BAB I Bone Manjeng

download BAB I Bone Manjeng

of 9

description

AMDAL

Transcript of BAB I Bone Manjeng

L

Adendum Andal, RKL & RPL

Pelabuhan Khusus Industri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) Bone Manjeng, PT. Unggul Widya Teknologi Lestari

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada masa mendatang, permintaan minyak mentah kelapa sawit / Crude Palm Oil (CPO) dan produk turunannya di pasar global diperkirakan naik meskipun krisis ekonomi terjadi. Hal ini dikarena minyak sawit jauh lebih kompetitif dibanding minyak nabati lain. Permintaan CPO terbesar datang dari Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia saat ini. India dan Tiongkok merupakan pasar terbesar CPO Indonesia dan sekitar 70% total pasokan CPO dunia diserap oleh kedua negara tersebut. Permintaan CPO India pada 2012 mencapai 7,1 juta ton naik 5,18% dari 2011 sebesar 6,75 juta ton. Impor CPO Tiongkok pada 2012 naik dari 5,95 juta ton pada 2011 menjadi 6,65 juta ton pada 2012 (sumber : http://www.stabilitas.co.id/view_articles.php?article_id=215&article_type=0&article_category=7).Besarnya permintaan akan CPO diikuti pula dengan peningkatan hasil produksi CPO. Sepanjang tahun 2012 produksi CPO Indonesia mencapai 26,5 juta ton, meningkat 10% dari produksi CPO tahun 2011 sebesar 24,1 juta ton (http://www.indonesia financetoday.com/read/41134/Produksi-CPO-Dunia-2012-Tumbuh-52). Hal ini semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia dari tahun 2011.Peningkatan produksi CPO disebabkan oleh peningkatan areal dan penyebaran perkebunan kelapa sawit yang sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Barat.

Di Provinsi Sulawsesi Barat, luas areal tanaman kelapa sawit pada tahun 2012 mencapai 37.635 Ha dengan produksi 221.296 TBS. Dari luas tanam ini mampu menghasilkan CPO + 354.712 Ton (Mamuju Utara Dalam Angka, 2012). Tanaman kelapa sawit tersebar disemua Kecamatan di Mamuju Utara. Kegiatan penanaman sawit di wilayah ini dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat yang terhimpun dari dalam plasma/kemitraan dan swadaya.

PT. Unggul Widya Teknologi Lestari (PT. UWTL) merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak di dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit di Sulawesi Barat (Mamuju Utara) dengan produk yang dihasilkan berupa CPO dan biji kelapa sawit / Palm Kernel (PK). Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1982 sebagai perusahaan kontraktor perkebunan. Pada tahun 1985, PT. UWTL memperoleh ijin lokasi dengan luas areal yang dikelola sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 585/Kpts/II/88 kurang lebih 15.700 Ha.

Kegiatan pemasaran CPO PT. UWTL di Mamuju Utara dilakukan melalui Pelabuhan Khusus CPO Bone Manjeng. Pelabuhan ini dibangun pada tahun 1995 dengan tipe dermaga adalah Marjinal ukuran 112 x 10 m2. Ukuran dermaga ini hanya dapat melayani kapal dengan kapasitas maksimum 2.000 DWT.

Dengan semakin meningkatnya jumlah pengapalan CPO rata rata mencapai 9 % per tahun (Tabel 1.1) menyebabkan perlunya pengembangan fasilitas dermaga dengan mengubah bentuk dermaga dari bentuk marjinal ke bentuk continuous berth (dermaga memanjang searah garis pantai) dengan dimensi 100 x 12 m2 dan konstruksi pelat beton yang ditunjang oleh tiang pancang. Dimensi dermaga ini dapat melayani kapal dengan kapasitas maksimum 5.000 DWT. Selain itu juga dilakukan pengembangan tangki penampungan CPO sebanyak 2 unit dengan kapasitas 2.000 MT.

Tabel 1.1. Jumlah Pengapalan CPO melalui Pelabuhan Khusus Bone Manjeng.TahunProduksi CPOPengiriman ke pelsus Bone ManjengPenerimaan di pelsus Bone ManjengPengapalan CPO

----------------------------- Kg -----------------------------------

200857,898,23058,154,71058,147,45062,336,067

200958,451,05056,365,19056,356,05057,778,903

201057,663,29060,104,86060,052,03065,038,628

201174,316,56672,926,03072,870,36080,878,900

201284,473,27083,920,26084,047,01086,552,004

Sumber : PT.UWTL, 2013

Kegiatan Pelabuhan Khusus CPO PT. UWTL di Bone Manjeng telah memiliki dokumen AMDAL yang disusun pada tahun 1999 dan telah mendapat persetujuan Tim Teknis Amdalhub, Dirjen Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Jakarta. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Pasal 50 menyatakan bahwa pemrakarsa wajib melakukan perubahan izin lingkungan akibat adanya perubahan atas penambahan kapasitas kegiatan (dermaga dan tangki) yang didahului dengan perubahan dokumen (addendum Andal dan RKL-RPL). Hal ini dipertegas oleh surat dari Badan pengedalian Lingkungan Hidup kabupaten Mamuju Utara nomor 660/207/VII/BPLH/2013 tanggal 16 Juli 2013 perihal Melakukan Adendum atas kegiatan perubahan dermaga dan penambahan tangki CPO di pelabuhan Bone Manjeng (surat terlampir).1.2. TUJUAN DAN MANFAAT

Kegiatan ini bertujuan melakukan pengembangan fasilitas pelabuhan berupa perubahan bentuk dan dimensi dermaga ( 100 x 12 continuos berth) dan penambahan tangki penimbungan (2 unit dengan kapasitas per unit masing masing 2.000 MT).

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

A. Masyarakat Sekitar berupa :

Penyediaan lapangan kerja baik pada saat konstruksi maupun pada saat operasional pelabuhan

Peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan masyarakat yang diperoleh dari hasil kerja dan effek ganda dari keberadaan pelabuhan.

B. Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara berupa :

Menciptakaan lapangan kerja yang mampu mengurangi tingkat pengangguran terbuka.

Peningkatan PAD melalui retribusi jasa pelayanan pelabuhan

C. PT. UWTL berupa

Terjaminnya proses pemasaran CPO milik PT. UWTL

Terjaminnya proses bongkar kebutuhan sarana dan prasarana pendukung produksi milik PT. UWTL.

1.3. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Peraturan peraturan yang terkait dengan rencana pengembangan Pelabuhan Khusus Industri Kelapa Sawit Bone Manjeng Desa Doda, Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara sebagai berikut :

A. Undang Undang

1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang Undang ini digunakan dalam pengelolaan tenaga kerja konstruksi dan operasi.

2. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Alam Hayati dan Ekosistemnya. Undang- Undang ini digunakan sebagai aturan dasar dalam rangka konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya.

3. Undang Undang No 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja. Undang undang ini digunakan sebagai aturan dasar dalam pengelolaan penggunaan tenaga kerja pada rencana usaha/kegiatan ini.

4. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangun Gedung. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam pembangunan gedung dalam kegiatan ini.

5. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Digunakan sebagai rujukan dalam pengelolaan aspek ketenagakerjaan yang ditimbul pada kegiatan ini.

6. Undang- Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Digunakan sebagai pedoman dalam mobilisasi material dalam kaitanya dengan klasifikasi dan kategori jalan.

7. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Digunakan untuk memahami dengan jelas kesesuaian lokasi dengan tata ruang.

8. Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Digunakan sebagai dasar pengelolaan pelabuhan dalam hubungannya dengan fasilitas yang ada di pesisir dan kaitannya dengan rangkaian pulau kecil.

9. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang Undang digunakan sebagai pedoman dalam pengurusan administrasi/izin kegiatan dan penerimaan pengoperasian kegiatan dalam kewenangan pemerintahan daerah.

10. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Digunakan untuk memahami aspek pelayaran dalam kaitanya pembangunan dan pengoperasian pelabuhan khusus.

11. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap angkutan bahan dan material yang akan digunakan dalam pembangunan Pelabuhan ini.

12. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang ini digunakan sebagai dasar dari studi ini.

13. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Digunakan sebagai acuan dalam mengelola dampak kesehatan yang timbul.

14. Undang undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Undang undang ini digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan terhadap biota perairan (Nekton).

B. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan; akan digunakan sebagai pedoman dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup khususnya pada pengangkutan peralatan dan material.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan; akan digunakan untuk pengelolaan yang terkait dengan dampak terhadap transportasi darat.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Jenis-jenis Hayati Dilindungi digunakan untuk menetapkan apakah satwa tersebut dilindungi.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut; digunakan untuk pengelolaan perairan laut.5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Digunakan sebagai acuan untuk mengendalikan pencemaran udara.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; akan digunakan untuk pedoman pengelolaan B3.

7. Peraturan Pemerinah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun; akan digunakan untuk pedoman pengelolaan B3.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Pemerintah ini digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat pencemaran terhadap kualitas air dan cara pengendaliannya.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan; Digunakan untuk mengidentifikasi Jenis Kapal yang akan berlabuh di pelabuhan.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam kaitannya dengan pengelolaan dampak tenaga kerja.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Peraturan ini digunakan dalam kaitanya dengan pembagian tugas pemerintahan dan pembangunan proyek ini.

12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Digunakan sebagai dasar untuk memahami posisi Ruang Kabupaten Mamuju Utara dalam konteks nasional.

13. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan digunakan sebagai arahan dan pedoman pengoperasian Pelabuhan.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian; Digunakan sebagai pedoman pengaturan pelayaran di daerah Pelabuhan.

15. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan. Peraturan ini akan digunakan untuk menilai dan mengevaluasi dampak kapal yang masuk dan keluar dari pelabuhan.16. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam upaya pengelolaan perlindungan wilayah maritim.

17. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta Manajemen Kebutuhan LaluLintas. Peraturan ini digunakan untuk pengelolaan dampak transportasi

18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan, digunakan sebagai dasar acuan penyusunan Laporan AMDAL.

C. Peraturan/Keputusan/Intruksi Presiden dan Menteri

1. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2007 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam upaya pengelolaan pembebasan tanah masyarakat.2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 173/MENKES/PER/VIII/1977 tentang Pengawasan Pencemaran Air Untuk berbagai Kegunaan yang berhubungan dengan Kesehatan. Peraturan ini digunakan dalam kaitan dengan pengelolaan dampak pencemaran air oleh kegiatan ini.

3. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi. Peraturan ini digunakan penentuan ijin Lokasi pembangunan proyek ini.

4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 4 Tahun 2005 tentang Pencegahan Pencemaran dari Kapal; Digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan limbah minyak kapal.

5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 7 Tahun 2005 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayanan (BENP); Digunakan sebagai dasar rekomendasi sarana bantu navigasi dalam penyusunan RKL.

6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman penyusuanan RKL dan RPL.7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3/2007 tentang Fasilitas Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di Pelabuhan, merupakan acuan untuk menetapkan fasilitas yang diperlukan untuk limbah B3 dalam penyusunan AMDAL.

8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam penilaian dokumen dalam kaitan dengan komisi.

9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2009 tentang pengelolaan limbah di pelabuhan. Peraturan ini digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan ini.

10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 24 Tahun 2009 tentang Panduan Penilaian Dokumen Analisis Mengenai Lingkungan Hidup. Peraturan ini digunakan sebagai acuan dalam memerikasa kelengkapan dokumen ini.

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan ini digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan kualitas air pada kegiatan ini.

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/11/96 Tentang Baku Tingkat Kebisingan. Digunakan sebagai acuan dalam mengukur kebisingan yang timbul akibat kegiatan ini.

13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 49/MENLH/11/96 Tentang Baku Tingkat Getaran. Digunakan sebagai acuan dalam mengukur getaran yang timbul akibat kegiatan ini.

14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876 tahun 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. Digunakan dalam menganalisis dampak kesehatan yang ditimbulkan pada kegiatan ini.

15. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP.10/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Peraturan ini digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan yang terkati dengan dampak terhadap tenaga kerja.

16. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tantang Baku Mutu Air Laut. Digunakan sebagai dasar dalam analisis kualitas air laut disekitar proyek.

17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004 tentang Kriteria baku Kerusakan dan Pedomanan Penentuan Status Padang Lamun; digunakan untuk menilai kerusakan padang lamun.18. Keputusan Menteri Perhubungan 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; digunakan untuk evaluasi pengelolaan lalulintas dalam rangka kegiatan ini.

19. Keputusan Kepala Badan pengendalian Dampak Lingkungan RI Nomor Kep 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Keputusan ini digunakan dalam penentuan ukuran dampak penting ada kegiatan ini.Bab I PendahuluanI - 1