BAB I1
-
Upload
ryzaimalia -
Category
Documents
-
view
2 -
download
1
Transcript of BAB I1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan lembaga–lembaga pendidikan di negara manapun di dunia dipandang
sebagai suatu program yang bernilai strategis. Hal ini berdasarkan satu asumsi bahwa
proses pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata–
semata bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan akan terbentuk
sosok–sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan berperan besar dalam
proses pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu peran pendidikan demikian
sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Hubungan antar proses pendidikan dengan terciptanya sumber daya manusia merupakan
suatu hubungan logis yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pengertian
pendidikan itu sendiri.
perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tiga unsur
meliputi unsur kognitif, afektif dan psikomotor ( Taksonomi Bloom ).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Belajar kognitif,Afektif dan
psikomotorik ( konsep Blomm)?
1.2.2 Apakah tujuan, aspek, fungsi dan masalah dari Belajar kognitif,Afektif dan
psikomotorik ( konsep Blomm)?
1.2.3. Bagaimanakah pengaruh Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik ( konsep
Blomm)?
1 | D o m a i n B e l a j a r
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.3.1 Untuk menjelaskan Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik ( konsep Blomm).
1.3.2. Untuk menjelaskan tujuan Belajar kognitif, Afektif dan
psikomotorik ( konsep Blomm).
1.3.3. Untuk mendeskripsikan pengaruh Belajar kognitif,Afektif dan
psikomotorik ( konsep Blomm).
BAB II
2 | D o m a i n B e l a j a r
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Ciri-Ciri Belajar
Menurut analisis penulis, Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal
baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan
yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi
terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau
kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman.
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan
manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah
(manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga
tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut
tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah
tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari
pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah
aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan
tertentu.
Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan
oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung
dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam
mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah persaingan yang semakin ketat
dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar.
Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk
membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat
namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun
kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat
3 | D o m a i n B e l a j a r
mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik
yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.
2.2 Jenis-Jenis Belajar
Bedasarkan teori-teori yang telah dipaparkan dalam BAB I, banyak cara dalam melakukan
proses balajar . Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar. Jenis-jenis
belajar menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu Belajar isyarat (signal learning),
Belajar stimulus respon, Belajar merantaikan (chaining), Belajar asosiasi verbal (verbal
Association), Belajar membedakan (discrimination), Belajar konsep (concept learning),
Belajar dalil (rule learning), Belajar memecahkan masalah (problem solving).
Dari kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang
mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dan evaluasi. Selain
dari kognititf aspek avektif dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif
mencakup Penerimaan, Sambutan, Penilaian, Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan
psikomotor mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation), Membiasakan (habitual),
Adaptasi (adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang dapat
dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.
Belajar kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual.
Kompetensi kawasan kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan,
menganalsis, mensitesakan dan menilai pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk
kegiatan hafalan dapat berupa berlatih menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan
yaitu dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau sebagainya yang biasa
ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan kita. Jenis
materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat berupa fakta,konsep,prinsip, dan procedure.
Pengalaman belajar untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan,
mengidentifikasikan karakteristik dansebagainya.
Pengalaman belajar tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan rumus dalil atau
prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar tingkatan
sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsure atau komponen,menyusun
4 | D o m a i n B e l a j a r
membentuk bangunan, menggambar dan sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai
kemampuan dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap
objek studi menggunakan criteria tertentu.
Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar siswa
mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan menirukan
contoh/model, mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat
atau berpartisipasi aktif sesuai dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.
Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan untuk mencapai
kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan intensif, latihan menirukan,
menstimulasikan, mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.
2.3 Pembelajaran Dan Pengajaran
Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di manapun
dan kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam
pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada dasarnya Pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya
peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif
yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Di
dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru.
Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya
tujuan utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku.
Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara
alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan
5 | D o m a i n B e l a j a r
kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses belajar yang direkayasa
merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang jelas dan telah direncanakan
sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses ini metode yang
digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar
yang direkayasa yang lebih memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada
rancangan yang berisi metode dan alat pendukung.
Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk
memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. Penentuan
urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi pembelajaran, dan
rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure
penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa
dan materi.
2.4 Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu
diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar
prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil
penelitian dalam pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses
pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang
lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh
Gagne dan Atwi Suparman.
Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan
apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan
perilaku, penilaian formatif.
6 | D o m a i n B e l a j a r
Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa,
keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan
menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi lain.
Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian.
Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa
berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi
siswa. Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan
agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru
wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar
siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik.
Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan
pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang
disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu
menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.
Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah
penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak
terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat.
Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap
ingat. Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan
pengulangan belajar.
Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak
tertarik dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini
7 | D o m a i n B e l a j a r
guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan
menantang siswa untuk mempelajarinya.
Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang
besar jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun,
hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.
Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan
individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa
tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada
siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.
2.5 Teori belajar bloom
Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada
tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah,
kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1.Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2.Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3.Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa,
dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.
8 | D o m a i n B e l a j a r
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang
berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam
ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga
diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
Domain Kognitif
Domain kognitif yaitu pembelajaran yang meliputi akuisisi dan fakta.Domain kognitif
digunakan untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Bloom membagi
domain kognitif menjadi enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi
a. Pengetahuan (Knowledge)
Meliputi akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan, yang bisa digali
pada saat dibutuhkan melalui bentuk mengingat kembali. Hal itu dapat meliputi metode,
kaidah, prinsip, dan fakta. Contoh untuk tujuan instruksional khusus dapat dirumuskan
sebagai berikut. Siswa akan mampu memberikan rumus luas lingkaran; siswa akan mampu
menunjukkan bagaimana benua Afrika dibagi ke dalam koloni-koloni.
b. Pemahaman (Comprehension)
Meliputi kemampuan untuk menangkap arti dari mata pelajaran yang dipelajari.
Kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan. Misalnya,
siswa akan mampu untuk menguaraikan dengan kata-katanya sendiri materi cerpen mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Penerapan (Aplication)
Meliputi kemampuan untuk mencrapkan suatu kaidah atau teori dan teknik menyelesaikan
masalah kehidupan yang nyata pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Ini
meliputi penerapan dalam hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip, dan teori.
Misalnya, menerapkan konsep dan prinsip dalani situasi baru; nienerapkan htikiini daii
teori pada situasi yang praktis: menyelesaikan masalah matematika: mendemonstrasikan
penggunaan metode atau prosedur yang benar.
9 | D o m a i n B e l a j a r
d. Analisis (Analysis)
Meliputi kemampuan untuk memilah bahan ke dalam bagian-bagian atau menyelesaikan
sesuatu yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana sehingga struk dalam bagian-
bagian atau menyelesaikan sesuatu yang kompleks ke bagian yang lebih sederhana
sehingga struktur organisasi dapat dimengerti. Misalnya, mengidentifikasi bagian-bagian;
menganalisis hubungan antara bagian; mengenal ptinsip-prinsip organisasi yang terlibat;
membedakan antara fakta dan kesimpulan; menilai relevansi data. Contoh: siswa mampu
mengidentifikasi bagian dari suatu kalimat. Hasil belajar di sini mewakili tingkat
intelektual yang lebih tinggi daripada pemahaman dan penerapan, karena klasifikasi
analisis ini mernerlukan isi dan bentuk struktur bahan.
e. Sintesis (Shyntetis)
Meliputi kemampuan untuk meletakkan bagian bersama-sama ke dalam bentuk
keseluruhan yang baru. Bagian-bagian ini dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta
suatu bentuk baru. Misalnya, suatu perencanaan dari suatu proyek (proposal penelitian).
Hasil belajar dalam klasifikasi sintesis ini adalah penekanan pada kreativitas, dengan
penekanan utama pada rumusan pola-pola baru atau struktur.
f. Evaluasi (Evaluation)
Meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan nilai bersama dengan pertanggung
jawaban berdasarkan kriteria tertentu. Ini meliputi kriteria internal dan eksternal.
Kemampuan ini dinyatakan dalarn memberikan penilaian terhadap sesuatu, seperti
pengguguran kandungan berdasarkan nilai moralitas. Hasil belajar dari klasifikasi evaluasi
ini adalah yang paling tinggi dalarn hierarki kognitif, karena berisi unsur-unsur dari sernua
kategodri-kategori yang lain, ditambah kesadaran akan nilai pertimbangan yang
berdasarkan kriteria yang betul-betul jelas.
Domain Afektif
Domain afektif merupakan pembelajaran yang melibatkan perubahansikap, emosi,
keyakinan dan digunakan dalam pembuatan keputusan. Domainafektif terkait dengan
perubahan perilaku dan nilai. Domain afektif dibagimenjadi lima, yaitu penerimaan,
tanggapan, penghargaan, pengorganisasian,karakterisasi berdasarkan nilai-nilai.
10 | D o m a i n B e l a j a r
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
a. Penerimaan (Receiving)
Kesediaan siswa untuk memperhatikan rangsangan atau stimuli (kegiatan kelas, musik,
buku ajar). Misalnya, mendengarkan dengan sungguh-sungguh; menunjukkan kesadaran
akan pentingnya belajar: menunjukkan sensitivitas terhadap kebutuhan manusia dan
masalah sosial; menerima perbedaan ras dan kebudayaan; aktif terhadap kegiatan kelas.
Hasil belajar dalam klasifikasi ini masih dalam bentuk pasif. Contoh: saya bersedia untuk
membantu para pengungsi di Sampit. Penerimaan mewakili tingkat yang paling rendah dari
hasil belajar dalam domain afektif.
b. Partisipasi (Responding)
Aktif berpartipasi dalam suatu kegiatan. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri
suatu kegiatan, tetapi juga bereaksi terhadap sesuatu dengan beberapa cara. Hasil belajar
dalam domain partisipasi ini menekankan persetujuan tanpa protes dalam rneresrmns.
Misalnya, membaca dengan suara nyaring bacaan yang ditunjuk; menunjukkan minat
terhadap buku yang ditawarkan; berpartisipasi dalam diskusi kelas; sebagai sukarelawan
dalam tugas khusus; menunjukkan minat dalam mata pelajaran; mengikuti aturan-aturan
sekolah. Dalam TIK dirumuskan: siswa berpartisipasi dalam kegiatan ulang tahun sekolah
dengan mengambil bagian dalam bermain drama.
c. Penilaian atau penentuan sikap (Valuing)
Meliputi kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri
sesuai dengan penilaian itu. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu tindakan atau
perkataan, seperti menghargai peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari,
menunjukan perhatian terhadap kesejahterahan orang lain, menunjukkan komitmen
terhadap perbaikan sosial. Basil belajar dari domain penilaian ini adalah tingkah laku yang
konsisten dan cukup stabil dengan sikap batin, seperti mengungkapkan pendapat positif
tentang pameran lukisan anak-anak, atau ceramah tentang pendidikan seks atau narkoba.
Pendapat ini akan diulang jika ada kesempatan lain. Contoh: “Saya percaya pentingnya
tanggung jawab sebagai warganegara dalam masyarakat kita". Ucapan ini dinyatakan
11 | D o m a i n B e l a j a r
dalam tindakan seperti ikut ambil bagian sebagai panitia pemilihan umum dan membayar
pajak.
d. Pengorganisasi(Organization)
Tingkah laku pada tingkat organisasi ini mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
sistem nilai sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada
suatu skala nilai mana yang pokok dan mana yang tidak begitu penting. Kemampuan ini
dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menyusun rencana kerja
masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup. Kata kerja
operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat organisasi adalah melengkapi,
mengatur, menyusun, menyamakan, mengintegrasikan, menyempurnakan, menyusun,
menyamakan, menyempurnakan, menghubungkan, merumuskan, mengubah dan
sebagainya.
e. Pembentukan pola hidup (Characterization)
Tingkah laku pada tingkat pembentukan pola hidup ini mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi
(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupan
sendiri. Kemampuan ini dinyatakan dalam pengaturan hidup di berbagai bidang. Kata kerja
operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat pembentukan pola hidup adalah
mempertimbangkan, memperlihatkan, melayani, menyatakan, mempraktikkan,
mempersoalkan, dan sebagainya.
Domain Psikomotor
Domain psikomotorik merupakan pembelajaran yang melibatkanketerampilan motoric dan
menggunakan aplikasi fisik pengetahuan.
Domain psikomotorik dibagi menjadi lima, yaitu persepsi, kesiapan, bertindak secara
terpimpin, bertindak secara mekanik, dan bertindak secara kompleks.
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan domain
yang dibuat Bloom.
a. Persepsi
Tingkah laku dalam tingkat persepsi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara 12 | D o m a i n B e l a j a r
ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan
dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan
pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. Kata kerja operasional yang
merupakan tingkah laku pada tingkat persepsi adalah menyisihkan, mempersiapkan, dan
sebagainya.
b. Kesiapan
Tingkah laku pada tingkat kesiapan ini mencakup kemampuan menempatkan dirinya
dalam keadaan dalam memulai sesuatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini
dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani atau mental sebelum suatu kegiatan dilakukan.
Kata kerja operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat kesiapan adalah
mengawali, memprakarsai, menanggapi, memulai, mempertunjukkan. bereaksi, dan
sebagainya.
c. Gerakan terbimbing
Tingkah laku pada tingkatakan terbimbing ini mencakup kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini
dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh menurut contoh yang diperlihatkan atau
diperdengarkan. Kata kerja operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat gerakan
terbimbing adalah mengerjakan, mencoba, memasang, mengikuti, membuat, memainkan,
dan sebagainya.
d. Gerakan terbiasa
Tingkah laku pada tingkat gerakan terbiasa ini mencakup kemampuan untuk melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih sepenuhnya. tanpa
memperlihatkan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam
menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat. Kata kerja
operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat gerakan terbiasa adalah
membangun, melaksanakan, menggunakan, menangani. menyusun, memperbaiki, dan
sebagainya.
e. Gerakan kompleks
13 | D o m a i n B e l a j a r
Tingkah laku pada tingkat gerakan kompleks ini mencakup kemampuan untuk
melaksanakan keterampilan. yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar, tepat dan
etisien. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang beruntun dan
menggabungkan beberapa sub atau bagian keterampilan menjadi satu kesatuan
menghubungkan beberapa sub dari bagian keterampilan menjadi satu kesatuan gerak-gerik
yang teratur. Kata kerja operasional yang merupakan tingkah laku pada tingkat gerakan
kompleks adalah membangun, melaksanakan, menggunakan, dan sebagainya.
f. Penyesuaian pola gerakan
Tingkah laku pada tingkat penyesuaian pola gerakan ini mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau
dengan persyaratan khusus yang berlaku. Kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan
suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran. Kata kerja operasional yang
merupakan tingkah laku pada tingkat penyesuaian pola gerakan adalah mengatur kembali,
mengubah, membuat variasi, mengadaptasikan, dan sebagainya.
g. Kreativitas
Tingkah laku pada tingkat kreativitas ini mencakup kemampuan untuk melahirkan pola
gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Kemampuan ini
dinyatakan dengan menunjukkan ketrampilan tinggi dan berani berfikir kreatif, sehingga
dicapai kesempurnaan keterampilan ini. Kata kerja operasional yang merupakan tingkah
laku tingkat kreativitas adalah mendesain, merencanakan, merancang, dan sebagainya.
14 | D o m a i n B e l a j a r
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai
berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat
disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan
terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan,
tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
15 | D o m a i n B e l a j a r
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka :Pengaruh Faktor Kognitif, Afektif, Psikomotorik, dan Campuran dalam
Belajar
http://www.psychologymania.com/2012/06/pengaruh-faktor-kognitif-afektif.html,
Teori Belajar Bloom
http://www.psychologymania.com/2012/06/teori-belajar-bloom.html,
Delaune, Sue C. & Ladner, Patricia K. (2002).
Fundamental of Nursing Standards & Practice Second Edition
16 | D o m a i n B e l a j a r