BAB I.doc

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94) Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara- negara bermusin empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah : 1.2.1 Apa pengertian varicella? 1.2.2 Bagaimana etiologi varicella? 1.2.3 Bagaimana patofisiologi varicella? 1.2.4 Bagaimana manisfestasi klinis varicella? 1.2.5 Bagaimana pemeriksaan diagnostic varicella? 1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan varicella? Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 1

Transcript of BAB I.doc

Page 1: BAB  I.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala

konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral

tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)

Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara  bermusin empat,

90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada umumnya

penyakit ini tidak begitu berat.

Namun di negara-negara tropis, seperti di Indonesia, lebih banyak remaja dan orang

dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh persen kasus varisela terjadi diatas usia 15

tahun. Dengan demikian semakin bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala

varisela semakin bertambah berat.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah :

1.2.1 Apa pengertian varicella?

1.2.2 Bagaimana etiologi varicella?

1.2.3 Bagaimana patofisiologi varicella?

1.2.4 Bagaimana manisfestasi klinis varicella?

1.2.5 Bagaimana pemeriksaan diagnostic varicella?

1.2.6 Bagaimana penatalaksanaan varicella?

1.2.7 Bagaimana komplikasi pada varicella?

1.2.8 Bagaimana asuhan keperawatan penyakit varicella?

1.2.9 Bagaimana satuan acara pendidikan kesehatan tentang penyakit varicella?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut dapat memiliki tujuan sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan pengertian varicella

1.3.2 Mendeskripsikan etiologi varicella

1.3.3 Mendeskripsikan patofisiologi varicella

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 1

Page 2: BAB  I.doc

1.3.4 Mendeskripsikan manisfestasi varicella

1.3.5 Mendeskripsikan pemeriksaan diagnostic varicella

1.3.6 Mendeskripsikan penatalaksanaan varicella

1.3.7 Mendeskripsikan komplikasi pada varicella

1.3.8 Mendeskripsikan asuhan keperawatan penyakit varicella

1.3.9 Mendeskripsikan satuan acara pendidikan kesehatan tentang penyakit varicella

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa agar lebih memahami konsep

asuhan keperawatan varicella dan satuan acara pendidikan varisela. Serta makalah ini

juga bermanfaat untuk kelangsungan proses belajar yang dilakukan secara SGD.

Sehingga mahasiswa bisa lebih berkompeten.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 2

Page 3: BAB  I.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2 .1 Pengertian

Varisela disebabkan oleh virus Herpes varicella atau disebut juga varicella zosper

virus (VZV). Varisela terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit

primer VZV, yang pada umumnya menyerang anak. Sedangkan herpes zosper atau

shingles merupakan suatu reaktivitas infeksi endogen pada peide laten VZV, umumnya

menyerang dewasa atau anak yang menderita defisiensi imun. Varisela sebagai penyakit

virus pada anak sangat menular, lebih menular daripada perotitis, tetapi kurang menular

bila dibandingkan dengan campak (Sumarmo, 2002)

Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala

konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral

tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000 : 94)

2.2 Etiologi

Varisela disebabkan ole Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk 8 jenis

Herpes Virus dari family herpesviridae. Virus masuk tubuh melalui mukosa saluran

nafas bagian atas atau orofaring dan menyebar ke pembuluh darah dan limfe (viremia

pertama). Satu minggu kemudian virus kembali menyebar melalui pembuluh darah

(viremia kedua) dan timbul gejala demam dan malaise. Penyebaran ke seluruh tubuh

terutama kulit dan mukosa. Lesi kulit muncul tidak bersamaan, sesuai dengan siklus

viremia. Pada keadaan normal siklus ini berakhir setelah 3 hari akibat adanya kekebalan

hormonal dan selular spesifik.

Klasifikasi varisela:

Menurut Siti Aisyah (2003). Klasifikasi Varisela dibagi menjadi 2 :

1. Varisela congenital

a. Varisela congenital adalah sindrom yang terdiri atas parut sikatrisial, atrofi

ekstremitas, serta kelainan mata dan susunan syaraf pusat. Sering terjadi ensefalitis

sehingga menyebabkan kerusakan neuropatiki. Risiko terjadinya varisela

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 3

Page 4: BAB  I.doc

congenital sangat rendah (2,2%), walaupun pada kehamilan trimester pertama ibu

menderita varisela. Varisela pada kehamilan paruh kedua jarang sekali

menyebabkan kematian bayi pada saat lahir. Sulit untuk mendiagnosis infeksi

varisela intrauterin. Tidak diketahui apakah pengobatan dengan antivirus pada ibu

dapat mencegah kelainan fetus.

2. Varisela neonatal

a. Varisela neonatal terjadi bila terjadi varisela maternal antara 5 hari sebelum sampai

2 hari sesudah kelahiran. Kurang lebih 20% bayi yang terpajan akan menderita

varisela neonatal. Sebelum penggunaan varicella-zoster immune globulin (VZIG),

kematian varisela neonatal sekitar 30%. Namun neonatus dengan lesi pada saat

lahir atau dalam 5 hari pertama sejak lahir jarang menderita varisela berat karena

mendapat antibody dari ibunya. Neonatus dapat pula tertular dari anggota keluarga

lainnya selain ibunya. Neonatus yang lahir dalam masa risiko tinggi harus

diberikan profilaksis VZIG pada saat lahir atau saat awitan infeksi maternal bila

timbul dalam 2 hari setelah lahir. Varisela neonatal biasanya timbul dalam 5-10

hari walaupun telah diberikan VZIG. Bila terjadi varisela progresif (ensefalitis,

pneumonia, varisela, hepatitis, diatesis pendarahan) harus diobati dengan asiklovir

intravena. Bayi yang terpajan dengan varisela maternal dalam 2 bulan sejak lahir

harus diawasi. Tidak ada indikasi klinis untuk memberikan antivirus pada varisela

neonatal atau asiklovir profilaksis bila terpajan varisela maternal.

2.3 Patofisiologi

Menyebar Hematogen.Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di

sekitar Neuron pada ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus

bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster.

Sekitar 250 – 500 benjolan akan timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak

terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh

yang paling intim. Namun dalam waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 4

Page 5: BAB  I.doc

mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 minggu bekas

pada kulit yang mengering akan terlepas.

Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu orang

ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan

diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini

masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian tubuh melalui

kelenjar getah bening.

Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke

jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak dan

pada kalau sudah dewasa. Sebab seringkali orang tua membiarkan anak-anaknya

terkena cacar air lebih dini.

Varicella pada umumnya menyerang anak-anak ; dinegara-negara bermusin

empat, 90% kasus varisela terjadi sebelum usia 15 tahun. Pada anak-anak , pada

umumnya penyakit ini tidak begitu berat. Namun di negara-negara tropis, seperti di

Indonesia, lebih banyak remaja dan orang dewasa yang terserang Varisela. Lima puluh

persen kasus varisela terjadi diatas usia 15 tahun. Dengan demikian semakin

bertambahnya usia pada remaja dan dewasa, gejala varisela semakin bertambah berat.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 5

Page 6: BAB  I.doc

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 6

Primary infection with varicella zosper virus Varicella (chickenpox)

Latency

Reactivation

Zoster (shingles)Zoster sine herpete

Viremia (antibody virus)

Aktifitas komplemenDemam akutHepato/spletomegali

Mendesak rongga abdomen

Mual, muntah

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Postherpetic neuralgia

Nyeri

Kurang pengetahuan

Ansietas

Hipertermi Pelepasan omatila toksin

Permeabilitas dinding kapiler meningkat

Kebocoran plasma endotel

HT meningkat

Imun menurun

Resiko infeksi

Penumpukan cairan ekstra vaskuler + rongga serosa

Edema ekstremitas dan jaringan ikat rongga, timbul

bula

Kerusakan integritas kulit

Luka pada kulit

Gangguan citra tubuh

Page 7: BAB  I.doc

2.4 Manifestasi Klinis

1. Stadium Prodromal

Gejala timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi dengan timbulnya ruam kulit disertai

demam, malaise. Pada anak lebih besar dan dewasa didahului oleh demam selama 2-

3 hari sebelumnya, menggigil, malaise, nyeri kepala, anoreksia, nyeri punggung, dan

beberapa kasus nyeri tenggorok dan batuk

2. Stadium Erupsi

Ruam kulit muncul di muka dan kulit kepala, badan, dan ekstremitas. Penyebaran

lesi varisela menjadi krusta 8-12 jam dan akan lepas dalam waktu 1-3 minggu

tergantung kepada dalamnya kelainan kulit.

2.5 Pemeriksaan Diagnostik

1. Isolasi virus (3-5 hari)

2. PCR

3. ELISA

4. FAMA

2.6 Penatalaksanaan

Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan terapi

khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru sering

menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-tahan , jari

kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk hebat, dapat

timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak menarik untuk

dilihat.

Umum:

1. Isolasi untuk mencegah penularan.

2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).

3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.

4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik pada

air mandi.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 7

Page 8: BAB  I.doc

5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.

a. Jangan menggaruk vesikel.

b. Kuku jangan dibiarkan panjang.

c. Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda kulit,

jangan digosok.

Farmakoterapi:

1. Antivirus dan Asiklovir

- Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita

leukemia atau     penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.

Diberikan dengan dosis 5 x 400 mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup

baik

2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam

- Parasetamol atau ibuprofen.

- Jangan berikan aspirin pda anak anda, pemakaian aspirin pada infeksi virus

(termasuk virus       varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal,

yaitu Syndrom Reye.

3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.

4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.

5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).

Pengobatan tropical tergantung pada stadium, pada 5 stadium besikal diberikan

bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infekel sekunder.

(Arif Mansjoer, 2000 : 129)

6. Defisiensi imunitas diberikan antiviral/imunostrimulator seperti isoprinosin. Satu

tablet 500 mg. Dosisnya 50 mg/kg berat badan sehari, dengan dosisi maksimum

3000 mg sehari. Umumnya dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet

sehari. Lama pengobatan sampai penyakit membaik. Obat ini diberikan jika lama

penyakitnya telah lebih 3 hari.

7. Untuk mencegah fibrosis ganglion diberikan kortikosteroid.

Pencegahan :

1. Hindari kontak dengan penderita.

2. Tingkatkan daya tahan tubuh.

3. Imunoglobulin Varicella Zoster

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 8

Page 9: BAB  I.doc

- Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila

diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.

- Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa

saat sebelum atau sesudah melahirkan

2.7 Komplikasi

Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat berupa

infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :

1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi pada

anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.

2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung lebih

mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan gerakan

otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami kesulitan berjalan,

kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan cepat. Ataxia ini akan

menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan.

Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang serius

seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang termasuk

dalam kelompok tersebut :

1. Bayi dibawah usia 28 hari.

2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah

3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia,

karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan kelainan

darah (beberapa macam purpura).

4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan congenital,

sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat

menyebabkan varisela congenital pada neonatus.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 9

Page 10: BAB  I.doc

BAB III

PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi mengenai

masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial, dan

lingkungan. (Nasrul Effendi, 1995 : 18).

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan,

pendidikan, agama, suku, alamat, tanggal MRS, nomor register dan ruangan,

serta orang yang bertanggung jawab.

2. Keluhan utama

Pada umumnya pasien dengan varisela keluhannya adalah badan terasa

demam seperti akan flu dan terdapat ruam yang berisi air di sekitar tubuhnya.

Anoreksia dan malaise.

3. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Riwayat penyakit kusta biasanya adanya bercak-bercak merah disertai

hiper anastesi dan odema pada ektrimitas pada bagian perifer seperti

tangan,kaki serta bisa juga terjadi peningkatan suhu tubuh.

b. Riwayat kesehatan dahulu

Apakah penderita pernah menderita alergi, infeksi sebelumnya.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya merupakan penyakit menular maka anggota keluarga

mempunyai resiko beasar tertular dengan kontak lama.

d. Riwayat psikososial

Dengan keadaannya sekarang klien merasa malu karena bagian dari

tubuhnya terdapar ruam yang berisi air terutama klien mengeluhkan bagian

dari wajahnya yang banyak terdapat ruam

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 10

Page 11: BAB  I.doc

4. Pola Aktivitas Sehari--hari

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pada umumnya pada pola presepsi pada klien varisela mengalami gangguan

terutama pada body image, penderita merasa rendah diri dan merasa

terkucilkan karena benjolan yang berisi cairan tersebut bisa menular kapada

yang lainnya.

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Pada klien varisela mengalami kurang makan atau penurunan nafsu makan dan

mual muntah

c. Pola eliminasi

Pada Pola eleminasi alvi dan uri pada pasien tidak ada kelainan.

d. Pola istirahat dan tidur

Pada klien varisela mengalami gangguan kebutuhan tidur dan istirahan

disebabkan oleh pikiran stress, lesi dan ruam pada kulit serta terjadi

peningkatan suhu tubuh yang diikuti rasa nyeri.

e. Pola aktivitas dan latihan

Biasanya pada pasien varisela dalam aktifitas ada gangguan dalam hal

interaksi sosial dengan masyarakat biasanya pasien mengurung diri karena

penyakitnya yang menular jika terkena cairannya

f. Pola persepsi dan konsep diri

Presepsi klien tentang penyakitnya dan bagaimana konsep dalam

menghadapi penyakitnya yang diderita.

g. Pola sensori dan kognitif

Pada umumnya penderita varisela tidak mengalami gangguan hanya

nyeri pada kulit saat di sentuh

h. Pola reproduksi seksual

Pada umumnya pada pola produksi seksual klien tidak mengalami

gangguan.

i. Pola hubungan peran

Biasanya pada pasien varisela untuk sementara menjauh dari orang

sekitar sampai sembuh agar yang lain tertulat oleh virusnya

j. Pola penanggulangan stress

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 11

Page 12: BAB  I.doc

Bagaimana mana klien menghadapi masalah yang dibebani sekarang

dan cara penanggulangannya.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Tidak adan perubahan dalam melaksanakan ibadah sebagai dampak

dari penyakit yang dideritanya.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan kulit dan membrane mokosa

Terdapat lesi dan ruam pada kulit mulai dari makula eritematosa yang

muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi

vesikel dan krusta yang dimulai pada badan dan menyebar secara

sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat pula terjadi pada

mukosa, palatum dan konjunctiva. Pada pengkajian kulit adanya

vesikel-vesikel yang nyeri pada saat di pegang. Ketika di palpasi

terdapat tonjolan yang tidak rata dengan permukaan kulit.

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital terjadi peningkatan suhu tubuh

antara 38oC sampai 39oC

1. Aktivitas / Istirahat

Tanda : penurunan kekuatan tahanan

2. Integritas ego

Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, kekuatan, kecacatan

Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri, marah.

3. Makan/cairan

Tanda : anorexia, mual/muntah

4. Neuro sensori

Gejala : kesemutan area bebas

Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku kejang (syok listrik), laserasi corneal,

kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan

5. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : Sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, peruban suhu.

6. Keamanan

Tanda : umum destruksi jaringan dalam mungkin terbukti selama 3-5 hari sehubungan

dengan proses trambus mikrovaskuler pada kulit

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 12

Page 13: BAB  I.doc

3.2 Diagnosa Keperawatan

Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data dari hasil

pengkajian, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokan menjadi

diagnosa aktual, potensial dan kemungkinan. (Budianna Keliat, 1994,1)

Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnose keperawatan utama pada

pasien varisela mencakup hal-hal berikut;

1. Hypertermi berhubungan dengan penyakit

2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (mis tekanan,

koyakan, friksi)

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan luka pada kulit.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan.

5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.

6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

makanan yang kurang sekunder terhadap anoreksia, mual dan muntah

3.3 Intervensi keperawatan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, dibuat rencana tindakan untuk

mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah klien.(Budianna Keliat, 1994, 16).

Maka rencana keperawatan yang dapat dirumuskan antara lain :

No Dx keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 Hypertermi

berhubungan

dengan penyakit

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 24 jam

menujukan

temperatur dalam

batas normal

(36oC)

Kriteria Hasil:

-pasien tidak

panas, suhu dalam

1.   Observasi TTV : suhu,

nadi, tekanan darah,

pernapasan

2.  Berikan penjelasan

tentang penyebab

demam atau

peningkatan suhu tubuh

3.   Beri kompres hangat di

daerah ketiak dan dahi

  TTV merupakan acuan

untuk mengetahui keadaan

umum pasien

  Keterlibatan keluarga sangat

berarti dalam proses

penyembuhan pasien di

rumah sakit

  Kompres hangat

memberikan efek

vasodilatasi pembuluh darah

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 13

Page 14: BAB  I.doc

batas normal

(36oC)

4.  Anjurkan klien untuk

istirahat di tempat tidur

/ tirah baring

5.  Anjurkan untuk

menggunakan pakaian

yang tipis dan

menyerap keringat

6.  Monitor dan catat

intake dan output dan

berikan cairan

intravena sesuai

program medic

7.  Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian obat

antipiretik

sehingga dapat

meningkatkan pengeluaran

panas tubuh melalui pori-

pori

  Mencegah terjadinya

peningkatan metabolisme

tubuh dan membantu proses

penyembuhan

  Pakaian yang tipis akan

membantu mengurangi

penguapan tubuh

   Peningkatan intake cairan

perlu untuk mencegah

dehidrasi

   Antipiretik berfungsi dalam

menurunkan suhu tubuh

2 Kerusakan

integritas jaringan

berhubungan

dengan faktor

mekanik (mis

tekanan, koyakan,

friksi)

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24 jam

mencapai

penyembuhan

tepat waktu dan

adanya regenerasi

jaringan

Kriteria Hasil:

-luka sembuh

dengan tepat

waktu

1.  Terapkan prinsip

pencegahan luka

dekubitus.

2.  Atur posis pasien

senyaman mungkinn

Balut luka dengan

balutan yang

mempertahankan

kelembaban lingkungan

diatas dasar luka.

Kolaborasi dengan

Prinsip pencegahan luka

dekubitus, meliputi

mengurangi atau merotasi

tekanan dari jaringan lunak.

  Meminimalkan terjadinya

jaringan yang terkena

dekubitus

   Luka yang lembab dapat

mempercepat kesembuhan.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 14

Page 15: BAB  I.doc

-adanya regenerasi

jaringan kulit yang

baru

dokter dalam

pemberian obat salep

antibiotika

Mengurangi ruam terjadi

akibat infeksi pada kulit

3 Gangguan citra

tubuh

berhubungan

dengan luka pada

kulit

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 24 jam

pasien dapat

menerima keadaan

tubuhnya

Kriteria Hasil:

-pasien tetap

percaya diri

setelah adanya

adanya bekas luka

pada tubuh

1.  Bantu memaksimalkan

kemampuan yang

dimiliki pasien saat ini.

2.  Eksplorasi aktivitas

baru yang dapat

dilakukan.

   Memanfaatkan kemampuan

dapat menutupi kekurangan.

   Memfasilitasi dengan

memanfaatkan keletihan.

4 Ansietas

berhubungan

dengan Kurang

pengetahuan

tentang kondisi

dan kebutuhan

pengobatan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 24 jam

terjadi adanya

pemahaman

kondisi dan

kebutuhan

pengobatan

Kriteria Hasil:

-pasien dan

keluarga pasien

mengetahui

kondisi dan

1.  Jelaskan kembali

mengenai

patofisiologi /

prognosis penyakit

2. Tinjau kembali obat-

obat yang didapat

  Memberikan kesempatan

mengklarifikasi kesalahan

persepsi dan keadaan

penyakit yang ada sesuai

dengan yang ditangani

 Tidak ada pemahaman

terhadap obat-obatan yang

dapat merupakan penyebab

kecemasan keluarga

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 15

Page 16: BAB  I.doc

kebutuhan

pengobatan

5 Resiko tinggi

terjadi infeksi

berhubungan

dengan kerusakan

jaringan kulit

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24 jam

di harapkan

mencapai

penyembuhan luka

tepat waktu dan

tidak demam

Kriteria Hasil:

-tidak terjadi

infeksi pada luka

1.  Tekankan pentingnya

teknik cuci tangan yang

baik untuk semua

individu yang datang

kontak dengan pasien.

2.   - Gunakan skort, sarung

tangan, masker dan

teknik aseptic, selama

perawatan kulit.

3.   Awasi atau batasi

pengunjung bila perlu.

4.   Cukur atau ikat rambut

di sekitar daerah yang

terdapat erupsi.

5.  Bersihkan jaringan

nekrotik / yang lepas

(termasuk pecahnya

lepuh)

6.   Awasi tanda vital

  Mencegah kontaminasi

silang, menurunkan resiko

infeksi

  

Mencegah masuknya

organisme infeksius

  Mencegah kontaminasi

silang dari pengunjung.

   rambut merupakan media

yang baik untuk

pertumbuhan bakteri.

  Meningkatkan

penyembuhan.

   Indikator terjadinya infeksi.

6 Ketidakseimbanga

n nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan intake

makanan yang

kurang sekunder

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24 jam

di harapkan

kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Kriteria hasil:

Obervasi TTV pasien

Kaji status nutrisi dan

factor-faktor penyebab

kurangnya intake

nutrisi.

Anjurkan klien makan

dalam porsi kecil tapi

Mengetahui status keadaan

umum pasien

Mengetahui sejauh mana

perkembangan dari keadaan

pasien. Dan perubahan yang

terjadi.

Mengurasi rasa ingin mual

dan muntah

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 16

Page 17: BAB  I.doc

terhadap

anoreksia, mual

dan muntah

-BB normal

-tidak mual tidak

muntah

-menghabiskan

porsi makan

sering

Beri makanan kesukaan

pasien

Timbang berat badan

setiap hari

Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian antiematik

Menambah intake pasien

Mengetahui perkembangan

berat badan.

Mencegah mual, nyeri dan

rasa tidak nyaman.

3.4 Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat terhadap

pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana

keperawatan diantaranya :

1. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi ;

ketrampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat dan

efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta

dokumentasi intervensi dan respon pasien.

2. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana

intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang

muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994,4).

3.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi

adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat

dan anggota tim kesehatan lainnya.

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana

keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang (US.

Midar H, dkk, 1989).

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 17

Page 18: BAB  I.doc

Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu tujuan, pasien :

1. Klien mengatakan suhu tubuh panas normal dengan suhu thermometer aksila 36oC

2. Klien mengatakan luka selasi tepat pada waktu denganperawatan luka yang benar

3. Klien merasa percaya diri kembali

4. Klien dan keluarga klien mengetahui tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan

5. Mengurangi resiko terjadinya infeksi luka

6. Kebutuhan nutris klien terpenuhi dengan berat badan batas normal

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 18

Page 19: BAB  I.doc

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Varisela disebabkan

oleh virus Herpes varicella atau disebut juga varicella zosper virus (VZV). Varisela

terkenal dengan nama chickenpox atau cacar air adalah penyakit primer VZV, yang pada

umumnya menyerang anak.

Pemeriksaan Diagnostik antara lain:

1) Isolasi virus (3-5 hari)

2) PCR

3) ELISA

4) FAMA

4.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,

agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 19

Page 20: BAB  I.doc

DAFTAR PUSTAKA

 

Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.

Salemba Medika : Jakarta.

NANDA NIC-NIC. Huda Amin N., Hardhi Kusuma, (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis. Edisi Revisi. Jilid 2: Media Action. Jakarta

Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7

Varisela Klinikku. http://www.klinikku.com/pustaka/medis/integ/varisela-klinis.html

Cacar Air. http://www.medicastore.com/med/detail_pyk_php?id=&iddtl

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 20

Page 21: BAB  I.doc

Konsep Satuan Acara Penyuluhan Pada Sistem Integumen

(Kemampuan Simulasi Pendidikan Kesehatan Pada Varisela)

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 21

Page 22: BAB  I.doc

Konsep Satuan Acara Penyuluhan Pada Sistem Integumen

(Kemampuan Simulasi Pendidikan Kesehatan Pada Varisela)

Pokok Bahasan : Memahami penyakit system integumen

Sub Pokok Bahasan : Pengobatan penyakit varisela

Sasaran : Masyarakat Ds Gemekan gang 1 Sooko Mojokerto

Waktu : 10.00-10.35

Hari/Tanggal : Sabtu/17 Oktober 2015

Tempat : Balai desa Gemekan gang 1 Sooko Mojokerto

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Pada akhir proses penyuluhan, diharabkan dapat memahami penyakit system

integument khususnya tentang penyakit varisela atau cacar air dan cara pencegahan

serta mengatasi

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti proses penyuluhan, peserta diharapkan mampu:

1. Menyebutkan pengertian varisela

2. Menyebutkan penyebab dan tanda gejala varisela

3. Menjelaskan bagaimana cara mengobati dan komplikasi pada varisela

III. SASARAN

- Orang tua anak

- Orang dewasa

IV. MATERI

Terlampir yang berisi tentang:

1. Pengertian varisela

2. Penyebab dan tanda gejala varisela

3. Cara mengobati dan komplikasi varisela

V. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab/diskusi

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 22

Page 23: BAB  I.doc

VI. MEDIA

1. LCD (Powerpoint)

2. Leaflet

VII. ORGANISASI

1. Ketua Pelaksana : Dewi Nur Aini

Tugas : penanggung jawab acara

2. Penyaji : Prahestin Dewi Afriani

Tugas : mempresentasikan materi

3. Observer : Chytia Nansi T.

Tugas : mengamati serta memberikan masukan dan

kritik jalannya acara mulai dari awal acara

sampai terakhir.

4. Fasilitator dan moderator : Diah Ayu R.

Tugas : memfasilitasi jalannya acara

5. Moderator : Desintia Arum W.

Tugas : memoderatori jalannya penyuluhan

VIII. SETTING TEMPAT

1. Gambar denah

Keterangan:

: Fasilitator

: Penyaji

: Penanggung jawab

: Observer

: Audien/anak usia dewasa

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 23

Page 24: BAB  I.doc

IX. REFRENSI

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.

Salemba Medika : Jakarta.

Varisela . http://www.aventispasteur.co.id/news.asp?id7

X. PROSES PELAKSANAAN

NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 5 menit Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan

Menyebutkan materi yang

akan diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2. 15 menit Pelaksanaan :

Menjelaskan tentang

pengertian varisela

Menjelaskan tentang apa

menyebab dari varisela dan

tanda gejala

Memberi kesempatan

kepada peserta untuk

bertanya

Menjelaskan cara mengobati

dan komplikasi pada

varisela

Memberi kesempatan

kepada peserta untuk

bertanya

Memperhatikan

Memperhatikan

Bertanya dan menjawab

pertanyaan yang

diajukan

Memperhatikan

Bertanya dan menjawab

pertanyaan yang

diajukan

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 24

Page 25: BAB  I.doc

3. 10

Menit

Evaluasi :

Menanyakan kepada peserta

tentang materi yang telah

diberikan, dan

reinforcement kepada

peserta yang dapat

menjawab pertanyaan.

Menjawab pertanyaan

4. 5 menit Terminasi :

Mengucapkan terimakasih

atas peran serta peserta.

Mengucapkan salam

penutup

Mendengarkan

Menjawab salam

XI. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

Audiens hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di balai desa Gemekan

gang 1 Sooko Mojokerto

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

Audiens antusias terhadap materi penyuluhan

Audiens tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai

Audiens mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari

penyaji secara benar

3. Evaluasi Hasil

Audiens mengetahui tentang pengertian varisela, penyebab, tanda dan

gejala, cara mengobati dan komplikasi

Audiens hadir saat pertemuan

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 25

Page 26: BAB  I.doc

Lampiran Materi

PENYAKIT VARISELA

1. Pengertian

Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang

disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul bintik-

bintik merah yang kemudian mengandung cairan.

Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air

atau chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang

kulit dan mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi

terutama dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).

2. Penyebab

Virus Varicella Zoster, termasuk Famili Herpes Virus. Menurut Richar E, varisela

disebabkan oleh Herpes virus varicella atau disebut juga virus varicella-zoster (virus

V-Z). Virus tersebut dapat pula menyebabkan herpes zoster. Kedua penyakit ini

mempunyai manifestasi klinis yang berbeda. Diperkirakan bahwa setelah ada kontak

dengan virus V-Z akan terjadi varisela kemudian setelah penderita varisela tersebut

sembuh, mungkin virus itu tetap ada dalam bentuk laten (tanpa ada manifestasi klinis)

dan kemudian virus V-Z diaktivasi oleh trauma sehingga menyebabkan herpes zoster.

Virus V-Z dapat ditemukan dalam cairan vesikel dan dalam darah penderita verisela

dapat dilihat dengan mikroskop electron dan dapat diisolasi dengan menggunakan

biakan yang terdiri dari fibroblas paru embrio manusia.

3. Tanda dan gejala

- Diawali dengan gejala melemahnya kondisi tubuh.

- Pusing.

- Demam dan kadang – kadang diiringi batuk.

- Dalam 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit

yang terangkat karena terbakar).

- Terakhir menjadi benjolan – benjolan kecil berisi cairan.

- Sebelum munculnya erupsi pada kulit, penderita biasanya mengeluhkan

adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu

atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 26

Page 27: BAB  I.doc

- Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna

kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan

kecil pada kulit), papula kemudian berubah menjadi vesikel (gelembung kecil

berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi

keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering

tanpa meninggalkan abses.

4. Pengobatan

Karena umumnya bersifat ringan, kebanyakan penderita tidak memerlukan

terapi khusus selain istirahat dan pemberian asupan cairan yang cukup. Yang justru

sering menjadi masalah adalah rasa gatal yang menyertai erupsi. Bila tidak ditahan-

tahan , jari kita tentu ingin segera menggaruknya. Masalahnya,bila sampai tergaruk

hebat, dapat timbul jaringan parut pada bekas gelembung yang pecah. Tentu tidak

menarik untuk dilihat.

Umum

1. Isolasi untuk mencegah penularan.

2. Diet bergizi tinggi (Tinggi Kalori dan Protein).

3. Bila demam tinggi, kompres dengan air hangat.

4. Upayakan agar tidak terjadi infeksi pada kulit, misalnya pemberian antiseptik

pada air mandi.

5. Upayakan agar vesikel tidak pecah.

- Jangan menggaruk vesikel.

- Kuku jangan dibiarkan panjang.

- Bila hendak mengeringkan badan, cukup tepal-tepalkan handuk pda

kulit,jangan digosok.

Farmakoterapi

1. Antivirus dan Asiklovir

- Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita

leukemia atau     penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh.

2. Antipiretik dan untuk menurunkan demam

- Parasetamol atau ibuprofen.

- Jangan berikan aspirin pada anak, pemakaian aspirin pada infeksi virus

(termasuk virus       varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi

fatal, yaitu Syndrom Reye.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 27

Page 28: BAB  I.doc

3. Salep antibiotika = untuk mengobati ruam yang terinfeksi.

4. Antibiotika = bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit.

5. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).

Pencegahan :

1. Hindari kontak dengan penderita.

2. Tingkatkan daya tahan tubuh.

3. Imunoglobulin Varicella Zoster

- Dapat mencegah (atau setidaknya meringankan0 terjadinya cacar air. Bila

diberikan dalam waktu maksimal 96 jam sesudah terpapar.

- Dianjurkan pula bagi bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar iar beberapa

saat sebelum atau sesudah melahirkan

5. Komplikasi

Cacar air jarang menyebabkan komplikasi. Jika terjadi komplikasi dapat

berupa infeksi kulit. Komplikasi yang paling umum ditemukan adalah :

1. Bekas luka yang menetap. Hal ini umumnya ditemukan jika cacar air terjadi

pada anak yang usianya lebih tua atau cenderung pada orang dewasa.

2. Acute Cerebral Ataxia Komplikasi ini tidak umum ditemukan dan cenderung

lebih mungkin tejadi pada anak yang lebih tua. Komplikasi ini ditandai dengan

gerakan otot yang tidak terkoordinasi sehingga anak dapat mengalami

kesulitan berjalan, kesulitan bicara, gerakan mata yang berganti-ganti dengan

cepat. Ataxia ini akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa

minggu atau bulan.

Pada beberapa kelompok, cacar air mungkin menyebabkan komplikasi yang

serius seperti cacar air yang berat dan seluruh tubuh, pneumonia dan hepatitis yang

termasuk dalam kelompok tersebut :

1. Bayi dibawah usia 28 hari.

2. Orang dengan kekebalan tubuh rendah

3. Komplikasi yang terjadi pada orang dewasa berupa ensefalitis, pneumonia,

karditis, glomerulonefritis, hepatitis, konjungtivitis, otitis, arthritis dan

kelainan darah (beberapa macam purpura).

4. Infeksi pada ibu hamil trimester pertama dapat menimbulkan kelainan

congenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran

dapat menyebabkan varisela congenital pada neonatus.

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 28

Page 29: BAB  I.doc

Daftar Hadir Peserta Penyuluhan Pada Sistem Integumen

(Satuan Acara Pendidikan Kesehatan Pada Varisela)

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

 1      1

 

2

 2    

 3      3

 

4

 4    

 5      5

 

6

 6    

 7     7

 

8

 8    

 9      9

 

10

 10    

 11      11

 

12

 12    

 13      13

 

14

 14    

 15      15

 

16

 16    

 17      17

 

18

 18    

 19      19

 

20

 20    

 21      21

 

22

 22    

 23      23

 

24

 24    

 25      25

 

26

 26    

 27      27

 

28

 28    

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 29

Page 30: BAB  I.doc

JURNAL

Judul : Imunogenitas dan Keamanan Vaksin Varisela pada Anak Sehat

Penyusun : Hindra Irawan Satari, Sri Rezeki Hadinegoro, Alan R Tumbelaka,

Hardjono Abdoerrachman, Htay H Han, Bock H

Tujuan : Untuk menguji keamanan dari vaksin varisela

Metode penelitian : Deskriptif

Kata kunci : Peaktogenitas, imonugenitas, vaksin varisela.

Hasil : Penelitian ini memberikan bukti yang cukup bahwa vaksin varisela yang

dilemahkan (galur Okta) aman, imunogenik, dan ditoleransi dengan baik

pada anak sehat usia 1 sampai dengan 12 tahun sesuai yang dilaporkan para

peneliti dari Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Penelitian ini menunjukkan

baik GMT titer antibodi anti varisela maupun serokonversi (99,3%) tidak

berbeda dari yang dilaporkan di Afrika Selatan (100%)9 dan Finlandia

(98,6%).

Asuhan Keperawatan dan Satuan Acara Penyuluhan Pada Varisela 30