BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1....
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1....
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tanaman Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi, menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.
Adapun ciri-ciri tanaman kelapa sawit adalah :
a. Ciri Fisiologi
1. Daun
Daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah
berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman
salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam
2. Batang
Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah
umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi
mirip dengan tanaman kelapa.
3. Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping.
Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke
samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
9
4. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki
bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan
mekar.
5. Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang
muncul dari tiap pelapah. Buah terdiri dari tiga lapisan:
a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b) Mesoskarp, serabut buah
c) Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak
inti berkualitas tinggi.
2.1.1. Peranan Kelapa Sawit dalam Perekonomian Indonesia
Dalam perekonomian Indonesia, kelapa sawit (dalam hal ini minyaknya)
mempunyai peran yang cukup strategis, karena : (1) Minyak sawit merupakan
bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang kontinyu ikut menjaga
kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini penting sebab minyak goreng
merupakan salah satu dari 9 bahan pokok kebutuhan masyarakat sehinga harganya
harus terjangkau oleh seluruh lapisan masarakat. (2) Sebagai salah satu komoditas
pertanian andalan ekspor non migas, komoditi ini mempunyai prospek yang baik
10
sebagai sumber dalam perolehan devisa maupun pajak. (3) Dalam proses produksi
maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan sekaligus
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sampai pertengahan tahun 1970 an minyak kelapa merupakan pemasok
utama dalam kebutuhan minyak nabati dalam negeri. Baik minyak goreng
maupun industri pangan lainnya lebih banyak menggunakan minyak kelapa dari
pada minyak sawit. Produksi kelapa yang cenderung menurun selama 20 tahun
terakhir ini menyebabkan pasokannya tidak terjamin, sehingga timbul krisis
minyak kelapa pada awal tahun 1970. Di sisi lain, produksi minyak kelapa sawit
cenderung meningkat sehingga kedudukan minyak kelapa digantikan oleh kelapa
sawit, terutama dalam industri minyak goreng. Dari segi perolehan devisa, selama
beberapa tahun terkhir ini kondisinya kurang baik. Volume ekspor selama dekade
terakhir ini memang selalu meningkat, akan tetapi peningkatannya tidak selalu
diikuti oleh peningkatan dalam nilainya. Hal ini terjadi karena adanya fluktuasi
harga di pasaran Internasional.
2.2. Minyak Goreng
Minyak goreng adalah bahan yang banyak digunakan sebagai bahan
pembantu untuk keperluan kegiatan penggorengan bahan makanan menjadi
makanan yang siap disajikan. Rumah tangga dan industri, terutama yang
berkecimpung di bisnis makanan, adalah pengguna utama produk ini.
Secara umum masyarakat Indonesia mengkonsumsi dua jenis minyak
goreng menurut bahan bakunya yaitu minyak goreng nabati dan minyak goreng
11
hewani. Minyak goreng nabati dihasilkan dari ekstrak kandungan asam lemak dari
tumbuh-tumbuhan (sawit, kelapa, jagung, bunga matahari, dan lobak). Minyak
goreng nabati yang umum dikonsumsi di Indonesia dapat dibagi pula ke dlam dua
kelompok besar yaitu minyak goreng yang berasal dari kelapa dan yang berasal
dari kelapa sawit. Konsumsi minyak goreng hewani relatif kecil sekali
dibandingkan dengan minyak goreng nabati. Hal ini dikarenakan minyak hewani
yaitu ikatan dari konsumsi daging.
Pada dasarnya minyak dan lemak adalah gugus gliserida asam lemak.
Sejauh mana spektrum kegunaan minyak dan lemak bagi manusia sangat
ditentukan oleh sifat-sifat teknisnya. Salah satu sifat terpenting dari asam lemak
adalah tingkat kejenuhannya (degree of saturation) yang ditunjukkan oleh
bilangan yodium (iodium number). Lemak dan minyak dengan bilangan yodium
tinggi memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi dan umumnya
berbentuk cair pada suhu kamar. Sebaliknya, jika mempunyai bilangan yodium
rendah maka kandungan asam lemak jenuhnya lebih tinggi dan cenderung
padat/setengah padat pada suhu kamar (RA Athinawati Fadhilla, 2008)
2.3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran menurut Buchari Alma (2004 : 158) adalah kegiatan
mengkombinasikan berbagai kegiatan pemasaran agar tercapai kombinasi
maksimal dan hasil yang paling memuaskan, terdapat 4 elemen yang tercakup
dalam bauran pemasaran ini, yang dikenal dengan elemen 4P yaitu product
(produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Pengertian lain
12
mengenai bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya
di pasar sasaran (Kotler, 2004). Dengan menggunakan bauran pemasaran maka
penjual dapat mengetahui gambaran mengenai alat-alat pemasaran yang
digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, masing-
masing alat pemasaran harus dirancang untuk emmberikan suatu manfaat bagi
pelanggan.
Menurut Hermawan Kartajaya (2006 : 18) bauran pemasaran atau
marketing mix adalah bagian dari aktivitas pemasaran dalam sebuah perusahaan
secara keseluruhan. Bauran pemasaran juga termasuk dari elemen dari taktik
pemasaran, dimana elemen lainnya yaitu differentiation, selling, service, process,
brand, segmentation, targeting, dan positioning. Dapat disebutkan juga bahwa
bauran pemasaran merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik,
dan komunikasi produk yang dihasilkan. Dengan adanya bauran pemasaran
perusahaan tidak hanya perlu membuat penawaran yang menarik tetapi juga harus
mencari cara yang tepat dalam mendistribusikan dan mempromosikan. Hal ini
penting karena bauran pemasaran merupakan aspek terlihat (tangible) dari sebuah
aktivitas suatu perusahaan.
Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain (Kotler, 2004). Bauran pemasaran bisa dikelompokkan menjadi dua
13
bagian, yaitu penawaran (offering) yang berupa product dan price, serta akses
(access) yang berupa place dan promotion.
Dalam memasarkan produk yang dihasilkannya, perusahaan tentu
mempunyai target pemasaran, target tersebut diantaranya adalah bagaimana agar
konsumen sasaran terbaik dengan produk yang ditawarkan. Untuk mencapai target
pemasaran tersebut, maka perusahaan harus menetapkan bauran pemasaran yang
sebaik-baiknya. Bauran pemasaran yang baik merupakan faktor penting
mempengaruhi proses keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.
Jadi, bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat
pemasaran yang digunakan perususahaan secara terus menerus untuk mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasarannya. Sebagai jantung marketing, bauran
pemasaran minimal mencakup empat hal :
1. Produk dan jasa yang dihasilkan
2. Harga yang ditawarkan untuk sebuah produk yang dihasilkan
3. Strategi promosi yang ditempuh dapat meningkatkan awreness atas barang
atau jasa yang dihasilkan ditengah-tengah persaingan.
4. Strategi pendistribusian produk.
2.3.1. Bauran Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang
ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (seperti sepeda motor, komputer, TV,
14
buku teks), jasa (restoran, penginapan, transportasi), orang atau pribadi, temapt,
organisasi, dan ide.
Pengertian produk tersebut dapat diperjelas pada gambar :
Pemenuhan kepuasan
Pemasaran Permintaan
Proses pertukaran
Sumber : Fandy Tjiptono, 2008:106
Gambar 1. Pengertian Produk
Secara konseptual, produk adalah pemahaman dari produsen atau sesuatu
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Bauran produk adalah kumpulan semua produk dan barang yang
ditawarkan penjual tertentu dengan harga murah. Merupakan bentuk penawaran
organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang
berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
Pencapaian
Tujuan Organisasi
PRODUSEN
Kompetensi dan
kapasitas
organisasi
Kapasitas daya
beli
PASAR
Pemenuhan kebutuhan
dan keinginan
PRODUK
15
2.3.1.1. Atribut Produk
Atribut Produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh
konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk
meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), layanan, dan sebagainya.
1. Merek
Kotler (dalam Fandy Tjiptono, 2008:104) mengatakan bahwa ada enam
makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek, yaitu :
1) Atribut
Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya
mengisyaratkan mahal, tahan lama, berkualitas, nilai jual kembali yang
tinggi, dan sebagainya.
2) Manfaat
Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena yang dibeli konsumen
adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan ke dalam
manfaat-manfaat fungsional dan emosional.
3) Nilai-Nilai
Merek juga menyatakan nilai-nilai produsennya.
4) Budaya
Merek juga mungkin mencerminkan budaya tertentu.
5) Kepribadian
Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila merek
itu menyangkut orang, binatang, atau suatu obyek, apa yang terbayangkan.
16
2. Kemasan
Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan
perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkusan untuk suatu
produk. Tujuan penggunaan kemasan anatara lain meliputi :
1) Sebagai pelindung isi
2) Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan
3) Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable)
4) Memberikan daya tarik yaitu aspek artisti, warna, bentuk, maupun
desainnya.
5) Sebagai identitas (image) produk
6) Distribusi
7) Informasi yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kuantitas
8) Sebagai cermin inovasi produk berkaitan dengan kemajuan teknologi dan
daur ulang.
3. Jaminan
Menurut Fandy Tjiptono (2008:108), jaminan adalah janji yang merupakan
kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, di mana para
konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi
sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi
kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya. Jaminan sendiri ada
yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan
seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-
produk tahan lama.
17
4. Pelayanan
Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik
itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.
Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan
tipe yang lain, tetapi layanan pelengkapnya mempunyai kesamaan.
2.3.2. Bauran Harga
Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti
tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga
diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah
yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk
dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
Harga dalam arti sempit adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa. Sedangkan dalam arti luas, harga adalah jumlah dari nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan
produk atau jasa tersebut (Kotler, 2001).
Menurut Hendri (2005 : 155) penetapan harga adalah yang paling krusial,
karena harga adalah unsure yang akan mendatangkan laba. Dalam proses
penetapan harga berkaitan dengan aspek-aspek laba, konsumen pasar dan
persaingan, pengadaan produk, citra kualitas merek dan hokum peraturan. Harga
merupakan cerminan dari kualitas produk/jasa yang ditawarkan. Masalah
kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap level kelembagaan yaitu
kebijaksanaan harga oleh produsen, grosir, dan retailer. Harga disini bukan berarti
18
harga yang murah saja ataupun harga tinggi akan tetapi yang dimaksudkan adalah
harga yang tepat.
Dalam penetapan harga terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan antara lain (Hendri, 2005) :
1. Tujuan penetapan harga
Dalam menentukan harga bertujuan untuk mencapai laba. Namun terdapat
tujuan lain yang ditetapkan dalam menetapkan harga seperti pembentukan
citra, percepatan penjualan, promosi, perlindungan terhadap ancaman
pesaing, meningkatkan daya saing, mempertahankan pelanggan dan lain-
lain.
2. Kebijakan
Dengan dasar kebijakan harga, penetapan harga disusun agar lebih
terkoordinasi untuk mencapai tujuan penetapan harga. Kebijakan harga
memperhatikan faktor pilihan target market, pilihan citra dan pilihan
kebijakan harga.
3. Strategi Harga
Strategi harga ditetapkan dengan tujuan untuk menetapkan orientasi seperti
orientasi permintaan yang berdasarkan permintaan konsumen, orientasi
biaya, dan biaya persaingan.
19
2.3.3. Bauran Tempat/Saluran Distribusi
Distribusi adalah berkenaan dengan tersedianya produk, dimana konsumen
dari pasar sasaran bisa membelinya, pokoknya produk berada/tersedia di mana
saja, sehingga pembeli akan mudah menemukan kalau bermaksud untuk membeli
(Supranto dan Limakrisna, 2007 : 13).
Menurut Djaslim Saladin (2003 : 107) saluran distribusi terdiri dari
seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan (fungsi) yang digunakan
untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke
konsumen. Saluran distribusi ini bekerja secara aktif untuk mengusahakan agar
barang-barang tersebut dapat dibeli oleh konsumen. Dalam saluran distribusi
terdapat pihak-pihak yang berperan, yaitu :
1. Produsen adalah perusahaan yang menghasilkan produk
2. Agen adalah perantara perdagangan yang atas nama suatu perusahaan
tertentu menjualkan barang hasil produksi perusahaan tersebut di daerah
tertentu
3. Grosir adalah pedagang besar yang berusaha dalam menjualbelikan hasil
produksi secara besar-besaran atau dalam jumlah yang besar,
4. Pengecer adalah pedagang kecil yang berusaha menjualbelikan hasil
produknya dalam jumlah kecil dan menjualnya langsung ke konsumen.
5. Konsumen akhir adalah orang yang membeli produk dari pengecer.
20
Dalam memilih distributor haruslah hati-hati, sebab di dalam dunia bisnis
banyak kemungkinan terjadi ketidakjujuran. Padahal bisnis yang akan berhasil
adalah bisnis yang berdasarkan kepada kejujuran. Kriteria desain saluran
distribusi juga perlu diperhatikan.
Terdapat beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi bentuk saluran,
yaitu :
Pertimbangan pengguna akhir
Karakteristik produk
Kemampuan dan sumber daya pabrikan
Fungsi-fungsi yang di isyaratkan
Ketersediaan dan keterampilan para perantara
Menurut Djaslim Saladin (2003 : 109) tingkatan saluran distribusi dapat
dibedakan atas :
1.
2.
3.
4.
Produsen Konsumen
Pengecer
Grosir
Pemborong
Produsen
Produsen
Produsen Grosir
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Pengecer
Konsumen
21
2.3.4. Bauran Promosi
Setiap perusahaan dalam memasarkan produknya memerlukan suatu alat
komunikasi yang efektif. Komunikasi yang baik dan efektif merupakan hal yang
menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Promosi merupakan salah satu faktor
penentu dari komunikasi pemasaran. Promosi adalah tindakan perencanaan,
implementasi, dan pengendalian komunikasi dari organisasi kepada pelanggan
dan target sasarn lainnya (Cravens, 1994 dalam Lingga Purnama, 2004 : 150).
Promosi digunakan untuk memberikan informasi kepada orang-orang
tentang produk dan mempersuasi target pasar, saluran distribusi, dan public untuk
membeli mereknya.
Promosi mempunyai peran penting dalam bauran pemasaran karena
sebagus apapun kualitas produk yang dibuat apabila tidak dilakukan promosi
mengenai produk tersebut maka konsumen tidak akan dapat membelinya, karena
suatu perusahaan tidak hanya sekedar menciptakan produk yang berkualitas
bagus, menetapkan harga yang terjangkau konsumen, namun perusahaan harus
mampu berkomunikasi dengan target (konsumen).
2.4.4.1. Tujuan Promosi
Langkah pertama dalam pembuatan program periklanan adalah
menentukan tujuan periklanan. Tujuan periklanan dapat digolongkan menurut
sasarannya, apakah itu untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan.
Hal-hal ini dapat diperhatikan pada Tabel 2.
22
Tabel 2. Berbagai Kemungkinan Tujuan Periklanan
Untuk mengkomunikasikan Memberitahukan pasar tentang suatu
produk baru
Mengusulkan kegunaan baru suatu
produk
Memberikan pasar tentang perubahan
harga
Menjelaskan cara kerja suatu produk
Menjelaskan pelayanan yang tersedia
Mengoreksi kesan yang salah
Mengurangi kemasan pembeli
Membangun citra perusahaan
Untuk Membujuk Membentuk preferensi merek
Mendorong ahli merek
Mengubah persepsi pembeli tentang
atribut produk
Membujuk pembeli untuk membeli
sekarang dan menerima kunjungan
penjualan
Untuk Mengingatkan Mengingatkan pembeli bahwa produk
tersebut mungkin akan dibutuhkan
kembali
Mengingatkan pembeli dimana dapat
membelinya
Membuat pembeli tetap ingat produk
itu walau tidak sedang musimnya
Mempertahankan kesadaran puncak Sumber : Lingga Purnama, 2004 : 159
Dari tujuan-tujuan promosi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
promosi yang dilakukan berkaitan erat dengan upaya bagaimana agar konsumen
mengenal produk, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin dan pada
akhirnya membeli dan akan selalu ingat pada produk tersebut.
2.3.4.2. Komponen Promosi
Untuk dapat melaksanakan tujuan promosi diatas, perusahaan harus dapat
menentukan strategi bauran promosi yang tepat dengan memahami terlebih
dahulu komponen dalam bauran promosi seperti dijelaskan dibawah ini.
23
1. Periklanan (Advertising)
Menurut Ibid dalam Lingga Purnama (2004 : 156) periklanan merupakan
suatu bentuk presentasi nonpersonel atau massal dan promosi ide, barang, dan jasa
dalam media massa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
Secara umum sifat-sifat khusus periklanan sebagai suatu komponen adalah
sebagai berikut :
1) Presentasi umum.
2) Tersebar luas.
3) Ekspresi yang lebih kuat.
4) Tidak bersifat pribadi.
Keuntungan dari periklanan adalah rendahnya biaya dalam tiap
pemunculan iklan, media yang variasi, adanya kemampuan mengendalikan tiap
pemunculan iklan, isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain
pesan yang kreatif. Selain itu, daya tarik dan pesan dapat disesuaikan bila tujuan
komunikasi berubah.
Kerugian periklanan adalah tidak terjadinya interaksi secara langsung
dengan pembeli dan mungkin saja tidak berhasil menarik perhatian pemirsa.
Disamping itu, isi pesan juga cenderung tetap selama periode atau durasi tertentu.
2. Promosi Penjualan (Sales promotion)
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek dalam aktivitas
promosi untuk merangsang pembelian sutu produk dengan cara yang bervariasi,
seperti pameran dagang, intensif penjualan, kupon, dan sebagainya (Lingga
24
Purnama, 2004 : 171). Walaupun alat promosi penjualan sangat beragam,
semuanya memberikan tiga manfaat yang berbeda, yaitu :
1) Komunikasi
2) Insentif
3) Ajakan
Tujuan diadakannya promosi penjualan diantaranya adalah :
a. Menarik para pembeli baru
b. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama
c. Menghindarkan merek/meningkatkan loyalitas
d. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas
market share jangka panjang.
3. Publisitas dan Hubungan masyarakat (Publicity and public relation)
Publisitas dan hubungan masyarakat merupakan stimulasi nonpersonal
terhadap permintaan barang, jasa, ide, dan sebagainya dengan berita komersial
yang berarti dalam media massa dan tidak dibayar untuk mempromosikan
dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya (Lingga
Purnama, 2004 : 117).
Daya tarik publisitas dan hubungan masyarakat didasarkan pada tiga sifat
khusus, yaitu :
1) Kredibilitas yang tinggi.
2) Kemampuan menangkap pembeli yang tidak menduga.
3) Dramatisasi.
25
2.4. Loyalitas Konsumen
“loyality as defined as non random purchase expressed over time by some
decision making unit” (Griffin dalam RA Atinawati, 2008). Berdasar definisi
tersebut, dapat dijelaskan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari
unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus
menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.
Pelanggan yang loyal merupakan aset tak ternilai harganya bagi
perusahaan. Akan lebih mudah bagi perusahaan untuk memasarkan produknya
kepada pelanggan yang loyal dengan perusahaan tersebut.
Menurut studi yang dilakukan MARS (SWA dalam RA Atinawati, 2008),
ada lima faktor yang menyebabkan konsumen menjadi loyal terhadap merek yang
digunakan. Faktor-faktor tersebut yaitu :
1. Nilai merek (brand value), yaitu persepsi konsumen yang membandingkan
antar biaya atau harga yang harus ditanggung dan manfaat yang
diterimanya.
2. Karakteristik pelanggan (customer characteristic), yaitu karakter
konsumen dalam menggunakan merek. Kenyataannya, sikap individu
memiliki karakteristik berbeda dari individu lainnya.
3. Hambatan pindah (switching barrier), yaitu hambatan-hambatan biaya
yang harus ditanggung konsumen bila konsumen akan pindah dari satu
merek ke merek lain.
4. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction), yaitu berkaitan dengan
pengalaman pelanggan ketika melakukan kontak dengan merek yang
26
digunakannya. Faktor ini sangat penting, tetapi kepuasan pelanggan saja
tidak cukup menyebabkan seorang pelanggan tetap setia terhadap suatu
merek.
5. Lingkungan yang kompetitif (competitive environment), yaitu menyangkut
sejauh mana kompetisi yang terjadi antar merek dalam ketegori produk.
Loyalitas konsumen dapat dilihat dari piramida. Piramida ini
menggambarkan kategori persentase switcher/price buyer, liking the brand,
satisfied buyer, habitual buyer, committed buyer dari responden suatu merek.
Piramida yang berbentuk terbalik (semakin ke atas semakin melebar)
menggambarkan konsumen yang loyal terhadap merek tersebut, begitu
sebaliknya.
Gambar 2. Piramida Loyalitas Konsumen
Sumber : Rangkuti, 2004
Keterangan : A = % committed buyer
B = % liking the brand
C = % satisfied buyer
D = % habitual buyer
E = % switcher/price buyer
A
B
C
D
E
27
Berdasarkan Piramida loyalitas, dapat dijelaskan bahwa :
1. Switcher/Price Buyer
Tingkat loyalitas yang paling dasar adalah pembeli tidak loyal atau sama
sekali tidak tertarik pada merek. Pembeli ini adalah konsumen yang sering
berganti merek minyak goreng dari satu merek ke merek yang lain. Konsumen
yang termasuk dalam kriteria ini adalah konsumen yang sensitif terhadap harga.
Faktor harga menjadi pertimbangan yang cukup penting. Bila ada produk lain
yang harganya lebih murah, mungkin saja responden berpindah merek.
2. Habitual Buyer
Habitual buyer adalah pembeli yang membeli minyak goreng kemasan
bermerek Bimoli karena faktor kebisaaan. Tidak terdapat dimensi ketidakpuasan
yang cukup untuk menstimulasi suatu peralihan merek terutama jika peralihan
tersebut membutuhkan usaha. Perusahaan mungkin dapat melakukan suatu usaha
untuk menciptakan ekuitas merek dan menyebabkan sesorang beralih ke merek
lain, namun pembeli golongan ini mungkin juga sulit dirangkul karena tidak ada
alasan bagi konsumen untuk memperhitungkan berbagai alternatif.
3. Satisfied Buyer
Satisfied Buyer adalah pembeli yang merasa puas ketika mengkonsumsi
minyak goreng kemasan Bimoli. Meskipun demikian, mungkin saja konsumen
memindahkan pembeliaanya ke merek minyak goreng kemasan yang lain dengan
menggunakan switching cost (biaya peralihan) yang tekait dengan waktu, uang,
atau resiko kinerja yang melekat degan tindakan konsumen beralih ke merek lain.
Kelompok ini disebut yang loyal terhadap biaya peralihan.
28
4. Liking The Brand
Konsumen ini adalah pembeli yang benar-benar menyukai merek minyak
goreng kemasan bermerek Bimoli. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan
emosional yang terkait pada merek. Rasa suka membeli bisa saja didasari oleh
asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan
sebelumnya yang baik dialami pribadi maupun kerabatnya ataupun disebabkan
oleh persepsi kualitas yang tinggi. Adakalanya rasa suka tersebut hanya sekedar
karena adanya hubungan dalam waktu yang lama, sehingga dapat menciptakan
suatu pengaruh.
5. Committed Buyer
Golongan ini adalah konsumen yang setia. Pada tingkatan ini salah satu
aktualisasi loyalitas konsumen ditujukkan oleh tindakan merekomendasikan dan
mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. Nilai dari konsumen yang
berkomitmen tersebut tidaklah begitu besar pada perusahaan, tetapi lebih pada
dampak terhadap orang lain dan pasar itu sendiri.
Loyalitas berasal dari pemenuhan harapan atau harapan konsumen,
sedangkan ekspektasi sendiri berasal dari pengalaman pembelian terdahulu oleh
konsumen, opini dari teman dan kerabat, janji atau informasi dari pemasar atau
pesaing. Ada alasan untuk mengembangkan hubungan jangka panjang dengan
konsumen : Biaya perolehan pelanggan baru tinggi , pelanggan yang setia
cenderung menghabiskan lebih banyak, pelanggan yang puas merekomendasikan
produk-produk jasa perusahaan dan pelanggan yang setia akan menekankan
pesaing dari pembagian pasar (Kotler dan Armstong, 2004).
29
2.4.1. Karakteristik Konsumen yang Loyal
Menurut Griffin (dalam Hurriyati, 2005), karakteristik pelanggan yang
loyal adalah :
1. Melakukan pembelian secara teratur
2. Membeli di luar lini produk atau Jasa
3. Menolak produk atau jasa lain dan kebal terhadap daya tarik pesaing
4. Menarik pelanggan baru untuk perusahaan (penciptaan prospek bagi
perusahaan) dan merekomendasikan kepada orang lain.
Konsumen yang terpuaskan dengan kualitas produk dan pelayanan yang
baik akan senang melakukan pembelian ulang dan dengan senang hati
memperkenalkan dan memberikan rekomendasi kepada pihak lain mengenai hal-
hal yang baik dari produk/jasa atau perusahaan. Orang (konsumen) yang loyal
akan tetap mau membeli kendati harga lebih mahal, bisa mengajak orang lain
untuk membeli barang tersebut, dan tidak bisa melihat brand lain, sehingga jika
suatu perusahaan memiliki konsumen yang loyal, maka banyak keuntungan yang
di dapat diperolehnya (hermawan Kartajaya dalam RA Atinawati, 2008).
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh apabila memiliki konsumen
yang loyal menurut Griffin (dalam Hurryati, 2005) antara lain adalah :
1. Mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik konsumen baru
lebih mahal
2. Mengurangi biaya transaksi, seperti biaya negoisasi kontrak, pemrosesan
pesanaan, dan lain-lain.
30
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan karena pergantian konsumen yang
lebih sedikit
4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar
perusahaan
5. Word of Mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa konsumen yang
loyal juga berarti mereka yang merasa puas
6. Mengurangi kegagalan seperti biaya pengganti.
2.5. Kerangka Pemikiran
Peningkatan jumlah penduduk dunia pada umumnya dan penduduk
Indonesia yang bertambah tiap tahunnya menyebabkan semakin tingginya tingkat
permintaan akan minyak goreng. Selain itu, minyak goreng sebagai kebutuhan
sehari-hari untuk berbagai kepentingan merupakan pasar yang potensial bagi
industri minyak goreng. Saat ini yang paling banyak beredar di pasaran dan
dikonsumsi masyarakat adalah minyak goreng literan (curah). Namun, semakin
tingginya tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan, konsumsi minyak goreng
banyak beralih dari minyak goreng curah ke minyak goreng kemasan yang dinilai
lebih higienis. Selain itu dari artikel “Pemerintah Bertekad Lenyapkan Migor
Curah pada 2015” pemerintah bersikeras minyak goreng curah harus hilang atau
lenyap dari pasaran pada 2015 dengan alasan mengurangi risiko kesehatan
konsumen. Pada 2015, minyak curah tidak lagi boleh diproduksi dan dipasarkan.
Melihat kondisi pasar dengan pangsa pasar yang menjanjikan, banyak
bermunculan merek-merek baru minyak goreng kemasan. Dengan memanfaatkan
31
kebutuhan pelanggan, merek-merek tersebut muncul dengan keunggulan masing-
masing yang berbeda satu sama lain. Hal tersebut ditujukan guna menarik
perhatian konsumen dan melakukan pembelian secara berulang terhadap merek
minyak goreng tersebut.
Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran
yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar
sasaran. Terdapat 4 alat bauran pemasaran (4 P’s), yaitu: Produk, ini merupakan
alat bauran pemasaran yang paling mendasar dimana harus mencakup kualitas,
rancangan, bentuk, merek, kemasan dan purna jual harus memberikan keunggulan
kompetitif dalam pasar global. Harga, ini juga merupakan alat bauran pemasaran
yang penting dimana nilai dari barang tersebut harus sebanding dengan nilai uang
yang dikeluarkan oleh pelanggan baik dilihat dari segi harga grosir, harga eceran,
potongan harga, atau sistem kredit. Tempat, ini adalah alat bauran pemasaran
dimana tempat penyampaian barang/jasa kepada pelanggan yang dimulai dari
tempat pengolahan, distribusi, hingga sampai ke tangan pelanggan. Promosi, ini
alat bauran pemasaran yang ke empat yang merupakan alat untuk
mengkomunikasikan produk kepada pasar sasaran.
Bimoli sebagai pioner dan market leader minyak goreng kemasan
bermerek perlu waspada terhadap damapak dari persaingan tersebut. Oleh sebab
itu, bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan
promosi harus ditingkatkan perusahaan untuk merebut pangsa pasarnya dengan
keunggulan yang ditawarkan guna mempertahankan loyalitas konsumen. Bauran
pemasaran (marketing mix) yang dilakukan oleh perusahaan akan mempengaruhi
32
kepuasan konsumen terutama tingkat loyalitas konsumen sehingga terjadi
pengulangan pembelian Bimoli.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual
Pentingnya minyak goreng pada
kehidupan sehari-hari masyarakat
Kebutuhan minyak goreng semakin
meningkat
Produk
Bauran Pemasaran
Loyalitas Konsumen
Harga Promosi Tempat/Saluran
Distribusi
Adanya strategi Pemasaran yang
dilakukan oleh PT. Indofood untuk
mempertahankan merek Bimoli
Bermunculan merek minyak goreng
yang saling bersaing di pangsa pasar
33
2.6. Hipotesis
Hipotesis yang diuji dan dibuktikan kebenarannya berdasarkan kerangka
pemikiran yang telah dikemukakan sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Bauran Pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari komponen
produk, harga, tempat dan promosi terhadap loyalitas konsumen Bimoli
adalah positif.
2. Semakin tinggi nilai (skor) bauran pemasaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan membuat tingkat loyalitas semakin tinggi, begitu juga
sebaliknya semakin kecil nilai (skor) bauran pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan akan mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen.