Bab II Dasar Teori arthropoda

27
BAB II DASAR TEORI A. PENGERTIAN ARTHROPODA Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. B. MORFOLOGI ARTHROPODA Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan 3

description

parasitologi 1

Transcript of Bab II Dasar Teori arthropoda

Page 1: Bab II Dasar Teori arthropoda

BAB II

DASAR TEORI

A. PENGERTIAN ARTHROPODA

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki)

merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen

tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral

dan tergolong tripoblastik selomata.

B. MORFOLOGI ARTHROPODA

Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi. Pada

tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen bergabung

membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut).

Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang

lebih dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk

Arthropoda pun beragam. Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang

membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di

sekresikan oleh sel kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan

tubuh yang kuat.

Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh

ligamen yang fleksibel dan lunak. Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti

pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti

dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap

pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis. Hewan yang biasanya

melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba. Sistem saraf Arthropoda

berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi

ventral tubuhnya.

Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang

disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai

kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.

3

Page 2: Bab II Dasar Teori arthropoda

Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus,

dan anus. Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam,

misalnya mandibula dan maksila pada belalang.

Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa

metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut

saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi

Arthropoda bersifat terbuka. Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah

pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah

Arthropoda disebut juga hemolimfa.

C. EKOLOGI ARTHROPODA

Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit,

komensal, atau simbiotik. Di lingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini,

misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat

penyebaran Arthropoda sangat luas. Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan

padang rumput.

D. REPRODUKSI ARTHROPODA

Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada

juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah

pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan). Individu yang

dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda

terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga

bersifat dioseus (berumah dua). Hasil fertilisasi berupa telur.

E. KLASIFIKASI

Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan

kaki. Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu

Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta

4

Page 3: Bab II Dasar Teori arthropoda

1. CRUSTACEAE

Dalam bahasa latin, crusta berarti

cangkang. Crustaceae disebut juga hewan

bercangkang. Telah dikenal kurang lebih

26.000 jenis Crustaceae.

Crustaceae yang paling awal terdapat

dalam zaman Kambrium. Udang batu masa kini

dengan kaki renang, kaki jalan, kaki capit dan

sirip ekor, bagian mulut yang khusus (termasuk

mandibula ) dan antena ( dua pasang ).

Keanekaragaman struktur anggota – anggota tubuh ini mencerminkan

keanekaragaman fungsinya.

a. Taksonomi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Subphylum : Crustacea

Class : - Malacostraca

: - Entomostraca

Ordo : Malacostraca : - Isopoda

- Stomatopoda

- Decapoda

: Entomostraca : - Branchiopoda

- Ostracoda

- Copepoda

......- Cirripedia

5

Page 4: Bab II Dasar Teori arthropoda

b. Morfologi

Crustaceae memiliki

tubuh yang bersegmen dan

terdiri atas sefalotoraks (kepala

dan dada menjadi satu) serta

abdomen (perut). Bagian anterior

tubuh besar dan lebar, sedangkan

posteriornya sempit. Kelas ini

meliputi udang laut yang besar,

lobster, teritip, kepiting dan

sejumlah besar hewan yang

mirip udang. Kecuali “ kutu babi “ yang hidup di bawah batang kayu dan batu,

Crustaceae merupakan hewan air, yang terdapat baik di air tawar maupun air laut.

Semua anggota klas ini bernapas dengan insang. Ukurannya berkisar dari

mikroskopis sampai lobster dan kepiting yang bobotnya mencapai beberapa kilogram.

c. Siklus hidup

Peristiwa – peristiwa yang terjadi selama berkembang biak adalah :

1. Kopulasi, Dalam peristiwa ini berlangsung pemindahan spermatozoa dari vasa

differensia udang jantan

kepada udang betina yang

ditampung dalam recetaculum

seminis.

2. Bertelur

3. Perkembangan embrio telur

4. Pertumbuhan larva menjadi

udang dewasa

2. ARACHNOIDEA

6

Page 5: Bab II Dasar Teori arthropoda

Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok

laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking adalah salah satu

contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh

Arachnoidea bervariasi, ada yang

panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9

cm.

a. Taksonomi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Arachnoidea

Ordo : Scorpionida

Arachnida

Acarina

b. Morfologi

Laba-laba hanya memiliki dua tubuh. Segmen bagian depan disebut

cephalothorax atau prosoma (gabungan dari kepala dan dada).

Segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma.

Antara cephalothorax dan

abdomen terdapat penghubung tipis yang

dinamai pedicle atau pedicellus.

Pada cephalothorax melekat

empat pasang kaki, dan satu sampai empat

pasang mata.

Selain sepasang rahang bertaring besar (chelicera), terdapat pula sepasang atau

beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus.

7

Page 6: Bab II Dasar Teori arthropoda

Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya,

mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh

mangsanya.

c. Klasifikasi Arachniodea

Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan

Acarina.

1) Scorpionida

Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen

terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Vejovis sp, Hadrurus sp,

Centrurus sp, Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus ). Hewan ini

memiliki perut beruas-ruas dan ruas terakhir berubah menjadi alat pembela

diri.

2) Arachnida

Laba-laba adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan

dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut

pengunyah. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora). Mangsa

utamanya adalah serangga Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk

menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang

sutera, yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat, dari kelenjar

(disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera

ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu

8

Page 7: Bab II Dasar Teori arthropoda

tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi

lubang sarang, dan lain-lain.

contoh hewan ini adalah :

o Laba-laba serigala (Pardosa amenata),

o Laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).

o Laba-laba jaring kubah (terdapat di Bostwana, Afrika Selatan)

o Laba-laba primitif Liphistius (di rimba Asia Tenggara)

o Laba-laba penjerat (di Malaysia)

o Laba-laba pemburu (di Meksiko)

o Laba-laba srigala

o Laba-laba beracun Latrodectes natans dan Laxosceles reclusa

o Tarantula (Rhechostica hentz)

Laba-laba berbisa

black widow,

Latrodectus mactans;

subordo

Araneomorphae

Laba-laba pelompat

Myrmarachne yang

menyerupai semut;

subordo

Araneomorphae

Laba-laba serigala

Lycosidae; subordo

Araneomorphae

Laba-laba Oxyopes

betina; subordo

Araneomorphae

3) Acarina

Ordo Arcarina adalah kelompok hewan tungau. Anggota ordo ini

memiliki tubuh berbentuk bulat telur tau bundar. Banyak spesies tungau

merusak tumbuh-tumbuhan atau menjadi parasit pada binatang dan manusia.

Contoh kelompok ini adalah tungau kudis (Sarcoptes scabei) dan tungau

unggas (Argus sp).

9

Page 8: Bab II Dasar Teori arthropoda

Memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah :

o Caplak atau tungau (Acarina sp.),

o Caplak kudis (Sacroptes scabiei)

o Caplak unggas (Dermanyssus)

o Caplak sapi (Boophilus annulatus)

o Tungau (Dermacentor sp.)

 

3. MYRIAPODA

Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria

= banyak, podos = kaki) merupakan

hewan berkaki banyak.Hewan kaki

seribu adalah salah satunya yang

terkadang kita lihat di lingkungan sekitar

kita.Myriapoda hidup di darat pada

tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh

Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang seperti

cacing.

Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah),

dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata

tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap

segmennya.Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang

10

Page 9: Bab II Dasar Teori arthropoda

menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat dioseus

dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi dua

ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

a. Taksonomi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Myriapoda

Ordo : Diplopoda

: Chilopoda

b. Morfologi

Tubuh terdiri atas kepala (cephalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (toraks),

dan beruas-ruas, terdiri atas ± 10 hingga 200 segmen.

Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang

mata tunggal (ocellus).

Penambahan jumlah segmen terjadi pada tiap pergantian kulit.

Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di tiap

segmen perut kaki,

sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut,

kecuali segmen terakhirnya.

11

Page 10: Bab II Dasar Teori arthropoda

Eksoskeleton terdiri dari kulit keras dari zat kitin yang berfungsi melindungi

alat-alat dalam, tempat melekatnya otot dan memberi bentuk tubuh.

1) Kelas Chilopoda

Kelompok hewan ini dikenal sebagai

kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak

pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan

mulut dengan sepasang mandibula dan dua

pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya

terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt

beracun.Alat penyengat digunakan unutk menyengat musuh atau

pengganggunya.Sengatannya menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini

adalah kelabang (scutigera sp.).

2) Kelas Diplopoda

Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu,

meskipun jumlah kakinya bukan berjumlah seribu.

Ada yang menyebutkan nama lain seperti

keluwing.Tubuhnya bulat panjang. Mulutnya terdiri

dari dua pasang maksila dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua

pasang kaki dan dua pasang spirakel.Diplopoda tidak memiliki cakar beracun

karenanya hewan ini bersifat hebivora atau pemakan sisa organisme.Gerakkan hewan

ini lambat dengan kaki yang bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini

akan menggulungkan tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki

seribu.

12

Page 11: Bab II Dasar Teori arthropoda

4. INSECTA

Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata

heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki

enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25

ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik

bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.

Ciri-ciri umum insecta :

Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax) terdapat

dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap.

Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada

belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi

untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran

atau membran tympanum.

Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus,

rektum dan anus.

Sistem saraf tangga tali.

Sistem pernafasan dengan sistem trakhea.

Sistem peredaran darah terbuka.

Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal.

Tempat hidup di air tawar dan darat.

Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur

sampai dewasa.

a. Taksonomi

Domain : Eukaryota

Kerajaan : Animalia

Superfilum : Ecdysozoa

Filum : Arthropoda

13

Page 12: Bab II Dasar Teori arthropoda

Subfilum : Insecta

b. Morfologi

Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian

utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak

beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput),

dada (thorax), dan perut (abdomen).

c. Klasifikasi (penggolongan) Insecta

Serangga dalam perkembangannya menuju dewasa mengalami metamorfosis.

Metamorfosis adalah perubahan bentuk serangga mulai dari larva sampai dewasa.

Adapula serangga yang selama hidupnya tidak pernah mengalami metamorfosis,

misal kutu buku (Episma saccharina). Berdasarkan metamorfisnya, serangga

dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Hemimetabola dan Holometabola.

1) Hemimetabola

Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Dalam daur hidupnya Hemimetabola serangga mengalami tahapan perkembangan

sebagai berikut:

1. Telur

2. Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan

dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit.

14

Page 13: Bab II Dasar Teori arthropoda

3. Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ

tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.

Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo, antara lain

Achyptera atau Isoptera

Orthoptera

Odonata

Hemiptera

Homoptera

a) Ordo Archyptera atau Isoptera

Ciri-ciri ordo Archyptera:

Metamorfosis tidak sempurna.

Mempunyai satu pasang sayap yang hampir sama bentuknya. Kedua sayap

tipis seperti jaringan.

Tipe mulut menggigit.

Contoh: Reticulitermis flavipes (rayap atau anai-anai)

Pada rayap terjadi polimorfisme, artinya di dalam satu spesies terdapat

bermacam-macam bentuk dengan tugas yang berbeda. Rayap hidup berkoloni, dalam

koloni ini terjadi pembagian tugas kerja, yaitu

15

Page 14: Bab II Dasar Teori arthropoda

Ratu, yakni laron (rayap betina fertil). Biasanya tubuh gemuk dan tugasnya

adalah bertelur

Raja, yaitu laron (rayap jantan fertil), tugasnya melestarikan keturunan.

Serdadu, rayap yang bertugas mempertahankan sarang dan koloni dari

gangguan hewan lain.

Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja, serta menjaga

sarang dari kerusakan. Sifat rayap pekerja dan rayap serdadu bersifat steril

b) Ordo Orthoptera (serangga bersayap lurus)

  Ciri-ciri ordo Orthoptera:

Memiliki satu pasang sayap, sayap depan lebih tebal dan sempit disebut

tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap digunakan sebagai

penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai belakangnya

yang lebih kuat dan besar.

Hewan jantan mengerik dengan menggunakan tungkai belakangnya pada

ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir saingannya.

Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan untuk

meletakkan telur.

Tipe mulutnya menggigit.

Contoh:

- Belalang (Dissostura sp)

- Belalang ranting (Bactrocoderma aculiferum)

- Belalang sembah (Stagmomantis sp)

- Kecoak (Blatta orientalis)

- Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)

16

Page 15: Bab II Dasar Teori arthropoda

- Jangkrik (Gryllus sp)

 

 

c) Ordo Odonata

  Ciri-ciri Ordo Odonata:

Mempunyai dua pasang sayap

Tipe mulut mengunyah

Metamorfosis tidak sempurna

Terdapat sepasang mata majemuk yang besar

Antenanya pendek

Larva hidup di air

Bersifat karnivora

Contohnya:

- Capung (Aeshnasp)

- Capung besar (Epiophlebia)

d) Ordo Hemiptera (bersayap setengah)

Ciri-ciri Hemiptera :

Mempunyai dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti

selaput.

Tipe mulut menusuk dan mengisap

Metamorfosis tidak sempurna.

Contohnya:

- Walang sangit (Leptocorixa acuta)

- Kumbang coklat (Podops vermiculata)

17

Page 16: Bab II Dasar Teori arthropoda

- Kutu busuk (Eimex lectularius)

- Kepinding air (Lethoverus sp)

e) Ordo Homoptera (bersayap sama)

Ciri-ciri Homoptera :

Tipe mulut menghisap

Mempunyai dua pasang sayap

Sayap depan dan belakang sama, bentuk transparan.

Metamorfosis tidak sempurna.

Contohnya:

- Tonggeret (Dundubia manifera)

- Wereng hijau (Nephotetix apicalis)

- Wereng coklat (Nilapervata lugens)

- Kutu kepala (Pediculushumanus capitis)

‘- Kutu daun (Aphid sp)

18

Page 17: Bab II Dasar Teori arthropoda

2) Kelompok Holometabola

Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna.

Tahapan dari daur serangga yang mengalami metamorfosis sempurna adalah telur –

larva – pupa – imago. Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda

dengan dewasa. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak

melakukan kegiatan, pada saat itu pula terjadi penyempurnaan dan pembentukan

organ. Imago adalah fase dewasa atau fase perkembangbiakan.

Berdasarkan ciri sayap dan alat mulutnya, kelompok Holometabola ini

meliputi 6 ordo, yaitu ordo: Neuroptera, Lepidoptera, Diptera, Coleoptera,

Siphonoptera, dan Hymenoptera

a) Ordo Neuroptera (serangga bersayap jala)

Ciri serangga ini adalah mulut menggigit, dan mempunyai dua pasang sayap

yang urat-uratnya berbentuk seperti jala.

Contoh: undur-undur – metamorfosis sempurna (siklus hidupnya: telur, larva, pupa

(kepompong), imago)

b) Ordo Lepidoptera (bersayap sisik)

Ciri-ciri ordo Lepidoptera:

Mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi sisik

Metamorfosis sempurna, yaitu memiliki siklus hidup: telur – larva –

kepompong (pupa) – imago Pupa pada Lepidoptera dapat dibedakan mejadi

dua, yaitu

Pupa mummi: bagian badan kepompong terlihat dari luar

Pupa kokon, bagian tubuh pupa terlindung kokon.

Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat

dijulurkan.

Ordo Lepidoptera dibagi menjadi 2 sub ordo:

Sub ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)

Contohnya:

- Hama kelapa (Hidari irava)

19

Page 18: Bab II Dasar Teori arthropoda

- Hama daun pisang (Erlonata thrax)

- Kupu-kupu pastur (Papiliomemnon)

- Kupu sirama-rama (Attacus atlas)

Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)

Sering juga disebut ngengat. Hidup aktif pada malam hari. Jika hinggap

kedudukan sayap mendatar membentuk otot.

Contohnya:

- Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

- Ulat jengkol (Plusia signata)

- Kupu ulat sutra (Bombyx mori)

c) Ordo Diptera (serangga bersayap dua buah/sepasang)

Ciri-ciri ordo Diptera:

Mempunyai sepasang sayap depan, dan satu pasang sayap belakang berubah

menjadi alat keseimbangan yang disebut halter.

Mengalami metamorfosis sempurna.

Tipe mulut ada yang menusuk dan mengisap atau menjilat dan mengisap,

membentuk alat mulut seperti belalai disebut probosis.

Contohnya:

- Lalat (Musca domestica)

- Nyamuk biasa (Culex natigans)

- Nyamuk Anopheles

- Aedes (inang virus demam berdarah)

20

Page 19: Bab II Dasar Teori arthropoda

(a) lalat rumah; (b) lalat tze-tze; (c) nyamuk kecil; (d) nyamuk

d) Ordo Coleoptera (bersayap perisai)

Ciri-ciri ordo Coleoptera:

Mempunyai dua pasang sayap.

Sayap depan keras, tebal dan mengandung zat tanduk disebut dengan elitra,

sayap belakang seperti selaput.

Mengalami metamorfosis sempurna.

Tipe mulut menggigit.

Contoh:

Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu,

kelapa sawit dan lain-lain.

Kumbang kelapa (Orytec rhynoceros) menyerang pucuk kelapa, pakis, sagu,

kelapa sawit dan lain-lain.

Kumbang beras (Calandra oryzae)

e) Ordo Siphonoptera (bangsa pinjal)

Ciri-ciri ordo Siphonoptera :

21

Page 20: Bab II Dasar Teori arthropoda

Serangga ini tidak bersayap, kaki sangat kuat dan berguna untuk meloncat.

Mempunyai mata tunggal.

Tipe mulut mengisap.

Segmentasi tubuh tidak jelas (batasan antara kepala – dada dan perut tidak

jelas)

Metamorfosis sempurna

Contoh:

Pinjal manusia (Pubex irritans)

Pinjal anjing (Ctenocephalus canis)

Pinjal kucing (Ctenocephalus felis)

Pinjal tikus (Xenopsylla cheopis), pinjal pada tikus dapat menularkan kuman

pes / sampar.

f) Ordo Hymenoptera (bersayap selaput)

Ciri-ciri ordo Hymenoptera:

Mempunyai dua pasang sayap, tipis seperti selaput.

Tipe mulut menggigit.

Contoh:

- Lebah madu (Apis mellifera)

- Kumbang pengisap madu (Xylocopa) biasanya melubangi kayu pada

bangunan rumah

22