BAB II - Dasar Teori

download BAB II - Dasar Teori

of 17

description

agama

Transcript of BAB II - Dasar Teori

BAB IIDASAR TEORI2.1 Konsep IPTEK dalam Islam2.1.1 Definisi IPTEKIPTEK adalah suatu singkatan yang sering digunakan orang untuk mengartikan masalah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu adalah hal yang mendasari munculnya sebuah ide atau gagasan yang beik. Sedangkan Teknologi adalah aplikasi dari ilmu yang ia dapat untuk menyelesai sebuah masalah guna mencapai tujuan tertentu. Dalam islam menuntu ilmu adalah menjadi sesuatu yang hal yang wajib bagi muslim dan muslimat. Berdasarkan Sabda Rasulullah S.A.W. Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan. Dan sebuah hadist selanjutnya Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat . Maksud dari hadist diatas adalah bahwa selama manusia hidup dan menitih kehidupannya haruslah dengan ilmu, yang dengan kata lain jikalau menuntut ilmu adalah sebuah keharusan, karena dengan ilmu tersebut akan menghantarkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat (Wardahna , 2005: 47).Mengapa belajar IPTEK itu wajib, jawabannya karena kehidupan pada zaman modern manusia tidak dapt lepas dari masalah iptek. Dalam kehidupannya yang sudah sedemikian majunya, manusia bisa hidup nyaman dan tentram karena kemajuan iptek. Memang bukan hanya iptek saja yang bisa membuat kehidupan ini menjadi nyaman dan tentram, tapi juga ada factor lain yang mengikutinya yaitu IMTAQ Iman dan taqwa kepada Allah SWT. Dapat disimpulkan bahwa Ilmu dan teknologi adalah 2 hal yang tak dapat dipisahkan, ilmu sebagai dasar atau pengantar sebuah kemajuan, sedangkan teknologi adalah hasil dari sebuah ilmu yang diaplikasikan untuk kesejahteraan manusia. (Wardahna, 2005 : 47)2.1.2 Al-Quran sebagai Rujukan bagi Ilmu Pengetahuan dan TeknologiAl-Quran dapat dipakai sebagai rujukan ilmu pengetahuan, berarti Al-Quran harus bisa memayungi dan bisa menjadi inspirasi pengembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Padahal ilmu pengetahuan pada saat ini sudah berkembang sedemikian pesatnya, apakah Al-Quran masih bisa tetap dapat mengikuti perkembangan yang pesat tersebut? Untuk memantapkan pengertian bahwa Al-Quran dapat menjadi rujukan bagi ilmu pengetahuan, maka kita harus melihat beberapa ayat yang dapat menjadi pemicu atau dasar pengembangan ilmu yang ada pada saat ini. Apalagi memungkinkan akan lebih baik lagi kalau dapat melihat (meramalkan) perkembangan pada masa yang akan datang berdasarkan ayat-ayat Al-Quran. (Wardahna, 2005 : 47)Sebenarnya dengan melalui penalaran yang sederhana saja, kita akan bisa menerima bahwa Al-Quran dapat menjadi dasar rujukan bagi ilmu pengetahuan. Penalaran sederhana ini didasarkan pada ayat Al-Quran sebagai berikut: Hanya sesungguhnya Tuhan kamu adalah yang tiada Tuhan melainkan Dia. IlmuNya meliputi segala sesuatu.(QS. Thaahaa, 29:28). Apakah engkau tidak mengetahui sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa dilangit dan di bumi(QS. Al Haji, 22:70).Dia mengetahui yang gaib dan nyata, dan Dialah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Anaam, 6:73).2.1.3 Islam dan IPTEK2.1.3.1 Islam dan Iptek Pada Masa LaluMembahas masalah Islam dan IPTEK pada masa lalu, adalah suatu pembahasan masalah yang menarik hati dan membanggakan sekaligus memprihatinkan, karena pembahasnnnya harus membuka sejarah perkembangan Islam masa lalu. Pada masa lalu ilmu pengetahuan dan teknologi sudah maju, hal ini bisa dilihat dari para imuwan Islam yang pada waktu itu sudah mempelajari ilmu perbintangan dan astronomi. Mengapa para ilmuwan pada waktu itu tertarik pada ilmu perbintangan? Mereka tertarik untuk mempelajari ilmu perbintangan, karena di dalam Al-Quran ada ayat yang memuat masalah tersebut, yaitu pada ayat berikut ini. (Wardahna, 2005 : 51) Dan Dia meletakkan gunung-gunung di bumi supaya tidak goncang bersama kamu, dan sungai-sungai dan jalan-jalan, agar kamu mendapat petunjuk (jalan), dan (Dia ciptakan) tanda- tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-binang itulah mereka mendapat petunjuk (jalan). (QS. An Nahl, 16:15, 16).Para ilmuwan Islam tertarik dengan ayat tersebut di atas, karena keadaan alam didaerah Timur Tengah (khusunya Arab) yang terdiri dari hamparan padang pair, manakala malam hari tiba maka tampaklah bintang-bintang bertaburan di langit yang cerah. Para Musafir yangberjalan ditengah padang pasir pada waktu malam hari, bisa menemukan arah dan tujuan tanpa tersesat karena bintang-bintang sebagai petunjuk jalan. Begitu pula mereka yang berlayar di tengah laut, bintang-bintanglah yang menjadi kompas sehingga mereka tidak tersesat. (Wardahna, 2005 : 52)Selain dari ayat tersebut, ada lagi ayat Al Quran mengenai langit dan bintang yang lebih menantang lagi, yaitu : Demi langit yang mempunyai jalan-jalan(QS. Adz Dzaariyaat, 51:7)Bagaimana mungkin langit mempunyai jalan-jalan, adalah sesuatu yang jadi bahan pemikiran para astronom islam waktu itu. Para Ilmuwan islam ingin sekali tahu apa sebenarnya apa yang dimaksud dengan jalan-jalan yang ada di langit itu. Untuk mendapatkan jawaban tentang pernyataan ayat tersebut, maka didirikanlah observatorium-observatorium oleh ilmuwan islam. Observatorium adalah laboratorium untuk mengamati bintang-bintang yang bertebaran dilangit. Observatorium-observatorium yang dimaksud antara lain adalah observatorium Bayt Al Hikmah di Bagdad, observatorium Dar Al Hikmah di Kairo dan observatorium Taqi Al Din di Istambul. (Wardahna, 2005 : 53)Melalui pengamatan di observatorium, kini para ilmuwan tahu mengenai jalan-jalan dilangit yang tersurat dalam ayat 7 surat Adz Dzaariyat tersebut, adalah orbit setiap planet yang sudah tertentu keberadaan lintasannya. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa di dalam membahas masalah islam dan iptek di masa lalu, merupakan pembahasan yang menarik hati dan membanggakan. Karena pada masa lalu islam pernah menjadi pelopor dan mengalami kejayaan dalam masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. (Wardahna, 2005 : 53)2.1.3.2 Islam dan IPTEK Pada Masa KiniBerbicara masalah Islam dan IPTEK pada masa kini, tidak jauh berbeda dengan pembahasan mengenai islam dan IPTEK pada masa lalu, artinya pembahasaannya akan menyenangkan dan menarik hati. Tentu kita masih ingat, bahwa pesawat ruang angkasa Apollo 11 milik Amerika Serikat pada tanggal 16 Juli 1969 telah berhasil membawa manusia dan mendarat dibulan dengan baik. Apakah keberhasilan manusia menginjakkan kakinya di bulan tidak bertentangan dengan ayat-ayat Al-Quran? Coba kita lihat ayat berikut: Hai sekalian jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. (QS. Ar Rahman, 55:33)Apabila diperhatikan dengan cermat ayat tersebut di atas, ada suatu tentangan bagi manusia untuk bisa melintasi penjuru langit dan bumi. Manusia harus bisa terbang ke angkasa luar (terbang melintasi penjuru langit dan bumi) dan ternyata bisa sampai ke bulan. Padahal pada akhir ayat tersebut dikatakan bahwa kamu tidak akan dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Kekuatan apakah yang dimaksudkan dengan ayat tersebut diatas? Jawabanya adalah IPTEK! Ya, kekuatan yang dimaksud adalah IPTEK, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peroketan. IPTEK dalam bidang peroketanlah yang dapat mengantarkan manusia sampai ke bulan tanpa dukungan IPTEK dalam bidang peroketan, manusia tak mungkin mengalahkan gaya tarik bumi yang begitu kuat dan tidak mungkin sampai ke bulan. (Wardahna, 2005 : 64)Contoh lain bagaimana peranan Islam dan IPTEK pada masa kini, yaitu pada saat ilmuwan Inggris berhasil melakukan kloning pertama kali terhadap domba. Kloning adalah melipatgandakan makhluk hidup, seperti contoh terhadap kambing tanpa melalui proses pembuatan alami. Jadi dalam proses cloning, para ilmuwan dengan pengetahuan bioteknologi bisa menggandakan sel amanusia dengan kromosom yang sama pula, sehingga diperoleh manusia yang punya sifat fisik dan psikologis yang sama atau kembar sempurna. (Wardahna, 2005 : 65)2.1.3.3 Islam dan Iptek Pada Masa MendatangIlmu pengetahuan dan teknologi akan terus berkembang, sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Melalui IPTEK manusia berusaha meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi dirinya, sebab peradaban yang maju identik dengan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang baik. Selain dari pada itu, melalui IPTEK pulalah manusia menginginkan kemudahan kemudahan dalam hidupnya. Kemudahan- kemudahan yang bisa diperoleh melalui IPTEK sangat banyak. Akan tetapi kemudahan tersebut bisa menjadikan manusia makin dekat dengan Sang Khalik, tapi bisa juga kemudahan itu menjauhkan manusia dengan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (Wardahna, 2005 : 76)Pada masa mendatang iptek sudah demikian majunya, sehingga dengan kemajuan tersebut manusia akan berusaha menggali dan mengaduk kekayaan alam yang ada, untuk dipakai bagi peningkatan kesejahteraandan kemakmuran umat manusia. Namun secara terang-terangan manusia mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Tindakan ini sudah barang tentu dapat menimbulkan gangguan pada ekosistem yang berakibat pada kerusakan lingkungan. Mengenai hal ini Tuhan sudah mengingatkan melalui FirmanNya dalam ayat berikut :Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali(ke jalan yang benar). (QS. Ar Ruum, 30:41)Jadi Alalh sudah mengingatkan manusia untuk jangan sampai terjadi kerusakan ekosistem yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya berdampak juga pada manusia. (Wardahna, 2005 : 77)Contoh tentang Islam dan IPTEK pada masa mendatang adalah Eutanasia yaitu mengakhiri hdup dengan cara yang enak dan menyenangkan. Tanda kutip diberikan pada kata-kata enak dan menyenangkan, karena kesan enak dan menyenangkan hanya dugaan manusia saja, karena mengakhiri hidup dengan mati dengan cara ini secara medis tampaknya enak dan menyenangkan, sebab orang yang akan menjalani euthanasia dibuat mengantuk dulu, lalu tertidur, dan akhirnya dibuat mati dengan suntikan atau dengan bahasa awam dibius sampai mati. (Wardahna, 2005 : 83)Untuk bisa mengikuti dan mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah berkembang demikian pesatnya, maka tidak ada pilihan lain lagi kecuali harus ikut terjun langsung dalam kegiatan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain belajar IPTEK itu wajib. Mewajibkan belajar IPTEK, bukan berarti meninggalkan ilmu-ilmu yang lain, ilmu-ilmu yang lain tetap diperlukan dan dipelajari dengan baik sesuai dengan keahlian masing-masing, Akan tetapi mewajibkan belajar iptek yang dimaksudkan disini agar umat islam yang berkecimpung dalam bidang IPTEK makin bersemangat dalam mempelajarinya agar supaya umat Islam tidak terlalu tertinggal jauh dalam hal kemajuan IPTEK. (Wardahna, 2005 : 87)2.2 Konsep SeniDari segi makna literal, seni berarti halus, indah, atau permai. Dari segi istilah seni adalah segala yang halus dan indah lagi menyenangkan hati serta perasaan manusia. Keindahan adalah sesuatu yang wujud di luar diri manusia yang menikmati keindahan itu. Allah adalah sumber daya dan sumber pemikiran manusia manakala imaginasi dan keupayaan mencipta yang ada manusia adalah percikan dari daya kreatif manusia. Kesenian Islam adalah kesinambungan daripada kesenian pada zaman silam yang telah berkembang dan dicorakkan oleh konsep tauhid yang tinggi kepada Allah SWT. Kesenian Islam memiliki khazanah sejarahnya yang tersendiri dan unik. Kesenian Islam dikatakan telah berkembang sejak zaman Nabi Daud A.S dan puteranya Nabi Sulaiman A.S dan terus berkembang di zaman Nabi Muhammad S.A.W dan di zaman selepas kewafatan Baginda sehingga kini. Kesenian Islam terus berkembang di dalam bentuk dan falsafahnya yang berorientasikan sumber Islam yang menitikberatkan kesejajaran dengan tuntutan tauhid dan syara.2.2.1 Ciri - ciri Kesenian IslamSeni dijadikan alat menyebarkan agama dan memperkukuhkan amal kebijakan dan kebaikan dikalangan ummah. Hasil seni boleh menjadi faktor pendorong yang intensif bagi mengingat dan memuji Allah. Kesenian islam menyahut seruan sebilangan keperluan asas masyarakatnya. Ia juga mengukuhkan persiapan individu untuk mematuhi ajaran Allah selaras dengan tujuan asas penciptaan manusia. Kesenian Islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang tergantung kepada keseluruhan kesahihan Islam itu sendiri. Menurut Islam, kesenian yang mempunyai nilai tertinggi ialah yang mendorong ke arah ketaqwaan, kema'rufan, kesahihan dan budi yang mantap. Kesenian Islam terpancar dari wahyu Allah, sama seperti undang-undang Allah dan syariatnya. Maknanya ia harus berada di bawah lingkungan dan peraturan wahyu. Ini yang membedakan kesenian islam dengan kesenian bukan islam.2.2.2 Sikap Islam Terhadap SeniPada dasarnya, sesuatu yang indah itu disukai oleh Allah kerana Dia zat yang Maha Indah dan menyukai yang indah. Islam mempunyai kriterianya yang tersendiri untuk dijadikan pengukur pedoman bagi menentukan halal atau haramnya sesuatu karya seni itu. Kriteria pertama ialah seni atau karya seni itu mestilah baik iaitu yang mempunyai cirri-cirinya yang khusus. Antaranya ialah tidak merusak budi pekerti yang mulia serta tidak melalaikan orang dari beribadat dan mengingati Allah. Kriteria penolakan pula ialah seni atau karya seni tersebut buruk iaitu boleh merosakkan moral, melalaikan diri daripada beribadat kepada Allah dan sekaligus melupakanNya.2.2.3 Jenis - jenis Seni2.2.3.1 Seni SuaraMenurut pandangan Islam, seni suara dibahagikan kepada 2 kriteria yaitu seni suara yang baik dan seni suara yang buruk. Seni suara yang baik merangkumi bacaan Al-Quran dengan suara yang merdu, syahdu dan lunak, melagukan azan, menyanyikan lagu-lagu jihad, berzikir, mendendangkan nyanyian hari-hari raya, menyanyikan selamat jalan dan selamat kembali kepada para jemaah haji, berzanji dan lain-lain. Seni suara yang buruk pula merangkumi nyanyian-nyanyian yang sering menimbulkan nafsu berahi, lagu-lagu joget dan tarian yang bercampur antara lelaki dan perempuan yang bukan mahram, lagu-lagu yang boleh merosakkan budi pekerti muda mudi serta melalaikan mereka dari beribadat kepada Allah.Contoh seni suara adalah seni baca Al-Quran. Al-Quran adalah kalam Allah dan kitab suci umat Islam. Ia bukan sahaja mempunyai nilai sastera yang amat indah dan tinggi tetapi juga mempunyai seni bacaan yang unik. Oleh itu, membaca al- Quran diberikan prioriti yang pertama dan utama dalam Islam. Kita dituntut oleh syariat Islam supaya membaca al-Quran mengikut tajwidnya yang betul dan dengan suara yang baik bukan dengan cara berlagu sebagaimana lagu-lagu qasidah. Ini kerana ia boleh merosak dan mungkin akan menambah atau mengurangkan huruf-huruf al-Quran dan dianggap suatu bidaah pula.2.2.3.2 Seni Ukir Seni ukir Islam mempunyai nilai yang tinggi baik dalam susunan komposisi cara pengisian bidang yang dihias ataupun dalam cara mensejajarkan motif-motif ukurannya. Pembagian diatur berdasarkan geometri, motif-motif tabii sperti akar, bunga, daun dan sebagainya

2.2.3.3 Seni KhatKhat merupakan seni yang mengandung keindahan estetika. Kaligrafi atau seni khat berasal dari perkataan kalios yang berarti indah manakala graph bermaksud garisan atau tulisan. Ahli dalam seni khat disebut Khattat. Seni Khat bermula serentak dengan turunnya wahyu illahi kepada Rasulullah karena pada zaman jahiliyah orang-orang Arab berpegang kepada tradisi menyimpan maklumat dan komunikasi

2.3 Integrasi Iman, Ilmu, dan AmalDalam dunia Islam ilmu bermula dari keinginan untuk memahami wahyu yang terkandung dalam al-Qur'an dan bimbingan Nabi Muhammad SAW mengenai wahyu tersebut. Al-'Ilm itu sendiri dikenal sebagai sifat utama Allah SWT. Dalam bentuk kata yang berbeda Allah SWT juga disebut al-'Alim yang artinya "Maha Mengetahui atau yang Maha Tahu". Ilmu adalah salah satu dari sifat utama Allah SWT yang merupakan satu-satunya kata yang komprehensif serta bisa digunakan untuk menerangkan pengetahuan. Ajaran Islam dari sejak awal meletakkan semangat keilmuan pada posisi yang amat penting. Ayat Al-Mujadalah berbicara tentang etika dan akhlak ketika berada di majlis ilmu. Etika dan akhlak tersebut antara lain ditujukan untuk mendukung terciptanya ketertiban, kenyamanan dan ketenangan suasana dalam majlis sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan ilmu pengetahuan.Maka pendidikan Islam dijadikan sebagai sarana dalam pengintegrasian ini dimana tujuan pendidikan Islam itu sendiri yang mengarah kepada terwujudnya insan kamil, di mana manusia yang beriman dan berilmu serta beramal saleh akan diangkat kedudukannya di sisi Allah SWT dan mendapat tempat yang baik di sisi manusia. Beriman yang hakekatnya menyerahkan hati dan jiwa untuk tunduk pada perintah Allah SWT dan mengimani seluruh rukun-rukun iman harus disertai dengan ilmu pengetahuan, baik ilmu tentang bagaimana beriman (tauhid), beramal beribadah dan semua ibadah untuk menyembah kepada Allah SWT (ilmu agama), maupun ilmu-ilmu umum yang sekarang ini lebih dikenal dengan penerapannya yaitu teknologi canggih dari komputer, internet, fisika, kimia, biologi tanpa memisahkan satu dengan yang lain. Karena amat erat kaitannya antara iman dan ilmu pengetahuan yaitu dengan melihat sumber dari ilmu itu sendiri yaitu al-Qur'an yang di dalamnya terdapat bermacam-macam pengetahuan yang harus digali dan dipelajari. Sebagaimana asal mula manusia diciptakan itu untuk menjadi khalifah atau wakil yang diberi kesempatan untuk menggali potensi dialam ini sebagai bukti kebesaran Allah SWT. (A Soenarjo, 1971: 747)Dengan demikian tujuan utama manusia diciptakan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan ridha-Nya, sementara ilmu sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan tentangAllah SWT, keridhaan dan kedekatan pada-Nya. Dan ilmu ini mencakup ilmu-ilmu kealaman maupun ilmu syariah, jadi beriman kepada Allah SWT tidak sekedar lewat sholat, puasa, tetapi sesuatu yang dapa mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah ibadah. Salah satunya yaitu mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan karena itu salah satu cara untuk menolong manusia untuk lebih dekat kepada Allah SWT.Jadi kemajuan yang dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan harus ditujukan untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Danhal ini akan tercapai jika tujuan dari pengembangan ilmu pengetahuan itu didasarkan untuk meningkatkan ibadah dan akidah kepada Allah SWT. Karena dalam pandangan Islam seorang yang berilmu harus memelihara ilmu tersebut yaitu lebih condong untuk zuhud serta mengamalkan ilmu itu agar bermanfaat bagi sesama. al-Qur'an tidak hanya menjelaskan tentang sumber ilmu (ontologi), melainkan juga tentang cara mengembangkan ilmu (epistimologi) dan pemanfaatan ilmu (aksiologi). Sumber ilmu pada garis besarnya ada dua, yaitu ilmu yang bersumber pada wahyu (al-Qur'an) yang menghasilkan ilmu naqli; dan yang bersumber pada alam melalui penalaran yang menghasilkan ilm 'aqli. Ilmu yang bersumber pada naqli ini adalah ilmu-ilmu agama (tafsir, hadits, fiqh, tauhid, tasawuf dan sejarah). Sedangkan ilmu 'aqli seperti filsafat, ilmu sosial, teknik, biologi dan lain-lain. Ilmu-ilmu naqli dihasilkan dengan cara memikirkan secaramendalam (ijtihad) dengan metode tertentu dan persyaratan tertentu; sedangkan ilmu-ilmu 'aqli dihasilkan melalui penelitian kuantitatif (di laboratorium dengan menggunakan alat ukur, timbangan) dan penelitian kualitatif (terjun langsung, mengamati, mewawancarai dan berdialog serta bergaul dengan masyarakat). Ilmu-ilmu tersebut harus digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT dalam arti yang seluas-luasnya.Pendidikan Islam diharapkan mampu menciptakan manusia yang menjadi pengendali kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta sekaligus menjadi daya tangkal terhadap dampak-dampak negative lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya pendidikan Islam harus mampu mengintegrasikan pendidikan Qalbiyah (afektif) yang selalu seiring dan berinteraksi dengan pendidikan Aqliyah (Kognitif) sehingga dapat menimbulkan perilaku manusia yang religius, memiliki integritas dan keceradasan. (Hujair AH. Sanaky: Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia, 2003: 133)Orang yang telah diberi ilmu itu tahu lalu beriman dan iman itu adanya di dalam hati dan direalisasikan dalam bentuk ibadah kepada Allah SWT, takwa dan takut kepada-Nya, sementara ilmu yang membuahkan iman akan menghasilkan sikap tawadhu kepada Allah SWT.Ilmu yang benarlah yang menghayati iman dan iman yang haklah yang melapangkan ilmu, dengan demikian keduanya merupakan dua sejoli yang saling bertafahum, bahkan sebagai dua saudara yang saling bekerja sama. Ilmu inilah yang dikehendaki oleh Islam, apapun judul dan bidang bahasanya Islammenghendaki ilmu yang berada di bawah naungan Iman dan segala nilai yang luhur.Ilmu sebagai petunjuk beriman dan juga sebagai petunjuk beramal. Artinya bahwa manusia yang telah berilmu mengetahui segala sesuatu lalu ia teguhkan ilmu itu akidah dan keimanan kepada Allah SWT maka selanjutnya ia harus mengamalkan apa yang telah didapatkan itu dalam kehidupan seharihari.Ibadah jika dilakukan tanpa ilmu dalam arti ilmu yang menjelaskan tentang tata cara ibadah, syarat-syarat sah tidaknya ibadah, maka ibadahnya tidak sempurna (kosong). Karena dilihat dari dari kemanfaatannya ibadah itu bermanfaat hanya untuk dirinya sendiri sementara ilmu brmanfaat untuk dirinya dan orang lain.Ilmu juga menjadi bekal di akherat nanti karena merupakan salah satu amal yang dapat menyelamatkan kita setelah kematian. Jadi jelas bahwa antara iman dan ilmu itu saling berkaitan satu sama lain mendukung, sehingga ketika manusia sudah dibekali dengan keduanya ditambah dengan amal saleh maka ia menjadi manusia yang sempurna (insan kamil). (A. Soenarjo, Op.Cit., hlm. 520)

2.4 Keutamaan Orang yang BerilmuBegitu banyak ayat Al-Quran dan hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan orang-orang yang berilmu atas ahli ibadah yang tidak berilmu. Pepatah mengatakan bahwa ilmu lebih utama daripada harta karena ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan harta pemiliknyalah yang harus menjaganya. Dan sesungguhnya, iman seseorang kepada Allah dan hari akhir itu haruslah dibangun di atas ilmu. Tidak mungkin seseorang dapat memiliki iman kepada hal-hal tersebut tanpanya. Tanpa ilmu, seseorang hanya akan beragama tanpa memiliki dasar yang kuat dan hanya ikut-ikutan saja. Akhirnya imannya akan mudah goyah oleh syubhat-syubhat yang kini begitu merajalela.Nabi Muhammad SAW menyuruh setiap individu untuk menuntut ilmu, tuntutlah ilmu sampai kenegeri Cina, Tuntutlah ilmu dari buaian ibu sampai ke liang lahat. Menuntut ilmu adalah proses yang harus dijalani sepanjang hayat.Di bawah ini adalah beberapa keutamaan orang-orang yang berilmu: Dalam surat Al-Mujadalah Allah subhaanahu wa taala berfirman:Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (Al-Mujaadalah: 11) Rasulullah pernah bersabda: Keutamaan Orang Alimatasahli ibadah adalahseperti keutamaanku atasorang yang paling rendah darisahabatku. (HR. Ad Dailami). Beliau juga bersabda dalam sabdanya yang lain: Ulamaadalahpewarisparanabi. (HR At-Tirmidzi) Dalam hadits-hadits beliau, Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam tidak pernah meminta kepada Allah untuk ditambahkan kepada beliau kecuali ilmu. Seandainya ada sesuatu yang lebih utama dari ilmu, pastilah beliau akan mengajarkan ummatnya untuk meminta hal tersebut. Selain itu, dalam surah Az-Zumar: 9 dan Al-Hasyr: 20, Allah membandingkan antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui dan ahli surga dengan ahli neraka dengan redaksi yang mirip. Hal ini menunjukkan bahwa beda derajat orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu adalah sama dengan beda derajat ahli surga dengan ahli neraka.

QS. AL Hasyr Ayat 20-21 dan Terjemahannnya. 20. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. 21. Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. Dalam surah Al-Mulk Allah berfirman Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapa yang lebih baik amalnya (Al-Mulk: 2). Ulama menjelaskan bahwa maksud dariahsanu amalanadalah yang paling ikhlas dan yang benar, yakni sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wasallam. Bagaimana mungkin kita dapat meraih hal ini tanpa ilmu? Tidurnya orang yang berilmu lebih ditakuti daripada sholatnya orang yang tidak berilmu. Hal ini bisa terjadi karena tidurnya orang yang berilmu pastilah bertujuan untuk istirahat agar dia mampu beribadah lagi kemudian. Selain itu, orang yang mengamalkan ilmunya akan tidur dengan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah di dalamnya sehingga tidurnya tersebut akan bernilai ibadah. Sedangkan, ibadahnya orang yang bodoh akan rawan terhadap bidah dan justru menjadikan syetan menyukainya. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi). Imam Syafii pernah berkata: menuntut ilmu lebih afdhol daripada shalat nafil (shalat tahajjud). Imam Bukhari berkata: Ilmu itu sebelum berkata dan beramal.

Perlu diperhatikan bahwa dalam setiap dalil tersebut, kata ilmu selalu didahului olehalif-lamyang menunjukkan bahwa hanya ilmu-ilmu tertentu saja yang wajib untuk dicari oleh setiap muslim. Ilmu apa sajakah itu?Ibnu Hajar Al-Atsqolani menyebutkan dalam kitab Fathul Baari bahwa ilmu yang hukumnya fardhu ain untuk dicari oleh setiap muslim adalah: Ilmu syari yang bermanfaat mengetahui kewajiban mukallaf dari perkara din-nya, baik urusan ubadah dan muamalah. Serta ilmu tentang Allah, sifat-Nya, dan kewajiban kita terhadap urusan tersebut, dan menyucikan-Nya dari kekurangan. Adapun semua itu berputar pada tafsir, hadits, dan fiqh.(Fathul Baari 1/141)Allah berfirman:"Katakanlah, 'Apakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?' Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakal lah yang dapat menerima pelajaran."(QS Az Zumar:9) (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat."(QS Al Hasyr: 11). Rasulullah bersabda, "Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim."(HR Ibnu Majah)."Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal itu Allah jalankan dia di atas jalan di antara jalan-jalan surga. Dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul ilmi (pencari ilmu agama). Dan sesungguhnya seorang alim itu dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang. Dan sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Para Nabi itu tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya maka dia telah mengambil bagian yang banyak."(HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad) (http://www.merdeka.com/ramadan/keutamaan-orang-berilmu-dan-caranya-memandang-masalah-tausiah-ustaz-arifin-ilham.html pukul 6.37)2.5 Tanggung Jawab Ilmuan terhadap LingkungannyaIlmuwan merupakan sosok manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan dalam menguasai sebuah ilmu pengetahuan. Dari kelebihannya ini maka Tuhan mengangkat harkat dan martabat ilmuan tersebut di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan Negara sehingga mereka disanjung dan dihormati serta menjadi sumber solusi dari situasi-dan kondisi lingkungan hidup manusia.Karena ilmuwan tersebut telah diberi penghargaan oleh Tuhan maka penghargaan tersebut membawa kedalam posisi yang tinggi disbanding dengan manusia yang lain. Dialah menjadi wakil Tuhan di bumi untuk menjadikan lingkungan hidup manusia terpelihara dan membawa kebaikan kepada manusia itu sendiri. Dengan demikian dapta diartikan bahwa ilmuan dijadikan Tuhan sebagai pemimmpin kelangsungan lingkungan hidup manusia di muka bumi ini.Krisis lingkungan yang sekarang menjadi problem serius manusia pertama kali disulut oleh modernisasi (era Industrialisasi) yang terjadi di Barat. Sedangkan dunia timur hanya mengekor jalan yang telah dilaluai Barat, meski sebenarnya jalan itu telah bertentangan dengan pandangan filsafat mereka sendiri.Modernisasi Barat yang membuahkan konsumerisme, individualisme, hedonisme, adalah kelanjutan dari filsafat materialisme yang mendasari bangunan peradabannya. Terjadilah peradaban barat yang memobilisasi masa untuk berebut kenikmatan duniawi tanpa mempedulikan nilai-nilai transendental. Gaya hidup hedonisme, konsumerisme, individualisme adalah anak sah dari pandangan hidup seperti di atas. Dari sinilah akar terjadinya ekploitasi alam secara besar-besaran tanpa mesti memperhatikan keseimbangan dan keselarasannaya. Terjadi kolonialisme yang dengan pongahnya menghabisi sumber-sumber alam Negara jajahannya merupakan bukti nyata keserakahan manusia yang dimasuki pandangan materilaisme.Manusia diberi akal pikiran dan nafsu, dimana tidak diberikan pada makhluk lainnya. Dengan bekal akal pikiran itulah Allah memberikan mandat sebagai khalifah di bumi agar mengurusi (mempergunakan dan memeliharanya) alam mini sebaik baiknya sebagai mana temaktub dalam Al-Quran pada (Qs: 2:30; Qs:7:129; Qs:27:62; Qs:35:39; Qs:38:26). Kewenangan manusia untuk mempergunakan alam bukanlah hak mutlaknya tapi merupakan hak yang telah direkomendasikan oleh Allah SWT. Dan suatu saat akan diminta pertanggungjawaban oleh pemilik sejatinya. Oleh karenanya manusia berkewajiban memelihara keseimbangan dan keselarasan alam agar tidak rusak seperti pertama kali Allah meminjamkan pada manusia. Sebagai mana termaktub dalam Qs. Al-Qhashash (28) ayat 77 (dan carilah pada apa yang Allah karuniakan kepada kamu negeri akhirat, tetapi janganlah engkau melupakan nasibmu di dunia ini. Berbuatlah kebaikan sebagai mana Allah telah berbuat kebaikan kepada kamu; dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan).Sebagai khalifah di bumi manusia sekaligus sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk beribadah kepada-Nya dengan menjalankan ajaran-ajaran yang telah diturunkan kepada umat manusia untuk dapat beribadah dengan khusu dan istiqamah (mantap dalam keimanan) manusia harus lebih mengenal dan memahami Khaliknya.Perpaduan anatara ayat kauniyah (alam semesta) dan ayat Al-quran akan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Jadi dalam pandangan Islam alam semesta mempunyai dua fungsi; pertama, untuk memenuhi kebutuhan manusia agar bisa beribadah kepada Allah. Kedua, sebagai media untuk memahami kekuasaan, kebesaran, dan keluasan zat Allah.