BAB I1

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan lembaga–lembaga pendidikan di negara manapun di dunia dipandang sebagai suatu program yang bernilai strategis. Hal ini berdasarkan satu asumsi bahwa proses pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata–semata bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan akan terbentuk sosok–sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu peran pendidikan demikian sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hubungan antar proses pendidikan dengan terciptanya sumber daya manusia merupakan suatu hubungan logis yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan itu sendiri. perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tiga unsur meliputi unsur kognitif, afektif dan psikomotor ( Taksonomi Bloom ). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik ( konsep Blomm)? 1 | Domain Belajar

Transcript of BAB I1

Page 1: BAB I1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan lembaga–lembaga pendidikan di negara manapun di dunia dipandang

sebagai suatu program yang bernilai strategis. Hal ini berdasarkan satu asumsi bahwa

proses pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata–

semata bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan akan terbentuk

sosok–sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan berperan besar dalam

proses pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu peran pendidikan demikian

sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas.

Hubungan antar proses pendidikan dengan terciptanya sumber daya manusia merupakan

suatu hubungan logis yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pengertian

pendidikan itu sendiri.

perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tiga unsur

meliputi unsur kognitif, afektif dan psikomotor ( Taksonomi Bloom ).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Belajar kognitif,Afektif dan

psikomotorik ( konsep  Blomm)?

1.2.2 Apakah tujuan, aspek, fungsi dan masalah dari Belajar kognitif,Afektif dan

psikomotorik ( konsep Blomm)?

1.2.3. Bagaimanakah pengaruh Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik ( konsep

Blomm)?

1 | D o m a i n B e l a j a r

Page 2: BAB I1

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.3.1    Untuk menjelaskan Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik ( konsep  Blomm).

1.3.2.    Untuk menjelaskan tujuan Belajar kognitif, Afektif dan

psikomotorik ( konsep  Blomm).

1.3.3.    Untuk mendeskripsikan pengaruh Belajar kognitif,Afektif dan

psikomotorik ( konsep Blomm).

BAB II

2 | D o m a i n B e l a j a r

Page 3: BAB I1

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Ciri-Ciri Belajar

Menurut analisis penulis, Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal

baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan

yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi

terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau

kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan

manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah

(manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga

tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut

tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah

tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.

Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari

pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah

aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan

tertentu.

Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan

oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung

dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam

mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat

dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar.

Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk

membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat

namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun

kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat

3 | D o m a i n B e l a j a r

Page 4: BAB I1

mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik

yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.

2.2 Jenis-Jenis Belajar

Bedasarkan teori-teori yang telah dipaparkan dalam BAB I, banyak cara dalam melakukan

proses balajar . Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar. Jenis-jenis

belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu Belajar isyarat (signal learning),

Belajar stimulus respon, Belajar merantaikan (chaining), Belajar asosiasi verbal (verbal

Association), Belajar membedakan (discrimination), Belajar konsep (concept learning),

Belajar dalil (rule learning), Belajar memecahkan masalah (problem solving).

Dari kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang

mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dan evaluasi. Selain

dari kognititf aspek avektif dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif

mencakup Penerimaan, Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan

psikomotor mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan (habitual),

Adaptasi (adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang dapat

dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.

Belajar kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual.

Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan,

menganalsis, mensitesakan dan menilai pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk

kegiatan hafalan dapat berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan

yaitu dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang biasa

ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan kita. Jenis

materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat berupa fakta,konsep,prinsip, dan procedure.

Pengalaman belajar untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan,

mengidentifikasikan karakteristik dansebagainya.

Pengalaman belajar tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau

prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar tingkatan

sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsure atau komponen,menyusun

4 | D o m a i n B e l a j a r

Page 5: BAB I1

membentuk bangunan, menggambar dan sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai

kemampuan dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap

objek studi menggunakan criteria tertentu.

Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar siswa

mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan menirukan

contoh/model, mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat

atau berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.

Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan untuk mencapai

kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan intensif, latihan menirukan,

menstimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.

2.3 Pembelajaran Dan Pengajaran

Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di manapun

dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam

pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar

menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran

mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun

mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya

peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif

yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek

afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran

memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan

pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Di

dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru.

Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya

tujuan utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku.

Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara

alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan

5 | D o m a i n B e l a j a r

Page 6: BAB I1

kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang direkayasa

merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan telah direncanakan

sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses ini metode yang

digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar

yang direkayasa yang lebih memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada

rancangan yang berisi metode dan alat pendukung.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus dirancang

untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang

dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi

dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk

memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat melaksanakan proses

pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan

urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi pembelajaran, dan

rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure

penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa

dan materi.

2.4 Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu

diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar

prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil

penelitian dalam pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses

pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang

lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan

efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh

Gagne dan Atwi Suparman.

Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan

apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan

perilaku, penilaian formatif.

6 | D o m a i n B e l a j a r

Page 7: BAB I1

Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa,

keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan

menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi lain.

Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian.

Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa

berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.

Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi

siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan

agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru

wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar

siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.

Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan

pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang

disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu

menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.

Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah

penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak

terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan

kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat.

Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap

ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan

pengulangan belajar.

Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak

tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini

7 | D o m a i n B e l a j a r

Page 8: BAB I1

guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan

menantang siswa untuk mempelajarinya.

Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang

besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun,

hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.

Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan

individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa

tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada

siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.

2.5 Teori belajar bloom

Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk

tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada

tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,

kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci

berdasarkan hirarkinya.

Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

1.Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

2.Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

3.Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

mengoperasikan mesin.

Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain

tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa,

dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.

8 | D o m a i n B e l a j a r

Page 9: BAB I1

Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang

berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai

tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan

menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam

ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga

diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.

Domain Kognitif

Domain kognitif yaitu pembelajaran yang meliputi akuisisi dan fakta.Domain kognitif

digunakan untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Bloom membagi

domain kognitif menjadi enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi

a.       Pengetahuan (Knowledge)

Meliputi akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, yang bisa digali

pada saat dibutuhkan melalui bentuk mengingat kembali. Hal itu dapat meliputi metode,

kaidah, prinsip, dan fakta. Contoh untuk tujuan instruksional khusus dapat dirumuskan

sebagai berikut. Siswa akan mampu memberikan rumus luas lingkaran; siswa akan mampu

menunjukkan bagaimana benua Afrika dibagi ke dalam koloni-koloni.

b.       Pemahaman (Comprehension)

Meliputi kemampuan untuk menangkap arti dari mata pelajaran yang dipelajari.

Kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan. Misalnya,

siswa akan mampu untuk menguaraikan dengan kata-katanya sendiri materi cerpen mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

c.        Penerapan (Aplication)

Meliputi kemampuan untuk mencrapkan suatu kaidah atau teori dan teknik menyelesaikan

masalah kehidupan yang nyata pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Ini

meliputi penerapan dalam hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip, dan teori.

Misalnya, menerapkan konsep dan prinsip dalani situasi baru; nienerapkan htikiini daii

teori pada situasi yang praktis: menyelesaikan masalah matematika: mendemonstrasikan

penggunaan metode atau prosedur yang benar.

9 | D o m a i n B e l a j a r

Page 10: BAB I1

d.       Analisis (Analysis)

Meliputi kemampuan untuk memilah bahan ke dalam bagian-bagian atau menyelesaikan

sesuatu yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana sehingga struk dalam bagian-

bagian atau menyelesaikan sesuatu yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana

sehingga struktur organisasi dapat dimengerti. Misalnya, mengidentifikasi bagian-bagian;

menganalisis hubungan antara bagian; mengenal ptinsip-prinsip organisasi yang terlibat;

membedakan antara fakta dan kesimpulan; menilai relevansi data. Contoh: siswa mampu

mengidentifikasi bagian dari suatu kalimat. Hasil belajar di sini mewakili tingkat

intelektual yang lebih tinggi daripada pemahaman dan penerapan, karena klasifikasi

analisis ini mernerlukan isi dan bentuk struktur bahan.

e.       Sintesis (Shyntetis)

Meliputi kemampuan untuk meletakkan bagian bersama-sama ke dalam bentuk

keseluruhan yang baru. Bagian-bagian ini dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta

suatu bentuk baru. Misalnya, suatu perencanaan dari suatu proyek (proposal penelitian).

Hasil belajar dalam klasifikasi sintesis ini adalah penekanan pada kreativitas, dengan

penekanan utama pada rumusan pola-pola baru atau struktur.

f.        Evaluasi (Evaluation)

Meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan nilai bersama dengan pertanggung

jawaban berdasarkan kriteria tertentu. Ini meliputi kriteria internal dan eksternal.

Kemampuan ini dinyatakan dalarn memberikan penilaian terhadap sesuatu, seperti

pengguguran kandungan berdasarkan nilai moralitas. Hasil belajar dari klasifikasi evaluasi

ini adalah yang paling tinggi dalarn hierarki kognitif, karena berisi unsur-unsur dari sernua

kategodri-kategori yang lain, ditambah kesadaran akan nilai pertimbangan yang

berdasarkan kriteria yang betul-betul jelas.

Domain Afektif

Domain afektif merupakan pembelajaran yang melibatkan perubahansikap, emosi,

keyakinan dan digunakan dalam pembuatan keputusan. Domainafektif terkait dengan

perubahan perilaku dan nilai. Domain afektif dibagimenjadi lima, yaitu penerimaan,

tanggapan, penghargaan, pengorganisasian,karakterisasi berdasarkan nilai-nilai.

10 | D o m a i n B e l a j a r

Page 11: BAB I1

Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.

a. Penerimaan (Receiving)

Kesediaan siswa untuk memperhatikan rangsangan atau stimuli (kegiatan kelas, musik,

buku ajar). Misalnya, mendengarkan dengan sungguh-sungguh; menunjukkan kesadaran

akan pentingnya belajar: menunjukkan sensitivitas terhadap kebutuhan manusia dan

masalah sosial; menerima perbedaan ras dan kebudayaan; aktif terhadap kegiatan kelas.

Hasil belajar dalam klasifikasi ini masih dalam bentuk pasif. Contoh: saya bersedia untuk

membantu para pengungsi di Sampit. Penerimaan mewakili tingkat yang paling rendah dari

hasil belajar dalam domain afektif.

b. Partisipasi (Responding)

Aktif berpartipasi dalam suatu kegiatan. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri

suatu kegiatan, tetapi juga bereaksi terhadap sesuatu dengan beberapa cara. Hasil belajar

dalam domain partisipasi ini menekankan persetujuan tanpa protes dalam rneresrmns.

Misalnya, membaca dengan suara nyaring bacaan yang ditunjuk; menunjukkan minat

terhadap buku yang ditawarkan; berpartisipasi dalam diskusi kelas; sebagai sukarelawan

dalam tugas khusus; menunjukkan minat dalam mata pelajaran; mengikuti aturan-aturan

sekolah. Dalam TIK dirumuskan: siswa berpartisipasi dalam kegiatan ulang tahun sekolah

dengan mengambil bagian dalam bermain drama.

c. Penilaian atau penentuan sikap (Valuing)

Meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri

sesuai dengan penilaian itu. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu tindakan atau

perkataan, seperti menghargai peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari,

menunjukan perhatian terhadap kesejahterahan orang lain, menunjukkan komitmen

terhadap perbaikan sosial. Basil belajar dari domain penilaian ini adalah tingkah laku yang

konsisten dan cukup stabil dengan sikap batin, seperti mengungkapkan pendapat positif

tentang pameran lukisan anak-anak, atau ceramah tentang pendidikan seks atau narkoba.

Pendapat ini akan diulang jika ada kesempatan lain. Contoh: “Saya percaya pentingnya

tanggung jawab sebagai warganegara dalam masyarakat kita". Ucapan ini dinyatakan

11 | D o m a i n B e l a j a r

Page 12: BAB I1

dalam tindakan seperti ikut ambil bagian sebagai panitia pemilihan umum dan membayar

pajak.

d. Pengorganisasi(Organization)

Tingkah laku pada tingkat organisasi ini mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

sistem nilai sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada

suatu skala nilai mana yang pokok dan mana yang tidak begitu penting. Kemampuan ini

dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menyusun rencana kerja

masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup. Kata kerja

operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat organisasi adalah melengkapi,

mengatur, menyusun, menyamakan, mengintegrasikan, menyempurnakan, menyusun,

menyamakan, menyempurnakan, menghubungkan, merumuskan, mengubah dan

sebagainya.

e. Pembentukan pola hidup (Characterization)

Tingkah laku pada tingkat pembentukan pola hidup ini mencakup kemampuan untuk

menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi

(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupan

sendiri. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan hidup di berbagai bidang. Kata kerja

operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat pembentukan pola hidup adalah

mempertimbangkan, memperlihatkan, melayani, menyatakan, mempraktikkan,

mempersoalkan, dan sebagainya.

Domain Psikomotor

Domain psikomotorik merupakan pembelajaran yang melibatkanketerampilan motoric dan

menggunakan aplikasi fisik pengetahuan.

Domain psikomotorik dibagi menjadi lima, yaitu persepsi, kesiapan, bertindak secara

terpimpin, bertindak secara mekanik, dan bertindak secara kompleks.

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain

yang dibuat Bloom.

a. Persepsi

Tingkah laku dalam tingkat persepsi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan

diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara 12 | D o m a i n B e l a j a r

Page 13: BAB I1

ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan

dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan

pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. Kata kerja operasional yang

merupakan tingkah laku pada tingkat persepsi adalah menyisihkan, mempersiapkan, dan

sebagainya.

b. Kesiapan

Tingkah laku pada tingkat kesiapan ini mencakup kemampuan menempatkan dirinya

dalam keadaan dalam memulai sesuatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini

dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani atau mental sebelum suatu kegiatan dilakukan.

Kata kerja operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat kesiapan adalah

mengawali, memprakarsai, menanggapi, memulai, mempertunjukkan. bereaksi, dan

sebagainya.

c. Gerakan terbimbing

Tingkah laku pada tingkatakan terbimbing ini mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini

dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh menurut contoh yang diperlihatkan atau

diperdengarkan. Kata kerja operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat gerakan

terbimbing adalah mengerjakan, mencoba, memasang, mengikuti, membuat, memainkan,

dan sebagainya.

d. Gerakan terbiasa

Tingkah laku pada tingkat gerakan terbiasa ini mencakup kemampuan untuk melakukan

suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih sepenuhnya. tanpa

memperlihatkan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam

menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat. Kata kerja

operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat gerakan terbiasa adalah

membangun, melaksanakan, menggunakan, menangani. menyusun, memperbaiki, dan

sebagainya.

e.  Gerakan kompleks

13 | D o m a i n B e l a j a r

Page 14: BAB I1

Tingkah laku pada tingkat gerakan kompleks ini mencakup kemampuan untuk

melaksanakan keterampilan. yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan

etisien. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang beruntun dan

menggabungkan beberapa sub atau bagian keterampilan menjadi satu kesatuan

menghubungkan beberapa sub dari bagian keterampilan menjadi satu kesatuan gerak-gerik

yang teratur. Kata kerja operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat gerakan

kompleks adalah membangun, melaksanakan, menggunakan, dan sebagainya.

f. Penyesuaian pola gerakan

Tingkah laku pada tingkat penyesuaian pola gerakan ini mencakup kemampuan untuk

mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau

dengan persyaratan khusus yang berlaku. Kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan

suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran. Kata kerja operasional yang

merupakan tingkah laku pada tingkat penyesuaian pola gerakan adalah mengatur kembali,

mengubah, membuat variasi, mengadaptasikan, dan sebagainya.

g. Kreativitas

Tingkah laku pada tingkat kreativitas ini mencakup kemampuan untuk melahirkan pola

gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Kemampuan ini

dinyatakan dengan menunjukkan ketrampilan tinggi dan berani berfikir kreatif, sehingga

dicapai kesempurnaan keterampilan ini. Kata kerja operasional yang merupakan tingkah

laku tingkat kreativitas adalah mendesain, merencanakan, merancang, dan sebagainya.

14 | D o m a i n B e l a j a r

Page 15: BAB I1

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah

lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai

berikut :

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat

disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan

terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan,

tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

15 | D o m a i n B e l a j a r

Page 16: BAB I1

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka :Pengaruh Faktor Kognitif, Afektif, Psikomotorik, dan Campuran dalam

Belajar 

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengaruh-faktor-kognitif-afektif.html,

Teori Belajar Bloom

http://www.psychologymania.com/2012/06/teori-belajar-bloom.html,

Delaune, Sue C. & Ladner, Patricia K. (2002).

 Fundamental of Nursing Standards & Practice Second Edition

16 | D o m a i n B e l a j a r