BAB I1 baru

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam literatur, istilah lain yang sering dipakai untuk konsepsi adalah fertilisasi, fekondasi atau pembuahan. Konsepsi menyangkut fertilisasi dan perlekatan embrio pada dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan sel telur yang terjadi di uterus. penyatuan gamet pria dan wanita dalam keadaan normal ini terjadi di ampula, sepertiga atas tuba uterina. Pada coitus (persetubuhan) air mani terpencar kedalam ujung atas dari vagina sebanyak ± 3 cc. Dalam air mani terdapat spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak ± 100-120 juta tiap cc. Bentuk sel mani seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk antara kepala dan ekor masih dapat dibedakan bagian tengah atau leher. Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju. Karena pergerakan ini maka dalam satu jam saja spermatozoa melalui canalis cervicalis dan cavum uteri kemudian berada dalam tuba. Sel mani menunggu kedatangan sel telur, jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilisasi berlangsung. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan spermatogenesis?

Transcript of BAB I1 baru

Page 1: BAB I1 baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam literatur, istilah lain yang sering dipakai untuk konsepsi adalah fertilisasi,

fekondasi atau pembuahan. Konsepsi menyangkut fertilisasi dan perlekatan embrio pada

dinding uterus. Fertilisasi adalah peleburan inti sel sperma dan sel telur yang terjadi di

uterus. penyatuan gamet pria dan wanita dalam keadaan normal ini terjadi di ampula,

sepertiga atas tuba uterina.

Pada coitus (persetubuhan) air mani terpencar kedalam ujung atas dari vagina

sebanyak ± 3 cc. Dalam air mani terdapat spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak ± 100-120

juta tiap cc. Bentuk sel mani seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang

panjang seperti cambuk antara kepala dan ekor masih dapat dibedakan bagian tengah atau

leher. Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju. Karena

pergerakan ini maka dalam satu jam saja spermatozoa melalui canalis cervicalis dan

cavum uteri kemudian berada dalam tuba. Sel mani menunggu kedatangan sel telur, jika

kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilisasi berlangsung.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan spermatogenesis?

2. Apa yang dimaksud dengan Oogonium?

3. Bagaimana proses terjadinya fertilisasi?

4. Bagaimana proses terjadinya Nidasi?

5. Bagaimana tahapan pembentukan dan perkembangan pada plasenta?

6. Bagaimana proses pembentukan cairan amnion?

7. Bagaimana cara untuk menentukan usia gestasi?

8. Bagaimana tahapan pertumbuhan janin?

9. Bagaimana fisiologi dan sirkulasi darah pada janin?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengatahui apa itu spermatogenesis

Page 2: BAB I1 baru

2. Untuk mengetahui apa itu oogonium

3. Untuk mengatahui proses terjadinya fertilisasi

4. Untuk mengetahui proses terjadinya nidasi

5. Untuk mengetahui tahapan pembentukan dan perkembangan pada plasenta

6. Untuk mengetahui proses pembentukan cairan amnion

7. Untuk mengetahui usia gestasi

8. Untuk mengetahui tahapan pertubuhan janin

9. Untuk mengetahui fisiologi dan sirkulasi darah pada janin.

1.4 Manfaat

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya fertilisasi dan proses

perkembangan janin pada masa kehamilan.

Page 3: BAB I1 baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SPERMATOGENESIS

Pada pria, sel benih primodial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam jaringan

testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang

pubertas.

Diferensasi lanjutan dari sel benih primodial dan penunjangnya baru mulai pada masa

pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler

sertoli untuk nutrisi gamet.

Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi

spermatosit primer. Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk

memperbanyak hasil akhir pembelahan tersebut menjalani proses miosis pertama menjadi

spermatosit sekunder. Setelah itu spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua

menjadi spermatid.

(GAMBAR)

Perkembangan selanjutnya dari spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai

spermiogenesis.

Pada proses spermiogeniesis, terjadi beberapa proses penting:

1. Badan dan inti sel spermatid menjadi “kepala” sperma.

2. Sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorbsi

3. Terjadi juga pembentukan leher, lempeng dan diabsorpsi

4. Kepala sperma diliputi akrosom.

(GAMBAR)

Hasil akhir proses ini adalah sperma dewasa yaitu spermatozoa.

Page 4: BAB I1 baru

Karena terjadi pemisahan pasangan kromosom, suatu sel sperma akan mengandung

kromosom separuh dari induknya (44+XY) yaitu kemungkinan 22+X atau 22+Y.

keseluruhan proses spermatogenesis-spermatogenesis normal pada pria memerlukan waktu

60-70 hari.

Setelah terbentuk sempurna , spermatozoa masuk ke dalam rongga tubulus seminiferus,

kemudian akibat kontraksi dinding tubulus spermatozoa terdorong kearah epididimis.

Suasana keseimbangan asam-basa dan elektrolit yang sesuai di intratubulus dan

epididimis memberikan spermatozoa kemampuan untuk bergerak (motilitas sperma).

2.2 OOGENESIS

Pada wanita , setelah tiba di gonad, sel primordial segera berdiferensiasi menjadi

oogonium. Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis, dan pada akhir

perkembangan embrional bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel

yang berasal dari permukaan jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikular. Sebagian

besar oogonium mengalami mitosis dan sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh membesar

menjadi oosit primer.

Page 5: BAB I1 baru

Foliker primodial tetap pada stadiumnya (disebut fase istirahat/fase diktioten/diplotene

stage), sampai sesudah kelahiran dan menjelang pubertas. Jumlah pada saat kelahiran sekitar

700 ribu- 2 juta folikel.

Setelah tercapai pematangan folikel, oosit primer memasuki pembelahan miosis kedua

dengan menghasilkan dua sel anak yang masing-masing mengandung jumlah DNA

sebanyak separuh sel induk (23 tunggal). Tetapi hanya satu yang tumbuh menjadi oosit

sekunder , sementara sel anak lainnya hanya menjadi badan kutub (polar body) yang tidak

tumbuh lebih lanjut.

Pada saat oosit sekunder mencapai stadium pembentukan kumparan terjadilah ovulasi

dimana oosit tersebut dilepaskan dari folikel deGraaf, bersama dengan lapisan cumulus

oophorus dari sel folikular dan lapisan zona pellucida.

Kemudian, oleh gerakan kontraksi dinding tuba dan ayunan serabut-serabut fimbrae

dinding tuba, oosit tersebut ikut terbawa kearah uterus. Di dalam tuba inilah terjadinya

pembuahan dengan sel sperma.

2.3 FERTILISASI

Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (senggama/coitus), dengan ejakulasi sperma

dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel-

sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Cairan sperma yang ditumpahkan kira-kira

3-5 cc semen dalam forniks vagina dan disekitar porsio, dengan jumlah spermatozoa antara

300-500 juta. Namun hanya beberapa ratus ribu spermatozoa yang dapat terus ke kavum

uteri dan tuba. Dan hanya beberapa ratus yang dapat sampai ke bagian ampula tuba. Hanya

satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitas) untuk membuahi. Dalam proses

ini setidak-tidaknya dikenal dua enzim, yaitu CPE (Corona Penetrating Enzyme) yang

mencerna korona radiata, dan hialuronidase zona pelusida.

Sedangkan ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen

fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan terus kearah

medial. Ovum ini mempunyai diameter 100 µ (0,1 mm). Ditengah-tengahnya dijumpai

Page 6: BAB I1 baru

nucleus yang berada dalam metaphase pada pembelahan pematangan kedua, terapung-apung

dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yang yakni vitelus. Vitelus ini mengandung

banyak zat karbohidrat dan asam amino.

Ovum dilingkari oleh zona pelusida. Diluar zona pelusida ini ditemukan sel-sel korona

radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitelina, tempat benda-benda kutub. Bahan-

bahan dari sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui saluran-saluran halus di

zona pelusida. Jumlah sel –sel korona radiata di dalam perjalanan ovum di ampula tuba

makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona pelusida pada waktu berada

dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba.

Jika senggama terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut “masa subur” wanita), maka

ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur

wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulsi. Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan

sel telur inilah yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Pertemuan ini biasanya

berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum , fusi

spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi ateri genetik. Hanya satu spermatozoa yang

telah mengalami proses kapitasi mampu melakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk

mencapai ovum, spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan sel di luar ovum) dan

zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraseluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan

mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul

komplemen khusus di permukaan kepala spermatozoa kemudian meningkat ZP3

glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang

membantu spermatozoa menembus zona pelusida.

Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida tejadi reaksi korteks ovum. Granula

korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membrane plasma sel, sehingga

enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Hal ini

menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berkaitan satu sama lain membentuk suatu

materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum

dibuahi lebih dari satu sperma.

Page 7: BAB I1 baru

gambar penetrasi sperma

Spermatozoa yang telah masuk kevitelus kehilangan membrane nukleusnya; yang tinggal

hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi.

Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nucleus ovum yang masih dalam

proses metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis kedua). Setelah

anaphase kemudian timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua menuju keruang

perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyi pronukleus yang haploid. Pronukleus

spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid.

Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas

bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki

44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai janin perempuan, sedang

yang memiliki 44 kromosom otosom serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh

sebagai janin laki-laki.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailan pembelahan zigot. Hal ini

berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung banyak asam amino dan enzim. Setelah

pembelahan terjadi, terjadi pembelahan-pembelahan selanjunya dan dalam 3 hari terbentuk

suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Dan

volume vitelus makin lama makin berkurang yang kemudian diisi oleh morula (gambar).

Dengan demikian zona pelusida tetap utuh, atau kata lain besarnya hasil konsepsi tetap

sama. Lalu hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-

bagian tuba yang sempit) dan uterus disalurkan kearah kavum uteri oleh getaran silia pada

permukaan sel-sel dan kontraksi tuba.

Page 8: BAB I1 baru

Gambar hingga terbentuk morula.

2.4 NIDASI

Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista

(lastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya

disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblast akan

berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai

yang disebut trofoblas. Sejak trofoblast terbentuk, produksi hormone human choronoc

gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa endometrium akan

menerima (resesif) dalam proses implantasi embrio.

Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan

endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini mengandung

banyak glikogen dan mudah dihancurkan oleh trofoblas. Decidua dibagi dalam 3 lapisan,

yaitu (1) stratum compactum (sifatnya padat), telur ada dilapisan ini, (2) stratum

spongiosum, mengandung banyak kelenjar-kelenjar dan pembuluh darah yang lebar, hingga

pada penampang berlubang-lubang menyerupai spons, (3) stratum basale, yang tidak

berubah. Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium.

Keberhasilan nidasi dan plasenta yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara

trofoblast dan endometrium.

Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas , sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi

dapat berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu (1) Sinsisiotrofoblas yang aktif

Page 9: BAB I1 baru

menghailkan hormone, (2) trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada

endometrium, dan (3) trofoblas yang invasif.

Invasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Trofoblas yang semakin dekat dengan

endometrium menghasikan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas

berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yng menghasilkan protein perekat plasenta yaitu

trophouteronectin.

Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormon human chorionic

gonadotropin. Produksi meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamilan untuk

kemudian turun lagi. Hormone inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan.

Hormone tersebut dapat ditemukan di dalam air kemih ibu hamil.

Umunya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri.

Jika nidai ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.

Setelah embrio berhasil, hasil konsepsi akan tumbuh dan berkembang di dalam

endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan

sitotrofoblas (mononuclear trophoblast) di sisi bagian dalam dan sinsisiotrofoblas

(multinuclear trophoblast) di sisi bagian luar. Selanjutnya mulailah diferensiasi sel-sel

blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk

entoderm dan yolk salt, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan

membentuk ruang amnion. Dengan ini terdapat suatu embrional plate yang dibentuk antara

dua ruang, yaitu ruang amnion dan yolk sac.

Embrional plate selanjutnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu (1). sel-sel ectoderm yang akan

membentuk kulit, kuku, gigi, dan susunan saraf, (2) mesoderm akan membentuk otot, tulang,

jaringan ikat, jantung, dan pembuluh-pembuluh darah maupun limfa, dan (3) entoderm akan

membentuk usus, saluran pernapasan, kandung kencing, dan hati. Sementara itu, ruang

amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion

mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan

body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body salk,

menjadi tali pusat. Yolk sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya

dapat ditemukan dalam tali pusat.

Page 10: BAB I1 baru

Dalam tali pusat sendiri yang berasal dari body stalk, terdapat pembuluh-pembuluh darah

sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Tali pusat terdapat antara pusat janin dan

permukaan foetal plasenta. Warnanya dari luar putih dan bukan merupakan tali yang lurus

tapi yang berpilin. Panjangnya ± 55 cm. (30-100 cm) dan garis tengahnya 1-1,5 cm. Dan

perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan

amnion. Di dalamnya terdapat jaringan lembek, sele Wharton, yang berfungsi melindungi 2

arteria umbilikalis dan 1 vena umbilikalis yang berada di dalam tali pusat. Karena sele

Wharton mengandung banyak air, maka maka setelah bayi lahir, tali pusat mudah menjadi

kering dan lekas terlepas dari pusar bayi. Kedua arteri dan vena umbilikalis tersebut

menghubungkan satu system kardiovakular janin dengan plasenta. System kardiovaskuler

janin dibentuk pada kira-kira minggu ke 10. Organogenesis diperkirakan selesai pada

minggu ke 12, dan disusul oleh masa fetal dan perinatal.

2.5 PLASENTA

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Pada manusia

plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.

Tiga minggu pasca fertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat diidentifikasi dan dimulai

pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung kapiler (capillary

loops) di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi dengan darah maternal yang

dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis ini akan

bertumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta.

Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut desidua

kapsularis; yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis; di

situ plasenta dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua

parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan vili korialis

dan berpangkal pada korion. Sel-sel fibrolas mesodermal tumbuh di chronic membrane yang

kelak menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis

tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang

berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi

Page 11: BAB I1 baru

bertumbuh kearah kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang, korion yang gundul ini

disebut korion leave.

Pada usia kehamilan 8 minggu (6 minggu dari nidasi) zigot telah melakukan invasi

terhadap 40-60 arteri spinalis didaerah desidua basalis. Vili sekunder akan mengapung

dikolam darah ibu, ditempat sebagian vili melekatkan diri melalui integrin kepada desidua.

Struktur Plasenta

Vili akan berkembang seperti akar pohon dimana dibagian tengah akan mengandung

pembuluh darah janin. Pokok vili (stem vili) akan berjumlah lebih kurang 200, tetapi

sebagian besar yang di perifer akan menjadi atrofik, sehingga tinggal 40-50 berkelompok

sebagai kotiledon.

Luas kotiledon pada plasenta aterm di perkirakan 11m2. Bagian tengah vili adalah stroma

yang terdiri atas fibroblas, beberapa sel besar (sel Hoffbauer), dan cabang kapilar janin.

Bagian luar vili ada 2 lapis, yaitu sinsisiotrofoblas dan sitotrofoblas, yang pada kehamilan

akhir menebal dan melipat yang disebut sebagai simpul (syncitial knots). Bila sitotrofoblas

mengalami hipertrofi, maka itu petanda hipoksia.

Transfer Plasenta

Plasenta merupakan organ yang berfungsi respirasi, nutrisi, ekskresi dan produksi

hormon. Transfer zat melalui vili terjadi melalui mekanisme difusi sederhana, difusi

terfasilitsi, aktif, fan pinositosis. Faktor-faktor yang membengaruhi transfer tersebut ialah

berat molekul, solubilitas, dan muatan ion.

Difusi sederhana juga diatur oleh epitel trofoblas, tetapi dapat terjadi seperti pada

membran semipermeabel, midalnya oksegen, akan terjadi pertukaran akibat perbedaan kadar

pada janin dengan ibu.

Difusi terfasilitasi (facilitated diffusion) terjadi akibat perbedaan (gradien) kadar zat dapat

terjadi akselerasi akibat peran enzim dan reseptor, misalnya perbedaan kadar glukosa antara

ibu dan janin.

Page 12: BAB I1 baru

Fungsi Plasenta

Plasenta bekerja sebagai usus ialah mengambil makanan, sebagai paru-paru

mengeluarkan CO2 dan mengambil O2, sebagai ginjal zat-zat racun yang biasanya

dikeluarkan oleh ginjal seperti ureum dikeluarkan oleh placenta dan akhirnya bekerja

sebagai kelenjar buntu yang mengeluarkan hormon-hormon penting untuk kelanjutan

kehamilan.

Hormon Plasenta

Plasenta dan janin merupakan suatu kesatuan organ endokrin yang berperan

memproduksi hormon.

Hormone-hormon yang dihasilkan :

1. sintesis hormone polypeptide : human choionic gonadotropin (hCG), human placental

lactogen (hPL).

2. hormone-hormon protein: Chorionic adrenocorticotropin (CACTH), chorionic

thyrotropin (CT), relaksin, parathyroid hormone related protein (PTHrP), growth

hormone variant (hGH-V).

3. Hormone –hormon peptide : Neuropeptide-Y (NPY), inhibin, dan aktivin

4. Hypothalamus-like Releasing hormone (GnRHP).

5. Gonadotropin-rleasing hormone (GnRH), Corticotropin releasing hormone (CRH),

thyrotropin –releasing hormone (cTRH) dan Groth hormone-releasing hormone (GHRH).

hormone steroid: progesterone, estrogen.

2.6 CAIRAN AMNION

Air ketuban adalah cairan yang mengisi rongga amnion. Rongga amnion mulai terbentuk

pada hari ke 10-12 setelah pembuahan. Volume air ketuban bertambah banyak dengan

makin tuanya umur kehamilan.pada umur kehamilan 12 minggu volumenya ± 50 ml, dan

pada 20 minggu antara 350-400 ml. pada 36-38 minggu kira-kira 1 liter. Seterusnya

volumenya menjadi berkurang pada kehamilan possterm tidak jarang menjadi kurang dari

500 ml.

Page 13: BAB I1 baru

Air ketuban berasal dari transudasi plasma maternal, masuk menembus selaput yang

melapisi plasenta dan tali pusat. Pada kehamilan lanjut urin janin ikut membentuk air

ketuban. Dengan demikian kreatinin, urea dan asam urat dalam air ketuban menjadi makin

tinggi dengan makin tuanya umur kehamilan.

Fungsi air ketuban adalah:

1. Agar janin dapat bergerak dengan bebas,

2. Menjaga temperature,

3. Mencegah trauma langsung,

4. Mencegah perlengketan janin dengan selaput ketuban,

5. Pada persalinan ikut membantu dilatai serviks.

6. Dari air ketuban ini pula maturitas janin, kelainan-kelainan bawaan diperiksa (dengan

melakukan amniosentesis)

janin pada akhir kehamilan minum ± 400-500 mi air ketuban sehingga sebagai

kompensasinya ia harus kencing sebanyak itu. Bila terjadi gangguan baik dalam proses

menelan atau kencing janin, terjadilah gangguan volume air ketuban. Bila pada saat

aterm volume air ketuban kurang dari 500ml, ini disebut oligohidramnion, dan bila lebih

dari 2000 ml disebut polihidramnion atau hidramnion saja. Oligohidramnion sering

terdapat pada agnesis ginjal, sedang polihidramnion pada atresia esophagus janin atau

diabetes mellitus pada ibu.

2.7 PENENTUAN USIA GESTASI

Pada suatu kehamilan, dokter kebidanan biasanya menghitung usia gestasi berdasarkan

usia menstruasi. Secara rata-rata, waktu yang berlalu antara hari pertama menstruasi terakhir

sampai lahirnya janin adalah 280 hari atau 40 minggu, yang terdiri dari 28 hari.

Lebih tepat kalau kita menghitung umurnya janin dari saat konsepsi. Walupun begitu

konsepsi tak jauh dari ovulasi, paling-paling berbeda beberapa jam.

Page 14: BAB I1 baru

Ovulasi terjadi ± 2 minggu sebelum haid y.a.d.; jadi pada cyclus 4 minggu yang teratur

ovulasi terjadi ± 2 minggu setelah haid terakhir.

Maka kalau dihitung dari saat ovulasi lamanya kehamilan 38 minggu atau 266 hari.

Untuk cyclus 5 minggu maka ovulasi terjadi ± 3 minggu setelah haid terakhir, jadi

persalinan akan terjadi 38 minggu kemudian, atau dengan perkataan lain kehamilan

berlangsung 41 minggu.

Saatnya persalinan ditentukan dengan hukum NAEGELE:

Haid terakhir : 9 - 8 - 1967

(+7) (-3)(+1) (=±280hari)

Tanggal persalinan : 16-5-1968

Saat persalinan tergantung pada saat ovulasi, maka karena saat ovulasi ditentukan juga

oleh lamanya siklus, maka hokum Neagele hanya berlaku untuk siklus ±28 hari.

Kalau siklusnya panjang maka ovulasi juga lebih jauh dari hari pertama haid terakhir dan

persalinan juga akan jauh dari haid terakhir.

Gambar fiSiologi warna biru hal 127

Jadi untuk siklus 35 hari hukum Naegele menjadi:

Haid terakhir : 9 - 8 - 1967

(+14) (-3) (+1)

Tanggal persalinan : 23 – 5 1968

kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu dari haid terakhir disebut: cukup bulan

(matur, aterme). Persalinan sebelum kehamilan 37 minggu, ialah antara 28 minggu dan 37

minggu disebut: partus praematurus.

Page 15: BAB I1 baru

Small for date baby ialah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari usia

kehamilannya. Jika persalinan terjadi setelah 42 minggu disebut Partus serotinus.

Dengan bertambah majunya ilmu pediatrik, maka batas-batas abortus dan partus juga

mengikuti kemajuan ini.

Abortus : berat badan anak kurang dari 500 gr

Tuanya kehamilan kurang dari 22 mg

Partus immaturus bila berat badan anak antara 500-1000 gr.

Tuanya kehamilan antara22 mg – 28 mg

Partus praematurus bila berat badan anak antara 1000-2500 gr.

Tuanya kehamilan antara 28 mg -37 mg

Partus matures bila berat badan anak lebih dari 2500 gr.

Tuanya kehamilan antara 37 mg-42 mg

Partus serotinus, Tuanya kehamilan lebih dari 42 mg.

2.8 PERTUMBUHAN JANIN

Umur janin yang sebenarnya, harus dihitung saat fertilisasi atau karena vertilisasi selalu

berdekan dengan ovulasi sekurang-kurangnya dari saat ovulasi.

Dari 0-2 minggu setelah fertilisasi disebut ovum. 3-5 minggu disebut embryo (mudigah).

Lebih dari 5 minggu disebut foetus (janin) yang sudah mempunyai bentuk manusia.

Dalam praktek, tuanya kehamilan dihitung dari haid yang terkahir jadi ada perbedaan ± 2

minggu dengan umur yang di tentukan dari ovulasi. Lagi pula tuanya kehamilan dihitung

dalam bulan, masing-masing dari 4 minggu. Jadi kehamilan 3 bulan sama dengan kehamilan

12 minggu.

Pertumbuhan janin pada akhir tiap bulan (dari 4 minggu)

Akhir bulan 1:

Page 16: BAB I1 baru

Badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya 103 dari seluruh

mudigah. Saluran akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar-dasar tractus

digestivus sudah Nampak, permulaan kaki dan tangan benrbentuk tonjolan.

Akhir2 bulan:

Mukannya sudah jelas berbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan dan

tungkai dengan jari tangan dan kaki. Alat kelamin sudah nampak walaupun belum dapat

ditentukan jenisnya. Panjangnya ±2,5 cm.

Akhir 3 bulan:

Panjangnya 7-9 cm, sudah ada pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada dan jenis

kelaminnya sudah dapat ditentukan. Janin sudah bergerak tapi sedemikian halusnya

pergerakan ini hingga belum dapat dirasakan oleh ibu. Ginjal sudah membentuk sedikit air

kencing.

Akhir 4 bulan:

Panjangnya 10-17 cm, beratnya 300 gr. Alat kelamin luarnya sudah dapat menentukan

jenisnya. Kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo). Pergerakan anak mungkin sudah

dapat dirasakan oleh ibu.

Akhir 5 bulan:

Panjangnya 18-27 cm, beratnya 300 gr. Bunyi janjungnya sudah dapat di dengar.Kalau

lahir sudah berusaha untuk bernafas.

Akhir 6 bulan:

Panjangnya 28-34 cm, beratnya 600gr. Kulitnya keriput dan lemak mulai di timbun di

bawah kulit. Kulit tertutup oleh vernix caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit.

Akhir 7 bulan:

Page 17: BAB I1 baru

Panjangnya 35-38 cm, beratnya ±1000 gr. Kalau lahir dapat hidup di dunia luar,

walaupun kemungkinan untuk hidup terus masih kecil. Kalau menangis mengeluarkan suara

yang lemah.

Akhir 8 bulan:

Panjangnya 42,5 cm dan beratnya 1700 gr. Permukaan kulit masih merah dan keriput

seperti kulit orang yang tua.

Akhir 9 bulan:

Panjangnya 46 cm, dan beratnya 2500 gr. Karena sudah ada lapisan lemak dibawah kulit,

ia sudah berisi.

Akhir 10 bulan:

Janin sudah cukup bulan (matur,aterme). Panjangnya 50 cm, beratnya 3000 gr. Bayi laki-

laki biasanya lebih berat dari pada bayi wanita. Kulitnya halus dan hampir tidak ada lanugo

lagi. Pada kulit masih terdapat vernix caseosa ialah campuran sel-sel epithel kulit, lanugo

dan secret kelenjar lemak. Kepala ditumbuhi rambut. Kuku melebihi ujungj ari. Pada laki-

laki testis sudah ada dalam scrotum dan pada wanita labia majora menutupi labia minora.

Dalam 5 bulan pertama panjangnya janin dalam cm. adalah kwadrat dari umur kehamilan

dalam bulan dan setelah bulan ke lima umurya dalam bulan dikalikan dengan 5 (menurut

HAASE)

Berat badan dapat juga membantu dalam menentukan umur janin.

Umur dalam bulan Panjangnya dalam cm

(menurut HAASE)

Beratnya dalam gr.

(menurut STRUBER)

1 bulan 12=1 -

2 bulan 22=4 1,1

3 bulan 32=9 14,2

4 bulan 42=16 108,0

5 bulan 52=25 316

6 bulan 6x5 =30 630

Page 18: BAB I1 baru

7 bulan 7x5=35 1045

8 bulan 8x5=40 1680

9 bulan 9x5=45 2478

10 bulan 10x5=50 3405

2.10 FISIOLOGI JANIN

Karena kuning telur hanya sedikit sekali dalam telur, maka dari permulaan anak harus

ambil makanan dari ibu. Setelah implantasi, endometrium yang dicairkan oleh enzyme

trofoblast menjadi bahan makanan, selanjutnya janin mengambil makanan dari darah ibu.

Peradaran Darah Janin

Page 19: BAB I1 baru

Darah janin dialirkan ke placenta melalui aa. Umbilicales dan di sini dimuat dengan

bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk kedalam badan janin melalui vena

umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin.

Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian

melalui vena hepatica kedalam vena cava inferior. Cabang satunya ialah ductus venosus

Arantii yang langsung masuk kedalam vena cava inferior.

Dengan demikian vena cava inferior setelah dimasuki darah vena hepatica dan darah

ductus venosus Arantii mengandung darah “bersih”, tapi dicampuri darah kotor dari anggota

bawah janin.

Darah dari v. cava inferior setelah masuk kedalam serambi kanan sebagian masuk

keserambi kiri melalui voramen ovale, dan sebagian mengalir kedalam bilik kanan bersama-

sama dengan darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.

Darah dari bilik kanan masuk kearteri pulmonalis, tetapi sebelum sampai keparu-paru

sebagian dialirkan keaorta melalui ductus arteriosus Botalli.

Page 20: BAB I1 baru

Sebagian kecil pergi keparu-paru dan melalui vena pulmonalis masuk keserambi kiri dan

bersama dengan darah dari vena cava inferior masuk kedalam bilik kiri dan terus ke aorta.

Darah yang keparu-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan

keparu-paru yang sedang tumbuh.

Darah aorta di sebarkan kealat-alat badan, tetapi darah banyak menuju ke

aa.Hypogastricae (cabang dari arteri liaca communis) lalu ke aa. Umbilicales dan

selanjutnya ke placenta.

Jadi darah yang beredar dalam janin selalu bersifat “darah campuran” dan isi vena cava

inferior lebih bersih dari isi aorta.

Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan dalam art.

Pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru.

Ductus arteriosus botalli tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas.

Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam v.cava inferior berkurang dan dengan

demikian juga tekanan dalam serambi kanan berkurang , sebaliknya tekanan dalam serambi

kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah, akibatnya ialah

penutupan foramen ovale.

Sisa ductus arteriosus botalli disebut ligamentum arteriosum dan dari ductus arantii

menjadi ligamentum teres hepatis dan dari aa. Umbilicales menjadi ligamentum vesico

umbilicale laterale kiri dan kanan.

Telah dikatakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk

mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (sampai

18 gr%) dn erythrocytnya banyak (5,5 juta per mm3).

Hb janin sedikit berbeda dari Hb orang dewasa

Hb janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb orang dewasa pada sum-sum merah.

Hb janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 dari pada orang dewasa.

Page 21: BAB I1 baru

Hb janin baru di ganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau leblih.

Selama janin dalam Rahim ternyata ia sudah melakukan pernafasan. Pergerakan ini rupanya

perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru. Jadi pernafasan setelah anak lahir,

sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterine.

Page 22: BAB I1 baru

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Konsepsi adalah peleburan inti sel sperma dan sel telur wanita yang terjadi di

uterus. Yang dalam keadaan normalnya hal ini terjadi di ampula, sepertiga atas tuba

uterina. Setelah bersatunya sperma dan ovum dan jadilah tahapan-tahapan pembuahan.

sel telur pun kemudian di bawa ke uterus untuk mengalami proses implantsi. Yang

kemudian tumbuh menjadi janin di dalam perut ibu.