Bab II Aspek Pertama Perayaan...

36
49 Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatan Pengantar Keselamatan yang disediakan Allah bagi manusia lewat karya Yesus Kristus dan yang diperoleh manusia di dalam Kerajaan Allah itu oleh kuat kuasa Roh Kudus sebagaimana yang diyakini gereja di dalam credo adalah: persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging dan kehidupan kekal. Mereka yang dibawa masuk ke dalam gereja menikmati keselamatan dalam empat aspek tadi. Ini identik dengan isi dari perjanjian yang tetapkan Allah sejak kekal dan yang dikerjakan Allah di dalam waktu. Keempat aspek ini terbagi dalam dua kategori: persekutuan dan individu. Sekali lagi kita lihat di sini orde yang sudah dibahas ditegaskan kembali: persekutuan mendahului individu. Aspek persekutuan Manusia yang diselamatkan dituntun untuk ambil bagian di dalam persekutuan. Mereka dibimbing untuk menjadi satu keluarga. Gereja merumuskan itu di dalam frasa persekutuan orang-orang kudus (communion sanctorum). Dosa membuat manusia tidak

Transcript of Bab II Aspek Pertama Perayaan...

Page 1: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

49

Bab II

Aspek Pertama Perayaan Keselamatan

Pengantar

Keselamatan yang disediakan Allah bagi

manusia lewat karya Yesus Kristus dan yang diperoleh

manusia di dalam Kerajaan Allah itu oleh kuat kuasa

Roh Kudus sebagaimana yang diyakini gereja di dalam

credo adalah: persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging dan kehidupan kekal. Mereka

yang dibawa masuk ke dalam gereja menikmati

keselamatan dalam empat aspek tadi. Ini identik dengan

isi dari perjanjian yang tetapkan Allah sejak kekal dan

yang dikerjakan Allah di dalam waktu. Keempat aspek

ini terbagi dalam dua kategori: persekutuan dan

individu. Sekali lagi kita lihat di sini orde yang sudah

dibahas ditegaskan kembali: persekutuan mendahului

individu.

Aspek persekutuan

Manusia yang diselamatkan dituntun untuk

ambil bagian di dalam persekutuan. Mereka dibimbing

untuk menjadi satu keluarga. Gereja merumuskan itu di

dalam frasa persekutuan orang-orang kudus (communion sanctorum). Dosa membuat manusia tidak

Page 2: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

50

lagi hidup dalam persekutuan. Kalau pun manusia tetap

bertahan dalam persekutuan, ada banyak masalah dan

persoalan yang mereka hadapi. Persekutuan menjadi hal

yang hanya pro forma saja. Oleh sebab dosa manusia

hidup yang diciptakan sebagai being in relation (berada

dalam persekutuan) hidup sebagai being in alienation (berada dalam keterasingan).

Manusia yang bukan kepala bagi ciptaan

menjadi kepala atas ciptaan. Akibatnya sangat

mengerikan; ia terasing dari dirinya sendiri, dari

sesamanya, dari habitatnya dan dari Allah sumber

hidupnya. Dalam keterasingan itu manusia terperosok

makin jauh ke dalam dosa dan tidak dapat

menyelamatkan dirinya sendiri. Allah mengutus Yesus

Kristus untuk menyelamatkan manusia tadi yang

hasilnya adalah pembenaran, pengudusan dan

penugasan.

Manusia yang terasing dari dirinya, dari

sesamanya dan dari Allah ditarik masuk oleh Allah ke

dalam gereja untuk mengalami kembali hidup dalam arti

yang sesungguhnya, yakni being in relation. Penguatan

persekutuan itu terjadi dalam gereja yang memiliki tiga

fungsi yang sudah kita sebut. Pertama, merawat

pertumbuhan iman mereka yang dibenarkan oleh Allah

melalui pemberitaan firman.

Kedua, untuk mengefektifkan pengudusan

manusia melalui perayaan sakramen. Ketiga, memimpin

penugasan orang percaya lewat konstitusi gerejawi. Roh

Kudus memampukan manusia untuk kembali hidup

sebagai being in relation sebagai ganti being in

Page 3: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

51

alienation. Manusia yang dibenarkan, dikuduskan dan

ditugaskan Allah secara obyektif dalam karya Yesus

Kristus oleh Roh Kudus dipanggil dan dihimpun

menjadi satu umat baru. Wujud konkret dari

persekutuan baru itu adalah dalam makan bersama di

sekeliling meja (tafelgemeenschap).47 Jadi gereja adalah

keluarga Allah yang bersekutu di sekeliling meja untuk

ambil bagian dalam santapan keselamatan.

Tafelgemeenschap

Istilah ini menunjuk pada persekutuan di sekitar

meja di mana terjadi perbuatan berbagi atau

memecahkan roti. Pdt. Kuntadi Sumadikarya dalam

sebuah ceramahnya di Abepura48 menunjukan bahwa

hal “memecahkan roti” dan “berbagi roti” merupakan

hal sangat sentral dari kata perusahaan. Kata perusahaan

dalam bahasa Inggris company. Akar katanya berasal

dari dua kata Latin cum (bersama-sama) dan panis (roti).

Jadi company berarti orang yang memecahkan roti

secara bersama-sama. Sayangnya, perusahaan-

perusahaan saat ini lebih cenderung mengambil roti

47 J. Greven. “Jezus, Amen op de Schepping.” Dalam:

Gereformeerd Theologische Tijdschrift. No. 1. Februari 1975 / Vijfenzeventigste Jaargang. Kampen: J.H. Kok. 1975. hlm. 5.

48 Pdt. Kuntadi Sumadikarya. “Pendidikan Kristen Sebagai

Ziarah Spiritual. Kasus GKI Sinwil Jabar dan BPK Penabur.”

Makalah yang dipresentasikan dalam Konsultasi Nasional

Gereja dan Pendidikan Kristen Tahun 2012 di Abepura, 22-15

Nopember 2012.

Page 4: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

52

untuk diri sendiri dan bukan berbagi roti dengan orang lain.

Berbagi roti dengan orang lain yang merupakan

arti sentral dari perusahaan juga merupakan komitmen

dasariah persekutuan yang dibentuk oleh Yesus.

Tafelgemeenschap yang diwujudkan Yesus sudah

diantisipasi jauh hari dalam ritus-ritus peribadahan

Israel dan berbagai akta sosial atau pertemuan raya

lainnya. Binatang korban syukur yang darahnya

dipersembahkan kepada Allah dagingnya harus dimakan

bersama-sama oleh peserta ibadah bersama-sama dengan

imam yang menjadi representasi kehadiran Allah (Im.

7:15; 8:31).

D.J. Baarslag menjelaskan makna tradisi makan

bersama yang dipraktekan secara luas oleh setiap

komunitas masyarakat sebagai berikut. Gambaran tafelgemeenschap bagi orang timur merupakan simbol

yang mengandung pesan yang sangat dalam dan kuat.

Makan dan minum bersama menghadirkan suasana

dunia ilahi dan persekutuan dengan Allah.49 Beberapa

imam dalam agama pribumi menjelaskan makan

bersama yang terjadi dalam setiap ritus tradisional

mengandung pesan kesediaan dari tiap peserta ritus

untuk membuat pesan dan nilai-nilai yang dijalani

dalam ritus itu menjadi darah dan daging dalam hidup

mereka pasca penyelenggaraan ritus dimaksud.

49 D.J. Baarslag Dzn. Gelijkenissen de Heeren. Baarn:

Bosch & Keuning N.V. 1940. hlm. 114.

Page 5: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

53

Pesan perdamaian dan keselamatan tampil

secara nyata dalam ritual makan bersama. Ritus itu

merupakan sebuah proklamasi kepada masyarakat

bahwa ada persaudaraan yang rukun dan ramah serta

keselamatan di antara orang-orang yang ambil bagian

dalam ritus makan bersama. Joanne Shelter & Patricia

Pruvis dua orang misionaris yang lama bekerja di

tengah-tengah orang-orang Balangao menulis begini:

“Mengunyah pinang adalah satu kebiasaan yang

berfungsi sebagai alat mengakrabkan masyarakat.

Makan bersama merupakan wujud dari saling

menerima. Hal seperti ini dilakukan kalau orang

Balangao bertemu dalam acara-acara sosial, waktu

mereka berkumpul dan duduk dalam lingkaran untuk

mencari jalan keluar dari masalah.”50 Permusuhan dan

perseteruan tidak dikenal di antara mereka yang makan

bersama dalam persekutuan. Dalam suasana inilah Yesus

mengadakan atau menghadiri jamuan makan bersama

dengan orang-orang berdosa.51

Wujud konkret dari persekutuan keselamatan

yang Allah nyatakan di antara manusia adalah dalam

makan bersama di sekeliling meja (tafelgemeenschap).

Ingat juga Yohanes 6 yang menyebutkan bahwa orang-

orang yang hidup dalam iman akan Kristus makan

50 Joanne Shetler & Patricia Purvis. Firman itu Datang

Dengan Penuh Kuasa. hlm. 127. 51 D.J. Baarslag Dzn. Gelijkenissen de Heeren. hlm. 117.

Page 6: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

54

daging dan minum darah Yesus Kristus.52 Suasana

keselamatan ini ternyata berkorenspondensi secara

terbalik dengan peristiwa jatuhnya manusia ke dalam

dosa. Alkitab menunjukkan bahwa kejatuhan manusia

ke dalam dosa terjadi justru ketika Adam dan Hawa

makan buah pengetahuan baik dan jahat (Kej. 3:6-7).

Di Eden manusia jatuh ke dalam dosa karena

mereka makan. Isi perayaan keselamatan dalam

persekutuan yang diciptakan Roh Kudus adalah makan

bersama antara Yesus dan orang berdosa. Akta

penyelesaian atas dosa diwujudkan Yesus dengan

mengundang manusia makan bersama. Makan yang

dijalani di Eden yang mendatangkan dosa berbeda

dengan makan yang dirayakan di Kerajaan Allah. Makan

yang mendatangkan dosa seperti yang terjadi di Eden

dicirikan oleh tiga hal berikut: manusia itu makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi dan makan membelakangi Tuhan. Yudas mempertontonkan hal itu

secara kasat mata dalam episode perjamuan paskah yang

diselenggarakan Yesus dengan murid-murid. Begitu Ia

menerima roti yang telah dicelupkan dari Yesus ia pun

pergi, yakni membelakangi Yesus (Yoh. 13:26-30).

Sikap Yudas ini menurut teks Yohanes tadi dan

juga Lukas 22:3 adalah karena dia dirasuk Iblis. Ini

paralel dengan cerita kejatuhan manusia dalam dosa

dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi dan makan membelakangi Tuhan

52 Karl Barth. The Faith of the Church. A Commentary on

the Apostles‟ Creed according to the Catechism of Calvin . New York: Living age Books. 1958. hlm. 122. hlm. 154.

Page 7: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

55

adalah perbuatan orang-orang yang hidupnya telah

dipengaruhi oleh Iblis. Sedangkan makan yang

dirayakan di dalam kerajaan Allah yang menjadi

antisipasi dari jamuan makan yang Yesus adakan selama

pelayanannya ditandai dalam tiga hal berikut: manusia makan bersama-sama, manusia makan secara terbuka

(setiap orang mendapat jatah yang layak) dan makan di hadapan Allah.

Tiga cara makan yang baru ini berkorespondensi

dengan tiga isi karya pendamaian: pembenaran,

pengudusan dan penugasan. Makan bersama-sama

berhubungan dengan pembenaran (justification), makan

secara terbuka dengan pengudusan (sanctification) dan

makan di hadapan Tuhan berhubungan dengan

penugasan (vocation). Baiklah korespondensi kelipatan

tiga ini kita jelaskan satu demi satu.

Pertama, pembenaran manusia oleh Yesus

Kristus diimplementasikan ke dalam manusia oleh Roh

Kudus dengan menyatukan manusia di sekeliling meja

keselamatan untuk makan bersama-sama. Sakramen

perjamuan kudus adalah akta yang menunjuk kepada

karya pembenaran. Tafefgemeenschap juga merupakan

tradisi yang dianggap sakral dalam berbagai ritus

perdamaian dan pertemuan raya agama-agama manusia

baik agama berkitab maupun agama asli di Indonesia.

Dulunya, ketika masih hidup dalam

keterasingan, manusia makan sendiri-sendiri. Akibatnya

muncul kecurigaan di antara mereka yang makan. Yang

satu mempersalahkan yang lain, seperti yang terjadi di

Eden. Adam mempersalahkan Hawa, Hawa

Page 8: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

56

mempersalahkan Allah yang menciptakan ular (Kej.

3:10-13). Di mana saja dan kapan saja jika ada orang

yang makan sendiri-sendiri bakal muncul sikap saling

mempersalahkan. Tidak ada kebenaran dan kejujuran

dalam sikap makan seperti ini. Yang ada ialah kebenaran

versi aku dan versi engkau. Kebenaran seperti itu

memecah belah persekutuan dan merusak persaudaraan.

Makan sendiri-sendiri bakal mendatangkan

disharmoni dalam persekutuan. Kedua belas anak Yakub

mengalami akibat buruk dari cara ayah Yakub mengajar

anak-anaknya makan sendiri-sendiri. Permusuhan

antara Esau dan Yakub juga dipicu oleh kebiasaan Isak

yang suka makan sendiri-sendiri. Kalau saja Samuel

tidak mencegah Isai yang menawarkan makan tanpa

peduli dengan kehadiran Daud, maka bakal terjadi

perang saudara di antara kedelapan anak Isai (I Sam.

16:11).

Damai baru tercipta jika makanan

didistribusikan secara merata untuk semua orang. Masao

Takenaka mengatakan bahwa dalam bahasa Mandarin

kata damai atau harmoni adalah wa yang berarti beras dan mulut. Jika mulut setiap manusia di dunia mendapat

beras maka hidup akan jadi damai.53 Makanan bukan

hanya memberi kekuatan. Ia juga menciptakan

53 Masao Takenaka. Nasi dan Allah. Jakarta: BPK Gunung

Mulia. 1993. hlm. 19. Diterjemahkan oleh Suparto

Purbojuwono.

Page 9: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

57

perdamaian. Makanan adalah simbol kehidupan kekal.54

Bagi orang primitif, ritus makan bersama mempunyai

sifat keagamaan. Barang siapa makan, ia mendapat

bagian kekuatan ilahi dan oleh kekuatan ilahi itu ia juga

memperoleh bagian dari mereka yang bersama-sama

makan dengan dia.55

Roh Kudus membawa manusia untuk bersekutu

di satu meja untuk menyantap sajian keselamatan secara

bersama-sama. Dengan makan bersama di satu meja

tercipta habitus baru, yakni keberanian untuk berbagi

sehingga semua orang bisa menikmati dan kenyang

bersama. Egoisme berubah menjadi altruisme saat

saudara-saudara berkumpul di satu meja makan. Park

Jae Soon dengan sangat tepat merumuskan nilai tadi

dalam kalimat berikut: “Gerakan persekutuan di meja

makan (yang diprakarsai Yesus) adalah gerakan yang

membebaskan manusia dri egoism kepada persekutuan

sejati yang telah diperdamaikan.”56 Nilai ini mengkristal

secara kasat mata dalam ritus tafelgemeenschap yang

merupakan momen penuh kehangatan dan

persaudaraan.

54 Choan-seng Song. Third-Eye Theology. Theology in

Formation in Asian Settings. Revised Edition. New York:

Orbis Book. 1991. hlm. 165. 55 A.G. Honig. Ilmu Agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

1994. hlm. 15. 56 Park Jae Soon. “Jesus‟ Table Community Movement and

The Church.” Dalam: Asia Journal of Theology. Volume 7.

No. 1. April. 1993. hlm. 74.

Page 10: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

58

Di kalangan suku Meto di Timor ritus makan

bersama ini disebut me tolas (meja makan suku).57

Mariana Ungirwalu menunjukan bahwa ritus serupa

juga dipraktekkan oleh masyarakat suku-suku di

kepulauan Maluku yang disebut dengan nama Meja Gandong. Me tolas adalah ritus makan bersama setelah

panen atau usai musyawarah keluarga di mana para

tetua suku mengambil keputusan tentang satu persoalan

kemasyarakatan yang menentukan kehidupan seluruh

anggota persekutuan. Meja gadong adalah jamuan yang

diadakan oleh mempelai laki-laki untuk mem-

perkenalkan istrinya kepada anggota keluarganya.58

Mereka tidak akan mulai menyantap hidangan

jika ada anggota komunitas yang belum hadir. Pada saat

akan mulai makan tiap-tiap orang memberi tahu semua

yang hadir atau minta ijin satu sama lain. Mereka juga

akan saling menunggu untuk menghabiskan makanan di

piring secara bersama. Pantanglah jika seorang teman

dalam kelompok menghabiskan makanannya lebih awal.

Bagi anggota komunitas yang memang berhalangan

hadir, makanan yang menjadi jatahnya akan dikirim ke

rumahnya. Anggota-anggota yang sudah tiada juga

diingat dalam jamuan itu. Jatah mereka disajikan dalam

57 Yaty Mella. Me Afu Bijeli Mei Afu Bijoba. Tinjauan

Anthropologi Budaya tentang Pengrusakan Benda-Benda Bersejarah dari Marga Mella Sanam. Skripsi Sarjana Teologi.

Kupang: Universitas Kristen Artha Wacana. 2003. 58 Anna Ungirwalu. Makna Meja Gandong. Suatu Analisis

Anthropologi Budaya terhadap Adat Perkawinan di Paperu.

Proposal Penulisan Thesis Magister Sosiologi Agama. Salatiga:

Universitas Kristen Satya Wacana. Juli 2012.

Page 11: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

59

mangkuk kecil. Tafelgemeenshap dalam kehidupan

masyarakat tradisional mengekspresikan persaudaraan

dalam wujud yang sangat akrab dan hangat.

Nilai ini ditransformasi Gereja dalam wujud

berpikir, berbicara dan bertindak persekutuan. Bahkan

pengharapannya pun harus persekutuan. Saudara yang

belum hadir dalam tafelgemeenschap itu tidak

dilupakan. Roh Kudus mengutus gereja untuk membawa

keselamatan kepada mereka. Mereka belum hadir dalam

tafelgemeenshap tapi bagian mereka tetap ada. Ini suatu

isyarat yang kuat bahwa tuan pesta tetap mengharapkan

kehadirannya dalam tafelgemeenschap berikut. Saudara

yang sudah meninggal dunia tidak dilupakan. Mereka

tetap diingat dan dikenang. Tafelgemeenschap menjadi

satu wujud konkret perayaan keselamatan yang bersifat

non diskirminatif dan inklusif.

Makan bersama-sama bukan hanya meniadakan

curiga dan sikap saling mempersalahkan melainkan juga

sebagai tanda adanya hubungan baik di antara saudara-

saudara. Pada acara makan bersama tidak ada lagi

kebenaranku dan kebenaranmu. Yang ada ialah

kebenaran kita. Persekutuan dikuatkan dan dikokohkan.

Dosa dari anggota diampuni dan kesalahan dimaafkan.

Kebenaran yang ada dalam acara makan bersama

bersifat merekatkan persekutuan dan memulihkan

persaudaraan. Makan bersama merupakan inti terdalam

dari persekutuan keselamatan karena di sana

dipentaskan drama egalitarianisasi. Fransiskus Borgias

berkata: “Dalam pandangan Yesus, makanan adalah

simbol sentral Kerajaan, yaitu suatu keadaan dalam

Page 12: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

60

mana semua diterima pada meja perjamuan dan semua

bisa memiliki secukupnya.”59

Kedua, pengudusan manusia oleh karya Kristus

diterapkan Roh Kudus dengan membuat manusia makan

dalam terang atau di tempat terbuka. Kata pengudusan

merupakan bentuk partisipum dan kata dasar kudus.

Kudus menurut Alkitab tidak menunjuk kepada

pemisahan diri secara fisik dari realitas yang lain, hidup

dalam keterpisahan dan keterasingan dengan manusia

lainnya dan berdiam dalam satu domain yang steril dari

dosa dan kefasikan. Tidak! Kudus menunjuk kepada

kehidupan di tengah-tengah masyarakat dan terus-

menerus berinteraksi dengan masyarakat di mana ia

berada dengan memperlihatkan kualitas yang lain.

Hadiwijono berkata: "Kudus artinya menampakkan

hidup baru di tengah-tengah segala hubungan hidup di

dalam dunia ini."60

Makan bersama-sama di tempat terbuka jelas

memiliki nilai yang berbeda dengan makan sendiri-

sendiri dan sembunyi-sembunyi. Orang yang makan di

tempat terbuka biasanya mengambil secukupnya sesuai

dengan kebutuhannya sebab ia ikut mempertimbangkan

kebutuhan dan kepentingan orang lain. Makan bersama

selalu menjadi kesempatan di mana ada kesediaan untuk

membagi hasil keringat sendiri dengan orang lain. Tidak

59 Fransiskus Borgias.”Teologi Makanan. Menyimak Kitab

Suci Sebagai Kritik Kebudayaan.” Dalam: Forum Biblika. No. 18 – 2005. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 2005. hlm. 31.

60 H. Hadiwijono, Iman Kristen., hlm. 376.

Page 13: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

61

ada lagi ''makan seberapa banyak anda mampu'' tetapi

berbagi rezeki bersama kawan dan sahabat.61

Waktu Yohanes pembaptis sedang berkhotbah

tentang kedatangan Kerajaan Allah datang beberapa

prajurit mengajukan pertanyaan mengenai apa saja yang

harus mereka lakukan supaya beroleh keselamatan.

Yohanes menjawab mereka: "Jangan merampas dan

jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan

gajimu" (Lk. 3:14). Ini implementasi konkret dari

pengudusan yang diberikan Kristus yang harus

diwujudkan orang percaya dalam hidup tiap hari.

Yesus juga mengajarkan hal itu, yaitu agar kita

mempertimbangkan bagian yang disediakan bagi orang

lain, waktu kita mengambil untuk diri sendiri.

“Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang

secukupnya” (Mt. 6:11). Jauh hari sebelum Yesus

mengajarkan doa ini, Allah meminta Musa untuk

memperingatkan orang Israel untuk memungut manna

secukupnya hanya untuk kebutuhan makan dalam

sehari (Kel. 16:16-19). Orang yang memunggut lebih

dari kebutuhannya justru membawa masuk ulat ke

rumahnya dan rumahnya dipenuhi bau busuk (Kel.

16:20).

Makan secara terang-terangan dan di tempat

terbuka mengandaikan bahwa makanan harus dibagi-

bagikan, terutama dengan mereka yang lapar dan

61 Ebenhaizer Nuban Timo. “Makanlah Seberapa Banyak

Anda Bisa.” Dalam: Pos Kupang. Harian Umum Nusa

Tenggara Timur. 2001. hlm. 2.

Page 14: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

62

berkekurangan. Makan bersama dengan mereka yang

lapar adalah simbol sentral dari Kerajaan Allah.62

Seorang penyair asal Korea mengatikulasikan nilai ini

dalam sebuah puisi yang menggugah dengan judul:

Lambung tidak dapat menunggu.63

Makanan adalah sorga

Engkau tak boleh menguasai

dan memonopolinya sendiri

Makanan harus dibagikan

Makanan adalah sorga

Begitu kita memakannya

Allah masuk dalam diri kita

Makanan adalah sorga

Oh, makanan harus dibagi

Dan dimakan oleh semua orang

Makanan adalah sorga. Berbagai makanan dan

makan di tempat terbuka dan secara terang-terangan

arti berbagi sorga. Takenaka menulis: “Kalau setiap

mulut dalam dunia yang didiami orang penuh dengan

makanan sehari-hari, maka kita akan memiliki damai di

bumi.”64 Menumpuk makanan bagi diri sendiri dan

makan sendiri-sendiri arti berada dalam perjalanan ke

neraka.

62 Albert Lachance dan John Carrol. Embracing Earth.

Catholic Aprroches to Ecology. New York: Orbis Books. 1994.

hlm. 12-13. 63 Fransiskus Borgias.”Teologi Makanan. hlm. 31. 64 Masao Takenaka. Nasi dan Allah. hlm. 19.

Page 15: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

63

Ketiga, makan di hadapan Allah berhubungan

erat dengan aspek ketiga dari karya pendamaian Kristus

yakni penugasan manusia. Makan di hadapan Allah

sebagaimana yang disaksikan Alkitab berhubungan

dengan tugas khusus (misi) yang harus dikerjakan. Allah

memerintahkan Israel melalui Musa untuk makan

paskah dengan pinggang dalam keadaan terikat, sambil

mengenakan kasut pada kaki dan memegang tongkat,

juga makan dalam keadaan tergesa-gesa (Kel. 12:11),

sebab mereka makan bukan untuk bersenang-senang

atau menetap di Mesir tetapi makan untuk segera

melakukan perjalanan, makan untuk bereksodus, pergi

dari rumah perbudakan (Kel. 12:17).

Elia, nabi besar Israel lainnya setelah Musa juga

diperintahkan Allah untuk bangun dan makan. Setelah

makan Elia tidur lagi. Lalu Allah mengirim malaikat

membangunkan Elia. Dia disuruh bangun dan makan

sekali lagi dari santapan yang disediakan Allah. Kali ini

disertai dengan penjelasan bahwa ia disuruh makan

karena perjalanan yang akan dilakukannya masih sangat

jauh (I Raj. 19:5-8). Yesus Kristus yang kehadiranNya

menggenapi tugas kedua tokoh besar Perjanjian Lama

(Musa dan Elia), juga menyelenggarakan upacara makan

di hadapan Allah pada saat-saat menjelang akhir

pelaksanaan tugas istimewa sebagai utusan Sang Bapa

(Mt. 26:19 dst).65

65 Selain ketiga contoh tadi, masih banyak contoh dalam

PL di mana tokoh-tokoh seperti Abraham, Lot, Yakub dan

Laban, Yusuf dan saudara-saudaranya menyelenggarakan

Page 16: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

64

Makan di hadapan Allah berkaitan erat dengan

penugasan yang harus segera diselesaikan. Ini juga yang

menjadi pesan sentral dalam perayaan sakramen

perjamuan kudus yang diselenggarakan gereja. Upacara

makan itu diadakan sebagaimana yang dipesankan Yesus

Kristus demi tugas yang harus dijalankan. Paulus

menegaskan hal itu dalam kalimat: “Sebab setiap kali

kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu

memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (I

Kor. 11:26). Di penghujung perayaan sakramen itu,

imam berkata: “Pulanglah kamu ke dalam hidup, rumah

tangga dan tugasmu. Ingatlah untuk menjadi saksi

Kristus dalam seluruh laku hidupmu.”

Hubungan antara makan bersama dengan

pelaksanaan tugas kita temukan juga dalam sarapan pagi

yang diselenggarakan Yesus bersama Petrus dan keenam

murid lainnya di Tiberias (Yph. 21). Petrus memahami

tiga kali penyangkalannya terhadap Yesus sebagai akhir

dari tugasnya untuk menjadi penjala manusia. Itu

sebabnya ia mengajak teman-teman lainnya untuk

kembali kepada pekerajaan lama sebagai penjala ikan.

Yesus yang bangkit menjumpai mereka di pantai yang

dulu itu. Pada saat makan bersama, Yesus menugaskan

kembali Petrus untuk memelihara kawanan domba

Tuhan.

Makan di hadapan Allah adalah demi

menunaikan tugas memberitakan kematian Kristus

sampai Ia datang kembali. Makan untuk pergi ke dalam

upacara makan bersama di hadapan Allah sebagai tanda dari

permulaan pelaksanaan satu tugas khusus.

Page 17: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

65

dunia menjadi saksi, memperlihatkan pembenaran dan

pengudusan yang dikerjakan Kristus kepada dunia,

menjadi terang yang bercahaya di depan orang, supaya

mereka melihat perbuatanmu yang baik dan

memuliakan Bapamu yang di sorga (Mt. 5:16).

Meminjam penjelasan beberapa imam dalam ritus agama

pribumi, makan bersama merupakan moment di mana

semua partisipan dalam ritus memperkokoh tekad untuk

membuat pesan dan nilai-nilai yang dilakoni dalam ritus

tadi menjadi darah dan daging dalam hidup setiap hari.

Tafelgemeenschap dan Bruiloftmaal

Dengan memampukan manusia untuk makan

bersama-sama, makan di tempat terbuka dan makan di

hadapan Tuhan dalam tafelgemeenschap maka

pembenaran (justification) orang-orang percaya yang

dikerjakan Kristus bukan hanya dilestarikan tetapi juga

ditumbuh-kembangkan. Kebenaran versi tiap anggota

persekutuan disinkronisasikan menjadi kebenaran

bersama yang bertumbuh ke arah persesuaian dengan

kebenaran Allah. Orang-orang yang dibenarkan

ditolong untuk hidup dalam iman, yakni menaruh

paham-paham mereka tentang kebenaran di bawah

kritik kebenaran Allah.

Dengan ambil bagian dalam tafelgemeenschap pengudusan (sanctivication) individu-individu diperluas

jangkauannya dan diperdalam maknanya. Pengudusan

tidak lagi dipahami sebagai hak istimewa yang harus

dipertahankan tetapi sebagai tugas istimewa yang patut

Page 18: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

66

digenapi. Persekutuan keselamatan yang berwujud

sebagai gereja menjadi persekutuan yang terbuka kepada

sesama. Dengan itu orang-orang tebusan Allah belajar

untuk hidup dalam kasih.

Dengan makan di hadapan Tuhan karya

penugasan (vocation) Kristus kepada manusia mendapat

wujud yang konkret dalam tugas missioner gereja dan

orang-orang percaya yang pergi ke dalam dunia untuk

menjadikan karya pendamaian Kristus menjadi

pengharapan bagi dunia dan semua manusia. Dengan

demikian the new story of man yang sudah diwujudkan

pada hari yang ketiga bukan hanya menjadi milik orang-

orang percaya tetapi juga menjadi milik dunia dan segala

makhluk (Mk. 16:15).

Aspek persekutuan dari karya penyelamatan

yang dikerjakan Roh Kudus membuat gereja bertumbuh

dalam kebenaran, berakar dalam kasih dan berbuahkan

pengharapan. Tafelgemeenschap adalah tempat di mana

hasil karya pendamaian ditanamkan dalam hidup tiap

anggota persekutuan yang menjadi dasar bagi

pertumbuhan iman, kasih dan pengharapan akan

kemanusiaan baru itu. Dalam tiga aspek ini gereja

belajar hidup dalam iman kepada pembenaran Kristus,

makin kokok dalam kasih Kristus yang menguduskan

dan berbuahkan pengharapan sebagai tujuan dari tugas

kesaksian gereja di dalam dunia. Tiga aspek ini berkaitan

erat dengan isi dari karya pendamaian yang dikerjakan

Kristus yakni pembenaran, pengudusan dan penugasan.

Tafelgemeenschap juga merupakan antisipasi

dari perwujudan final keselamatan pada parousia. Dosa

Page 19: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

67

bermula dari soal makan. Penyelesaian terhadap dosa

juga dihubungkan dengan soal makan. Itu terwujud

dalam tafelgemeenschap yang ditetapkan Yesus untuk

dirayakan Gereja menunjuk kepada kematian dan

kedatanganNya kembali (Mt. 26:29, Mk. 14:25, Lk.

22:18). Dalam tafelgemeenschap itu umat bukan hanya

mengingat kematian Yesus Kristus, tetapi juga

mengantisipasi kedatangan kembaliNya. Pada waktu itu

sebagai raja Ia akan mengadakan perjamuan kawin anak

domba dan mengundang semua orang miliknya makan

bersama (bruiloftmaal). Makan bersama dengan Yesus

Kristus pada saat ini menegaskan bahwa sebagaimana

mereka bersatu dengan Dia dalam kematianNya, mereka

juga akan bersatu dengan Dia dalam kemuliaanNya.

Mengatakan ini kami teringat pada hikmat

tradisional yang dipraktekkan orang-orang bersaudara

yang harus berpisah untuk waktu yang lama karena satu

dan lain alasan. Untuk mengantisipasi kemungkinan

mereka tidak lagi saling mengenal ketika perjumpaan

kembali, mereka mengambil satu benda berharga milik

bersama. Benda itu dipecah-pecahkan dan dibagi-

bagikan di antara mereka. Tiap orang menyimpan

pecahan sebagai tanda ingatan. Kelak ketika mereka

atau generasi anak-anak mereka bertemu pecahan-

pecahan itu disatukan untuk membuktikan bahwa

mereka sesungguhnya adalah satu keluarga dan orang-

orang bersaudara.

Hikmat tradisionil ini yang diperagakan Gereja

dalam tafelgemeenschapnya. Sebelum berpisah dengan

Yesus untuk waktu yang lama dan sesama anggota

Page 20: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

68

tafelgemeesnchap menyebar ke dunia masing-masing

mereka memecah-mecahkan roti yang adalah tubuh

Tuhan mereka. Mereka makan roti itu, yang tidak lain

artinya menjadikan tubuh Yesus menjadi darah dan

daging dalam mereka.

Tiap-tiap mereka pergi ke dunianya dengan

membawa potongan tubuh Kristus itu di dalam dirinya.

Masing-masing mereka menyatu dengan Kristus dalam

hidup dan kerjanya. Potongan tubuh Kristus yang ada

masing-masing mereka kelak akan menjadi bukti yang

boleh mereka jadikan tiket untuk ambil bagian dalam

bruiloftmaal dalam rumah Bapa. Dalam bruiloftmaal pembenaran, pengudusan dan penugasan yang sudah

mereka terima dalam tafelgemeenschap dimeteraikan

selama-lamanya.

Sebuah pertanyaan: “Seperti apakah persekutuan

tafelgemeenschap itu, yang merupakan jantung hati dari

persekutuan keselamatan, yakni gereja? Siapakah orang-

orang yang diundang ambil bagian dalam

tafelgemeenschap tersebut? Pertanyaan ini akan kita

bahas dalam bagian berikut ini.

Persekutuan yang Inklusif

Semua orang diundang Allah untuk ambil bagian

dalam tafelgemeenschap. Gereja menegaskan itu dengan

memberi sifat katholik atau am kepada gereja dalam

pengakuan imannya. Am artinya terbuka. Tidak ada

pembatasan ruang, waktu dan apa pun. Ini bertolak dari

kenyataan bahwa Kristus adalah juruselamat untuk

Page 21: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

69

dunia dan seluruh umat manusia.66 Ia adalah Tuhan

yang memenuhi semua dan segala sesuatu (Ef. 1:23). Ini

menegaskan bahwa semua umat manusia dipanggil ke

dalam keselamatan, mereka sudah ditentukan untuk

menjadi anggota Gereja, meskipun kenyataannya ada

yang masih menyangkal hal ini.67 Tafelgemeenschap

sebagai wujud konkret dari perayaan keselamatan

merupakan sebuah persekutuan yang bercorak inklusif, mencakup semua orang. Yesus sendiri menegaskan hal

itu dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin (Mt.

22:1-10).

Corak inklusif dari tafelgemeenschap juga dikenal

dalam ritus agama-agama primitif dari suku-suku di

Indonesia, tetapi dengan rujukan makna yang berbeda.

Paham inklusivitas dalam suku-suku itu merujuk kepada

persekutuan dengan warga suku yang sudah meninggal

dunia. Makan dan minum itu bukan hanya dihadiri oleh

mereka yang hidup. Leluhur atau tete nenek moyang

ikut juga ambil bagian dalam ritus sakral di sekitar meja

makan. C.S. Song menulis: “Nasi satu mangkuk

mempersekutukan yang hidup dan yang mati. Itu adalah

moment di mana semua anggota keluarga yang hidup

dan mati dipersatukan kembali.”68

Kalau nasi itu adalah Kristus (Yoh. 6:35), maka

persekutuan di sekitar meja keselamatan di mana

66 G.C van Niftrik & B.J. Boland. Dogmatika Masa Kini.

Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1958. hlm. 279. 67 Michael Pomazansky. Orthodox Dogmatic Theology.

California: Platina, 1984. hlm. 240. 68 Choan-seng Song. Third-Eye Theology... hlm. 162.

Page 22: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

70

persatuan dengan Kristus mendapat wujud paling

konkret dalam makan bersama adalah persekutuan

melampaui batas-batas, bukan hanya etis, nasionalitas,

tetapi juga perbatasan antara kehidupan dan kematian.

Praktek dan paham-paham masyarakat para Kristen

tidak seluruhnya anti injil. Ada sejumlah pranata dan

paham dalam masyarakat itu yang berfungsi sebagai

aanknopingspunt, titik temu untuk menjadi jalan masuk

bagi pemberitaan akan Kristus. Untuk pokok yang kita

bahas ini, titik temu itu adalah sifat inklusif dari

tafelgemeenschap.

Dalam hampir setiap ritus kemasyarakat dan

keagamaan suku-suku warga dari komunitas suku yang

sudah meninggal diyakini ikut berpartisipasi. Kematian

mereka tidak dianggap sebagai sebuah perpisahan

melainkan perubahan modus dan tempat kehidupan.

Sebelum mati mereka hidup secara fisik di dunia. Pada

waktu mati mereka berpindah ke dunia roh dan

menjalani hidup sebagai roh, yakni mereka lebih

mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk melindungi

yang masih hidup.69

Keyakinan inilah yang melatarbelakangi

berbagai sesajen yang disediakan kepada mereka yang

sudah meninggal. Porsi yang disediakan bagi roh-roh

warga yang sudah meninggal tidak harus dalam jumlah

besar. Yang penting bukan jumlahnya tetapi melibatkan

mereka dalam akta makan bersama itu. Melibatkan

mereka yang sudah mati artinya mengingat mereka.

69 Bandingkan Andreas. A. Yewangoe. Pendamaian.

Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1983. hlm. 55.

Page 23: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

71

Koentjaraningrat benar saat berkata bahwa makan

bersama dalam upacara banyak religi dan agama

bercorak keramat70 karena di situ terwujud pula

persekutuan antara mereka yang hidup dengan saudara-

saudara yang sudah meninggal.

Muncul pertanyaan apakah ungkapan

communion sanctrum dalam credo gereja juga

mengakomodir paham inklusivitas dalam agama-agama

suku tadi? Orang-orang di Asia yang hidup dalam

keyakinan akan persekutuan yang tak berakhir dengan

saudara-saudari mereka yang sudah meninggal

dikejutkan dengan cap kekafiran dari gereja terhadap

praktek itu. Robert Schrieter mengisahkan satu kasus

yang menuntut pendalaman.

Seorang laki-laki dewasa berlatar belakang Tao

mengikuti katekesasi untuk persiapan baptisan.

Beberapa hari sebelum penyelenggaraan sakramen

dimaksud dia diundang bertemu pemimpin jemaat

untuk percakapan pastoral. Majelis menasehati dia

untuk membuang semua berhala. Laki-laki tadi

menyanggupi permintaan itu. Tetapi diakhir percakapan

laki-laki itu memilih untuk tidak menjadi Kristen atau

menolak sakramen baptisan gara-gara majelis jemaat

menjelaskan kepadanya bahwa setelah menjadi Kristen

ia harus menghentikan kebiasaan berkunjung ke makam

orang tua dan sanak saudaranya yang sudah meninggal.

70 Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Anthropologi Sosial.

Jakarta: Dian Rakyat. 1967. hlm. 240.

Page 24: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

72

Haruskah hal itu dilakukan? Apakah dengan

menerima Kristus ziarah ke makam keluarga dan orang

yang kita kasihi harus dihentikan? Kami setuju untuk

menghentikan sesajen tetapi memutuskan hubungan

dengan saudara-saudara yang sudah mati, tidak boleh

lagi mengingat mereka dan menahan diri untuk tidak

lagi berkunjung ke makam terlalu berat untuk

dilakukan. Jawaban kristen untuk pertanyaan ini perlu

kita gali dari pemahaman yang benar terhadap hakikat

perayaan sakramen perjamuan kudus serta kisah

penampakan diri Yesus setelah kebangkitan. Baiklah

kami bicarakan dua pokok itu secara detail dalam dua

sub bahasan berikut.

Sakramen Perjamuan Kudus

Gereja-gereja protestan menetapkan baptisan

dan perjamuan sebagai sakramen kudus. Kedua

sakramen ini memiliki status yang sama dan setara.

Fungsinya adalah memeteraikan di dalam manusia

keselamatan yang sudah dikerjakan di dalam kematian

dan kebangkitan Kristus. Sakramen baptisan kudus

menunjuk pada proses penyatuan manusia pada Kristus

dan pada gereja sedangkan sakramen perjamuan kudus

mengaktualisasikan persekutuan manusia dengan kristus

dan juga dengan sesama warga gereja lainnya.

Gereja Katholik Roma menetapkan adanya tujuh

sakramen. Betapa pun begitu baptisan dan perjamuan

Page 25: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

73

dipahami sebagai sacramenta maiora.71 Kedua ini

berperan secara khusus dan lebih penting peranannya

dalam pembangunan gereja karena secara lebih nyata

berakar di dalam perbuatan Yesus dan memiliki

hubungan dengan kematian dan kebangkitan Kristus

secara langsung dan menyeluruh.

Mengenai sakramen perjamuan kudus ada dua

rujukan yang dijadikan gereja sebagai titik tolak

pemaknaannya. Pertama, jamuan malam yang diadakan

Yesus dengan murid-murid sehari sebelum Dia

menjalani kematian. Itu merupakan makan malam

perpisahan. Yesus memecah-mecahkan roti dan

membagikannya kepada murid-murid. Hal yang sama

Yesus buat dengan anggur. Pada saat roti dipecah-

pecahkan dan anggur dituangkan Yesus berkata bahwa

roti itu adalah tubuhNya dan anggur itu adalah

darahNya. Sambil membagi-bagikan roti dan anggur itu

untuk dimakan murid-murid, Yesus berpesan:

“Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Lk.

22:19-21).

Kedua, dalam I Korintus 11:23-26. Apa yang

diceritakan dalam kitab-kitab Injil ditegaskan lagi oleh

Paulus. Pada penegasan ulang ini ada dimensi baru yang

muncul. Sakramen ini harus dilakukan gereja bukan

sekedar untuk mengingat Yesus Kristus tetapi juga

untuk memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang

kembali.

71 Georg Kirchberger. Allah Menggugat. Sebuah

Dogmatik Kristiani. Maumere: Penerbit Ledalero. 2007. hlm.

484.

Page 26: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

74

Sakramen Perjamuan Kudus, tafelgemeenchap

menunjuk kepada dua demensi waktu: mengingat masa

lalu dan mengantisipasi masa depan. Masa lalu itu

menunjuk kematian Yesus Kristus sedangkan masa

depan menunjuk pada bruiloftmaal, makan bersama

dalam pesta perkawinan anak domba.72 Song

menegaskan makna dari sakramen ini sebagai berikut:

“Di dalam sakramen Perjamuan Yesus bukan hanya

diingat tetapi benar-benar hidup. Roti dan anggur yang

digunakan dalam ritus ini bukan lagi sekedar roti dan

anggur.” Keduanya sekarang memiliki makna sakramen,

yakni menghadirkan Kristus di tengah-tengah jemaat

yang sedang bersekutu untuk makan bersama. Roti,

memori dan kehidupan dalam Kristus menyatu dalam

sakramen perjamuan untuk menguatkan iman, kasih

dan pengharapan.73

Apa yang terjadi pada makan malam terakhir

atau jamuan perpisah Yesus dengan murid-murid

terulang lagi dalam dua kejadian segera setelah Yesus

bangkit dari antara orang mati. Kejadian pertama

dialami dua orang murid yang berjalan ke Emaus.

Selama di perjalanan mereka mempercakapkan

kematian Yesus. Kesedihan memenuhi hati.

Bergabungnya Yesus dan penjelasan yang diberikanNya

kepada mereka juga tidak membuat mereka mengerti.

Pengertian itu barulah mereka peroleh ketika mereka di

rumah dan ambil bagian dalam tafelgemeenschap, makan bersama (Lk. 24:13-32).

72 D.J. Baarslag. (tanpa tahun). op.cit., hlm. 117. 73 Choan-seng Song. Third-Eye Theology... hlm. 165.

Page 27: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

75

Tentang ini Song berkata: “Hanya dengan

berpartisipasi dalam memecah-mecahkan roti mereka

bertemu dengan Yesus dalam memori mereka. Memori

yang mereka miliki menghubungan Yesus yang

disalibkan dan Yesus yang dibangkitkan. Memori adalah

saluran yang membawa mereka dari kematian menuju

kepada kehidupan, dari keputus-asaan kepada

pengharapan.”74

Kejadian kedua adalah episode di pantai Tiberias

ketika Yesus yang bangkit menjumpai Petrus yang

sedang melaut bersama enam murid lainnya. Yesus

makan bersama dengan mereka sama seperti yang Dia

adakan sebelum penyaliban. Bedanya, sebelum

penyaliban Yesus memperingatkan Petrus akan

penyangkalannya sementara setelah kebangkitan Yesus

memanggil Petrus untuk kembali ke dalam lingkungan

ke-12 rasul. Pada peristiwa makan bersama ini,

demikian kata Song, memori murid-murid akan Kristus

yang mati disatukan dengan keberadaan Kristus sebagai

yang hidup.75

Ini aspek pertama dari makna perayaan

sakramen perjamuan. Aspek kedua yang tidak kalah

penting dari itu adalah pengharapan atau antisipasi akan

kedatangan kembali Kristus yang bangkit. Orang kristen

bersekutu untuk makan bersama dalam sakramen

perjamuan (tafelgemeenschap) bukan hanya untuk

mengingat Yesus Kristus yang mati tetapi juga karena

percaya dan berharap akan kedatanganNya kembali

74 Choan-seng Song. Third-Eye Theology... hlm. 165-6. 75 Choan-seng Song. Third-Eye Theology... hlm. 166.

Page 28: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

76

sebagai yang hidup di mana mereka akan diundang

ambil bagian dalam bruiloftmaal (perjamuan kawin). Ini

yang membuat makan bersama dalam perjamuan kudus

berbeda dengan tafelgemeenschap lainnya. Yesus yang

mati itu dihidupkan dalam memori (diingat) karena

orang kristen percaya bahwa Dia yang mati itu hidup

dan akan datang kembali ke tengah-tengah mereka

sebagai yang hidup dan berkuasa.

Perspektif ini harus menjadi titik tolak kita

untuk memahami kebiasaan jutaan bahkan miliyaran

penduduk Asia menyediakan sedikit porsi makanan bagi

saudara dan kekasih-kekasih hati mereka yang sudah

meninggal saat mereka berkumpul untuk makan

bersama. Memang makan bersama yang mereka

selenggarakan berbeda latar belakang dan makna

dengan makan bersama dalam sakramen perjamuan

kudus. Kebiasaan jutaan orang Asia menyediakan sedikit

porsi dari makanan untuk kekasih hati yang sudah

meninggal dalam ritus makan bersama juga

dilatarbelakangi oleh motif dan imajinasi yang berbeda

dengan kebiasaan memecah-mecahkan roti dalam

sakramen perjamuan.

Perbedaan itu perlu disadari tetapi tidak harus

ditolak apalagi dikafirkan atas nama iman kepada Yesus

Kristus. Jika itu yang dibuat gereja akan menerima

reaksi yang sama dengan penganut Tao dalam cerita di

atas: menolak menjadi Kristen karena tidak ingin

bercerai dengan kekasih-kasih mereka yang sudah

meninggal. Yang perlu gereja buat adalah memberikan

pemahaman baru kepada kebiasaan tadi dari perspektif

Page 29: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

77

sakramen perjamuan kudus. Untuk itu gereja dapat

menjadikan tiga faktor penting dalam sakramen

perjamuan sebagai titik berangkatnya: roti, memori dan

kehidupan dalam Kristus.

Makanan, lilin atau bunga yang disiapkan bagi si

mati menghidupkan memori keluarga akan dia yang

sudah meninggal. Ini perasaan paling dalam yang

mengendap di alam bawah sadar mereka. Kekasih

mereka itu sudah mati, tetapi ia masih tetap hidup

dalam memori mereka. Kebiasaan menyediakan

makanan, lilin, bunga, berziarah ke kubur sebelum atau

setelah ritus makan bersama adalah ekspresi dari

perasaan tadi. Dari pada menyuruh mereka menghapus

memori tadi, suatu hal yang tidak mungkin dan tidak

akan pernah berhasil,76 gereja perlu membimbing

mereka untuk menyatukan memori mereka akan

saudara yang sudah meninggal itu dengan memori akan

Yesus Kristus yang juga mati bersama-sama dan

dikuburkan seperti kekasih hati mereka.

Dengan jalan menyatukan memori mereka

dengan memori akan Yesus Kristus, kehidupan saudara

76 Alex Jebadu, dalam bukunya berjudul Bukan Berhala!

Penghormatan Kepada Para Leluhur menunjukkan bahwa

betapapun gereja secara terang-terangan melakukan usaha

pembasmian terhadap penghormatan kepada leluhur, tetapi

praktik itu tetap saja ada. Ini menunjukkan bahwa praktek itu

memiliki nilai-nilai intrsitik yang luhur dan sanggup

memenuhi kebutuhan para pelakunya. Lihat. Alex Jebadu.

Bukan Berhala! Penghormatan Kepada Para Leluhur. Maumere: Penerbit Ledalero. 2009. hlm. 2.

Page 30: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

78

mereka yang sudah meninggal memperoleh makna

baru. Si mati bukan lagi sekedar hidup dalam memori

mereka, tetapi ia akan benar-benar hidup dan

dibangkitkan dari antara orang mati pada saat Kristus

yang mati dan yang bangkit datang kembali dalam

kemuliaan. Kalau pemahaman baru ini dijelaskan

dengan baik kepada saudara penganut Tao yang mau

dibaptis itu, ia tidak akan menunda-nunda untuk

dibaptis. Dengan menjadi pengikut Kristus relasinya

dengan leluhur dan kekasih-kekasihnya yang sudah

mati bukan hanya tetap terpelihara, bukan sekedar

hidup di dalam memorinya tetapi juga akan kembali

dialami lagi secara konkret pada waktu Kristus datang

kembali.

Belajar dari makna sakramen perjamuan yang

ditetapkan Kristus kita sampai pada kesimpulan bahwa

sifat inklusif dari rumusan credo: communio sanctorum

tidak hanya terbatas pada orang-orang yang masih

hidup. Perjamuan keselamatan yang diadakan Yesus

Kristus memang diadakan bersama-sama dengan orang-

orang percaya yang hidup kini dan di sini. Meskipun

begitu pada saat mereka ambil bagian dalam makan

bersama orang-orang percaya lainnya, memori mereka

akan kekasih hati yang sudah meninggal menyatu

dengan memori akan Kristus yang juga mati dan

dikuburkan bersama-sama dengan kekasih hati mereka.

Memori akan kematian kristus dan kekasih hati mereka

diikat jadi satu dalam akta makan bersama itu. Memori

itu sekaligus menjadi terowongan yang menghubungkan

kematian dengan kebangkitan yang berlaku bagi Kistus

tetapi juga bagi kekasih hati yang sudah meninggal.

Page 31: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

79

Jadi keselamatan juga disediakan dan ditawarkan

Yesus Kristus kepada orang-orang yang sudah

meninggal sebagaimana yang kami tegaskan dalam

pembahasan mengenai perginya Yesus Kristus ke dunia

orang mati sebagaimana yang diikrarkan gereja dalam

credonya.

Yesus Menampakkan Diri Sebagai yang Hidup

Miliyaran penduduk dunia di Asia, Afrika,

Australia, Amerika dan juga Eropa memelihara

kebiasaan berikut. Mereka menyediakan sajian berupa

makanan atau bunga atau lilin kepada kekasih hati

mereka yang sudah meninggal serta merawat makam

secara khusus. Motif dari kebiasaan ini bervariasi.

Sebagian orang percaya bahwa kematian hanya berlaku

pada tubuh sementara roh tetap hidup. Roh yang masih

hidup itu meninggalkan tubuh dan pergi ke dunia para

leluhur. Di sana roh itu memperoleh status baru

menjadi yang berkuasa mengatur dan menentukan

kehidupan di bumi: bisa memberi berkat dan

mendatangkan bencana bagi keluarga yang

ditinggalkan.77 Memang aneh juga bagaimana mungkin

seseorang yang selama hidup baik terhadap keluarga

segera menjadi ancaman bagi keluarga setelah mati. Tapi

inilah paham yang hidup dalam hati banyak orang

tentang si mati. Kebiasaan menyediakan sesajen bagi si

77 L.P. van den Bosch. “Dood en religie.” Dalam:

Nederlands Theologische Tijdschrift.40e Jaargang. Juli 1986. S-Gravenhage: Boekencentrum. hlm. 211.

Page 32: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

80

mati dilakukan untuk membangun hubungan baik

dengan roh si mati agar terhindar dari ancamannya.

Sebagian lain menyakini bahwa kematian

berlaku bagi tubuh, jiwa dan roh. Manusia seutuhnya

mati. Si mati tidak lagi punya sangkut paut dengan

kehidupan di bumi. Mereka memperlakukan si mati

secara hormat seperti membawa bunga, lilin dan

merawat makam secara rutin hanya sebagai tanda cinta

bahwa betapa pun si mati telah tiada, ia belum berlalu

dari memori keluarga. Tidak ada motif lain di balik

kebiasaan itu. Paham ini umum dianut oleh manusia

modern yang berfikir rasional. Sementara paham

pertama masih hidup dalam penghayatan manusia

modern yang tetap berpegang pada dinamisme dan

animisme dan berfikir mistis.

Ada dua masalah teologis dalam praktek ini.

Pertama, apakah kematian hanya terjadi pada tubuh

ataukah manusia seutuhnya mati? Kedua, apakah

menyediakan sajian dibutuhkan oleh si mati? Dua

pertanyaan ini akan kami jawab secara terpisah.

Pertanyaan pertama akan kami bahas pada sub judul

kebangkitan daging. Di bagian ini kami akan membahas

pertanyaan kedua.

Apakah menyediakan sajian dibutuhkan oleh si

mati ataukah sekedar sebuah tindakan sukarela dari

mereka yang ditinggalkan. Jawaban untuk pertanyaan

ini dapat kita temukan dari pemahaman yang benar

akan realita kebangkitan Yesus. Yesus yang bangkit,

sebagaimana disaksikan Alkitab, menampakan diri

kepada para pengikutNya dalam rentang waktu 40 hari.

Page 33: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

81

Dari 10 kali penampakan diri Yesus yang bangkit itu

empat di antaranya disertai dengan makan bersama.

Dari keempat kejadian makan bersama ada satu yang

menarik, yakni penampakan Yesus kepada murid-murid

sebelum Ia naik ke sorga (Lk. 24:36 dst).

Dikatakan di situ bahwa sementara mereka

bercakap-cakap setelah mendengar cerita perjumpaan

Yesus dengan dua murid dari Emaus, Yesus hadir di

tengah-tengah mereka. Murid-murid menjadi takut

karena menyangka mereka melihat hantu. Untuk

meyakinkan bahwa diriNya bukan hantu, Yesus

menyuruh mereka melakukan dua hal. Pertama

menjamah tubuhNya, sebab hantu memang tidak

memiliki tubuh, daging dan tulang. Setelah menjamah

tubuhNya, murid-murid tetap saja masih bimbang.

Karena itu Yesus meminta hal kedua dari mereka, yakni

menyediakan baginya makanan. Yesus menerima dari

mereka sepotong ikan goreng. Ikan itu Yesus makan di

hadapan mereka (Lk. 24: 42-43). Melihat Yesus makan,

hilanglah keragu-raguan mereka.

Untuk membuktikan kepada murid-murid

bahwa diriNya bukan hantu, Yesus makan sepotong

ikan goreng. Yesus hendak menunjukkan bahwa hantu

tidak bisa. Hanya orang-orang hidup saja yang bisa

makan. Hantu atau roh tidak makan dan tidak

membutuhkan makan. Di lihat dari titik ini, sajian yang

disiapkan keluarga tidak memberi manfaat apa pun bagi

si mati. Si mati tidak membutuhkan makanan, bunga

dan lilin. Ia juga tidak membutuhkan batu nisan yang

mahal dan makam yang mentereng.

Page 34: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

82

Bahwa si mati tidak membutuhkan makanan,

bunga, lilin, batu kubur dari marmer dan makam yang

megah juga disinyalir Yesus ketika menjawab beberapa

orang yang memprotes tindakan seorang perempuan

yang dianggap melakukan pemborosan karena

meminyaki Yesus dengan minyak yang mahal. Tindakan

perempuan itu dipandang baik oleh Yesus karena ia

melakukan persiapan bagi penguburanNya (Mk. 14:1-8).

Jawaban Yesus ini dapat kita pahami sebagai seruan

untuk lebih baik memperhatikan seseorang selama

hidupnya dari pada ketika yang bersangkutan sudah

mati.

Perbuatan-perbuatan kepada si mati berupa

makanan, bunga, lilin, batu kubur dari marmer dan

makam yang megah dan mentereng lebih merupakan

ekspresi dari kegoncangan emosional keluarga yang

ditinggalkan karena belum siap menerima ada

perpisahan akibat kematian. Praktek-praktek itu

dilakukan mengisi kekosongan demi memulihkan

keseimbangan yang sempat terganggu akibat kematian.78

Bentuk-bentuk ekspresi mengatasi kegoncangan

itu memang berguna tetapi bersifat temporal. Itu baru

akan memberikan ketenangan yang parmanen jika

solusi itu okulasikan pada Kristus sebagaimana yang

kami sudah jelaskan dalam uraian mengenai makna

sakramen perjamuan. Si mati tidak hanya tetap hidup

dalam memori keluarga, ia benar-benar akan

78 L.P. van den Bosch. “Dood en religie.” hlm. 215.

Page 35: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

83

dibangkitan dan akan ada pertemuan kembali saat

kedatangan Kristus kembali.

Penutup

Sebagai rangkuman dari semua yang sudah kami

katakan dalam sub bagian ini adalah bahwa rumusan

credo: communio santorum, persekutuan orang kudus

memiliki dua arti. Pertama, orang-orang itu disebut

kudus karena mereka dihubungkan kepada yang kudus.

Alkitab berkata bahwa yang kudus itu adalah Allah di

dalam Yesus Kristus. Roh Kuduslah yang membuat

manusia itu dipersatukan dengan Kristus dan

sebaliknya.

Persekutuan dengan Kristus itu adalah realitas

iman, tapi bukan sesuatu yang abstrak dan spiritual.

Persekutuan dengan Kristus itu berwujud secara nyata

dalam sakramen perjamuan kudus di mana manusia

diundang ke tafelgemeenschap dengan Allah. Di sana

mereka makan roti dan minum anggur yang adalah

tubuh dan darah Kristus. Kesatuan dengan Kristus itu

ditunjukan secara konkret dalam akta tadi: makan dan

minum tubuh dan darah Kristus. Makan dan minum

sesuatu artinya kita menjadikan makanan dan minuman

itu menyatu dalam darah dan daging kita. Jadi dengan

makan dan minum roti dan anggur yang adalah tubuh

dan darah Kristus manusia menjadi satu dengan Kristus.

Kedua, communio sanctorum yang

didemonstrasikan dalam tafelgemeenschap pada

sakramen perjamuan kudus tidak hanya mempersatukan

Page 36: Bab II Aspek Pertama Perayaan Keselamatanrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6285/3/BOOK_Ebenhaizer I... · dalam kitab Kejadian. Makan sendiri-sendiri, makan sembunyi-sembunyi

84

manusia dengan Yesus Kristus tetapi juga di antara

semua saudara yang ambil bagian dalam

tafelgemeenschap itu. Orang-orang yang berkumpul

dalam sakramen perjamuan kudus adalah saudara dan

saudari. Persaudaraan mereka terjadi di dalam dan

diteguhkan oleh Kristus. Kesatuan masing-masing

mereka dengan Kristus dan di antara masing-masing

mereka merupakan persekutuan yang kokoh dan lestari.

Dalam Roma 8:38-39 Paulus menegaskan bahwa baik

maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun

pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang,

maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang

di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu

makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari

kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Ini mengandaikan bahwa kasih, persekutuan

dan persaudaraan di antara orang-orang kudus tidak

berakhir. Kematian tidak membuat persekutuan dan

kasih di antara mereka berhenti. Persekutuan orang

kudus yang dimaksud dalam rumusan credo: communio sanctorum meliputi mereka yang hidup maupun yang

mati. Yesus Kristus mengikat satukan mereka dalam

persekutuan yang tak terpisahkan, persekutuan yang

kudus. Di luar Kristus persekutuan mereka tetap ada

tetapi tidak kudus karena terjadi semacam eksplotasi

timbal-balik dari kedua pihak. Jadi adalah penting kita

membawa hubungan kita dengan kekasih hati kita yang

sudah meninggal untuk diteguhkan oleh hubungan kita

dengan Kristus.