BAB I Kti Ketuban Pecah Dini
-
Upload
dhyan-zweety-payy -
Category
Documents
-
view
466 -
download
1
Transcript of BAB I Kti Ketuban Pecah Dini
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesehatan menempatkan
kesehatan ibu dan anak sebagai perioritas utama, karena sangat mementukan kualitas
sumber daya manusia mendatang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), serta
lambatnya penurunan Angka Kematian Ibu, menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat
mendesak untuk ditingkatkan bagi dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan.
Ketuban pecah dini merupakan masalah yang masih kontropersial dalam kebidanan.
Penanganan yang optimal dan yang baku belum ada bahkan selalu berubah. Bila
ketuban pecah dini tidak mendapat penanganan yang baik dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi karena adanya infeksi, dimana selaput
ketuban yang menjadi penghalang masuknya kuman penyebab infeksi sudah tidak ada
sehingga dapat membahayakan bagi ibu dan janinnya (medem.com/medlb/article
diakses 13 juni 2011).
Tingginya angka kematian ibu sangat bervariasi, dari beberapa sumber yang
salah satunya menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2005
memperkirakan sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah
kehamilan, persalinan dan nifas. Kejadian ini dapat berakibat 99% kematian ibu terjadi
di Negara-Negara berkembang. (http://www.antara news.com diakses 7 juni 2011 )
Angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2000 di negara berkembang masih
menempati urutan tertinggi di banding di negara maju. Di Singapura AKI mencapai 6
per 100 ribu kelahiran hidup, Malaysia 41 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per
100 ribu kelahiran hidup, dan filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup (
http://www.majalah-farmacia.com diakses 7 juni 2011).
Di tingkat ASEAN, Indonesia merupakan negara tertinggi angka kematian ibu
dan perinatal. Pada tahun 2006, Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI)
mencapai 307 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB)
sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup . Angka Kematian Ibu dan Perinatal yang tinggi
sebagian besar akibat pertolongan dukun di seluruh indonesia. Kematian ibu dan
perinatal mempunyai peluang yang sangat besar untuk di hindari sehingga bidan
pelayanan masih memerlukan perhatian yang lebih serius (http://syair79.wordpress.com
diakses 7 juni 2011).
Data yang didapatkan dari profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan
pada tahun 2011, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) berkisar 116 orang yang
disebabkan oleh perdarahan 55 orang (47,41%), hipertensi dalam kehamilan 25 orang
(21,55%), infeksi 2 orang (1,72%), abortus 3 orang (2,58%), dan penyebab lainnya 31
orang ( 26,72% ). Angka kematian bayi (AKB) mencapai 678 orang, yang disebabkan
oleh BBLR 208 orang (30,68%), Asfeksia 234 orang (34,51%), Tetanus 4 orang
(0,59%), Infeksi 22 orang (3,24%) dan lain-lain 210 orang (30,97%). (profil Dinas
Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan 2011).
Dari bagian pencatatan dan pelaporan rekam medik Rumah Sakit Umum
Daerah Labuang Baji Makassar dari periode Januari - Desember 2011 dari 1220 ibu
bersalin terdapat 31 ( 2,54%) yang terdiagnosis ketuban pecah dini. Hal ini
membuktikan bahwa tingginya kejadian ketuban pecah dini merupakan masalah yang
memerlukan penanganan untuk menjadi proiritas utama di Rumah sakit Umum Daerah
Labuang Baji Makassar .
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial diantaranya
serviks inkompeten, ketegangan rahim yang berlebihan, kehamilan ganda,
hidraamnion, fisiologi selaput yang abnormal dan factor predisposisi yang dianggap
berperan adalah paritas, umur ibu, jarak kehamilan, dan status gizi.
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka pendek untuk menekan
kematian ibu melalui Program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan visi semua
perempuan di indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan
bayi dilahirkan hidup dan sehat dengan target tahun 2010 menurunkan angka kematian
ibu 125 per 100.000 kelahiran hidup (http://bidanlia.blogspot.com diakses tanggal 22
juni 2011 )
Berdasarkan dengan tingginya kejadian ketuban pecah dini maka penulis
terdorong untuk memaparkan permasalahan yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah
melaui penelitian tentang ketuban pecah dini khususnya pada faktor umur ibu dan
paritas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana gambaran karakteristik ketuban pecah dini berdasarkan paritas di Rumah
Sakit Umum Daerah Laubuang Baji Makassar Periode Januari s.d. Desember 2011 ?
2. Bagaimana gambaran karakteristik ketuban pecah dini berdasarkan umur di Rumah
Sakit Umum Daerah Laubuang Baji Makassar Periode Januari s.d. Desember 2011 ?
C. Tujuan Peneltian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakterstik ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umun
Daerah Labuang Baji Makassar tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui karakterstik ketuban pecah dini berdasarkan paritas di Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji Makassar tahun 2011.
b) Untuk mengetahui karakteristk ketuban pecah dini berdasarkan umur ibu di Rumah
Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar tahun 2011.
D. Manfaat Peneltian
1. Manfaat Praktis
Melengkapi informasi bagi pihak pengambil kebijakan dalam menyusun dan
merencanakan berbagai program tindakan yang lebih berdaya guna dalam upaya
menangani ketuban pecah dini.
2. Manfaat Ilmiah
Merupakan informasi dalam mengembangkan wawasan cakrawala berfikir bagi peneliti
lain yang berkaitan dengan ketuban pecah dini.
3. Manfaat Institusi
Sebagai pedoman / acuan bagi institusi pendidikan untuk penulisan karya tulis ilmiah
berikutnya.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai aplikasi ilmu yang didapatkan untuk menambah wawasan dan memecahkan
masalah kesehatan ibu dan anak terutama berkaitan dengan ketuban pecah dini.