BAB II Ekonomi Makro

22
BAB II Perhitungan Pendapatan Nasional Disusun Oleh : Ade Kusniawati Jumarti Lilik Nur Arifah

description

Ekonomi Makro

Transcript of BAB II Ekonomi Makro

PowerPoint Template

BAB IIPerhitungan Pendapatan NasionalDisusun Oleh : Ade Kusniawati Jumarti Lilik Nur Arifahsalah satu satu indicator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional yang dihasilkan suatu perekonomian pada suatu periode tertentu, besar output nasional dapat menunjukan beberapa hal penting dalam suatu perekonomian.

1. besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang beberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang, kemampuan kewirausahawanan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.

2. besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktifitas dan tingkat kemakmuran suatu Negara. Alat ukur yang disepakati tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional perkapita.

3. besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah structural(medasar) yang dihadapi suatu perekonomian.jika sebagian besar output nasional dinikmati sebagian kecil penduduk,maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan dengan distribusi pendapatanya

Istilah yang sering dipakai untuk pendapatan nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).

1. Produk dan jasa akhir,dalam pengertian barang dan jasa yang dihitung dalam PDB adalah barang dan jasa yang digunakan pemakai terakhir (untuk konsumsi).

2. Harga pasar,yang menunjukan bahwa nilai output nasinal tersebut dihitung berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang bersangkutan.

3. Faktor-faktor produksi yang bersangkutan,dalam arti perhitungan PDB tidak mempertimbangkan asal faktor produksi (milik perekonomian atau milikasing) yang digunakan dalam menghasilkan output.

1.Siklus Aliran Pendapatan (Circular Flow ) dan Interaksi Antar Pasar

a. Siklus Aliran Pendapatan Siklus aliran pendapatan (circular Flow) adalah sebuah penggambaran bagaimana interaksi antara para pelaku ekonomi menghasilkan pendapatan yang digunakan sebagai pengeluaran dalam upaya memaksimalkan nilai kegunaan (utility) masing-masing pelaku ekonomi.

Model Circular Flow membagi perekonomian menjadi empat sector :1. Sektor Rumah Tangga ( Households Sector )2. Sektor Perusahaan ( Firms Sector ) 3.Sektor Pemerintah ( Government Sector )4. Sektor Luar negeri ( Foreign Sector )

B. Tiga Pasar Utama (Three Basic Markets)

Pasar pasar yang begitu banyak dikelompokan menjadi tiga pasar utama (three basic market):

Pasar Barang dan Jasa (Goods and Service Market )

Pasar Tenaga Kerja ( Labour Market )

3. Pasar Uang dan Modal (money and Capital Market)

2.Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

a. metode output (Output Approach) atau Metode produksi menurut metode ini,PDB adalah total output (produksi)yang dihasilkan oleh suatu perekonomia.Ccara perhitungan dalam praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi bebrapa sektor produksi (indrustril origin).NT = NO NIDimana :NT = nilai tambahNO = nilai outputNI = nilai input antara Dari persamaan diatas bahwa sebenarnya dapat dikatakan bahwa proses produksi merupakan proses menciptakan atau meningkatkan nilai tambah.aktivitas produksi yang baik adalah aktivitas yang menghasilkan NT > 0. dengan demikian besarnya PDB adalah : nPDB = NT i=1dimana :I = sektor produksi ke 1,2,3,,n

b. Metode Pendapatan (Income Approach)

Metode pendapatan memandang nilai output perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Hubungan antara tingkat output dengan faktor-faktor produksi yang digunakan digambarkan dalam fungsi produksi sederhana di bawah ini.

Q = f(L, K, U, E)

di mana :

Q= outputL= tenaga kerjaK= barang modalU= uang / financialE= kemampuan entrepreneur atau kewirausahaan

Persamaan diatas menunjukkan bahwa untuk memproduksi output dibutuhkan input berupa tenaga kerja, barang modal, dan uang / financial.

Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang / asset financial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan. Total balas jasa atas seluruh factor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).

PN = w + i + r +

di mana :

w= upah / gajii= pendapatan bungar= pendapatan sewa = keuntungan

C. Metode Pengeluaran (Expenditure Approach)

Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan nilai total pengeluaran dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada beberapa jenis pengeluaran agregat dalam perekonomian :1. Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)2. Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)3. Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)4. Ekspor Neto (Net Export)

Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah nilai total lima jenis pengeluaran tersebut :

PDB = C + G + I + (X-M)

di mana :C= konsumsi rumah tanggaG= konsumsi pemerintahI= PMTDBX= eksporM= impor

3. Beberapa Pengertian Dasar Tentang Perhitungan Agregatif

Beberapa pengertian yang harus dipelajari berkaitandengan hal tersebut adalah :

Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product ) Produk Nasional Bruto ( Gross National Product ) Produk Nasional Neto ( Net National Product ) Pendapatan Nasional ( National Income ) Pendapatan Personal ( Personal Income ) Pendapatan Personal Disposabel ( Disposable Personal Income )

Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product )Produk Domestic Bruto menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut. Semua faktor produksi yang beralokasi dalam perekonomian tersebut output-nya diperhitungkan dalam PDB. Akibatnya, PDB kurang memberikan gambaran tentang berapa sebenarnya output yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian domestik.

Produk Nasional Bruto ( Gross National Product ) Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik perekonomian disebut sebagai Produk Nasional Bruto.Jika pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian dinotasikan sebagai PFLN sedangkan pendapatan faktor-faktor produksi perekonomian yang ada dalam negeri dinotasikan sebagai PFDN, maka :PNB = PDB PFLN + PFDN Selisih antara PFLN dengan PFDN adalah pendapatan faktor produksi neto ( PFPN ) atau net factor income from abroad. Dengan demikian dapat juga dikatakan :PNB = PDB + PFPN Jika PFPN bernilai negatif, artinya pembayaran terhadap pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi domestic yang digunakan oleh perekonomian luar negeri. Produk Nasional Neto ( Net National Product )Untuk memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal ( capital goods ). Itulah sebabnya sektor perusahaan ( dunia usaha ) harus melakukan investasi. Tujuan investasi tersebut adalah mengganti barang modal yang sudah aus ( usang ) dan menambah stok baranag modal yang sudah ada.

Pendapatan Nasional ( National Income )Ketika membahas output nasional dengan metode pendapatan, telah dikatakan bahwa Pendapatan Nasional ( PN ) merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan. Angka PN dapat diturunkan dari angka PNN. Untuk mendapatkan angka PN dari PNN, kita harus mengurangi pnn dengan angka pajak tidak langsung ( PTL ) dan menambahkan angka subsidi ( S ).PN = PNN PTL + S

Pendapatan Personal ( Personal income )Pendapatan Personal ( PP ) adalah bagian pendapatan nasional yang merupakan hak individu-individu dalam perekonomian, sebagai balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses produksi.PP = PN LTB PAS + PIGK + PNBJ Pendapatan Personal Disposabel ( Disposable Personal Income )Yang dimaksud dengan pendapatan personal disposable ( PPD ) adalah pendapatan personal yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai konsumsinya maupun untuk ditabung. Besarnya adalah pendapatan personal dikurangi pajak atas pendapatan personal ( PAP ) atau personal taxes.Dari Produk Domestik Bruto sampai ke Pendapatan Personal Disposabel dapat diringkaskan sebagai berikut.C + G + I + (X M)=Produk Domestik Bruto ( PDB )Ditambah:Pendapatan Faktor Produksi Domestik Yang Ada diLuar NegeriDikurang: Pembayaran Faktor Produksi Luar Negeri Yang Ada di Dalam Negeri_______________________________________________________=Produk Nasional Bruto ( PNB )Dikurang:Penyusutan_______________________________________________________=Produk Nasional Neto ( PNN )Dikurang:Pajak Tidak LangsungDitambah:Subsidi_______________________________________________________=Pendapatan Nasional ( PN )Dikurang:Laba DitahanDikurang:Pembayaran Asuransi SosialDitambah:Pendapatan Bunga Personal dari Pemerintah dan KonsumenDitambah:Penerimaan Bukan Balas Jasa_______________________________________________________=Pendapatan PersonalDikurang:Pajak Pendapatan Personal_______________________________________________________=Pendapatan Personal Disposabel

4. PDB Harga Berlaku dan Harga KonstanNilai PDB suatu periode tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga barang yangdiproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan. PDB 2002 adalah hasil perkalian natara hargabarang tahun 2002 dengan jumlah barang yang diproduksi tahun 2000. Misalnya, dalamperekonomian yang hanya memproduksi satu jenis produk, yaitu baju. Selama tahun 2002diproduksi sebanyak 1.000 potong baju. Bila harga jual per potong Rp.120,00, maka PDB 2000besarnya adalah Rp.120.000,00.Untuk memperoleh PDB harga konstan, kita harus menentukan tahun dasar (based year), yang merupakan tahun di mana perekonomian berada dalam kondisi baik/stabil. Harga barang pada tahun tersebut kita gunakan sebagai harga konstan. Dalam kasus di atas, bila kondisi tahun 2001 dianggap sebagai kondisi yang relative baik, maka harga baju tahun 2001 digunakan sebagai harga dasar. Dengan demikian nilai PDB 2002 berdasarkan harga konstan 1999 adalah :PDB2002= Q2002 xP2001 = 1.000 x Rp 80,00 = Rp 80.000,00Dari perhitungan di atas, dengan menghilangkan pengaruh inflasi karena menggunakan harga konstan, segera terlihat bahwa output 2000 ternyata lebih sedikit daripada output 1999. Nilai PDB 2000 ini disebut sebagai PDB rill(riel GDP). Sedangkan nilai PDB 2000 sebesar Rp 120.000,00 (yang dihirung atas harga berlaku) disebut sebagai PDB nominal. Secara umum hubungan antara PDB rill dengan PDB nominal dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan di bawah ini.

PDB rill = PDB nominal/Deflatordi mana : Deflator = (Harga tahun t : Harga tahun t-1) x 100%Dalam kasus di atas, nilai deflator = (Rp 120,00 : Rp 80,00) x 100% = 150%. Dengan demikian,PDB rill= Rp 120.000,00 : 150% = Rp 80.000,00Manfaat dari perhitungan PDB harga konstan, selain dengan segera dapat mengetahui apakah perekonomian mengalami pertumbuhan atau tidak, juga dapat mengetahui perubahan harga (inflasi).

Inflasi = (Deflator tahun t Deflator tahun t-1) x 100% (Deflator tahun t-1)

Dalam kasus di atas, Inflasi 2002 = (Deflator 2002 Deflator 2001) x 100% (Deflator 2001) = { (150-100) / 100} x 100% = 50%5. Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB

a. Perhitungan PDB dan Analisis KemakmuranPerhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk. Angka tersebut dikenal sebagai angka PDB per kapita. Biasanya makin tinggi angka PDB per kapita, kemakmuran rakyat dianggap makin tinggi. Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak terlalu memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran yang lebih rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.

b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan SosialPerhitungan PDB maupun PDB per kapita juga dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat. Umumnya 4ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.Masalah mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/materi yang dapat diukur dengan nilai uang. PDB tidak menghitung output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual.

C. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas

Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antarnegara, ada beberapa hal yang perludipertimbangkan:Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, sedangkan kompisisinya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi ( SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.Jumlah dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi kompisisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja makin besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominant berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.

Faktor-faktor nonekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjunjung tinggi kejujuran dan penghargaan terhadap senior.

Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economy)

Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistikhanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDBbelum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara.Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat dalam statistik PDB. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebihdisebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomimasih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat bukan karenakelemahan administratif, melainkan karena kegiatan tersebut merupakankegiatan illegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar.Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obatan terlarang lainnya.6. Distribusi Pendapatan(income Distribution)

Tiga cara yang lazim di gunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan, yaitu kurva lorenz ,koefisien gini, dan kriteria dari Bank dunia.a. Kurva Lorenz(the Lorenz Curve)Sumbu vertikal adalah presentase output nasional atau pendapatan nasional.Angka-angkanya akumulatif. Sumbu horizontal menggambarkan persentase jumlah keluarga. Sumbu horizontal membagi distribusi jumlah keluarga menjadi lima kelompok, masing-masing 20% kelompok keluarga paling miskin,sampai dengan 20% keluarga paling kaya .angka sumbu horizontal juga akumulatif.b. Koefisien Gini(Gini Coefisient)Koefisien Gini merupakan alat ukur ketidakadilan distribusi pendapatan (Inequality income distribution) dengan menghitung luas kurva lorenz.Areal kurva lorenz yang dihitung adalah areal yang dibatasi garis diagonal OB dan garis lengkung OB (areal C).jika distribusi pendapatan adil sempurna , areal tersebut tidak ada (luasnya nol );angka koefisien Gini sama dengan nol.Telah di jelaskan di muka jika distribusi pendapatan memburuk, garis lengkung OB makin menjauh garis lurus diagonal OB. Kurva Lorenz makin meluas (areal semakin luas), angka koefisien Gini makin besar.

Adapun patokan nilai Koefisien Gini sebagai berikut.Lebih kecil dari 0,3: tingkat ketimpangan rendah;Antara 0,3 0,5: tingkat ketimpangan moderat (sedang);Lebih tinggi dari 0,5: tingkat ketimpangan tinggi.

c. Kriteria Bank DuniaDalam melihat distribusi pendapatan, Bank Dunia telah membuat kriteria, yaitu mengukurketimpangan distribusi pendapatan suatu negara. Caranya dengan melihat besarnya kontribusi (sumbangan) dari 40% penduduk termiskin. Kriteria yang dipergunakan oleh Bank Dunia tersebutadalah:a. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin memperoleh pendapatan lebih kecil dari 12% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka dikatakan bahwa negara yang bersangkutan berada dalam tingkat ketimpangan yang tinggi dalam distribusi pendapatan.b. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin pendapatannya antara 12% - 16% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka dikatakan bahwa terjadi tingkat ketimpangan sedang (moderat) dalam distribusi pendapatannya.c. Apabila kelompok 20% penduduk termiskin pendapatannya lebih dari 16% dari keseluruhan pendapatan nasional, maka dikatakan bahwa tingkat ketimpangan yang terjadi rendah.7. Distribusi Kekayaan (Wealth Distribution)Di negara kapasitas maju, alternatif individu untuk menyimpan kekayannya sangat beragam. Mereka dapat membeli saham, obligasi, menyimpan dalam bentuk deposito dan aset aset finansial lainnya. Selain aset finansial, mereka juga dapat membeli real estat. Tujuan pemupukan aset adalah peningkatan pendapatan total di masa mendatang. Dengan makin besarnya aset, penghasilan non gaji (non wages income) makin besar. Jika mereka pensiun kelak, tidak akan mengalami kekurangan penghasilan total, walaupun gaji sudah jauh berkurang. Dengan kata lain, di Negara maju orang senantiasa membeli aset produktif. Karena itu pembahasan distribusi kekayaan amat relevan untuk melihat perkembangan distribusi pendapatan. Pengukuran distribusi kekayaan dilakukan dengan menghitung kelompok kelompok mana saja yang paling menguasai jenis jenis asettertentu. Karena sebagian besar penduduk Indonesia masih mengandalkan pendapatan dari sektor pertanian, maka distribusi kekayaan yang releven dibicarakan adalahdistribusi kepemilikan lahan pertanian (sawah dan perkebunan). Jika menggunakan ukuran ini distribusi kekayaan di Indonesia masih buruk. Misalnya sebagian besar kelurga yang memiliki sawah, hanya memilikidengan luas lebih kecil dari 2.000 meter persegi (0,2 hektar). Padahal untuk dapat hidup layak, satu kelurga petani harus memiliki minimal 3 hektar sawah beririgasi baik (bisa panen dua kali setahun). Juga masih banyak keluarga petani yang tidak memiliki lahan sawah. Untuk memperoleh penghasilan umumnya mereka bekerja sebagai buruh tani. Mereka ini lebih dikenal dengan sebutan petani gurem.

TERIMA KASIH XD