BAB I PENDAHULUAN - · PDF filePendahuluan akan berisi profil perusahaan, struktur organisasi...

16
1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan akan berisi profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, lingkup bidang usaha, dan isu bisnis yang dihadapi perusahaan. Datadata yang tersaji di bawah ini diambil dari website resmi perusahaan, yaitu: www.bankmandiri.co.id. 1.1 Profil Perusahaan 1.1.1 Sejarah Perusahaan Berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998, Bank Mandiri merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Keempat bank tersebut mempunyai sejarah yang dapat ditelusuri hingga lebih dari 140 tahun yang lalu. Mereka telah turut membentuk riwayat perbankan di Indonesia. Bank Dagang Negara adalah salah satu bank tertua di Indonesia. Bank yang sebelumnya dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij ini didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Nama bank ini kemudian berubah menjadi Escomptobank NV pada tahun 1949. Tahun 1960 menjadi tonggak sejarah tersendiri bagi bank ini karena pada tahun itu Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - · PDF filePendahuluan akan berisi profil perusahaan, struktur organisasi...

BAB I  

PENDAHULUAN 

 

Pendahuluan  akan  berisi  profil  perusahaan,  struktur  organisasi  perusahaan, 

lingkup  bidang  usaha,  dan  isu  bisnis  yang  dihadapi  perusahaan.  Data‐data 

yang  tersaji  di  bawah  ini  diambil  dari  website  resmi  perusahaan,  yaitu: 

www.bankmandiri.co.id. 

 

1.1 Profil Perusahaan  1.1.1 Sejarah Perusahaan 

 

Berdiri  pada  tanggal  2 Oktober  1998,  Bank Mandiri merupakan  bagian  dari 

program restrukturisasi perbankan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. 

Pada  bulan  Juli  1999,  empat  bank milik  Pemerintah  yaitu,  Bank  Bumi Daya, 

Bank Dagang Negara, Bank Ekspor  Impor  Indonesia dan Bank Pembangunan 

Indonesia,  bergabung  menjadi  Bank  Mandiri.  Keempat  bank  tersebut 

mempunyai  sejarah  yang  dapat  ditelusuri  hingga  lebih  dari  140  tahun  yang 

lalu. Mereka telah turut membentuk riwayat perbankan di Indonesia.  

 

Bank Dagang Negara  adalah  salah  satu bank  tertua di  Indonesia. Bank yang 

sebelumnya dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij ini 

didirikan  di  Batavia  (Jakarta)  pada  tahun  1857.  Nama  bank  ini  kemudian 

berubah menjadi  Escomptobank  NV  pada  tahun  1949.  Tahun  1960 menjadi 

tonggak sejarah  tersendiri bagi bank  ini karena pada  tahun  itu Escomptobank 

dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah bank 

pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan. 

 

 2 

Bank  Bumi  Daya  didirikan  melalui  proses  nasionalisasi  sebuah  perusahaan 

Belanda  De Nationale Handelsbank NV menjadi  Bank  Umum Negara  pada 

tahun 1959. Pada  tahun 1964, Chartered Bank  (sebelumnya adalah Bank milik 

Inggris)  juga  dinasionalisasi,  dan  hak  melanjutkan  operasi  bank  tersebut 

diberikan  kepada  Bank Umum Negara.  Selanjutnya,  pada  tahun  1965,  Bank 

Umum Negara digabungkan   ke dalam Bank Negara  Indonesia dan  berganti 

nama menjadi  Bank  Negara  Indonesia  Unit  IV  yang  kemudian  beralih  lagi 

menjadi Bank Bumi Daya. 

 

Sejarah Bank Ekspor  Impor  Indonesia  (Bank Exim)  bermula dari perusahaan 

dagang  Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij.  Perusahaan  yang 

didirikan  pada  tahun  1842  itu  mengembangkan  kegiatannya  di  sektor 

perbankan pada  tahun 1870. Pemerintah  Indonesia kemudian menasionalisasi 

perusahaan ini pada tahun 1960 dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini 

digabung dengan Bank Negara Indonesia  menjadi Bank Negara Indonesia Unit 

II. Kemudian, pada tahun 1968, Bank Negara Indonsia Unit II dipecah menjadi 

dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Ekspor – 

Impor,  yang  akhirnya menjadi BankExim,  bank  pemerintah  yang membiayai 

kegiatan ekspor dan impor. 

 

Bank Pembangunan  Indonesia  (Bapindo)  bermula dari Bank  Industri Negara 

(BIN)  yang  didirikan  pada  tahun  1951.  Bank  ini  didirikan  dengan  misi 

mendukung   pengembangan  sektor  –  sektor  ekonomi  tertentu,  khususnya 

perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik 

negara pada  tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. 

Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional 

melalui  pembiayaan  jangka  menengah  dan  jangka  panjang  pada  sektor 

manufaktur, transportasi dan pariwisata.  

 

  3

Berawal  dari  merger  empat  bank  di  atas,  Bank  Mandiri  melalui  tonggak‐

tonggak penting dalam perkembangannya hingga saat ini. Salah satunya terjadi 

pada  tanggal  14  Juli  2003  ketika  Pemerintah  Indonesia melakukan  divestasi 

sebesar  20%  atas  kepemilikan  saham  di  Bank  Mandiri  melalui  penawaran 

umum  perdana  (IPO).  Selanjutnya  pada  tanggal  11 Maret  2004,  Pemerintah 

Republik Indonesia melakukan divestasi lanjutan atas 10% kepemilikan di Bank 

Mandiri.  Hal  ini  merupakan  landasan  bagi  tahap  transformasi  berikutnya 

menjadi Regional Champion Bank. 

 

Dalam laporan tahunannya pada tahun 2006 terlihat bahwa total aktiva per 31 

Desember  2006  sebesar  Rp  267,5  triliun.  Jumlah  dana  pihak  ketiga  Bank 

Mandiri mencapai  15,2%  dari  total  dana  pihak  ketiga  secara  nasional.  Bank 

Mandiri memiliki  struktur permodalan yang kokoh dengan Rasio Kecukupan 

Modal  (Capital Adequacy  Ratio‐CAR)  sebesar  25,3%  pada  akhir  tahun  2005, 

jauh di atas ketentuan minimum Bank Indonesia sebesar 8%.  

 

Pada saat ini, berkat kerja keras lebih dari 21.000 karyawan yang tersebar di 909 

kantor  cabang dan didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang 

investment  banking,  perbankan  syariah  serta  bank  assurance,  Bank Mandiri 

menyediakan  solusi  keuangan  yang  menyeluruh  bagi  perusahaan  swasta 

maupun  milik  negara,  komersiil,  usaha  kecil  dan  mikro  serta  nasabah 

consumer. 

 

Keberadaan Bank Mandiri cabang Surapati Bandung ini merupakan bagian dari 

rangkaian cabang Bank Mandiri, dengan operasional dan ketentuan mengikuti 

dari sistem yang telah ditetapkan oleh Kantor Pusat Bank Mandiri di Jakarta. 

 

 

 

 4 

1.1.2 Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi 

 

Berdasarkan akar sejarahnya yang kuat, analisis internal, analisis eksternal dan 

analisis  potensi  pasar  di    masa  yang  akan  datang,  maka  Bank  Mandiri 

menetapkan visi, misi, tujuan dan strateginya sebagai berikut: 

 

Visi: 

Dengan  moto  ‘Melayani  Dengan  Hati,  Menuju  Yang  Terbaik’,  Bank  Mandiri 

menetapkan visinya untuk menjadi ‘Bank Terpecaya Pilihan Anda’. 

 

Misi: 

Adapun misi yang ditetapkan oleh Bank Mandiri adalah sebagai berikut: 

• Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar  

• Mengembangkan sumber daya manusia professional  

• Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder  

• Melaksanakan manajemen terbuka  

• Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan  

 

Nilai:   

Manajemen Bank Mandiri bertekad untuk menerapkan nilai‐nilai kebersamaan 

sebagai berikut: 

1. Trust/Kepercayaan:  Membangun  keyakinan  dan  sangka  baik  di  antara 

stakeholders  dalam  hubungan  yang  tulus  dan  terbuka  berdasarkan 

kehandalan. 

2. Integrity/Integritas:  Setiap  saat  berpikir,  berkata  dan  berperilaku  terpuji, 

menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi. 

3. Professionalism/Profesionalisme:  Berkomitmen  untuk  bekerja  tuntas  dan 

akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab. 

  5

4. Customer  focus/Fokus  pada  pelanggan:  Senantiasa  menjadikan  pelanggan 

sebagai  mitra  utama  yang  saling  menguntungkan  untuk  tumbuh  secara 

berkesinambungan. 

5. Excellence/Kesempurnaaan: Mengembangkan dan melakukan  perbaikan di 

segala bidang untuk mendapatkan nilai  tambah  optimal dan hasil  terbaik 

secara terus menerus. 

 

Tujuan: 

Tujuan Bank Mandiri adalah untuk memasuki tahapan strategis menjadi salah 

satu  bank  terkemuka  di  kawasan  regional Asia  Tenggara  (Regional Champion 

Bank).  Sasaran  yang  ingin  dicapai  dalam  jangka  pendek  adalah  menjadi 

dominant‐multi  specialist  bank  sehingga  dapat menjadi  bank  yang  dominan  di 

Indonesia dengan market share revenue 20‐30% dengan strategi bisnis yang unik 

sehingga menghasilkan  sinergi di  tiap‐tiap  segmen pasarnya. Selain  itu, Bank 

Mandiri  juga  bertujuan  untuk  menjadi  bank  pilihan  nasabah  yang  utama 

karena mampu menyediakan the most extensive products dan the most convenient 

access. 

 

Strategi: 

Untuk  mencapai  visi,  misi,  dan  tujuan  yang  dikemukakan  di  atas,  Bank 

Mandiri menetapkan strategi sebagai berikut: 

1. Menyelesaikan  permasalahan  kredit  bermasalah  (NPL)  dan  melakukan 

konsolidasi bisnis Corporate Banking. 

2. Memperbaiki  image  perusahaan, meningkatkan  penerapan Good Corporate 

Governance dan memperkuat kapabilitas. 

3. Melanjutkan  pengembangan  bisnis  pada  seluruh  segmen  yang  telah 

ditetapkan. 

4. Meningkatkan efisiensi operasional. 

 6 

5. Meningkatkan  profesionalisme  SDM  melalui  penerapan  corporate  values, 

performance culture, sales & risk culture. 

 

Bank  Mandiri  juga  menetapkan  strategi‐strategi  khusus  untuk  beberapa 

bidang, yaitu: 

• Bidang Produksi 

1. Meningkatkan pertumbuhan kredit konsumsi yang lebih agresif dengan 

mengoptimalkan teknologi,  metode scoring, pembentukan consumer loan 

processing center, dan sales center (paying agent) serta pertumbuhan kredit 

komersial. 

2. Menjaga  dan  meningkatkan  kualitas  serta  produktivitas  kredit‐kredit 

korporasi  dan  menggali  lebih  optimal  bisnis  yang  berorientasi 

menghasilkan  fee  based  income  (trade  finance,  forex  transaction,  cash 

management, dll). 

3. Mengembangkan bisnis melalui kegiatan yang bernilai  tambah melalui 

pengembangan  produk  dan  pelayanan  (investment  banking,  islamic 

banking,  bank  assurance, mutaul  fund, dll) guna memberikan  sinergi dan 

kelengkapan produk dan pelayanan perbankan umum  sehingga dapat 

memperkuat struktur sumber penghasilan melalui peningkatan fee based 

income. 

 

• Bidang Marketing 

1. Pengembangan  program  promosi  yang  terpadu  terutama  untuk 

pembentukan  corporate  image  sebagai  bank  yang  mampu  melayani 

seluruh nasabah (universal bank). 

2. Program marketing yang konsisten, efisien, dan efektif guna mendukung 

peluncuran  produk  baru,  pengembangan  fitur,  perluasan  jaringan, 

penyelenggaraan  undian  dan  hadiah,  serta  citra  perusahaan  secara 

menyeluruh. 

  7

• Bidang Teknologi 

1. Pengembangan sistem core banking yang baru dan terintegrasi mencakup 

branch &  service  system,  bank  wide  customer  information  file,  loan &  loan 

collection, remittance system dan general ledger. 

2. Pengembangan  sistem  delivery  channels di  antaranya  call  center,  internet 

banking,  sms  banking,  cash  management,  corporate  desktop  banking,  dan 

pemilihan  middleware  untuk  menghubungkan  delivery  channel  dengan 

core banking. 

3. Pengembangan MIS yang mendukung  teknologi data warehouse  terkini 

di  antaranya  untuk  kebutuhan  internal  reporting, marketing  information, 

dan risk management information. 

4. Peningkatan struktur IT. 

 

• Bidang Sumber Daya Manusia 

1. Pengembangkan sumber daya manusia melalui program pelatihan. 

2.  Peningkatan penghayatan atas budaya kerja perusahaan. 

 

1.2 Struktur Organisasi 

 

Dalam  pengelolaan  organisasinya, PT Bank Mandiri  (Persero), Tbk. memiliki 

sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 6 (enam) anggota 

serta  sebuah  Dewan  Direksi  yang  beranggotakan  1  (satu)  orang  Presiden 

Direktur  atau CEO,  dan  9  (sembilan)  orang  anggota Dewan Direksi  lainnya 

yang  memiliki  fungsi  dan  tanggung  jawab  yang  berbeda,  susunan  dewan 

komisaris dan direksi Perusahaan per tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai 

berikut: 

 8 

 Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Sumber : Laporan Tahunan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk., 2006 

 

1.3 Lingkup Bidang Usaha 

 

1.3.1 Produk dan Jasa yang Ditawarkan 

 

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk berperan sebagai lembaga intermediaries yang 

menghimpun  kelebihan  dana  (excessive  fund),  baik  dari  masyarakat  umum 

  9

maupun masyarakat bisnis, melalui giro, tabungan, deposito, dan jasa lainnya. 

Dana  tersebut disalurkan melalui kredit, bank garansi, dan  jasa  lainnya. Bank 

Mandiri,  sebagai  bagian  dari  industri  perbankan,  menjalankan  kegiatan 

usahanya melalui unit‐unit bisnisnya yang terdiri dari 6 direktorat, yaitu : 

 

A. Corporate Banking 

Direktorat  Bank  Mandiri  yang  basis  pelanggannya  adalah  perusahaan‐

perusahaan  (corporate). Produk yang berada di bawah direktorat  ini antara 

lain:  Cash  Management,  Structured  Finance,  Treasury  Product,  dan  Trade 

Finance Service. 

 

B. Commercial Banking 

Direktorat  Bank Mandiri  yang memfokuskan  diri  pada  sektor  commercial. 

Produk yang ditawarkan direktorat ini antara lain:  

1. Pembiayaan  (Kredit  Modal  Tunai,  Kredit  Investasi,  Kredit  Angunan 

Tunai);  

2. Trade  finance  and  service  (L/C  Impor,  Negosiasi  Wesel  Ekspor,  Surat 

Kredit Berdokumen Dalam Negeri, Foreign Exchange Line);   

3. Bank garansi & standby L/C (Bank Garansi untuk Tender, Bank Garansi 

Penerimaan  Uang  Muka,  Bank  Garansi  untuk  Pelaksanaan/ 

Pemeliharaan, Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran, dan Standby 

L/C);  

4. Pembiayaan  khusus  (Pembiayaan  Bagi  Kontraktor  Pertambangan  dan 

Telekomunikasi, Kredit Kerja Komoditas, Kredit Talangan Haji Khusus, 

Kredit melalui/kepada  Perusahaan Multi  Finance,  Kredit Modal  Kerja 

dengan Fasilitas e‐Biz Card Mandiri, Kredit Multi Guna Usaha);  

5. Cash  management  (Immediate  Cash,  Mass  Transaction  System  Cash 

Management System, Account Pooling), dan produk dana  (Giro, Deposito 

On Call, Deposito Berjangka). 

 10

C. Consumer Finance 

Direktorat  ini memfokuskan  diri  pada  pemenuhan  kebutuhan  konsumen 

(target utamanya nasabah perorangan). Peningkatan  layanan nasabah dan 

pengembangan  produk  keuangan  konsumen,  baik  produk  simpanan 

maupun pinjaman menjadi fokus utamanya. Produk yang berada di bawah 

direktorat ini adalah:   

1. Tabungan ( Tabungan Mandiri,   Tabungan Rencana Mandiri, Tabungan 

Haji Mandiri, Mandiri Dollar),  

2. Rekening giro (Giro Mandiri), deposito (Deposito Mandiri dan Deposito 

US$ Mandiri),  

3. Produk investment and bank assurance (Reksadana, AXA Mandiri Financial 

Service,  Mandiri  Investasi  Sejahtera,  Mandiri  Jiwa  Sejahtera,  Mandiri 

Siswa Sejahtera, dan Mandiri Dana Sejahtera),  

4. Pinjaman  (KPR  Graha  Mandiri,  KPR  Graha  Mandiri  Angsuran 

Berjenjang,  Multiguna  Mandiri,  Mitrakarya  Mandiri,  Kredit  Bebas 

Agunan Mandiri, KBA Pendidikan Mandiri, KPM Kendara Mandiri),  

5. Layanan kartu (Kartu Mandiri dan Kartu Kredit Mandiri),  

6. Layanan  24  jam  (ATM Mandiri, m‐ATM  Bank Mandiri,  SMS  Banking 

Mandiri, Internet Banking Mandiri, Call Mandiri), 

7. Layanan VIP (Bank Mandiri Prioritas), 

8. Layanan  lainnya  (Tarif  Layanan, Mandiri  Traveller  Cheque,  Payment 

Point,  Payroll  Package,  Traveller  Cheque  Valuta Asing,  Transfer,  Safe 

Deposit Box, Inkaso/Collection, Mandiri Western Union, BPIH). 

 

D. Micro and Retail Banking 

Pada  akhir  tahun  2006 Direktorat Micro & Retail Banking  telah membiayai 

126.541  wirausahawan  kecil  dan  mikro  dengan  Volume  Usaha  Kecil 

mencapai  Rp  8.60  triliun  atau  tumbuh  9,7%  dibanding  posisi  tahun  2005 

yang terdiri dari pinjaman sebesar Rp 7,32 triliun dan simpanan sebesar 1.28 

  11

triliun. Sementara  itu, Volume Usaha Mikro mencapai 1.94  triliun  tumbuh 

sebesar 12% dibandingkan  tahun  lalu. Dari  jumlah  tersebut 69% portofolio 

kredit  disalurkan  ke  sektor  perdagangan  dan  selebihnya  disalurkan  ke 

sektor perkebunan, jasa dan industri rumah tangga. 

 

Di bidang bisnis ritel, Bank Mandiri fokus pada pertumbuhan dana murah, 

di mana dana Giro dan Tabungan tumbuh sebesar 9.3% dan 28.7% sehingga 

memperbaiki  rasio  dana  murah  menjadi    53%  terhadap  total  dana 

masyarakat diikuti dengan peningkatan  jumlah  kartu ATM mandiri  yang 

beredar  sebesar 29.8% dibandingkan dengan  tahun 2005 menjadi 5,75  juta 

kartu.  Seiring  dengan  peningkatan  jumlah  kartu  diikuti  pula  dengan 

peningkatan jumlah transaksi e‐channel menjadi 26 juta transaksi per bulan 

atau  meningkat  33%  dari  tahun  lalu,  melampaui  transaksi  cabang  yang 

sebesar 8 juta transaksi per bulan. 

 

Seiring dengan perkembangan bisnis,  ekspansi  jaringan  cabang  senantiasa 

dilakukan  dengan  penambahan  17  kantor  baru  di  tahun  2006  sehingga 

jumlah  cabang  mencapai  924  outlet  untuk  melayani  nasabah  reguler, 

sedangkan untuk nasabah segmen mass affluent dan affluent dilayani melalui 

25 outlet prioritas dan  17  priority  lounge yang  tersebar di  17 kota besar di 

Indonesia.  Pengembangan  jaringan  cabang  diikuti  pula  dengan 

penambahan  jumlah  ATM  menjadi  2.800  unit,  2  Cash  Deposit  Machine 

(CDM),  17.362 merchant  EDC  dan  kerjasama  dengan ATM  Bersama  dan 

ATM Link untuk memperluas jangkauan pelayanan menjadi 13.714 ATM. 

 

E. Treasury and International Banking 

Produk  yang  berada  di  bawah  direktorat  ini  meliputi:  Group  Treasury 

(Treasury  Product/Sales  Management,  Treasury  Liquidity,  Treasury  Trading, 

 12

Unit  Trading  Policies  &  Procedures)  and  Group  Financial  Institutions  and 

Overseas Network. 

 

F. Special Asset Management 

Tahun  2006  dimulai  dengan  tingginya  kredit  bermasalah  yang  dikelola 

Bank, yaitu sebesar 25.3% (gross) atau 15.3% (nett) dari total portfolio kredit. 

Untuk  menghadapi  permasalahan  tersebut,  Manajemen  membentuk 

Direktorat  Special Asset Management  yang mulai  efektif  sejak  bulan Mei 

2006  dengan  tujuan  agar  pelaksanaan  restrukturisasi  dan  penyelesaian 

kredit bermasalah dapat dilaksanakan dengan lebih efisien dan terfokus. 

 

Direktorat Special Asset Management yang membawahi Credit Recovery  I 

Group dan Credit Recovery II Group (setelah sebelumnya tergabung dalam 

Direktorat Treasury andInternational), merupakan unit kerja yang  terpisah 

dari unit kerja pemberi kredit, dan khusus menangani Non Performing Loan 

(NPL) segmen Corporate dan Commercial. Sedangkan, untuk NPL segmen 

Consumer dikelola oleh Consumer Collection Group yang berada di bawah 

Direktorat Risk Management. 

 

Dalam  menangani  kredit  bermasalah,  Bank  Mandiri  secara  intensif 

melakukan  restrukturisasi  dan  penyelesaian  NPL,  sehingga  pada  akhir 

tahun  2006 portofolio NPL dapat ditekan dari  sebesar Rp  26.751,51 miliar 

pada  tahun  2005 menjadi  sebesar  Rp  18.677,41 miliar,  dimana Direktorat 

Special Asset Management mengelola  lebih dari 80% portofolio NPL Bank 

Mandiri. 

 

Perbaikan  NPL  selama  tahun  2006  merupakan  hasil  restrukturisasi  dan 

collection sehingga terjadi perbaikan kolektibilitas dan pelunasan sebesar Rp 

11.313,82  miliar,  yang  terdiri  dari  debitur  Corporate,  Commercial  dan 

  13

Consumer, masing‐masing  sebesar  Rp  9.853,85 miliar,  Rp  1.366,92 miliar 

dan  Rp  93,05 miliar.  Selama  tahun  2006,  Bank Mandiri  telah melakukan 

hapus buku  terhadap debitur  sebesar Rp 4.475,75 miliar, yang  terdiri dari 

20,86%  debitur Corporate,  71,98%  debitur Commercial  dan  7,16%  debitur 

Consumer. 

 

1.3.2 Proses Bisnis 

 

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk berperan sebagai lembaga intermediaries yang 

menghimpun  kelebihan  dana  (excessive  fund),  baik  dari  masyarakat  umum 

maupun masyarakat bisnis, melalui giro, tabungan, deposito, dan jasa lainnya. 

Dana  tersebut  kemudian  disalurkan  melalui  kredit,  bank  garansi,  dan  jasa 

lainnya. Karena  itu,  sebagai  lembaga  intermediaries, dua proses bisnis utama 

yang  dilakukan  oleh  Bank  Mandiri  adalah  proses  pengumpulan  dana  dan 

penyaluran  dana.  Kedua  proses  bisnis  tersebut  dapat  dijelaskan  lebih  lanjut 

pada bagian selanjutnya. 

 

1.3.2.1 Proses Pengumpulan Dana  

 

Dalam proses pengumpulan dana, Bank Mandiri menggunakan prinsip Know 

Your  Customer  (KYC).  Prinsip  ini  berarti mengetahui  profil  konsumen  yang 

dihimpun  dananya  oleh  PT.  Bank Mandiri,  Tbk.  Teknis  pelaksanaan  Prinsip 

KYC  ini meliputi  kebijakan  penerimaan  dan  identifikasi  nasabah,  kebijakan 

pemantauan transaksi dan pelaporan transaksi keuangan tunai mencurigakan. 

Prinsip  tersebut  diterapkan  untuk  menghindari  praktek  pencucian  uang. 

Prinsip  tersebut  sejalan  dengan  Peraturan  Bank  Indonesia No.  3/10/PBI/2001 

tentang  Prinsip Mengenal  Nasabah  pada  tahun  2001,  sebagaimana  terakhir 

diubah dengan PBI No.  5/21/PBI/2003 untuk menyesuaikan dengan Undang‐

Undang No.  25  tahun  2003  tentang  Pidana  Pencucian Uang. Adapun  proses 

 14

pengumpulan  dana  yang  dilakukan  oleh  PT.  Bank  Mandiri,  Tbk.  Adalah 

sebagai berikut: 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1.2  Skema Proses Pengumpulan Dana PT. Bank Mandiri, Tbk. Sumber: Proyek Akhir Irene Yasmin, 2007 

  

1.3.2.2 Proses Penyaluran Dana 

 

Dalam  proses  penyaluran  dana,  PT.  Bank  Mandiri  menggunakan  prinsip 

kehati‐hatian untuk menghindari hal‐hal yang  tidak diinginkan  seperti kredit 

macet  atau  nonperforming  loan.  Valuasi  terhadap  pemohon  kredit  dilakukan 

dengan  teliti.  Bank  Mandiri  juga  melakukan  survey  dan  penelitian  untuk 

mengetahui  industri  yang  layak diberi pinjaman. Adapun proses penyaluran 

kredit yang dilakukan oleh Bank Mandiri dapat terlihat pada skema berikut: 

 

 

 

 

  15

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1.3 Skema Penyaluran Dana PT. Bank Mandiri, Tbk. Sumber: Proyek Akhir Irene Yasmin, 2007 

 

1.4 Isu Bisnis yang Dihadapi 

 

Persaingan dan semakin ketatnya kebijakan‐kebijakan moneter yang ditetapkan 

oleh Bank Indonesia membawa tantangan baru bagi dunia perbankan. Bagi PT. 

Bank  Mandiri,  Tbk.,  kondisi  di  atas  ditambah  dengan  kondisi  internal 

perusahaan yang kurang mendukung di antaranya: 

1. Nonperforming  loans  (NPL)   dan  risiko  kredit  yang  tinggi didominasi  oleh 

portofolio kredit Corporate sebagai akibat dari kelemahan dalam sistem dan 

sumber daya manusia terkait dengan kredit. 

2. Governance,  risk  management  dan  sistem  pengendalian  operasional 

perusahaan masih belum berjalan dengan baik 

3. Adanya  kekhawatiran  nasabah  dan  pegawai  bahwa  kredit  bermasalah 

dapat dikaitkan langsung dengan indikasi korupsi. 

 16

4. Profitabilitas  (laba,   ROE, ROA, NIM) yang  rendah karena besarnya porsi 

obligasi  rekap  yang mempunyai  yield  rendah,  tingginya  NPL,  tingginya 

Cost  of Funds, dan  rendahnya  fee  based  income, di  lain pihak Cost  to  Income 

Ratio cenderung meningkat.  

5. Corporate  values,  performance  culture,  dan  accountability  belum  terbangun 

dengan baik dalam organisasi. 

6. Consumer dan Commercial sales model, branch network dan electronic channel 

belum optimal.   

7. Besarnya  NPL  kemungkinan  akan  menghambat  pertumbuhan,  sehingga 

dikhawatirkan target pertumbuhan earning asset tidak tercapai.