KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

33
KURIKULUM: perspektif dan praktek John P. Miller & Wayne Seller : Institut Ontario Studi bidang Pendidikan KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM Sekarang kita beralih dari orientasi kurikulum ke sebuah penelitian kunci elemen – elemn yang biasanya diasosiasikan dengan pengembangan kurikulum: 1) tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran, 2) isi, 3) strategi mengajar / pengalaman – pengalamn belajar, 4) Pengorganisasian isi dan strategi – strategi mengajar. Kadang – kadang evaluasi dimasukan dalam rangkaian komponen ini, tetapi kita perlakukan elemen proses kurikulum ini secara terpisah di Bab 13 dan 14. Titik perhatian dalam bab ini adalah menguji tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran kurikulum, isi, dan strategi mengajar / pengalaman belajar dipandang dari perspektif ketiga posisi kurikulum yang utama; pada bab 9, kita meneliti bagaimana para ahli teori mengintegrasikan komponen – komponen kurikulum dalam berbagai model pengajaran. TUJUAN – TUJUAN / TARGE – TARGET PENGEMBANGAN / HASIL – HASIL 1 B A B 8

description

semoga bermanfaat untuk bapak dan ibu guru

Transcript of KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Page 1: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

KURIKULUM: perspektif dan praktekJohn P. Miller & Wayne Seller : Institut Ontario Studi bidang Pendidikan

KOMPONEN – KOMPONEN KURIKULUM

Sekarang kita beralih dari orientasi kurikulum ke sebuah penelitian kunci elemen – elemn

yang biasanya diasosiasikan dengan pengembangan kurikulum: 1) tujuan – tujuan dan

sasaran – sasaran, 2) isi, 3) strategi mengajar / pengalaman – pengalamn belajar, 4)

Pengorganisasian isi dan strategi – strategi mengajar. Kadang – kadang evaluasi

dimasukan dalam rangkaian komponen ini, tetapi kita perlakukan elemen proses

kurikulum ini secara terpisah di Bab 13 dan 14. Titik perhatian dalam bab ini adalah

menguji tujuan – tujuan dan sasaran – sasaran kurikulum, isi, dan strategi mengajar /

pengalaman belajar dipandang dari perspektif ketiga posisi kurikulum yang utama; pada

bab 9, kita meneliti bagaimana para ahli teori mengintegrasikan komponen – komponen

kurikulum dalam berbagai model pengajaran.

TUJUAN – TUJUAN / TARGE – TARGET PENGEMBANGAN / HASIL – HASIL

Tujuan – Tujuan

Tujuan – tujuan melengkapi semua arah atau menuntun citra pengembangan kurikulum.

Idealnya, pernyataan tujuan – tujuan itu harus merefleksikan posisi yang berkembang

baik yang berakar pada konsepsi khusu tentang filosopi, psikologi, dan masyarakat. Dua

contoh pernyataan tujuan – tujuan kurikulum (table 8.1 dan 8.2). Pernyataan –

pernyataan yang pertama berasal dari Departemen Pendidikan Florida.

1

B A B

8

Page 2: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

TABEL 8.1 Departemen Pendidikan Florida

Target – Target Perkembangan Siswa

Target Area I. Keterampilan Komunikasi dan Keterampilan Belajar. Semua siswa

mendapatkan pembelajaran penguasaan keterampilan dasar yang diperlukan dalam

memperoleh dan mengungkapkan gagasan – gagasan dengan kata – kata yang efektif,

angka – angka, dan simbol – simbol lainnya, juga mendapatkan pembelajaran ekstensi

sesuai dengan kapasitas individu, fisik, mental dan emosinya.

a. Semua siswa akan menerima pengetahuan membaca, menulis, berbicara,

dan aritmetik selama di sekolah dasar, disertai dengan kemajuan bertahap

untuk bidang pelajaran matematika, ilmu alam, seni, bahasa dan

humaniora.

b. Semua siswa akan mengembangkan dan menggunakan keterampilan

proses logika mengenai penelitian, analisa, evaluasi, dan pemecahan

masalah, dalam berpikir kritis dan dalam penggunaan simbolisme.

c. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi dan motivasi untuk

melanjutkan evaluasi diri dan instruksi diri dan beradaptasi terhadap

perubahan lingkungan.

Bidang Target II. Pendidikan Kewarganegaraan. Semua siswa akan

memperoleh dan terus mengembangkan kebiasaan – kebiasaan dan sikap – sikap yang

diperlukan sebagai warganegara yang bertanggung jawab.

a. Semua siswa akan mendapatkan pengetahuan tentang berbagai sistem

politik dengan penekanan pada lembaga – lembaga demokratis, warisan

Amerika, konstribusi peranan bidang luar negri dan tanggung jawab serta

keistimewaan sebagai warga Negara.

b. Semua siswa akan mengembangkan keterampilan – keterampilan yang

diperlukan agar berpartisipasi dalam proses – proses publik dan organisasi

– organisasi politik pribadi serta untuk mempengaruhi keputusan –

keputusan yang dibuat oleh organisasi – organisasi seperti itu, termasuk

kompetensi dalam mempertimbangkan ideologi – ideologi politik dan

calon - calon pejabat kantor publik yang bersaing.

2

Page 3: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Bidang Target III. Bidang Pekerjaan yang diminati. Semua siswa akan

mendapatkan pengetahuandan pemahaman tentang peluang – peluang yang

terbuka bagi mereka untuk mempersiapkan kehidupan produktif, dan akan

mengembangkan keterampilan – keterampilan dan kemampuan – kemampuan

yang akan bermanfaat bagi mereka dalam mengambil peluang – peluang kerja

itu - termasuk pula sikap positif dalam bekerja serta pemahaman bahwa semua

pekerjaan itu mulia.

a. Semua siswa akan memperoleh pengetahuan dan mengembangkan sebuah

pemahaman tentang struktur ekonomi fundamental dan proses – proses

sistem Amerik, sekaligus pemahaman atas peluang – peluang serta

tuntutan partisipasi individu dan keberhasilan dalam sistem

b. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi – kompetensi pekerjaan

sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan yang akan berguna untuk

memasuki sistem ekonomi, dan atau persiapan akademik untuk

memperoleh keterampilan-keterampilan profesional atau teknik melalui

pelatihan sekolah lanjutan.

c. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi sebagai aplikasi

pengetahuan ekonomi menjadi fungsi-fungsi ekonomi yang praktis seperti

(perencanaan anggaran infestasi, perhitungan obligasi pajak, pembiayaan

dan pengelolaan sumber daya manusia, atau kepegawaian).

Bidang Target IV. Kesehatan mental dan fisik . semua siswa akan mendapatkan

kebiasan sehat dan pemahaman tentang perlunya memelihara fisik dan emosi dengan

baik.

a. Semua siswa akan mengembangkan pemahaman perlunya higienis

pribadi ,nutrisi yang cukup dan latihan fisik yang penting sehingga

pemeliharaan kesehatan fisik dan pengetahuan bahanya kecanduan yang

akan merusak fisik dan mental.

b. Semua siswa mengembangkan kemampuan olah raga dan aktifitas rekreasi

yang akan membuat mereka menyukai latihan fisik sepanjang hidup

mereka.

3

Page 4: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

c. Semua siswa akan mengembangkan kompetensi dalam mengenali dan

mencegah masalah-masalah kesehatan lingkungan.

d. Semua siswa akan mendapatkan pengetahuan psikologi dasar dan faktor-

faktor sosiologis yang mempengaruhi prilaku manusia dan kesehatan

mental, serta akan mengembangkan kompetensi menyesuaiakan diri

terhadap perubahan status personal dan pola-pola sosial.

Bidang Target V. Rumah dan hubungan keluarga. Semua siswa akan

mengembangkan penghargaan terhadap keluarga sebagai institusi sosial.

a. Semua siswa akan mengembangkan tentang peranan mereka dan peran

anggota keluarga yang lain, bersamaan dengan pengetahuan tentang

perlunya partisipasi dalam kehidupan keluarga.

b. Semua siswa akan memahami peranan keluarga sebagai unit dasar di

dalam masyarakat.

Bidang Target VI. Apresiasi estetika dan budaya. Semua siswa akan

mengembangkan pemahaman dan apresiasi terhadap prestasi manusia dalam bidang

ilmu alam, ilmu sosial, humaniora dan kesenian.

a. Semua siswa akan mendapatkan pengetahuan seni, musik, sastra dan

drama dan posisinya di dalam warisan budaya.

b. Semua siswa akan aktif di dalam satu bidang kegiata kreatif atau lebih dan

mengembangkan keterampilan kreatif di waktu senggang.

c. Semua siswa mendapatkan kompetensi di bidang penawaran-penawaran

da peluang-peluang budaya.

Bidang Target VII. Hubungan manusia. Semua siawa akan mengembangkan

perhatian kepada nilai-nilai moral,etika dan spiritual serta penerapannya di dalam

kehidupan.

a. Semua siswa akan mendapatkan pemahaman yang paling mungkin tentang

dirinya sendiri dan penghargaan pada dirinya serta pengertian bahwa

setiap orang menjadi kelompok sosisal, budaya dan etnik dan semua orang

menjadi anggota masyarakat.

4

Page 5: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

b. Semua siswa akan mengembangkan keterampilan intrapersonal dan

hubungan kelompok serta akan mengenali pentingnya dan perlunya

standar perilaku moral dan etika.

Sumber : departemen pendidikan Florida, target pendidikan di florida

Pernyataan target-terget yang di keluarkan oleh departemen pendidikan florida di atas

mencerminkan lebih dari satu posisi kurikulum utama. Misalnya pernyataan ini

mereflesikan baik pengaruh trasmisi ataupun transaksi. Pernyataan 1 (a) beroreientasi

transmisi karena fokus pada pengembangan pada keterampilan dasar sedangkan 1 (b)

adalah pernyataan berorientasi transaksi karena menekankan pada keterampilan

pemecahan masalah. Namun demikian kebanyakan tujuan di dalam pernyataan ini

berorientasi transmisi karena mereka menekankan pengetahuan dasar dalam berbagai

bidang, penekanan ini konsisten dengan kepercayaan kompetensi di berbagai Negara

bagian florida.

Pengembangan Target – Target

Setelah pernyataan umum tujuan – tujuan telah diformulasikan, lalu perlu

mengembangkan target – target yang lebih spesifik. Ini adalah langkah menengah di

antara maksud – maksud umum dan tujuan – tujuan instruksional,. Di langkah ini,

tujuan – tujuan terpecah menjadi pola – pola pertumbuhan umum, yang bisa

berhubungan, bisa tidak dengan usia. Pemecahan tujuan umum menjadi lebih khusus

melengkapi guru dengan beberapa konsep tentang pertumbuhan siswayang bisa

digunakannya sebagai kerangka kerja guna mencapai tujuan khusus itu. Misalnya,

tujuan 1.3.13 dalam peryataan tujuan – tujuan Provinsi Ontario: “Perkembangan nilai

– nilai yang berhubungan dengan personal, etika atau keyakinan beragama dan

kesejahteraan masyarakat umum.” Di sini mungkin mengadopsi skema

perkembangan moral Kohlberg dimana guru – guru pembimbing bisa

menggunakannya dalam mendiagnosa dan menaksir tahapan – tahapan perkembangan

moral.

Juga mungkin untuk memecah keterampilan – keterampilan menjadi tingkatan –

tingkatan yang kompleks. Taksonomi Bloom (1956) tentang tujuan – tujuan

5

Page 6: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

pendidikan adalah contoh tentang bagaimana sasaran – sasaran kognitif dipecah

menjadi berbagai ragam tingkatan. Tingkatan – tingkatan Bloom

mengidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pengetahuan: Mengingat informasi dasar

2. Menyeluruh: Memahami Pengetahuan

TABLE 8.2 Provinsi Ontario: Sasaran – Sasaran Pendidikan

Kementrian Pendidikan di Ontario berupaya menyelenggarakan peluang –

peluang yang sama di sekolah – sekolah provinsi. Program – program yang telah

dicanangkan adalah kepegawaian, fasilitas – fasilitas, dan keuangan, kementrian

pendidikan mempunyai tujuan menyeluruh untuk membantu setiap orang berorestasi atas

potensi – penti yang dimilikinya di bidang fisik, intelktual, emosi, sosial, budaya dan

perkembangan moral. Oleh karena itu sasaran – sasaran pendidikan dimaksudkan untuk

membantu siswa :

1. Mengembangkan respon terhadap proses – proses pembelajaran yang

dinamis

2. Mengembangkan akal pikiran, kemampuan beradaptasi, serta kreativitas

belajar dan kreativitas hidup

3. Mendapatkan pengetahuan dasar dan keterampilan – keterampilan yang

diperlukan untuk memahami dan mengungkapkan gagasan – gagasan

melalui kata – kata, angka – angka, dan simbol – simbol lain.

4. Mengembangkan kebugaran fisik dan kesehatan yang baik

5. Memperoleh kepuasan dari keikutsertaan dan dari berbagi partisipasi

dengan yang lain dalam berbagai bentuk ekspresi artistic

6. Mengembangkan perasaan harga diri yang baik

7. Mengembangkan pengertian tentang peran individu dalam keluarga dan

peran keluarga di dalam masyarakat.

8. Memperoleh keterampilan – keterampilan yang mendukung kepercayaan

diri dalam memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari – hari

9. Mengembangkan rasa tanggungjawab pribadi di dalam masyarakat di

tingkat lokal, nasional, dan internasional.

6

Page 7: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

10. Mengembangkan penghargaan yang tinggi terhadap kebiasaan – kebiasaan,

kebudayaan – kebudayaan, keyakinan – keyakinan yang berkembang luas di

dalam kelompok masyarakat.

11. Mendaptakan keterampilan – keterampilan dan sikap – sikap yang akan

memberikan kepuasan dan produktipitas di dalam dunia kerja

12. Mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan dan berkomitmen tinggi

atas penggunaan sumber daya alam secara bijak

13. Mengembangkan nilai – nilai personal, etika, atau keyakinan agama bagai

kesejahteraan masyarakat umum

Dari OSIS Ontario Schools: sekolah menengah dan lanjutan, Toronto,

Canada:Kementrian Pendidikan Ontario, 1983, hal 3-4. ]

Tujuan – tujuan Instruksional

Tujuan Istruksional merupakan bagian dari pembelajaran. Berbagai definisi tujuan

instruksional disampaikan oleh beberapa tokoh diantaranya :

Robert F. Mager (1962). Tujuan instruksional sebagai tujuan perilaku yang hendak

dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi tingkat kompetensi tertentu.

Eduard L. Dejnozka dan David E. Kavel (1981). Tujuan instruksional adalah suatu

pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam bentuk perilaku atau penampilan yang

diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Perilaku ini dapat berupa fakta yang tersamar (covert).

Fred Percival dan Henry Ellington (1984). Tujuan instruksional adalah suatu pernyataan

yang jelas menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan

dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Manfaat tujuan instruksional adalah sebagai dasar dalam :

Menentukan tujuan (objective) proses belajar mengajar

Menentukan persyaratan awal instruksional.

Merancang strategi instruksional

Memilih media pembelajaran.

7

Page 8: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Menyusun instrumen tes pada proses evaluasi (pretes dan post tes).

Melakukan tindakan perbaikan atau improvement pembelajaran.

ISI

Menjawab pertanyaan awal - Apa yang akan saya ajarkan? - pertama kita harus

menentukan isi atau pengetahuan yang tepat. Apa itu isi: Saylor memberikan definisi

berikut:

[isi adalah] fakta – fakta, observasi – observasi, data, persepsi – persepsi,

rancangan – rancangan dan solusi – solusi yang digambarkan dari pikiran manusia

yang diperoleh dari pengalaman dan yang menyusun pikiran guna menghasilkan

ide – ide, konsep – konsep, generalisasi – generalisasi, prinsip – prinsip, rencana –

rencana dan solusi – solusi (hal 160)

Kriteria Pemilihan Isi

Dalam memili isi, para pekerja kurikulum akan menekankan pada berbagai macam

kriteria. Umumya kriteria ini berisikan kategori – kategori berikut:

Kriteria psikologi

Kriteria \sosial/ politik

Kriteria kepentingan siswa

Kriteria kesiapan siswa

Kriteria praktis

Kriteria filosofi

Kriteria Psikologi. Kriteria ini forku pada bagaimana belajar teori bisa diaplikasikan ke

dalam pengajaran. Misalnya:

Isi harus berhubungan dengan tema – tema dan konsep – konsep, karena

memudahkan untuk mengingat dan memahami indormasi baru

Isi haru diorganisasi secara logis dan jelas, sehingga para siswa bisa

mengidentifikasihubungan diantara pokok – pokok masalah

Siswa – siswa harus belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan pada konteks

yang berbeda

Isi harus diintegrasikan dengan aktivitas proses dan dengan dimensi afektif

8

Page 9: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Isi harus diajarkan dengan cara spiral, sehingga gagasan – gagasan bisa diperkuat

dan terus dikembangkan

Pengelolaan lebih lanjut (konsep – konsep) harus disajikan di awal unit

pembahasan, untuk memudahkan memahami isi

Kriteria Sosial / Politik. Serangkai criteria lain digunakan untuk memilih isi adalah

criteria politik dan sosial. Misalnya ada consensus umum bahwa isi kurikulum sekolah

tidak boleh berisikan pornografi dan rasial; maka buku – buku diperiksa ulang untuk

memastikan apakah isi buku itu mengandung pornografi atau rasial, seperti gambar –

gambar, peranan tradisional / etnik. Kriteria sosial dapat dikategorikan di dalam posi –

posisi kurikulum berbeda:

Kriteria Transmisi

Isi harus membantu mempetahankan consensus nasional yang kuat

Isi harus membantu menanamkan nilai – nilai tradisional

Isi tidak terlalu kontroversi atau memasukkan topik – topik yang merendahkan

nilai – nilai tradisional

Kreteria Transaksi

Isi harus memperbolehkan siswa membuat keputusan tentang dilemma – dilemma

kebijakan publik yang biasa terjadi di dalam masyarakat demokratis

Isi harus memasukan isu – isu sosial yang luas dan berbagai nilai posisi yang

menjadi bagian masyarakat demokratis

Isi harus mendukung nilai – nilai demokratis, seperti prinsip martabat individu,

keyakinan dalam kecerdasan individu, dan plurarisme, serta hak – hak yang lebih

spesifik, seperti hak – hak mengikuti proses dan kebebasan berbicara.

Kriteria Transformasi

Isi harus membantu siswa menjadi sadar budaya dan kuat berekonomi yang

berpengaruh bagi kehidupan mereka

Isi harus berhubungan dengan kepedulian sosial

Isi harus terintegrasi dengan aksi sosial

9

Page 10: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Kriteria Kepentingan Siswa. Kriteria lainnya untuk menyeleksi isi adalah bahwa pokok

bahasan harus berkaitan dengan kepentingan – kepentingan dan tingkat kematangan

peserta didik. Misalkan, model pengembangan kurikulum Weinstein dan Fantini (1970)

yang menggunakan perhatian dan kepentingan peserta didik sebagai kriteria utama dalam

memilih isi.

Kriteria Kesiapan Siswa. Kriteria ini berasal dari psikologi perkembangan, misalnya:

Isi haru berhubungan dengan kerangka kerja internal yang diadakan oleh siswa.

Kerangka kerja ini berkaitan dengan tahapan – tahapan perkembangan kognitif

Tingkat kompleksitas isi perlu diartikulasikan, sehingga kerangka kerja siswa bisa

dicocokan dengan tingkat isi yang tepat. Kecocokan antara isi dan kesiapan siswa

akan mempercpat pertumbuhan siswa, ketidakcocokan anta nisi dan kesiapan

siswa akan menghasilkan instruksi yang tidak efektif. Oleh karena itu, guru –

guru perlu memiliki keterampilan dalam mendiagnosa kerangkan kerja siswa dan

tingkat kesiapan siswa.

Isi harus berhubungan dengan gagasan – gagasan yang ditemukan siswa. Para

siswa bisa mengembangkan gagasan – gagasan dalam bidang – bidang tertentu.

Seperti, ilmu alam, yang berbeda dari struktur pengetahuan yang resmi dan

meneliti untuk menemukan sesuatu pada bidang kajian tersebut. Maka, isi yang

dipilih harus mengajarkan para siswa menerima gagasan – gagasan dan

pengetahuan dalam bidang pokok bahasan itu.

Kriteria Praktis / Manfaat. Kriteria manfaat fokus pada isi yang berguna secara sosial,

atau dengan kata lain pengetahuan yang dipelajari siswa kelak akan berguna bagi

kehidupannya. Penekanan pada manfaat dan keterampilan kerja ini sekarang ini

mendorong sekolah – sekolah mencoba menyelenggarakan program pengajaran kejuruan

dan keterampilan – keterampilan teknis. Belajar komputer menjadi fokus pembelajaran

sekolah yang membantu para siswa mengembangkan keterampilan yang nanti berguna

ketika bekerja.

10

Page 11: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Fokus Kriteria praktis adalah pada studi kelayakan dalam memasukkan materi

pembelajaran yang spesifik dalam kurkulum sekolah. Misalkan sekolah ingin

mengadakan pembelajaran komputer tapi tidak ada biaya untuk penyelenggaraannya.

Kriteria praktis juga bisa menghalangi inovasi – inovasi. Misalkan seorang guru

tertarik untuk melakukan proyek – proyek aksi sosial, tetapi terbentur pada perizinan dan

manfaat kegiatan, makan aktivitas guru ini mungkin akan dilarang. Kepraktisan ini

seringkali digunakan sebagai criteria untuk mendukung transmisi yang berorientasi

kurikulum.

Kriteria Filosofi. Kriteria filosofi fokus kepada isu – isu epistemologi dan posisi –

posisi nilai dasar.

Transmisi

Isi harus dipecah menjadi komponen – komponen kecil agar bisa dikelola

Karena para pendidik transmisi cenderung memandang pengetahuan dalam

berbagai subjek yang tetap dan objektif, maka kurikulum harus berisikan isi yang

berpusat pada bidang – bidang pokok utama ini.

Isi harus bisa diorganisir menurut logika yang menjadi sifatnya

Transformasi

Isi harus mengandung pengetahuan personal dan pengetahuan public

Isi harus bisa dengan mudah diselenggarakan oleh peserta didik, karena

pemberian pengetahuan personal menuntun pada transformasi personal dan

sosial

Isi harus bisa dengan mudah diintegrasikan dengan berbagai wilayah

(misalnya, kognitif, afektif, psikomotor) dan dengan proses pembelajaran

Isi harus membantu peserta didik memandang pengetahuan dalam pengertian

hubungan; pengetahuan dipandang secara holistik dari pada dianggap secara

atomistik.

11

Page 12: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

STRATEGI – STRATEGI MENGAJAR / PENGALAMAN – PENGALAMAN

MENGAJAR

Apa bedanya strategi mengajar (instruksi) dengan isi (kurikulum)? Dalam pandangan

kami, perbedaannya tingkatan bukan jenis. Kami mendefinisikan kurikulum sebagai

rangkaian interaksi sengaja agar memudahkan kegiatan belajar dan perkembangan. Di

dalam kurikulum fokus nya global – atau serangkaian interaksi makro. Instruksi fokus

utamanya pada serangkaian interaksi menengah atau mikro; guru merancang serangkaian

pengalaman belajar menengah untuk meraih tujuan – tujuan yang spesifik.

Beberapa strategi pengajaran didasarkan pada model – model mengajar yang

berakar dari berbagai sistem teori; sedangkan yang lainnya tidak mengikatkan diri pada

dasar teori yang spesifik. Saylor et.al (1966/1974/1981) mendefinisikan berbagai tipe

strategi – strategi mengajar:

Ceramah

Diskusi / bertanya

Aktivitas – aktivitas komunitas

Penelitian Kelompok

Belajar mandiri

Belajar Penyelidikan

Merancang sistem instruksional

Yurisprudensi

Praktek / Latihan

Instruksi yang terprogram

Bermain peran

Simulasi

Sinetik

Melihat / Mendengarkan

Menunjukkan model mengajar (lihat Joyce & Well, 1980)

12

Page 13: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Model – Model Pengajaran

Menurut Joyce dan Weil (1980), “ model pengajaran adlah debuah rencana atau

piola yang bisa digunakan untuk membentuk kurikulum (kegiatan belajar jangka

panjang), untuk merancang materi – materi instruksional dan menuntun instruksi”

(hal.1). sebuah model didasarkan pada sebuah konsep khusus dari lingkungan

belajar (misalnya orientasi khusus). Dengan kata lain, setiap model pengajaran

yang berbeda akan melengkapi konsep keseluruhan kurikulum yang berbeda.

tidak ada Joyce dan Weil berpendapat bahwa pendekatan pengajaran yang

terbaik, ada beberapa alternatif yang tepat pada konteks yang berbeda didalam

bukuya models of teaching (1980) mereka menjelaskan 22 model yang mana

dikelompokan menjadi ampat konsep orientasi terhadap kurikulum :

1. model-model pemrosesan informasi

2. model-model transpersonal

3. model-model interaksi sosial

4. model-model perilaku

Joyce dan Weil (1980) menegaskan bahwa ada 6 komponen umum bagi setiap mode itu

1. Orientasi

2. Sintaksis

3. Sistem sosial

4. Sistem-sistem reaksi

5. Sistem pendukung

6. Pengaruh instruksional dan pola asuh

Konsep model pengajaran itu merupakan sesuatu yang berguna karena ia mengambil

instruksi dari sekumpulan teknik yang tidak berhubungan menuju satu tingkatan dimana

instruksi terfokus pada penelitian menemukan siswa-siswa yang membawa kerangka

kerja yang tidak tepat untuk mengerjakan tugasnya. Model Posner intinya memperhatikan

proses - proses kognitif dari dalam yang berhubungan dengan tujuan-tujua dan

pelaksanaannya singkatnya menyarankan menggunakan model-model pengajaran karena

mereka konsisten dengan pendkatan orientasi. Namun demikian kami menyarankan guru-

guru dan para pekerja kurikulum meneliti secara hati-hati semua model kurikulum

13

Page 14: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

sebelum memilih satu model untuk digunakan dan dipersiapakan untuk menyelidiki

model-model baru.

Kriteria untuk memilih model-model pengajaran yaitu sebagai berikut:

1. Model-model harus kongruen dengan tujuan-tujuan dan target-

target poengembangan seseorang, tujuan-tujuan keseluruhan, dan

orientasi yang dominan yang diidentifikasi oleh pekerja kurikulum.

Walaupun guru-guru tidak bekerja dari orientasi tunggal tetapi

harus ada kecocokan umum antara posisi seseorang dengan model

yang dipilihnya apabila guru iti berorientasi kognitif maka model

transpersonal mungkin tidak akan cocok.

2. Model-model pengajaran harus kongruen dilingkungan sekolah

pada bab 11 kami menggambarkan sebuah model pengajaran yang

menjelaskan lingkungan-lingkungan institusional. Di dalam

sebuahlingkungan institusional yang terintegrasi dan holistik,

tidaklah tepat menggunakan sebuah model pengajaran yang sangat

berorientasi perilaku. Namun kriteria ini tidak berarti bahwa guru

harus menghindari inovasi apabila lingkungan terkekang oleh

tradisi ini hanya berarti bahwa dia perlu berhati-hati bahwasannya

terdapat ruang untuk inovasi.

3. Model – model pengajaran harus diteliti untuk melihat apabila

mereka mencapai tujuan-tujuan majemuk penguasaan beberapa

model pengajaran yang meraih tujuan-tujuan majemuk barangkali

lebih produktif daripada mencoba mengembangkan pengulangan-

pengulangan model pembelajaran yang besar dimana masing-

masing hanya meraih beberapa tujuan.

4. Model-model pengajaran harus sesuai dengan kerangka kerja siswa

atau tingkat perkembangan. Beberapa model pengajaran cocok

untuk siswa yang bisa bekerja dalam suasana tidak terstruktur,

sedangkan model-model lainnya cocok bagi siswa yang lebih

menyukai lingkungan belajar terstruktur.

14

Page 15: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Didaftar berikut kami menghubungkan berbagai Kriteria kapada 3 posisi kurikulum

utama

Kriteria Transmisi

Model-model pengajaran harus berisikan tujuan-tujuan yang jelas

Model-model pengajaran harus terstruktur dan membuat guru menyediakan

pengarahan spesifik dalam pembelajaran isi dan keterampilan –keterampilan

Model-model pengajaran harus membolehkan evaluasi langsung terhadap target-

target instruksional

Model-model pengajaran harus memfasilitasi retensi isi di dalam bidang pokok

bahasan tradisional

Model-model pengajaran harus menguatkan nilai-nilai tradisi melalui pengaruh

instruksional dan pola asuh

Kriteria Transaksi

Model-model pengajaran harus memperbolehkan siswa meneliti proses-proses

alasannya sendiri

Model-model harus merangsang penelitian dan investigasi

Model-model harus berdasarkan skema perkembangan intelektual yang khusus

Peran guru di dalam model-model ini harus menstimulasi penyelidikan pada siswa

dan proses penelitian bersama antara siswa dan guru

Kriteria Transformasi

Model-model pengajaran harus melibatkan siswa di dalam kesadaran dan

perubahan sosial

Model-model pengajaran harus menghubungkan antara batin siswa dengan dunia

luar

Model-model pengajaran harus merangsang intgrasi bidang pokok bahasan

Model-model pengajaran harus fokus pada strategi-strategi yang membiarkan

siswa sadar terhadap kesadarannya sendiri

Model-model pengajaran harus menekankan proses berpikir yang beragam

Model-model pengajaran harus menghubungkan proses-proses berpikir otak kiri

dan kanan

15

Page 16: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

PENGORGANISASIAN ISI DAN STRATEGI-STRATEGI PENGAJARAN

Setelah isi kurikulum dan strategi pengajaran dipilih, pegawai kurikulum mencoba

untuk mengorganisir elemen-elemen ini. Stratemeyer, former, Mc kim dan passow

(1957) telah menyebutkan sejumlah pertanyan yang bisa dipakai dalam pendekatan

ini:

PERTANYAAN-PERTANYAAN MENDASAR DALAM KURIKULUM

1. Bagaimana perkembangan yang seimbang bisa dijamin apa jaminannya bahwa

bidang kehidupan yang penting itu dimana guru atau murid tidak sensitif terhadap

masalah tidak akan diabaikan .

2. Bagaimana caranya supaya terjadi pertumbuhan dari tahun ke tahun secara terus-

menerus tanpa adanya pengulangan atau kesenjangan dalam belajar.

3. Bgaimana caranya menjamin kedalaman pengetahuan, bagaimana mungkin

mencegah peserta didik berhenti mempelajari pengetahuan yang dangkal agar

mereka mendapatkan pemahaman pengetahuan yang benar.

4. Bagaimana caranya menjamin subjek khusus tentang kedalaman perintah

darimana orang-orang dengan bakat khusus berasal – para ilmuwan, para

sejarahwan, ahli bahasa, seniman-seniman, guru-guru, negarawan, filsuf-filsuf

masa depan.

5. Bagaaaimana menjamin agar anak-anak dan kaum muda tetap mengenal sumber

budaya yang luas yang merupakan bagian dari warisan kita dan dijadikan

keterampilan untuk memanfaatkannya di dalam kehidupan.

6. Bagaimana menjamin pilihan-pilihan masalah menjadi kepedulian dasar.

7. Bagaimana bisa ada masalah-masalah kelompok yang asli, akankah tidak ada

banyak waktu ketika motivasi dari luar diperlukan jika studi kelompok

diinginkan. Apakah titik pandang ini secara logika menuntun pada sikap

individualis? (halaman 110-111).

Ruang Lingkup

Posisi Transmisi. Kurikulum transmisi paling sering diorganisir sekitar mata pelajaran,

disiplin-disiplin ilmu atau bidang-bidang studi yang luas. Masalah utama mengenai mata

pelajaran adalah fragmentasi materi belajar. Permasalahan ini di respon oleh rancangan

16

Page 17: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

bidang stu yang luas dimana sejumlah mata pelajaran digabungkan menjadi bidang studi

yang luas. Sekolah dasar membaca, menulis, mengejah dan berbicara digabungkan

menjadi seni berbahasa. Dan ilmu alam ,sejarah, geografi digabungkan menjadi studi

lingkungan, sekarang ini rancanagan bidang studi yang luas merupakan metode utama

pengorganisasian kurikulum di tingkat sekolah dasar sedangkan pengelola kurikulum

sekolah menengah lebih percaya pada rancangan mata pelajaran. Sizer (1984), di dalam

bukunya Horace’s Compromise berpendapat bahwa pelajaran – pelajaran di sekolah

lanjutan seharusnya dikelompokkan menjadi empat bidang luas: penyelidikan dan

ekspresi, matematika dan ilmu alam, kesusatraan dan kesenian, filosofi dan sejarah.

Komisi Nasional pada laporan nya tentang pendidikan menyarankan pendekatan mata

pelajaran yang tradisional terhadap kurikulum. Laporan ini menyarankan empat tahun

bahasa Inggris, tiga tahun matematika, tiga tahun ilmu alam, tiga tahun ilmu – ilmu

sosial, dan setengah tahun pelajaran komputer dan bagi mahasiswa, dua tahun berlajar

bahasa asing.

Posisi Transaks. Para pekerja kurikulum yang bekerja dengan menggunakan perpektif

transaksi cenderung menjauhkan untuk menggunakan istilah mata pelajaran sebaga

mekanisme dasar dalam mengelola hubungan horizontal di dalam kurikulum. Mereka

mengalihkan perhatian pada rancangan yang berpusat pada masalah untuk kurkulum yang

fokus kepada pengembangan keterampilan pemecahan masalah bagi siswa. Di dalam

kurikulum transaksi, guru dan sistem sekolah memilih masalah – masalah yang akan

menjadi sentral bagi kurikum; minat siswa jadi pertimbangan tetapi tidak tumpang tindih

dengan pandangan guru dan sekolah.

Metcalf dan Hunt (1970) telah mengusulkan kurikulum yang dibangun dengan

masalah – masalah sosial yang penting, secara spesifik tergambar dalam pertanyaan –

pertanyaan berikut:

1. Bagaiman jenis Masyarakat yang ada sekarang ini, dan

kecenderungan apa yang paling dominan di dalam masyarakat?

2. Jenis masyarakat yang bagaimana yang akan muncul di masa

depan…. Apabila kecenderungan sekaran terus berlangsung?

17

Page 18: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

3. Jenis masyarakat yang bagaimana yang lebih disukai, sesuai

dengan nilai yang diinginkan?

4. Apabila masyarakat yang diramalkan berbeda dari masyarakat

yang diingikan, bagaimana dengan individu, sendiri, atau sebagai

anggota kelompok, akankah berjuang menghilangkan

ketidakcocokan tersebut, antara harapan dan keinginan? (hal .

360)

Posisi Transformasi. Dari posisi transformasi, lebih sulit untuk mengidentifikasi

perspektif yang jelas pada pengorganisasian ruang lingkup kurikulum. Tapi beberapa

tema muncul. Salah satu tema adalah integrasi: misalnya, dalam pendidikan Waldorf ,

kesenian memainkan peranan sentral dan seni berbahasa sering diintegrasikan dengan

kegiatan artistic. Di dalam pendidikan anak sungai, model transformasi yang lainnya,

pengalaman kognitif dan afektif itu diintegrasikan. Tema kedua, penekanannya pada

pilihan dan minat peserta didik, yang berarti siswa diberi keleluasaan untu menentukan

apa yang akan dipelajarinya. Tema ketiga muncul dari posisi perubahan sosial, yang

sangat menekankan agar para siswa mengenali isu – isu yang relevan secara sosial dan

berani menghadapi masalah – masalah yang sangat penting bagi kepentingan masyarakat

umum. Jadi, ruang lingkup kurikulum transformasi dihubungkan dengan keterlibatan di

dalam komunitas.

Posisi Transmisi. Secara umum, di dalam rangkaian kurikulum transmisi, mata

pelajaran disusun hirarki secara tetap yang sering melibatkan konsep dari yang sederhana

hingga ke yang rumit. Jenis gerakan ini sering digunakan sebagai prinsip

pengorganisasia di dalam ilmu alam. Kronologi adalah prinsip penyusunan tradisional

lainnya di dalam kurikulum transmisi. Misalnya didalam ilmu sejarah, metode

pengurutan peristiwa tradisional memproses dari waktu dulu hingga waktu sekarang.

Posisi Transaksi Didalam kurikulum yang berorientasi transaksi, dimana cenderung

fokus kepada perkembangan proses mental, berbagai teori yang berkembang sudah

digunakan oleh pengelola yang mengurutkan mata pelajaran. Misalnya, karya Piaget dan

18

Page 19: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

Kohlberg bisa digunakan sebagai kerangka kerja yang menghubungkan pengalaman

belajar dengan tahapan – thapan perkembangan. Demikian pula, skema pertumbuhan

Ross dan Mayne (lihat bab 5, hal. 104 – 107) mewakili perspektif transaksi lainnya

tentang pengurutan.

Posisi Transformasi Sulit untuk mengenali tipe pengurutan mata pelajaran yang jelas –

jelas mewakili orientasi transformasi. Para pendidik humanistik cenderung mencurigai

hirarki yang tetap.; mereka lebih peduli kepada hubungan horizontal di dalam kurikulum.

Namun skema pertumbuhan Wilber (dibahas di bab 6 hal, 129 – 132) bisa dipandang

sebagai pendekatan transformasi untuk merangkaikan kurikulum. Kurikulum perubahan

sosial, yang mana fokus kepada peningkatan tanggung jawab siswa dengan cara

melibatkan mereka pada proyek – proyek sosial, juga merefleksika pendekatan

transformasi.

Posner dan Strike (1976) telah mengembangkan skema merangkaikan kurikulum

dimana pengalaman – pengalaman belajar dikelompokkan kedalam lima kategori: 1)

rangkaian yang berkaitan dengan isi, 2) rangkaian konsep, 3) rangkaian yang berkaitan

dengan penyelidikan, 4) rangakaian yang berkaitan dengan belajar, 5) rangkaian yang

berkaitan dengan manfaat.

Skema rangkaian Posner dan Strike berkorelasi dengan tiga posisi kurikulum

utama: para pendidik transmisi sering fokus pada pengurutan yang berkaitan dengan isi

dan manfaat; para pendidik transaksi fokus kepada pengurutan yang berhubungan

dengan konsep, penyelidikan dan belajar, para pendidik transformasi fokus kepada

pengurutan yang berkaitan dengan belajar dengan berdasarkan kepada kriteria minat

siswa.

Elemen – elemen utama dari kurikulum – maksud – maksud dan tujuan –

tujuan, isi, strategi – strategi pengajaran, rancangan pengelolaan – diuraikan dalam

bagan. Elemen – elemen itu dirangkum dalam hubungannya dengan posisi – posisi

kurikulum utama.

19

Page 20: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

PETA RINGKASAN : BAB 8

Transmisi Transaksi Transformasi

Maksud – Tujuan Perilaku

Berorientasi - Isi

Keterampilan Intelektual

yang kompleks

Tujuan – tujuan yang

terintegrasi ( misalnya,

kognitif dan afektif)

Isi Pengetahuan yang dipandang

secara atomistic

Sebagai “tujuan” dan isi harus

memperkuat nilai – nilai tradisi

Pengetahuan yang berhubungan

dengan proses mental dan

kerangka kerja kognitif

Isi sosial fokus pada masalah –

masalah kebijakan publik

Pengetahuan personal sama

pentingnya dengan

pengetahuan umum.

Isi sosial menekankan kepada

identifikasi dan resolusi yang

menekankan pada kepedulian

sosial

Strategi – strategi Mengajar Pendekatan – pendekatan

pengajaran yang terstruktur

Transmisi fakta – fakta dan

nilai – nilai

Fokus pada pemecahan dan

analisa masalah

Strategi – strategi pengajaran

yang disesuaikan dengan

kerangka kerja perkembangan

siswa

Fokus kepada hubungan antara

kehidupan batin siswa dengan

dunia luar

Pemikiran Divergen (berbeda)

sangat didorong

Pengoranisasian Hirarki yang terpusat pada

mata pelajaran

Pengembangan yang berpusat

pada Masalah

Berpusat pada peseta didik

integratif

20

Page 21: KOMPONEN - KOMPONEN KURIKULUM

21