Bab I-III Obstruksi Duodenum

download Bab I-III Obstruksi Duodenum

of 20

Transcript of Bab I-III Obstruksi Duodenum

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna

    tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang

    disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan,

    atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose

    segmen usus tersebut.

    Obstruksi usus yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah obstruksi

    duodenum kongenital. Obstruksi duodenum kongenital dapat terjadi ketika saluran

    duodenum (duodenum lumen) tidak terbentuk dengan benar (recanalized) selama

    perkembangan janin. Obstruksi duodenum kongenital bisa disebabkan karena lesi

    intrinsik atau ekstrinsik. Obstruksi duodenum intrinsik disebabkan oleh atresia

    duodenum, stenosis duodenum dan web duodenum. Obstruksi duodenum ekstrinsik

    mungkin disebabkan oleh malrotasi dengan pankreas anular. Pankrea anular itu

    sendiri tidak diyakini menjadi penyebab obstruksi, karena biasanya terkait ada atresia

    atau stenosis pada pasien. (elicitas ! ", et al# Pablo $, %aniel &,'*)

    Obstruksi duodenum biasanya terjadi di bagian kedua dari duodenum. +al ini

    kemungkinan disebabkan karena perkembangan yang buruk selama awal kehidupan

    janin dalam aktivitas embriologi yang intens terlibat dalam perkembangan empedu

    dan struktur pankreas. %engan demikian, obstruksi biasanya terjadi pada atau di

    bawah ampula ater. (elicitas ! ", et al)

    Obstruksi duodenum berhubungan dengan prematuritas (*-) dan

    polihidramnion maternal (). %isamping itu, terdapat insiden tinggi spesi0ikberhubungan dengan anomali, termasuk %own sindrom (1), malrotation (1' ),

    penyakit jantung kongenital (' ), dan gastrointestinal tract (234) dan anomali

    renal. 5ersama dengan prematuritas dan berat badan lahir rendah, diketahui hubungan

    1

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    2/20

    anomali ini terkait 0aktor risiko yang signi0ikan berkontribusi terhadap angka

    kematian pada pasien dengan atresia duodenum. (elicitas ! ", et al)

    !kokardiogram dan 0oto rontgen abdomen harus dilakukan untuk

    mengevaluasi anomali pada mal0ormasi duodenum. Operasi perbaikan atresia

    duodenum yang biasa adalah duodenoduodenostomi. 6sus proksimal yang melebar

    dapat diperkecil secara perlahan dalam upaya memperbaiki peristaltik. Pipa

    gastrostomi dipasang untuk mengalirkan lambung dan melindungi jalan na0as.

    %ukungan nutrisi intravena atau pipa jejunum transanastomosis diperlukan sampai

    bayi mulai makan per oral. Prognosis terutama tergantung pada adanya anomali

    penyerta.

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Duodenum

    %uodenum merupakan saluran berbentuk huru0 7 dengan panjang sekirat

    inci ('8 cm) yang merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. %uodenum

    adalah organ penting karena merupakan tempat muara dari duktus choledochus dan

    duktus pancreaticus. %uodenum melengkung di sekitar caput pancreatis.. 9atu inci(',8cm) pertama duodenum merupakan gaster, yang permukaan anterior dan

    posteriornya diliputi oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat

    pada pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir bawahnya.

    5ursa Omentalis terletak di belakang segmen yang pendek ini. 9isa duodenum yang

    2

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    3/20

    lain terletak retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.

    (9nell,: 9,'-)

    a. 5agian;5agian %uodenum

    %uodenum terletak pada regio epigastrica dan umbilicalis dan untuk tujuan

    deskripsi dibagi menjadi empat bagian. (9nell,: 9,'-)

    . Pars 9uperior %uodenum

    Pars superior duodenum panjangnya ' inci (8 cm), mulai dari pylorus dan berjalan

    keatas dan belakang pada sisi kanan vertebra lumbalis 3. &adi bagian ini terletak

    pada planum transpyloricum.

    +ubungan

    obus ?uadratus hepar dan vesika biliaris

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    4/20

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    5/20

    Gambar 1. Duodenum

    1) Tunia !uo"a dan Pa#i$$ae Duodeni

    4unica duodenum sangat tebal. 5agian pertama duodenum halus. Pada bagian

    duodenum yang lain, tunica mucosa membentuk banyak lipatan;lipatan circular

    yang dinamakan plicae circulares. Pada tempat ductus choledochus dan ductus

    pancreaticus menembus dinding medial bagian kedua duodenum terdapat

    peninggian kecil dan bulat yang disebut papilla duodeni major. %uctus

    pancreaticus acessorius, bila ada, bermuara ke duodenum pada papilla lebih

    kecil, yang jaraknya sekitar D inci (,E cm) di ats papilla duodeni major. (9nell,:

    9,'-)

    5

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    6/20

    Gambar 2.Pendara%an Duodenum

    2) Pendara%an

    a. Arteri

    9etengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria

    pancreaticoduodenalis superior, cabang arteri gastroduodenalis. 9etengah

    bagian bawah diperdarahi oleh arteri pancreaticoduodenalis in0erior, cabang

    arteri mesenterica superior. (9nell,: 9,'-)

    b. &ena

    6

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    7/20

    ena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena portae hepatik#

    vena pancreaticoduodenalis in0erior bermuara ke vena mesenterica superior.

    (9nell,: 9,'-)

    ') Per"ara(an

    9ara0;sara0 berasal dari sara0 simpatis dan parasimpatis (vagus) dari pleCus

    coeliacus dan pleCus mesentericus superior. (9nell,: 9,'-)

    2.2 b"tru*"i Duodenum Kon+enita$

    2.2.1 E#idemio$o+i

    Obstruksi intestinal kongenital terjadi pada sekitar = ' kelahiran hidup

    dan merupakan penyebab umum pembedahan pada neonatal. 3nsiden obstruksi

    duodenum terjadi =8; bayi. Obstruksi duodenum merupakan penyebab

    paling umum terjadi obstruksi intestinal. $tresia duodenum kongenital dan stenosis

    sering menjadi penyebab obstruksi intestinal dan terjadi pada per 8 untuk

    . kelahiran hidup, terjadi pada anak laki;laki lebih sering dari pada anak

    perempuan. >ebih dari 8 dari pasien yang terkena telah dikaitkan dengan anomali

    kongenital, dengan trisomi ' terjadi pada sekitar . (Pablo $,%aniel &,'*)

    Falrotasi terjadi pada sekitar dari 8 kelahiran, dan biasanya didiagnosis

    pada masa neonatal. 9ekitar G8 kasus yang bergejala terjadi pada bayi baru lahir

    dan E kasus yang bergejala terjadi dalam tahun pertama kehidupan.

    2.2.2 Etio#ato$o+i

    !tiologi obstruksi duodenum kongenital dapat terjadi karena suatu lesi

    intrinsik atau ekstrinsik. Penyebab paling umum dari obstruksi duodenum adalah

    atresia. >esi intrinsik ini paling sering diyakini oleh kegagalan rekanalisasi dari

    duodenum janin yang mengakibatkan obstruksi total. %i awal minggu keempat

    kehamilan, duodenum mulai berkembang dari distal 0oregut dan proksimal midgut.

    7

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    8/20

    9elama minggu kelima dan keenam kehamilan, sel epitel duodenum berproli0erasi

    kemudian akan menyumbat lumen duodenums secara sempurna.

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    9/20

    >engkung usus tengah yang terletak pada ujung umbilikus berotasi sebesar E derajat

    berlawanan arah jarum jam (dilihat dari anterior) dengan arteri mesenterika superior

    sebagai aksisnya (lengkung kranial mengarah ke kanan bawah sedangkan lengkung

    kaudal naik ke kiri atas). Proses tersebut lengkap setelah minggu ke;B. 9elama rotasi,

    lengkung kranial usus tengah memanjang dan membentuk lengkung jejunum;ileum,

    sedangkan perluasan dari sekum membentuk suatu tunas yaitu apendiks vermi0ormis.

    Pada minggu ke; intrauterin, sekum dan usus halus kembali ke

    intraabdomen dari saluran tali pusat. 9ekum mengadakan rotasi menuju ke kuadran

    kanan bawah dan usus halus berotasi dengan aksis arteri mesenterika superior,

    sehingga sekum ter0iksasi pada kanan bawah dan usus halus ter0iksasi pada

    peritoneum posterior. 9etiap hambatan rotasi dan kembalinya sekum dan usus halus

    ke abdomen pada setiap tempat menyebabkan pembentukan pita (Ladds band) yang

    menyilang duodenum dan sekum yang tidak berotasi sempurna dan menyebabkan

    mesenterium usus halus tidak ter0iksasi pada dinding posterior abdomen.

    Gambar ,. Pan*rea" anu$ar

    9

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    10/20

    Gambar -. !a$rota"i inte"tina$

    2.2.' Gea$a K$ini"

    Prenata$

    Obstruksi duodenum mudah didiagnosis dengan 692. $ntenatal care dengan

    ultrasonograpi prenatal harus dilakukan kepada wanita hamil dalam segala situasi.

    obstruksi duodenum terjadi hingga minggu kehamilan ' dengan 0enomena double

    bubble karena distensi simultan abdomen dan bagian pertama dari doudenum

    tersebut. %alam lebih dari dari kasus, terdapat pada ibu polyhydramnion, dan

    dalam beberapa kasus, aspirasi ketuban biasanya telah dilaporkan . %i 0asilitas yang

    mana 692 tidak tersedia, kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan dalam kasus

    ibu polyhydramnion.

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    11/20

    Po"tnata$

    2ejala paling umum adalah muntah bilious dan intoleransi makan. %ehidrasi

    dan pengurangan elektrolit cepat terjadi jika kondisi ini tidak diketahui dan terapi

    intravena tidak dimulai. $spirasi dan gagal perna0asan dapat terjadi. Funtah berulang

    yang bukan bilious terlihat dalam kasus obstruksi supra ampullary ('). Pasien

    dengan web atau stenosis parsial dapat bertahan. 4anda 0isik yang tidak spesi0ik

    termasuk distensi abdomen atas dengan bagian bawah abdomen ska0oid. 9elain itu,

    dalam konteks klinis yang tepat, 0etus dengan sindrome down memiliki kecurigaan

    terhadap obstruksi duodenum sebagai penyebab obstruksi intestinal pada neonatal.

    $khirnya, pemeriksaan 0isik yang cermat pada tanda penyakit jantung bawaan yang

    signi0ikan, yang bisa menyulitkan manajemen perioperati0. (elicitas ! ", et al#

    +arry $ at al,'')

    Penampilan klinis malrotasi berupa gangguan pasase setinggi duodenum,

    dapat timbul segera, beberapa hari, beberapa bulan bahkan beberapa tahun setelah

    kelahiran. 4ujuh puluh lima persen dari penderita tampil dengan gejala dan tanda

    obstruksi total saluran cerna dalam masa neonatal karena disertai volvulus.

    Fani0estasi klinik malrotasi pada bayi ialah muntah hijau dengan atau tanpa distensi

    abdomen, bahkan sampai terjadi peritonitis juga gejala yang terlambat datang yaitu

    eritem pada abdomen dan syok . 2ejala dapat dihubungkan dengan obstruksi

    duodenum maupun volvulus midgut. (%assinger 333 F9, 9mith 9%)

    2.2., Dia+no"i"

    $da beberapa man0aat untuk diagnosis antenatal obstruksi duodenum,

    termasuk konseling orangtua. %iagnosis disarankan 692 prenatal. !valuasi sonogra0i

    pada janin dari ibu dengan riwayat polihidramnion dapat mendeteksi konsistensi

    struktur two 0luid;0illed dengan double bubble pada ** kasus. Feskipun obstruksi

    duodenum biasanya terjadi pada minggu ', alasan kegagalan deteksi dini kehamilan

    tidak sepenuhnya jelas. 9ebagian besar kasus atresia duodenum terdeteksi antara G

    dan B bulan gestasi. %istensi abdomen mungkin ada atau mungkin tidak ada. Pada

    11

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    12/20

    neonatus dengan atresia duodenum, perut ska0oid. $spirasi melalui (H2) tabung

    nasogastrik lebih dari ' m> isi cairan lambung, seperti aspirasi normal adalah

    kurang dari 8 m>. 6ntuk pasien dengan stenosis, diagnosis sering tertunda sampai

    neonatus mulai makan dan intoleransi makan berkembang dengan emesis dan distensi

    lambung. %alam kasus antenatal dicurigai obstruksi duodenum, serta pada neonatus

    dengan presentasi yang konsisten dengan obstruksi usus proksimal, radiogra0i

    upright abdominal biasanya cukup untuk mengkon0irmasi diagnosis atresia

    duodenum.

    Gambar /. USG 0Doub$e bubb$e

    %iagnostik radiogra0i atresia duodenum, midgut volvulus dan pancreas anular

    adalah tanda double bubble. Proksimal sisi kiri gelembung mewakili udara dan cairan

    perut sedangkan duodenum proksimal dilatasi merupakan gelembung kedua kanan

    midline. %alam hampir semua kasus atresia duodenum, usus distal adalah 2asless.

    Hamun, kehadiran gas didistal tidak selalu mengecualikan diagnosis atresia. Pada

    neonatus yang perutnya telah didekompresi oleh salah H2 aspirasi atau muntah, *;

    - m> udara ditanamkan ke dalam perut akan mereproduksi bubble.

    12

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    13/20

    Gambar . 3ont+en 0Doub$e bubb$e

    Gambar 4. Atre"ia Duodenum AP dan Latera$

    13

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    14/20

    Gambar 5. 6eb Duodenum

    Pada stenosis duodenum, tanda double bubble sering tidak hadir dan diagnosis

    biasanya dibuat dengan studi kontras. 5iasanya akan terlihat ' gelembung disertai

    gelembung udara kecil;kecil di distal, (Pablo $, %aniel &,'*)

    Gambar 17. Steno"i" Duodenum

    14

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    15/20

    Pada pemeriksaan radiologik pada penderita malrotasi dengan 0oto polos

    abdomen dengan pemeriksaan barium enema terlihat corkscrewdan sekum terletak di

    kuadran kanan atas di bawah hepar.

    Gambar 17. CorkscrewPada Penderita !a$rota"i Dan &o$8u$u"

    Pada gambaran radiologi pada saluran pencernaan atas sering memilikikarakteristik dan gambaran terbaik ketika duodenum mengalami distensi

    maksimum. 9tenosis digambarkan dengan region periampullar yang berhubungan

    dengan bagian ekstrinsik, de0ek eksentrik pada bagian medial dari bagian kedua

    duodenum.pada umumnya mukosa baik kecuali disertai adanya ulkus peptikum.

    6lkus peptikum cukup sering terjadi, ketika terlihat adanya gambran ulkus pada

    periampular duodenum pada dewasa diagnosis anular pancreas dapat dipikirkan

    sebagai Iollinger;!llison syndrome.

    15

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    16/20

    2.2.- Tata$a*"ana

    4ata laksana yang dilakukan meliputi tata laksana preoperati0, intraoperati0 serta

    postoperati0.

    Pera9atan #ra o#era"i

    3ntensitas perawatan pra operasi proporsional dari waktu lahir sampai

    presentasi rumah sakit. 9etelah diagnosis ditegakkan, maka resusitasi yang tepat

    diperlukan dengan melakukan koreksi terhadap keseimbangan cairan dan

    abnormalitas elektrolit serta melakukan kompresi pada gastrik. 4erapi awal terdiri

    dari dekompresi nasogastrik dan penggantian cairan dan elektrolit yang tepat.

    9ebagian besar dari pasien yang baru lahir ini kecil dan prematur untuk usia

    kehamilan mereka, sehingga perawatan khusus harus diambil untuk menjaga suhu

    tubuh dan untuk menghindari hipoglikemia, terutama dalam kasus;kasus berat bayi

    lahir sangat rendah , penyakit jantung bawaan, dan sindrom gangguan pernapasan.

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    17/20

    proksimal secara melintang ke bagian distal secara longitudinal atau diamond

    shape.

    %isamping melakukan open duodenoduodenostomi, pada negara maju

    dapat dilakukan teknik operasi menggunakan laparoscopic. 4eknik dimulai

    dengan memposisikan pasien dalam posisi supinasi, kemudian akan diinsersikan

    dua instrument. 9atu pada kuadran kanan bayi, dan satu pada mid;epigastik kanan.

    %uodenum dimobilisasi dan diidenti0ikasi regio yang mengalami obstruksi.

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    18/20

    menyusui setelah *B jam pasca operasi. 6ntuk mendukung nutrisi jangka panjang,

    maka dapat dipasang kateter intravena baik sentral maupun peri0er apabila

    transanastomotic enteral tidak adekuat untuk memberi suplai nutrisi serta tidak

    ditoleransi oleh pasien. 9emua pasien memiliki periode aspirasi asam lambung

    yang berwarna empedu.

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    19/20

    BAB III

    KESI!PULAN

    Obstruksi duodenum kongenital bisa disebabkan oleh lesi intrinsik atau

    ekstrinsik. Obstruksi duodenum intrinsik disebabkan oleh atresia duodenum, stenosis

    duodenum dan web duodenum. Obstruksi duodenum ekstrinsik mungkin disebabkan

    oleh malrotasi dengan pankreas anular, preduodenal portal vein.

    Obstruksi intestinal kongenital terjadi pada sekitar = ' kelahiran hidup

    dan merupakan penyebab umum pembedahan pada neonatal. 3nsiden obstruksi

    duodenum terjadi =8; bayi. >ebih dari 8 dari pasien yang terkena telah

    dikaitkan dengan anomali kongenital, dengan trisomi ' terjadi pada sekitar .

    %iagnosis obstruksi duodenum dapat dilakukan dengan anamnesis,

    pemeriksaan 0isik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat dinilai secara

    prenatal dan postnatal. Pada prenatal obstruksi duodenum mudah didiagnosis dengan

    692. %alam lebih dari dari kasus, terdapat pada ibu polyhydramnion, dan dalam

    beberapa kasus, aspirasi ketuban biasanya telah dilaporkan. Pada postnatal gejala

    paling umum adalah muntah bilious dan intoleransi makan. %ehidrasi dan

    pengurangan elektrolit cepat terjadi jika kondisi ini tidak diketahui, aspirasi dan gagal

    perna0asan dapat terjadi.

    Pada pemeriksaan 0isik terdapat distensi abdomen mungkin ada atau mungkin

    tidak ada, perut ska0oid, aspirasi melalui (H2) tabung nasogastrik lebih dari ' m> isi

    cairan lambung, seperti aspirasi normal adalah kurang dari 8 m>. Pada pemeriksaan

    penunjang dengan radiogra0i maka akan terlihat gambaran double bubbl.. Pada

    stenosis duodenum, tanda double bubble sering tidak hadir dan diagnosis biasanya

    dibuat dengan studi kontras.

    4atalaksana pada obstruksi duodenum adalah terapi awal terdiri dari

    dekompresi nasogastrik, penggantian cairan dan elektrolit, mencegah hipoglikemia.

    6ntuk tindakan operasi akan dilakukan duodenoduodenostomy.

    19

  • 7/25/2019 Bab I-III Obstruksi Duodenum

    20/20

    DA=TA3 PUSTAKA

    elicitas ! ", et al.7hapter -'. Duodenal Atresia And Stenosis. http=//www.global ;

    help.org/publications/books/ +elpKpedsurgerya0rica-'.pd0. %ikunjungi pada tanggal

    '8 &uni '-.

    Pablo $, %aniel &. Duodenal and Intestinal Atresia and Stenosis. %alam= $shcra0t