BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan...

20
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial Penyesuaian sosial merupakan salah satu aspek psikologis yang perlu dikembangkan dalam kehidupan individu, mencakup penyesuaian diri dengan individu lain, baik di dalam maupun di luar kelompok yang bersangkutan. Penyesuaian sosial dapat dicapai individu dengan mempelajari pola tingkah laku yang diperlukaan untuk mengubah kebiasaan sedemikian, sehingga tingkah laku tersebut cocok bagi suatu kelompok atau lingkungan sosial. Sebagai alat untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, individu memerlukan keterampilan sosial. Secara umum pengertian keterampilan sosial adalah tingkah laku yang dipelajari dan dapat diterima oleh masyarakat yang memungkinkan individu memperoleh respon positif dalam berinteraksi dengan orang lain dan menghindari terhadap respon negatif dari lingkungan individu (Cartledge dan Milburn dalam Victoria, 2001). Keterampilan sosial sangat penting di dalam penyesuaian sosial, individu yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan memiliki penyesuaian diri yang baik pula, sebaliknya individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan memiliki keterampilan sosial yang baik pula. Schloss dan Smith (1994) memfokuskan keterampilan sosial dalam 2 hal yaitu: respon keterampilan sosial yang menghasilkan, meningkatkan dan memelihara hasil yang positif dari siswa

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

10��

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Keterampilan Sosial

2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial

Penyesuaian sosial merupakan salah satu aspek psikologis yang perlu

dikembangkan dalam kehidupan individu, mencakup penyesuaian diri dengan

individu lain, baik di dalam maupun di luar kelompok yang bersangkutan.

Penyesuaian sosial dapat dicapai individu dengan mempelajari pola tingkah laku

yang diperlukaan untuk mengubah kebiasaan sedemikian, sehingga tingkah laku

tersebut cocok bagi suatu kelompok atau lingkungan sosial.

Sebagai alat untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,

individu memerlukan keterampilan sosial. Secara umum pengertian keterampilan

sosial adalah tingkah laku yang dipelajari dan dapat diterima oleh masyarakat

yang memungkinkan individu memperoleh respon positif dalam berinteraksi

dengan orang lain dan menghindari terhadap respon negatif dari lingkungan

individu (Cartledge dan Milburn dalam Victoria, 2001).

Keterampilan sosial sangat penting di dalam penyesuaian sosial, individu

yang memiliki keterampilan sosial yang baik akan memiliki penyesuaian diri yang

baik pula, sebaliknya individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan

memiliki keterampilan sosial yang baik pula. Schloss dan Smith (1994)

memfokuskan keterampilan sosial dalam 2 hal yaitu: respon keterampilan sosial

yang menghasilkan, meningkatkan dan memelihara hasil yang positif dari siswa

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

11��

dan keterampilan sosial yang meningkatkan interaksi positif antara siswa dengan

orang lain.

Mappiare (dalam Tulak, 2010) mengartikan keterampilan sosial sebagai

kemampuan individu dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat di

lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya untuk dapat diterima oleh

teman sebayanya baik sejenis kelamin atau lawan jenis agar ia memperoleh rasa

dibutuhkan dan rasa berharga. Adapun pendapat Michelson dkk (dalam Tulak,

2010) menyebutkan bahwa keterampilan sosial merupakan suatu keterampilan

yang diperoleh individu melalui proses belajar, mengenai cara-cara mengatasi atu

melakukan hubungan sosial dengan tepat dan baik. Definisi lain dikemukakan

oleh Libet dan Lewinsohn (dalam Fajar,2007) yang menjelaskan bahwa

keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan yang kompleks untuk

melakukan perbuatan yang akan diterima dan menghindari perilaku yang akan

ditolak oleh lingkungan.

Combs dan Slaby (dalam Victoria, 2001) mendefinisikan bahwa

keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam

konteks sosial dengan cara yang spisifik, yang dapat diterima oleh masyarakat,

bermanfaat secara pribadi, saling menguntungkan dan terutama bermanfaat bagi

orang lain. Sebaliknya menurut Eisler, Miller dan Hersen (1973) menunjukkan

bahwa individu yang memiliki keterampilan sosial akan bersuara lebih keras,

lebih cepat merespon orang lain, memberikan jawaban yang lebih rinci, lebih peka

dan memahami, lebih bamyak bertukar respon, lebih terbuka dalam

mengekspresikan diri dibandingkan dengan individu yang kurang memiliki

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

12��

keterampilan sosial. Bellack dan Hersen (1977) menghubungkan keterampilan

sosial sebagai alat kemampuan individu mengekspresikan perasaan positif dan

negatif dalam hubungan interpersonal tanpa harus kehilangan konsikuen dan

reinforcement sosial dalam konteks interpersonal yang lebih luas termasuk

mengatur pengiriman respon verbal maupun nonverbal secara tepat.

Philips (1978) mengemukakan suatu definisi keterampilan sosial yang

menekankan pada elemen makro dalam hubungan sosial ditinjau dari sudut

interaksi antar individu. Dia menyimpulkan bahwa seseorang dianggap memiliki

keterampilan sosial apabila seseorang dapat berkomunikasi dengan oran lain

dalam cara yang memenuhi hak, kebutuhan, kepuasan dan keperluan-keperluan

untuk hal-hal yang dapat diterima tanpa mengganggu hak-hak orang lain,

kebutuhan, kepuasan dan keperluan orang lain dan diharapkan terdapat suasana

bebas dan terbuka dalam berelasi dengan orang lain. Definisi ini mengacu pada

konsep yang lebih luas dan komplek, sebab menyangkut situasi sosial yang

bermacam-macam dan luas serta sulit diprediksi oleh individu.

Menurut Greesham dan Elliot (1987), keterampilan sosial dikaitkan

dengan penerimaan teman sebaya. Individu yang diterima dan populer diantara

teman sebaya dikatakan memiliki keterampilan sosial yang yang baik.

Keterampilan sosial juga dikaitkan pada tingkah laku khusus yang bersifat

situasional yang memaksimalkan pemeliharaan atau mengurangi hukuman/

menghentikan reinforcement tertentu pada perilaku sosial. Disamping itu

Gresham juga mengatakan bahwa keterampilan sosial adalah perilaku dalam

situasi tertentu, memprediksikan suatu hasil interaksi sosial yang penting bagi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

13��

individu yaitu penerimaan teman sebaya, popularitas, penilaian orang lain

(misalnya guru) tentang keterampilan sosial, prestasi akademik dan tingkah laku

sosial lain yang berkorelasi secara konsisten.

Pada hakekatnya keterampilan sosial adalah tingkah laku kompleks yang

terdiri atas berbagai perilaku sosial tunggal. Philips (1978) mengemukakan

keterampilan sosial pada elemen makro dalam hubungan sosial ditinjau dari sudut

interaksi antar individu. Dia menyimpulkan seseorang yang memiliki

keterampilan sosial adalah individu yang dapat berkomunikasi dengan orang lain

dengan cara yang memenuhi hak, kebutuhan, kepuasan dan keperluan-keperluan

untuk hal-hal yang dapat diterima tanpa mengganggu hak-hak, kebutuhan,

kepuasan dan keperluan-keperluan orang lain dan diharapkan terdapat suasana

bebas dan terbuka dalam berelsi dengan orang lain. Definisi ini mengacu pada

konsep keterampilan sosial yang sangat luas dan komplek, sebab menyangkut

situasi sosial yang bermacam-macam dan luas yang sulit diprediksi oleh individu.

Berdasarkan berbagai pendapat dan definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa keteramplan sosial merupakan keterampilan berinteraksi dengan orang

lain dalam konteks sosial dengan cara yang spesifik, yang dapat diterima oleh

masyarakat, bermanfaat bagi pribadi dan orang lain dan dapat dipelajari.

2.1.2. Konstruk Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial adalah konstruk psikologis yang bersifat

multidimensional. Menurut Gresham (dalam Victoria, 2001) merupakan

serangkaian tingkah laku interpersonal yang bersifat kompleks karena terdiri dari

tingkah laku interpersonal (keterampilan berbicara/percakapan, bekerjasama,

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

14��

menolong orang lain), tingkah laku yang berhubungan dengan diri sendiri

(mengekspresikan perasaan, perilaku, moral, bersikap positif terhadap diri sendiri)

serta tingkah laku yang berkaitan dengan tugas (mengikuti instruksi atau petunjuk,

kerja mandiri dan sebagainya).

Shepherd (1983) mengatakan keterampilan sosial terdiri dari 2 komponen

yaitu komponen pengetahuan dan komponen perilaku. Komponen pengetahuan

mengacu pada keterampilan berfikir yang menentukan arah tindakan yang masuk

akal dalam berbagai situasi sosial. Komponen perilaku dapat diamati dan dapat

diukur. Komponen pengetahuan merupakan komponen kognitif, bersifat covert

dan merupakan mediator bagi munculnya keterampilan sosial. Komponen kognitif

meliputi keterampilan mempersepsi dan menginterpretasi situasi sosial yang

dihadapi, serta menetukan perilaku atau tindakan yang harus dimunculkan dalam

situasi sosial yang sedang dihadapi. Komponen ini mengacu pada perilaku atau

respon-respon sosial yang terdiri dari respon verbal dan non verbal yang dapat

diamati. Philip (dalam L’Abate dan Milan,1985), mengatakan bahwa konsep

keterampilan sosial sangat luas dan kompleks, karena menekankan elemen makro

dalam hubungan sosial ditinjau dari sudut interaksi antar individu serta

menyangkut situasi sosial yang bermacam-macam dan luas yang sulit diprediksi

oleh individu.

Dalam perkembangannya, Marlowe (1986) mengatakan bahwa

keterampilan sosial merupakan subkonstruk dari kecerdasan sosial. Ada 4

subkonstruk dari kecerdasan sosial yaitu minat sosial (social interest), kemauan

individu untuk berperilaku sosial (social self-efficacy), empati dan keterampilan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

15��

sosial (social skill). Social interest berhubungan dengan minat atau kemauan

individu untuk menaruh perhatian (concern) pada orang lain. Social self-efficacy

berkaitan dengan kemauan individu untuk berperilaku sosial sebagaimana

diharapkan. Empathy skill berkaitan dengan kemampuan individu untuk

memahami perasaan dan pikiran orang lain. Social skill mengacu pada

kemampuan individu untuk menunjukkan perilaku-perilaku sosialnya dalam

bentuk perilaku yang dapat diamati. Menurut Marlowe, konstruk keterampilan

sosial merupakan bagian dari kecerdasan sosial (berakar dari pendapat Thorndike

tentang kecerdasan sosial,1920), lebih mengacu pada perilaku tampak/over dalam

berelasi dengan orang lain, serupa dengan pendapat Shepherd.

Riggio (1986) berpendapat lain mengenai konstruk keterampialn sosial

yang terdiri dari sejumlah subkonstruk. Keterampilan sosial terdiri atas 2 domain

yaitu domain emosi dan domain sosial. Domain emosi terdiri dari 3 kategori yaitu

ekspresi emosi, kepekaan emosi dan kontrol emosi. Domain sosial terdiri dari 3

kategori yang akhirnya berkembang menjadi 4 kategori yaitu ekspresi sosial,

kepekaan sosial, kontrol sosial dan manipulasi sosial. Emotioanal expressive

(ekspresi emosi) adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara non verbal,

khusus dalam mengirimkan pesan-pesan emosional termasuk mengekspresikan

kondisi perasaan, sikap dan orientasi personalnya. Emotional sensitivy (kepekaan

emosi) mengacu pada keterampilan untuk menerima dan menginterpretasikan

komunikasi non verbal, termasuk sikap dan keyakinan orang lain. Individu yang

mempunyai kepekaan emosi dikatakan sebagai individu yang memiliki

kemampuan untuk mengempati kondisi orang lain. Keterampilan ini ditandai

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

16��

dengan adanya keterampilan memperhatikan dan keterampilan dengan

menginterpretasikan sinyal-sinyal emosional orang lain. Emotional control

(kontrol emosi) adalah kemampuan untuk mengontrol dan mengatur penampakan

emosi (emotional display), termasuk kemampuan untuk menunjukkan dan

menyembunyikan perasaan tertentu dalam bentuk “topeng”. Social expressivity

(ekspresi sosial) mengacu pada kemampuan verbal seseorang dalam

mengekspresikan dirinya, misalnya hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan. Orang

yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam ekspresi sosial biasanya terampil

dalam memulai, mengarahkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dalam berbagai

topik. Social sensitivity (kepekaan sosial) adalah kemampuan untuk menerima dan

menginterpretasikan komunikasi verbal orang lain serta sensitif dan memahami

norma-norma yang berkenaan dengan perilaku sosial yang tepat. Social control

(kontrol sosial) juga ditunjukkan dengan kemampuan mengarahkan dan

memimpin komunikasi dalam suatu interaksi sosial. Kontrol sosial meliputi juga

kemampuan bermain peran, kemampuan mengatur dan mengontrol perilaku

verbal. Social manipulation (manipulasi sosial) menunjukkan kemampuan

individu untuk memanipulasi orang lain atau mengubah situasi untuk

mendapatkan suatu hasil dari kontak sosial. Sebagai contoh, sesorang memikul

kesalahan atau tanggunga jawab untuk melindungi orang lain (sikap berkorban

untuk orang lain).

Dalam penelitian ini, pengukuran keterampilan sosial mengacu pada

konstruk keterampilan sosial menurut Riggio (1986) yang terdiri atas 2 domain

yaitu domain emosi dan domain sosial. Domain emosi terdiri dari 3 kategori yaitu

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

17��

ekspresi emosi, kepekaan emosi dan kontrol emosi. Domain sosial terdiri dari 3

kategori yang akhirnya berkembang menjadi 4 kategori yaitu ekspresi sosial,

kepekaan sosial, kontrol sosial dan manipulasi sosial.

2.2. Bimbingan Kelompok

2.2.1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Tohirin (2007) menyebutkan bahwa definisi bimbingan

kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu (siswa) melalui

kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok meruapakan sarana untuk

menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat

mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri(dalam

Winkel dan Sri Hastuti,2004).

Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan

kepada individu dalam situasi kelompok untuk mencegah timbulnya masalah dan

mengembangkan potensi siswa (Romlah, 2001). Shertzer dan Stone (dalam

Romlah, 2001) mendefinisikan bimbingan kelompok adalah kegiatan layanan dari

guru pembimbing untuk membantu siswa agar dapat mengambil keputusan yang

tepat berkenaan dengan permasalahan tertentu, serta mencegah berkembangnya

masalah atau kesulitan pada diri klien dengan melalui kegiatan pemberian

informasi yang berisi perkembangan pemahaman diri dan pemahaman mengenai

orang lain sehingga mereka dapat mengembangkan diri semaksimal mungkin,

lebih mengenal diri dan dapat menyesuaikan diri. Bimbingan kelompok adalah

salah satu jenis layanan bimbingan yang dilakukan untuk membantu konseli agar

mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat,

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

18��

dan nilai-nilai yang dianutnya yang dilaksanakan dalam situasi kelompok

(Romlah, 2001).

Menurut Dewa Ketut Sukardi (2008) menyatakan hal yang sama mengenai

bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah

peserta didik secara bersama-samamemperoleh berbagai bahan dari narasumber

tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang

kehidupannya sehari-hari baik individu atau pelajar, anggota kelompok dan

masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

2.2.2.Tujuan Bimbingan Kelompok

Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti

(2004) adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial

masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama dalam

kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu

bimbingan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta

didik. Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini bersifat umum

(common problem) dan tidak rahasia.

Sementara itu, tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Tohirin (

2007 ) dikelompokkan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan umum.

Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan

kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi perserta

layanan ( siswa ).

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

19��

b. Tujuan khusus.

Secara lebih khusus layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong

pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang

perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu peningkatan kemampuan

berkomunikasi baik verbal maupun non verbal para siswa.

2.2.3.Manfaat bimbingan kelompok

Winkel dan Sri Hastuti (2004) menyebutkan manfaat layanan bimbingan

kelompok antara lain:

1. Mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa

2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa.

3. Siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi.

4. Siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering

menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama.

5. Dapat lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri bila berada dalam

kelompok dan diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama.

6. Bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh

seorang teman daripada yang dikemukakan oleh seorang konselor.

Manfaat bimbingan kelompok menurut Dewa Ketut Sukardi (2008), yaitu :

1. Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan membicarakan berbagai

hal yang terjadi disekitarnya

2. Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang berbagai hal

yang mereka bicarakan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

20��

3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan lingkungan mereka

yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam kelompok

4. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap

yang buruk dan dukungan terhadap yang baik

5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk membuahkan hasil

sebagaimana yang mereka programkan semula

2.3. Tahap-tahap layanan bimbingan kelompok

Jenis layanan bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan dalam

penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dengan kelompok tugas.

Dalam kelompok tugas, topik masalahnya adalah “topik tugas” yaitu topik atau

masalah yang datangnya dari pemimpin kelompok yang ditugaskan kepada para

peserta unutk membahasnya.

a. Tahap pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap pemasukan

diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini, pada umumnya para

anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun

harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian maupun

seluruh anggota kelompok. Dalam tahap pembentukan ini pemimpin kelompok

hendaknya memunculkan dirinya sehingga tertangkap oleh para anggota sebagai

orang yang benar-benar bisa dan bersedia membantu para anggota kelompok

mencapai tujuan mereka. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pembentukan ini

adalah:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

21��

1) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok dalam

rangka pelayanan bimbingan dan konseling.

2) Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok.

3) Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri.

4) Teknik khusus

5) Permainan penghangatan/pengakraban.

b. Tahap peralihan

Tahap peralihan ini merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan ketiga.

Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar, artinya para

anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap ketiga dengan penuh

kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga jembatan itu ditempuh dengan

susah payah, artinya para anggota kelompok enggan memasuki tahap kegiatan

kelompok yang sebenarnya, yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini

pemimpin kelompok, dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para

anggota meniti jembatan itu dengan selamat. Adapun yang dilaksanakan dalam

tahap ini yaitu:

1. Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya;

2. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan

pada tahap selanjutnya;

3. Membahas suasana yang terjadi;

4. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota;

5. Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

c. Tahap kegiatan.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

22��

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang

menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut

perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. Tahap ini

merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun keberhasilan tahap

ini tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Dalam tahap ini, hubungan

antar anggota kelompok harus tumbuh dengan baik. Saling tukar pengalaman

dalam bidang suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian, dan

pembukaan diri berlangsung dengan bebas. Dinamika kelompok dalam tahap

kegiatan ini harus diperhatikan secara seksama oleh pemimpin kelompok.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1) Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik. Masalah yang

diangkat dalam kegiatan bimbingan kelompok ini adalah masalah yang sifatnya

umum.

2) Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum

jelas yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan pemimpin

kelompok.

3) Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas. Para

peserta melakukan pembahasan tanpa secara khusus menyangkutpautkan isi

pembicaraannya itu kepada peserta tertentu.

4) Kegiatan selingan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

23��

d. Tahap pengakhiran

Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap ketiga, kegiatan kelompok

ini kemudian menurun dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatannya

pada saat yang tepat. Pokok perhatian utama dalam tahap ini adalah bukan pada

berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh

kelompok itu ketika menghentikan pertemuan. Ketika kelompok memasuki tahap

pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan

penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan menerapkan hal-hal

yang telah mereka pelajari pada kehidupan nyata mereka. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap pengakhiran ini adalah:

1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

2) Pemimpin dan anggota kelompok mengemukkan kesan dan hasil-hasil kegiatan.

3) Membahas kegiatan lanjutan.

4) Mengemukakan pesan dan harapan.

2.4. Teknik-teknik bimbingan kelompok

Menurut Romlah (2001) ada beberapa teknik yang biasa digunakan dalam

pelaksanaan bimbingan kelompok, antara lain : pemberian informasi atau

ekspositori, diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), penciptaan

suasana kekeluargaan (homeroom) , permainan peranan, karyawisata, dan

permainan simulasi. Dari berbagai teknik di atas, teknik yang dipakai dalam

penelitian ini antara lain:

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

24��

a) Teknik pemberian informasi

Teknik pemberian informasi sering disebut juga dengan metode ceramah,

yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok

pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup 3 hal, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Pada tahap perencanaan, ada tiga langkah yang harus dilaksanakan, yaitu :

(a) merumuskan tujuan apa yang hendak dicapai dengan pemberian informasi itu,

(b) menentukan bahan yang akan diberikan berupa fakta, konsep atau generalisasi,

dan (c) menentukan dan memilih contoh-contoh yang tepat sesuai dengan bahan

yang diberikan.

Pada tahap pelaksanaan, penyajian materi disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dicapai. Tahap terakhir dari pemberian informasi adalah mengadakan

penilaian apakah tujuan sudah tercapai atau belum. Penilaian dapat dilakukan

secara lisan dengan menanyakan pendapat siswa mengenai materi yang

diterimanya, tetapi juga dapat dilakukan secara tertulis baik dengan tes subjektif

ataupun objektif.

Teknik pemberian informasi mempunyai keuntungan-keuntungan dan

kelemahan-kelemahan tertentu. Beberapa keuntungan dari teknik pemberian

informasi antara lain: (a) dapat melayani banyak orang, (b) tidak membutuhkan

banyak waktu, sehingga efisien, (c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas, (d)

mudah dilaksanakan bila dibanding dengan teknik lain. Sedangkan kelemahannya

adalah: (a) sering dilaksanakan secara monolog, sehingga membosankan, (b)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

25��

individu yang mendengarkan kurang aktif, (c) memerlukan keterampilan

berbicara, supaya penjelasan menjadi menarik.

b) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga

orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk

memperjelas suatu persoalan, di bawah pimpinan seorang pemimpin. Di dalam

melaksanakan bimbingan kelompok, diskusi kelompok tidak hanya untuk

memecahkan masalah, tetapi juga untuk mencerahkan persoalan, serta untuk

mengembangkan pribadi.

Dinkmeyer dan Muro (Tatiek Romlah,2001) menyebutkan tiga macam

tujuan diskusi yaitu: (a) untuk mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri

(self) , (b) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (c) untuk mengmbngkan

pandangan baru mengenai hubungan antar manusia. Pelaksanaan diskusi meliputi

tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan peilaian. Pada tahap

perencanaan fasilitator/pemimpin melaksanakan lima hal, yaitu: (a) merumuskan

tujuan diskusi, (b) menentukan jenis diskusi, (c) melihat pengalaman dan

perkembangan siswa, (d) memperhitungkan waktu yang telah tersedia, (e)

mengemukakan hasil yang diharapkan dari diskusi.

Dalam diskusi kelompok ini ada keuntungan dan kelemahan. Adapun keuntungan

diskusi kelompok antara lain: (a) membuat angota kelompok lebih aktif karena

tiap anggota mendapatkan kesempatan untuk berbicara, (b) anggota kelompok

dapat saling bertukar pengalaman, (c) anggota kelompok belajar mendengarkan

dengan baik apa yang dikatakan anggota kelompok lain, (e) memberi kesempatan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

26��

pada anggota untuk belajar menjadi pemimpin. Selain keuntungan tersebut,

diskusi kelompok juga mempunyai kelemaha-kelemahan, antara lain: (a) dapat

menjadi salah arah apabila pemimpin kelompok tidak melaksanakan fungsi

kepemimpinannya dengan baik, (b) ada kemungkinan diskusi dikuasai oleh

individu-individu tertentu, (c) membutuhan banyak tempat dan waktu agak luas.

c) Permainan Peranan (Role Playing)

Menurut Bennet (Romlah,2001) permainan peranan adalah suatu alat

belajar yang menggambarkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-

pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-

situasi yang pararel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya.

Bannet menyebutkan ada dua macam permainan peranan, yaitu

sosiodrama dan psikodrama:

1) Sosidrama

Sosiodarama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk

memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia.

Langkah-langkah pelaksanaan sosidrama adalah sebagai berikut:

1. Persiapan. Pemimpin kelompok mengemukakan masalah dan temaa yang akan

disosiodramakan, dan tujuan permainan.

2. Membuat skenario sosidrama

3. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya. Kelompok penonton

adalah anggota kelompok lain yang tidak ikut menjadi pemain, tugasnya adalah

untuk mengobservasi pelaksanaan permainan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

27��

4. Melaksanakan sosiodrama. Dalam permainan ini diharapkan terjadi identifikasi

antara pemain dan penontondengan peran-peran yang dimainkannya.

5. Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai

pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tangggapan-tanggapan

penonton.

6. Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah perlu diadakan

permainan ulang atau tidak.

2) Psikodrma

Menurut Corey (Romlah,2001) psikodrama merupakan permainan yang

dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang

lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan

kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan

terhadap dirinya.

Langkah pelaksanaan psikodrama terdiri dari tiga tahap, yaitu persiapan,

pelaksanaan dan diskusi atau tahap berbagi pendapat dan perasaan. Tahap

persiapan dilakukan untuk memotivasi anggota kelompok agar mereka siap

berpartisispasi secara aktif dalam permainan, dan menciptakan perasaan sama dan

saling percaya antar kelompok. Tahap pelaksanaan terdiri dari kegiatan dimana

pemain utama dan pemain pembantu memperagakan permainannya. Dengan

bantuan pemimpin kelompok dan anggota kelompok lain. Tahap diskusi atau

tahap bertukar pendapat dan kesan, para anggota kelompok diminta untuk

memberikan tanggapan dan sumbangan pikiran terhadap permainan yang

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

28��

dilakukan pemain utama. Tahap diskusi ini penting karena merupakan rangkaian

proses perubahan perilaku pemeran utama kearah keseimbangan pribadi.

2.5. Hasil penelitian yang terkait dengan bimbingan kelompok

Hasil penelitian Sulistiana(2011) yang berjudul “ Meningkatkan

Keterampilan Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana Tahun Pelajaran 2009/2010” yang menemukan

bahwatingkat keterampilan sosial siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan

kelompok tergolong dalam kategori rendah dengan persentase 61,2% Setelah

mendapatkan layanan bimbingan kelompok meningkat menjadi 75,9% dalam

kategori tinggi. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 24%.

Hasil penelitianYuanita DwiKrisphianti (2011) yang berjudul

“Kemanjuran Teknik Psikodrama Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial

Siswa Akselerasi Di SMA” yang menemukan bahwa permainan peran psikodrama

manjur untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa akselerasi di SMA yang

ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan

post test yang telah diberikan.

Hasil penelitian Mustabiqotul Choeriyah (2011) yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hubungan Sosial antar Teman Sebaya Melalui Layanan Bimbingan

Kelompok pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Wonopringgo Pekalongan” yang

menemukan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan hubungan

sosial antar teman sebaya siswa kelas VIII SMP Islam Wonopringgo Pekalongan.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keterampilan Sosialrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1690/3/T1_132007075_BAB II.pdfKeterampilan Sosial 2.1.1. Pengertian Keterampilan Sosial ... dalam

29��

2.6. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Ho: “ Layanan bimbingan kelompok tidak efektif dalam meningkatkan

keterampilan sosial siswa kelas VII G SMP 9 Salatiga tahun ajaran 2011/2012 ”

H1 “ Layanan bimbingan kelompok efektif dalam meningkatkan keterampilan

sosial siswa kelas VII G SMP 9 Salatiga tahun ajaran 2011/2012 ”