INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10...

85
INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

Transcript of INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10...

Page 1: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH

KABUPATEN KARANGASEM

TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

Page 2: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO

DAERAH

KABUPATEN KARANGASEM

TAHUN 2016

BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

Page 3: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

ii INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 4: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

iii

KATA PENGANTAR

Dengan Memanjatkan Puji Syukur Kehadapan Ida Sang Hyang

Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya, Penyusunan Buku Indikator Ekonomi Makro Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik.

Buku ini menyajikan informasi mengenai gambaran umum kondisi ekonomi makro daerah Kabupaten Karangasem di tahun 2016 yang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Data statistik yang disajikan dalam buku ini dihimpun dan disiapkan oleh Bidang Analisis Data Pembangunan Perencanaan Program, Pengendalian Evaluasi Dan Pelaporan pada Bappelitbangda Kabupaten Karangasem, melalui sumber dari BPS dan beberapa sumber statistik lainnya yang diperoleh dari instansi seperti Bank Indonesia dan Bagian Keuangan Pemerintah Kabupaten Karangasem.

Meskipun publikasi ini telah disusun dengan sebaik-baiknya, Kami sadari masih terdapat banyak kekurangan. Namun demikian, penyempurnaan dan perbaikan selalu dilakukan. Karena itu, sumbangan pemikiran dari konsumen data sangat diharapkan untuk penyempurnaan buku ini pada tahun yang akan datang.

Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya buku ini, Kami sampaikan terima kasih dan semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Amlapura, Nopember 2017 Bappelitbangda Kabupaten Karangasem

Kepala,

Drs. I MADE SUJANA ERAWAN Pembina Utama Muda

NIP. 19601231 198603 1 374

Page 5: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

iv INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 6: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i HALAMAN KATALOG ................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................. v DAFTAR TABEL ....................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................ 3 1.2 Maksud dan Tujuan .................................................. 5 1.3 Cakupan ................................................................... 6 1.4 Analisis dan Sumber Data ......................................... 6 1.5 Sistematika Penulisan ............................................... 7 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI ....................................... 9 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 11 2.2 PDRB Per Kapita ...................................................... 16 2.3 Laju Pertumbuhan PDRB Riil Per Kapita ................... 18 BAB III PERKEMBANGAN HARGA ......................................... 21 BAB IV KEUANGAN DAERAH ................................................ 31 4.1 Derajat Desentralisasi .............................................. 35 4.2 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah .................. 38 4.3 Rasio Efektivitas PAD ................................................. 40 BAB V PERBANKAN ............................................................. 43 5.1 Simpanan Masyarakat ............................................... 45 5.2 Pinjaman Perbankan ................................................. 48

Page 7: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

vi INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN ........................................................... 53

6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka ................................. 55 6.2 Kemiskinan Makro .................................................... 57 6.3 Ketimpangan Pendapatan Penduduk ........................ 62

BAB VII PENUTUP .................................................................. 65

Page 8: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

vii

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Karangasem ADHK 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2012-2016 (Persen) ................................................ 15

TABEL 2.2 Indikator Agregatif PDRB Kabupaten Karangasem,

2012-2016 ............................................................... 16 TABEL 4.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten

Karangasem Tahun 2012-2016 (Milyar Rp) ............ 35 TABEL 5.1 Posisi Pinjaman untuk Konsumsi Menurut

Penggunaannya yang Diberikan Bank Umum dan BPR di Kabupaten Karangasem Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp) .............................................................. 51

TABEL 5.2 Posisi Pinjaman untuk Modal Kerja dan Investasi

Menurut Sektor Ekonomi yang Diberikan Bank Umum dan BPR di Kabupaten Karangasem Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp) ........................................... 52

TABEL 6.1 Tingkat Kemiskinan di Bali Tahun 2014-2016 .......... 60

Page 9: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

viii INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 10: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

ix

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota se-Bali ADHK 2010 selama 2012-2016 (Persen) ................................... 12

GAMBAR 2.2 Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Karangasem ADHK 2010, 2012-2016 (Persen) ................................................................... 13

GAMBAR 2.3 Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar

Harga Berlaku dan Konstan 2010 di Karangasem, 2012-2016 (Juta Rp).............. 17

GAMBAR 2.4 Laju Pertumbuhan PDRB Riil Per Kapita

ADHK 2010 di Karangasem, 2012-2016 (Juta Rp) ..................................................... 19

GAMBAR 3.1 Perkembangan Rata-Rata Harga Tingkat

Konsumen Perdesaan pada Beberapa Bahan Pokok yang Mengalami Flukktuasi Harga di Wilayah Kabupaten Karangasem selama 2012-2016 .................................................. 25

GAMBAR 3.2 Perkembangan Rata-Rata Harga Tingkat

Konsumen Perdesaan pada Beberapa Bahan Pokok yang Cenderung Mengalami Kenaikan Harga di Kabuapten Karangasem selama 2012-2016 .................................................. 27

GAMBAR 3.3 Besarnya Kenaikan Harga Tingkat Konsumen

pada Beberapa Bahan Pokok di Wilayah Perdesaan kabupaten karangasem Tahun 2016 Dibandingkan Tahun 2015 (Persen) . 29

Page 11: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

x INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

GAMBAR 4.1 Perkembangan Derajat Desentralisasi di Karangasem Tahun 2012-2016 .................. 36

GAMBAR 4.2 Perkembangan Rasio Ketergantungan

Keuangan Daerah di Karangasem Tahun 2012-2016 (Persen) .................................... 39

GAMBAR 4.3 Perkembangan Rasio Efektivitas PAD di

Karangasem Tahun 2012-2016 (Persen) .... 41 GAMBAR 5.1 Posisi Simpanan Masyarakat pada Bank Umum

dan BPR yang Berlokasi di Kabupaten Karangasem tahun 2012-2016 (Trilyun Rp) 46

GAMBAR 5.2 Posisi Simpanan Masyarakat pada Bank

Umum dan BPR yang berlokasi di Kabupaten Karangasem Menurut Bentuk Simpanannya Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp) .................... 47

GAMBAR 5.3 Posisi Pinjaman Perbankan dan Simpanan

Masyarakat pada Bank Umum dan BPR yang Berlokasi di Kabupaten Karangasem Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp)............................... 49

GAMBAR 5.4 Posisi Pinjaman Perbankan yang Diberikan Bank

Umum dan BPS Menurut Jenis Penggunaannya Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp) .................. 50

GAMBAR 6.1 Perkembangan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) di Kabupaten Karangasem Tahun 2011-2015 (Trilyun Rp) ................... 56

GAMBAR 6.2 Gini Ratio Kabupaten Karangasem Tahun

2012-2016 ................................................. 64

Page 12: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab I

PENDAHULUAN

Page 13: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

2 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 14: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, pembangunan ekonomi merupakan suatu

usaha untuk menaikkan pendapatan total dan pendapatan

perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

penduduk dan disertai dengan perubahan mendasar dalam struktur

ekonomi suatu wilayah dan pemerataan pendapatan bagi penduduk

di wilayah tersebut. Pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat.

Pertama, pembangunan ekonomi merupakan proses perubahan

yang terjadi secara terus-menerus. Setiap wilayah harus mengalami

tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil,

makmur, dan sejahtera. Kedua, pembangunan ekonomi berupaya

meningkatkan pendapaan per kapita masyarakat. Oleh karenanya,

sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua

elemen yang ada di suatu wilayah untuk berpartisipasi aktif dalam

proses pembangunan. Ketiga, upaya peningkatan pendapatan per

kapita ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Artinya

suatu perekonomian dapat dinyatakan berkembang apabila

pendapatan per kapita dalam jangka panjang cenderung meningkat.

Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan per kapita harus mengalami

kenaikan terus-menerus.

Bagi Karangasem sendiri, pembangunan ekonom iini sangat

penting mengingat begitu besarnya keinginan untuk terlepas dari

kemiskinan yang selama ini masih menjerat kehidupan penduduk di

wilayah ini. Diakui, Karangasem, yang terletak di bagian paling timur

di Pulau Bali, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali

Page 15: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

4 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

dengan tingkat kemiskinan yang relative masih cukup tinggi. Oleh

karenanya, berbagai usaha, baik yang sifatnya jangka panjang

maupun jangka pendek, senantiasa dilakukan dalam rangka

mengentaskan kemiskinan ini. Salah satunya yang penting dilakukan

adalah pembangunan ekonomi.

Disadari bahwa untuk menjamin keberlangsungan

pembangunan ekonomi untuk jangka panjang, sangat penting untuk

mengetahui kondisi terkini mengenai perkembangan ekonomi

wilayah secara menyeluruh untuk kemudian dapat memperkirakan

kondisi perekonomian di masa yang akandatang. Dengan demikian,

berbagai kebijakan dapat disusun dan diturunkan dalam bentuk

program dan kegiatan yang relevan dan tepat.

Pengalaman memperlihatkan bahwa terdapat satu syarat

yang diperlukan dalam mendukung keberhasilan pembangunan

ekonomi suatu wilayah. Syarat tersebut adalah mantapnya

pemahaman pemerintah setempat terkait makna indikator-

indikator dan variabel-variabel pembangunan sebagai dasar

perencanaan dan evaluasi dari kebijakan yang diambil pemerintah

pusat maupun daerah. Pemahaman yang memadai ini akan

membawa dampak positif berupa semakin terarahnya

penyelenggaraan pembangunan (termasuk di dalamnya kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, danpengendalian) dan

semakin tingginya respon masyarakat dalam menyukseskan

pembangunan dengan berupaya berkontribusi mewujudkan sasaran

yang telah ditargetkan.

Page 16: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

5

BAB I PENDAHULUAN

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka sebagai

pijakan awal dirasa perlu disusun sebuah dokumen yang berisikan

informasi penting mengenai indikator-indikator pembangunan

ekonomi Kabupaten Karangasem. Indikator Ekonomi Makro Daerah

Kabupaten Karangasem Tahun 2016 merupakan satuan analisis

mengenai perkembangan ekonomi di Kabupaten Karangasem

khususnya pada tahun 2016. Pada kesempatan ini analisis lebih

ditekankan pada deskripsi mengenai indikator-indikator

pembangunan ekonomi Kabupaten Karangasem terkini.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penerbitan Indikator Ekonomi

Makro Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2016 ini adalah

sebagai tolok ukur untuk mengkaji kinerja ekonomi Kabupaten

Karangasem selama tahun 2016 serta keterbandingannya

(comparation) dengan keadaan di tahun-tahun sebelumnya.

Melalui publikasi ini diharapkan agar semua pihak yang

berkepentingan dalam perencanaan pembangunan daerah dapat

mempertimbangkan hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap

jalannya roda pembangunan, agar dapat mengambil kebijakan yang

terbaik demi kelangsungan pembangunan di Kabupaten

Karangasem dalam kerangka pembangunan Bali secara utuh di

waktu mendatang.

Page 17: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

6 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Cakupan

Dalam publikasi Indikator Ekonomi Makro Daerah

Kabupaten Karangasem Tahun 2016 ini tercakup beberapa agregat

ekonomi Kabupaten Karangasem seperti Laju Pertumbuhan

Ekonomi (LPE), perkembangan harga di tingkat konsumen untuk

wilayah perdesaan, perkembangan keuangan daerah, simpanan

perbankan dan pinjaman masyarakat, serta implikasi dari

perkembangan ekonomi terhadap kondisisosial penduduk

Karangasem yang tercermin melalui tingkat penganggurannya,

kemiskinannnya, serta ketimpangan pendapatannya.

1.4 Analisis dan Sumber Data

Analisis yang digunakan dalam publikasi ini bersifat

deskriptif dengan komparatif data yang ada pada tahun 2016 dan

tahun-tahun sebelumnya.

Indikator ekonomi yang disajikan dalam publikasi ini

dihimpun dan disiapkan oleh Bappelitbangda Kabupaten

Karangasem, dengan mengutip dari BPS sebagai sumber utama dan

beberapa indikator diperoleh dari instansi lain seperti Bank

Indonesia dan Bagian Keuangan Pemerintah Daerah Karangasem.

Page 18: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

7

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Sistematika Penulisan

Indikator Ekonomi Makro Daerah Kabupaten Karangasem

Tahun 2016 ini disusun dalam tujuh bagian, yakni:

1. Pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan

tujuan penulisan, cakupan, analisis dan sumber data yang

digunakan, dan sistematika penulisan.

2. Pertumbuhan Ekonomi, menguraikan bagaimana laju

pertumbuhan ekonomi di Karangsem serta perkembangan

PDRB per kapitanya.

3. PerkembanganHarga, berisi uraian perkembangan harga di

tingkat konsumen untuk wilayah perdesaan di Karangasem.

4. Keuangan Daerah, menguraikan tentang pengelolaan

keuangan daerah di Karangasem yang berisikan beberapa

indikator seperti desentralisasi fiskal, rasio ketergantungan

keuangan daerah, dan rasio efektivitas PAD.

5. Perbankan, menguraikan tentang bagaimana

perkembangan simpanan pada bank umum dan BPR yang

ada di wilayah Kabupaten Karangasem dan juga

perkembangan bagaimana pinjaman perbankan baik oleh

masyarakat sebagai konsumen maupun pelaku usaha.

6. Pengangguran, Kemiskinan, dan Ketimpangan Pendapatan,

berisikan bagaimana perkembangan tingkat pengangguran,

kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan penduduk di

tengah kondisi perekonomian Karangasem.

Page 19: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

8 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

7. Penutup, berisi beberapa rangkuman dari kajian

pembahasan sebelumnya.

Page 20: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab II

PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 21: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

9

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 22: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Bagi banyak kalangan, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE),

yang sebenarnya merupakan peningkatan PDRB riil (PDRB atas dasar

harga konstan), dirasa lebih penting dibandingkan nilai absolut

PDRB itu sendiri. Nilai absolut PDRB hanya menunjukkan besarnya

produksi barang dan jasa di suatu wilayah pada waktu tertentu.

Sementara LPE bisa menggambarkan tingkat perubahan produksi

yang terjadi di suatu wilayah. Secara tidak langsung, LPE bisa

menggambarkan perkembangan kondisi ekonomi suatu wilayah dari

waktu ke waktu.

Teori ekonomi klasik juga mengisyaratkan bahwa indikator

pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang paling penting

untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu

daerah atau wilayah. Selain itu, indikator ini juga lebih dikenal dan

lebih sering digunakan dalam pengambilan keputusan dan

kebijakan.

Selama periode 2012-2016, rata-rata Laju Pertumbuhan

Ekonomi (LPE) Karangasem mencapai 6,00 persen. Seperti yang

diperlihatkan dalam GAMBAR 2.1, dibandingkan dengan seluruh

kabupaten/kota yang ada di Bali, Karangasem menempati posisi

terendah. Bila dibandingkan dengan rata-rata LPE Bali pada periode

yang sama pun (2012-2016), LPE Karangasem juga masih berada di

bawahnya. Hal ini mencerminkan bahwa kemajuan ekonomi

Karangasem tidak secepat kemajuan ekonomi Bali pada umumnya.

Page 23: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

11

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Meskipun demikian, patut diapresiasi karena selama 5 tahun

terakhir ekonomi Karangasem relatif stabil pada kisaran 5-6 persen.

GAMBAR 2.1.

Rata-Rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota se-Bali ADHK 2010 selama 2012-2016 (Persen)

Dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun, maka tampak

bahwa tahun 2013 menjadi tahun puncak pertumbuhan ekonomi di

Karangasem. Pada tahun itu, sektor penyediaan akomodasi, makan,

dan minum, yang merupakan sektor ketiga yang memberikan

kontribusi terbesar terhadap perekonomian Karangasem,

mengalami pertumbuhan yang sangat baik dari 5,93 persen di 2012

menjadi 6,16 persen di 2013. Termasuk sektor transportasi, yang

merupakan sektor kedua yang memberikan kontribusi terbesar

terhadap perekonomian Karangasem, juga mengalami pertumbuhan

cukup signifikan dari 7,63 persen di tahun 2012 menjadi 9,15 persen

6,90 6,84 6,67 6,60

6,29 6,13

6,01 6,01 6,00

5,405,605,806,006,206,406,606,807,00 Rata-Rata LPE Bali

= 6,53 Persen

Page 24: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

12 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

di 2013. Sektor penggalian pun, yang menjadi andalan bagi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Karangasem masih mengalami

pertumbuhan hingga 7,75 persen di 2013.

GAMBAR 2.2.

Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Karangasem ADHK 2010, 2012-2016 (Persen)

Sumber : BPS

Di tahun 2014, meskipun ekonomi Karangasem tetap

tumbuh, namun laju yang dicapai lebih rendah dari tahun 2013.

Penyebabnya adalah menurunnya laju pertumbuhan beberapa

sektor, seperti penyediaan akomodasi, makan, dan minum yang

tumbuh hanya sebesar 4,99 persen, lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya yang mencapai 8,5 persen. Sektor penggalian

bahkan mengalami kontraksi atau perlambatan pertumbuhan

sebesar minus 1,45 persen. Salah satu penyebabnya adalah mulai

ditertibkannya usaha/perusahaan galian C ilegal mengingat begitu

5,93

6,16

6,01 6,00

5,92

5,80

5,85

5,90

5,95

6,00

6,05

6,10

6,15

6,20

2012 2013 2014 2015 2016

Page 25: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

13

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

besarnya kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Belum lagi,

selesainya beberapa proyek pembangunan sarana dan prasarana

yang dibiayai dari APBD Karangasem, membuat sektor kontruksi

hanya tumbuh 0,51 persen setelah tahun 2013 pertumbuhannya

mencapai 6,33 persen.

Di tahun 2015, kemajuan ekonomi Karangasem tidaklah

berbeda jauh dengan 2014. Laju pertumbuhan ekonomi masih stabil

pada angka 6 persen. Beberapa sektor seperti pertanian, air dan

limbah, konstruksi, perdagangan, penyediaan akomodasi dan makan

minum, informasi dan komunikasi, jasa kesehatan, dan jasa lainnya

mengalami kenaikan laju. Sebaliknya, penggalian, listrik dan gas,

transportasi, real estate, dan administrasi pemerintahan mengalami

penurunan laju. Sedangkan sektor lainnya relatif stabil.

Di tahun 2016, kemajuan ekonomi Karangasem tidaklah

berbeda jauh dengan 2015. Laju pertumbuhan ekonomi sedikit

melambat yaitu berkisar pada angka 5,9 persen. Beberapa sektor

listrik dan gas, pengadaan air dan limbah, kontruksi, perdagangan,

transportasi, penyedia akomodasi dan makan minum, informasi dan

komunikasi, administrasi pemerintahan, dan jasa lainnya mengalami

kenaikan laju. Sebaliknya pertanian, penggalian, industri

pengolahan, jasa keuangan, real estate dan jasa pendidikan

mengalami penurunan laju

Page 26: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

14 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

TABEL 2.1.

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kabupaten Karangasem ADHK 2010

Menurut Lapangan Usaha, 2012─2016 (Persen)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014 2015*

2016**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

3,60 2,29 3,75 4,73 2.20

B Pertambangan dan Penggalian

14,96 7,75 -1,45 -2,60 -0.51

C Industri Pengolahan 5,61 9,40 7,66 7,60 4.24

D Pengadaan Listrik dan Gas 10,08 8,39 2,53 0,69 8.04

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

2,47 5,90 5,96 6,37 7.73

F Konstruksi 18,50 6,33 0,51 6,79 8.30

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5,11 9,46 6,01 6,32 6.84

H Transportasi dan Pergudangan

7,63 9,15 10,49 8,63 9.39

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

7,02 8,50 4,99 5,12 8.20

J Informasi dan Komunikasi 7,34 6,13 5,80 6,01 9.40

K Jasa Keuangan dan Asuransi

8,35 14,01 8,33 7,67 6.01

L Real Estat 5,62 7,33 7,61 5,48 4.91

M,N Jasa Perusahaan 1,32 9,59 6,32 6,95 5.47

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

0,31 0,25 9,54 5,34 6.83

P Jasa Pendidikan -0,45 14,15 9,41 9,60 8.59

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

5,25 13,18 11,19 13,00 9.33

R,S,T,U Jasa lainnya 4,16 4,50 6,52 7,86 9.20

Laju Pertumbuhan Ekonomi 5,93 6,16 6,01 6,00 5,92 * Angka sementara

** Angka sangat sementara

Sumber : BPS

Page 27: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

15

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

2.2 PDRB Per Kapita

PDRB per Kapita merupakan suatu ukuran yang dapat

dijadikan cerminan ’kasar’ tentang tingkat kesejahteraan penduduk

di suatu wilayah. Dikatakan ’kasar’ karena angka ini hanya

menggambarkan produktivitas ekonomi suatu wilayah tetapi tidak

mencakup gambaran mengenai kondisi sosial masyarakat. Di

samping itu, data ini juga tidak bisa mencerminkan distribusi

pendapatan masyarakat secara riil, karena tidak semua masyarakat

memiliki akses serta pendapatan yang sama. Kendati demikian,

sebagai salah satu proxy untuk melihat tingkat kesejahteraan

penduduk, paling tidak angka ini dapat dijadikan gambaran untuk

melihat tingkat pendapatan mayarakat secara umum, sehingga

pemerintah dapat menilai pengaruh kinerja pembangunan yang

telah berjalan terhadap tingkat perekonomian penduduk, serta

dapat melakukan perbandingan antar wilayah atau pun antar tahun.

PDRB per kapita dihitung dengan cara membagi data PDRB

terhadap jumlah penduduk pada pertengahan tahun. PDRB

perkapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai

tambah yang diciptakan atau diterima setiap penduduk pada tahun

tertentu, sehingga secara tidak langsung akan menggambarkan

tingkat kesejahteraan penduduk di daerah atau wilayah

bersangkutan. Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan

berguna untuk mengetahui pertumbuhan riil dari pendapatan per

Page 28: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

16 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

kapita. Semakin besar nilai PDRB per kapita, maka dapat dikatakan

suatu daerah atau wilayah makin sejahtera atau makmur.

GAMBAR 2.3.

Perkembangan PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2010 di Karangasem, 2012-2016 (Juta Rp)

Sumber : BPS

PDRB per kapita Karangasem tahun 2016 mencapai Rp 33,02

juta. Angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata, setiap

penduduk di Karangasem menerima pendapatan sebesar Rp 33,02

juta selama tahun 2016, atau sekitar Rp 2,8 juta per bulannya. Jika

dibandingkan dengan tahun 2012 dimana pada saat itu rata-rata

pendapatan penduduk Karangasem hanya sebesar Rp 20,47 juta

atau sekitar Rp 1,7 juta per bulan, maka terlihat adanya kenaikan

yang cukup besar selama 2012-2016. Secara kasar, dapat dikatakan

bahwa dari waktu ke waktu, kesejahteraan penduduk Karangasem

terlihat semakin membaik.

20,47 22,29

26,53 30,10

33,02

18,74 19,79 20,86 22,00 23,19

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

2012 2013 2014 2015 2016

Harga Berlaku Konstan

Page 29: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

17

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Sejalan dengan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku yang

menunjukkan trend meningkat, PDRB per kapita atas dasar harga

konstan pun juga menunjukkan perilaku yang sama. Jika di tahun

2012, besarnya PDRB per kapita atas dasar harga konstan mencapai

Rp 18,74 juta maka di tahun 2016 sudah mencapai Rp 23,19 juta.

Secara lengkap, perkembangan indikator agregat PDRB Kabupaten

Karangasem dapat disimak dalam TABEL 2.2.

TABEL 2.2. Indikator Agregatif PDRB Kabupaten Karangasem,

2012-2016

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015* 2016** [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

1 PDRB Harga Berlaku (Milyar Rp)

8 231,55 9 236,06 10 785,13 12 303,83 13 563,66

2 PDRB Harga Konstan (Milyar Rp)

7 538,03 8 002,14 8 482,95 8 992,28 9 524,67

3 Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (000 Org)

402,20 404,30 406,60 408,70 410,80

4 PDRB Per Kapita Harga Berlaku (Juta Rp)

20,47 22,29 26,53 30,10 33,02

5 PDRB Per Kapita Harga Konstan (Juta Rp)

18,74 19,79 20,86 22,00 23,19

* Angka sementara ** Angka sangat sementara

2.3 Laju Pertumbuhan PDRB Riil Per Kapita

Jika LPE menggambarkan perkembangan kondisi ekonomi

suatu wilayah dari waktu ke waktu, yang secara kasarnya

menunjukkan perkembangan kemampuan suatu wilayah dalam

memproduksi barang dan jasanya, maka laju pertumbuhan PDRB riil

Page 30: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

18 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

per kapita menunjukkan perkembangan kemampuan setiap

penduduk dalam menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar laju

pertumbuhan PDRB riil per kapita, maka semakin besar pula

perkembangan kemampuan setiap penduduk dalam melakukan

barang dan jasa. Oleh karenanya, indikator ini digunakan sebagai

pendekatan (aproksimasi) untuk melihat besarnya pertumbuhan

pendapatan yang diterima setiap penduduk.

Selama 2012-2016, laju pertumbuhan PDRB rill per kapita

untuk Kabupaten Karangasem berkisar antara 4 hingga 5 persen.

Seirama dengan LPE, laju pertumbuhan PDRB riil per kapita tertinggi

selama kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi di tahun 2013 yang

mencapai 5,60 persen. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata

pendapatan yang diterima setiap penduduk Karangasem tahun 2013

tumbuh 5,60 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2012. Untuk

tahun 2014, nilainya sedikit lebih rendah, yakni hanya mencapai

5,41 persen. Sedangkan di tahun 2015, kondisinya sedikit membaik

hingga pendapatan penduduk mengalami pertumbuhan sebesar

5,47 persen. Namum di tahun 2016 mengalami penurunan

pertumbuhan dengan kondisi 5,41 persen hampir sama dengan

tahun 2014.

Page 31: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

19

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

GAMBAR 2.4.

Laju Pertumbuhan PDRB Riil Per Kapita ADHK 2010 di Karangasem, 2012-2016 (Juta Rp)

Sumber : BPS, Data Diolah

5,34

5,60

5,41

5,47

5,41

5,20

5,25

5,30

5,35

5,40

5,45

5,50

5,55

5,60

5,65

2012 2013 2014 2015 2016

Page 32: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

20 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016

BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 33: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab III

PERKEMBANGAN HARGA

Page 34: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

22 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 35: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

23

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

Kestabilan harga merupakan prasyarat bagi pertumbuhan

ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan

manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya

pengendalian harga didasarkan pada pertimbangan bahwa kenaikan

harga yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif pada

kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertama, kenaikan harga yang

tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus

turun yang akan berimplikasi terhadap menurunnya standar hidup

masyarakat sehingga pada akhirnya berpotensi menjadikan semua

orang, terutama mereka yang masuk dalam kategori miskin,

bertambah miskin. Kedua, kenaikan harga yang tidak stabil akan

menciptakan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil

keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa kenaikan

harga yang tidak stabil akan menyulitkan masyarakat dalam

mengambil keputusan terkait masalah konsumsi, investasi, dan

produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan

ekonomi. Ketiga, pada skala nasional, tingkat kenaikan harga

domestik yang lebih tinggi dibandingkan negara tetangga

menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif

sehingga akan memberikan tekanan pada nilai rupiah.

Bagi Karangasem sendiri, yang didominasi wilayah

perdesaan, pemantauan harga barang-barang terutama untuk

wilayah perdesaan menjadi hal pokok yang harus dilakukan demi

menjaga kestabilan harga. Fokus utama adalah pemantauan

terhadap harga 16 bahan pokok seperti beras, gula pasir, bawang,

Page 36: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

24 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

cabe, daging sapi dan ayam, telur, minyak tanah, LPG, garam,

minyak goreng, susu bubuk, jagung, mi instan, dan tepung terigu

yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Karangasem yang

umumnya tinggal di wilayah perdesaan. Secara umum, ke-16

komoditi tadi dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan

historis harganya di tingkat konsumen selama periode 2012-2016,

yakni kelompok komoditi dengan historis harga yang fluktuatif,

kelompok komoditi dengan historis harga yang cenderung naik, dan

kelompok komoditi dengan historis harga yang cukup stabil.

Pertama, kelompok komoditi dengan historis harga yang

cenderung fluktuatif terdiri dari 3 jenis komoditi, yakni bawang

merah, bawang putih, cabe rawit. Di tahun 2013, komoditi cabe

rawit, mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, bahkan

kenaikannya hingga mencapai 88 persen dan puncaknya di tahun

2015 namun pada tahun 2016 mengalami punurunan juga yang

signifikan hingga mencapai 79 persen. Untuk bawang merah dan

bawang putih ditahun 2013 tidak mengalami kenaikan harga,

namun di tahun 2014 sama-sama mengalami kenaikan hingga

mencapai 20 persen. Sementara itu, di tahun 2015, bawang merah

mengalami kenaikan harga namum bawang puting mengalami

penurunan harga. Sedangkan di tahun 2016 kondisinya berbanding

terbalik dimana bawang merah mengalami penurunan harga dan

bawang putih mengalami kenaikan harga. Perkembangan Rata-Rata

Harga Tingkat Konsumen Perdesaan pada Beberapa Bahan Pokok

Page 37: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

25

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

yang Mengalami Fluktuasi Harga di Wilayah Kabupaten Karangasem

selama 2012-2016 Gambar 3.1. di samping.

GAMBAR 3.1.

Perkembangan Rata-Rata Harga Tingkat Konsumen Perdesaan

pada Beberapa Bahan Pokok yang Mengalami Fluktuasi Harga di

Wilayah Kabupaten Karangasem selama 2012-2016

Sumber : Disperindag Kab. Karangasem

2012 2013 2014 2015 2016

Bawang Putih (Rp/Kg) 20.000 20.000 25.000 20.000 33.000

Bawang Merah (Rp/Kg) 25.000 25.000 30.000 35.000 28.000

Cabe Rawit (Rp/Kg) 40.000 75.000 90.000 120.000 25.000

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

Page 38: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

26 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

Untuk komoditas yang masuk dalam kelompok pertama ini,

pemerintah perlu melakukan intervensi khusus dalam menjamin

kecukupan stok barang dan kelancaran distribusinya ke berbagai

wilayah Karangasem. Mengingat sebagian besar komoditas tersebut

merupakan hasil pertanian tanaman pangan, maka koordinasi

antara Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta

Dinas Perindustrian dan Perdagangan menjadi hal mutlak yang

harus dilakukan dalam mengendalikan harga di tingkat konsumen.

Kedua, kelompok komoditi dengan historis harga yang

cenderung naik terdiri dari 11 jenis komoditi, yaitu beras, daging

sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak tanah, LPG, susu

bubuk instan, jagung ontongan muda dengan kulit, mis instan, dan

tepung terigu. Adapun komoditi yang mengalami kenaikan harga

terbesar selama periode 2012-2016 adalah daging sapi dan LPG

seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2. disamping.. Untuk LPG

sendiri, kenaikan harga yang ditimbulkan memang dipengaruhi

kebijakan pemerintah yang beberapa kali sempat menaikkan harga

LPG khususnya untuk tabung 15 Kg. Sementara itu, untuk harga

daging sapi lebih dipengaruhi ketersediaan stok di Karangasem dan

juga kebijakan impor pada skala nasional.

Page 39: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

27

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

GAMBAR 3.2.

Perkembangan Rata-Rata Harga Tingkat Konsumen Perdesaan

pada Beberapa Bahan Pokok yang Cenderung Mengalami Kenaikan

Harga di Kabupaten Karangasem selama 2012-2016

Sumber : Disperindag Kab. Karangasem

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

2012 2013 2014 2015 2016

Beras (Rp/Kg)

Gula Pasir (Rp/Kg)

Daging Sapi (Rp/Kg)

Daging Ayam Ras(Rp/Kg)

Minyak Tanah(Rp/Liter)

LPG (Rp/Tabung 15 Kg)

Susu Bubuk Instan(Rp/Kotak 400 gram)

Mi Instan (Rp/Bungkus70 gram)

Tepung Terigu (Rp/Kg)

Cabe Merah (Rp/Kg)

Garam BataBeryodium/Lokal

Page 40: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

28 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

Ketiga, kelompok komoditi dengan historis harga yang

cukup stabil terdiri dari 2 jenis komoditi, yaitu Minyak Goreng dan

Telur Ayam Ras. Tercatat selama 2012-2016 rata-rata harga Minyak

Goreng mencapai Rp 13.000,-/Liter dan harga Telur Ayam Ras

mencapai Rp 1.000/Kg.

Secara umum, di tahun 2016, harga ke-16 komoditi di atas

cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan terbesar terjadi pada

komoditi bawang putih yang mengalami peningkatan harga sebesar

65 persen, yakni dari harga Rp 20 ribu/Kg di tahun 2015 menjadi Rp

33 ribu/Kg di tahun 2016. Setelah cabe merah disusul oleh mi instan

yang mengalami kenaikan harga sebesar 25 persen, dan cabe merah

sebesar 22 persen. Dengan demikian, terdapat 3 komoditi yang

mengalami kenaikan harga lebih dari 20 persen. Sebanyak 2

komoditi lainnya mengalami kenaikan harga sebesar 10-20 persen, 5

komoditi lainnya mengalami kenaikan harga di bawah 10 persen,

empat komoditi-yaitu gula pasir, telur ayam ras, daging ayam ras

dan minyak goreng tidak mengalami kenaikan harga, dan dua

komoditi sisanya-yaitu bawang merah dan cabe rawit justru

mengalami penurunan harga hingga mencapai 20 persen untuk

bawang merah dan 79 persen untuk cabe rawit, seperti

diperlihatkan dalam Gambar 3.3. berikut ini

Page 41: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

29

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

GAMBAR 3.3.

Besarnya Kenaikan Harga Tingkat Konsumen pada Beberapa

Bahan Pokok di Wilayah Perdesaan Kabupaten Karangasem Tahun

2016 Dibandingkan Tahun 2015 (Persen)

Sumber : Disperindag Kab. Karangasem

-79

-20

0

0

0

0

5

5

6

7

9

10

11

22

25

65

-100 -50 0 50 100

Cabe Rawit

Bawang Merah

Minyak Goreng

Daging Ayam Ras

Telur Ayam Ras

Gula Pasir

Garam Bata Beryodium

Susu Bubuk Instan

Beras

Tepung Terigu

LPG

Daging Sapi

Minyak Tanah

Cabe Merah

Mi Instan

Bawang Putih

Page 42: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

30 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB III PERKEMBANGAN HARGA

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 43: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab IV

KEUANGAN DAERAH

Page 44: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

32 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB IVKEUANGAN DAERAH

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 45: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

33

BAB IVKEUANGAN DAERAH

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat

dinilai dengan uang. Keuangan daerah digunakan untuk membiayai

semua kebutuhan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Sedangkan pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,

pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan

daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah

rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, serta

ditetapkan dengan peraturan daerah. Secara garis besar,

pengelolaan keuangan daerah meliputi 2 bidang pokok, yaitu

pengelolaan pendapatan daerah dan pengelolaan belanja daerah.

Keduanya memiliki kaitan penting terhadap perekonomian, dimana

perekonomian yang baik akan mendorong tingginya pendapatan

daerah dan pendapatan daerah yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk

membiayai pembangunan dalam bentuk belanja daerah, yang pada

akhirnya mendukung perekonomian daerah. Dengan demikian,

APBD jelas memegang peranan penting dalam menunjang

perekonomian.

Dalam Pasal 5 UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, disebutkan bahwa

ada 3 sumber pendapatan daerah. Pertama, Pendapatan Asli

Daerah (PAD) merupakan penerimaan daerah yang diperoleh dari

sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

Page 46: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

34 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB IVKEUANGAN DAERAH

berdasarkan peraturan daerah sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Besaran PAD memiliki kaitan yang erat

dengan kemajuan ekonomi suatu wilayah. Wilayah yang mampu

menghasilkan PAD yang tinggi adalah wilayah-wilayah yang

mengetahui potensi ekonomi wilayahnya dengan baik dan mampu

menggerakkan, menggali, dan memanfaatkan potensi tersebut

sehingga mampu membiayai pembangunan di wilayahnya. Dengan

demikian, tingginya PAD merupakan cerminan dari baiknya kondisi

perekonomian di suatu daerah.

Sumber kedua, adalah Dana Perimbangan, merupakan

sumber pendapatan daerah yang berasal dari pusat (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara-APBN). Semakin besar Dana

Perimbangan, semakin besar pula ketergantungan pendanaan

pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat.

Ketiga, lain-lain pendapatan yang sah, terdiri atas

pendapatan hibah dan pendapatan dana darurat. Pendapatan hibah

bisa berasal dari pemerintah asing, badan/lembaga asing,

badan/lembaga internasional, pemerintah/badan/lembaga dalam

negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah,

maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan.

Sedangkan dana darurat berasal dari APBN yang dialokasikan

kepada daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar

biasa, dan/atau krisis solvabilitas. Adapun perkembangan masing-

masing sumber pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut ini.

Page 47: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

35

BAB IVKEUANGAN DAERAH

TABEL 4.1.

Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Karangasem Tahun

2012-2016 (Milyar Rp)

Rincian 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pendapatan Asli Daerah

144,04 168,65 239,43 243,13 232,64

Dana Perimbangan 578,46 644,19 933,03 706,43 937,63

Pendapatan Lainnya 184,54 228,73 75,93 418,03 291,75

Pendapatan Daerah 907,03 1.041,58 1.248,39 1.367,58 1.462,02

Sumber : Realisasi APBD Karangasem

Beberapa ukuran yang sering digunakan dalam melihat

kemampuan keuangan suatu daerah antara lain Derajat

Desentralisasi, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Rasio

Efektivitas PAD, dan Tax Ratio. Masing-masing akan dijabarkan

secara singkat dalam uraian berikut ini.

4.1 Derajat Desentralisasi

Derajat desentralisasi dihitung berdasarkan perbandingan

antara jumlah PAD dengan total pendapatan daerah. Dengan kata

lain, rasio ini menunjukkan kontribusi PAD terhadap total

pendapatan daerah. Semakin tinggi kontribusi PAD maka semakin

tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan

desentralisasi atau dengan kata lain semakin besar kemampuan

keuangan daerah untuk membiayai belanja pemerintah dalam

menjalankan roda pemerintahan. Adapun kriteria penilaian tingkat

Page 48: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

36 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB IVKEUANGAN DAERAH

desentralisasi fiskal seperti yang digunakan Tim Litbang Depdagri-

Fisipol UGM sebagai berikut :

0,00-10,00 : Sangat Kurang

10,01-20,00 : Kurang

20,01-30,00 : Sedang

30,01-40,00 : Cukup

40,01-50,00 : Baik

> 50,00 : Sangat Baik

GAMBAR 4.1.

Perkembangan Derajat Desentralisasi di Karangasem

Tahun 2012-2016 (Persen)

Sumber : Diolah dari Data Realisasi APBD Karangasem

Secara umum, kontribusi PAD terhadap total pendapatan

daerah Kabupaten Karangasem pada periode 2012-2016 baru

mencapai kisaran 15-19 persen. Dengan mengacu kepada kriteria

15,88 16,19

19,18 17,78

15,91

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

2012 2013 2014 2015 2016

Page 49: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

37

BAB IVKEUANGAN DAERAH

yang digunakan oleh Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM, derajat

desentralisasi Karangasem baru mencapai kategori kurang. Dengan

demikian, kemampuan keuangan daerah Karangasem dalam

membiayai pembangunannya dan mendukung otonomi daerah

masih kurang.

Sementara itu, dilihat dari perkembangannya, derajat

desentralisasi Karangasem cukup berfluktuatif namun menunjukkan

trend meningkat. Jika di tahun 2012 derajat desentralisasi

Karangasem mencapai 15,88 persen, maka di tahun 2016 malahan

menurun menjadi 15,91 persen. Hal ini merupakan indikasi semakin

turunnya partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan

retribusi daerah yang merupakan komponen utama PAD. Ketika

kemampuan masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi

menurun, artinya semakin turun pula tingkat kesejahteraan

masyarakat dan semakin memburuk pula kondisi perekonomian

daerah.

Semakin rendah masyarakat membayar pajak dan retribusi

daerah maka semakin rendah pula tingkat kesejahteraan

masyarakat dan semakin buruk pula perekonomian.

4.2 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah

diharapkan bisa menggali potensi yang ada di daerahnya guna

meningkatkan PAD, sehingga ketergantungan keuangan terhadap

pemerintah pusat bisa berkurang. Ketergantungan keuangan daerah

Page 50: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

38 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB IVKEUANGAN DAERAH

terhadap pusat bisa dilihat melalui rasio ketergantungan keuangan

daerah yang bisa diperoleh dengan cara membandingkan jumlah

pendapatan transfer yang diterima (Dana Perimbangan) terhadap

total pendapatan daerah. Adapun kriteria penilaian ketergantungan

keuangan daerah sebagaimana yang digunakan Tim Litbang

Depdagri-Fisipol UGM adalah sebagai berikut :

0,00-10,00 : Sangat Rendah

10,01-20,00 : Rendah

20,01-30,00 : Sedang

30,01-40,00 : Cukup

40,01-50,00 : Tinggi

> 50,00 : Sangat Tinggi

Secara umum, Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Karangasem pada

periode 2011-2015 mencapai kisaran 50-80 persen. Dengan

mengacu kepada kriteria yang digunakan oleh Tim Litbang Depdagri-

Fisipol UGM, ketergantungan keuangan daerah Karangasem berada

pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian, ketergantungan

Karangasem terhadap pendanaan dari pusat masih sangat tinggi.

Sementara itu, dilihat dari perkembangannya, rasio

ketergantungan keuangan Karangasem cukup berfluktuatif namun

menunjukkan trend menurun. Jika di tahun 2012 rasionya mencapai

63,78 persen, maka di tahun 2016 hanya sebesar 62,72 persen. Hal

ini menunjukkan bahwa meskipun ketergantungan Karangasem

terhadap pemerintah pusat masih berada dalam kategori tinggi,

Page 51: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

39

BAB IVKEUANGAN DAERAH

namun dari waktu ke waktu semakin menurun. Kondisi tersebut

tentunya menjadi indikasi dari membaiknya perekonomian di

Karangasem

GAMBAR 4.2.

Perkembangan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah di

Karangasem Tahun 2012-2016 (Persen)

Sumber : Diolah dari Data Realisasi APBD Karangasem

4.3 Rasio Efektivitas PAD

Efektivitas merupakan suatu ukuran berhasil tidaknya suatu

organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil

mencapai tujuan maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan

efektif. Untuk menilai efektivitas pengelolaan anggaran maka

digunakanlah rasio perbandingan antara realisasi pendapatan yang

diperoleh dengan target pendapatan yang telah ditetapkan dalam

APBD. Salah satu indikator yang penting, adalah Rasio Efektivitas

63,78 61,85

74,74

51,66

62,72

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

2012 2013 2014 2015 2016

Page 52: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

40 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB IVKEUANGAN DAERAH

PAD. Rasio ini bertujuan untuk melihat keefektifan upaya yang

dilakukan pemerintah dalam mengumpulkan PAD. Adapun kriteria

penilaian efektivitas pengelolaan keuangan daerah adalah sebagai

berikut :

>100 % : Sangat Efektif

100% : Efektif

90-99% : Cukup Efektif

75-89% : Kurang Efektif

<75% : Tidak Efektif

Rasio Efektivitas PAD Karangasem sendiri selama 5 tahun

terakhir berfluktuasi dengan nilai lebih dari 100 persen. Dengan

mengacu pada kriteria di atas, maka pengelolaan PAD Karangasem

termasuk pada kriteria sangat efektif. Adapun perkembangan Rasio

Efektivitas PAD Karangasem dapat dilihat pada GAMBAR 4.3.

berikut ini.

Page 53: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

41

BAB IVKEUANGAN DAERAH

GAMBAR 4.3.

Perkembangan Rasio Efektivitas PAD di Karangasem

Tahun 2012-2016 (Persen)

Sumber : Diolah dari Data Realisasi APBD Karangasem

110,58

106,65

118,10

104,70

101,44

90,00

95,00

100,00

105,00

110,00

115,00

120,00

2012 2013 2014 2015 2016

Page 54: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

42 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB IVKEUANGAN DAERAH

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 55: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab V

PERBANKAN

Page 56: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

44 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB V PERBANKAN

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 57: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

45

BAB V PERBANKAN

Seiring dengan semakin berkembangnya perekonomian,

peranan dunia perbankan terlihat semakin nyata dan dibutuhkan.

Secara umum, perbankan mempunyai fungsi sebagai lembaga

intermediasi yang menghimpun dana dari masyarakat dan

memobilisasi dana-dana yang sifatnya menganggur untuk disalurkan

pada berbagai usaha yang sifatnya produktif. Begitu eratnya

hubungan antara perbankan dan perekonomian sehingga beberapa

indikator perbankan, seperti besarnya simpanan masyarakat,

pinjaman perbankan, dan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM) pada dasarnya bisa digunakan sebagai cerminan kasar

kondisi perekonomian dan kesejahteraan penduduk di suatu

wilayah.

5.1 Simpanan Masyarakat

Simpanan masyarakat merupakan simpanan milik pihak

ketiga (masyarakat) bukan bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) baik dalam rupiah maupun valuta asing yang berbentuk giro,

tabungan, dan simpanan berjangka, tidak termasuk simpanan milik

pemerintah pusat dan mereka yang bukan penduduk. Simpanan

masyarakat ini bisa digunakan sebagai cerminan tingkat

kesejahteraan penduduk secara kasar. Asumsinya, penduduk akan

bisa menyimpan atau menyisihkan sebagian pendapatannya ketika,

paling tidak, kebutuhan dasarnya telah terpenuhi. Atau dengan kata

lain semakin besar kemampuan masyarakat dalam menyisihkan

pendapatannya (dalam bentuk simpanan masyarakat), maka

Page 58: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

46 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB V PERBANKAN

semakin besar kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan

dasarnya yang berarti semakin baik pula tingkat kesejahteraannya.

GAMBAR 5.1.

Posisi Simpanan Masyarakat pada Bank Umum dan BPR yang

Berlokasi di Kabupaten Karangasem Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp)

Sumber : Diolah dari Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bali

Selama 2012-2016, besarnya simpanan masyarakat pada

Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berlokasi di

Karangasem menunjukkan trend meningkat. Jika di tahun 2012 baru

mencapai Rp 1,20 Trilyun maka di tahun 2016 meningkat menjadi

Rp 1,95 Trilyun. Peningkatan ini merupakan cerminan kasar dari

membaiknya kesejahteraan penduduk Karangasem sehingga

simpanan yang bisa disisihkan dari pendapatannya juga semakin

meningkat.

1,20 1,42

1,72 1,86

1,95

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

2012 2013 2014 2015 2016

Page 59: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

47

BAB V PERBANKAN

GAMBAR 5.2.

Posisi Simpanan Masyarakat pada Bank Umum dan BPR yang

Berlokasi di Kabupaten Karangasem Menurut Bentuk

Simpanannya Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp)

Sumber : Diolah dari Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bali

Dilihat dari bentuk simpanannya, tabungan merupakan

bentuk yang paling diminati. Hal ini didasarkan pada kelebihan

tabungan yang memiliki sifat liquid, artinya dapat diambil sewaktu-

waktu. Selain itu, setoran awalnya pun relatif lebih ringan. Dengan

demikian, bila dicermati lebih jauh, orientasi penduduk Karangasem

dalam menabung baru sampai pada tujuan memenuhi kebutuhan

yang sifatnya mendadak, bukan fokus untuk investasi masa depan.

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

2012 2013 2014 2015 2016

Giro 0,20 0,19 0,27 0,25 0,25

Simpanan Berjangka 0,24 0,30 0,43 0,48 0,55

Tabungan 0,77 0,93 1,02 1,12 1,15

Page 60: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

48 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB V PERBANKAN

5.2 Pinjaman Perbankan

Sebagai lembaga intermediasi, bank memiliki 2 fungsi

pokok, yaitu sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan juga

sebagai penyalur dana. Dalam menjalankan fungsinya yang kedua,

yaitu sebagai penyalur dana, bank memberikan pinjaman atau

kredit baik kepada masyarakat yang membutuhkan maupun pelaku

usaha yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Pada akhirnya,

dengan adanya fungsi bank sebagai penyalur dana, diharapkan bisa

memicu pertumbuhan sektor-sektor riil merangsang pertumbuhan

ekonomi yang semakin tinggi. Dengan melihat bagaimana pola

pinjaman perbankan di suatu daerah maka dapat dianalisis pola

pengelolaan keuangan penduduk di daerah tersebut.

Dari waktu ke waktu, besarnya pinjaman yang diberikan

Bank Umum dan BPR yang berlokasi di Karangasem menunjukkan

peningkatan, dari Rp 1,71 Trilyun di tahun 2012 menjadi Rp 3,41

Trilyun di tahun 2016. Sementara itu, bila dibandingkan dengan

simpanan masyarakat yang berhasil dihimpun pada periode yang

sama, maka terlihat bahwa nilai pinjaman perbankan masih lebih

besar.

Page 61: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

49

BAB V PERBANKAN

GAMBAR 5.3.

Posisi Pinjaman Perbankan dan Simpanan Masyarakat pada Bank

Umum dan BPR yang Berlokasi di Kabupaten Karangasem Tahun

2012-2016 (Trilyun Rp)

Sumber : Diolah dari Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bali

Dilihat dari jenis penggunaannya, pinjaman perbankan di

Karangasem didominasi untuk tujuan konsumsi. Jika di tahun 2012

nilainya baru mencapai Rp 0,74 Trilyun, maka di tahun 2016 nilainya

sudah mencapai Rp 1,37 Trilyun. Selama periode 2012-2016, sekitar

43 hingga 45 persen dari total pinjaman perbankan digunakan untuk

tujuan konsumsi. Masih pada periode yang sama, proporsi pinjaman

perbankan yang digunakan untuk modal kerja sedikit lebih rendah,

yakni hanya sekitar 40-42 persen. Sedangkan yang digunakan untuk

investasi hanya sekitar 14-17 persen.

1,71 1,86

2,51

2,99

3,41

1,20 1,42

1,72 1,86 1,95

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

2012 2013 2014 2015 2016

Pinjaman Perbankan Simpanan Masyarakat

Page 62: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

50 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB V PERBANKAN

GAMBAR 5.4.

Posisi Pinjaman Perbankan yang Diberikan Bank Umum dan BPR

yang Berlokasi di Kabupaten Karangasem Menurut Jenis

Penggunaannya Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp)

Sumber : Diolah dari Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bali

Khusus untuk kredit konsumsi, jika dicermati lebih jauh,

porsi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tinggal

sekitar 10-30 persen. Dilihat perkembangannya dari tahun ke tahun

maka tampak bahwa penggunaan kredit konsumsi untuk memenuhi

kebutuhan akan rumah tinggal menunjukkan trend menurun. Jika di

tahun 2012, proporsinya mencapai kisaran 22 persen terhadap total

kredit konsumsi, maka di tahun 2016 hanya mencapai 12 persen.

Faktor ini lah yang ditenggarai menjadi salah satu penyebab lesunya

bisnis real estate di Karangasem. Diperkirakan hal ini juga tidak

terlepas dari adanya program pemerintah dalam bidang perumahan

2012 2013 2014 2015 2016

Investasi 0,25 0,27 0,38 0,50 0,61

Modal Kerja 0,72 0,76 1,05 1,21 1,44

Konsumsi 0,74 0,83 1,09 1,28 1,37

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

Page 63: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

51

BAB V PERBANKAN

berupa bedah rumah serta rendahnya arus migrasi penduduk masuk

ke dalam wilayah Karangasem.

Di sisi lain, besarnya kredit konsumsi untuk kendaraan

bermotor justru menunjukkan peningkatan. Di tahun 2012, proporsi

kredit konsumsi untuk kendaraan bermotor terhadap total kredit

konsumsi baru mencapai 5 persen. Namun kini di tahun 2016 sudah

mencapai 6 persen. Perkembangan penggunaan kredit konsumsi

bisa dilihat pada TABEL 5.1. berikut ini.

TABEL 5.1.

Posisi Pinjaman untuk Konsumsi Menurut Penggunaannya yang

Diberikan Bank Umum dan BPR di Kabupaten Karangasem Tahun

2012-2016 (Trilyun Rp)

Rincian 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Rumah Tinggal 0,163 0,160 0,144 0,135 0,169

Flat & Apartemen 0,003 0,001 0,001 0,001 0,000

Rumah Toko & Rumah Kantor

- 0,000 0,001 0,000 0,001

Kendaraan Bermotor 0,037 0,045 0,066 0,082 0,080

Lainnya 0,538 0,626 0,875 1,064 1,120

Total Kredit Konsumsi

0,740 0,832 1,087 1,282 1,370

Sumber : Diolah dari Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Bank Indonesia Provinsi Bali

Sementara itu, untuk kredit modal kerja dan investasi,

sebagian besar didominasi oleh sektor Perdagangan, Hotel, dan

Restoran (PHR) yang proporsinya mencapai lebih dari 60 persen

terhadap total kredit untuk modal kerja dan investasi. Posisi kedua

Page 64: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

52 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB V PERBANKAN

diduduki oleh sektor pertanian yang proprosinya berfluktuasi dalam

kisaran 8-11 persen. Sementara itu, sektor jasa-jasa menduduki

urutan ketiga dengan proporsi berfluktuasi dalam kisaran 7-10

persen. Perkembangan penggunaan kredit modal kerja dan investasi

menurut sektor ekonomi dalam dilihat dalam TABEL 5.2. berikut ini.

TABEL 5.2. Posisi Pinjaman untuk Modal Kerja dan Investasi Menurut Sektor

Ekonomi yang Diberikan Bank Umum dan BPR di Kabupaten

Karangasem Tahun 2012-2016 (Trilyun Rp)

Rincian 2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan

0,088 0,109 0,160 0,180 0,159

Pertambangan dan Penggalian

0,014 0,004 0,007 0,009 0,009

Industri Pengolahan 0,044 0,033 0,041 0,052 0,068

Listrik, Gas dan Air Bersih

0,001 0,001 0,001 0,002 0,006

Konstruksi 0,048 0,040 0,050 0,059 0,050

Perdagangan, Hotel dan Restoran

0,673 0,752 0,997 1,174 1,471

Pengangkutan dan Komunikasi

0,007 0,005 0,016 0,015 0,025

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

0,022 0,015 0,047 0,062 0,045

Jasa-jasa 0,073 0,070 0,108 0,155 0,210

Total Kredit 0,970 1,030 1,427 1,707 2,043 Sumber : Diolah dari Data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Bank Indonesia

Provinsi Bali

Page 65: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab VI

PENGANGGURAN, KEMISKINAN,DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

Page 66: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

54 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 67: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

55

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan rasio

antara jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja.

Adapun penganggur terbuka adalah mereka yang memenuhi kriteria

sebagai berikut : (1) tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari

pekerjaan; (2) tidak memiliki pekerjaan dan sedang mempersiapkan

usaha; (3) tidak memiliki pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan

karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan; dan (4)

mereka yang sudah mempunyaia pekerjaan tetapi belum mulai

bekerja. Sedangkan angkatan kerja merupakan penduduk usia 15

tahun ke atas yang bekerja dan yang menganggur. Semakin besar

TPT maka semakin besar potensi kerawanan sosial yang

ditimbulkannya, contohnya kriminalitas. Sebaliknya, semakin

rendah TPT maka semakin stabil kondisi sosial dalam masyarakat.

Sehingga sangatlah tepat jika pemerintah seringkali menjadikan

indikator ini sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan.

Dari sisi internal, pengangguran dapat disebabkan oleh

beberapa hal, di antaranya tidak seimbangnya jumlah angkatan

kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia, kompetensi pencari

kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, kurang

efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja, serta

meningkatnya peran dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam

struktur angkatan kerja.

Page 68: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

56 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

Sedangkan dari sisi eksternal, fenomena pengangguran juga

memiliki kaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja

(PHK), yang disebabkan antara lain perusahaan yang menutup atau

mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan

yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi,

hambatan dalam proses ekspor-impor, dan sebagainya. Di samping

itu, adanya urbanisasi, tekanan kenaikan upah di tengah dunia

usaha yang masih lesu, serta adanya kebijakan pemerintah yang

tidak berpihak kepada rakyat, seperti kenaikan BBM, serta adanya

pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati kalangan tertentu saja

sedikit banyak juga memberikan pengaruh terhadap jumlah

pengangguran di suatu daerah.

Setelah sempat mengalami penurunan signifikan di tahun

2012, TPT di Karangasem kembali menunjukkan peningkatan hingga

menjadi 1,39 persen di tahun 2013, 2,05 persen di tahun 2014, dan

2,15 persen di tahun 2015. Peningkatan trend pengangguran di

Karangasem merupakan suatu sinyal yang jika tidak ditanggapi

dengan serius maka akan meningkatkan potensi timbulnya masalah

kerawanan sosial. Secara rinci perkembangan TPT di Karangasem

bisa dilihat dalam GAMBAR 6.1. berikut ini.

Page 69: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

57

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

GAMBAR 6.1.

Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten

Karangasem Tahun 2011-2015 (Trilyun Rp)

Sumber : BPS (Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional)

6.2 Kemiskinan Makro

Untuk mengukur kemiskinan secara makro, BPS

menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar

(basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan

dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang

diukur dari sisi pengeluaran. Dengan demikian penduduk miskin

adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita

perbulan dibawah garis kemiskinan.

Page 70: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

58 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

BPS menggunakan beberapa indikator dalam pengukuran

tingkat kemiskinan, yaitu Garis Kemiskinan (GK), persentase

penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan serta indeks

keparahan kemiskinan. Sumber data utama yang dipakai adalah

data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Panel Modul

Konsumsi dan KOR.

Garis Kemiskinan (GK) menunjukkan jumlah rupiah

minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok

minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita

per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Penduduk yang

memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di

bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Persentase penduduk miskin (Head Count Index - P0) adalah

persentase penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan (GK).

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan

ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing

penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai

indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis

kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty

Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran

pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks,

semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Dalam upaya menanggulangi kemiskinan diperlukan

berbagai strategi yang tepat, melibatkan berbagai komponen

Page 71: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

59

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

permasalahan, berkelanjutan dan tidak bersifat temporer.

Pemerintah daerah mulai meningkatkan perhatian dan kepedulian

terhadap masalah kemiskinan di Bali dengan tiga program pokok

yang salah satunya dikenal dengan pro poor. Namun demikian

kebijakan dan program yang dilaksanakan belum menunjukkan hasil

yang memuaskan. Masih ada beberapa kesenjangan antara rencana

dengan pencapaian tujuan karena program penanggulangan

kemiskinan masih berorientasi sektoral yang tidak terpadu dan

sering terkesan tumpang tindih antar program yang dilaksanakan

oleh lembaga yang menangani sektoral.

Berbagai program pemerintah disusun dan dilaksanakan

dengan tujuan pokok untuk menanggulangi kemiskinan telah

dilakukan. Seperti misalnya program Bantuan Langsung Tunai, atau

biasa disebut "BLT". Berikutnya, melalui pendekatan pembangunan

keluarga sejahtera, pemerintah juga memberikan bantuan modal

usaha berupa kredit usaha kesejahteraan rakyat (kukesra) kepada

para keluarga miskin, selanjutnya pada tahun 2006 program

luncuran pengentasan kemiskinan yaitu CBD melalui pendekatan

lembaga adat, Program Pengembangan Kecamatan dengan maksud

untuk pengembangan kemandirian masyarakat, dan Bantuan

Langsung Sementara Untuk Masyarakat (BLSM) Miskin dengan

kegiatan :

a. Bidang pendidikan melalui Biaya Operasional Sekolah

(BOS) dan Bea Siswa Miskin.

Page 72: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

60 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

b. Bidang Kesehatan melalui JKBM dan Pelayanan

Kesehatan Dasar.

c. Bidang Infrastruktur Pedesaan melalui bantuan desa.

d. Program Raskin, PKH dan

e. Program KUBE

Disamping program tersebut diatas, berdasarkan basis

sasaran (penerima manfaat) dan tujuannya, program-program

penanggulangan kemiskinan dapat dibedakan dalam kelompok-

kelompok sebagai berikut :

1. Kelompok Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis

Keluarga (Klaster Satu) seperti :

a. Program Keluarga Harapan (PKH)

b. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas)

c. Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)

d. Program Beasiswa Pendidikan Untuk Keluarga

Miskin

2. Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan

Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Klaster Dua)

seperti :

a. PKKPM-PIE

b. KUBE

Page 73: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

61

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

3. Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan

Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan

Kecil (Klaster Tiga) seperti :

a. Program Kredit Usaha Rakyat

Meski berbagai program ini dilaksanakan namun hasilnya

masih menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin masih cukup

besar dan angkanya mengalami tren peningkatan pada periode

tahun 2014 – 2015 namun program tersebut baru bisa kelihatan di

tahun 2016 dimana terdapat penurunan penduduk miskin.

Tabel 6.1

Tingkat Kemiskinan di Bali Tahun 2014 – 2016

Kabupaten / Kota

Garis Kemiskinan (GK) Jumlah Penduduk Miskin

(Ribu jiwa) Persentase

Penduduk Miskin

2014 2015 2016 2014 2015 2016 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Jembrana 306.586 330.073 354.901 15,78 15,83 14,53 5,83 5,84 5,33

Tabanan 338.299 365.022 392.479 24,36 24,05 21,90 5,61 5,52 5,00

Badung 423.568 454.916 470.732 15,42 14,40 12,91 2,54 2,33 2,06

Gianyar 298.465 320.805 339.414 22,48 22,89 22,13 4,57 4,61 4,44

Klungkung 253.717 264.866 284.789 12,28 12,11 11,21 7,01 6,91 6,35

Bangli 265.603 283.849 305.200 13,00 12,74 11,66 5,86 5,73 5,22

Karangasem 285.805 269.866 288.436 29,73 30,33 27,12 7,30 7,44 6,61

Buleleng 306.221 327.357 350.902 43,71 43,43 37,55 6,79 6,74 5,79

Kota Denpasar

426.513 463.271 483.821 19,20 20,94 19,17 2,21 2,39 2,15

Bali 301.747 321.834 338.967 195,96 218,79 174,94 4,76 5,25 4,25

Sumber: BPS

Page 74: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

62 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

Karangasem sebagai bagian dari Bali ternyata masih

menyimpan jumlah penduduk miskin yang cukup tinggi. Namun

masih bisa mengalami penurunan pada tahun 2016. Berdasarkan

data yang ada pada tahun 2014, GK di Kabupaten Karangasem

sebesar Rp 285.805 per kapita per bulan, dan mengalami penurunan

sehingga menjadi Rp 269.866 per kapita per bulan di tahun 2015

dan meningkat lagi menjadi Rp 288.436 per kapita per bulan di

tahun 2016. Peningkatan besaran GK bisa diartikan sebagai

peningkatan jumlah pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan

untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup berupa makanan

dan non makanan. Apabila GK di Karangasem naik dan tingkat

pendapatan masyarakat mengalami peningkatan, akan

mengakibatkan penurunan jumlah penduduk miskin di Kabupaten

Karangasem. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin

pada tahun 2016 dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain

kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang berpihak pada

rakyat kecil sehingga tingkat pendapatan masyarakat mengalami

peningkatan.

Selama 3 tahun terakhir jumlah penduduk miskin di

Kabupaten Karangasen terdapat tren yang fluktuaktif dimana

apabila terjadi peningkatan besaran GK mengakibatkan terjadinya

penurunan jumlah penduduk miskin. Angka kemiskinan di

Kabupaten Karangasem 29,73 ribu jiwa (7,30%) di tahun 2014,

meningkat menjadi 30,33 ribu jiwa (7,44%) di tahun 2015 dan

Page 75: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

63

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

menurun 27,12 ribu jiwa (6,61%) di tahun 2016. Penurunan jumlah

dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Karangasem

merupakan keseriusan Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam

menangani permasalahan sehingga tampak nyata dan membuahkan

hasil. Walaupun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi akan

tetapi terjadi pemerataan tingkat pendapatan penduduk sehingga

bisa dirasakan oleh masyarakat.

6.3 Ketimpangan Pendapatan Penduduk

Strategi pembangunan yang mengedepankan pertumbuhan

ekonomi dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan

pendapatan penduduk masih menjadi prioritas program

pemerintah. Kita sering kali mendengar pemerintah menargetkan

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari capaian tahun

sebelumnya, kemudian berbagai program disusun untuk mencapai

target tersebut. Dengan pertumbuhan ekonomi diharapkan

pendapatan penduduk pun meningkat sehingga kesejahteraan

dapat terwujud.

Munculnya jumlah penduduk yang masih miskin

mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai

ternyata tidak dinikmati oleh penduduk secara merata. Artinya

terjadi ketimpangan/ketidakmerataan pendapatan antara

penduduk yang miskin dan penduduk yang kaya. Umumnya

penduduk di perkotaan lebih beruntung karena mereka lebih besar

Page 76: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

64 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEMTAHUN 2016

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

menikmati kue pertumbuhan ekonomi tersebut. Namun, kenyataan

menunjukkan bahwa di perkotaan pun masih banyak menyimpan

jumlah penduduk miskin yang cukup besar. Ketimpangan

pendapatan antar penduduk dapat diukur dengan 2 (dua)

pendekatan yang lazim digunakan yakni Koefisien Gini (Gini Ratio).

Besaran gini ratio terletak antara angka nol dan satu. Gini

ratio yang mendekati angka nol – menunjukkan tingkat kemerataan

yang hampir sempurna. Dengan kata lain, tingkat pendapatan orang

per orang sudah sangat merata. Sebaliknya semakin tinggi angka

gini ratio di suatu daerah maka semakin timpang pula distribusi

pendapatan di dearah tersebut. Besaran angka gini ratio yang

mendekati angka nol ataupun sebaliknya angka gini ratio yang

mendekati angka 1, sangat jarang terjadi bahkan hampir tidak

pernah terjadi.

Ketimpangan pendapatan berdasarkan gini ratio menurut

Oshima sebagai berikut: tingkat ketimpangan rendah, apabila gini

ratio antara 0 – 0,30 ; tingkat ketimpangan sedang, apabila gini ratio

antara 0,30 – 0,50; Tingkat ketimpangan tinggi, apabila gini ratio

lebih besar dari 0,50.

Dari GAMBAR 6.2. dapat dilihat bahwa besaran gini ratio

Kabupaten Karangasem pada periode 2012-2016 berada pada

kisaran 0,29 hingga 0,29. Dengan menggunakan kriteria Oshima,

maka tingkat ketimpangan pendapatan penduduk berada pada

kategori rendah. Jika dilihat perkembangannya dari 2012 hingga

Page 77: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

65

BAB VI PENGANGGURAN, KEMISKINAN, DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN

2016 maka besaran ini cenderung menurun. Jika di tahun 2012, gini

ratio baru mencapai 0,29 maka di tahun 2016 masih tetap 0,29.

Penurunan ini mengindikasikan adanya pemerataan dan

berkurangnya ketimpangan pendapatan antar penduduk. Hal ini

semakin memperkuat pandangan yang muncul bahwa pertumbuhan

ekonomi yang tercipta di Karangasem sudah hampir secara merata

bisa dinikmati oleh seluruh penduduknya.

GAMBAR 6.2.

Gini Ratio Kabupaten Karangasem Tahun 2012-2016

Sumber: BPS

0,29

0,33

0,34

0,31

0,29

0,26

0,27

0,28

0,29

0,3

0,31

0,32

0,33

0,34

0,35

2012 2013 2014 2015 2016

Page 78: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

Bab VII

PENUTUP

Page 79: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

66 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB VIIPENUTUP

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 80: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

67

BAB VIIPENUTUP

Kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Karangasem

pada tahun 2016 relatif cukup baik selama 5 tahun terakhir.

Walaupun pertumbuhan ekonomi yang melambat dimana pada

tahun 2012 ekonomi bisa tumbuh sebesar 5,93 persen namun di

tahun 2016 menurun sampai 5,92 persen. Akan tetapi nilai PDRB

per kapita, baik atas dasar harga berlaku maupun konstan, terus

mengalami peningkatan.

Sementara itu, perkembangan harga di tingkat konsumen

pada beberapa bahan pokok, seperti garam bata beryodium, mi

instan, tepung terigu, susu bubuk instan, daging ayam ras, minyak

tanah, beras, telur ayam ras, daging sapi, LPG, dan gula pasir, di

Karangasem pun relatif stabil pada kisaran 0-15 persen. Namun

demikian, pemerintah daerah harus berhati-hati terhadap komoditi

bawang merah, bawang putih, cabe rawit, dan cabe merah.

Perkembangan harga komoditi tersebut terlihat sangat bervariasi,

mengalami lonjakan harga yang sangat signifikan pada tahun

tertentu, namun anjlok pada tahun berikutnya. Ketersediaan stok

dan kelancaran distribusi barang menjadi prioritas pengendalian

harga untuk keempat komoditi tersebut agar dapat melindungi

produsen dari harga jual yang sangat rendah dan juga melindungi

konsumen dari harga beli yang relatif tinggi.

Dari sisi keungan daerah terlihat bahwa pengelolaan PAD di

Karangasem sangat efektif. Hal ini ditunjukkan melalui rasio

efektivitas PAD yang memberikan nilai di atas 100 persen. Namun

demikian, kemampuan daerah Karangasem dalam melaksanakan

Page 81: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

68 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB VIIPENUTUP

otonomi daerah masih cukup rendah. Derajat desentralisasi fiskal

Karangasem baru mencapai nilai 15,91 persen di tahun 2016. Pada

tahun yang sama pula, ketergantungan keuangan daerah

Karangasem terhadap transfer dana dari pusat mencapai 62,77

persen sehingga masuk pada kategori sangat tinggi. Pun demikian,

bila dibandingkan dengan kondisi 2012, maka terlihat adanya

peningkatan yang cukup baik dari sisi pengelolaan keuangan daerah

yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya derajat desentralisasi

fiskal dan menurunnya rasio ketergantungan keuangan daerah.

Perbaikan kinerja ekonomi juga terlihat dari adanya

peningkatan dalam simpanan masyarakat pada Bank Umum dan

BPR di wilayah Karangasem. Kondisi tersebut sekaligus

mengindikasikan adanya peningkatan dalam kesejahteraan

penduduk secara rata-rata karena seseorang akan akan bisa

meningkatkan simpanan/tabungannya apabila pendapatannya pun

ikut meningkat. Dalam hal pinjaman perbankan, terlihat bahwa

kredit konsumsi masih menduduki posisi pertama dibandingkan

dengan kredit modal kerja maupun investasi. Peningkatan dalam

kredit konsumsi diharapkan akan bisa memacu pertumbuhan sektor

riil. Lebih detail, terlihat pula bahwa pemanfaatan kredit konsumsi

untuk perumahan mengalami penurunan, yang menjadi salah satu

alasanya lesunya bisnis real estate di Karangasem. Sementara itu

kredit untuk pembelian kendaraan bermotor justru mengalami

peningkatan. Di sisi lain, sektor perdagangan, hotel, dan restoran

menjadi sektor paling banyak menyerap pinjaman untuk modal

Page 82: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

69

BAB VIIPENUTUP

kerja dan investasi. Artinya, hingga saat ini pun bisnis pariwisata di

Karangasem dinilai masih sangat menjanjikan bagi banyak investor.

Perbaikan dalam kondisi perekonomiam di Karangasem

ternyata sudah bisa memberikan dampak positif tehadap kondisi

sosial yang ada. Di tahun 2016 ini, tercatat persentase penduduk

miskin dan gini ratio justru mengalami penurunan. Hai ini

menunjukkan bahwa upaya pemerataan ketimpangan penduduk

yang selama ini selalu bersinergis dengan upaya pengentasan

kemiskinan telah menunjukkan hasil yang positif. Hal ini juga

semakin memperkuat pandangan yang muncul bahwa pertumbuhan

ekonomi yang tercipta di Karangasem sudah hampir secara merata

bisa dinikmati oleh seluruh penduduknya. Keseriusan pemerintah

dalam menangani masalah ini tampak nyata dan sudah

membuahkan hasil.

Page 83: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

70 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016

BAB VIIPENUTUP

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 84: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI

BAPELITBANGDA KABUPATEN KARANGASEM

Jl. Diponegoro No. 52, Amlapura

Telp : (0363) 21159, Fax : (0363) 22339

Homepage: http://bappeda.karangasemkab.go.id/

Page 85: INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN …v2.karangasemkab.go.id/assets/download/INDIKATOR...10 INDIKATOR EKONOMI MAKRO DAERAH KABUPATEN KARANGASEM 2016 BAB II PERTUMBUHAN EKONOMI