaya

digital

Tinggi/rendahnya

aktivasi budaya

perusahaan

Q10-3

Budaya

Organisasi (X3) Budaya yang

diimplementas

ikan di

Organisasi

People

Culture Melakukan

budaya

komunikasi

yang terbuka

dengan rekan

kerja

Tinggi/rendahnya

komunikasi yang

terbuka dan

mendukung antar

rekan kerja

Q11-1 Ordinal

Mendorong

menciptakan

budaya

inovasi

Tinggi/rendahnya

leaders

menciptakan

budaya inovasi

Q11-2

Memberikan

perhatian

pada aktivasi

budaya

Tinggi/rendahnya

perhatian leaders

terhadap tugas

aktivasi budaya

Q11-3

Proses

Culture Memonitor

proses

aktivasi

budaya

Tinggi/rendahnya

leaders

memonitor

prosesaktivasi

budaya

Q12-1 Ordinal

Menciptakan

lingkungan

Tinggi/rendahnya

leaders dalam

menciptakan

Q12-2

136

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

kerja yang

kreatif

inovatif

lingkungan kerja

kreatif

daninovatif Mendukung

proses

perbaikan

yang

berkelanjutan

Tinggi/rendahnya

leaders

mendukung

proses perbaikan

yang

berkelanjutan

Q12-3

Strategi

Culture Menciptakan

strategi

kolaborasi

Tinggi/rendahnya

leaders

menciptakan

strategi kolaborasi

Q13-1 Ordinal

Menciptakan

strategi

kebersamaan

(team work)

Tinggi/rendahnya

kebersamaan

team work dalam

organisasi

Q13-2

Operasional

Culture Menyampai-

kan

komunikasi

visi dengan

jelas

Tinggi/rendahnya

penerimaan visi

perusahaan secara

jelas kepada

karyawan

Q14-1 Ordinal

Memastikan

informasi

budaya

aktivasi

dapat

diterima ke

seluruh

karyawan

Tinggi/rendahnya

informasi budaya

aktivasi dapat

diterima oleh

karyawan

Q14-2

Memastikan

antar unit

dapat

melakukan

kolaborasi

satu sama

lainya

Tinggi/rendahnya

koordinasi

(kolaborasi) antar

unit dalam

organisasi

Q14-3

Mendorong

dengan

budaya kerja

untuk

mencapai

target

performansi

Tinggi/rendahnya

support/

dukungan leaders

untuk mencapai

performasi

Q14-4

137

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Memberikan

masukan

(feedback)

kepada

karyawan

Tinggi/rendahnya

leaders yang

melakukan

feedback kepada

karyawan

Q14-5

Memonitor

hasil aktivasi

budaya

dikaitkan

dengan target

performansi

Tinggi/rendahnya

leaders yang

melakukan

monitoring

aktivasi budaya

dikaitkan dengan

target performansi

Q14-6

Melakukan

pengelolaan

budaya

dengan baik

Tinggi/rendahnya

pengelolaan

budaya secara

manajerial di

perusahaan

Q14-7

Strategi Human

Capital (Y) Strategi HC

yang

diimplementas

ikan di

Organisasi

People

Strategy HC

melakukan

strategi

secara

kesisteman

Setuju/tidaknya

HC melakukan

kesisteman

Q15-1 Ordinal

HC memiliki

data analytic Setuju/tidak

setuju HC

memiliki data

analytic

Q15-2

HC

melakukan

identifikasi

sumber

rekrutmen

Setuju/tidak

setuju HC

melakukan

identifikasi

sumber rekrutmen

Q15-3

HC

melakukan

orientasi

karyawan

baru

Setuju/tidak

setuju HC

melakukan

orientasi

karyawan baru

Q15-4

HC

melakukan

rencana

suksesi

berdasarkan

talent pool

Setuju/tidak

setuju HC

melakukan

rencana suksesi

Q15-5

HC memiliki

masterplan

Setuju/tidak

setuju HC

Q15-6

138

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

yang sejalan

dengan

Corporate

Strategi

Perusahaan

memiliki

Masterplan HC

HC

menentukan

strategi

workforce

plan ke

depan

Setuju/tidak

setuju HC

menentukan

workforce plan

Q15-7

Culture

Strategy HC Memiliki

Strategi

program

Culture

Activation

Setuju/Tidak

Setuju HC

memiliki Strategi

program Culture

Q16-1 Ordinal

HC

mempunyai

aturan sistem

organisasi

berbasis

reward

Setuju/tidak

setuju HC

mempunyai

aturan organisasi

berbasis reward

Q16-2

Organization

Strategy HC

menyediakan

data tenaga

kerja

berdasarkan

organisasi

Setuju/tidak

setuju HC

mempunyai data

tenaga kerja

berdasarkan

organisasi

Q17-1 Ordinal

HC

menciptakan

design

organisasi

baru sesuai

kebutuhan

perusahaan

Setuju/tidak

setuju HC

menciptakan

organisasi baru

Q17-2

HC

Measurement

and Metrics

HC

melakukan

pengukuran

jumlah

karyawan

secara

terintegrasi

Setuju/tidak

setuju HC

mengukur jumlah

karyawan secara

integrasi

Q18-1 Ordinal

HC

melakukan

Setuju/tidak

setuju HC

Q18-2

139

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

penilaian

kompetensi

karyawan

melakukan

penilaian

kompetensi HC

mengukur

produktivitas

karyawan

Setuju/tidak

setuju HC

mengukur

produktivitas

Q18-3

HC

mengukur

pelatihan

untuk

manajerial

(suspim)

Setuju/tidak

setuju HC

mengukur

pelatihan suspim

Q18-4

HC

mengukur

jumlah

karyawan

yang di

counseling

Setuju/tidak

setuju HC

mengukur

karyawan

counseling

Q18-5

HC Effective

Communicati

on

HC

memberikan

layanan

konseling

Setuju/tidak

setuju HC

memberikan

layanan

counseling

Q19-1 Ordinal

HC

menyediakan

informasi

panduan

work life

balance

Setuju/tidak

setuju HC

menyediakan

informasi work

life balance

Q19-2

HC

melakukan

komunikasi

terkait

dengan

engagement

Setuju/tidak

setuju HC

melakukan

komunikasi

terkait

engagement

Q19-3

HC

melakukan

pelayanan

konsultasi

kepada

karyawan

Setuju/tidak

setuju HC

melakukan

pelayanan

konsultasi

Q19-4

Kinerja Unit

Bisnis (Z)

Financial Pencapaian

target

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

Q20-1 Ordinal

140

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

pendapatan bisnis dalam

pencapaian target

pendapatan

Pencapaian

target

pengemba-

lian investasi

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

pencapaian target

pendapatan

Q20-2

Pencapaian

target

pertumbuhan

laba

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

pencapaian target

pertumbuhan laba

Q20-3

Customer

Pencapaian

market share

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

mencapai target

market share

Q21-1 Ordinal

Memperta-

hankan

pelanggan

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

mempertahankan

pelanggan

Q21-2

Menarik

pelanggan

baru

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

menarik

pelanggan baru

Q21-3

Kepuasan

pelanggan

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

memuaskan

pelanggan

Q21-4

Internal

Business

Process Inovasi

produk baru

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

melakukan

inovasi produk

baru

Q22-1 Ordinal

Efisiensi

operasional

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

melaksanakan

efisiensi

Q22-2

141

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel (Lanjutan)

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Item

Kues.

Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

operasional

Pelayanan

purna jual

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

melakukan purna

jual

Q22-3

Learning and

Growth Kompetensi

pegawai

Tinggi/rendahnya

kompetensi

pegawai

dibanding

competitor

Q23-1 Ordinal

Kemampuan

sistem

informasi

Tinggi/rendahnya

kemampuan

sistem informasi

yang dimiliki

unit bisnis

Q23-2

Lingkungan

kerja yang

kondusif

Tinggi/rendahnya

keberhasilan unit

bisnis dalam

menciptakan

lingkungan kerja

yang kondusif

Q23-3

3.3. Sumber dan Cara Penentuan Data/Informasi

3.3.1. Sumber Data / Informasi

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data; data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung dari

sumber asli atas variabel-variabel yang menjadi objek penelitian (Sekaran dan

Bougie, 2009). Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari kuesioner

yang diisi oleh responden penelitian. Sementara data sekunder, yaitu informasi

yang dikumpulkan dari sumber-sumber informasi yang tersedia seperti: laporan-

laporan, jurnal, textbook, dan media lainnya (Sekaran dan Bougie, 2009).

142

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Data Primer:

a. Sumber data dengan pengamatan melalui penelitian lapangan dengan

teknik wawancara kepada pimpinan unit bisnis di industri telekomunikasi

di Indonesia.

b. Observasi lapangan terhadap unit bisnis industri telekomunikasi di

Indonesia.

c. Survei individu terhadap pimpinan unit bisnis penyelenggaraan jasa dan

jaringan telekomunikasi di Indonesia dengan menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder:

a. Dokumen yang terpublikasi baik cetak maupun websitedari industri

telekomunikasi di Indonesia.

b. Hasil penelitian terdahulu yang terkait.

3.3.2 Cara Penentuan Data Informasi

Menurut Sekaran dan Bougie (2009), populasi adalah jumlah keseluruhan

kelompok orang, kejadian, atau keterikatan atas sesuatu hal yang diminati oleh

peneliti untuk diinvestigasi. Menurut Sugiyono (2011), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat lima operator besar telekomunikasi di

Indonesia, antara lain (1) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom Group), (2)

PT Indosat Tbk, (3) PT. XL Axiata Tbk, (4) PT. Smartfren Telecom Tbk, dan (5)

143

PT. Hutchinson 3 Indonesia. Berdasarkan data dari 5 operator telekomunikasi

tersebut terdapat terdapat 55 unit bisnis sesuai dengan portfolio produk

telekomunikasi. Dari 55 unit bisnis ini ukuran jumlah populasi diambil seluruhnya

untuk diamati (sensus)

Tabel 3.2 Ukuran Populasi

NO PERUSAHAAN JUMLAH

UNIT BISNIS 1 PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

(TelkomGroup) 37

2 PT. Indosat, Tbk (Indosat) 12 3 PT. XL Axiata, Tbk (XL) 2 4 PT. Smartfren Telecom 3 5 PT. Hutchinson 3 Indonesia 1

TOTAL 55

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan penelitian ini adalah mengukur tingkat pengaruh dari variabel

independen turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, dan budaya organisasi

terhadap strategi Human Capital sebagai intervening variable dan kinerja unit

bisnis sebagai dependent variable. Pengumpulan data yang lengkap dilakukan

melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.

Kuesioner (Questionnaire), merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2004). Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien karena peneliti tahu dengan pasti variabel yang

akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.

144

Dalam pelaksanaannya kuesioner dapat diberikan secara kontak langsung,

dikirim melalui surat atau e-mail atau melalui media sosial seperti WA ke masing-

masing responden. Selanjutnya responden diminta untuk mengisi daftar

pertanyaan dengan menggunakan skala 5-likert yang merupakan pendapat, sikap

dan persepsi responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan.

Alat ukur penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

berupa kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur berdasarkan indikator-

indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini berarti, dalam setiap

pertanyaan yang diajukan untuk menggali data dari responden terdapat beberapa

item pertanyaan yang telah disusun berikut alternatif jawaban yang dapat dipilih

sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan melihat dari indikator-indikator yang

telah ditentukan.

Alat ukur penelitian tersebut berbentuk daftar pertanyaan dengan tingkat

pengukuran variabel bersifat interval dan kategori jawabannya terdiri atas lima

tingkatan dengan menggunakan skala perbedaan semantik.

Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan pengujian

alat ukur penelitian yang akan digunakan. Pengujian alat ukur tersebut penting

untuk dilakukan karena data penelitian tidak akan berguna bilamana alat pengukur

yang digunakan untuk mengumpulkan data tidak memiliki validitas dan

reliabilitas yang tinggi. Pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur perlu

dilakukan, karena ketepatan alat ukur sangat tergantung pada kualitas data yang

dipakai dalam pengujian hipotesis.

145

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), bahwa pengujian hipotesis

penelitian tidak akan mengenai sasarannya bilamana data yang dipakai untuk

menguji hipotesis tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep

yangdiukur. Oleh karena itu, data yang akan digunakan diuji terlebih dahulu

tingkat validitas dan reliabilitasnya.

3.4.1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.4.1.1. Pengujian Validitas

Menurut Malhotra dan Birks (2007), validity adalah “the extent to which a

measurement represents characteristics that exist in the phenomenon under

investigation”. Kuesioner yang baik adalah kuesioner yang tersusun dari item-

item yang valid dan reliabel. Sehingga validitas dapat memperlihatkan sejauh

mana pengukuran mampu mengukur karakteristik dari fenomena yang diteliti.

Malhotra dan Birks (2007) membagi validitas menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Content Validity

Content Validity ini sering juga disebut face validity, validitas ini

merupakan evaluasi subyektif tetapi sistematis terhadap keterwakilan item

dalam mengukur fenomena yang diteliti.

2. Criterion Validity

Criterion Validity adalah validitas yang menguji konsistensi melalui

variabel lain yang dipilih sebagai kriteria dan juga menyatakan apakah item

yang diteliti melakukan pengukuran seperti yang diharapkan.

3. Concurrent Validity

146

Concurrent Validity adalah validitas yang dinilai dengan mengevaluasi

konsistensi item yang digunakan dengan variabel kriteria dimana

pengukuran dilakukan secara bersamaan. Sebagaimana Criterion Validity,

validitas ini hampir sama namun berbeda dalam periode waktu

pengukurannya.

4. Predictive Validity

Predictive Validity adalah validitas yang melihat seberapa baik item yang

digunakan dapat memperkirakan karakterstik fenomena pada masa depan.

5. Construct Validity

Construct Validity adalah validitas yang menguji apakah instrumen yang

digunakan untuk mengukur karakteristik fenomena selaras dengan teori

yang digunakan. Validitas ini merupakan validitas yang paling mutakhir.

Validitas konstruk diukur dengan tiga pendekatan sebagai berikut :

a. Convergence Validity

Validitas konstruk yang mengukur sejauh mana item yang digunakan

berkorelasi positif dengan langkah-langkah lain dari konstruk sama. Untuk

melihat item tersebut berkorelasi positif maka dilakukan uji validitas dan

analisis korelasi antara item.

b. Discriminant Validity

Kebalikan dari validitas Convergence, validitas konstruk ini menilai sejauh

mana item tidak berkorelasi dengan konstruk. Validitas ini diuji dengan

membandingkan korelasi item dengan konstruknya sendiri dan konstruk

yang lain. Item harus memiliki korelasi tinggi untuk konstruknya sendiri.

147

c. Nomonological Validity

Validitas yang menguji hubungan antara konstruk teoritis. Ini berusaha

untuk mengkonfirmasi korelasi yang signifikan antara konstruksi seperti

yang diperkirakan oleh teori.

Pada tahap seleksi item, yaitu hanya melibatkan item-item yang valid dalam

kuesioner akhir, maka penelitian ini menggunakan pendekatan content validity

dan construct validity. Content validity dilakukan dengan membuat instrumen

berdasarkan teori yang relevan dan mengecek konsistensi secara subyektif setiap

item dengan konstruk yang diukur.

Sedangkan Construct validity untuk tahap seleksi item digunakan metode

Convergence Validity yaitu melalui analisis korelasi item dengan konstruk yang

diukur. Skor konstruk diasumsikan diperoleh dari skor total setiap item. Rumus

Koefisien Korelasi Product Moments Pearson sebagai berikut (Kaplan dan

Saccuzzo, 2005).

𝑟𝑥𝑦 =∑𝑥𝑦−∑𝑥∑𝑦

√[∑𝑥2−(∑𝑥)2][∑𝑦2−(∑𝑦)2]…………………………..(3.1)

Keterangan:

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah responden dalam uji coba instrumen

y : Jumlah skor total seluruh item dalam variabel tersebut

x : Jumlah skor tiap item yang akan digunakan

Bila korelasi tiap item bernilai positif dan besarnya minimal 0,30 maka item

tersebut dinyatakan valid (Kaplan et al., 2008) dan layak dipertahankan dalam

instrumen untuk pengumpulan data penelitian. Item dengan koefisien validitas

148

paling tinggi menunjukkan bahwa item tersebut paling dominan dalam mengukur

dimensi yang diukur dan menunjukkan bahwa perubahan dimensi yang diukur

paling tercermin dari perubahan item tersebut.

Pengujian keberartian koefisien korelasi (𝑟𝑥𝑦) dilakukan dengan

menggunakan rumus uji r sebagai berikut :

Thit = rxy√(𝑛−2)

√(1−𝑟𝑥𝑦2)……………………………………..(3.2)

Kriteria pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan

tingkat kepercayaan atau signifikansi = 5% dengan derajat bebas (N-2) sebagai

berikut :

1. Item pernyataan instrumen penelitian dikatakan valid jika r hitung ≥ r

tabel

2. Item pernyataan intsrumen penelitian dikatakan tidak valid jika r hitung <

r tabel

Dari pengujian dari hasil pengumpulan data kuesioner didapatkan hasil uji

validitas seperti terlihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Turbulensi Lingkungan (TL)

Sub Variabel Butir

Pernyataan

r Hitung r Tabel Keterangan

Turbulensi

Lingkukngan

Pasar

Q1-1

Q1-2

Q1-3

Q1-4

Q1-5

0,706

0,685

0,534

0,538

0,637

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Turbulensi

Lingkungan

Teknologi

Q2-1

Q2-2

Q2-3

Q2-4

0,752

0,709

0,745

0,663

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

149

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Turbulensi Lingkungan (TL) Lanjutan

Sub Variabel Butir

Pernyataan

r Hitung r Tabel Keterangan

Turbulensi

Lingkungan

Regulasi

Q3-1

Q3-2

Q3-3

Q3-4

0,479

0,450

0,427

0,410

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Turbulensi

Lingkungan

Kompetisi

Q4-1

Q4-2

Q4-3

Q4-4

Q4-5

Q4-6

0,592

0,434

0,467

0,608

0,486

0,591

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Turbulensi

Lingkungan

Disruptive

Q5-1

Q5-2

Q5-3

Q5-4

0,770

0,690

0,801

0,791

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Strategis (KS)

Sub Variabel Butir

Pernyataan

r Hitung r Tabel Keterangan

Envisioning Q6-1

Q6-2

Q6-3

0,665

0,695

0,678

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Engaging Q7-1

Q7-2

Q7-3

Q7-4

0,767

0,736

0,813

0,710

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Governing Q8-1

Q8-2

0,747

0,692

0,279

0,279

Valid

Valid

Digital

Leadership

Q9-1

Q9-2

Q9-3

0,761

0,782

0,800

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Disruptive

Innovation

Q10-1

Q10-2

Q10-3

0,753

0,770

0,804

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas terhadap Variabel Budaya Organisasi (BO)

Sub Variabel Butir

Pernyataan

r Hitung r Tabel Keterangan

People Q11-1

Q11-2

Q11-3

0,565

0,611

0,814

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

150

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas terhadap Variabel Budaya Organisasi (BO) Lanjutan

Sub Variabel Butir

Pernyataan

r Hitung r Tabel Keterangan

Process Q12-1

Q12-2

Q12-3

0,668

0,781

0,800

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Strategy Q13-1

Q13-2

0,715

0,822

0,279

0,279

Valid

Valid

Operasi Q14-1

Q-14-2

Q14-3

Q14-4

Q14-5

Q14-6

Q14-7

0,848

0,832

0,747

0,670

0,614

0,614

0,496

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Strategi Human Capital

Sub Variabel Butir

Pernyataan

r Hitung r Tabel Keterangan

People Strategy Q15-1

Q15-2

Q15-3

Q15-4

Q15-5

Q15-6

Q15-7

0,815

0,842

0,840

0,819

0,756

0,827

0,831

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Culture

Strategy

Q16-1

Q16-2

0,935

0,636

0,279

0,279

Valid

Valid

Organization

Strategy

Q17-1

Q17-2

0,906

0,750

0,279

0,279

Valid

Valid

HR Practice

and Metric

Q18-1

Q18-2

Q18-3

Q18-4

Q18-5

0,897

0,919

0,909

0,873

0,969

0,279

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Effective

Communication

Q19-1

Q19-2

Q19-3

Q19-4

0,926

0,926

0,884

0,965

0,279

0,279

0,279

0,279

Valid

Valid

Valid

Valid

151

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Kinerja Unit Bisnis

Sub Variabel Butir Pernyataan r hitung r table Keterangan

Keuangan Q20-1 0.692 0.279 Valid

Q20-2 0.744 0.279 Valid

Q20-3 0.627 0.279 Valid

Pelanggan Q21-1 0.811 0.279 Valid

Q21-2 0.804 0.279 Valid

Q21-3 0.646 0.279 Valid

Q21-4 0.649 0.279 Valid

Proses Bisnis Q22-1 0.486 0.279 Valid

Q22-2 0.559 0.279 Valid

Q22-3 0.439 0.279 Valid

Learning and

Growth Q23-1 Q23-2

0.709 0.659

0.279 0.279

Valid Valid

Q23-3 0.705 0.279 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, didapatkan seluruh nilai korelasi

yang signifikan yaitu r hitung lebih besar dari r tabel atau koefisien korelasinya

lebih besar dari angka 0.279. Berdasarkan hal tersebut maka butir-butir

pertanyaan dalam kuesioner sebagai instrumen dalam penelitian ini sudah dapat

mengukur secara valid setiap variabel pengukurannya.

3.4.1.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah pengujian untuk mengetahui tingkat

kehandalan, ketepatan, keakuratan dan kestabilan dari instrumen yang dibuat.

“Reliability is the extent to which a scale producers consistent result if repeated

measurements are made on the characteristics” (Malhotra dan Birks, 2007).

Uji reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid

dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten

bila dilakukan dengan teknik belah dua (split half) dengan langkah kerja sebagai

berikut : (1) membagi pertanyaan-pertanyaan dengan menjadi dua belah; (2) skor

152

untuk masing-masing pertanyaan pada tiap belah dijumlahkan sehingga

menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden; (3) melakukan

korelasi antara total skor belahan pertama dengan skor belahan kedua

menggunakan korelasi product moment; (4) mencari reliabilitas untuk keseluruhan

pertanyaan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

rtot = 2(rtt)/1+rtt………………………………………………………………………………………..(3.3)

Sumber : Cohen, Manion, Morrison,2007

Keterangan :

rtot = reliabilitas internal seluruh item

rtt = korelasi produk momen antara belahan pertama (ganjil) dan belahan kedua

(genap).

Kriteria standar validitas dan nilai reliabilitas yang dapat diterima adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.8 Kriteria Standar Reliabilitas dan Validitas

Kategori Reliabilitas Validitas

Good (Baik) 0.8 0.5

Acceptable (Cukup Baik) 0.7 0.3

Marginal 0.6 0.2

Poor (Tidak Baik) 0.5 0.1

Sumber : Barker, Pistrang, Elliot (2002)

Keputusan uji reliabilitas menggunakan kriteria jika koefisien internal

seluruh item (rtot) lebih besar dari r tabel, maka item instrumen dinyatakan reliabel

(Sanusi, 2011). Berdasarkan hasil pengujian terhadap data hasil kuesioner maka

didapatkan hasil uji reliabilitas sebagaimana terlihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Indeks Reliabilitas Nilai Kritis Keterangan

Turbulensi

Lingkungan (X1)

0.917 0.60 Reliabel

Kepemimpinan

Strategis (X2)

0.942 0.60 Reliabel

153

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas (Lanjutan)

Variabel Indeks Reliabilitas Nilai Kritis Keterangan

Budaya Organisasi

(X3)

0.928 0.60 Reliabel

Strategy Human

Capital (Y)

0.982 0.60 Reliabel

Kinerja Unit Bisnis

(Z)

0.883 0.60 Reliabel

Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas didapatkan nilai korelasi yang

signifikan. Indeks reliabilitas lebih besar dari nilai kritis atau koefisien alpha

cronbach-nya lebih besar dari 0.60 . Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa

butir-butir pertanyaan kuisioner sebagai instrumen dalam penelitian ini sudah

reliabel untuk setiap variabel pengukuran.

3.5. Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.5.1. Rancangan Analisis Data

Desain rancangan penelitian yang akan digunakan adalah analisis deskriptif

yang dikhususkan untuk variabel yang bersifat kualitatif dan analisis verifikatif

dilakukan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji statistik. Metode deskriptif

digunakan untuk menjawab tujuan ke 1 sedangkan metode verifikatif untuk

menjawab tujuan ke 2 sampai ke 5. Berikut dijelaskan masing-masing analisis

yang digunakan.

3.5.1.1.Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggali penelitian serta perilaku

faktor penyebab. Analisis ini adalah analisis statistik yang menjelaskan atau

memaparkan data hasil pengamatan tanpa melakukan pengujian statistik.

154

Variabel-variabel yang bersifat kualitatif diberikan penjelasan dan dimasukan

dalam data serta dikelompokkan dan ditabulasikan. Rancangan analisis deskriptif

dilakukan terhadap kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian untuk menjawab tujuan penelitian pertama.

Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing

variabel dalam penelitian sehingga didapatkan persepsi atau pemahaman

pimpinan unit bisnis operator telekomunikasi terhadap tinggi rendahnya

turbulensi yang terjadi, baik tidaknya kepemimpinan strategis, baik tidaknya

budaya organisasi, tepat tidaknya strategi Human Capital dan tinggi tidaknya

kinerja unit bisnis operator telekomunikasi di Indonesia.

Tahapan untuk melakukan analisis secara deskriptif terhadap masing-

masing variabel penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1) Setiap indikator variabel/dimensi yang dinilai oleh responden,

diklasifikasikan kedalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan

skala ordinal yang menggambarkan peringkat jawaban. Peringkat jawaban

setiap indikator diberikan skor 1 sampai dengan 5, dengan pengertian

masing-masing peringkat sebagaimana terlihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Peringkat Jawaban Indikator

Peringkat

Jawaban Turbulensi

Lingkungan Kepemimpin

an Strategis Budaya

Organisasi Strategi HC Kinerja

Unit Bisnis

1 Sangat rendah Sangat Tidak

Baik Sangat Tidak

Baik Sangat

Tidak Tepat Sangat

Rendah

2 Rendah Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tepat Rendah

3 Sedang Cukup Baik Cukup Baik Sedang Sedang

4 Tinggi Baik Baik Tepat Tinggi

5 Sangat Tinggi Sangat Baik Sangat Baik Sangat

Tepat Sangat

Tinggi

155

2) Digunakan statistik deskriptif untuk mendeskripsikan jawaban responden,

seperti distribusi frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi atau grafik

dengan menggunakan software excel dan SPSS. Kemudian dihitung skor tiap

varaibel = jumlah skor dari semua skor indikator variabel untuk semua

responden. Kemudian dihitung pula skor tiap variabel = rata-rata dari total

skor.

3) Skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner penelitian adalah skala

Likert. Skala Likert dipandang memiliki pengukuran interval seperti yang

dinyatakan oleh (Brace, 2004), bahwa angka yang diperoleh dari skala Likert

dapat dihitung rata-rata dan standar deviasinya. Pendapat yang sama

dikemukan oleh Cooper dan Schindler (2008) bahwa skor dari skala Likert

dapat dihitung rata-ratanya dan dilakukan pengujian dengan statistic uji t

student. Merujuk pada pernyataan ini, untuk analisis deskriptif dapat

dilakukan melalui penyusunan tabel distribusi frekuensi dan perhitungan

statistik deskriptif seperti rata-rata dan standar deviasi. Ukuran rata-rata

dirumuskan sebagai berikut:

�̅�𝑘 = ∑ 𝑋𝑘𝑖

𝑛

𝑖=1

; 𝑘 = 1, . . , 5

Dan ukuran standar deviasi dirumuskan sebagai berikut:

𝑆𝑘 = √𝑛 ∑ 𝑋𝑘𝑖

2𝑛𝑖=1 − (∑ 𝑋𝑖𝑘

𝑛𝑖=1 )2

𝑛(𝑛 − 1); 𝑘 = 1, . . , 5

Dengan �̅�𝑘 menyatakan rata-rata variabel ke-k dan 𝑆𝑘 menyatakan standar deviasi

variabel ke-k. Dikarenakan terdapat lima alternatif jawaban maka penyusunan

156

tabel kategorisasi dari skor rata-rata setiap item menjadi lima kategori sesuai

dengan kaidah Sturges (Supranto, 2010):

a. Menghitung Rentang (R)

R = Skor Max – Skor Min

= 5 – 1 = 4

b. Menghitung panjang kelas interval

P = Rentang / k = 4/5 = 0. 80

4) Karena skala Likert bersifat ordinal dan untuk analisa uji rata-rata diperlukan

data dengan menggunakan data interval, maka seluruh data yang bersifat

ordinal harus ditransformasikan tingkat pengukurannya ke tingkat interval

dengan menggunakan metode sebagaimana dijelaskan di atas. Berdasarkan

teknik di atas maka predikat kategorisasi nilai variabel penelitian seperti

terlihat pada Tabel 3.11 dibawah ini.

Tabel 3.11 Kriteria Skor

Variabel Rentang Skor Kategorisasi

Turbulensi Lingkungan

1,00 - 1,80 Sangat rendah

1,81 - 2,60 Rendah

2,61 - 3,40 Sedang

3,41 -4,20 Tinggi

4,21 - 5,00 Sangat Tinggi

Kepemimpinan Strategis

1,00 - 1,80 Sangat tidak baik

1,81 - 2,60 Tidak Baik

2,61 - 3,40 Cukup Baik

3,41 -4,20 Baik

4,21 - 5,00 Sangat Baik

Budaya Organisasi 1,00 - 1,80 Sangat Tidak Baik

1,81 - 2,60 Tidak Baik

2,61 - 3,40 Cukup Baik

3,41 -4,20 Baik

4,21 - 5,00 Sangat Baik

157

Tabel 3.11 Kriteria Skor (Lanjutan)

Variabel Rentang Skor Kategorisasi

Strategi HC 1,00 - 1,80 Sangat Tidak Tepat

1,81 - 2,60 Tidak Tepat

2,61 - 3,40 Sedang

3,41 -4,20 Tepat

4,21 - 5,00 Sangat Tepat

Kinerja Unit Bisnis 1,00 - 1,80 Sangat Rendah

1,81 - 2,60 Rendah

2,61 - 3,40 Sedang

3,41 -4,20 Tinggi

4,21 - 5,00 Sangat Tinggi

3.5.1.2.Analisis Verifikatif

Pada analisis verifikatif digunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan

statistik yaitu uji rata-rata satu sample (hipotesis 1) dan model persamaan Partial

Least Square (PLS) untuk hipotesis 2-5. Pengujian hipotesis kausalitas yang

merupakan bagian dari analisis verifikatif atau konfirmatif.

Uji Rata-rata Satu Sample

Untuk menguji hipotesis 1 digunakan statistic uji t-student dengan rumus sebagai

berikut:

𝑡 =�̅� − 𝜇𝑜

𝑠/√𝑛

dengan :

: rata-rata variabel penelitian

o = rata-rata populasi

s : simpangan baku

k : banyak item dalam setiap variabel

n : banyak unit analisis

t : statistik uji distribusi t student

x

158

Kriteria yang digunakan untuk pengujian menerima atau menolak hipotesis

nol adalah tolak hipotesis nol (H0) jika nilai t hitung lebih kecil dibandingkan

dengan nilai t tabel pada tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas n-1.

Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square (PLS) secara konseptual yang disampaikan serta

paradigma penelitian, seperti terlihat pada Gambar 3.4 tentang kerangka alur

hubungan antara variabel berupa model persamaan struktural (Structural Equation

Modeling). Ghozali (2006:2) menyatakan Partial least square merupakan metode

analisis yang kuat karena tidak didasarkan banyak asumsi, ukuran sampel yang

digunakan tidak harus besar, dan data tidak harus berdistribusi normal

multivariate (indikator dengan skala kategori, ordinal, interval, sampai ratio dapat

digunakan pada model yang sama).

Gambar 3.4.Hubungan Antar Variabel Laten Yang Diteliti

159

Model penelitian ini pada hakekatnya menunjukkan bahwa Turbulensi

Lingkungan pada unit bisnis operator telekomunikasi di Indonesia (𝜉1),

kepemimpinan strategis (𝜉2), dan Budaya Organisasi (𝜉3) adalah variabel eksogen

yang secara langsung mempengaruhi strategi Human Capital (𝜂1), dan secara

langsung dan tidak langsung terhadap kinerja unit bisnis (𝜂2).

Tahapan perhitungan dengan Partial Least Square (PLS) menurut Imam

Ghozali (2008) adalah :

(1) Spesifikasi Model Struktural

Di dalam kerangka pemikiran didapatkan model dengan beberapa variabel

laten. Selanjutnya atas dasar model teoritis tersebut, dapat dikembangkan sebuah

diagram jalur seperti terlihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 3.5 Diagram Jalur Model Persamaan Struktural Penelitian

X1

X1-1 δ1

X1-2

X1-3

X1-4

X1-5 δ5

δ4

δ3

δ2

X2

X2-1 δ6

X2-2

X2-3

X2-4

X2-5 δ10

δ9

δ8

δ7

X3

X3-1 δ11

X3-2

X3-3

X3-4 δ14

δ13

δ12

𝜸 Z1

𝜸 Y1

βYZ

𝜸 Z3

𝜸 Y3

𝜸 Z2

𝜸 Y2

Z

Z1

Z2

Z3

Z4

ε6

ε9

ε8

ε7

ζ2

ζ1

Y

Y1

ε5

Y2

Y3

Y4

Y5

ε1

ε4

ε3

160

(2) Penaksiran Parameter (Estimasi)

PLS mengekstraksi faktor-faktor dari variabel-variabel eksogen dan

variabel endogen sehingga kovarians antara faktor-faktor yang diekstraksi tersebut

maksimum. Inti dari prosedur penaksiran parameter dalam PLS adalah penentuan

bobot (loading factor) yang selanjutnya akan digunakan untuk menaksir skor

faktor dari variabel laten. Pembobot-pembobot diperoleh dari regresi dengan

metode kuadrat terkecil yang diterapkan pada variabel manifes setiap blok.

(3) Evaluasi Model

Evaluasi model pada PLS dilakukan terhadap outer model dan inner model.

a) Outer model

Evaluasi outer model pada Partial Least Square (PLS) adalah untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas indikator–indikator yang mengukur

konstruk laten. Model ini menspesifikasi hubungan antar variabel laten

dengan indikator-indikatornya, atau dapat dikatakan bahwa outer model

mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel

latennya. Uji yang dilakukan pada outer model :

Convergent Validity. Nilai convergen validity adalah nilai loading factor

pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan

>0.7.

Composite Reliability

𝜌𝑐 =(∑ 𝜆𝑘𝑗)

2

(∑ 𝜆𝑘𝑗)2

+ ∑( 1 − 𝜆𝑘𝑗2 )

𝜆𝑘𝑗 = loading factor variabel manifes ke-k pada variabel laten ke-j

161

Chin (2000), merekomendasikan nilai diatas 0,8 mengindikasikan

reliabilitas gabungan yang baik.

Average Variance Extracted (AVE).

Ukuran ini digunakan untuk mengukurvariasi variabel laten yang dapat

dijelaskan oleh variasi model pengukuran.

𝐴𝑉𝐸 =∑ 𝜆𝑘𝑗

2

𝑛

Tennenhaus dkk. (2004) merekomendasikan AVE di atas 0,5

mengindikasikan pengukuran keragaman yang baik.

Cronbach Alpha. Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha. Nilai

diharapkan >0.7 untuk semua konstruk.

b) Inner Model

Uji pada inner model dilakukan untuk menguji hubungan antara konstruk

laten. Ada beberapa uji untuk model struktural diantaranya adalah:

R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah koefisien

determinasi pada konstruk endogen. Menurut Chin (1998), nilai R square

sebesar 0.67 (kuat), 0.33 (moderat) dan 0.19 (lemah)

Estimate for Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau

besarnya hubungan/pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan

prosedur Bootsrapping.

Prediction relevance (Q square) atau dikenal dengan Stone-Geisser's. Uji

ini dilakukan untuk mengetahui kapabilitas prediksi dengan prosedur

blinfolding. Apabila nilai yang didapatkan 0.02 (kecil), 0.15 (sedang) dan

162

0.35 (besar). Hanya dapat dilakukan untuk konstruk endogen dengan

indikator reflektif.

Ukuran kecocokan Goodness of fit (GoF) untuk mengevaluasi model PLS.

GoF merupakan akar kuadrat hasil perkalian antara rata-rata communalitas

(outer model) dan rata-rata 𝑅2(inner model). GoF bernilai antara 0 sampai

1 dan diformulasikan sebagai:

𝐺𝑜𝐹 = √𝑐𝑜𝑚𝑚𝑢𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ . 𝑅2 ̅̅ ̅̅ (Tenenhaus dkk. (2004))

(4) Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan metode resampling Bootstrap yang

dikembangkan oleh Geisser & Stone. Metode bootstrap adalah metode berbasis

resampling data sampel dengan syarat pengembalian pada datanya dalam

menyelesaikan statistik ukuran suatu sampel dengan harapan sampel tersebut

mewakili data populasi sebenarnya, biasanya ukuran resampling diambil secara

ribuan kali agar dapat mewakili data populasinya. Bootstraping dilakukan untuk

mendapatkan perkiraan variasi dalam statistik berdasarkan data asli. Distribusi

bootstrap biasanya memperkirakan distribusi (penyebaran), dan bias dari

distribusi sampling yang sebenarnya. Bootstraping memungkinkan seseorang

untuk melakukan inferensi statistik tanpa membuat asumsi distribusi yang kuat

dan tidak memerlukan formulasi analitis untuk distribusi sampling suatu

estimator. Sebagai pengganti, bootstraping menggunakan distribusi empiris untuk

mengestimasi distribusi sampling.

163

3.5.2. Rancangan Uji Hipotesis

Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, kemudian selanjutnya

dilakukan uji hipotesis deskriptif (H1) maupun hipotesis Verifikatif (H2 sampai

dengan H5) sebagai berikut :

3.5.2.1.Uji Hipotesis 1 (H1) : Turbulensi Lingkungan sangat Rendah,

Kepemimpinan Strategis sangat Baik, Budaya Organisasi sangat

Baik, Strategi Human Capital sangat Tepat, Kinerja Unit Bisnis

Operator Telekomunikasi di Indonesia sangat Tinggi.

Hipotesis deskriptif digunakan untuk menarik kesimpulan umum setiap

variabel penelitian yang meliputi Turbulensi Lingkungan, Kepemimpinan

Strategis, Budaya Organisasi, Strategi Human Capital dan Kinerja Unit Bisnis.

Uji hipotesis 1, menggunakan uji rata-rata satu sample, dengan mengacu

pada skala Likert yang digunakan, indeks rata-rata dihitung digunakan sebagai

bahan pijakan dalam menguji hipotesis deskriptif. Pengujian hipotesis ke-1 ini

menggunakan uji rata-rata untuk satu sampel dengan hipotesi sebagai berikut :

Hipotesis 1a, bahwa “Turbulensi Lingkungan Industri telekomunikasi di

Indonesia dalam kategori rendah”.

Untuk menguji hipotesis 1a, digunakan uji hipotesis:

H0: 1 ≥2,61

Turbulensi lingkungan industri telekomunikasi di Indonesia

dalam kategori tidak rendah

H1: 1 <2,61

Turbulensi lingkungan industri telekomunikasi di Indonesia

dalam kategori rendah

164

Hipotesis 1b, bahwa “Kepemimpinan strategis pada unit bisnis Industri

telekomunikasi di Indonesia dalam kategori baik”

Untuk menguji hipotesis 1b, digunakan uji hipotesis:

H0: 2 3,40 Kepemimpinan strategis pada unit bisnis Industri

telekomunikasi di Indonesia dalam kategori tidak baik

H1: 2>3,40 Kepemimpinan strategis pada unit bisnis Industri

telekomunikasi di Indonesia dalam kategori baik

Hipotesis 1c, bahwa “Budaya organisasi pada unit bisnis Industri telekomunikasi

di Indonesia dalam kategori baik”

Untuk menguji hipotesis 1c, digunakan uji hipotesis:

H0: 3 ≤ 3,40 Budaya organisasi pada unit bisnis Industri telekomunikasi

di Indonesia dalam kategori tidak baik

H1: 3> 3,40 Budaya organisasi pada unit bisnis Industri telekomunikasi

di Indonesia dalam kategori baik

Hipotesis 1d, bahwa “Strategi Human Capital Industri telekomunikasi di

Indonesia dalam kategori tepat”

Untuk menguji hipotesis 1d, digunakan uji hipotesis:

H0: 4 3,40 Strategi Human Capital Industri telekomunikasi di

Indonesia dalam kategori tidak tepat

H1: 4>3,40 Strategi Human Capital Industri telekomunikasi di

Indonesia dalam kategoritepat

Hipotesis 1e, bahwa “Kinerja unit bisnis pada industri telekomunikasi di

Indonesia dalam kategori tinggi”

165

Untuk menguji hipotesis 1e, digunakan uji hipotesis:

H0: 4 3,40 Kinerja unit bisnis pada industri telekomunikasi di

Indonesia dalam kategori tidak tinggi

H1: 4 >3,40 Kinerja unit bisnis pada industri telekomunikasi di

Indonesia dalam kategori tinggi

Pemilihan batas < 3,40 (tinggi) pada hipotesis tersebut di atas didasarkan pada

kriteria skor pada Tabel 3.11.

3.5.2.2. Uji Hipotesis 2 : Turbulensi Lingkungan, Kepemimpinan Strategis,

dan Budaya Organisasi Berpengaruh terhadap Strategi Human

Capital baik secara Simultan maupun Parsial pada Unit Bisnis

Operator Telekomunikasi di Indonesia.

Hipotesis di atas dapat diilustrasikan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Diagram Jalur Hipotesis 2

X1

X1-1 δ1

X1-2

X1-3

X1-4

X1-5 δ5

δ4

δ3

δ2

X2

X2-1 δ6

X2-2

X2-3

X2-4

X2-5 δ10

δ9

δ8

δ7

X3

X3-1 δ11

X3-2

X3-3

X3-4 δ14

δ13

δ12

γ11

γ13

γ12

ζ1

Y

Y1

ε5

Y2

Y3

Y4

Y5

ε1

ε4

ε3

ε2

166

Pengujian Hipotesis Simultan

Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan

adalah sebagai berikut:

H0: Turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, dan budaya organisasi

tidak berpengaruh secara simultan terhadap strategi Human Capital pada

unit bisnis operator Telekomunikasi di Indonesia

H2: Turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, dan budaya organisasi

berpengaruh secara simultan terhadap strategi Human Capital pada unit

bisnis operator Telekomunikasi di Indonesia

dimana adalah pengaruh total dari variabel eksogen terhadap endogen.

Tolak H0jika F hitung > F tabel pada taraf signifikan α.

Pengujian Hipotesis secara Parsial

Hipotesis pada pengujian secara parsial adalah:

Ho: γ11= 0 Turbulensi lingkungan tidak berpengaruh terhadap Strategi

Human Capital

12= 0 Kepemimpinan Strategis tidak berpengaruh terhadap Strategi

Human Capital

13= 0 Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap Strategi

Human Capital

H2: γ11≠ 0 Turbulensi lingkungan berpengaruh terhadap Strategi Human

Capital

12≠ 0 Kepemimpinan Strategis berpengaruh terhadap Strategi

Human Capital

13≠ 0 Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Strategi Human

Capital

Statistik uji yang digunakan adalah:)ˆ(

ˆ

1

1

i

i

SEt

Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan.

2

21 yxxR

2

2

21

21

1

)1(

yxx

yxx

Rk

RknF

167

3.5.2.2.Hipotesis 3 : Turbulensi Lingkungan, Kepemimpinan Strategis, dan

Budaya Organisasi Berpengaruh terhadap Kinerja Unit Bisnis baik

secara Simultan maupun Parsial pada Unit Bisnis Operator

Telekomunikasi di Indonesia.

Hipotesis di atas dapat diilustrasikan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Diagram Jalur Hipotesis 3

Pengujian Hipotesis Simultan

Hipotesis pada pengujian secara simultan adalah:

H0: Turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, dan budaya organisasi

tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja unit bisnis pada unit

bisnis operator Telekomunikasi di Indonesia

H3: Turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, dan budaya organisasi

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja unit bisnis pada unit bisnis

operator Telekomunikasi di Indonesia

2

2

21

21

1

)1(

yxx

yxx

Rk

RknF

X1

X1-

1 δ1

X1-

2 X1-

3 X1-

4 X1-

5 δ5

δ4

δ3

δ2

X2

X2-

1 δ6

X2-

2 X2-

3 X2-

4 X2-

5 δ1

0

δ9

δ8

δ7

X3

X3-

1 δ1

1 X3-

2 X3-

3 X3-

4 δ1

4

δ1

3

δ1

2

γz1

γz3

γz2

Z

Z1

Z2

Z3

Z4

ε6

ε9

ε8

ε7

ζ2

168

Rumus statistik uji yang digunakan untuk menguji hipotesis secara simultan

dimana adalah pengaruh total dari variabel eksogen terhadap endogen.

Tolak H0 jika F hitung > F tabel pada taraf signifikan α.

Pengujian Hipotesis Parsial

Hipotesis pada pengujian secara parsial adalah:

Ho: γ21= 0 Turbulensi lingkungan tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Unit Bisnis

22= 0 Kepemimpinan Strategis tidak berpengaruh terhadap

Kinerja Unit Bisnis

23= 0 Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Unit Bisnis

H3: γ21≠ 0 Turbulensi lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja Unit

Bisnis

22≠ 0 Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kinerja Unit Bisnis

23≠ 0 Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Unit

Bisnis

Statistik uji yang digunakan adalah:

Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan∝= 5%

3.5.2.4. Uji Hipotesis 4 : Strategi Human Capital Berpengaruh terhadap

Kinerja Unit Bisnis pada Unit Bisnis Operator Telekomunikasi di

Indonesia.

Hipotesis di atas dapat diilustrasikan pada Gambar 3.8.

2

21 yxxR

)ˆ(

ˆ

2

2

i

i

SEt

169

Gambar 3.8 Diagram Jalur Hipotesis 4

Hipotesis pengujian:

H0: Strategi Human Capital tidak berpengaruh terhadap kinerja unit bisnis pada

unit bisnis operator Telekomunikasi di Indonesia

H1: Strategi Human Capital berpengaruh terhadap kinerja unit bisnis pada unit

bisnis operator Telekomunikasi di Indonesia

Untuk menguji hipotesis di atas, digunakan statistik t dengan formulasi berikut:

)ˆ(

ˆ

21

21

SEt

Tolak Ho jika t hitung > t tabel pada taraf signifikan ∝= 5%

3.5.2.5 . Uji Hipotesis 5 : Turbulensi Lingkungan, Kepemimpinan Strategis,

dan Budaya Organisasi Berpengaruh terhadap Kinerja Unit Bisnis

baik secara Simultan maupun Parsial melalui Strategi Human

Capital pada Unit Bisnis Operator Telekomunikasi di Indonesia.

Hipotesis di atas dapat diilustrasikan pada Gambar 3.9.

β21

Y

Z1

Z2

Z3

Z4

ε6

ε9

ε8

ε7

ζ2

ζ1

Y

Y1

ε5

Y2

Y3

Y4

Y5

ε1

ε4

ε3

ε2

170

Gambar 3.9 Diagram Jalur Hipotesis 5

Pengujian Hipotesis Simultan

Hipotesis pada pengujian secara simultan adalah:

H0: Turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis dan budaya organisasi tidak

berpengaruh terhadap kinerja unit bisnis pada unit bisnis operator

Telekomunikasi di Indonesia melalui Strategi Human Capital

H4: Turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis dan budaya organisasi

berpengaruh terhadap kinerja unit bisnis pada unit bisnis operator

Telekomunikasi di Indonesia melalui Strategi Human Capital

Pengujian HipotesisParsial

Hipotesis pada pengujian secara parsial adalah:

Ho: 11.21 = 0, Turbulensi lingkungan tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Unit Bisnis melalui strategi Human Capital

12.21 = 0, Kepemimpinan Strategis tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Unit Bisnis melalui strategi Human Capital

13.21 = 0, Budaya Organisasi tidak berpengaruh terhadap Kinerja Unit

Bisnis melalui strategi Human Capital

X1

X1-1 δ1

X1-2

X1-3

X1-4

X1-5 δ5

δ4

δ3

δ2

X2

X2-1 δ6

X2-2

X2-3

X2-4

X2-5 δ10

δ9

δ8

δ7

X3

X3-1 δ11

X3-2

X3-3

X3-4 δ14

δ13

δ12

γZ1

γY1

βYZ

γ Z3

γ Y3

γ Z2

γ Y2

Z

Z1

Z2

Z3

Z4

ε6

ε9

ε8

ε7

ζ2

ζ1

Y

Y1

ε5

Y2

Y3

Y4

Y5

ε1

ε4

ε3

ε2

171

H4: 11.21 ≠ 0, Turbulensi lingkungan berpengaruh terhadap Kinerja Unit

Bisnis melalui strategi Human Capital

12.21 ≠0, Kepemimpinan Strategis berpengaruh terhadap Kinerja Unit

Bisnis melalui strategi Human Capital

13.21 ≠0, Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja Unit Bisnis

melalui strategi Human Capital

Statistik uji yang digunakan adalah:)ˆˆ(

ˆˆ

211

211

i

i

SEt

Uji Variabel Mediasi (Intervening)

Uji variabel mediasi menggunakan Sobel test adalah uji untuk mengetahui

apakah hubungan yang melalui sebuah variabel mediasi secara signifikan mampu

sebagai mediator dalam hubungan tersebut. Sebagaimana dalam penelitian ini

Strategi HC (Y) sebagai mediator hubungan dari Turbulensi lingkungan (X1),

Kepemimpinan Strategis (X2), Budaya Organisasi (X3) ke Kinerja Unit Bisnis

(Z). Untuk menguji seberapa besar peran variabel Y memediasi pengaruh X1,

X2, X3 terhadap Z digunakan uji Sobel test.

Dimana Sobel test mengunakan uji z dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

a = Koefisien regresi variabel independen terhadap variabel mediasi

b = Koefisien regresi variabel mediasi terhadap variabel dependen

Sea = Standard error of estimation dari pengaruh variabel independen terhadap

variabel mediasi

SEb = Standard error of estimation dari pengaruh mediasi terhadap variabel

dependen

Menurut Baron dan Kenny (1986), secara umum sebuah variabel

merupakan mediator (intervening) yang efektif ketika berperan total (full

172

mediation), dimana pengaruh tidak langsung (indirect effect) lebih besar

dibanding dengan pengaruh secara langsung (direct effect). Selain itu pengaruh

tidak langsung tersebut diharapkan signifikan secara statistik (dengan melihat

nilai z hitung).

Ada dua jenis variabel intervening yaitu:

1. Full Mediation, artinya variabel independen tidak mampu mempengaruhi

secara signifikan variabel dependen tanpa melalui variabel mediator.

2. Part Mediation, artinya variabel independen mampu mempengaruhi secara

langsung variabel dependen dan secara tidak langsung melalui/melibatkan

variabel mediator.

3.6 Rancangan Analisis Data

Menurut Kriyantono (2009:86), dalam membuat desain penelitian

tergantung pada beberapa faktor antara lain metodologi atau pendekatan yang

digunakan, metode riset yang dipakai, jenis riset yang direncanakan, dan metode

analisis data.

3.6.1 Rancangan Analisis Data Quantitative

Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini yang digunakan adalah

metodologi atau pendekatan kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metodologi

atau pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik

173

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,

2012:13).

3.6.1.1 Operasionalisasi Variabel Quantitative

Untuk memperoleh data dan informasi dalam eksploratori penelitian ini

maka dilakukan pendalaman sejumlah variabel lengkap dengan konsep, variabel,

sub variabel serta indikator dan skalanya melalui operasionalisasi variabel.

Variabel yang digunakan adalah sebagaimana yang dilakukan pada penelitian

eksplanatori yaitu variabel yang terkait dengan variabel turbulensi lingkungan,

kepemimpinan strategis, budaya organisasi, strategi Human Capital dan kinerja

unit bisnis yang dapat meningkatkan kinerja unit bisnis.

3.6.1.2 Sumber dan Cara Penentuan Data/ Informasi Quantitative

Jenis data dalam penelitian eksploratori ini terdiri dari data-data tentang

model strategi Human Capital framework yang digunakan dalam Human Capital

Management Framework beberapa penyelenggara telekomunikasi di Indonesia,

yang terdiri dari StrategiHuman Capital (SHC) yang terkait dengan people,

culture, organization, communication, metrics and measurement serta teknologi.

Untuk mengetahui strategihuman capital maka dilakukan analisa best practice

dari pendekatan empirikal, dan untuk memastikan relevansi validitas variabel

yang digunakan dalam penelitian ini, maka ukuran dalam variabel SHC ini

dibandingkan dengan ukuran variabel SHC dari empirikal (best practice).

Sedangkan untuk membuat model SHC dalam penelitian ini maka SHC

model dibuat dengan melalui referensi SHC operator telekomunikasi. Penentuan

174

model SHC unit bisnis telekomunikasi di Indonesia disesuaikan dengan kondisi

lingkungan unit bisnis telekomunikasi di Indonesia, dan untuk memastikan bahwa

model SHC ini sesuai dengan kondisi lingkungan bisnis telekomunikasi di

Indonesia, maka dilakukan analisa exploratory melalui Forum Group Discussion

(FGD) dengan para pelaku unit bisnis telekomunikasi di Indonesia.

3.6.1.3 Teknik Pengumpulan Data Quantitative

Penelitian eksploratori ini akan membahas lebih dalam terkait dengan

ulasan literatur dari variabel turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis,

budaya organisasi, strategi Human Capital dan kinerja unit bisnis yang dapat

meningkatkan kinerja penyelenggara telekomunikasi di Indonesia. Literatur

digunakan untuk menggali lebih jauh bagaimana metode untuk menghasilkan

kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Hal ini penting untuk

memastikan bahwa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima

untuk digunakan dalam menentukan faktor-faktor penting dalam penelitian.

Beberapa proposisi dari para peneliti sebelumnya akan digunakan sebagai

pembanding untuk memvalidasi keterhubungan dari tingkat variabel sehingga

variabel yang dipakai dalam penelitian ini dapat tereksplorasi dengan lebih luas

disesuaikan dengan batasan penelitian yang dilakukan peneliti.

Penelitian eksploratori ini akan melakukan penggalian informasi yang

detail mengenai persepsi, sikap serta pengalaman responden yang memiliki latar

belakang yang berbeda-beda, dengan pertimbangan tersebut maka pada penelitian

ini akan dilakukan Focus Group Discussion (FGD). Peserta FGD mewakili unsur

unsur penting yang menangani pengelolaan Human Capital di Indonesia,

175

khususnya penyelenggara unit bisnis telekomunikasi di Indonesia. FGD dilakukan

melalui diskusi kelompok terarah dan merupakan suatu proses pengumpulan

informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007),

FGD dipimpin oleh seorang moderator atau nara sumber yang memimpin

diskusi dan mendorong untuk berbicara terbuka dan spontan tentang hal yang

dianggap penting dan dibahas dalam topik yang disampaikan pada saat itu. Tujuan

dari diskusi kelompok ini adalah untuk memperoleh masukan atau informasi

mengenai permasalahan yang terkait dengan topik yang disampaikan.

Penyelesaian masalah ini dilakukan setelah informasi berhasil dikumpulkan dan

dianalisis.

Metode yang digunakan adalah metode Delphi, penggunaannya dilakukan

untuk menggali ide-ide kreatif dan reliable atau produksi informasi dalam

penentuan keputusan, seperti kebijakan-kebijakan. Berdasarkan proses yang

terstruktur metode Delphi mengumpulkan dan memurnikan pengetahuan dari

kelompok ahli atau expert terkait dengan sejumlah pertanyaan yang disebarkan

dan umpan balik yang terkontrol.

Peserta dari diskusi kelompok ini terbatas dan yang diundang hanya

peserta yang terkait dengan topik yang sudah ditentukan, berasal dari kelompok

yang sama atau kelompok homogen, tujuannya agar peserta mendapatkan

kesempatan berbicara, mengemukakan pendapat, masukan dan aktif dalam

diskusi. Beberapa langkah dalam metode Delphi (Fowles,1978), sebagai berikut :

(1) membentuk sebuah team kerja yang memonitor analisa Delphi pada partisipan

dan membuat keputusan, (2) pemilihan satu panel atau lebih berupa penelitian dan

176

proyek secara teratur pada partisipan pada suatu tema, (3) melakukan ronde 1

kuesioner 1 Delphi, (4) menguji pengejaan pada lembar kuesioner, (5)

menyerahkan lembar 1 kepada panelis, (6) melakukan analisa respon respon dari

ronde 1, (7) persiapan ronde ke 2 dengan pengujian yang memungkinkan, (8)

menyerahkan lembar kusioner ke dua pada panelis.

3.6.2 Rancangan Analisis Qualitative

Rancangan analisa kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif dan verifikatif, untuk menjelaskan relevansi setiap variabel yang

digunakan dalam penelitian ini dilakukan verifikasi terhadap relevansi variabel

yang digunakan dalam model best practice strategi human capital operator

telekomunikasi dunia. Pengujian relevansi variabel, dimensi dan ukuran dalam

penelitian ini dilakukan dengan membuat tabulasi dan melakukan survey lalu

hasilnya diverifikasi dengan model best practice yang digunakan oleh unit bisnis

operator telekomunikasi di Indonesia.

Selanjutnya untuk melakukan verifikasi hasil pengujian tersebut maka

dilakukan FGD kepada unit bisnis telekomunikasi di Indonesia. Variabel dalam

penelitian dikelompokkan dalam standard model strategi human capital yang

terdiri dari People, Cullture, Organization and Ecosystem (PCOE). Variabel

Turbulensi Lingkungan merupakan Ecosystem External yang menjadi bagian

dalam proses penentuan Model HC, sedangkan kepemimpinan strategis

dikelompokan dalam People, Budaya (Culture) dan Organisasi (Organization).

Tahapan analisis yang dilakukan pada analisa exploratory dengan

pelaksanaan FGD adalah sebagai berikut :

177

1) Penentuan objek evaluasi, menentukan objek yang harus dikomentari

partisipan, yaitu model strategi human capital framework berdasarkan

empirikal (inductive thinking) terhadap variabel penelitian (deductive

thinking),

2) Pembentukan tim monitori, membentuk tim yang bertugas untuk

memastikan proses analisa Delphi terkontrol,

3) Pembentukan tim partisipan, menyeleksi pakar stake holder Strategi HC,

dengan kriteria mengerti permasalahan, dalam jangkauan unit bisnis

penelian, memiliki peran atau berhubungan dengan masalah yang terkait

dengan pembuatan strategi HC,

4) Penyusunan kuesioner pertama, merumuskan kuesioner terkait dengan

relevansi studi literatur dengan variabel yang digunakan pada penelitian,

memberikan pemahaman konteks studi penelitian kepada partisipan

sehingga pertanyaan yang dibuat dapat dimengerti dengan mudah,

5) Wawancara tim partisipan (panel) dan kompilasi data, kuesioner dikirim

ke partisipan untuk dipahami dan diuji mengenai ambiguitas, kejanggalan

serta menilai kecenderungan jawaban partisipan,

6) Iterasi kuesioner dengan wawancara, iterasi untuk menyusun pertanyaan

dengan mengkomunikasikan analisis putaran pertama sehingga didapatkan

kesepakatam,

7) Hasil dan kesimpulan, melaksanakan olah hasil.

178

3.6.2.1 Confirmatory Research

Tahapan selanjutnya adalah melakukan studi konfirmatori, yaitu dengan

melakukan validasi hasil-hasil dari pengujian kuantitatif dan kualitatif dengan

menganalisis keduanya melalui metode forum group discussion (FGD) yang

dilakukan oleh para pakar yang mendalami bidang StrategiHuman Capital.

3.6.2.2 Operasionalisasi Variabel Qualitative

Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penelitian konfirmatori, maka

dilakukan pendalaman beberapa variabel lengkap dengan konsep, sub variabel,

indikator dan skalanya melalui operasionalisasi variabel. Penelitian konfirmatori

ini terdiri dari variabel turbulensi lingkungan, kepemimpinan strategis, budaya

organisasi, strategi human capital, dan kinerja unit bisnis telekomunikasi di

Indonesia.

3.6.2.3 Sumber dan Cara Penentuan Data / Informasi Qualitative

Jenis data yang digunakan dalam penelitian konfirmatori ini adalah jenis

data yang didapatkan dari hasil questionnare pada studi ekploratori dan jenis data

literatur yang diperoleh dari studi konfirmatori.

3.6.2.4 Teknik Pengumpulan Data Qualitative

Teknik pengumpulan data dalam penelitian konfirmatori ini diperlukan

penggalian informasi yang detail dari para pakar Strategi Human Capital baik dari

para pelaku unit bisnis telekomunikasi, maupun juga para pakar Strategi Human

Capital baik dari Indonesia maupun juga dari mancanegara. Data konfirmatori ini

179

dilakukan dalam bentuk tanya jawab langsung dari para pakar dan juga FGD

dengan para pengelola HC di unit bisnis telekomunikasi di Indonesia. FGD ini

digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian atau juga untuk mengkonfirmasi

hasil penelitian kepada para pakar. Sebelum dilakukan studi konfirmatori ini harus

dipastikan bahwa hasil studi ekplanatori dan eksploratori sudah dilakukan dan

sudah dalam bentuk kesimpulan dari hasil pengukuran.

3.6.3 Rancangan Analisis Confirmatory

Tahapan selanjutnya adalah perancangan analisis studi konfirmatori pada

dasarnya sama dengan rancangan analisis yang dilakukan pada penelitian

eksploratori, yaitu dilakukan dengan FGD. Model rancangan dipresentasikan

kepada para pakar dan dimintakan pendapat serta kritik dan saran terkait dengan

model rancangan yang disampaikan. Kemudian dari hasil konfirmasi dan masukan

para pakar tersebut dilakukan analisis dan diambil kesimpulan dari hasil

rancangan penelitian tersebut.

3.6.4. Rancangan Pemecahan Masalah dengan Creative Problem Solving

Rancangan masalah dengan menggunakan creative problem solving ini

untuk menyelesaikan pemecahan masalah nomor 6 yaitu bagaimana model

strategi human capital yang komprehensif untuk meningkatkan kinerja unit bisnis

operator telekomunikasi di Indonesia. Rancangan creative problem solving

menurut Nakagawa (2004) dimulai dari problem definition, problem analysis,

idea generation, solution construction,serta implementation & evaluation.

Menurut Wheelen dan Hunger (2012), urutan pemecahan masalah dimulai dari

180

Strategic Situation Analysis, Strategy Formulation, Strategy Implementation, serta

Strategy Evaluation & Control.

Menurut Deloitte (2017) rancangan pemecahan masalah adalah sebagai

berikut : Strategy Sharing Lab, Corporate Strategy Lab, Sprint, Veteran

Challenge dan War Room.

Berdasarkan pendekatan tersebut di atas maka rancangan pemecahan

masalah agar ditemukan suatu model Strategi Human Capital yang dapat

meningkatkan kinerja unit bisnis ditinjau dari aspek turbulensi lingkungan

(external factor), kepemimpinan strategis dan budaya organisasi (Internal Factor)

maka dilakukan dengan creative problem solving (Deloitte, 2017) dengan

tahapan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

1) Strategy Sharing Lab, pada tahapan ini FGD yang dilakukan adalah setiap

unit bisnis melakukan sharing terkait strategi dari unit bisnis tersebut sesuai

dengan business plan masing-masing unit. Setiap unit bisnis juga

menyalurkan aspirasinya dengan menyampaikan data-data yang digunakan

sebagai bagian dari analisa kualitatif untuk memberikan masukan kepada

strategi human capital.

Tabel 3.14. Rancangan Pemecahan Masalah Creative Problem Solving

Creative Problem Solving

Method

(1)

Management Strategic

(2)

Creative Problem Solving

Method

(3)

Problem Definition Strategic Situation Analysis Strategy Sharing Lab

Problem Analysis Strategy Formulation Corporate Strategy Lab

Idea Generation Strategy Implementation Design Sprint

Solution Construction Strategy Evaluation and

Control

Veteran Chalenge

Implementation and

Evaluation

War Room

(Sumber : (1) Nakagawa (2004), (2) Wheelen &Hunger (2012), (3) Deloitte (2017)

181

2)Corporate Strategy Lab, pada tahapan ini FGD yang dilakukan adalah mulai

mendesain model Strategi Human Capital, dari masukan strategi unit bisnis

yang akan diterapkan berdasarkan bisnis plan masing-masing unit,

kemudian validasi tentang aktivitas-aktivitas mana saja yang menjadi

prioritas saat ini (current priorities) dan juga prioritas jangka panjang

(future priorities), kemudian dilakukan diskusi dua arah (brainstorming),

serta aligning program melalui desain thinking dan diskusi yang interaktif

antar unit bisnis.

3) Design Sprint, pada tahapan ini dilakukan Design Sprint Session dengan

tema yang terkait dengan model human capital, session pertama terkait

dengan People, membahas permasalahan yang terkait dengan people, dari

mulai proses recruitment sampai proses retirement berdasarkan HC Life

Cycle. Sprint session kedua adalah pembahasan yang terkait dengan Culture

(people culture, strategy culture, process culture dan operations culture).

Sprint session ketiga adalah pembahasan yang terkait dengan Organization,

sprint ke empat adalah pembahasan terkait dengan HC practices & Metrics

serta HC Communication.

4) Veteran Challenge, pada tahapan ini mengundang expert untuk

mendapatkan masukan dan perbaikan terkait model HC yang dibuat,

kemudian dari model HC hasil masukan tersebut dibuatlah suatu model

strategi human capital secara umum, dan secara spesifik bisa dibuat strategi

model HC sesuai dengan unit bisnis telekomunikasi di Indonesia .

182

5) War Room, Tahapan terakhir dari creative problem solving ini adalah

melakukan presentasi draft model strategy human capital kepada unit bisnis

dan para pengelola human capital untuk mendapatkan masukan akhir dari

model strategi human capital yang akan diterapkan.

Tahapan pemecahan masalah dengan menggunakan creative problem

solving (Deloitte, 2017) terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.10 Tahapan Pemecahan Masalah dengan Creative Problem Solving

Sumber : Deloitte, 2017

3.6.5. Rancangan Pemecahan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan manfaat bagi

kepentingan pemecahan masalah unit bisnis operator telekomunikasi di Indonesia,

sehingga menghasilkan outcome yang nyata. Hasil penelitian yang diperoleh

melalui analisis dan hasil uji hipotesis ini selanjutnya dibuat rancangan

pemecahan masalah.

ModelStrategyHC

Tahapan

183

Alur rancangan pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan Wirasasmita (2004) seperti terlihat pada Gambar

berikut ini:

Gambar 3.11. Rancangan Pemecahan Masalah

3.6.6. Perumusan Tujuan

Berdasarkan uraian masalah yang diidentifikasikan dapat ditentukan tujuan

pemecahan masalah berkaitan dengan pemahaman pimpinan unit bisnis terhadap

kondisi turbulensi lingkungan (eksternal), kepemimpinan strategis (people), dan

budaya organisasi yang dimiliki (internal), untuk penetapan perumusan dan

pelaksanaan strategi human capital yang pada akhirnya akan meningkatkan

kinerja unit bisnis yang maksimal.

Selain itu permasalahan juga diangkat dari keterkaitan antara turbulensi

lingkungan, kepemimpinan strategis, budaya organisasi, perumusan model strategi

human capital, dan kinerja unit bisnis.

184

3.6.7. Pemetaan Strategi

Tahap selanjutnya setelah perumusan tujuan ditentukan, maka berdasarkan

berdasarkan hasil penelitian dapat ditentukan variabel solusi yang selanjutnya

dibuat pemetaan strategi (strategy mapping). Indikator solusi ditentukan dari

penilaian unit bisnis terhadap variabel penelitian dan dibandingkan dengan

besarnya kontribusi masing-masing indikator dan dimensi terhadap variabel

solusi. Sehingga didapatkan pemetaan strategi meningkatkan kinerja unit bisnis

operator telekomunikasi.

Gambar 3.12 Peta Strategi Pemecahan Masalah

3.6.8. Operasionalisasi Strategi

Berdasarkan pemetaan strategi (strategy mapping) maka disusun alternatif

strategi yang dapat dijalankan oleh unit bisnis operator telekomunikasi di

Indonesia sesuai urutan prioritas dan probabilitas yang dapat dilaksanakan dimana

ditentukan berdasarkan hasil penelitian mengenai kondisi turbulensi lingkungan,

185

kepemimpinan strategis, budaya organisasi dan strategi HC untuk meningkatkan

kinerja unit bisnis.

3.6.9. Rencana Tindakan

Melalui operasionalisasi strategi dapat disusun rencana tindakan yang

meliputi pembagian tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pemecahan

masalah disertai waktu dan sumberdaya yang diperlukan.

3.6.10. Rencana Evaluasi dan Kontrol

Apabila rencana tindakan sudah ditetapkan maka tahap terakhir dari

pemecahan masalah adalah rencana evaluasi dan kontrol dimana tahap ini

bertujuan untuk menilai efektivitas implementasi pemecahan masalah yang

direkomendasikan dan menjadi tindakan yang tepat untuk dilaksanakan serta

memperlihatkan hasil berupa indikator yang dapat diukur sebagai alat verifikasi

bahwa solusi yang diberikan telah sesuai dalam pelaksanaannya dan diharapkan

dapat memberikan pemecahan dari masalah yang dihadapi khususnya terkait

penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia.