BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion )...

45
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Medis 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan merupakanpertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai aterm (Manuaba IGB, 2010; h. 75). Kehamilan adalah dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saefudin AB, 2008; h. 89) sedangkan menurut prawirohardjo (2008;h.213) kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah proses alamiah (bukan patologis) dan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin sejak dari konsepsi sampai aterm. 11 Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Transcript of BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion )...

Page 1: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakanpertumbuhan dan perkembangan janin

intrauterin mulai sejak konsepsi sampai aterm (Manuaba IGB, 2010; h.

75).

Kehamilan adalah dimulainya dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saefudin AB, 2008; h. 89)

sedangkan menurut prawirohardjo (2008;h.213) kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu

ke-28 hingga ke-40).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah

proses alamiah (bukan patologis) dan pertumbuhan dan perkembangan

janin intrauterin sejak dari konsepsi sampai aterm.

111

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 2: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

12

b. Fisiologi Kehamilan

Konsepsi merupakan pertemuan antara sperma dan sel telur yang

menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian

yang meliputi pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (

pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi dan embrio di

dalam uterus.

Setiap bulan satu ovum atau kadang – kadang lebih menjadi

matur, dengan sebuah penjamu mengelilingi sel pendukung. Saat

ovulasi ovum keluar dari volikel ovarium yang pecah. Ovum tidak dapat

berjalan sendiri. Kadar ekstrogen yang tinggi meningkatkan gerakan

uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat menangkap ovum dan

menggerakannya sepanjang tuba menuju rongga rahim. Ovum dianggap

subur selama 24 jam setelah ovulasi.

Terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sel mani dan sel

telur disebut penghamilan ( fertilisasi ). Fertilisasi terjadi di ampula tuba

dan syarat dari setiap kehamilan adalah harus ada spermatozoa, ovum,

pembuahan ovum ( konsepsi ) dan nidasi hasil konsepsi.

Dengan adanya fertilisasi inti ovum segera berubah menjadi

prenukleus betina, sementara spermatozoon setelah melepaskan

ekornya berubah menjadi pronukleus jantan. Kedua pronukleus ini

akhirnya melebur ditengah – tengah sitoplasma sel telur dan terjadilah

zigot, sebuah sel tunggal, awal sebuah kehidupan baru makhluk

manusia (kusmiyati Y, 2009; h. 33).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 3: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

13

c. Perubahan Fisiologis dan Psikologi pada Kehamilan

1) Perubahan pada system reproduksi

a) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk

menerima dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta,

amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan

yang luar biasa untuk bertambah besar dan cepat selama

kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam

beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak

hamil uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau

kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, cairan amnion

rata – rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l

bahkan dapat mencapai 20 l atau lebih dengan berat rata – rata

1100 gr (Prawirohardjo S, 2008; h.175).

b) Indung Telur (Ovarium)

Ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luterum

gravidarum sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada

usia kehamilan 16 minggu (Manuaba IGB, 2010; h. 92).

c) Vagina dan Vulva

Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina

vulva, vagina dan vulva terlihat merah atau kebiruan. Warna livid

pada vagina dan porsio servick disebut tanda Chadwick

(Manuaba IGB, 2010; h. 92).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 4: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

14

2) Perubahan Pada Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.

Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh saat

kehamilan yaitu estrogen, progesterone dan somatotropin.

Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

a) Payudara menjadi lebih besar

b) Areola payudara makin hiperpigmentasi

c) Glandula Montgomery makin tampak

d) Pengeluaran ASI belu berlangsung karena prolaktin belum

berfungsi karena hambatan PIH (Prolakting Inhibiting

Hormone)untuk mengeluarkan ASI.

e) Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga

pembuatan ASI dapat berlangsung(Manuaba IGB, 2010; h 92-

93).

3) Perubahan pada organ dan system lainnya

a) Sistem Sirkulasi Darah

(1) Volume Darah

Volume dalam semakin meningkat dimana jumlah serum

darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga

terjadi pengenceran darah.

(2) Sel Darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim.

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 5: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

15

(3) Protein darah

Jumlah protein, albumin dan glamaglobin menurun

dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada

akhir kehamilan. Betaglobulindan fibrinogen terus meningkat.

(4) Jantung

Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat

dan perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi

vaskular sistemik. Selain itu juga terjadi peningkatan denyut

jantung. Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus

akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika

berada dalam posisi terlentang. Penekanan kava inferior ini

akan mengurangi darah balik vena ke jantung.

Volume darah akan meningkat secara progresif mulai

minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada

minggu ke- 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu

tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45 %.

Penambahan volume darah ini sebagian besar berupa

plasma dan eritrosit ( Prawiroharjo S, 2008 ; h, 182-183 ).

b) Sistem Pernafasan

Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan

pendek nafas hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah

diafragma akibat pembesaran rahim, dan terjadinya desakan

rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat karena ibu hamil selalu

bernafas lebih dalam adalah pernafasan dada (Manuaba IGB,

2010; h.93).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 6: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

16

c) Saluran Pencernaan

Karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung

meningkat yang dapat menyebabkan:

(1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva)

(2) Daerah lambung terasa panas

(3) Terjadi mual dan sakit atau pusing kepala terutamapagi hari

(4) Muntah berlebihan

(5) Muntah

(6) Progesterone menimbulkan gerak usus makin berkurang

dan dapat menyebabkan obstipasi (Manuaba IGB, 2010; h.

93-94).

d) Tulang dan Gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena

ligament-ligamen melunak. Juga terjadi sakit pelebaran pada

ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat

memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium materialpada

tulang-tulang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan. Bila

konsumsikalsium cukup tinggi tidak akan kehilangan kalsium.

e) Kulit

Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi

(1) Muka: cholasma gravidarum

(2) Payudara : puting susu dan areola payudara

(3) Perut: linea nigra, striae

(4) Vulva

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 7: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

17

f) Traktus Urinarius

Karena pengaruh desakan hamilmuda turunnya kepala

bayipada hamil tua gangguan tersebut menimbulkan bentuk

sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh. Pada proses filtrasi glomerulus bertambah

sekitar 69-70%. Pada kehamilan, ureter membesar untuk dapat

menampung banyaknya pembentukan urine terutama pada

ureter kanan karena peristaltic. Ureter terhambat karena

pengaruh progesterone (Manuaba IGB, 2010; h. 94).

g) Perubahan Metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama

kehamilan berasal dari ekstraseluler. Diperkirakan selama

kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Pada trimestr

ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan

menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara

pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan

menambah berat badan perminggu masing – masing sebesar

0,5 kg dan 0,3 kg (Prawirohardjo S, 2008; h.180).

2. Abortus

a. Pengertian Abortus

Abortus spontan merupakan kehilangan kehamilan pada usia

<20 minggu atau janin dengan berat <500 gram. Abortus dini terjadi

usia 12 minggu; sedangkan abortus tahap akhir (late abortions) terjadi

antara minggu ke-12 dan ke-20 (Sinclair C, 2010; h. 75).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 8: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

18

Abortus merupakan terminasi kehamilan secara alami dengan

keluarnya produk kontrasepsi saat usia kehamilan kurang dari 20

minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Kriebs JM, 2010; h.

247).Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu

atau buah kehamilan belummampu untuk hidup di luar kandungan

(Prawirohardjo S, 2008; h.145).

Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu

hidup di luar kandung kandungan dengan berat badan kurang dari 1000

gram atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba IGB, 2010;

h.287).

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan,

dimana janin belum mampu hidup diluar rahim (belum viabele); dengan

kriteria usia kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gram

(Achadiat C, 2004; h.26).

Abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan

20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir

selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu, maka

istilahnya adalah kelahiran prematur (Sujiatini dkk, 2009; h.22).

b. Klasifikasi

Abortus dibedakan menjadi beberapa kelompok diantaranya:

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 9: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

19

1) Abortus spontan

Yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-

faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh

faktor-faktor alamiah (HK Joseph,2011;h. 86).

Abortus Spontan terdiri atas :

a) Abortus Imminens

Perdarahan pervaginam tanpa pengeluaran hasil

konsepsi. Keberadaan kram menyebabkan rasa tidak nyaman,

perdarahan biasanya mulai terjadi 2 minggu setelah kehamilan

berhenti berkembang (Sinclair C, 2010; h.76).

b) Abortus Insipiens (Inevitable Abortion)

Perdarahan pervaginam (atau kehilangan cairan amnion)

terjadi disertai dilatasi servik, dengan atau tanpa nyeri abdomen

(Sinclair C, 2010; h.76).

c) Abortus Inkomplet

Pegeluaran hasil konsepsi yang tidak lengkap/ekspulsi

parsial dari hasil konsepsi. Fetus biasanya sudah keluar namun

terjadi retensi plasenta, sebagian atau seluruhnya di dalam

uterus, dan perdarahan masih berlangsung (HK Joseph, 2011;

h.91).

d) Abortus komplit

Abortus komplit merupakan seluruh hasil konsepsi telah

dikeluarkan, sehingga tidak memerlukan suatu tindakan

(Manuaba IGB, 2010;h.294).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 10: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

20

e) Missed Abortion (Keguguran Tersembunyi)

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah

meninggal dalam kandungan sebelum 20 minggu dan hasil

konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan

(Prawirohardjo S, 2008; h. 470).

f) Abortus Rehabitualis (Keguguran Berulang)

Abortus Habitualis adalah dimana penderita mengalami

abortus spontan berturut-turut 3 kali atau lebih. Abortus spontan

terjadi dalam 10% kehamilan dan abortus habitualis 3,6-9,8 %

dari abortus spontan (HK Joshep, 2011; h.96).

2) Abortus provakatus

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-

obatan maupun alat-alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :

a) Abortus medisinalis (abortus therapeutic)

Adalah karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila

kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu

(berdasarkan indikasi medis) (Sastrawinata, 2005;h. 2).

b) Abortus kriminalis

Adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis

yang sah atau oleh orang yang tidak berwenang dan dilarang

oleh hukum atau dilakukan oleh yang tidak berwenang

(Sastrawinata, 2005;h. 2).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 11: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

21

3. Abortus imminens

a. Pengertian abortus imminens

Abortus imminens adalah perdarahan pervaginam pada umur

kehamilan <20 minggu.dan terjadi ancaman proses keguguran, namun

produk kehamilan belum keluar (HK Joseph, 2011;h. 86) sedangkan

Menurut Achadiat (2004;h.26) Abortus imminens adalah proses awal

dari suatu keguguran, yang ditandai dengan perdarahan pervaginam,

sementara ostium uteri eksternum masih tertutup dan janin masih baik

intrauterine.

Abortus imminens merupakan perdarahan per vaginam tanpa

pengeluaran hasil konsepsi. Keadaan kram menyebabkan rasa tidak

nyaman. Perdarahan biasanya terjadi 2 minggu setelah kehamilan

berhenti berkembang (Sinclair, 2010;h. 76).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa abortus imminens

adalah perdarahan pervaginam yang terjadi pada trimester pertama

atau umur kehamilan <20 minggu yang dapat berlanjut dan

mengancam kehamilan tetapi masih ada harapan untuk

mempertahankannya.

b. Etiologi Abortus Imminens

Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara

pasti, tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut;

1) Faktor pertumbuhan hasil konsepsi

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan

kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 12: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

22

konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat

terjadi karena:

(a) Faktor kromosom

Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk

kromosom seks.

(b) Faktor lingkungan endometrium

Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil

konsepsi. Apabila kehamilan terjadi pada usia kurang 20 tahun

dan usia lebih dari 35 tahun, akan menyebabkan terjadinya

abortus (Manuaba IGB, 2010;h. 288).

2) Kelainan pada plasenta

Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta

tidak dapat berfungsi. Gangguan pembuluh darah plasenta,

diantaranya pada diabetus millitus. Hipertensi juga dapat

menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta hingga

menimbulkan keguguran (Manuaba IGB, 2010; h. 289).

3) Kelainan yang terdapat dalam rahim

Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai

keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri. Keadaan ini dapat

menggangu hasil konsepsi yang menyebabkan terjadinya abortus

(Manaba IGB, 2010; h. 289).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 13: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

23

c. Faktor Predisposisi

1) Faktor dari luar

Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan

pertumbuhan hasil konsepsi terganggu (Manuaba IGB, 2010;

h.288).

2) Faktor ibu

a) Umur

Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir yang dapat

ditanyakan ataupun dapat dilihat dari kartu pemeriksaan

kesehatan yang lainnya, dimana risiko abortus disebabkan oleh

ibu yang usianya kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

(Matondang S, 2009; h.5).

b) Penyakit ibu

Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi

pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan melalui

plasenta:

(1) Hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan

gangguan perdarahan pada plasenta sehingga

menyebabkan terjadinya keguguran (Manuaba IGB, 2010; h.

335).

(2) Pneumonia

Penyakit radang paru-paru (pneumonia) dapat terjadi

saat hamil. Pneumonia saat kehamilan memiliki gejala suhu

tubuh tinggi dan gangguan pernafasaan yang mengganggu

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 14: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

24

pertukaran CO2 dan O2 sehingga membahayakan

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sampai

dapat terjadi keguguran (Manuaba IGB, 2010; h. 337).

(3) Sifilis

Penyebab penyakit ini adalah treponema pallidum yang

dapat menembus plasenta setelah usia kehamilan 16

minggu. Pengaruhnya terhadap kehamilan menebabkan

kematian dalam rahim/keguguran (Manuaba IGB, 2010; h.

338).

(4) Malaria

Pemecahan sel darah merah dapat menyebabkan

terjadinya anemia sehingga menggangu penyaluran

pertukaran nutrisi ke arah janin dan menimbulkan gangguan

perkembangan dan pertumbuhan janin yang dapat

mengakibatkan terjadinya keguguran (Manuaba IGB, 2010;

h. 339).

(5) Toksoplasmosis

Infeksi ini disebabkan oleh toksoplasmosis gondii yang

bersumber dari kucing, tikus dan peliharaan lainnya, dapat

menular kepada manusia dengan gejala klinisnya adalah

demam, kelenjar limfe membengkak dan terjadi abses.

Pengaruhnya terhadap kehamilan dapat menimbulkan

kekguguran (Manuaba IGB, 2010; h. 340).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 15: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

25

3) Pola kebutuhan sehari-hari

a) Nutrisi

Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan

yang tidak diinginkan oleh ibu hamil, karena kekurangan nutrisi

dapat memyebabkan anemia dan juga abortus (Sulistyawati A,

2011; h. 169).

b) Aktivitas

Perlu dikaji aktifitas sehari-hari pasien karena data ini

memberikan gambaran tentang seberapa berat aktifitas yang

biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan pasien terlalu

berat dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa hamil.

Dan semakin dikurangi apabila ada riwayat infertilitas dan hamil

dengn perdarahan (Sulistyawati A, 2010; h. 170).

c) Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,

karena ibu hamil yang mempunyai pekerjaan yang berat/bekerja

kasar mempunyai resiko keguguran. Bagitu pula pada ibu yang

bekerja pada lahan pekerja yang mempunyai efek radiasi

sehingga menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu

(Manuaba, 2010; h.120).

d) Pola seksual

Ditanyakan untuk mengetahui kapan terakhir ibu melakukan

hubungan seksual dengan suami, ibu hamil dengan mioma

uteri dapat mengganggu hasil konsepsi yang menyebabkan

terjadinya abortus (Manuaba IGB, 2010; h. 289).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 16: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

26

d. Patofisiologi Abortus Imminens

Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya

sebagian atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan

perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2 (Manuaba IGB,

2010; h. 289). Keguguran biasanya disertai oleh perdarahan ke dalam

desidua basalis dan nekrosis di jaringan dekat tempat perdarahan.

Ovum menjadi terlepas, dan hal ini memicu kontraksi uterus yang

menyebabkan ekspulsi. Apabila kantung dibuka, biasanya dijumpai

janin kecil yang mengalami maserasi dan dikelilingi oleh cairan, atau

mungkin tidak tampak janin di dalam kantung dan disebut blighted

ovum(Cunningham;2006.h.951). pengeluaran tersebut dapat terjadi

spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang

menyebabkan berbagai penyulit (Manuaba IGB, 2010; h. 289).

e. Tanda dan Gejala

Seorang wanita hamil diduga mengalami abortus imminens

apabila dijumpai tanda dan gejala sebagai berikut:

1) Nyeri abdomen dalam beberapa jam hingga hari setelah vaginal

spotting. Nyeri biasanya terletak di anterior dan berirama seperti

pada persalinan biasa, serangan nyeri pinggang bawah persisten

disertai perasaan tekanan pada panggul, atau bisa berupa nyeri

tumpul pada daerah simpisis pubis yang disertai nyeri tekan

didaerah uterus (HK Joseph, 2011.h. 86).

2) Perdarahan sedikit/bercak, berwarna merah segar atau coklat

kadang disertai rasa mulas/kontraksi

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 17: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

27

3) Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan

4) hasil tes kehamilan positif (+) (Maryunani A, 2009; h. 20).

5) Pada pemeriksaan Palpasi: tinggi fundus uteri sesuai dengan usia

kehamilan (Saifudin AB, 2008; h. 146).

6) Kram abdomen bagian bawah atau sakit pinggang normal dan

dapat terjadi terus menerus untuk beberapa hari sampai 2 minggu

(marmi dkk, 2011; h. 57).

f. Pemeriksaan ginekologi

Untuk memastikan ostium uteri eksternum (OUE) tertutup dan

gestational sac (GS) masih utuh sehingga tidak ada cairan amnion

ataupun jaringan yang keluar (HK.Joseph, 2011; h.86).

g. Pemeriksaan penunjang

1) Laboratorium

(a) Tes kehamilan

Tes kehamilan pada wanita hamil dengan abortus imminens

positif, menandakan janin masih hidup, bahkan sampai dengan

2-3 minggu setelah abortus.

(b) Kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu dalam

keadaan anemia atau tidak. Karena perdarahan yang terus

menerus akan menyebabkan banyak kehilangan darah

sehingga menyebabkan anemia. Kadar Hb normal pada wanita

hamil adalah 11 gr% (Manuaba IGB, 2010; h. 289).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 18: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

28

2) Ultrasonografi (USG)

USG kehamilan untuk mendeteksi adanya GS (kantong

amnion, keadaan janin) dan pertumbuhan dan perkembangan janin

serta DJJyang ada di dalam rahim (HK Joseph, 201; h. 87).

3) Pemeriksaan Inspekulo

Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat dan mengetahui

ada tidaknya pembukaan pada portio dengan menggunakan

spekulum cocor bebek (Prawirohardjo S, 2007; h. 146).

h. Komplikasi

1) Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari

sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah

(Sujiyatini dkk, 2009; h.31).

2) Infeksi

Infeksi dalam uterus dapat terjadi dalam setiap abortus, hal

ini berhubungan erat dengan abortus yang tidak aman (Sujiyatini

dkk, 2009; h.31).

3) Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok

hemoragik) dank karena infeksi berat (syok endoseptik) (Sujiyatini

dkk, 2009; h.31).

4) Gangguan Pertumbuhan dalam rahim (intra uterine growth

retardatiaon).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 19: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

29

Dengan adanya perdarahan pada daerah implantasi hasil

konsepsi, hal ini dapat mengganggu suplai nutrisi yang dibutuhkan

untuk perkembangan janin (Sastrawinata, 2005; h. 5).

5) Abortus inkomplit dan abortus kompletus

Jika perdarahan pada abortus imminens berlangsung lama

dan mules yang disertai pembukaan servik maka dapat teradi

abortus inkompletus dan kompletus (Sastrawinata, 2005; h. 5).

i. Penatalaksaanaan Abortus Imminens

1) Penanganan

a) Istirahat total ditempat tidur (dengan istirahat dapat

meningkatkan aliran darah ke rahim dan mengurangi rangsngan

mekanis) (Manuaba, 2010; h. 293).

b) Bersihkan vulva minimal 2 kali sehari untuk mencegah infeksi

terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat (Maryunani A,

2009; h. 21).

c) Anjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang

berlebihan atau hubungan seksual (Saefudin AB, 2008; h. 149).

d) Bila perdarahan:

(1) Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian

ulang bila terjadi perdarahan lagi

(2) Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG).

Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain

(hamil ektopik/mola)

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 20: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

30

(3) Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas,

pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil

pemeriksaan ginekologik (Manuaba, 2010; h.149).

e) Obat-obatan yang diberikan:

(1) Penanganan: Fenobarbital 3 x 30 mg

(2) Anti-perdarahan: Adona, Transamin

(3) Vitamin B kompleks, Hormon progesteron

(4) Penguat plasenta: Gestanan, Duphastan

(5) Anti-kontraksi rahim: Duvadilan, papaverin.

f) Evaluasi

(1) Jumlah dan lama perdarahan

(2) Tes kehamilan dapat diulangi

(3) Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut

dan pemeriksaan ultrasonografi (Manuaba, 2010; h. 293).

B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari

pengkajian analisa data, diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi (PP IBI, 2006; h. 126).

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai

kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa

persalinan, nifas bayi setelah lahir serta keluarga berencana (PP IBI, 2006; h.

126).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 21: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

31

Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang

dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat

diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan ini berubah sesuai

dengan kebutuhan klien.

Adapun penerapan 7 langkah varney tersebut yaitu:

1. Tinjauan manajemen kebidanan varney

Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan

dan setiap langkah disempurnakan secara periodik yaitu:

a. Langkah I : Pengumpulan data dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yag akurat

dan lengkap dari semua sumber yag berkaitan dengan kondisi klien

yang meliputi data subyektif dan data objektif (Eatiwidani D, 2008; h.

134).

b. Langkah II : Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau

masaalah berdasarkan interpretasi data-data yang telah dikumpulkan

sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik

(Eatiwidani D, 2008; h. 134).

c. Langkah II : Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi,dan membutuhkan antisipasi bila memungkinkan

dilakukan pencegahan (Estiwidani D, 2008; h. 135).

d. Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan terhadap

tindakan segera untuk melakukan konsultasi dan kolaborasi

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 22: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

32

Mengidentifikasi perklunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota

tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan

periodik atau kunjungan perinatal saja tetapi juga selama wanita

tersebut bersama bidan terus-menerus (Estiwidani D, 2008; h. 136).

e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan secara menyeluruh dengan

tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah–

langkah sebelumnya (Estiwidani D; 2008. h. 137).

f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima yang dilaksanakan secara efesien

dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau

bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-

langkah tersebut benar-benar terlaksana (Estiwidani D, 2008; h. 138).

g. Langkah VII : Evaluasi tindakan

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 23: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

33

dianggep efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya

(Estiwidani D, 2008; h. 138).

2. Tinjauan asuhan kebidanan dengan abortus imminens

a. Langkah I : Pengkajian (pengumpulan data)

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat

dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

yang meliputi data subjektif dan data objektif (Estiwidani D, 2008; h.

134).

A. Data Subjektif

1. Identitas Klien

a. Nama

Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus

jelas dan lengkap: nama depan, nama tengah ( bila ada ),

nama keluarga, dan nama panggilan akrabnya (Matondang

S, 2009; h.5).

b. Umur

Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir

yang dapat ditanyakan ataupun dapat dilihat dari kartu

pemeriksaan kesehatan yang lainnya, dimana risiko abortus

disebabkan oleh ibu yang usianya kurang dari 20 tahun dan

lebih dari 35 tahun (Matondang S, 2009; h.5).

c. Agama

Data tentang agama juga memantapkan identitas,

disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan

penyakit sering berhubungan dengan agama. Kebiasaan,

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 24: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

34

kepercayaan dan tradisi dapat menunjang namun tidak

jarang dapat menghambat perilaku hidup sehat. Beberapa

penyakit juga mempunyai predileksi rasial tertentu

(Matondang S,2009; h.6).

d. Pendidikan

Selain sebagai tambahan identitas, informasi

tentang pendidikan, dapat mengakuratkan data yang akan

diperoleh serta dapat ditentukan pola pendekatan dalam

anamnesis (Matondang S,2009; h.6).

e. Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karena ibu hamil yang mempunyai pekerjaan

yang berat/bekerja kasar mempunyai resiko keguguran.

Bagitu pula pada ibu yang bekerja pada lahan pekerja yang

mempunyai efek radiasi sehingga menyebabkan

pertumbuhan hasil konsepsi terganggu (Manuaba, 2010;

h.120).

f. Alamat

Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas

dan lengkap dengan nomer rumah, nama jalan, RT, RW,

kelurahan dan kecamatan serta bila ada nomer telponnya.

Kejelasan alamat keluarga ini amat diperlukan agar

sewaktu-waktu dapat dihubungi, disamping itu setelah

pasien pulang mungkin diperlukan kunjungan rumah

(Matondang S, 2009; h.6).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 25: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

35

2. Keluhan utama

Keluhan utama dikaji tentang perdarahan

banyak/sedikit, warnanya merah segar atau coklat dan nyeri

karena kontraksi tidak/tidak sama sekali(Matondang S, 2009; h.

6-7).

3. Riwayat kesehatan

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya riwayat penyakit akut, kronis yang dapat mempengaruhi

kehamilan.Penyakit yang pernah diderita sebelumnya perlu

diketahui seperti hipertensi, pneumonia, sifilis, malaria,

toksoplasmosis, karena dapat menyebabkan gangguan

peredaran darah plasenta hingga menimbulkan keguguran

(Manuaba IGB, 2010; h. 335).

4. Riwayat Obstetrik

a. Riwayat menstruasi

Pengkajian terutama difokuskan pada HPHT (hari pertama

haid terakhir) untuk dapat menentukan umur kehamilan

untuk mendeteksi sedini mungkin adanya gangguan

pertumbuhan janinyang bisa menyebabkan abortus dan hari

perkiraan kelahiran (HPL) (Kriebs JM, 2010; h. 248).

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Dikaji kehamilan, persalinan, nifas yang lalu tujuannya

untuk mengetahui adakah komplikasi atau tidak, jika pada

kehamilan lalu ditanyakan pernah abortus, merupakan

indikasinya terjadi abortus kembali. Sedangkan multigravida

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 26: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

36

merupakan faktor terbesar terjadinya abortus dibandingkan

dengan primigravida (Fraser D,2009;h.274). Wanita dengan

abortus spontan tiga kali atau lebih beresiko lebih besar

mengalami kelahiran preterm, plasenta previa, mioma uteri

presentasi bokong, dan malformasi janin pada kehamilan

berikutnya (Cunningham, 2006; h. 965).

c. Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat kehamilan perlu dikaji sudah melakukan tes

kehamilan, kapan dilakukan, kapan mulai perdarahan,

jumlah perdarahan, dan warnanya bagaimana (Kriebs JM,

2010; h. 248).

5. Status perkawinan

Kehamilan yang tidak diinginkan biasanya banyak dialmi

oleh remaja yang dikarenakan seks pernikahan atau seks

bebas. Pada kehamilan yang diluar nikah dan yang tidak

diinginkan kemungkinan orangtuanya akan single perents. Dan

apa bila terjadi pernikahan biasanya pernikahan tersebut akan

bermasalah dengan beban perasaan tidak nyaman, stres

dihantui rasa malu, merasa bersalah, depresi, pesimis, dan lain

–lain (Cunningham, 2006; h. 951).

6. Riwayat KB

Faktor yang meningkatkan risiko abortus pada

kehamilan yaitu masihterpasangnya IUD pada uterus (Kriebs

JM, 2010; h. 248).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 27: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

37

7. Pola kebutuhan sehari-hari

a. Pola nutrisi

Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat

menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan oleh ibu hamil,

karena kekurangan nutrisi dapat memyebabkan anemia dan

juga abortus (Sulistyawati A, 2011; h. 169).

b. Pola aktivitas

Kita perlu mengkaji aktifitas sehari-hari pasien karena

data ini memberikan gambaran tentang seberapa berat

aktifitas yang biasa dilakukan pasien dirumah. Jika kegiatan

pasien terlalu berat dikhawatirkan dapat menimbulkan

penyulit masa hamil. Dan semakin dikurangi apabila ada

riwayat infertilitas dan hamil dengn perdarahan (Sulistyawati

A, 2010; h. 170).

c. Pola istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. Dengan

istirahat yang teratur dapat meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin(Sulistyawati A, 2010; h. 170).

d. Pola seksual

Ditanyakan untuk mengetahui kapan ibu melakukan

hubungan seksual dengan suami, ibu hamil dengan mioma

uteri dapat mengganggu hasil konsepsi yang menyebabkan

terjadinya abortus (Manuaba IGB, 2010; h. 289).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 28: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

38

8. Data Psikososial dan kultural

a. Psikososial

Psikososial dikaji untuk mengetahui sejauh mana

respon terhadap suami dan keluarga dan ibu dalam

menghadapi suatu masalah dalam proses kehamilan.

Dengan adanya dukungan dari suami dan keluarga secara

langsung dapat menciptakan situasi serta kondisi yang

nyaman dan tenang untuk ibu, dan ibi tersebut akan

merasakan aman, serta nyaman juga akan lebih semangat

dalam memenuhi gizi untuk kehamilannya yang akan

berakibat baik pada pertumbuhan dan perkembangan

janin. Hal yang paling penting adanya penyebab terjadinya

abortus adalah pengaruh gizi pada saat hamil.

b. Kultural

Pada pasien atau klien yang biasa merokok dan

mengkonsumsi alkohol selama 8 minggu saat kehamilan

dapat menyebabkan resiko terjadinya abortus spontan

(Cunningham,2006;h. 954).

9. Data pengetahuan ibu

Dikaji untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu

tentang kehamilannya dan pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim.

10. Lingkungan yang berpengaruh

Pada lingkungan yang terdapat bukti bahwa arsen, timbal,

benzea dan otilen oksida dapat menyebabkan abortus

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 29: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

39

(Cunningham, 2006; h. 954). Dan pada lingkungan yang

berpengaruh pada hewan kucing, tikus, dan peliharaan yang

lain melalui makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan

cacat congenital berat, persalinan prematur, dan juga sampai

terjadinya abortus (Manuaba IGB, 2010; h. 340).

B. Data Objektif

1. Keadaan umum

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran

pasien kita dimulai melakukan pengkajian tingkat kesadaran

mulai keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai

koma yang disebabkan karena adanya perdarahan(Sulistyawati

A, 2009; h. 172-173).

2. Tanda vital

a. Tekanan darah

Penentuan tekanan darah ( TD ) sangat penting

pada masa hamil karena peningkatan TD dapat

membahayakan kehidupan ibu dan bayi, pada kehamilan

normal TD sedikit menurun sejak minggu ke-8. Kondisi ini

menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai

kembali ke TD sebelum hamil ( Wheeler L, 2004; h. 72).

b. Nadi

Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama

masa hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut per menit

(dpm). Pada ibu hamil dengan abortus imminens terjadi

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 30: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

40

peningkatan tekanan darah dan mempengaruhi fungsi

nadinya yang disebabkan karena kekurangan banyak

darah(Wheeler, 2004; h. 73).

c. Respirasi

Frekuensi pernafasan selama hamil berkisar antara

16-24 kali per menit (mitayani,2011;h.5). Respirasi

berfungsi untuk mengetahui pernafasan ibu masih normal

atau tidak. Ibu hamil dengan abortus imminens dapat

meningkat (Matondang, 2009; h. 30).

3. Berat badan

Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk

membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita

hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat

karena dapat malnutrisi sehingga terjadi gangguan

pertumbuhan janin (Wheeler L, 2004; h. 71).

4. Tinggi badan

Menurut (Mufdlilah, 2009; h. 15) tinggi badan diukur pada saat

kunjungan pertama. Perhatikan kemungkinan adanya panggul

sempit (terutama pada ibu yang pendek). Tubuh yang pendek

dapat menjadi indikator gangguan genetik. Jika tubuh klien

lebih pendek daripada tubuh anggota keluarga yang lain atau

tinggi badannya melebihi dua deviasi standar dibawah rerata,

konsul dengan konselor genetic tentang perlunya evaluasi

sindrom Turner (Wheeler L, 2004; h. 71).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 31: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

41

5. LILA

Pengukuran dangan cm, lingkar lengan atas normalnya lebih

dari 23,5 cm. Jika kurang dari 23,5 cm, menandakan status ibu

hamil kurang dan dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan janin yang menyebabkan terjadinya abortus

(Kriebs JM, 2010; h. 249).

6. Status present

a. Kepala

Kepala di kaji untuk mengetahui bentuk kepala dan

benjolan di kepala (Varney H, 2007; h. 35).

b. Rambut

Inspeksi dan palpasi rambut dan perhatikan jumlah,

distribusi dan teksturnya (Varney H, 2007; h. 35).

c. Muka

Dikaji untuk mengetahui apakah muka tampak pucat atau

tidak yang disebabkan oleh anemia (Manuaba IGB, 2010;

h. 289).

d. Mata

Pemeriksaan mata meliputi bentuk kesimetrisannya,

penglihatan kabur atau tidak, warna kantong konjungtiva

bawah, warna sclera, edema kelopak mata (Varney H,

2007; h. 36). Untuk mengetahui apakah konjungtiva pucat

atau tidak, pada abortus karena perdarahan yang lama

maka akan mngalami anemia yang ditandai dengan

konjungtiva pucat (Manuaba IGB, 2010; h. 289).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 32: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

42

e. Hidung

Pemeriksaan hidung dikaji untuk mengetahui

kebersihannya, ada polip atau tidak (Varney H, 2007; h.

36).

f. Leher

Untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid dan

kelenjar limfe (Varney H, 2007; h. 37).

g. Abdomen

Untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi atau

tidak, karena pada ibu hamil yang mempunyai riwayat

operasi pada bagian abdomen kemungkinan untuk

persalinan dilakukan operasi juga (Varney H, 2007; h. 38).

h. Genetalia

Untuk mengetahui apakah ada oedem dan varices atau

tidak, dan di temukan perdarahan dalam jumlah sedilkit

(Kriebs JM, 2010;h. 249).

i. Ekstremitas

Untuk mengetahui kondisi ekstremitas atas dan bawah

apakah berfungsi dengan baik atau tidak, apakah ada

oedem, apakah adavarices, apakah ada sianosis

(Sulistyawati A, 2011; h.176).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 33: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

43

7. Status Obstetrikus

a. Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakand

dengan menggunakan indra pengelihatan (Kriebs JM,

20010; h. 249).

1) Genetalia

Ditemukan perdarahan pervaginam dalam jumlah sedikit

(Kriebs JM, 2010; h. 249).

b. Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik observasi yang menggunakan

indra peraba.

1) Abdomen

Pada abortus imminens disertai kontraksi uterus dan

ada nyeri tekan (Kriebs JM, 2010; h. 249).

2) Tinggi fundus uteri

Tinggi fundus uteri pada abortus imminens sesuai

dengan umur kehamilan.

c. Pemeriksaan dalam

Terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis

servikalis masih tertutup dan dapat dirasakan kontraksi otot

rahim (Kriebs JM, 2010; h. 250).

8. Pemeriksaan penunjang

a. USG

Dengan melakukan pemeriksaan USG dapat diketahui

keadaan janin, pada abortus imminens ditemukan janin

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 34: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

44

masih hidup, menandakan janin masih bisa untuk

dipertahankan (Sastrawinata, 2004; h. 6).

b. Laboratorium

1) Tes kehamilan

Tes kehamilan pada wanita hamil dengan abortus

imminens dihasilkan positif, ini menandakan janin

masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus

(Sujiyatini dkk, 2009; h. 31).

2) Kadar Haemoglobin

Kadar haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu

dalam keadaan anemia atau tidak.Karena perdarahan

yang terus menerus akan menyebabkan banyak

kehingan darah sehingga menyebabkan anemia.Kadar

Hb normalnya pada wanita hamil adalah 11 gr %

(Kriebs JM, 2010; h. 250).

c. Pemeriksaan inspekulo

Dengan menggunakan spekulum cocor bebek untuk

melihat keadaan dinding vagina dan portio (Prawirohardjo

S, 2007; h. 146).

b. Langkah II: Interpretasi Data

Langkah kedua bermula dari data dasar : menginterpretasia data untuk

kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosisi serta kebutuhan

keperawatan kesehatan yang di identifikasi khusus (Varney H, 2007;

h.27)

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 35: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

45

1. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan pada abortus terdiri dari nama, umur, gravida,

para, abortus, umur kehamilan, dan keadaan kehamilan yaitu

dengan abortus imminens.

Contoh :

Ny. ... umur ... tahun G...P..A...hamil ... minggu, dengan

abortus imminens.

Data dasar :

a. Data Subjektif

- Ibu mengatakan bernama .... dan berumur .... tahun.

- Ibu mengatakan sedang hamil yang ke .... pernah

melahirkan .... kali dan pernah keguguran .... kali.

- Umur kehamilan HPHT (hari pertama haid terakhir) untuk

dapat menentukan umur kehamilan dan HPL dengan rumus

(+7 – 3 +1) (Varney H, 2007; h. 524)

- Ibu mengatakan mengeluarkan darah dari kemaluannya,

jumlah sedikit dan disertai rasa nyeri ringan pada perut

bagian bawah.

b. Data Objektif

1) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum, kesadaran composmentis sampai dengan

syok/koma pada kasus abortus imminens (Sulistyawati,

2011; h. 174-175).

2) Inspeksi

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 36: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

46

Pada genetalia ditemukan pengeluaran pervaginam yaitu

jumlah darah yang keluar sedikit.

3) Pemeriksaan dalam

Pemeriksaan dalam terdapat perdarhan dari kanalis

servikalis, kanalis servikalis masih menutup, dapat

dirasakan kontraksi otot rahim dan besar uterus sesuai

dengan umur kehamilan (Sastrawinata, 2004; h. 6).

4) Pemeriksaan laboratorium

Tes kehamilan hasilnya positif (+)

5) Pemeriksaan USG

Ditemukan janin yang ada dalam rahim masih hidup

6) Pemeriksaan inspekulo

Ditemukan servik masih menutup.

7) Palpasi

Dijumpai besarnya rahim sama dengan umur

kehamilannya dan terjadi adanya kontraksi otot rahim.

2. Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan keadaan yang

sedang dialami oleh pasien tesebut. Masalah sering berhubungan

dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap

diagnosanya (Sulistyawati A, 2011; h. 178).

Psikologis: kecemasan terhadap keadaan yang dialami pasien saat

ini adalah perdarahan.

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 37: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

47

c. Diagnosa Potensial

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau diagnosis

masalah lain berdasarkan beberapa masalah dan diagnosis saat ini

berkenaan dengan tindakan antisipasi, pencegahan jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh, dan persiapan

tehadap semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini langkah

yang sangat penting dalam member perawatan kesehatan yang aman.

(Varney H, 2007; h.27).

1. Anemia: perdarahan yang terus menerus akan menyebabkan

pasien kehilangan banyak darah, sehingga akan mempengaruhi

kadar hemoglobin dalam darah. Dan jika kadar hemoglobin

berkurang maka akan menyebabkan anemia (Manuaba IGB, 2010;

h. 289)

2. Infeksi: infeksi dapat membawa risiko bagi janin yang sedang

berkembang didalam rahim karena terjadinya perdaraahan

yangmenyebabkan abortus yang dapat menyebabkan infeksi pada

janin (Sastrawinata, 2004; h. 2).

3. Abortus inkomplit dan abortus kompletus

Jika perdarahan pada abortus imminens berlangsung lama dan

mules yang disertai pembukaan servik maka dapat teradi abortus

inkompletus dan kompletus (Sastrawinata, 2005; h. 5).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 38: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

48

d. Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Seger atau Kolaborasi dan

Konsultasi

Langkah keempat mencerminkan sifat kesinambungan proses

penatalaksanaan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan

primeratau kunjungan prenatal periodik, tatpi juga saat bidan

melakukan perawatan berkelanjutan bagi wanita tersebut. Data baru

yang diperoleh terus dikaji dan kemudian dievaluasi. Beberapa data

mengindikasikan situasi kedaruratan yang mengharuskan bidan

mengambil tindakan secara cepat untuk mempertahankan nyawa ibu

dan bayinya (Varney H, 2007; h.27).

Antisipasi yang perlu dilakukan adalah

1. Pada keadaan gawat darurat karena kekurangan darah, maka

dapat dipsang infus dan tranfusi darah untuk mengurangi terjadinya

kekurangan darah dan anemia serta untuk memulihkan keadaan

umum.

2. Antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi yang terjadi didalam

rahim.

3. Anti perdarahan: Adona dan transamin, untuk mengurangi

terjadinya perdarahan.

4. Anti kontraksi rahim: Duvadilan dan papaverin, untuk mengurangi

kontraksi agar tidak terjadi pembukaan servik sehingga kehamilan

bisa dipertahankan (Manuaba IGB, 2010; h. 293).

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 39: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

49

e. Perencanaan

Langkah kelima, mengembangkan sebuah rencana keperawatan yang

meyeluruh, ditentukan dengan mengacu pada hasil langkah

sebelumnya. Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau

diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat

diantisipasi serta perawatan kesehatan yang dibutuhkan (Varney H,

2007; h.27).

Rencana ini meliputi:

1. Pantau KU dengan menilai keadaan ibu secara umum, pantau

TTV dengan mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi,

pantau PPV dan kontraksi dengan menilai jumlah perdarahan

banyak atau sedikit, nyeri, dan lamanya perdarahan.

2. Beri penjelasan pada ibu mengenai konsidi kehamilannya saat ini,

agar ibu mengetahui bagaimana kesehatan ibu dan janin yang ada

didalam rahim.

3. Anjurkan ibu untuk istirahat total, karena dengan istirahat dapat

meningkatkan aliran darah dan mengurangi rangsangan mekanis

dalam tubuh.

4. Beri dukungan kepada ibu dan suami untuk mengurangi rasa

cemas (Manuaba IGB, 2010; h. 293).

5. Pemberian nutrisi untuk mencegah terjadinya anemia yang dapat

menyebabkan abortus dan sebagai penambah cairan yang hilang

karena kehilangan banyak darah (Sulistyawati A, 2011; h. 169).

6. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi

lebih lanjut (Manuaba IGB, 2010; h. 293)

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 40: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

50

f. Pelaksanaan

Pada langkah pelaksanaan asuhan kebidanan dengan abortus

imminens sesuai dengan rencana asuhan menyeluruh seperti asuhan

kebidanan pada langkah diatas secara efisien dan aman.

1. Memantau KU dengan menilai keadaan ibu secara umum, pantau

TTV dengan mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi,

pantau PPV dan kontraksi dengan menilai jumlah perdarahan

banyak atau sedikit, nyeri, dan lamanya perdarahan.

2. Memberi penjelasan pada ibu mengenai konsidi kehamilannya

saat ini, bahwa ibu dalam keadaan baik.

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat total, karena dengan istirahat

dapat meningkatkan aliran darah dan mengurangi rangsangan

mekanis dalam tubuh.

4. Memberikan dukungan kepada ibu dan suami untuk mengurangi

rasa cemas yang dialami ibu saat ini yaitu keadaan kehamilan ibu

kurang baik karena mengalami keguguran tetapi kemungkinan

besar dapat diperbaiki dengan beberapa terapi (Manuaba IGB,

2010; h. 293).

5. Memberikan nutrisi untuk mencegah terjadinya anemia yang dapat

menyebabkan abortus dan sebagai penambah cairan karena

kehilangan banyak darah (Sulistyawati A, 2011; h. 169).

6. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian

terapi gestanan dan dupghastan untuk memperkuat rahim.

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 41: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

51

g. Evaluasi

Evaluasi merupakan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yaitu jika

ibu masih mengalami perdarahan berlangsung lama dan terus

menerus dan juga mules yang disertai adanya pembukaan servik maka

akan dapat terjadi abortus incomlet dan komplet sehingga dapat

dilakukan curretage untuk mengeluarkan janin.

C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan

1. Peran, fungsi dan kompetensi bidan

a. Peran bidan

1) Peran sebagai pelaksana

Bidan sebagai pelaksana berperan memberikan pelayanan

dasar dan asuhan kebidanan pada anak remaja, wanita pra nikah,

ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita,

wanita subur dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause

secara mandiri, kolaborasi ataupun secara ketergantungan

merujuk.

2) Peran sebagai pengelola

Bidan sebagai pengelola berperan dalam mengembangkan

pelayanan dasar kesehatan dan berpartisipasi dalam tim untuk

melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah

kerjanya dengan melibatkan peran serta masyarakat dank lien.

3) Peran sebagai pendidik

Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 42: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

52

penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang

berhubungan dengan pihak terkait KIA

4) Peran sebagai peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang

kesehatan, baik secara mandiri maupun kelompok (PP IBI, 2006;

h.114 – 123).

b. Fungsi bidan

1) Fungsi mandiri

Bidan menerapkan manajemen kebidanan pada setiap

asuhan kebidanan yang diberikan pada wanita pranikah dan

remaja, ibu hamil normal, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas,

wanita usia subur, yang memerlukan pelayanan KB (Keluarga

Berencana) wanita dengan gangguan sistem reproduksi, wanita

dalam masa klimakterium dan menopause secara mandiri.

2) Fungsi kolaborasi

Bidan menerapkan manajemen kebidanan pada setiap

asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dan memberikan

pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan

tindakan. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi.

3) Fungsi ketergantungan/merujuk

Bidan menerapkan manajemen bidan pada setiap asuhan

kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan

resiko tinggi, masa persalinan dengan penyulit tertentu, masa nifas

dengan penyakit tertentu, bayi baru lahir dengan kelainan tertentu

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 43: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

53

pada anak balita dengan kelainan tertentu dengan melibatkan

klien/keluarga.

c. Kompetensi bidan

kompetensi bidan merupakan kemampuan yang meliputi

pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh

seseorang didan dalam melaksanakan praktek kebidanan secara

aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan

kebidanan (50 tahun IBI,2006).

2. Standar pelayanan kebidanan

Standar 3: Identifikasi ibu hamil

Pernyataan standar:

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berintegrasi dengan masyarakat

secara berkala untuk memberikan dan memotivasi ibu, suami dan anggota

keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini

dan secara teratur.

Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Pernyataan standar:

Bidan sedikitnya memberikan 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan

meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk

menilai apakah perkembangan berlangsung denga normal.

Standar 5: Palpasi abdomen

Pernyataan standar:

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan

palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan bila usia kehamilan

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 44: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

54

bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, kepala sudah masuk

panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1464/Menkes/PER/X/2010. Dalam

praktek kebidanan harus sesuai dengan permenkes No.

1464/Menkes/PER/X/2010 dimana dalam kasus abortus imminens yang

diambil oleh penulis di RSUD Kebumen mengikuti peraturan yang ada pada

No. 1464/Menkes/PER/X/2010, yaitu:

Tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan

yang meliputi :

a. Pelayanan Kesehatan Ibu

b. Pelayanan kesehatan anak, dan

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 10

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf

a, diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa

nifas, masa menyususi, dan masa antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat 1

meliputi:

a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil

b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c) Pelayanan persalinan normal

d) Pelayanan ibu nifas normal

e) Pelayanan ibu menyusui, dan

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013

Page 45: BAB II - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1959/3/Nurul Inayati Dewi BAB II.pdf · amnion ) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

55

f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

(3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berwenang untuk :

a) Episiotomy

b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c) Penanganan kegawat-daruratan dilanjutkan dengan perujukan.

d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f) Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu

eksklusif

g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum.

h) Penyuluhan dan konseling

i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j) Pemberian surat keterangan kematian, dan

k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin.

Asuhan Kebidanan Ibu..., Nurul Inayati Dewi, Kebidanan DIII UMP, 2013