BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR...

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Beberapa tahun belakangan ini sektor pariwisata Indonesia diramaikan dengan fenomena banyaknya usaha pengembangan desa wisata yang bermunculan di berbagai penjuru daerah di Tanah Air. Fenomena ini sejalan dengan semangat otonomi daerah yang memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri kepentingan daerahnya menurut prakarsa masyarakat setempat berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, peran-serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah setempat sampai ke tingkat kesatuan pemerintahan terkecil yaitu desa (UU Nomor 22/1999 jo UU Nomor 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah). Jenis-jenis pengaturan yang kewenangannya diserahkan kepada deesa salah satunya adalah kewenangan pariwisata. Pariwisata merupakan bidang yang sangat strategis untuk dijadikan penggerak perekonomian masyarakat bila dikembangkan dengan sungguh- sungguh dan melibatkan seluruh stakeholder. Berdasar data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 1 , pada tahun 2014 Kemenparekraf menargetkan sebanyak 2000 desa yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata pada tahun 2014. Tujuannya adalah untuk membentuk masyarakat sadar wisata, yang 1 Kemenparekraf. 2011. Kemenparekraf Targetkan 960 Desa Wisata Pada 2012 dalam http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=814 . Diakses pada 19/05/2013 pukul 22:00 WIB.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Beberapa tahun belakangan ini sektor pariwisata Indonesia diramaikan

dengan fenomena banyaknya usaha pengembangan desa wisata yang bermunculan

di berbagai penjuru daerah di Tanah Air. Fenomena ini sejalan dengan semangat

otonomi daerah yang memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk

mengatur dan mengurus sendiri kepentingan daerahnya menurut prakarsa

masyarakat setempat berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, peran-serta

masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan

keanekaragaman daerah setempat sampai ke tingkat kesatuan pemerintahan

terkecil yaitu desa (UU Nomor 22/1999 jo UU Nomor 32/2004 Tentang

Pemerintahan Daerah). Jenis-jenis pengaturan yang kewenangannya diserahkan

kepada deesa salah satunya adalah kewenangan pariwisata.

Pariwisata merupakan bidang yang sangat strategis untuk dijadikan

penggerak perekonomian masyarakat bila dikembangkan dengan sungguh-

sungguh dan melibatkan seluruh stakeholder. Berdasar data Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif1, pada tahun 2014 Kemenparekraf menargetkan

sebanyak 2000 desa yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata pada tahun

2014. Tujuannya adalah untuk membentuk masyarakat sadar wisata, yang

1 Kemenparekraf. 2011. Kemenparekraf Targetkan 960 Desa Wisata Pada 2012 dalam http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=814. Diakses pada 19/05/2013 pukul 22:00 WIB.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

2

memahami potensi wisata yang ada di desanya sehingga dapat dikembangkan

sekreatif mungkin untuk menjadi sebuah objek wisata.

Prospek yang menjanjikan dari pengembangan desa wisata terutama melihat

good practice pengelolaan beberapa desa wisata yang ada di Indonesia, membuat

pemerintah daerah turut mengadopsi strategi pembangunan pariwisata ini. Dengan

harapan dapat meneladani, bahkan menyaingi keberhasilan yang telah diraih oleh

beberapa desa wisata yang telah ada. Namun tidak semua desa wisata yang

dibentuk dapat maju seperti contoh praktik baik yang sudah ada. Banyak pula desa

wisata belum lama didirikan namun usaha masyarakat tidak berkembang dan

kegiatan pariwisata ikut terhenti. Kegagalan tersebut dapat disebabkan karena

identifikasi potensi yang kurang tepat, keterbatasan sumber daya, kendala

promosi, serta hubungan yang kurang baik antara stakeholder desa wisata.

Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di DI. Yogyakarta yang

memiliki tingkat pertumbuhan desa wisata yang cukup pesat. Bantul pada tahun

2012 memiliki 14 desa wisata, dan pada tahun 2014 bertambah menjadi sebanyak

34 desa wisata. Dari jumlah tersebut, beberapa diantaranya pernah menerima

bantuan PNPM Mandiri Pariwisata. Bantuan yang diberikan pada satu desa senilai

Rp. 60 juta hingga Rp. 90 juta dengan batas waktu dua hingga tiga tahun. Berikut

pada tabel 1.1 disajikan daftar 14 desa wisata di kabupaten Bantul sebagaimana

yang terdaftar pada tahun 2012 di website resmi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Bantul. Sebagai tambahan informasi, disajikan pula tahun desa wisata

tersebut menerima bantuan PNPM Pariwisata berdasarkan data desa wisata

penerima PNPM Mandiri Pariwisata tahun 2014 oleh Disbudpar Bantul.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

3

Tabel 1.1.

Daftar Desa Wisata di Kabupaten Bantul dan Tahun Menerima PNPM

N

o

Desa Wisata Unggulan Menerima

PNPM

1 Kebon Agung,

Imogiri

Kegiatan pertanian, Museum Tani, homestay,

Bendung Tegal, Kesenian tradisional, makanan

tradisional

2009

2010 2011

2 Tembi, Sewon Homestay arsitektur Jawa, kesenian tradisional,

kuliner tradisional

2011 2012

2013

3 Manding

Sentra industri kerajinan kulit, kuliner

tradisional, homestay

2010

2011

2012

4 Kasongan,

Desa Bangunjiwo

Sentra industri kerajinan gerabah, homestay 2011

2012

5 Krebet

Sentra industri kerajinan batik kayu, kuliner

tradisional, homestay

2009

2010

6 Karang Tengah,

Imogiri

Budidaya ulat sutera, batik warna alam,

homestay, kuliner tradisional, view Jogja

2009 2010

7 Wukirsari,

Imogiri

Sentra industri batik tulis, tatah sungging,

kuliner, kesenian tradisional, homestay

2009

2010

8 Puton, Jetis Pemancingan, kuliner tradisional, kesenian

tradisional, kerajinan pahat kayu

9 Lopati,

Srandakan

Kuliner khas mie letheg, tahu murni, produksi

susu pasteurisasi

10 Panjangrejo

(Pundong)

Sentra industri kerajinan cinderamata gerabah 2009 2010

11 Trimulyo, Jetis Suasana pedesaan, wisata air sungai Opak,

kuliner tradisional, Batik Sekar Nitik

12 Jagalan,

Banguntapan

Kompleks rumah tradisional Jawa −

13 Canden, Jetis Sentra industri jamu gendong, kuliner tradisional −

14 Imogiri

Makam raja-raja Mataram, industri batik,

Kuliner tradisional pecel kembang turi, wedang

uwuh

2009

2010

Sumber: 1. Data Destinasi Wisata Disbudpar Bantul (2012)

2. Data Desa Penerima PNPM Mandiri Pariwisata Disbudpar Bantul (2014)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

4

PNPM Mandiri Pariwisata telah ada sejak tahun 2009 dan tanggung jawabnya

diserahkan kepada Kementerian Parwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

PNPM Pariwisata sendiri merupakan program pengembangan dari PNPM Mandiri

inti yang fokus dalam bidang pariwisata. Pelaksanaannya melalui pemberian

bantuan langsung, peningkatan kapasitas, dan pendampingan kepada para aktor

pelaku desa wisata yang sudah terintegrasi kedalam kelompok masyarakat

tertentu. Program ini dilakukan dengan basis pemberdayaan masyarakat, dengan

tujuan membangun kesadaran masyarakat dan penguatan kelembagaan sehingga

masyarakat desa dapat menjadi aktor utama pelaku pariwisata.

Pada 25 September 2012 lalu Kemenparekraf mengadakan penghargaan Desa

Wisata Terbaik Tahun 2012. Penghargaan ini diberikan kepada 10 desa wisata

penerima PNPM Mandiri Pariwisata yang dinilai telah berhasil meningkatkan

kualitas pariwisata melalui pemberdayaan masyarakat lokal dalam menanggulangi

kemiskinan, meningkatkan lapangan kerja, serta menggerakkan ekonomi

masyarakat desa (lihat tabel 1.2).

Penelitian ini akan mengambil lokus pada salah satu desa wisata di kabupaten

Bantul yang meraih penghargaan desa wisata terbaik sebagai juara harapan ke-

enam yaitu desa wisata Karang Tengah. Penghargaan ini diperoleh karena desa

Karang Tengah dianggap telah berhasil mengembangkan kawasan penghijauan

tanaman ulat sutra yang mampu memberdayakan masyarakat, dan memberikan

lapangan pekerjaan bagi kemajuan perekonomian masyarakat setempat2.

2Dikutip dari Antara News. 2012. Desa Wisata Karang Tengah Peroleh Penghargaan dari

Kemenparekraf dalam http://jogja.antaranews.com. Diakses pada 22/05/2013 pukul 17:30 WIB.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

5

Tabel 1.2. Daftar Desa Wisata Peraih Penghargaan Desa Wisata Terbaik 2012

Nama Desa Pengharagaan Hadiah yang diterima

Desa Bejiharjo, DIY Juara I piala, piagam, dan uang

pembinaan sebesar Rp.20 juta

Desa Banjarasri, DIY Juara II piala, piagam, dan uang

pembinaan sebesar Rp.15 juta

Kelurahan Kauman, Jawa Tengah Juara III piagam, dan uang pembinaan

sebesar Rp.10 juta

Desa Dieng, Jawa Tengah Harapan I piala, piagam, dan uang

pembinaan sebesar Rp.5 juta

Desa Karangbanjar, Jawa Tengah Harapan II Sda

Kelurahan Bungus Selatan, Sumatera

Barat

Harapan III Sda

Desa Pandai Sikek, Sumatera Barat

Harapan IV Sda

Desa Lampulo, NAD

Harapan V Sda

Desa Karang Tengah, DIY Harapan VI Sda

Desa Kembangarum, DIY Penghargaan

khusus

Sda

Sumber: Siaran Pers Kemenparekraf (2012)

Karang Tengah merupakan satu dari 8 desa di Kecamatan Imogiri yang secara

geografis berbatasan dengan Desa Girirejo di sebelah Utara, Desa Mangunan di

sebelah Timur, Desa Sriharjo di sebelah Selatan, dan Desa Kebon Agung di

sebelah barat. Desa yang sebagian besar wilayahnya berupa perbukitan ini

memiliki ketinggian rata-rata 7 mdpl dan bersuhu 230 C sampai dengan 36

0 C.

Desa Karang Tengah terdiri dari enam wilayah pedukuhan dan 41 Rukun

Tetangga dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebesar 5.212 jiwa.

Desa wisata Karang Tengah mulai dirintis sejak tahun 2004 dengan inisiasi

dari putri sulung Sultan Hamengku Buwono X, GKR Pembayun dan sekumpulan

warga desa Karang Tengah yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata

(Pokdarwis) Catur Makaryo. Jauh sebelumnya, Karang Tengah pada tahun 1990

termasuk dalam daftar desa tertinggal di kabupaten Bantul yang salah satunya

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

6

disebabkan oleh kondisi geografis daerah yang berbukit-bukit dan sering

mengalami kesulitan air sehingga tidak dimungkinkan untuk menanam padi.

Namun setelah dilakukan reboisasi hutan, lahan yang semula kritis berubah

menjadi hutan yang subur bahkan menjadi tempat berkembangbiak ulat sutra.

Peneliti dari Jepang menemukan bahwa di bukit Karang Tengah berpotensi untuk

ditanam pohon mahoni dan jambu mete yang menjadi pohon inang ulat sutra jenis

Cricula triphenestrata dan merupakan satu-satunya spesies di dunia yang

memproduksi benang sutra berwarna emas dan merupakan spesies unggul ulat

sutra di Pulau Jawa, selain spesies lain seperti Attacus atlas dan Antheraea.

Ulat sutra ini dibudidayakan secara liar oleh masyarakat setempat pada lahan

milik Sultan (Sultan Ground/SG). Kepengurusan tanah SG seluas 60 hektar

termasuk bukit hijau yang menjadi tempat wisata tersebut telah diserahkan kepada

warga desa Karang Tengah untuk budidaya ulat sutra dan petanian warga. Atas

anjuran GKR Pembayun sejak tahun 2000 kawasan ini diinisiasi sebagai habitat

koloni ulat sutra dengan menyediakan pohon-pohon yang daunnya dapat menjadi

makanan bagi ulat sutra seperti pohon jambu mete, pohon mahoni, dan pohon

kedondong. Kepompong yang sudah ditinggalkan oleh ulat sutra ini kemudian

dipanen oleh warga lalu dijual kepada PT. Yarsilk milik GKR Pembayun untuk

selanjutnya diolah menjadi benang sutra dan dipasarkan di dalam negeri maupun

diekspor ke negara Jepang.

Menurut keterangan ketua Pokdarwis, H. Sogiyanto3, desa wisata Karang

Tengah pernah dua kali mendapatkan bantuan PNPM Mandiri Pariwisata yaitu

3 Hasil wawancara pada 27 Mei 2013 di kediaman narasumber di desa Karang Tengah.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

7

tahun 2009 dan 2010. Bantuan yang diberikan berupa uang tunai sebesar Rp.55

juta pada 2009 dan Rp. 60 juta pada 2010 yang digunakan untuk pelatihan dan

melengkapi fasilitas wisata. Masih menurut H. Sogiyanto, hingga tahun 2010

jumlah wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 6.000 orang sedangkan wisatawan

mancanegara (wisman) yang berkunjung ke desa ini telah mencapai 3000 orang

dan kebanyakan adalah turis Jepang. Mereka biasanya tertarik dengan kegiatan

jalan sehat/hess dan menanam bibit pohon tempat koloni ulat sutra lalu memberi

nama pohon tersebut sesuai nama mereka. Selain potensi budidaya ulat sutra liar,

desa Karang Tengah juga memiliki potensi lain yang dapat menjadi daya tarik

wisata seperti potensi kerajinan batik pewarna alam, bubut, rangka keris, sit sutra,

anyaman bambu, potensi budaya dan seni tradisional, kuliner bakpia, jamu,

keripik tempe, pisang dan peyek. Adapun potensi agrowisata seperti tanaman

pewarna alami batik indigovera, tanaman buah seperti sirsak, mangga, jambu

mete, markisa dan tanaman langka seperti sawo kecik, gayam, kepuh dan ringin4.

Sedangkan paket wisata yang ditawarkan diantaranya paket wisata membatik

dengan pewarna alami, jalan sehat/hes, menanam pohon, membajak sawah,

sepeda gunung, dan camping. Bagi wisatawan yang ingin menginap juga telah

disediakan fasilitas homestay. Kesemua paket wisata tersebut dikelola oleh

masyarakat sendiri yang terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai jenis sajian

wisata dan dikoordinir oleh satu organisasi yang mengurus desa wisata Karang

Tengah yaitu Pokdarwis Catur Makaryo.

4 Profil Desa Wisata Karang Tengah Tahun 2010.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

8

Stakeholder dalam pengembangan desa wisata Karang Tengah terdiri dari

Pemerintah (Kemenparekraf), pemerintah kabupaten Bantul, Bank BNI, Garuda

Indonesia, dan Yayasan Royal Silk. Sedangkan pada lingkup masyarakat terdapat

Pokdarwis Catur Makaryo dan kelompok-kelompok masyarakat pelaku wisata,

serta koperasi Catur Makaryo yang telah berbadan hukum sebagai mitra Bank

BNI dalam menyalurkan kredit lunak bagi kelompok usaha masyarakat.

Pengembangan desa wisata dijadikan salah satu upaya untuk memberdayakan

masyarakat desa melalui kegiatan pariwisata, sehingga dapat memberi hasil pada

perbaikan kondisi ekonomi masyarakat. Maka dari itu sudah seharusnya usaha

pengembangan ini dilakukan dengan prinsip-prinsip pemberdayaan dan pariwisata

berbasis masyarakat. Peran masyarakat sangat dibutuhkan sebagai pelaku utama

dalam seluruh tahapan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi

kegiatan. Namun juga perlu adanya dukungan dari stakehoder lain seperti

pemerintah daerah dan sektor swasta yang memiliki sumberdaya yang lebih besar

dari segi finansial, kemitraan, informasi, pengetahuan, dan teknologi.

Ketiga stakeholder yang berperan dalam pengembangan desa wisata Karang

Tengah tergolong sebagai stakeholder kunci/primer. Peran dari stakeholder kunci

ini sangat berpengaruh pada keberlangsungan hidup organisasi, dan memiliki

kepentingan untuk terlibat dalam kegiatan pengembangan desa wisata. Adapun

kepentingan sektor publik adalah untuk mewujudkan tujuan negara dalam

mensejahterakan masyarakat yang pada kasus ini diupayakan melalui fasilitasi

pengembangan desa wisata. Kepentingan sektor swasta dalam hal ini lebih kepada

pengembangan program CSR (Corporate Social Responsibility) untuk

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

9

mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan melalui usaha

pariwisata. Sedangkan kepentingan masyarakat adalah sebagai penerima manfaat

maupun dampak pengembangan desa wisata di daerahnya.

Penelitian ini diarahkan pada problematika pengembangan desa wisata

Karang Tengah. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pengembangan desa wisata

Karang Tengah dilakukan berdasarkan tahap-tahap perkembangannya yaitu mulai

tahap inisisasi tahun 2000 hingga tahap perkembangan di tahun 2010. Apa saja

dan bagaimana peran yang dilakukan oleh masing-masing stakeholder kunci ini

pada kurun waktu tersebut sehingga bermuara pada keberhasilan desa wisata

Karang Tengah dalam meraih penghargaan desa wisata terbaik tahun 2012, dan

banyak menerima tamu-tamu asing terutama turis Jepang. Penelitian ini juga

dirancang untuk melihat apakah tiap stakeholder kunci sudah menjalankan

perannya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing serta untuk mendeskripsikan

interaksi antar stakeholder kunci.

Alasan peneliti memilih lokus penelitian tersebut ialah karena 1) Karang

Tengah memiliki keunikan atraksi wisata yang berbeda dari desa wisata lain

terutama di Bantul. Disini wisatawan dapat melihat budidaya ulat sutra liar yang

merupakan satu-satunya spesies di dunia yang memproduksi benang sutra

berwarna emas dan merupakan spesies unggul ulat sutra di Pulau Jawa5. 2)

Karang Tengah merupakan satu-satunya desa wisata di kabupaten Bantul yang

meraih penghargaan nasional desa wisata terbaik pada kejuaraan yang baru

5 Profil Desa Wisata Karang Tengah 2010.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

10

pertama kalinya digelar tahun 2012 tersebut6. Bahkan Karang Tengah dapat

menyaingi desa-desa wisata penerima PNPM Pariwisata tahun 2009 dan 2010

lainnya yang telah lebih dahulu dikenal sebagai destinasi wisata seperti Kebon

Agung, Pundong dan Imogiri. Artinya, kegiatan pengembangan desa wisata

Karang Tengah dianggap sebagai contoh baik dalam pemanfaatan bantuan PNPM

Pariwisata di kabupaten ini. Dengan digulirkannya program ini berhasil

memberdayakan, meningkatkan perekonomian masyarakat, dan tentunya juga

turut membantu mengurangi angka kemiskinan melalui usaha agrowisata sehingga

desa wisata Karang Tengah layak diberikan penghargaan.

Keberhasilan pengembangan desa wisata Karang Tengah dalam memperbaiki

kesejahteraan warga yang pada tahun 1990 masih terdaftar sebagai desa tertinggal,

hingga pada tahun 2004 dirintis menjadi desa wisata, dan pada tahun 2012 meraih

penghargaan nasional merupakan hasil keterlibatan seluruh stakeholder kunci.

Jauh sebelum mendapat bantuan PNPM Pariwisata tahun 2009, telah terbangun

kerjasama antara masyarakat dengan sektor publik dan swasta dalam membentuk

desa wisata Karang Tengah seperti saat ini. Uniknya lagi, desa wisata ini diakui

sengaja diinisiasi oleh GKR Pembayun sebagai pemilik Yayasan Royal Silk

bersama dengan warga. Dan pada perkembangannya, Royal Silk pula yang aktif

menggerakkan beberapa mitra swasta yang memiliki kepedulian terhadap

lingkungan dan masyarakat untuk mendukung pengembangan desa wisata Karang

Tengah. Sedangkan pada kebanyakan kasus, sektor publik yang pada umumnya

berperan besar untuk menstimulasi investasi swasta dalam pengembangan

6 Lihat tabel 1.2.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

11

pariwisata. Berdasarkan beberapa alasan tersebut, peneliti tertarik menjadikan

Karang Tengah sebagai lokus penelitian terkait peran dan interaksi antar

stakeholder dalam pengembangan desa wisata.

Maka berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dirancang sebuah penelitian

yang diberi judul “Analisis Peran dan Interaksi Stakeholder Kunci dalam

Pengembangan Desa Wisata Karang Tengah, Kabupaten Bantul”. Penelitian

sebelumnya yang terkait telah dilakukan oleh Dicky Dwi Ananta (2012) berjudul

“Peran Civil Society dalam Perekonomian Masyarakat” dengan studi kasus di

desa Karang Tengah. Penelitian ini membahas keberadaan masyarakat desa yang

diwakili oleh Pokdarwis Catur Makaryo yang disebut civil society. Mereka

mampu menggerakkan perekonomian masyarakat dengan UMKM serta

menginisiasi terbentuknya desa wisata, sehingga Karang Tengah menjadi desa

yang lebih maju dan berhasil meraih penghargaan Desa Wisata Terbaik tahun

2012. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian “Analisis Peran dan

Interaksi Stakeholder Kunci dalam Pengembangan Desa Wisata Karang Tengah”

ini adalah karena mengambil lokus yang sama. Pokdarwis Catur Makaryo

memang telah berperan sebagai kader pemberdayaan masyarakat desa dalam

mengangkat perekonomian warga khususnya melalui kegiatan pariwisata, namun

pengembangan desa wisata Karang Tengah sejatinya melibatkan lebih dari satu

stakeholder. Walaupun Pokdarwis Catur Makaryo sudah cukup berdaya sehingga

dapat disebut sebagai civil society, namun pada kenyataannya ia tidak bekerja

sendiri. Terdapat pula peran dari stakeholder lainnya seperti sektor publik dan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

12

swasta yang bekerjasama dengan Pokdarwis dalam usaha memajukan desa wisata

Karang Tengah .

Penelitian lainnya berjudul “Studi Peran Stakeholder dalam Pengembangan

Sarana Pariwisata Rekreasi dan Wisata Di Rawa Jombor Kabupaten Klaten”

oleh Winarsih (2004) membahas tentang masih sangat dominannya peran

pemerintah daerah dalam pengembangan sarana dan prasarana wisata dan rekreasi

di Rawa Jombor, sedangkan peran pihak swasta maupun masyarakat masih sangat

minim yang menyebabkan pengelolaan aset wisata dan rekreasi menjadi kurang

optimal. Relevansi penelitian tersebut dengan penelitian “Analisis Peran dan

Interaksi Stakeholder Kunci dalam Pengembangan Desa Wisata Karang Tengah”

ini adalah sebagai sebuah perbandingan tentang peran stakeholder dalam

pengelolaan komponen pendukung wisata. Kebanyakan kasus menunjukkan

bahwa pemerintah masih mendominasi pengembangan suatu objek wisata dan

seolah-olah hal itu merupakan tanggung jawab tunggal pemerintah yang tentunya

masih memiliki keterbatasan sumber daya. Padahal agar pengembangan wisata

berjalan efektif dan efisien diperlukan peran aktif dari stakeholder lainnya

terutama masyarakat lokal sebagai penerima manfaat dan dampak dari kegiatan

pariwisata di daerahnya.

Selain untuk melengkapi ruang kosong dari penelitian terdahulu dengan tema

terkait, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi

dalam pengembangan desa wisata Karang Tengah, serta diharapkan menjadi satu

contoh nyata mengenai fungsi atau peran yang dapat dijalankan sektor publik,

swasta, dan masyarakat bila terlibat dalam usaha pengembangan desa wisata.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

13

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka dirumuskan

satu masalah besar yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu

1. Bagaimana peran stakeholder kunci dalam pengembangan desa wisata Karang

Tengah?”

2. Bagaimana interaksi antar stakeholder kunci dalam pengembangan desa

wisata Karang Tengah?

1.3. PEMBATASAN MASALAH

Masalah dalam penelitian ini dibatasi mencakup peran stakeholder kunci dan

interaksi antar stakeholder dalam pengembangan desa wisata. Sedangkan lokus

penelitian adalah di desa wisata Karang Tengah, kecamatan Imogiri, kabupaten

Bantul. Dimensi waktu dibatasi sejak desa Karang Tengah diinisiasi sebagai desa

agrowisata tahun 2000 hingga pada tahap perkembangan desa wisata tahun 2010.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sesuai dengan

latar belakang yang telah dijabarkan diatas adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi stakeholder kunci dalam pengembangan desa wisata

Karang Tengah.

2. Menjelaskan peran yang dijalankan oleh masing-masing stakeholder.

3. Mendeskripsikan interaksi yang terjadi antar stakeholder kunci.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/73415/potongan/S1-2014... · Budidaya ulat sutera, batik warna alam, ... diekspor ke negara Jepang. ...

14

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Sebagai tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan fakta dan data di lapangan,

penelitian ini diharapakan dapat menyumbangkan manfaat bagi pihak-pihak

berikut.

1. Bagi Peneliti: Untuk mengaplikasikan teori-teori peran stakeholder,

pembangunan pariwisata, dan kemitraan yang telah diajarkan di bangku

kuliah kedalam bentuk penelitian secara empiris untuk menilai pola

hubungan yang terjadi antara unsur pemerintah, swasta dan masyarakat.

2. Bagi akademisi: Sebagai referensi untuk mengidentifikasi stakeholder

kunci dan analisis tentang peran dan interaksinya dalam pengembangan

desa wisata serta untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai

tema, fokus, atau lokus yang terkait.

3. Bagi Pemerintah Kabupaten Bantul: Sebagai referensi pembuatan

kebijakan dan program daerah serta untuk memaksimalkan perannya

dalam pengembangan desa wisata di wilayah binaannya.

4. Bagi Sektor swasta: Sebagai referensi dalam pengambilan keputusan

terkait keterlibatannya dalam pengembangan desa wisata Karang Tengah.

5. Bagi Masyarakat Desa Wisata Karang Tengah: Sebagai referensi

dalam mengidentifikasi stakeholder kunci dan untuk memaksimalkan

perannya dalam pengembangan wisata di desanya.

6. Bagi Masyarakat luas: Sebagai publikasi pengembangan desa wisata

Karang Tengah dan penilaian kinerja pemerintah, swasta, dan masyarakat.