Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara...

15
Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang Berkeadilan di Era JKN di Provinsi Nusa Tenggara Barat Candra Eka Puspitasari Afifah Nasyahta Dila Muhamad Faozi Kurniawan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mataram Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Transcript of Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara...

Page 1: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang Berkeadilan di Era JKN

di Provinsi Nusa Tenggara Barat

Candra Eka Puspitasari Afifah Nasyahta Dila Muhamad Faozi Kurniawan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mataram Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Page 2: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Daftar Isi DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... 2 DAFTAR TABEL .............................................................................................................................................. 2 DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................................... 2 ABSTRAK ....................................................................................................................................................... 3 LATAR BELAKANG .......................................................................................................................................... 4 TUJUAN ......................................................................................................................................................... 5 METODE ........................................................................................................................................................ 5 HASIL EVALUASI JKN ...................................................................................................................................... 6

1. TEMUAN SASARAN 2: SELURUH PENDUDUK INDONESIA MENDAPAT JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN. HASIL SASARAN 2 BELUM TERCAPAI DI TAHUN 2019. .................................................................................................... 6 2. TEMUAN SASARAN 3: PAKET MANFAAT MEDIS DAN NON-MEDIS SUDAH SAMA, TIDAK ADA PERBEDAAN UNTUK MEWUJUDKAN KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA. STUDI KASUS PELAYANAN JANTUNG. HASIL SASARAN 3 TIDAK TERCAPAI DI TAHUN 2019. ...................................................................................................................................... 7 3. TEMUAN SASARAN 4: JUMLAH DAN SEBARAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN (TERMASUK TENAGA DAN ALAT-ALAT) SUDAH MEMADAI UNTUK MENJAMIN SELURUH PENDUDUK MEMENUHI KEBUTUHAN MEDIS MEREKA. HASIL TEMUAN SASARAN 4 BELUM TERCAPAI DI TAHUN 2019. .......................................................................................................................... 12

PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 13 KESIMPULAN ............................................................................................................................................... 14 REFERENSI ................................................................................................................................................... 15

Daftar Tabel

Tabel 1. Segmen Kepesertaan Di Provinsi NTB Tahun 2019 ................................................................... 6 Tabel 2. Ketersediaan Cath Lab, Dokter Umum, dan Dokter Spesialis Jantung Pelayanan Jantung di Provinsi NTB ........................................................................................................................................... 7 Tabel 3. Peserta JKN yang Mengakses Layanan Kardiovaskuler Berdasarkan ID Peserta JKN ............... 8 Tabel 4. Kunjungan Peserta JKN untuk Layanan CVD di FKTP per Segmen di Provinsi NTB ................... 8 Tabel 5. Kunjungan Peserta JKN untuk layanan CVD di FKTL per Segmen di Provinsi NTB .................... 9 Tabel 6. Ketersediaan Rumah Sakit di Provinsi NTB ............................................................................. 12

Daftar Gambar

Gambar 1. Penyebab Kematian di Provinsi NTB ..................................................................................... 4 Gambar 2. Total Biaya Kardiovaskular System Group di Provinsi NTB Tahun 2016 ............................. 10 Gambar 3. Peta Migrasi Rujukan Keluar Perpindahan Peserta untuk Mengakses Layanan Rujukan Jantung ................................................................................................................................................. 11 Gambar 4. Pertumbuhan Rumah Sakit Di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara ........................................... 14

Page 3: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang Berkeadilan di Era JKN di Provinsi NTB

Candra Eka Puspitasari1, Afifah Nasyahta Dila2, Muhamad Faozi Kurniawan2

1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mataram 2Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat,

dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada Abstrak

Latar belakang: Pelaksanaan JKN sejak tahun 2014 memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Indonesia. Provinsi NTB merupakani daerah dengan kondisi geografis sulit karena daerah kepulauan dan berbatasan dengan laut memberikan tantangan tersendiri bagi pelaksana layanan kesehatan. Hal ini dipengaruhi belum meratanya ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan. Pelaksanaan JKN yang sudah 5 tahun berjalan perlu dilakukan evaluasi dengan tujuan untuk melihat capaian pemerataan pelayanan kesehatan yang berkeadilan untuk sasaran 2, sasaran 3, dan sasaran 4 Peta Jalan Menuju JKN 2012 – 2014 serta akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Provinsi NTB. Metode: Evaluasi JKN di Provinsi NTB menggunakan mix methode dengan pendekatan realist evaluation yaitu pendekatan berbasis teori dengan jenis penelitian studi kasus. Data kuantitatif diperoleh dari data sekunder yaitu Dashboard Sistem Kesehatan (DaSK) yang terdiri dari data penyakit dari IHME, data fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan, hasil survei kesehatan dari Kementerian Kesehatan, data sampel JKN 2015-2016 dari BPJS Kesehatan, data kapasitas fiskal dari Kementerian Keuangan dan sumber data lainnya Hasil: Provinsi NTB merupakan daerah kepulauan dan daerah dengan kapasitas fiskal rendah. Capaian sasaran pada Peta Jalan Menuju JKN 2012 – 2019 belum dapat tercapai khususnya pada sasaran 2, 3, dan 4. Sasaran 2 yaitu cakupan kepesertaan JKN baru mencapai 85%, pembaharuan data masyarakat menjadi kendala dalam keikutsertaan JKN. Pada capaian 3, pemerataan paket manfaat khususnya pelayanan jantung juga belum tercapai. Hal ini disebabkan. Terpusatnya layanan kesehatan termasuk layanan jantung di Kota Mataram mengindikasikan fasilitas dan tenaga kesehatan di kabupaten/ lain belum memadai. Hasil evaluasi pada sasaran 4, Provinsi NTB juga tidak tercapai, karena tidak meratanya fasilitas kesehatan, khususnya fasilitas cath lab dan dokter spesialis jantung serta sulit akses transportasi untuk mencapai rumah sakit. Ketersediaan cath lab dan dokter spesialis jantung yang hanya terpusat di Ibu Kota Provinsi yaitu Kota Mataram. Kesimpulan: Pelayanan Kesehatan di Provinsi NTB masih belum merata dan berkeadilan, meskipun JKN sudah mencakup 85% masyarakat. Hal ini terjadi karena fasilitas kesehatan tidak tersedia memadai di seluruh kabupaten/kota dan dokter umum dan dokter spesialis khususnya jantung belum cukup jumlahnya termasuk akses transportasi karena daerah kepulauan. Kata Kunci: Jaminan Kesehatan Nasional, Pemerataan, Pelayanan Kesehatan, NTB

Page 4: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Latar Belakang

Cakupan kesehatan semesta (UHC) merupakan target utama sektor kesehatan dalam pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang memiliki peran sebagai sarana untuk menghubungkan pembangunan sosial dan ekonomi yang adil. UHC menjadi sebuah konsep yang didasarkan pada kesetaraan yang diterima secara luas di tingkat internasional dan nasional sebagai hal yang penting bagi populasi untuk mencapai 'kesehatan untuk semua' terutama bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan (Behera M. et al., 2017).

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara administratif, Provinsi NTB terdiri dari 10 kabupaten/kota dan Kota Mataram merupakan kota terpadat di NTB. Di sektor kesehatan, NTB memiliki 28 Rumah Sakit dan 165 Puskesmas. Jumlah penduduk tahun 2019 yaitu 5.070.385 tahun 2019 dan tahun 2020 yaitu 5.125.622 jiwa (Badan Pusat Statistik RI, 2020).

Sumber: IHME, 2017

Gambar 1. Penyebab Kematian di Provinsi NTB

Gambar 1 menunjukkan penyakit penyebab kematian terbanyak tahun 2017 di NTB. penyakit penyebab kematian dapat digolongkan dalam penyakit menular, penyakit tidak menular dan kecelakaan. Lima penyebab kematian terbanyak di Provinsi NTB tahun 2017 yaitu stroke, ischemic heart disease, tuberculosis, cirrhosis, dan diabetes. Ischemic heart disease (IHD – penyakit jantung) merupakan penyebab kematian di Provinsi NTT yang mengalami perubahan terbesar semenjak 1990 sampai dengan 2017 dengan mengalami peningkatan sebesar 261,5% (The Institute for Health Metrics, 2017).

Page 5: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Penyebab kematian yang semakin meningkat dan prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk semua umur di Provinsi NTB menunjukkan 0,9% masih di bawah tingkat nasional yaitu 1,5%. Meskipun demikian, angka ini akan terus naik apabila tidak ada upaya promotif dan preventif serta edukasi ke masyarakat. Upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Pusat memberikan akses pelayanan kesehatan masyarakat untuk memastikan kebutuhan medis masyarakat terpenuhi. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diluncurkan tahun 2014 menjadi upaya Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pelayanan kesehatan yang berkeadilan sosial ke seluruh masyarakat Indonesia termasuk Provinsi NTB. Pelaksanaan JKN yang telah berjalan 6 tahun ini perlu diperkuat dengan evaluasi program. Evaluasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran keberhasilan pencapaian pada sasaran – sasaran JKN yang tertuang pada Peta Jalan menuju JKN Tahun 2012 – 2019. Evaluasi ini difokuskan pada capaian sasaran-2 yaitu berhasil tercapai apabila sekitar 257,5 juta jiwa mendapat jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan, sasaran-3 berhasil tercapai apabila paket manfaat medis dan non medis (kelas perawatan) sudah sama/ tidak ada perbedaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Sasaran-4 berhasil tercapai apabila jumlah serta sebaran fasilitas pelayanan kesehatan (termasuk tenaga dan alat-alat) sudah memadai untuk menjamin seluruh penduduk terpenuhi kebutuhan medisnya.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam Evaluasi JKN Topik Equity yaitu: 1. Mengidentifikasi apakah sasaran 2, 3, dan 4 dalam Peta Jalan Menuju JKN 2012 – 2019

tercapai di Provinsi NTB? 2. Menganalisis apakah pemerataan sumber daya kesehatan antar kabupaten/kota di

Provinsi NTB telah terjadi? 3. Menganalisis keadilan akses layanan kesehatan antar segmen kepesertaan program

JKN di Provinsi NTB? Metode

Mix methode digunakan dalam penelitian evaluasi ini dan pendekatan realist evaluation atau evaluasi berbasis teori dipilih untuk memperkuat hasil temuan dan teori dasar yang dipakai pada pelaksanaan JKN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu studi kasus yang bertujuan memahami objek yang diteliti. Data kualitatif diperoleh dengan wawancara mendalam terhadap informan melalui purposive sampling yaitu Dinas Kesehatan, Bappeda, Rumah Sakit dan Puskesmas. Data sekunder berasal dari Dashboard Sistem Kesehatan (DaSK) yang terdiri dari data kapasitas fiskal dari Kementerian Keuangan, data penyakit dari The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), data Fasilitas Kesehatan dan SDM dari Kementerian Kesehatan, hasil survei kesehatan dari Kementerian Kesehatan, data sampel JKN 2015-2016 dari BPJS Kesehatan dan sumber data lainnya.

Page 6: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Hasil Evaluasi JKN

1. Temuan sasaran 2: Seluruh penduduk Indonesia mendapat jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan. Hasil sasaran 2 belum tercapai di tahun 2019.

Tabel 1. Segmen Kepesertaan Di Provinsi NTB Tahun 2019

Segmen Jumlah % PBI APBN 2.887.029 67,0% PBI APBD 523.250 11,1% PPU 534.241 12,4% BP 54.870 1.3% PBPU 310.629 7,2% Total Peserta JKN 4.310.019 85% Bukan JKN 760.366 15% Populasi Penduduk 5.070.385 100%

Sumber: BPJS Kesehatan diolah Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), 2019 Tabel 1 menjelaskan bahwa cakupan kepesertaan di Provinsi NTB 85% tahun 2019.

Masih terdapat 15% atau 760.366 jiwa yang belum terdaftar dalam program JKN (Dewan Jaminan Sosial Nasional RI, 2020). Apabila kita telusur dari data Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) di atas, lebih dari 50% merupakan peserta di segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) baik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Kepesertaan belum 100%

Cakupan kepesertaan masih menjadi kendala. Pengurangan kepesertaan karena tunggakan dan pembaharuan peserta menjadi hambatan bagi pemerintah daerah. Pembaharuan data kepesertaan JKN sudah dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Daerah Provinsi. Dalam hal pendanaan untuk masyarakat tidak mampu juga dilakukan oleh pemerintah daerah.

“sharing data ada jadi kan seperti yang saya bilang 2 juta sekian itu adalah PBI, kemudian yang kita sharing antara provinsi dan kabupaten itu fifty-fifty itu 187 orang, yang pemda kabupaten yang membayar sendiri yang sharing dengan kita itu sekita 328 ribu orang.. di bappeda BPKAD minta peran, oke sekian uang disediakan 36 miliar misalnya gitu 4 miliar, 6 miliar nah itu kan kebijakan bappeda bahwa semua dana pajak rokok di NTB provinsi diserahkan untuk premi, 21 miliar pajak rokoknya, 13 miliar itu dana sudah sejak 10 tahun yang lalu” (Dinas Kesehatan Provinsi NTB)

BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara JKN berupaya bekerjasama dengan instansi terkait untuk cakupan kepesertaan JKN.

Page 7: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

“dari dinas ketenaga-kerjaan belum selesai juga artinya mereka tidak patuh, kami bekerja sama lagi dengan kejaksaan negeri kota Mataram. Jadi, untuk memediasi kami yang memang sudah deadlock antara BPJS dengan badan usaha, kemudian dari eeee' tenaga kerja sudah tidak bisa membantu jadi kita memberikan Surat Kuasa Khusus (SKK) kepada kejaksaaan untuk membantu kami memediasi eeee' dengan badan usaha untuk melakukan cross check” (BPJS Kesehatan Cabang Mataram dan Lombok Barat)

Hasil temuan tersebut menghasilkan ilustrasi konfigurasi Context Mechanisme Outcome (C-M-O) yaitu Pemerintah Provinsi NTB memiliki komitmen optimalisasi kepesertaan dengan melibatkan banyak instansi untuk bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/ Kota juga memiliki dana untuk membiayai kepesertaan JKN meskipun hanya untuk PBI. Selain itu BPJS Kesehatan Cabang Mataram dan Lombok Barat mempunyai komitmen kuat terus menambah kepesertaan JKN (context), hal ini mendorong Pemerintah Daerah selalu berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan untuk memperbaharui kepesertaan JKN dan melibatkan berbagai instansi terkait dalam penyelenggaraan JKN meskipun masalah tunggakan belum dapat diselesaikan dengan optimal. Kondisi ini menuntut BPJS Kesehatan tetap melakukan pendekatan pada badan usaha melalui dinas tenaga kerja (mechanism), sehingga cakupan kepesertaan di NTB belum 100% (outcome).

2. Temuan sasaran 3: Paket manfaat medis dan non-medis sudah sama, tidak ada perbedaan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Studi kasus Pelayanan Jantung. Hasil sasaran 3 tidak tercapai di tahun 2019.

Pelayanan penyakit jantung merupakan salah satu paket manfaat yang dapat dinikmati oleh peserta JKN. Namun, ketersediaan fasilitas kesehatan dan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah menjadi alasan utama mengapa peserta JKN tidak dapat menikmati paket manfaat tersebut. Berikut ini data ketersediaan cath lab dan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sebagai salah satu sarana dan prasarana dalam pelayanan jantung.

Tabel 2. Ketersediaan Cath Lab, Dokter Umum, dan Dokter Spesialis Jantung Pelayanan Jantung di Provinsi NTB

KABUPATEN/ KOTA DI PROVINSI NTB CATH LAB DOKTER

UMUM

DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN

PEMBULUH DARAH Lombok Barat 0 26 0 Lombok Tengah 0 35 0 Lombok Timur 0 56 2 Sumbawa 0 42 2 Dompu 0 24 0 Bima 0 51 0 Sumbawa Barat 0 13 0

Page 8: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

KABUPATEN/ KOTA DI PROVINSI NTB CATH LAB DOKTER

UMUM

DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN

PEMBULUH DARAH Lombok Utara 0 12 0 Kota Mataram 2 188 13 Kota Bima 0 13 0 Jumlah 2 460 17

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2020 Ketersediaan Cath Lab di Provinsi NTB terbatas di Kota Mataram ditunjukkan pada

tabel 2 di atas. Data menunjukkan hanya dua yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dan Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi NTB (Kementerian Kesehatan RI, 2020b). Sehingga pasien jantung di Provinsi NTB yang membutuhkan layanan kateterisasi jantung dilakukan rujukan ke Kota Mataram. Apabila melihat sebaran dokter spesialis jantung, hanya 3 kabupaten/kota yang memiliki dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Distribusi dokter spesialis ini menjadi hambatan besar dalam implementasi pelayanan Jantung sebagai salah satu manfaat peserta JKN-KIS. Masalah tersebut menunjukkan adanya biaya tambahan yang dikeluarkan oleh pasien untuk mengakses layanan jantung.

Tabel 3. Peserta JKN yang Mengakses Layanan Kardiovaskuler Berdasarkan ID Peserta JKN

Keterangan Kunjungan FKTP Kunjungan FKTL Jumlah Peserta 3.672.777 Kunjungan CVD (estimalsi populasi) 66.928 8.560 Total Kunjungan (estimasi populasi) 1.178.142 429.533 Rasio CVD per Kunjungan (tertimbang) 5,68% 1,99% Rasio CVD Per 1000 Peserta (tertimbang) 18,2 2,3

Sumber: Data Sampel BPJS Kesehatan 2015 – 2016 diolah dalam DaSK, 2020 Tabel 3 di atas menunjukkan data kunjungan layanan jantung di fasilitas kesehatan

tingkat pertama (FKTP) sebesar 5,68% dari total kunjungan (1.178.142 kunjungan). Data tersebut menunjukkan bahwa FKTP dapat memberikan layanan jantung berupa deteksi dini penyakit jantung. Tabel tersebut juga menunjukkan data jumlah peserta yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut (FKTL) untuk layanan jantung yaitu 1,99% dari total kunjungan FKTL (429.533 kunjungan) atau hanya 12,8% dari total kunjungan layanan jantung di FKTP yang melakukan rujukan layanan jantung. Hal ini dapat kemungkinan karena dokter spesialis jantung yang masih terbatas di beberapa kabupaten/kota sehingga masyarakat yang tinggal jauh dari Kota Mataram kesulitan mengakses rumah sakit di Kota Mataram.

Tabel 4. Kunjungan Peserta JKN untuk Layanan CVD di FKTP per Segmen di Provinsi NTB

Segmen Peserta Persentase Kunjungan PBI APBN 35.99% PBI APBD 5.30% PPU 25.70%

Page 9: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Segmen Peserta Persentase Kunjungan BP 17.19% PBPU 15.82%

Total 100% Sumber: Data Sampel BPJS Kesehatan 2015 – 2016 di olah dalam DaSK, 2020

Tabel 4 di atas menggambarkan kunjungan layanan kardiovaskuler di FKTP berdasarkan segmen peserta. Data menunjukkan bahwa kunjungan layanan kardiovaskuler di FKTP sebagian besar diakses oleh segmen peserta PBI APBN dan PPU. Hal ini dapat menggambarkan bahwa masyarakat miskin tidak memiliki kendala dalam memanfaatkan pelayanan kardiovaskuler di FKTP untuk mendapatkan layanan deteksi dini penyakit jantung. Apabila ketersediaan fasilitas cath lab hanya ada di Kota Mataram, maka masyarakat miskin yang mempunyai penyakit jantung dengan severity level tinggi akan kesulitan mengakses pelayanan jantung di rumah sakit.

Tabel 5. Kunjungan Peserta JKN untuk layanan CVD di FKTL per Segmen di Provinsi NTB

Segmen Peserta Prosentase Kunjungan

PBI APBN 25.51% PBI APBD 12.17% PPU 13.78% BP 28.82% PBPU 19.73%

Total 100% Sumber: Data Sampel BPJS Kesehatan 2015 – 2016 di olah dalam DaSK, 2020

Hasil analisis data kunjungan di rumah sakit pada tabel 5 di atas menjelaskan bahwa kunjungan peserta JKN di FKTL untuk pelayanan jantung. Segmen BP dan PBI APBN menunjukkan persentase kunjungan yang lebih tinggi dari segmen lain. Hal ini dimungkinkan karena segmen peserta BP merupakan peserta lanjut usia karena sebagian besar memiliki penyakit dengan severity level yang tinggi. Segmen peserta PBI APBN merupakan kelompok peserta terbanyak kedua yang mengakses layanan jantung di FKTL. Hal ini menunjukkan bahwa segmen peserta PBI tidak menemui kendala dalam melakukan akses rujukan pelayanan jantung di Provinsi NTB, meskipun perlu pemetaan lebih lanjut secara detail lokasi peserta PBI APBN tinggal, apakah di Kota Mataram atau juga dari kabupaten/ kota lain.

Page 10: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Sumber: Data Sampel BPJS Kesehatan 2015 – 2016 diolah dalam DaSK, 2020

Gambar 2. Total Biaya Kardiovaskular System Group di Provinsi NTB Tahun 2016

Gambar 2 hasil analisis data sampel BPJS Kesehatan (1% dari populasi penduduk Indonesia tahun 2015-2016) menjelaskan bahwa biaya pelayanan kardiovaskular di Provinsi NTB paling banyak digunakan segmen peserta Bukan Pekerja (BP) sebesar 33,6% (Rp. 146.634.700,-) dan Pekerja Penerima Upah (PPU) sebesar 25,6% (Rp. 111.703.200,-) dari keseluruhan segmen kepesertaan JKN (DaSK FKKMK UGM, 2020). Kota Mataram merupakan daerah yang memiliki klaim terbesar untuk biaya pelayanan kardiovaskuler. Hal ini dimungkinkan karena untuk rujukan pelayanan jantung seperti kateterisasi jantung berada di Kota Makassar dengan ketersediaan cath lab dan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang memadai.

Sumber: Data Sampel BPJS Kesehatan 2015 – 2016 diolah dalam DaSK, 2020

Page 11: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Gambar 3. Peta Migrasi Rujukan Keluar Perpindahan Peserta untuk Mengakses Layanan Rujukan Jantung

Gambar 3 merupakan peta yang menggambarkan rujukan ke luar wilayah Provinsi NTB untuk mendapatkan pelayanan jantung beserta besaran klaim dari data sampel 1% dari jumlah peserta JKN tahun 2016. Peta tersebut menunjukkan bahwa DKI Jakarta (kurang lebih 167 juta rupiah) dan Bali (kurang lebih 55 juta rupiah) merupakan daerah yang memiliki klaim terbesar untuk rujukan pelayanan jantung dari NTB. Segmen peserta paling banyak yang melakukan rujukan ke luar Provinsi NTB yaitu PPU dan Bukan Pekerja (BP). Hal ini dapat disimpulkan bahwa rujukan ke luar Provinsi NTB pada tahun 2016 diakibatkan karena jumlah fasilitas kesehatan untuk pelayanan jantung masih terbatas. Pelayanan Jantung masih terbatas?

Ketersediaan Cath lab yang hanya dua di RSUD Kota Mataram dan RSUP NTB memperlihatkan bahwa ketersediaan fasilitas pelayanan jantung yang terbatas. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah tidak tersedia di seluruh Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit (RS) berupaya terus memperbaiki sarana dan prasaran termasuk penambahan dokter spesialis jantung.

“itu kan memang sudah sebelum JKN, memang ada dalam perencanaan rumah sakit akan ada jantung, akan ada ini, akan ada ini. Jadi rumah sakit itu akan lebih melihat kebutuhan masyarakat, peluang itu yang dilihat. JKN itu kan salah satunya memang 80 persen pasien itu adalah JKN tapi bukan JKN yang sepertinya dijadikan dasar tapi peluangnya yang dijadikan sebagai dasar” (Dinas Kesehatan Provinsi NTB)

Peranan ketersediaan dokter spesialis jantung sangat dibutuhkan untuk pelayanan jantung yang membutuhkan tindakan lanjutan seperti katerisasi. Era JKN berjalan belum ada penambahan dokter jantung.

“Lombok Barat belum ya, RSUD provinsi sama kota. Kalau pertemuan dokter sih belum ada penambahan ya. Kalau yang provinsi sama kota. Provinsi ada 3 jantung tapi hanya 2 yang menjalankan cathlab. Siapa namanya yang di Unram itu? hmm dokter Yusra, sama dokter Romi. Kalau yang di Kota... saya lupa. Saya rasa sih belum ada peningkatan jumlah dokter” (BPJS Kesehatan Cabang Mataram dan Lombok Barat).

Analisis data tersebut menghasilkan konfigurasi sebagai berikut, Provinsi NTB memiliki keterbatasan cath lab dan dokter spesialis jantung yang hanya terpusat di Provinsi NTB (Kota Mataram), kondisi goegrafis kepulauan, komitmen rumah sakit dalam pelayanan kesehatan masyarakat (context), mendorong rumah sakit mempunyai perencanaan jangka panjang untuk menyediakan dan mengupayakan dokter spesialis jantung dan sarana prasarananya. Namun, ketersediaan cath lab dan dokter spesialis jantung terpusat di Kota Mataram menyebabkan beban pelayanan jantung hanya terjadi di Kota Mataram (mechanisme), akibatnya rujukan tinggi di Kota Mataram dan tidak semua peserta JKN dapat mengakses pelayanan jantung di Kota Mataram (outcome).

Page 12: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

3. Temuan sasaran 4: Jumlah dan sebaran fasilitas pelayanan kesehatan (termasuk tenaga dan alat-alat) sudah memadai untuk menjamin seluruh penduduk memenuhi kebutuhan medis mereka. Hasil temuan sasaran 4 belum tercapai di tahun 2019.

Persebaran jumlah rumah sakit dan dokter terutama dokter spesialis menjadi peran penting dalam upaya pemerataan pelayanan kesehatan. Salah satu alasannya adalah Provinsi NTB terbagi menjadi beberapa pulau yang dipisahkan oleh lautan. Kondisi ini memperlihatkan kondisi geografis yang sulit dan tidak mudah dijangkau dan sangat tergantung dengan kondisi alam. Hal ini juga menyebabkan tingkat risiko kematian tinggi. Pembangunan kesehatan terutama untuk fasilitas kesehatan yang memadai dan kecukupan tenaga kesehatan sangat bergantung pada kondisi keuangan daerah, dan Provinsi NTB merupakan provinsi dengan kapasitas fiskal kategori rendah yaitu 0,395 (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2019). Berikut ini kondisi persebaran rumah sakit dan dokter di Provinsi NTB.

Tabel 6. Ketersediaan Rumah Sakit di Provinsi NTB

KABUATEN/ KOTA DI

PROVINSI NTB

RUMAH SAKIT

CATH LAB

DOKTER UMUM

RASIO DOKTER (5.000)

DOKTER SPESIALIS

JANTUNG DAN PEMBULUH

DARAH

JUMLAH PENDUDUK

2019

Lombok Barat 2 0 26 139 0 694.985 .Lombok Tengah 4 0 35 190 0 947.488 Lombok Timur 3 0 56 240 2 1.200.612 Sumbawa 2 0 42 92 2 457.671 Dompu 2 0 24 50 0 252.288 Bima 5 0 51 98 0 488.577 Sumbawa Barat 1 0 13 30 0 148.606 Lombok Utara 1 0 12 44 0 220.412 Kota Mataram 16 2 188 97 13 486.715 Kota Bima 1 0 13 35 0 173.031 Jumlah 37 2 460 1.014 17 5.070.385 Sumber: Kementerian Kesehatan, 2019 diolah dalam DaSK

Tabel 6 menjelaskan bahwa ketersediaan cath lab hanya 2 unit di Kota Mataram yang merupakan Ibu Kota Provinsi NTB. Ketersediaan dokter umum masih jauh kurang sekitar 60% dari kebutuhan dokter umum yaitu 1.014 dari standar per 5.000 penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2020c). Ketersediaan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah tersedia cukup memadai namun perlu diperhitungkan kembali kebutuhan dokter spesialis per 100.000 penduduk (Konsil Kedokteran Indonesia, 2018). Pemerintah daerah perlu memperhatikan distribusi fasilitas dan sumber daya manusia kesehatan di kabupaten/ kota di luar Kota Mataram. Mengapa belum sumber daya kesehatan belum memadai

Ketersediaan fasilitas kesehatan rujukan seperti kateterisasi jantung dan dokter spesialis jantung di Provinsi NTB masih terbatas, kondisi geografis kepulauan dan lautan,

Page 13: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

fasilitas (context), kondisi ini mempengaruhi pemerintah Provinsi NTB untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dengan menyediakan layanan kateterisasi jantung. Namun proses pengadaan layanan tersebut membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama (mechanism) akibatnya pelayanan kateterisasi jantung dan dokter spesialis jantung tidak tersedia di setiap Kabupaten/Kota sehingga pasien jantung yang ingin mendapatkan layanan kateterisasi jantung harus dirujuk ke luar Kota atau Provinsi yang membutuhkan biaya tambahan/ out of pocket (outcome).

Pembahasan

Ketimpangan jumlah SDM kesehatan dan distribusi yang tidak merata mengakibatkan ketersediaan fasilitas kesehatan yang terbatas terjadi di Provinsi NTB. Jika dari Pemerintah Provinsi NTB tidak memfokuskan kepada upaya pemerataan fasilitas kesehatan, maka pembangunan kesehatan (terutama pengembangan fasilitas rumah sakit) akan terpusat pada Kota Mataram. World Health Report (2010) menegaskan bahwa tidak cukup dengan menghilangkan hambatan akses menuju pelayanan kesehatan dan sistem pembayaran langsung atas layanan kesehatan (World Health Organization, 2010). Biaya transportasi dan hilangnya pendapatan dapat memiliki dampak lebih besar terhadap finansial rumah tangga. Masalah tersebut mungkin dapat diatasi melalui pengembalian biaya transpor, transfer tunai bersyarat atau bantuan mikro kredit yang dapat membantu keuangan rumah tangga dari kelompok tidak mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Mishra, Khanal, Karki, Kallestrup, & Enemark, 2015).

Kemampuan fiskal Provinsi NTB menurut indeks kapasitas fiskal daerah 0,395 dalam kategori rendah (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2019). Kondisi ini menjelaskan bahwa kemampuan keuangan daerah terbatas. Keterbatasan kemampuan keuangan daerah ini mengakibatkan keterbatasan pendanaan pembangunan untuk sektor kesehatan. Namun demikian, upaya pembangunan kesehatan tetap dilakukan seoptimal mungkin dengan keterbatasan sumber daya keuangan. Berikut ini pertumbuhan rumah sakit di Provinsi NTB sejak tahun 2012 sampai dengan Januari tahun 2020.

Page 14: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2020 diolah dalam DaSK.

Gambar 4. Pertumbuhan Rumah Sakit Di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara

Pertumbuhan rumah sakit (RS) di gambar 4 menjelaskan bahwa Provinsi NTB tidak memiliki RS sebanyak Provinsi DKI Jakarta , Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan provinsi lainnya. Tahun 2012 Provinsi NTB mempunyai RS 22 rumah sakit dan pada Januari tahun 2020 memiliki 36 rumah sakit (Kementerian Kesehatan RI, 2020a). Terjadi pertumbuhan rumah sakit sebesar 16 rumah sakit atau mengalami pertumbuhan 64%, artinya dalam setahun rata – rata terjadi pembangunan 2 rumah sakit. Angka rasio rumah sakit per 100.000 penduduk pada tahun 2020 adalah 142.378 artinya satu rumah sakit melayani 142.000 jiwa, idealnya 1 rumah sakit melayani 100.000 penduduk, sehingga Provinsi NTB dengan penduduk sebesar 5.125.622 jiwa tahun 2020 membutuhkan 52 rumah sakit atau membutuhkan 16 rumah sakit baru tahun 2020.

Kebijakan desentralisasi fiskal yang diberlakukan di Indonesia sudah optimal membantu Pemerintah Daerah dalam menggali potensi keuangan untuk mendukung pendapatan asli daerah. Desentralisasi fiskal melibatkan pengalihan tanggung jawab pengeluaran dan / atau pendapatan ke tingkat pemerintah daerah. Tren in mengusung gagasan bahwa mengalihkan wewenang dan sumber daya ke tingkat pemerintah daerah, diharapkan dapat membawa keputusan yang mengarah pada kesesuaian antara alokasi sumber daya dan kebutuhan daerah dengan lebih baik (Cashin, 2016). Dengan demikian peningkatan kapasitas fiskal daerah sangat perlu untuk mendukung pembangunan kesehatan di daerah.

Kesimpulan

Provinsi NTB dengan daerah kepulauan dan dipisahkan laut menyebabkan kebutuhan pelayanan kesehatan yang memadai di setiap pulau. Pelaksanaan JKN di Provinsi NTB secara

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

DKI Jakarta Jabar Jateng DIY Jatim Banten Bali NusaTenggara

Barat

NusaTenggara

Timur

Trend Jumlah RS di Kepulauan Jawa, Bali, Nusa Tenggara

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Page 15: Evaluasi Capaian Pemerataan Layanan Kesehatan yang … · 2020. 5. 5. · Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri dari 2 pulau besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Secara

umum belum berdampak pada ketersediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai, kecuali di Kota Mataram yang merupakan Ibu Kota Provinsi NTB. Sasaran yang ingin dicapai pada Peta Jalan Menuju JKN belum tercapai khususnya untuk sasaran 2, sasaran 3, dan sasaran 4. Kemampuan fiskal yang rendah menjadi salah satu hambatan perkembangan pembangunan kesehatan di Provinsi NTB.

Referensi

Badan Pusat Statistik RI. (2020). Proyeksi Penduduk 2010 - 2035. Retrieved from https://www.bps.go.id/statictable/2014/02/18/1274/proyeksi-penduduk-menurut-provinsi-2010---2035.html

Behera M., Behera, D., Ooms, G., Hammonds, R., Friedman, E. A., Latif, L. A., … Chopra, M. (2017). Universal Health Coverage: a commitment to close the gap. The Lancet, 6(1), 1–9. https://doi.org/10.20683/jniph.66.4_367

Cashin, C. (2016). Health Financing Policy: The Macroeconomic, Fiscal, and Public Finance Context. Health Financing Policy: The Macroeconomic, Fiscal, and Public Finance Context. https://doi.org/10.1596/978-1-4648-0796-1

DaSK FKKMK UGM. (2020). Pemetaan Utilisasi Layanan Rujukan diolah dari Data Sampel BPJS Kesehatan. Retrieved from https://kebijakankesehatanindonesia.net/datakesehatan/file/utilisasi-peserta-JKN.html

Dewan Jaminan Sosial Nasional RI. (2020). Data Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia. Retrieved from http://sismonev.djsn.go.id/kepesertaan/?jumpto=map_canvas

Kementerian Kesehatan RI. (2020a). Data Rumah Sakit di Indonesia. Retrieved from http://sirs.yankes.kemkes.go.id/fo/

Kementerian Kesehatan RI. (2020b). Data Sarana Rumah Sakit di Indonesia. Retrieved from http://aspak.kemkes.go.id/aplikasi/site/index

Kementerian Kesehatan RI. (2020c). Data Sumber Daya Manusia Kesehatan di Indonesia. Retrieved from http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_sdmk/info/

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 126/PMK.07/2019 Tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah (2019).

Konsil Kedokteran Indonesia. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 57 Tahun 2018 Tentang Standar Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (2018).

Mishra, S. R., Khanal, P., Karki, D. K., Kallestrup, P., & Enemark, U. (2015). National health insurance policy in Nepal: Challenges for implementation. Global Health Action, 8(1). https://doi.org/10.3402/gha.v8.28763

The Institute for Health Metrics. (2017). Global Burden Disease. Washington. Retrieved from https://vizhub.healthdata.org/gbd-compare/#

World Health Organization. (2010). Health System Financing. Retrieved from https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44371/9789241564021_eng.pdf;jsessionid=2357DD4C2F3B3D23C0FC55D8DBEBF740?sequence=1