BAB I.doc

download BAB I.doc

of 18

Transcript of BAB I.doc

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG KEGIATAN

Cepu adalah kabupaten dari Kecamatan Blora, Jawa Tengah. Sebagai penghasil minyak terbesar di Indonesia. Kami selaku mahasiswa Teknik Perminyakan Universitas Trisakti diberi kesempatan untuk mempelajari dan mengamati secara langsung survey geologi lapangan migas, operasi drilling dan operasi produksi, serta mengetahui betapa pentingnya 3 poin diatas dan saling keterikatannya satu sama lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan kegiatan yang kami lakukan, beberapa hal yang perlu dipelajari dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dipelajari dari kuliah lapangan ini?

2. Bagaimana survey geologi lapangan migas?

3. Bagaimana cara operasi drilling?

4. Bagaimana cara operasi produksi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian dari kuliah lapangan ini adalah :

1. Agar kita dapat mengamati survey geologi lapangan migas.

2. Agar kita mengerti cara mengoperasikan operasi drilling.

3. Agar kita mengerti cara operasi produksi yang baik.

4. Supaya kita mengerti pentingnya ketiga poin tersebut dalam pengoperasian lapangan migas.

1.4 KERANGKA TEORI

MIGAS (minyak dan gas bumi) terbentuk dari fosil-fosil ataupun binatang-binatang purba yang tertimbun didalam tanah dan kemudian terendapkan baik pada lingkungan pengendapan darat, laut, maupun transisi. Seiring dengan perjalanan waktu, maka sisa-sisa binatang purba tersebut akan mengalami proses pematangan menjadi MIGAS dalam batuan induk, kemudian akan bermigrasi sampai terperangkap kedalam sistem reservoir dan terakumulasi disana.

1.5 SUMBER DATA

Adapun sumber data yang saya gunakan sebagai acuan adalah penjelasan dari pengajar di PUSDIKLAT MIGAS di Cepu, buku Pengantar Operasi Lapangan Migas oleh Tim PUSDIKLAT MIGAS, dan internet.

1.6 METODE DAN TEKNIK

Metode dari laporan kegiatan ini adalah dengan metode penelitian lapangan yang langsung terjun ke lapangan untuk mengamati.

BAB II

LAPORAN KEGIATAN

2.1 SENIN, 19 JANUARI 2015

GEOLOGI LAPANGAN MIGASA. Faktor Keberadaan Migas

Prospek keberadaan migas disuatu tempat sangat ditentukan oleh kondisi geologi daerah dimana pada daerah tersebut harus memenuhi Petroleum System yang ada. Persyaratan mutlak tertangkapnya atau terperangkapnya atau terjebaknya minyak dan gas bumi, yaitu

1. Batuan induk yang cukup matang (Source Rock)

Batuan induk yang kaya akan unsur organik dimana setelah terjadi proses kimia thermal, akan menghasilkan senyawa-senyawa hidrokarbon. Penentuan batuan induk didasarkan pada hasil test laboratorium standar, yaitu

TOC (Total Organic Carbon)

EOM (Extractable Organic Matter)

CPI (Carbon Preference Index)

CIR (Carbon Isotope Ratio)

LOM (Level of Thermal Maturity)2. Media Migrasi (Migrations)

Migrasi merupakan proses pergerakan minyak dan gas bumi. Migrasi dibagi menjadi dua macam:

1) Migrasi Primer:Perpindahan minyak dan gas dari batuan induk ke batuan reservoir

2) Migrasi Sekunder:Perpindahan minyak dan gas di dalam batuan reservoir itu sendiri ke tempat akumulasinya

3. Batuan reservoir (Reservoir Rocks)

Batuan reservoir adalah suatu bataun dimana minyak bumi terperangkap di dalamnya.

4. Perangkap (Traps)

Kondisi dimana minyak dan gas bumi sudah tidak dapat bergerak lagi dan terakumulasinya di suatu tempat inilah disebut minyak bumi telah terperangkap. Faktor utama penyebab terjadinya perangkap, yakni

1) Penghalang litologi akibat perbedaan porositas dan permeabilitas batuan

2) Penghalang struktur

5. Batuan Penutup (Cap Rocks)

Batuan penutup adalah lapisan batuan yang tidak dapat ditembus oleh fluida (impermiabel).

B. Konsep Tektonik LempengKerak bumi (Lithosfer) dibagi menjadi dua, yaitu

1. Kerak Benua, di dominasi oleh lapisan Silisium dan Alumunium.

2. Kerak Samudra, di dominasi Silisium Magnesium.C. Klasifikasi Cekungan Migas di IndonesiaDi Indonesia terdapat 60 cekungan migas dengan berbagai status, yaitu

1. Cekungan berproduksi sebanyak 16 cekungan (26,67%)

2. Cekungan sudah dilakukan pemboran tetapi belum ditemukan adanya indikasi migas sebanyak 15 cekungan (25%)

3. Cekungan sudah di bor dan ditemukan indikasi adanya migas sebanyak 7 cekungan (11,67%)

4. Cekungan Frontier atau belum dilakukan eksplorasi sebanyak 22 cekungan (36,67%)

D. Klasifikasi Lapangan Migas Cekungan Jawa Timur Utara

1. Lapangan minyak abondoned atau ditinggalkan

2. Lapangan minyak tua yang berproduksi

3. Lapangan minyak penemuan baru

4. Lapangan gasE. StratigrafiStratigrafi merupakan urutan-urutan lapisan batuan dari yang tua sampai ke muda.

Simbol-simbol stratigrafi:

Urutan formasi dari tua ke muda adalah sebagai berikut:1. Formasi Ngimbang

2. Formasi Kujang

3. Formasi Prupuh

4. Formasi Tuban dan Tawun

5. Formasi Ngrayong

6. Formasi Bulu

7. Formasi Wonocolo

8. Formasi Ledok

9. Formasi Mundu

10. Formasi Selorejo

11. Formasi Lidah

12. Formasi Paciran

2.2 SELASA 20 JANUARI 2015

OPERASI PENGEBORAN

A. Pengertian Operasi PengeboranPengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang dengan aman sampai menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas. Secara umum tujuan membuat lubang bor adalah untuk : Membuktikan bahwa adanya minyak atau gas dalam suatu reservoir yang ditembus.

Sarana mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi.

Metode pengeboran selama ini telah dilakukan dengan :

Cable tool Drilling (Bor Tumpuk)Cara membuat lubang bor dibuat dengan menumbuk numbukkan mata bor pada lapisan tanah yang akan ditembus.

Rotary Drilling (Bor Putar)Rotary drilling dilakukan dengan maksud membuat lubang sumur dengan memutar rangkaian bor sampai dimata bor agar lapisan batuan mudah dihancurkan, sedang cutting diangkat kepermukaan dengan system sirkulasi lumpur pemboran. Rotary drilling dapat dilaksanakan dengan didukung oleh lima system utama yang sangat penting dalam kelancaran proses pengeboran, yaitu :

1. System tenaga (Power System)

2. System pengangkat (Hoisting System)

a) Drawwork

b) Overhead Tools : Crown Block, Traveling Block, Hook, dan Elevator

c) Drilling Line : Dead Line, Fast Line, Drilling Line, Supply and Dead Line Anchor

3. System putar (Rotating System)Meliputi : Rotary Table, Master Bushing and Bowl, Rotary Slip, Swivel, Kelly, Drill Pipe, Drill Collar, dan Bit

4. System sirkulasi (Circulation System)Meliputi : Lumpur pengeboran, Preparation area, Peralatan Sirkulasi, dan Solid control equipment

5. Sistem pencegahan semburan liar (BOP System)Meliputi : Annular Preventer, Ram Preventer, Drilling Spools, Casing Head (well head), Supporting System (Choke Manifold, Kill Line)B. Kegiatan-kegiatan Sebelum Operasi Pengeboran

1. Pengumpulan data

2. Perijinan dan pembebasan lahan

3. Persiapan lokasi

4. Persiapan peralatan

5. Operasi rig

6. Operasi casing dan cementing

7. Operasi logging

8. Penyelesaian sumurC. Jenis-jenis Pengeboran

Pembagian pengeboran minyak dan gas bumi dibedakan berdasarkan :

Tujuan pengeboran

Lokasi pengeboran

Berdasarkan bentuk lubangI. Berdasarkan tujuan pengeboran dibagi menjadi :a. Pengeboran EksplorasiTujuan pengeboran eksplorasi adalah untuk membuktikan suatu cekungan terdapat minyak dan gas bumi. Data-data pengeboran belum ada sehingga memerlukan perencanaan yang memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan hambatan selama proses pengeboran.b. Pengeboran deliniasiPengeboran ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran reservoir, mencari batas-batas, serta ketebalan reservoir. Pengeboran ini relative sudah ada data sumur sehingga biaya pengeboran dan konstruksi sumur sudah dapat diperhitungkan.c. Pengeboran eksploitasiPengeboran ini bertujuan untuk meningkatkan pengurasan terhadap reservoir produksi sekaligus meningkatkan produksi.

II. Berdasarkan lokasi pengeboranBerdasarkan letak dari titik lokasi, pengeboran dibedakan menjadi :

Pengeboran darat (Onshore Drilling)

Pengeboran lepas pantai (Offshore Drilling)III. Berdasarkan bentuk lubang

1) Pengeboran Lurus

Dari titik lokasi di permukaan, lubang dibuat lurus vertical sampai ke titik target.2) Pengeboran berarahBeberapa alasan penggunaan Directional dan Horizontal Drillinga) Inaccesible Location Driling

b) Multiple Well Drilling

c) Salt Dome Drilling

d) Side Tracking atau Straightening

e) Relief Well Drilling

D. Masalah Pada Saat Pengeboran

1. Lost Circulation

Lost circulation adalah permasalahan yang muncul ketika menggunakan metode ini diantara nya pipe sticking dan pipe stuck. Lost circulation adalah hilang nya semua atau sebagian lumpur dalam sirkulasinya dan masuk ke formasi. Berdasarkan keadaan lost circulation dapat dibagi tiga , yaitu : 1) Partial lost yaitu, bila lumpur yang hilang hanya sebagian saja dan masih ada lumpur yang mengalir ke permukaan, kondisi di lapangan di tandai dengan turunya volume vit secara perlahan. 2) Total loss yaitu, sebuah kondisi di mana masuknya seluruh fluida pemboran ke dalam ini volume mee,ud tank terus menurun.3) Cumulative lost yaitu, jumlah lumpur yang hilang dalam periode tertentu karena partial lost.

Faktor Penyebab Lost Circulation adalah adanya celah terbuka yang cukup besar di dalam lubang bor yang memungkinkan lumpur untuk mengalir kedalam formasi.2. KickKickadalah merupakan suatu proses masuknya fluida formasi ke dalam lubang sumur. Terjadi karena kondisi tekananHidrostatik(Ph) lebih kecil dari pada tekanan formasi (Pf). TekananHidrostatikturun tergantung pada berat jenis lumpur, dan ketinggian kolom lumpur. Kick dapat terjadi disebabkan oleh:1. Berat jenis lumpur yang tidak memadai2. Swab EffectSwab Effectterjadi apabila pencabutan rangkaian pipa pemboran yang terlalu cepat, danviscositaslumpur yang terlalu tinggi.3. Menembus formasi gas4. Tinggi kolom lumpur3. Pipa terjepit (Pipe Sticking)Pipa terjepit adalah keadaan dimana sebagian dari pipa bor atau stang bor (drill collar) terjepit (stuck) didalam lubang bor. Dalam prakteknya masalah pipa terjepit ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :1. Differential pipe sticking.

Differential pipe stickingterjadi jika perbedaan antara tekanan hidrostatik lumpur pemboran dan tekanan formasi menjadi sangat besar, keadaan seperti ini terjadi apabila :1. Menembus formasi yang porous dan permeabel.2. Lumpur terlalu berat sehingga tekanan hidrostatis lumpur jauh melebihi tekanan formasi.3. Lumpur yang kurang stabil (water losstinggi,mud caketebal).2. Mechanical pipe sticking(jepitan mekanis).

Pipa terjepit secara mekanis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pipa terjepit karena runtuhan dan pipa terjepit karena lubang bor mengecil.3.Key seating

Pipa terjepit karenakey seatterjadi pada saat mencabut rangkaian.Tool joint drill pipeakan menyangkut pada lubangkey seatsehingga rangkaian tidak bisa dicabut.E. Sistem Penyemenan

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas melewatiannulusdi belakang casing sehingga casing terikat ke formasi. Pada umumnya penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang lain di belakang casing.

Menurut alasan dan tujuannya, penyemenan dapat dibagi menjadi dua yaitu: Primary Cementing (penyemenan utama) dan Secondary Cementing (penyemenan kedua atau perbaikan). Primary cementingadalah adalah proses penyemanan yang dilakukan pertama kali setelah casing di turunkan ke dalam lubang bor. Sedangkansecondary cementingadalah penyemenan yang dilakukan dikarenakan tidak sempurnanya penyemenan pertama (gagal).Macam-Macam SistemPrimary CementingTerdapat beberapa sistem dalam penyemenan utama dan itu semua tegantung dari kondisi dan jenis casing yang akan disemen.1. PenyemenanPoor BoyYaitu penyemenan dengan menggunakan Tubing sebagai pengantarCementSlurry kedalam lubang sumur, biasanya dipakai untuk penyemenan Stove PipedanConductor Casing.PadaStove Pipedengan memasang Pipa Tubing pada annulus lubang yang pertama dibor denganStove Pipe, sedangkan untukConductor Casingdengan memasukkan Pipa Tubing kedalamCasingdan digantung denganCementing Head.2. Penyemenan DenganStingerYaitu penyemenan dengan menggunakanStingerdanDrill Pipe(DP), sedangkanShoeyang dipakai adalahDuplexShoe. Biasanya dipakai untuk penyemananConductor CasingkarenaCasingini memiliki ukuran diameter besar sehingga dengansystemini diperlukanvolume displacesedikit ( sepanjang DP) dan waktunya lebih cepat3. PenyemenanPerkinsYaitu penyemenan dengan menggunakanBottomdanTop Plug,pada ujung Casing dipasangFloat ShoedanFloat Collar, sedangkan pada puncak Casing dipasangPlug Container/Cementing Head. Biasanya untuk penyemananSurface,IntermediatedanProduction Casing.4. PenyemenanMulti StageYaitu penyemenanCasingdalam satu trayek dilakukanlebih dari satu kalidengan cara bertahap/bertingkat, menggunakan peralatan khusus yaituDSCC, Plugs khusus, danFloat Collarkhusus. Pertimbangan dilakukan penyemenanMulti StageadalahCasingyang disemen panjang dan atau adanya zona loss pada lubang sumur tersebut. Biasanya untuk penyemenanIntermediatedanProduction Casing.Fungsi SemenPenyemenan adalah proses pendorongan bubur semen ke dalam casing dan naik ke annulus yang kemudian didiamkan sampai semen tersebut mengeras hingga mempunyai sifat melekat baik terhadap casing maupiun formasi.Secara lebih spesifik, fungsi penyemenan dalam suatu pemboran adalah:

1. Melindungi casing / liner dari tekanan yang dating dari bagian luar casing yang dapat menimbulkancollapse(mengkerut)2. Mencegah adanya migrasi fluida yang tidak diinginkan dari satu formasi ke formasi yang lain.3. Melindungi casing dari fluida yang bersifat korosifUntuk memenuhi fungsi-fungsi tersebut di atas, maka semen pemboran harus memenuhi beberapa syarat:

1. Semen setelah ditempatkan harus mempunyai kekuatan ataustrengthyang cukup besar dalam waktu tertentu2. Semen harus memberikan daya ikat casing dengan formasi yang cukup baik.3. Semen tidak boleh terkontaminasi dengan fluida formasi ataupun dengan fluida pendorong4. Semen harus impermeable (permeabilitas harus nol)RABU, 21 JANUARI 2015

OPERASI PRODUKSI

Proses produksi merupakan rangkaian kegiatan mulai fluida keluar dari sumur, pemisahan fluida produksi menjadi gas, minyak, dan air dan ditampung pada suatu tangki untuk selanjutnya diukur untuk dikirim ke kilagn minyak. Produksi juga memiliki tahap melalui:

1. Pengangkatan migas

2. Pengaliran produksi

3. Pemisahan dan pemurnian

4. Penampungan

5. Pengukuran

Dalam proses produksi juga ada Reservoir & Drive Mechanism yaitu tenaga dorong yang menyebabkan fluida reservoir dapat mengalir ke permukaan. Adapun jenisnya:

1. Solution Gas Drive

2. Gas Cap Drive

3. Combination Drive

4. Water Drive

Kegiatan produksi memiliki cara untuk pengangkatan fluida ke permukaan:

1. Metode Natural Flow: metode mengangkat minyak ke permukaan dengan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/formasi dimana sumur berada. Metode ini disebut sebagai metode sembur alam

2. Metode Artificial lift: metode pengangkatan fluida sumur dengan cara mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur dimana metode ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu lagi mendorong fluida ke permukaan. Tenaga tambahannya antara lain:

- Sucker Rod Pump (SRP)

- Electric Submersible Pump (ESP)

- Progresive Cavity Pump (PCP)

- Continous Gas Lift

- Intermittent Gas Lift

Sucker Rod Pump (SRP) merupakan alat yang paling banyak digunakan dalam melakukan produksi di wilayah Indonesia.Pengakatan dengan menggunakan alat ini hanya dapat mengangkat fluida dengan kedalaman 800-1000 m. Meskipun alat ini tidak dapat mengangkat minyak denga kedalaman > dari 1000 m tetapi alat ini masih banyak digunakan dalam pengangkatan produksi. Ada pun komponen utama dalam SRP, yaitu :

Travelling Valve

Working Barrel

Standing Valve

Polish Rod

Plungger

Tub

Proses Pengolahan Minyak

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 SIMPULAN

Kami dapat mengerti proses yang terjadi dari ketiga poin diatas, dan mengerti peran geologi itu sendiri. Dengan adanya kuliah lapangan ini sangat menguntungkan bagi kami agar kami memahami bagaimana bekerja dilapangan nantinya.

3.2 SARAN

Kami harap dapat melihat proses operasi atau operasi produksi secara langsung. Namun, setidaknya kami dapat belajar lebih dalam dengan kuliah lapangan ini.1