BAB I PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I.pdf · sekaligus sebagai langkah pemerataan pembangunan...
-
Upload
vuongtuong -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - sinta.unud.ac.id I.pdf · sekaligus sebagai langkah pemerataan pembangunan...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bali sebagai daerah pariwisata mempunyai berbagai hal yang menarik untuk di
kunjungi. Hal menarik tersebut mulai dari obyek wisata, bermacam kreasi budaya,
adat istiadat hingga tradisi di masing-masing daerah. Penyebaran pariwisata di Bali
sendiri cenderung terkonsentrasi ke arah selatan dimana Sanur, Kuta dan Nusa dua
menjadi daerah yang sering dikunjungi dan dtinggali oleh wisatawan baik asing
maupun domestik.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Satistik Provinsi Bali tahun 2014, total
kedatangan wisatawan mancanegara yang datang langsung ke Bali berjumlah
3.278.598 orang pada tahun 2013. Meningkatnya Wisatawan yang datang diiringi
dengan pengembangan dan pengadaan obyek wisata memicu pertumbuhan
kedatangan wisatawan mancanegara sebesar 11,61%. Angka ini cukup menjelaskan
betapa populernya Bali sebagai salah satu destinasi pariwisata, dan sudah tentu para
wisatawan tersebut paling tidak sudah memiliki bayangan serta tujuan untuk
berkunjung ke suatu obyek wisata atau melakukan kegiatan rekreasi tertentu.
Selain obyek wisata, biro perjalanan wisata juga mempengaruhi intensitas
kegiatan wisata yang terjadi di Bali, karena melalui agen atau biro perjalanan wisata
2
kita bisa mengetahui dan memperoleh informasi mengenai destinasi pariwisata yang
ada dan baru ada di Bali. Mengenai banyaknya jumlah biro perjalanan wisata yang
ada di Bali, paling banyak berdomisili di Denpasar sebanyak 206 biro disusul oleh
kabupaten Badung sebanyak 110 biro. Hal ini menandakan informasi mengenai
kepariwisataan yang ada di Bali berpusat di kota Denpasar, yang semestinya dapat
memberikan keuntungan secara langsung bagi daerah daya tarik wisata yang ada di
Denpasar untuk dikenal salah satunya seperti daya tarik wisata Pulau Serangan.
Pulau Serangan sendiri merupakan salah satu destinasi pariwisata yang
potensial di Bali. Semenjak dilakukannya reklamasi tahun 1997, Pulau seluas 112
hektar ini direklamasi menjadi 481 hektar (wawancara dengan Karma,Oktober 2014)
sehingga mengalami banyak perubahan di berbagai bidang salah satunya di bidang
pariwisata. Upaya penambahan luas daratan ini sendiri bertujuan untuk menjadikan
Pulau Serangan sebagai salah satu kawasan pariwisata baru yang ada di Bali dan
sekaligus sebagai langkah pemerataan pembangunan akibat kondisi pulau yang
dipisahkan oleh laut. Tujuan ini juga didukung oleh potensi yang dimiliki pulau
tersebut, dari segi letak Pulau Serangan memiliki akses yang dekat dengan Pe;abuhan
Benoa dan Jalan Bypass Ngurah Rai. Potensi sumber daya alam yang ada di pulau ini
berupa potensi hutan mangrove dan perikanan, contohnya seperti penangkapan ikan,
udang, budidaya rumput laut, ikan hias dan penangkaran penyu.
Potensi wisata yang terdapat di Pulau Serangan dominan berhubungan dengan
daerah pantai. Selain potensi alam, potensi menarik yang dapat diperhatikan dan
dikembangkan adalah dari sektor kuliner, ritual, dan budaya. Untuk kuliner khas,
Serangan memiliki cemilan berupa Krupuk Klejat, Rujak Bulung Buni, dan Tongkol
Asap Sambel Matah. Dari sektor ritual terdapat Pura Sakenan dan Masjid Assyuhada,
dimana terdapat perbedaan etnis budaya antara masyarakat hindu dengan suku Bugis
yang hidup saling berdampingan, perlu perhatikan juga kegiatan yang paling khas
dilakukan baik oleh penduduk dan pengunjung lokal adalah kegiatan memancing
sehingga perlu diberikan ruang untuk mewadahi kegiatan ini.
Secara administrasi, Pulau Serangan merupakan sebuah kelurahan dengan 7
banjar yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Banjar-banjar tersebut terdiri
3
dari banjar Ponjok, Br. Dukuh, Br. Kawan, Br. Kaja, Br. Tengah, Br. Peken, dan
Kampung Bugis. Banjar Ponjok dan banjar Kawan merupakan banja yang secara
langsung berbatasan dengan laut. Tetapi hanya banjar Ponjok satu-satunya Banjar
yang berbatasan dengan laut dengan pasir pantai, sehingga secara otomatis dijadikan
kawasan studi oleh penulis.
Pantai di Banjar Ponjok memiliki karakter pasir yang unik karena pasir di
sana terdapat pasir asli daerah Serangan dan pasir hasil reklamasi. Pantai di daerah
Ponjok ini juga dekat dengan pemukiman penduduk sehingga baik untuk di
kembangakan fasilitas berwisata disana. Adapun juga fasilitas wisata pantai yang ada
di banjar Ponjok berupa wisata water sport, wisata lumba-lumba, konservasi penyu,
serta penyebrangan boat pribadi dan umum. Walaupun banyak obyek wisata yang
mucul dan berkembang dilingkungan banjar Ponjok,obyek/fasilitas yang ada belum
tertata sehingga terkesan berantakan dan kumuh.Salah satu contoh yang mewakili
belum adanya penataan fasilitas wisata pantai yang sesuai adalah dermaga.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2009
tentang Kepelabuhan menjelaskan mengenai penetapan rencana lokasi pelabuhan
untuk pelabuhan pengumpan regional yang digunakan untuk melayani angkutan
penyeberangan antarkabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi. Dermaga yang ada di
lingkungan pantai banjar Ponjok melayani penyebrangan menuju tempat-tempat
wisata seperti Lembongan, Gili (Lombok), dan Nusa Penida.
Ada fasilitas pelabuhan dibagi menjadi dua jenis yaitu fasilitas pokok dan
penunjang. Fasilitas pokok pelabuhan meliputi: alur-pelayaran, perairan tempat
labuh, kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, perairan
tempat alih muat kapal, perairan untuk kapal yang mengangkut bahan/barang
berbahaya dan beracun (B3), perairan untuk kegiatan karantina, perairan alur
penghubung intrapelabuhan, perairan pandu, dan perairan untuk kapal pemerintah.
Sedangkan untuk fasilitas penunjangnya yaitu : perairan untuk pengembangan
pelabuhan jangka panjang, perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan
kapal, perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar), perairan tempat kapal
4
mati, perairan untuk keperluan darurat, dan perairan untuk kegiatan kepariwisataan
dan perhotelan.
Dari hasil pengamatan di lapangan, terdapat 3 jenis kapal yang berlabuh.
Kapal yang berlabuh tersebut merupakan perahul nelayan, kapal penyebrangan
pribadi dan umum. Keberadaan dermaga di obyek pantai tersebut tidak memiliki efek
yang signifikan karena kapal kapal yang ada bersandar secara sporadis dan tidak
tertata, sehingga menciptakan pemandangan yang tidak enak untuk di pandang
Selain dermaga, secara umum fasilitas wisata yang ada di sana baik utama
maupun pendukung masih berupa bangunan semi permanen sehingga kurang senada
dengan bangunan wisata lain yang sudah permanen dan berfasad baik. Permasalahan
lain yang ditemukan di lingkungan pantai banjar Ponjok adalah adanya fungsi yang
heterogen pada bangunan yang ada di sekitar pantai. Fungsi heterogen yang dimaksud
ini berupa berdirinya bangunan nelayan dan bangunan wisata serta fasilitas
pendukungnya di satu daerah secara berdampingan. Hal ini ibarat bangunan memiliki
dua wajah dalam satu badan, antara kegiatan nelayan yang identik dengan kotoran
dan kegiatan wisata yang menampilkan hal-hal yang indah dan sempurna.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut, diperlukan sebuah usaha untuk menata
fasilitas wisata yang ada di sana secara keruangan dan dibawah satu atap manajerial
yaitu desa pekraman Serangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Seperti apa permasalahan serta potensi dari objek pantai di Banjar Ponjok
Serangan?
2. Fungsi dan Fasilitas baru apa saja yang diperlukan dari penataan fasilitas wisata
pantai di Banjar Ponjok Serangan?
3. Bagaimana Tema dan Konsep perancangan yang diterapkan pada penataan
fasilitas wisata pantai di Banjar Ponjok Serangan?
5
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai penulis dalam menyelesaikan karya
tulis ini.
1.3.1 Tujuan Penulisan
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemanfaatan fasilitas wisata yang ada di
lingkungan pantai banjar Ponjok Serangan dan lingkungan sekitarnya dengan
menyediakan fasilitas penunjang berupa sarana prasarana yang dibutuhkan sebagai
tempat hiburan dan rekreasi bagi masyarakat local ataupun wisatawan asing dan
domestik. Selain itu juga sebagai sarana penulis untuk menyelesaikan studi di strata 1
Universitas Udayana.
1.3.2 Sasaran
Membuat fasilitas yang sesuai dengan potensi yang ada di Serangan,
memecahkan permasalahan yang ada di Serangan dan menata wadah/fasilitas yang
sudah ada serta membuat suatu lingkungan buatan yang selaras dengan alam dan
menata jalur-jalur sirkulasi dan jalan-jalan setempat.
1.4 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan saat menulis karya ilmiah ini berupa
Teknik Pengumpulan data berupa interview, survey instansional, dokumentasi pribadi
dan Teknik Pengolahan data dengan tahapan kompilasi data kemudian dianalisis
sehingga menghasilkan kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
1.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis data yaitu :
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh perseorangan atau
organisasi dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya
diamati dan dicatat oleh peneliti. Teknik pengumpulan data primer yaitu :
6
1. Interview/wawancara
Wawancara dilakukan dengan narasumber yang merupakan para ahli dan tokoh
pihak-pihak terkait untuk memperoleh data berkaitan dengan kajian penelitian dan
akan digunakan untuk pendekatan dan penganalisisan data.
2. Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data berupa arsip serta foto-foto yang menunjang
penyusunan konsep programatik seperti dokumentasi mengenai tapak bangunan dan
lingkungan di sekitarnya.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari pengamatan langsung yang
berkaitan dengan pokok bahasan. Mengunjungi objek – objek wisata di Desa Adat
Serangan serta mengamati fasilitas yang ada untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dalam objek wisata tersebut.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain seperti buku,
majalah atau bahan literature lainnya yang terkait, artinya data tersebut tidak
diusahakan sendiri. Data sekunder diperoleh melalui :
1. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan
perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, majalah, koran, dan lain-lain, yang
terkait dengan Fasilitas hiburan wisata air.
2. Browsing Internet
Pengumpulan data melalui internet dengan maksud untuk mendapatkan gambaran
mengenai fasilitas-fasilitas yang terkait dengan proyek.
3. Survei Instansional
Pengumpulan data yang diperoleh dari instansi-instansi pemerintah terkait yang
berhubungan dengan proyek yang akan dibuat, baik itu berupa peraturan atau
kebijakan maupun data-data lain yang dibutuhkan.
7
1.4.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu
a. Kompilasi data
Data yang telah dikumpulkan dapat dipilah dan dikelompokkan dengan kriteria data
masing-masing yang kemudian dicari keterkaitan dari data tersebut.
b. Analisis data
Dari kompilasi data yang didapat, dilakukan analisis dengan berbagai pertimbangan.
Teknik analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Kualitatif, yaitu mengolah dan menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
data dan membuat digramatik seperti menyimpulkan beberapa studi banding dan lain-
lain.
2. Kuantitatif, yaitu menganalisis data dengan cara perhitungan matematis.
Pengolahan data yang dilakukan dengan menyederhanakan seluruh data yang telah
dikumpulkan, kemudian menyajikannya secara sistematis. Selanjutnya, data-data
tersebut diolah, ditafsirkan dan kemudian digunakan dalam tahap perancangan.
c. Sintesis
Tahap untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada dengan
mengintegrasikan setiap permasalahan yang ada ke dalam kelompok-kelompok
beserta faktor pengaruhnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Landasan konseptual dibagi menjadi 5 bab yang terdiri dari pokok-pokok
pikiran yang saling berkaitan.
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan secara umum isi penulisan yang meliputi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah, pengertian judul, sasaran dan tujuan,
metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
8
BAB II KARAKTERISTIK KAWASAN
Berupa gambaran dan inventarisasi mengenai Objek Wisata Pantai yang ada
di Serangan khususnya banjar Ponjok Serangan dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Pada bab ini juga dijelaskan permasalahan dan potensi fisik dan non fisik yang
kemudian dianalisa dengan mempertimbangkan segi fisik dan non fisik lingkungan
dan dilanjutkan dengan dasar perencanaan, penentuan tema dan konsep dasar
BAB III PEMAHAMAN TEORI
. Berupa pemahaman umum mengenai teori-teori yang diperoleh dari literatur
mengenai pariwisata dan fasilitas wisata air, standar-standar,
pedoman/kebijakan/peraturan pemerintah yang berhubungan dengan pariwisata di
Bali secara umum, wisata alam.
BAB IV PROGRAM PENATAAN
Membahas mengenai penyusunan program fasilitas penunjang wisata yang
digunakan sebagai pedoman dalam merancang nantinya. Program ini meliputi
penataan fasilitas, sirkulasi, ruang terbuka hijau, sarana dan prasarana, hubungan,
organisasi dan persyaratan ruang.
BAB V KONSEP
Berupa perwujudan dari konsep penataan fasilitas wisata pantai di Banjar
Ponjok Serangan yaitu konsep menyangkut 8 elemen perkotaan dan konsep fasilitas
yang akan dikembangkan.