BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf ·...

27
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Profitabilitas Profitabilitas merupakan istilah untuk menyatakan kemampuan suatu bank dalam menghasilkan labanya sehingga dapat dilihat seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Profitabilitas dapat di wakili oleh ROA (Return On Asset). ROA (Return Of Asset) yang mencerminkan kemampuan perusahaan mengahasilkan untung berdasarkan aset yang dipunyai. Analisis ROA (Return Of Asset) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan dalam hal ini adalah bank setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Variasi pehitungan dalam ROA (Return Of Asset) dapat dengan memasukkan biaya pendanaan. Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga yang merupakan biaya pendanaan dengan utang. Nilai ROA (Return Of Asset) dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dengan rata-rata asset total dengan standar terbaik 1,5 persen seperti yang dittunjukkan pada majalah infobank No.399 tahun 2012. Hidup matinya suatu bank menurut Kasmir (2016:103) dipengaruhi oleh jumlah kredit yang disalurkan dalam suatu periode. Artinya, semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin besar perolehan laba yang disumbangkan. Masih banyak pihak bank yang mengandalkan penghasilan utamanya bersumber dari jumlah penyaluran

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan istilah untuk menyatakan kemampuan

suatu bank dalam menghasilkan labanya sehingga dapat dilihat seberapa

besar keuntungan yang diperoleh. Profitabilitas dapat di wakili oleh ROA

(Return On Asset). ROA (Return Of Asset) yang mencerminkan

kemampuan perusahaan mengahasilkan untung berdasarkan aset yang

dipunyai. Analisis ROA (Return Of Asset) mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)

yang dipunyai perusahaan dalam hal ini adalah bank setelah disesuaikan

dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. Variasi pehitungan

dalam ROA (Return Of Asset) dapat dengan memasukkan biaya pendanaan.

Biaya-biaya pendanaan yang dimaksud adalah bunga yang merupakan

biaya pendanaan dengan utang. Nilai ROA (Return Of Asset) dihitung

berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak dengan rata-rata asset total

dengan standar terbaik 1,5 persen seperti yang dittunjukkan pada majalah

infobank No.399 tahun 2012.

Hidup matinya suatu bank menurut Kasmir (2016:103)

dipengaruhi oleh jumlah kredit yang disalurkan dalam suatu periode.

Artinya, semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin besar

perolehan laba yang disumbangkan. Masih banyak pihak bank yang

mengandalkan penghasilan utamanya bersumber dari jumlah penyaluran

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

9

kredit (spread based), di samping dari penghasilan atas fee based

yang berupa biaya-biaya dari pelayanan akan jasa-jasa yang ditawarkan dan

dibebankan pada nasabah.

Dividen yang merupakan biaya pendanaan dengan saham dalam

analisis ROA (Return Of Asset) tidak diperhitungkan. Biaya bunga

ditambahkan ke laba yang diperoleh perusahaan. Hanafi & Halim

(2016:157) menyatakan jika ROA dapat diinterpretasikan sebagai hasil

serangkaian kebijakan perusahaan (strategi) dan pengaruh dari faktor-

faktor lingkunngan (environmental factors). Analisis difokuskan pada

profitabilitas aset, dan dengan demikian tidak memperhitungkan cara-cara

untuk mendanai aset tersebut.

Laba bersih suatu perusahaan kadang-kadang dipengaruhi oleh dua

faktor luar biasa yang tidak selalu muncul dalam kegiatan bisnis normal

yaitu laba karena perubahan prinsip akuntasi dan biaya restrukturisasi.

Kaitannya dengan perubahan prinsip akuntansi yaitu laba karena perubahan

akuntansi tidak sering muncul dan relatif bukan bagian dari kegiatan bisnis

normal sehingga tidak perlu diperhitungkan. Dalam kaitannya dengan

biaya restrukturisasi peruahaan ada beberapa argumentasi yang bisa

dikemukakan. Awalnya faktor tersebut muncul relatif tidak sering dan bisa

dikatakan sebagai nonrecurring, lalu item tersebut bisa dikatakan

merupakan bagian noral dalam bisnis, dan jumlah tersebut cukup material.

a. Aspek bank yang Memengaruhi Tingkat Profitabilitas

Terdapat beberapa aspek yang dapat memberikan dampak pada

profitabilitas jika terjadi perubahan pada aspek tersebut seperti yang

disebutkan oleh Ardana (2018) sebagai berikut:

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

10

1.) Aspek permodalan

Sejalan dengan kemampuan bank dalam menghimpun dan

menyalurkan dana kembali pada masyarakat yang otomatis bank

menyanggupi untuk menjamin dana yang diterima sebagai sumber

permodalan dan penggerak kegiatan operasionalnya.

2.) Likuiditas

Perbandingan antara jumlah kredit dengan dana yang berhasil

dihimpun dari masyaraka dengan jumlah kredit yang besar daripada

dana yang terhimpun.

3.) Kualitas aktiva

Menunjukkan besarnya risiko yang ditanggung bank atas pemberian

kredit. Kualitas kredit yang baik akan menarik minat masyarakat.

4.) Efisiensi operasional

Semakin baik kemampuan bank maka semakin tinggi pula tingkat

efisiensi kinerjanya terutama dalam melaksanakan kewajiban

operasionalnya..

b. Komponen-komponen ROA (Return Of Asset)

Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika ROA (Return Of

Asset) bisa dipecah lagi ke dalam dua komponen yaitu: profit margin

dan perputaran total aktiva (aset). Pemecahan (disagregasi) ini bisa

menghasilkan analisis yang lebih tajam lagi. Profit margin melaporkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari tingkat penjualan

tertentu.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

11

Profit margin bisa diinterpretasikan sebagai tingkat efisiensi

perusahaan, yakni sejauh mana perusahaan menekan biaya-biaya yang

ada di perusahaan. Perputaran total aset mencerminkan kemampuan

perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu. Rasio

ini juga bisa diartikan sebagai kemampuan perusahaan mengelola

aktiva berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio ini mengukur

aktivitas penggunaan aktiva (aset) perusahaan.

c. Interpretasi ROA

Hanafi & Halim (2016:161-164) berpendapat jika ada dua faktor

yang memengaruhi perbedaan proporsisi profit margin dan perputaran

aktiva antar industri, yaitu:

1.) Operating Leverage (OL)

Operating leverage menunjukkan sejauh mana pemakaian

beban tetap dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang

menggunakan beban tetap yang tinggi berarti mempunyai OL

(Operating leverage) yang tinggi. Beban tetap operasional

datangnya dari beban depresiasi peralatan/bangunan (aktiva tetap).

Perusahaan yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang besar

(yang berarti melakukan investasi besar Pada aktiva tetap) akan

mempunyai beban depresiasi yang tinggi, yang berarti mempunyai

beban operasional yang tinggi, dan berarti mempunyai OL

(Operating leverage) yang tinggi.

Perusahaan atau industri dengan OL (Operating leverage)

yang tinggi akan mempunyai fluktuasi pendapatan yang tinggi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

12

pula. Itu berarti risiko perusahaan tersebut tinggi. Apabila kondisi

perekonomian membaik, penjualan meningkat, perusahaan dengan

OL (Operating leverage) yang tinggi akan mengalami kenaikan

keutungan (pendapatan) yang tinggi, sebaliknya apabila kondisi

perekonomian menurun, penjualan menurun, perusahaan tersebut

akan mengalami penurunan keuntungan yang tajam pula.

2.) Siklus Kehidupan Produk

Siklus Kehidupan produk akan mempunyai pengaruh

terhadap ROA (Return Of Asset) atau perbedaan-perbedaan ROA

(Return Of Asset). Produk, mulai dari muncul sampai menghilang,

bergerak melalui bebrapa tahap:

a.) Tahap perkenalan (Introduction)

b.) Tahap pertumbuhan (Growth)

c.) Tahap Kedewasaan (Maturity)

d.) Tahap Penurunan (Decline)

Pada tahap perkenalan, perusahaan memfokuskan pada

pengembangan produk (melalui riset dan pengembangan),

pengembangan pasar (mealui iklan dan promosi lainnya),

pengembangan kapasitas (melalui pengeluaran investasi pada

pengembangan perusahaan baru atau perluasan perusahaan).

Tujuannya adalah untuk memperkenalkan produk baru dan

memperoleh market share. Sebaliknya, pada tahap kedewasaan,

produk relatif sudah mapan dan tidak memerlukan upaya

pengembangan atau penyiapan infrastuktur.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

13

Pengeluaran investasi pada tahap ini relatif tidak signifikan.

Kompetisi semakin keras. Pengelolaan biaya (agar diperoleh biaya

yang efisien) menjadi penting pada tahap ini. Pada tahap ini

perusahaan bisa memperoleh laba yang cukup tinggi dibanding

tahap-tahap yang lain. Pada tahap penurunan, perusahaan sudah

mulai mengambil ancang-ancang untuk keluar dari bbisnis produk

tersebut. Berikut ini perilaku penjualan, laba, investasi, dan ROA

(Return Of Asset) yang berkaitang dengan empat tahap tersebut:

Tabel 2.1. Kondisi Laba dan Aliran Kas pada Siklus Hidup Produk

Tabel 2.1. menunjukkan jika pada tahap perkenalan,

perusahaan sibuk menyiapkan infrastruktur produk baru dengan

melakukan investasi pada pabrik dan peralatan. Sementara itu

penjualan masih sedikit karena produk tersebut belum dikenal secara

luas. Akibtanya aliran kas bersih adalah negatif (kas keluar>kas

masuk). Pada tahap pertumbuhan, penjualan mulai meningkat,

pengeluaran mulai berkurang, arus kas masuk bisa negatif atau juga

positif.

Pada tahap dewasa aliran kas masuk mulai besar dan kas

keluar menurun karena adanya faktor learning curve dan skala

ekonomi, dan investasi sudah tidak dilakukan lagi. Sehingga aliran

Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Penurunan

Laba

Operasi Negatif Positif Positif Positif/negatif

Investasi

(Aliran

Kas)

Negatif

besar

Negatif kecil/

positif kecil Positif besar

Positif

besar/kecil

Sumber : Hanafi dan Halim (2016)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

14

kas berposisi positif. Pada tahap penurunan, penjualan cenderung

menurun karena persaingan yang ketat, adanya pengeluaran atas

investasi sebagai bentuk pertahanan diri. Sehingga hasilnya adalah

aliran kas yang bisa menjadi positif ataupun negatif bergantung pada

upaya dan hasil yang dilakukan serta diperoleh.

2. Risiko Bank

Bessis (2015:2-4) beranggapan jika risiko keuangan ditetapkan

menurut sumber ketidakpastian. Umumnya risiko keuangan dikelaskan

menjadi risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko suku bunga,

terbagi menjadi sub kelas relatif terhadap peristiwa spesifik yang memicu

kerugian.

a. Risiko Kredit

Risiko kerugian karena peminjam gagal atau penurunan reputasi

kredit. Risiko kredit juga disebut risiko default adalah risiko bahwa

peminjam gagal memenuhi kewajiban utang mereka. Default memicu

kerugian total atau sebagian dari jumlah yang dipinjamkan kepada

rekanan. Risiko kredit juga mengacu pada memburuknya reputasi

kredit seorang peminjam yang tidak menyiratkan default, tetapi

melibatkan kemungkinan lebih tinggi dari kegagalan. Nilai buku

pinjaman tidak berubah ketika kualitas kredit peminjam menurun,

tetapi nilai ekonominya lebih rendah karena kemungkinan atau

kegagalan meningkat. Untuk utang yang diperdagangkan, perubahan

yang merugikan memicu penurunan harga yang ditetapkan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

15

Risiko pemulihan mengacu pada nilai pasti dari pemulihan di

bawah standar. Pemulihan tergantung pada senioritas utang, pada setiap

jaminan yang melekat pada transaksi dan pada upaya-upaya dari

pemberi pinjaman. Kerugian setelah latihan adalah kehilangan yang

diberikan secara default. Risiko kredit counterparty (Pihak Lawan) ada

ketika kedua belah pihak dari transaksi berpotensi terkena kerugian

ketika pihak lain gagal.

Suatu pertukaran kontrak swap yang ditetapkan untuk arus

bunga mengambang antara dua pihak adalah contoh yang khas. Pihak

yang menerima lebih dari yang membayar berisiko dengan pihak lain.

Eksposur mungkin bergeser dari satu pihak ke pihak lain, dan

ukurannya bervariasi, sebagai akibat dari pergerakan suku bunga.

Risiko kredit counterparty ada ketika eksposur didorong oleh pasar.

b. Risiko Likuiditas

Didefinisikan secara luas sebagai risiko tidak dapat

menghasilkan uang saat dibutuhkan. Funding liquidity mengacu pada

pinjaman untuk mengumpulkan uang tunai. Pendanaan risiko likuiditas

terwujud ketika peminjam tidak dapat meminjam, atau untuk

melakukannya pada kondisi normal. Likuiditas aset mengacu pada uang

yang diperoleh dari penjualan aset di pasar sebagai sumber dana.

Likuiditas aset juga mengacu pada risiko bahwa harga bergerak

melawan pembeli atau penjual sebagai akibat dari perdagangannya

sendiri ketika pasar tidak dapat menyerap transaksi dengan harga saat

ini. Risiko likuiditas aset juga muncul ketika terlalu banyak pemain

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

16

melakukan perdagangan serupa. Kurangnya likuiditas yang ekstrim

menyebabkan kegagalan.

Kondisi ekstrim seperti itu seringkali merupakan hasil dari

risiko lain. Seperti pasar utama atau kerugian kredit. Kerugian tak

terduga meningkatkan keraguan sehubungan dengan reputasi kredit

organisasi, membuat pemberi pinjaman menahan diri dari pinjaman

lebih lanjut kepada lembaga yang bermasalah. Penarikan besar-besaran

dana oleh publik, atau penutupan jalur kredit oleh lembaga lain, adalah

hasil potensial dari situasi semacam itu. Sejauh ini, risiko likuiditas

sering merupakan konsekuensi dari risiko lain.

c. Risiko Pasar

Risiko kerugian selama pergerakan pasar yang merugikan

menekan nilai posisi yang dipegang oleh pelaku pasar. Parameter pasar

berfluktuasi secara acak disebut "faktor risiko": mereka termasuk

semua suku bunga, indeks ekuitas atau nilai tukar mata uang asing.

Risiko pasar tergantung pada periode yang diperlukan untuk menjual

aset karena besarnya pergerakan pasar cenderung lebih luas. Periode

likuidasi lebih rendah untuk instrumen yang mudah diperdagangkan di

pasar aktif, dan lebih lama untuk instrumen eksotis yang

diperdagangkan secara bilateral (over the counter). Risiko pasar adalah

risiko harga untuk instrumen yang diperdagangkan.

d. Risiko Tingkat Suku Bunga

Risiko penurunan pendapatan bunga bersih, atau pendapatan

bunga dikurangi biaya bunga, karena pergerakan suku bunga. Sebagian

besar pinjaman dan piutang dari neraca bank, dan jangka atau tabungan,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

17

menghasilkan pendapatan dan biaya yang didorong oleh suku bunga.

Setiap pihak yang meminjamkan atau meminjam tunduk pada risiko

suku bunga. Peminjam dan pemberi pinjaman dengan suku bunga

mengambang memiliki biaya bunga atau pendapatan yang diindeks ke

tingkat pasar jangka pendek. Pinjaman dengan suku bunga tetap dan

utang juga dikenakan risiko suku bunga.

e. Risiko Nilai Tukar Uang Asing

Risiko tersebut menimbulkan kerugian karena fluktuasi nilai

tukar. Variasi dari hasil pendapatan dari indeksasi pendapatan dan

biaya untuk pertukaran nilai, atau dari perubahan nilai aset dan

kewajiban dalam mata uang asing.

f. Risiko Solvabilitas

Risiko tidak dapat menyerap kerugian dengan modal yang

tersedia. Menurut prinsip "kecukupan modal" yang dipromosikan oleh

regulator, diperlukan modal minimum untuk menyerap kerugian tak

terduga yang berpotensi timbul dari risiko perusahaan saat ini. Masalah

solvabilitas muncul ketika kerugian tak terduga melebihi tingkat modal,

seperti yang terjadi selama krisis keuangan 2008 dari beberapa

perusahaan. Penyangga modal ini menetapkan probabilitas default

bank, probabilitas bahwa potensi kerugian melebihi basis modal.

g. Risiko Operasional

Kerusakan sistem informasi, sistem pelaporan, aturan

pemantauan risiko internal dan prosedur yang dirancang untuk

mengambil tindakan korektif secara tepat waktu. Regulator

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

18

mendefinisikan risiko operasional sebagai "risiko kerugian langsung

atau tidak langsung yang dihasilkan dari proses internal yang tidak

memadai atau gagal, orang dan sistem atau dari peristiwa eksternal".

Fokus pada risiko operasional dikembangkan ketika regulator

menetapkan bahwa risiko operasional harus diberi biaya modal.

3. Manajemen Risiko

Manajemen risiko menurut Bessis (2015:7-8) mengharuskan risiko

lembaga keuangan diidentifikasi, dinilai, dan dikendalikan. Manajemen

risiko perusahaan menangani kombinasi risiko kredit, risiko pasar, risiko

tingkat suku bunga, risiko likuiditas dan risiko operasional. Praktik risiko

yang baik menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas risiko ini

dan bagaimana proses risiko harus dilaksanakan.

a. Motivasi

Ada alasan kuat yang memotivasi penilaian sehat dan

manajemen risiko dalam proses pengambilan keputusan, selain

kepatuhan dengan regulasi risiko. Risiko dan pengembalian adalah dua

sisi dari koin yang sama. Risiko selalu mudah untuk dipinjamkan, dan

untuk mendapatkan pendapatan yang menarik dari para peminjam yang

berisiko. Harga yang harus dibayar lebih tinggi daripada potensi

kerugian yang lebih tinggi bagi bank. Bank membatasi risiko dengan

membatasi volume bisnis dan menyaring peminjam berisiko. Ini

menghemat potensi kerugian tetapi mungkin merugikan dari sisi pangsa

pasar yang lebih rendah dan pendapatan yang lebih rendah.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

19

Pengambil risiko yang ceroboh dapat mengetahui bahwa

kerugian yang lebih tinggi terwujud, dan dapat berakhir dengan kinerja

yang lebih rendah dari pemberi pinjaman yang bijaksana. Bank yang

tidak membedakan risiko pelanggan mereka akan menderita ekonomi

yang merugikan. Risiko terlalu tinggi yang baik akan menarik

pelanggan yang buruk, menghalangi klien yang relatif baik dan menarik

klien yang relatif buruk akan menghasilkan seleksi yang merugikan.

b. Proses Risiko

Proses risiko meliputi identifikasi, pemantauan, dan

pengendalian risiko. Model risiko berfungsi untuk mengukur risiko,

dan memberikan masukan bagi proses manajemen dalam pengambilan

keputusan. Agar efektif, mereka harus dilaksanakan dalam kerangka

organisasi khusus seluruh perusahaan. Semua proses risiko

menyiratkan bahwa kebijakan risiko didefinisikan dengan benar dan

bahwa selera risiko perusahaan sangat ditentukan. Dalam kerangka ini,

proses umum untuk mengendalikan risiko didasarkan pada batas risiko

dan delegasi risiko.

Batasan memaksakan batas atas ke potensi kerugian transaksi,

atau portofolion transaksi. Delegasi berfungsi untuk

mendesentralisasikan keputusan risiko, dalam batas. Batasan bertujuan

untuk menghindari kejadian buruk tersebut, yang mempengaruhi

transaksi atau portofolio transaksi, merusak reputasi kredit perusahaan.

Bank perlu menyegmentasikan kegiatan mereka ke dalam portofolion

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

20

yang bermakna. Batas paparan ditetapkan untuk setiap segmen dan

turun ke transaksi, membentuk hierarki batas dan sublimit.

4. Risiko Kredit dan Non Performing Loan (NPL)

a. Batasan Risiko Kredit dan Delegasi

Bessis (2015:8-9) menyatakan setiap sistem limit memerlukan

satu atau beberapa ukuran risiko yang digunakan untuk menentukan

apakah suatu transaksi, atau portofolio transaksi sesuai dengan batas.

Berbagai metrik risiko digunakan untuk menetapkan batas risiko kredit.

Jumlah yang berisiko atau eksposur adalah ukuran sederhana dari

jumlah yang dapat hilang jika terjadi kegagalan peminjam. Metrik

penawaran adalah dimensi lain dari risiko kredit. Batasan kredit

didasarkan pada kriteria umum, misalnya:

1.) Diversifikasi komitmen di berbagai dimensi seperti pelanggan,

industri dan wilayah.

2.) Hindari meminjamkan kepada peminjam pada jumlah yang akan

meningkatkan hutang melebihi dari kapasitas pinjamannya. Ekuitas

peminjam menyebabkan beberapa batas wajar untuk menerima rasio

hutang/ekuitas dan kemampuan membayar kembali.

3.) Menetapkan tingkat risiko maksimum, misalnya ditentukan oleh

reputasi kredit peminjam, di atas mana pinjaman dilarang.

4.) Pastikan diversifikasi minimum di antara pihak lawan dan hindari

konsentrasi risiko pada peminjam tunggal, industri atau wilayah.

Agar komprehensif dan konsisten, sistem pembatas harus

mencakup bank secara luas. Sistem batas global mengumpulkan semua

risiko pada satu pihak, tidak peduli unit bisnis mana yang memulai

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

21

risiko dari semua transaksi dengan bank. Batas global dipecah menjadi

sublimit. Sublimasi mungkin ada bahkan pada level klien tunggal. Total

penggunaan sublimit tidak boleh melampaui batas global yang

ditetapkan untuk setiap pihak lain atau portofolio transaksi.

Sistem limit memungkinkan sublimit untuk menjumlahkan

hingga lebih dari batas global karena tidak semua sublimit sepenuhnya

digunakan secara bersamaan, tetapi risiko agregat mengikuti batas

global. Setiap batas yang berlebih harus dikoreksi dengan tidak

melakukan transaksi baru atau mengurangi risiko dengan jaminan.

Beberapa batasan mungkin sukses sementara yang lain tidak. Sistem

bank akan menunjukkan transaksi mana yang sukses dan termasuk limit

yang mana.

b. Komponen Risiko Kredit

Bessis (2015:200-202) berpendapat akan default (gagal bayar)

adalah situasi ketika obligor tidak dapat melakukan pembayaran yang

diperlukan pada kewajiban utangnya. Kemungkinan default pada

tingkat peminjam atau pada tingkat fasilitas berbeda tergantung pada

bagaimana fasilitas dilindungi dari peminjam. Eksposur adalah jumlah

yang berpotensi hilang pada saat default. Risiko eksposur mengacu

pada ketidakpastian sehubungan dengan jumlah masa depan yang dapat

hilang pada waktu tidak diketahui dari default. Kerugian di bawah

standar adalah kerugian yang terjadi setelah upaya pengumpulan.

Hal ini lebih rendah dari jumlah jatuh tempo karena pemulihan

yang timbul dari proses kerja yang dimulai setelah gagal bayar,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

22

termasuk pemulihan dari jaminan pihak ketiga atau likuidasi aset yang

dijanjikan kepada pemberi pinjaman. Pemulihan seperti itu biasanya

khusus untuk setiap fasilitas, bukan untuk peminjam. Ukuran faktor-

faktor ini disebut komponen risiko kredit, dan menjadi wajib dengan

peraturan Basel. Komponen ini adalah default probability (DP), the

exposire at default (EAD), dan the loss given default (LDG).

1.) Default Event

Risiko default adalah risiko bahwa peminjam gagal

mematuhi kewajiban pembayaran kontraktual mereka.

Restrukturisasi utang sangat dekat dengan default jika hasil dari

ketidakmampuan peminjam untuk menghadapi kewajiban

pembayaran, kecuali struktur utangnya berubah. Default tidak

permanen atau bertahan lama jika mereka dikoreksi dalam waktu

singkat ketika peminjam menyelesaikan defisiensi kas.

Definisi default bergantung pada aturan. Lembaga

pemeringkat menganggap bahwa default terjadi sejak hari pertama

gagal bayar dengan satu dolar pada pembayaran obligasi. Untuk

regulator, default adalah tidak adanya pembayaran sampai

setidaknya 90 hari. Jika pembayaran terjadi sebelum akhir periode,

defaultnya adalah pelanggaran sementara.

2.) Probabilitas Default (DP) dan Kejadian Default

Probabilitas default mengukur kemungkinan peminjam

gagal. Dengan kondisi kredit yang stabil, kemungkinan gagal bayar

meningkat sebagai status kredit dan DP (Default Probability)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

23

berubah saat kredit berubah. Dp (Default Probability), diberikan

kredit negara tergantung pada kondisi ekonomi yang berlaku.

Kemungkinan default meningkat ketika titik waktu saat ini

memburuk. Titik waktu Dp (Default Probability) adalah

kemungkinan kondisi ekonomi dan perubahan seiring berjalannya

waktu. “Siklus” DP (Default Probability) adalah probabilitas rata-

rata melalui naik turunnya siklus ekonomi dan merupakan ukuran

DP jangka panjang tanpa syarat.

3.) Eksposur dan Risiko Eksposur

Eksposur adalah ukuran jumlah yang berisiko dengan

obligor. Risiko eksposur mengacu pada ketidaktepatan ukuran. EAD

(Exposire at default) adalah perkiraan ukuran potensial di bawah

standar, yang umumnya tidak diketahui pada tanggal saat ini.

Eksposur kontraktual untuk pinjaman berasal dari jadwal

pembayaran kembali. Untuk pinjaman berjangka dengan jadwal

yang diketahui berupa amortisasi kontraktual. Namun, jadwal

amortisasi yang efektif berbeda dari jadwal kontrak. Pembayaran

bunga didorong oleh indeks pasar untuk suku bunga mengambang.

Atau arus kas didorong oleh perilaku nasabah untuk jalur tanpa jatuh

tempo, seperti pinjaman kartu kredit.

4.) Pemulihan Risiko dan Loss Given Default (LGD)

LGD (Loss Given Default) adalah pecahan dari eksposur

pada risiko yang secara efektif hilang di bawah standar, setelah

berusaha dan memulihkan dari jaminan. Tingkat pemulihan adalah

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

24

persentasi eksposur pulih setelah default, dan merupakan pelengkap

untuk salah satu LGD (Loss Given Default) yang dinyatakan dalam

persentasi eksposur. LDG (Loss Given Default) adalah penggerak

utama dari kerugian kredit dan biaya modal untuk risiko kredit

berbanding lurus dengan standar akhir pemesanan akhir.

c. Non Performing Loann (NPL)

Menurut Siamat (2005:92) Non Performing Loan (NPL)

merupakan risiko yang dihadapi bank merupakan risiko tidak

terbayarnya kredit yang disebut dengan defauld risk atau risiko kredit.

Meskipun risiko kredit tidak dapat dihindari, maka harus diusahakan

dalam tingkat yang wajar berkisar antara 3% sampai dengan 5% dari

total kreditnya. Kredit yang termasuk dalam kategori NPL adalah kredit

kurang lancar (sub standard), kredit diragukan (doubtfull) dan kredit

macet (loss). Rasio Non Performing Loan (NPL) atau tingkat

kolektibilitas yang dicapai mencerminkan keefektifitasan dan

keefisienan dari penerapan strategi pemberian kredit.

Menurut BI (Surat Edaran BI No. 3/30/DPNP) NPL disajikan

dalam bentuk presentase, dengan penjelasan sebagai berikut:

1.) Kredit bermasalah merupakan kredit yang diberikan kepada pihak

ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain).

2.) Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,

diragukan dan macet.

3.) Kredit bermasalah dihitung secara gross, tidak dikurangi penyisihan

penghapusan aktiva produktif (PPAP), yaitu penyisihan yang

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

25

dibentuk untuk engantisipasi risiko dan aktivitas produktif yang

dihasilkan.

4.) Angka dihitung per posisi (tidak disetahunkan).

Ada pula kriteria kondisi suatu bank itu berada pada

pengawasan intensif jika nilai NPL lebih dari 5% sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia No.15/2/PBI/2013.

5. Risiko Likuiditas dan Loan to Deposit Ratio (LDR)

a. Likuiditas dan Pembiayaan

Bessis (2015:32) menyatakan jika likuiditas terganggu oleh efek

samping, yang tidak secara langsung terkait dengan masalah likuiditas.

Kejadian spesifik Bank termasuk pengumuman laba atau rugi yang

merugikan, atau penurunan peringkat perusahaan. Peristiwa sistem

yang luas adalah gangguan pasar karena krisis keuangan terakhir.

Namun, peluang yang semakin besar dalam krisis likuiditas tergantung

pada seberapa rentan sumber likuiditas berada pada tingkat perusahaan.

Bank mengumpulkan uang tunai dengan meminjam sumber daya

jangka pendek atau stabil, dijamin atau tidak, atau secara alternatif

memperoleh uang tunai dari penjualan aset.

Pinjaman menggunakan berbagai instrumen seperti utang antar

bank, utang besar-besaran atau simpanan nasabah. Bank juga

mengandalkan komitmen jalur kredit dari bank lain, dimana mereka

dapat menarik jika perlu. Risiko pendanaan berkaitan dengan

ketersediaan atau tidak tersedianya sumber dana dengan biaya dana

yang masuk akal. Kepercayaan dari penyedia likuiditas sangat penting.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

26

Pemberi pinjaman yang besar dapat berhenti meminjam hampir setiap

kali mereka memutuskan.

Bank dapat menahan diri dari membiarkan peminjam menarik

batas kredit ketika mereka berpikir bahwa risiko tindakan hukum lebih

rendah daripada risiko kehilangan uang yang dipinjamkan.

Kecemerlangan pada sumber dana yang stabil mengurangi risiko

pendanaan. Dana yang stabil mencakup masalah-masalah obligasi,

pinjaman terjamin selama lebih dari satu tahun dan fraksi deposito yang

stabil.

b. Risiko Likuiditas dalam Pembukuan Perbankan

Bessis (2015:33) berpendapat jika semua faktor stokastik yang

mempengaruhi arus kas berkontribusi pada tingkat risiko likuiditas

bank. Arus kas stokastik terjadi karena klien memegang opsi untuk

menambah atau mengurangi pinjaman atau deposito mereka di bank.

Ramuan aset dan liabilitas yang signifikan dalam neraca bank biasanya

terdiri dari apa yang disebut "akun tidak jatuh tempo", atau akun dengan

maturitas tak tentu.

Arus kas ke dan dari akun-akun ini tidak bersifat deterministik

tetapi stokastik, dan berkontribusi terhadap risiko likuiditas. Akun-akun

tersebut termasuk giro pada sisi kewajiban dan pinjaman konsumen

atau cerukan pada sisi aset. Di sisi kewajiban, nasalah bank dapat

dengan bebas menambah atau menarik simpanan mereka. Di sisi aset,

pinjaman konsumen dan rekening kartu kredit digulirkan ke dalam

batas otorisasi bank, di inisiatif konsumen.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

27

Klien dapat menambah atau membayar kembali jumlah yang

ditarik pada pinjaman konsumen, seperti kartu kredit dan cerukan,

kapan saja dalam waktu dan tanpa penalti. Pinjaman tersebut setara

dengan deposito di sisi aset. Pinjaman hipotek suku bunga tetap dapat

dibayar dimuka oleh peminjam yang ingin mengambil keuntungan dari

penurunan suku bunga. Arus kas Stochastic muncul dari hak-hak yang

tertanam dalam produk perbankan.

c. Profil Waktu Likuiditas Gap

Bessis (2015:33) menyatakan bahwa kesenjangan likuiditas

mengacu pada ketidakseimbangan bergolak dari sumber dan

penggunaan dana. Laporan atas gap memberikan informasi yang

diperlukan untuk mengambil pendanaan atau keputusan investasi.

Manajemen gap terdiri dari mengelola ketidaksesuaian yang

diproyeksikan antara aset dan kewajiban.

Kesenjangan likuiditas adalah perbedaan, pada tanggal yang

akan datang, antara proyeksi saldo aset dan kewajiban portofolio

perbankan. Aset dan liabilitas yang ada diamortisasi secara bertahap

dari waktu ke waktu, dan waktu profil saldo mereka menurun. Proyeksi

bersifat "statis" ketika mereka mengabaikan pinjaman baru, deposito

baru atau utang di masa depan.

d. Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR menggambarkan kemampuan bank membayar kembali

penarikan yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditas (Capriani & Dana, 2016). Ketika

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

28

bank mampu memberikan pinjaman yang cukup besar kepada

masyarakat, hal ini menarik perhatian dan sekaligus dapat menigkatkan

image dimata masyarakat.

Bank akan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Masyarakat

akan berbondong untuk melakukan investasi dan pinjaman kepada bank

yang mana pendapatan yang diperoleh tersebut dapat meningkatkan

laba atau profitabilitas bank (Setiawati dkk., 2017). Sesuai dengan yang

tertuang pada Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015 bahwa

batas bawah LDR bank adalah 78% dengan target sebesar 92%.

6. Peranan Bank Umum

Darmawi (2012:2) menyebutkan terdapat tiga peranan bank umum

dalam kegiatan perekonomian Indonesia, yaitu:

a. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan

Bank umum ditinjau dari segi operasinya dapat diibaratkan

sebagai toko serba ada bagi penyedia jasa, baik di bidang yang ada

kegiatannya dengan keuangan maupun yang tidak berkaitan dengan

keuangan, disamping melaksanakan tugas pokok sebagai perantara

keuangan. Jadi bank menjual produk keuangan yang bermacam

ragam.

b. Sebagai Jantung Perekonomian

Dipandang dari segi perekonomian, bank-bank umum

berperan sebagai jantungnya perekonomian negara. Uang (ibarat

darah perekonomian) mengalir ke dalam bank, kemudian oleh bank

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

29

diedarkan kembali ke dalam sistem perekonomian untuk menjalankan

proses ekonomi. Proses ini berjalan terus menerus tanpa henti.

c. Melaksanakan kebijakan moneter

Bank umum juga berperan sebagai wahana untuk

mengefektifkan jalannya kebijaksanaan. Pemerintah di bidang

moneter dan perekonomian melalui pengendalian jumlah uang yang

beredar dengan mematuhi giro wajib minimum. Jika jumlah uang

berlebih, inflasi akan terjadi dan akan mengganggu jalannya

perekonomian. Sebaliknya, jika uang yang beredar terlalu sedikit,

akan menyebabkan perlambatan proses perekonomian. Karena itulah

Bank Indonesia bertindak mengendalikan jumlah uang yang beredar

seoptimal mungkin, dengan tujuan nasional yaitu menciptakan harga

ang stabil, pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan kesempatan kerja

yang memadai.

7. Fungsi Bank Umum

Budisantoso & Nuritomo (2014:9-10) menyatakan secara umum

fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau

sebagai financial intermediary. Secara spesifik bank dapat berfungsi

sebagai agent of trush, agent of development, dan agent of services.

a. Agent of Trush

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust),

baik dalam hal penghimpunan maupun penyaluran dana. Masyarakat

akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

30

kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan

disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank

tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan

tersebut dapat dapat ditarik kembali dari bank.

Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan

dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya

kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur akan mengelola dana

pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk

membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik

untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat

jatuh tempo.

b. Agent of Development

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di

sektor riil tidak dapat dipisahkan. Keduanya selalu berinteraksi dan

saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan

baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank

berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi

lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut

memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan

distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa

kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan dari

adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-

konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu

masyarakat.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

31

c. Agent of Services

Disamping melakukan kegiatanpenghimpunan dan penyaluran

dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan lain kepada

masyarakat. Jasa yang ditawarkan erat kaitannya dengan kegiatan

perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat

berupa jasa pengirian uang, penitipan barang berharga, pemberian

jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

B. Kerangka Konsep Penellitian

Konsep penelitian ini memiliki hubungan variabel yang asimetris yang

mana bersifat satu arah antara variabel bebas terhadap variabel lainnya dan

tidak berlaku sebaliknya. Hubungan asimetris yang dapat dilihat dari kerangka

konsep pemikiran berikut ini adalah fokusnya arah hubungan variabel

independen yang dalam penelitian ini adalah risiko kredit (X1) dan risiko

likuiditas (X2) mempengaruhi perolehan profitabilitas (Y) selaku variabel

dependen. Tanpa mengarah atau membahas variabel dependen (profitabilitas)

memiliki pengaruh pada variabel independen (risiko kredit dan risiko

likuidatas).

Terlihat pada gambar 2.1. bahwa panah H1 menunjukkan bagaimana

hubungan risiko kredit dalam mempengaruhi profitabilitas. Panah H2

menunjukkan bagaimana hubungan risiko likuiditas dalm mempengaruhi

profitabilitas. Sedangkan panah H3 mewakili risiko kredit dan risiko likuiditas

yang secara bersama-sama mempengaruhi profitabilitas.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

32

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

C. Penelitian Terdahulu dan Perumusan Hipotesis

Penelitian Margaretha & Aditya (2013) dengan alat analisis berupa

regresi linear berganda memperoleh hasil berupa NPL (Non Performing Loan)

berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas yang sejalan dengan hasil penelitian

Herlina dkk ( 2016). Sukmawati & Purbawangsa (2016) dengan alat analisis

berupa regresi linier berganda memperoleh hasil bahwa risiko kredit

berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

Dari kedua penelitian tersebut mengutarakan adanya hubungan negatif

antara risiko kredit yang terwakili oleh NPL (Non Performing Loan) dengan

profitabilitas bank. Hal tersebut sejalan dengan dugaan Capriani & Dana (2016)

berupa secara logika NPL (Non Performing Loan) yang rendah dapat

meningkatkan ROA (Return on Asset), sebaliknya jika NPL (Non Performing

Loan) tinggi maka dapat mengakibatkan penurunan ROA (Return on Asset).

Berdasarkan penelitian tedahulu dan pernyataan pendukung yang ada, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Sumber : Kerangka Pikir yang Dikembangkan

PROFITABILITAS

(Y)

RISIKO KREDIT

(X1)

RISIKO LIKUIDITAS

(X2)

H3

H2 H1

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

33

𝐻1 : Risiko kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas

bank konvensional.

Fajari & Sunarto (2017) mengutarakan besar kecilnya rasio LDR (Loan

to Deposit Ratio) suatu bank akan mempengaruhi profitabilitas bank tersebut.

Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk

kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga

yang diperoleh akan meningkat. Keuntungan meningkat akan mempengaruhi

likuiditas bank. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian-penelitian

terdahulu.

Penelitian Nugraheni & Alam (2014) dengan alat analisis regresi linear

berganda memperoleh hasil bahwa LDR LDR (Loan to Deposit Ratio)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Return on Asset). Yanti &

Suryantini (2015) dengan alat analisis regresi linear berganda memperoleh hasil

jika risiko likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Begitu pula dengan penelitian Arindi (2016) yang memperoleh hasil serupa.

Berdasarkan penelitian tedahulu dan pernyataan pendukung yang ada, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

𝐻2 : Risiko likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

bank konvensional.

Penelitian Paramitha dkk (2014) dengan alat analisis regresi linier

berganda memperoleh hasil jika variabel risiko kredit dan likuiditas

berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas yang mengindikasikan

variabel risiko kredit dan likuiditas secara serempak berperan dalam perolehan

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian ...eprints.umm.ac.id/49473/3/BAB II.pdf · Komponen-komponen ROA (Return Of Asset) Hanafi & Halim (2016:159) menyebut jika

34

profitabilitas bank. Berdasarkan penelitian tedahulu dan pernyataan pendukung

yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

𝐻3 : Risiko kredit dan risiko likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap

profitabilitas bank konvensional.