BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74133/potongan/S2-2014... · menyediakan...

6
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah menjadi red ocean industry karena pemain dalam bidang usaha ini sudah sangat banyak, selain itu cakupan bidang logistik ini juga sangat luas, tidak hanya mengenai distribusi barang namun juga mengenai penyimpanannya, perencanaan pengadaannya, kegiatan administrasinya dan banyak hal lagi. Hal ini terkait erat dengan fungsi logistik yang sudah menjadi bagian wajib yang harus ada di dalam setiap organisasi. Oleh karena itu, apabila kita berbicara mengenai logistik, berarti mencakup juga mengenai nilai rantai pasokan dari suatu organisasi. Kinerja logistik yang baik dari suatu organisasi akan mendukung kinerja daya saing organisasi tersebut secara keseluruhan. Namun, sebenarnya setiap organisasi tetap harus fokus pada bisnis inti masing-masing, oleh karena itu kecenderungan pada saat ini adalah mengalihdayakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas logistik suatu perusahaan kepada pihak ketiga yaitu perusahaan penyedia jasa logistik. Pada umumnya perusahaan penyedia jasa logistik di Indonesia bermain dalam ruang lingkup penyediaan jasa logistik dasar atau disebut sebagai Logistics Service Provider (LSP). Beberapa perusahaan penyedia jasa logistik besar ada yang sudah mencoba untuk mengintegrasikan beberapa layanan jasa logistik dasar ke dalam formasi layanan logistik dalam satu atap atau disebut one stop logistics services sebagai bentuk nilai tambah pada layanan dasar tersebut, perusahaan- perusahaan ini dapat kita sebut sebagai penyedia jasa logistik terintegrasi. Selain segmen penyedia jasa logistik dasar dan penyedia jasa logistik terintegrasi, ada juga penyedia jasa untuk kegiatan logistik khusus tertentu, antara lain pengusaha pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) yang umunya selalu terkait dengan jasa freight forwarding, operator pengelola depo kontainer yang umumnya juga menyediakan jasa pergudangan container freight station, perusahaan bongkar muat barang dan lain-lain.

Transcript of BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74133/potongan/S2-2014... · menyediakan...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia

sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah

menjadi red ocean industry karena pemain dalam bidang usaha ini sudah sangat

banyak, selain itu cakupan bidang logistik ini juga sangat luas, tidak hanya

mengenai distribusi barang namun juga mengenai penyimpanannya, perencanaan

pengadaannya, kegiatan administrasinya dan banyak hal lagi. Hal ini terkait erat

dengan fungsi logistik yang sudah menjadi bagian wajib yang harus ada di dalam

setiap organisasi. Oleh karena itu, apabila kita berbicara mengenai logistik, berarti

mencakup juga mengenai nilai rantai pasokan dari suatu organisasi. Kinerja

logistik yang baik dari suatu organisasi akan mendukung kinerja daya saing

organisasi tersebut secara keseluruhan. Namun, sebenarnya setiap organisasi tetap

harus fokus pada bisnis inti masing-masing, oleh karena itu kecenderungan pada

saat ini adalah mengalihdayakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas logistik

suatu perusahaan kepada pihak ketiga yaitu perusahaan penyedia jasa logistik.

Pada umumnya perusahaan penyedia jasa logistik di Indonesia bermain

dalam ruang lingkup penyediaan jasa logistik dasar atau disebut sebagai Logistics

Service Provider (LSP). Beberapa perusahaan penyedia jasa logistik besar ada

yang sudah mencoba untuk mengintegrasikan beberapa layanan jasa logistik dasar

ke dalam formasi layanan logistik dalam satu atap atau disebut one stop logistics

services sebagai bentuk nilai tambah pada layanan dasar tersebut, perusahaan-

perusahaan ini dapat kita sebut sebagai penyedia jasa logistik terintegrasi. Selain

segmen penyedia jasa logistik dasar dan penyedia jasa logistik terintegrasi, ada

juga penyedia jasa untuk kegiatan logistik khusus tertentu, antara lain pengusaha

pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) yang umunya selalu terkait dengan jasa

freight forwarding, operator pengelola depo kontainer yang umumnya juga

menyediakan jasa pergudangan container freight station, perusahaan bongkar

muat barang dan lain-lain.

2

Keragaman bentuk jasa logistik tersebut ditangkap oleh manajemen CAR

Group sebagai peluang usaha yang harus dapat dimanfaatkan dengan baik. CAR

Group adalah salah satu grup perusahaan logistik lokal milik salah satu pengusaha

pribumi terkemuka Indonesia, yang didirikan di Jakarta pada tahun 1985. Saat ini,

CAR Group memiliki 6 cakupan bidang usaha logistik sebagai portofolio bisnis

mereka, yaitu: distribusi dari dan ke seluruh wilayah di Indonesia, pergudangan,

penjualan retail, e-commerce, project logistics untuk penanganan kebutuhan

logistik terintegrasi atau dengan spesifikasi khusus, dan jasa konsultasi

penanganan masalah dan proses logistik. Sampai dengan saat ini, CAR Group

telah memiliki 55 perwakilan di seluruh Indonesia, sekitar 50 waralaba dan

mampu menghubungkan lebih dari 323 kota tujuan domestik serta melayani

kebutuhan internasional, melalui moda udara (air freight), laut (sea freight), dan

darat (surface cargo). CAR Group didukung oleh lebih dari 1.100 orang

karyawan, 135 unit truk yang dilengkapi dengan fasilitas GPS, dan sekitar 500

unit kendaraan lainnya, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan fokus pembahasan pada salah

satu anak perusahaan CAR Group, yaitu CARLogistik, yang dalam dua tahun

terakhir ini, yaitu di tahun 2011 dan 2012, mengalami fenomena penurunan

pendapatan yang cukup signifikan.

Secara keseluruhan di tahun 2011 pencapaian total pendapatan mengalami

penurunan sekitar 18.39%, suatu angka yang cukup memprihatinkan. Sementara

pengeluaran operasional tidak mengalami perubahan. Tentunya hal ini

menyebabkan nilai profit yang diperoleh juga menurun, berdasarkan itu top

manajemen CARLogistik melakukan peninjauan ulang dan perubahan terhadap

langkah-langkah strategis yang telah dilakukan selama ini, salah satunya adalah

meninjau kembali dan bahkan mengubah visi dan misi perusahaan. Top

manajemen juga memperluas cakupan layanan solusi logistik yang diberikan oleh

CARLogistik untuk memperbesar peluang pasar yang bisa didapatkan, tidak

hanya di kawasan negara Indonesia, namun juga dunia, dengan demikian

diharapkan CARLogistik tidak lagi hanya sebagai perusahaan lokal tetapi bisa

menjadi perusahaan multinasional.

3

Kenyataan dan informasi inilah yang mendorong peneliti untuk meninjau

dan mengevaluasi kinerja CARLogistik agar dapat memperoleh suatu formulasi

strategi yang tepat yang akan memberikan hasil yang konstruktif untuk membantu

top manajemen CARLogistik dalam meningkatkan pendapatan perusahaan dan

menjadikan CARLogistik unggul dalam persaingan di dalam industri logistik baik

di Indonesia maupun di dunia.

I.2 Rumusan Masalah

CARLogistik baru saja merumuskan ulang arti, misi, visi, dan nilai-nilai

perusahaan. Perumusan ulang ini dilakukan sebagai salah satu langkah konkrit

yang diambil oleh top manajemen CARLogistik untuk memperbaiki kinerja

CARLogistik secara keseluruhan agar mampu bersaing dan unggul di industri

logistik, terutama di Indonesia.

Secara usia, CARLogistik telah berperan di dalam dunia bisnis logistik di

Indonesia selama lebih dari 28 tahun. CARLogistik pernah mencapai masa

kejayaannya di awal tahun 2000 sampai dengan sekitar tahun 2007, di mana pada

tahun tersebut volume kiriman CARLogistik sangat tinggi, minimal sekitar 65

sampai dengan 70 ton per hari. Apabila kita umpakan seperti kurva kehidupan,

maka saat ini dapat dikatakan CARLogistik sedang mengalami masa penurunan,

di mana jumlah volume kirimannya dalam sehari maksimal hanya mampu

mencapai di kisaran angka 50 ton.

Selama dua tahun terakhir, geliat pergerakan penjualan CARLogistik

memang tidak memberikan kontribusi yang siginifikan sehingga pencapaian

pendapatan tidak sesuai target yang diharapkan. Pada akhir tahun 2010

pencapaian pendapatan hanya 33% dari target, dan pada akhir tahun 2011

pencapaiannya justru memburuk, dan hanya mampu mendekati angka 27% dari

target yang ditentukan, dan di tahun 2012 walaupun ada peningkatan pencapaian

dibandingkan tahun sebelumnya namun pencapaian itu hanya berada di kisaran

angka 39% saja dari target di tahun tersebut.

Berbagai faktor menjadi alasan penyebab buruknya pencapaian target di

dua tahun terakhir tersebut, faktor internal menjadi kontributor terbesar, dimulai

4

dari turnover karyawan yang cukup tinggi selama dua tahun terakhir, kompetensi

karyawan yang rendah akibat kurangnya pelatihan yang cukup, sampai dengan

implementasi Logistics Information System yaitu sistem operasional yang

walaupun sudah dua tahun lebih diimplementasikan masih saja ada masalah teknis

yang timbul.

Di lain pihak, CARLogistik juga harus menghadapi berbagai tantangan

dan hambatan dari pihak eksternal, seperti para pesaing yang semakin sengit dan

agresif menawarkan layanan logistik serupa dengan harga yang lebih murah,

infrastruktur dan interconnectivity logistics yang belum ditata rapih oleh

pemerintah, regulasi pemerintah sekaitan dengan perizinan dan proses, misalnya

penerapan Regulated Agent (RA) di bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, yang

mengakibatkan proses pemeriksaan kargo membutuhkan waktu yang lebih lama

daripada waktu yang berlaku selama ini, dan juga menimbulkan biaya tambahan.

Sebagian besar dari permasalahan di atas merupakan hal-hal yang tidak

dapat dihindari namun seharusnya bisa diatasi dengan formulasi strategi yang

efektif dan tepat sasaran, agar perusahaan tetap bisa mencapai target pendapatan

dan menjadi unggul di dalam industri ini. Berdasarkan pengamatan Peneliti,

selama ini CARLogistik belum memaksimalkan kekuatan yang dimilikinya dan

kurang fokus memperbaiki kelemahannya, selain itu CARLogistik juga kurang

siap dalam menghadapi tantangan dan kurang sigap dalam menangkap peluang

yang ada. Kenyataan ini ditunjukan dengan pencapaian pendapatan dalam kurun

waktu tiga tahun terakhir yang sangat jauh dari target yang telah diterapkan dan

laporan laba rugi tahun 2011 dan 2012 yang terus menerus memburuk.

1.3. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi hanya untuk menetapkan rancangan atau formula

yang akan diterapkan di CARLogistik. Peneliti terlebih dahulu akan menganalisis

kekuatan dan kelemahan CARLogistik, kemudian membandingkan antara

CARLogistik dengan para pesaingnya dalam memenuhi harapan pelanggan,

seperti: kualitas layanan yang baik mencakup ketepatan waktu pengantaran

barang (on time delivery) dan pengantaran barang dalam kondisi baik (in full

delivery), variasi jenis layanan dan kemampuan mengintegrasi layanan mencakup

5

fleksibilitas jadwal pengambilan barang (late pick up schedule) dan kemampuan

melayani kebutuhan pelanggan yang dikategorikan khusus atau customized.

Kemudian harga yang kompetitif, jaringan cabang dan agen yang mendukung

layanan, teknologi yang inovatif untuk memonitor status pengiriman dengan

mudah, murah, dan cepat (tracking and tracing), sumber daya manusia yang dapat

diandalkan, serta aset dan infrastruktur yang mendukung aktivitas perusahaan.

Di dalam penelitian ini, peneliti juga akan membatasi penelitian hanya

pada kegiatan CARLogistik dan pesaingnya di Indonesia saja, karena berdasarkan

diskusi peneliti dengan beberapa manajer CARLogistik bahwa walaupun mereka

sudah bisa menangani transaksi ekspor dan impor, namun untuk saat ini lebih dari

95% aktivitas operasional mereka dilakukan di Indonesia.

Penelitian ini akan menggunakan data-data sekunder yang diperoleh dari

hasil pengolahan data-data dan analisis mengenai CARLogistik, pesaingnya,

industri logistik, dan industri-industri pelanggan CARLogistik yang secara tidak

langsung berpengaruh terhadap strategi operasional maupun penjualan yang akan

digunakan oleh CARLogistik.

1.4. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian di atas, peneliti merumuskan

masalah yang menjadi pertanyaan untuk dibahas di dalam penelitian ini, yaitu :

a. Bagaimana kinerja CARLogistik dalam dua tahun terakhir sebagai salah satu

pemain di industri logistik?

b. Apa rumusan strategi yang sebaiknya diambil oleh CARLogistik agar dapat

unggul di industri logistik dengan menekankan pada antisipasi kegagalan

layanan, menawarkan nilai keunggulan kompetitif yang lebih baik kepada

pelanggan, dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh

CARLogistik, sekaligus juga mengatasi kelemahan dan mengantisipasi

ancaman yang ada?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi suatu

rancangan atau formulasi strategi yang tepat guna dan memberikan nilai unggul

untuk digunakan oleh jajaran direksi dan manajemen CARLogistik dalam rangka

6

memperbaiki kinerja perusahaan baik dari sisi pencapaian pendapatan maupun

efisiensi biaya operasional sehingga CARLogistik memiliki competitive

advantage dan dapat memenangkan persaingan di industri logistik, terutama di

industri logistik di Indonesia.

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik bagi kalangan

praktisi, akademisi maupun CARLogistik sendiri. Kontribusi dan manfaat dari

penelitian ini bagi CARLogistik yaitu :

1. Sebagai umpan balik bagi manajemen CARLogistik dalam bentuk hasil

evaluasi kemampuan CARLogistik dalam memanfaatkan kekuatan dan peluang

yang ada, mengatasi kelemahan dan mengantisipasi potensi ancaman yang akan

timbul

2. Memberikan masukan bagi manajemen CARLogistik untuk merancang

formulasi strategi yang lebih tepat dan sesuai untuk CARLogistik mencapai

keunggulan bersaing di industri logistik di Indonesia

Adapun bagi kalangan akademisi, kontribusi dan manfaat dari penelitian

ini adalah :

1. Sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang berminat

untuk meneliti lebih jauh rancangan dan pelaksanaan strategi dan rekomendasi

yang diberikan oleh peneliti di bagian akhir dari penelitian ini.

2. Sebagai pembanding atau salah satu acuan yang dapat digunakan oleh peneliti

lain yang berminat untuk meneliti topik atau kasus yang serupa.

Sementara bagi kalangan praktisi, hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai referensi ketika melakukan perancangan ulang strategi perusahaan dengan

permasalahan serupa.