BAB II Destilasi 2

14
BAB II Pembuatan Alat Destilasi Sederhana 2.1 Tujuan Dapat menciptakan alat destilasi sederhana Memanfaatkan barang-barang bekas. Mengetahui proses destilasi sederhana. 2.2 Landasan Teori Destilasi merupakan salah satu mata kuliah Kimia Dasar I yang dijadikan praktikum. Destilasi ini adalah seni memisahkan dan pemurnian dengan menggunakan perbedaan titik didih. Di zaman dulu, destilasi digunakan untuk mendapatkan ekstrak tumbuhan yang diperkirakan dapat sebagai sumber kehidupan. Teknik destilasi kemudian ditingkatkan ketika kondensor (pendingin) diperkenalkan. Dalam kehidupan sehari- hari, prinsip destilasi dapat digunakan dalam pembuatan minyak kayu putih, penyulingan air besih, dan pemisahan bio etanol dari campurannya. Dalam makalah ini akan kami jelaskan proses pembuatan destilasi sederhana yang mengunakan barang-barang bekas yang menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat. 2.3 Alat dan Bahan a. Alat Gergaji besi

Transcript of BAB II Destilasi 2

Page 1: BAB II Destilasi 2

BAB II

Pembuatan Alat Destilasi Sederhana

2.1 Tujuan

Dapat menciptakan alat destilasi sederhana

Memanfaatkan barang-barang bekas.

Mengetahui proses destilasi sederhana.

2.2 Landasan Teori 

Destilasi merupakan salah satu mata kuliah Kimia Dasar I yang dijadikan

praktikum. Destilasi ini adalah seni memisahkan dan pemurnian dengan menggunakan

perbedaan titik didih. Di zaman dulu, destilasi digunakan untuk mendapatkan ekstrak

tumbuhan yang diperkirakan dapat sebagai sumber kehidupan. Teknik destilasi kemudian

ditingkatkan ketika kondensor (pendingin) diperkenalkan. Dalam kehidupan sehari-hari,

prinsip destilasi dapat digunakan dalam pembuatan minyak kayu putih, penyulingan air

besih, dan pemisahan bio etanol dari campurannya. Dalam makalah ini akan kami jelaskan

proses pembuatan destilasi sederhana yang mengunakan barang-barang bekas yang

menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat.

2.3 Alat dan Bahan

a. Alat

Gergaji besi

Lem besi

Bor kecil

Cutter

Pemanas

Pompa akuarium

Gunting

Pisau

Lem

Page 2: BAB II Destilasi 2

Paku

b. Bahan

Pipa bekas berdiameter 2,5 inchi

Selang berdiameter 1,4 inchi

Selang water pas

Sandal jepit bekas

Tongkat pel bekas

Dua buah kaleng bekas

Ember

Lakban.

Cop ban bekas

Alkohol 95 % dan 70 %

Lem Kaca

Puzzle bekas

Botol Kaca bekas

Ban bekas

Papan Bekas

Kayu Bekas

Aquarium Bekas

Plat Kaleng

2 buah Kaleng bekas

2. 4 Cara Kerja

1. Cara Pembuatan Alat

a. Tahap Pertama :

Lubangi pemukaan dan bawah kaleng (1) dan putar pisau searah sambil ditekan.

Belah kaleng (1) menjadi dua bagian dan lubangi samping kaleng keliling dengan

20 titik lubang.

Belah kaleng (2) menjadi dua bagian dan ambil bagian bawahnya saja.

Taruh kaleng (2) diatas permukaan kaleng (1) dan lem bagian sampingnya

sehingga merekat pada permukaan kaleng (2).

Page 3: BAB II Destilasi 2

Pasang sisa kaleng (1) diatas kaleng (2) yang terlihat bertingkat.

Tuangkan sedikit alkohol pada kaleng, kemudian nyalakan dengan api.

b. Tahap Kedua :

Botol aqua berukuran besar dibolongi bagian bawahnya dengan paku yang telah

dipanaskan.

Kemudian pipa berukuran kecil dipotong sepanjang 40 cm dengan gergaji

pemotong.

Bolongi pipa tersebut dengan menggunakan paku yang telah dipanaskan pada

bagian pinggir pipa hingga menembus sisi lainnya sebanyak 9 bolongan.

Masukan pipa tadi kedalam botol aqua yang sudah dilubangi bagian bawahnya

dan lem permukaan lubang botol tersebut.

Puzzle bekas dipotong membentuk lingkaran sesuai dengan ukuran diameter

mulut botol.

Bagian puzzle yang telah dipotong kemudian dilubangi bagian tengahnya sesuai

dengan ukuran diameter pipa.

Puzzle yang telah dipotong dan dilubangi tersebut kemudian dimasukkan pada

bagian sisi atas botol hingga menutupi keseluruhan mulut botol.

Kemudian Bolongi bagian tengah botol pada kedua sisi yang berbeda dengan

paku yang telah dipanaskan.

Potong selang water pas menjadi 3 bagian, yaitu 60 cm, 20 cm dan 20 cm.

Kemudian masukan selang water pas yang berukuran 60 cm ke dalam pipa yang

ada pada botol.

Setelah itu masukan 2 selang water pas yang berukuran 20 cm ke bagian tengah

botol.

c. Tahap Ketiga :

Ambil dua buah botol kaca yang berukuran sedang kemudian lubangi bagian

tengah tutup botol sebanyak dua lubang dan tutup lainnya sebanyak satu lubang

menggunakan paku.

Masukkan cop ban ke bagian lubang tutup botol kemudian kencangkan bautnya

pada bagian belakang tutup botol.

Ulangi cara tersebut pada botol kaca yang lainnya.

Page 4: BAB II Destilasi 2

Kemudian sambungkan bagian sisi selang yang berukuran 60 cm tersebut ke

bagian mulut cop ban yang terletak pada botol kaca yang ditaro pada bagian

kanan dari aqurium. Ulangi cara tersebut untuk bagian kiri botol dari aquarium.

d. Tahap Keempat :

Ambil beberapa papan bekas kemudian potong sesuai ukuran aquarium yang

dilebihkan panjangnya beberapa cm.

Potong kayu sesuai panjang dan lebar papan yang telah kita potong tadi.

Kemudian satukan papan dan kayu tersebut dengan paku.

Kemudian Cat seluruh bagian papan, lalu jemur dibawah sinar matahari hingga

cat kering.

Buatlah penyangga dari beberapa gagang sapu yang kemudian dipotong menjadi 4

bagian yang masing – masing berukuran 30 cm.

Kemudian Letakkan penyangga tersebut dibagian atas papan menggunakan paku.

e. Tahap Kelima :

Rangkailah seluruh bagian yang dimulai dari peletakkan aquarium di bagian

tengah papan atau diantara penyangga.

Kemudian letakkan botol yang berukuran besar tersebut diatas penyangga, lalu

letakkan kedua botol kaca tersebut dibagian kanan dan kiri papan.

Rekatkan beberapa pipa menggunakan ()

Letakkan pompa aquarium kemudian sambungkan 2 selang yang berukuran 20 cm

pada bagian pompa tersebut.

Kemudian letakkan kompor pada bagian kanan papan yang diatasnya diberi plat

untuk meletakkan botol kaca kaca tersebut.

2. Cara Kerja Alat :

1. Masukkan alkohol 70 % pada salah satu bagian botol kaca.

2. Nyalakan kompor, kemudian letakkan termometer pada salah satu lubang yang

berada di bagian tutup botol.

3. Masukkan beberapa liter air ke dalam aquarium kemudian nyalakan pompa aquarium.

4. Panaskan alkohol samapai mendidih kemudian amati temperatur pada termometer

dan baca titik didih destilasinya.

Page 5: BAB II Destilasi 2

5. Hitung dan ukur hasil yang telah diperoleh kemudian masukkan data tersebut ke

dalam tabel.

2.5 Hasil Percobaan

BAB III

Page 6: BAB II Destilasi 2

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

Destilasi adalah pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan titik didih. Apabila titik

didih dari suatu campuran yang akan dipisahkan rendah maka campuran itu akan mudah di

distilasi. Dalam praktikum yang telah di lakukan faktor yang mempengaruhi destilasi itu tidak

hanya sifat campurannya tapi juga kecepatan alir dari uap naiknya. Pemisahan ada dalam

beberapa jenis diantara nya adalah sebagai berikut :

1. ekstraksi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan kelarutan (dengan

menggunakan pelarut), ada juga ekstraksi dengan cara pengempaan yaitu pengambilan

ekstrak dengan cara memberikan tekanan. 

2. Evaporasi, adalah proses penguapan untuk memisahkan campuran, evaporasi ini

ditentukan berdasarkan konsentrasi.

3.    Dekantasi yaitu proses pemisahan cair-cair yang bersifat emulsi.

4.    Kromatografi, adalah pemisahan berdasarkan perbedaan warna yang tampak padakertas

kromagtografi.

Destilasi adalah suatu proses pemurnian yang didahului dengan penguapan senyawa cair

dengan cara memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk. Destilasi

merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan pada titik

didih. Secara sederhana destilasi dilakukan dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap

tersebut didinginkan kembali supaya jadi cair dengan bantuan kondensor.

Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran

zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih

dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni

(destilat). Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik

didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian

uap ini didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun manjadi cairan murni yang disebut

destilat.

Pada percobaan ini menggunakan destilasi sederhana. Destilasi sederhana adalah salah

satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik

didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini

Page 7: BAB II Destilasi 2

digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang

digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi, penangas, termometer,

pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan

kasa. Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya

rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau minyak. Proses ini dilakukan dengan

mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah,

namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bisa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat

memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.

Pada praktikum ini digunakan bahan daun kayu putih sebanyak 500 gr untuk

mengekstraksi minyak atsirinya secara destilasi uap air-langsung. Sebelum didestilasi, daun kayu

putih dipisahkan terlebih dahulu dari tangkainya, kemudian daun kayu putih ditimbang

sebanyak 500 gr. Lalu ketel uap disiapkan dan diisi dengan air secukupnya, penyangga dipasang

di atas ketel uap sebagai tempat daun kayu putih supaya tidak menyentuh air. Agar sistem

terisolasi, dipasang sekat karet pada ketel uap sehingga sistem terhindar dari pengaruh luar

(massa, energi). Setelah itu, wadah ketel ditutup dan dikunci. Kemudian alat dirangkai dengan

benar dan disambungkan dengan clavengger. Selang dipasang untuk tempat aliran air (air masuk

di bawah, air keluar di atas). Air pendingin dalam kondensor dialirkan dan kemudian dihidupkan

pemanasnya. Pemanasan dilakukan selama 1 jam.

Selama proses pemanasan, air akan menguap, uap air akan naik ke atas mengenai sampel

daun kayu putih sekaligus mengikat minyak yang ada pada daun kayu putih. Penguapan air ini

sudah tampak setelah 15 menit pada pemanasan. Uap air tersebut akan masuk ke kondensor dan

diubah fasanya menjadi cair, sehingga terdapat cairan minyak yang bercampur dengan air yang

jatuh di clavengger. Cairan minyak yang bercampur dengan air ini sudah tampak setelah 30

menit pemanasan.

Selama proses pemanasan, perlu dilakukan pemantauan terhadap kondensor. Kondensor

di sini bertindak sebagaia pendingin uap yang terbentuk dari pemanasan agar dapat menjadi

cairan kembali. Pemantauan trerhadap terhadap kondensor dilakukan dengan terus mengganti air

yang mengalir dalm kondensor alasannya adalah supaya proses pendingininan uap untuk menjadi

cairan kembali, berjalan sempurna, karena jika kondensor terlalu panas maka proses pendinginan

uap akan terhambat, sehingga cairan yang seharusnya tertampung tidak ada.

Page 8: BAB II Destilasi 2

Di dalam clavengger, minyak dan air akan memisah berdasarkan berat jenisnya. Minyak

atsiri akan berada di atas air, hal ini disebabkan minyak atsiri memiliki massa jenis yang

cenderung lebih ringan dibandingkan massa jenis air. Akhirnya, setelah 1 jam berlalu dan

pemanas dimatikan, alat destilasi didinginkan terlebih dahulu selama beberapa menit sebelum

ketel dibuka dan ampas daun kayu putih dibuang.

Berat minyak atsiri yang didapat dari 500 gr daun kayu putih pada praktikum ini adalah

49,077 gr. Rendemen minyak kayu putih yang didapat sebesar 9,8154 %, sedangkan rendemen

teoritisnya sebesar 15 sampai 17,2 % , mendidih tepat pada suhu 100 0C dengan volume awal

sampel 250 mL dan setelah didestilasi menghasilkan destilat sebesar 50 mL dan residu sebesar

195 mL selama 60 menit serta kehilangan sampel sebanyak 5 mL, hal ini terjadi karena sebagian

sampel keluar melalui lubang yang ada pada thermometer kemudian menjadi uap . Hasil destilat

sebanyak 50 mL tersebut menandakan bahwa dalam 300 mL sampel hanya 50 mL yang

merupakan zat murni dalam sampel tersebut dan selebihnya adalah residu yang merupakan

gabungan dari beberapa senyawa kimia.

Perbedaan hasil pada percobaan ini disebabkan oleh beberapa hal berikut :

1. Apabila komposisi sampel yang dipakai sedikit, maka minyak atsiri yang dihasilkan

juga akan sedikit. Semakin banyak komposisi sampel yang digunakan, maka minyak

atsiri yang didapatpun semakin banyak.

2.    Setiap sampel tidak memiliki kandungan minyak atsiri yang sama banyak.

3.    Lamanya waktu yang digunakan untuk mendestilasi sampel dan kondisi sampel juga

akan mempengaruhi hasil rendemen minyak atsirinya.

4. Luas permukaan sampel mempengaruhi minyak yang dihasilkan. Semakin besar luas

permukaan sampel, maka akan semakin cepat minyak dapat ditarik dari sampel, karena

uap langsung masuk ke pori-pori sampel karena memiliki luas penampang yang besar.

5.    Temperatur pemanasan selama proses destilasi harus tetap dijaga konstan.

6.    Uap yang menguap keluar dari kondensor dapat juga mempengaruhi kandungan

minyak atsiri yang didapat, hal ini dapat terjadi karena suhu pemanasan yang terlalu

tinggi.

Page 9: BAB II Destilasi 2

BAB IV

Page 10: BAB II Destilasi 2

KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran