BAB I 1199048 -...

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alvin Toffler, sebagaimana dikutip oleh Barita Effendi Siregar membagi gelombang kebudayaan manusia pada tiga era yaitu pertanian, industri dan informasi. 1 Memasuki gelombang peradaban informasi peran dan posisi informasi dalam masyarakat menjadi sangat penting. Informasi menjadi sarana kehidupan yang dalam jumlah besar bebas berlalu lalang ke tiap rumah. Sekarang ini masyarakat menikmati kelimpahan informasi yang luar biasa. Hal ini terkait dengan makin banyak, beragam dan canggihnya industri media informasi dan komunikasi, mulai cetak hingga elektronik yang menawarkan berita dan sensasi. 2 Dengan beragamnya industri media, masyarakat mudah memperoleh informasi tentang dunia dari media massa. Menurut McLuhan, sebagaimana dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, media massa adalah perpanjangan alat indra manusia. Dengan media massa manusia bisa memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak 1 Barita Effendi Siregar, Antara Nilai Berita dan Mempertahankan Citra Bangsa, dalam Jurnal ISKI, Pers. Indonesia Era Transisi” Remaja Rodakarya, Bandung, 2001, hlm. 78 2 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, LKIS, Yogyakarta,2001, hlm. v

Transcript of BAB I 1199048 -...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alvin Toffler, sebagaimana dikutip oleh Barita Effendi Siregar

membagi gelombang kebudayaan manusia pada tiga era yaitu pertanian,

industri dan informasi.1 Memasuki gelombang peradaban informasi peran

dan posisi informasi dalam masyarakat menjadi sangat penting. Informasi

menjadi sarana kehidupan yang dalam jumlah besar bebas berlalu lalang ke

tiap rumah.

Sekarang ini masyarakat menikmati kelimpahan informasi yang luar

biasa. Hal ini terkait dengan makin banyak, beragam dan canggihnya industri

media informasi dan komunikasi, mulai cetak hingga elektronik yang

menawarkan berita dan sensasi.2

Dengan beragamnya industri media, masyarakat mudah memperoleh

informasi tentang dunia dari media massa. Menurut McLuhan, sebagaimana

dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, media

massa adalah perpanjangan alat indra manusia. Dengan media massa manusia

bisa memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak

1 Barita Effendi Siregar, Antara Nilai Berita dan Mempertahankan Citra Bangsa, dalam

Jurnal ISKI, Pers. Indonesia Era Transisi” Remaja Rodakarya, Bandung, 2001, hlm. 78 2 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, LKIS, Yogyakarta,2001,

hlm. v

2

dialami secara langsung. Media massa datang menyampaikan informasi

tentang lingkungan sosial dan politik.3

McQuail sebagaimana dikutip Henry Subiakto menjelaskan bahwa

khalayak melihat media massa sebagai jendela yang memungkinkan bagi

mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar sana, media juga

merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.4

Media massa pada dasarnya adalah media diskusi publik tentang suatu

masalah yang melibatkan tiga pihak : wartawan, sumber berita, khalayak.

Ketiga pihak itu mendasarkan keterlibatannya pada peran sosial masing-

masing dan hubungan di antara mereka terbentuk melalui operasionalisasi

wacana yang mereka konstruksi. 5

Media cetak atau media tulisan adalah salah satu bentuk dari media

massa, yang diartikan sebagai pers dalam pengertian sempit hanya terbatas

pada media massa cetak, yakni surat kabar, majalah, bulletin, dan

sebagainya.6 Dilihat dari perspektif komunikasi media cetak merupakan

channel of mass communication, yakni merupakan saluran (alat, medium)

3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.

224 4 Drs. Henry Subiakto, MA., Menggagas Sistem Media yang Demokratis untuk Indonesia

Baru, dalam Jurnal ISKI, “Pers. Indonesia Era Transisi”, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 10

5 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiarsis, Politik Media Mengemas Berita (Habibi dalam Pemberitaan Kompas Merdeka dan Republika), Institut Studi Arus Informasi, Jakarta,1999, hlm. 26

6 Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy., MA., Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 145

3

yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa yaitu komunikasi yang

diarahkan dan ditujukan kepada masyarakat banyak. 7

Surat kabar merupakan salah satu media cetak yang dapat membantu

manusia dalam memenuhi dan melayani kebutuhan manusia akan informasi

yang diperlukan tersebut. Sebagai salah satu media, surat kabar merupakan

sumber informasi dan interpretasi yang mempengaruhi pikiran dan sikap

manusia. Disamping itu ia juga alat pembentuk, penghimpun, dan penyalur

pendapat umum. 8

Surat kabar dalam medium yang terbatas, tidak menyajikan seluruh

realitas sosial. Seperti ungkapan Dennis McQuail yang dikutip Henry

Subiakto, media massa merupakan filter yang menyaring dan menyeleksi

berbagai hal untuk diberi perhatian atau tidak. media memilih isu, informasi,

atau bentuk isi sesuai standar pemgelolanya.9 Pemilihan ini juga dipengaruhi

misi, visi, nilai atau ideologi yang ingin disampaikan media massa itu kepada

masyarakat. Menurut Lippman yang dikutip Junarto Imam Prakoso, suatu

surat kabar, ketika mencapai pembacanya adalah hasil serangkaian proses

seleksi.10

Surat kabar dalam melaporkan peristiwa atau berita, juga dipengaruhi

oleh proses persepsi selektif yang dilakukan wartawan dan editor, yang

7 H. Alamsjah Ratu Perwiranegara, Prospek Media Massa Islam dalam Era Informasi,

Jalam Rusjdi Hamka dan Rafik, Islam dan Era Informasi, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1989, hlm. 65

8 F. Rahmady, Perbandingan Sistem Pers, PT Gramedia, Jakarta 1990, hlm. Xvii 9 Drs. Henry Subiakto. MA,. Op. Cit., hlm 11 10 Junarto Imam Prakoso, “Sikap Netralitas Pers Terhadap Pemerintahan Habibie”,

dalam Jurnal ISKI, “Menuju Paradigma Baru Penelitian Komunikasi” Remaja Rosda karya, Bandung, 1999, hlm. 11

4

disadari atau tidak berperan dalam menghasilkan judul berita, ukuran huruf

untuk judul, penempatan berita di surat kabar (apakah di halaman depan,

dalam atau belakang) yang menandakan penting atau tidaknya berita,

panjang atau pendeknya laporan, komentar mana yang akan ditampilkan dan

akan dibuang, yang sedikit banyak akan menunjukkan keberpihakan surat

kabar itu sendiri, dan julukan apa yang dipilih surat kabar untuk

mempromosikan pihak yang mereka bela atau menyudutkan pihak lain.11

Dedy Mulyana dalam tulisannya Analisis Framing Suatu Pengantar,

dalam buku Eriyanto menjelaskan bahwa berita surat kabar merupakan suatu

cara untuk menciptakan realitas yang diinginkan mengenai peristiwa atau

(kelompok) orang yang dilaporkan. Karena telah melewati proses seleksi dan

reproduksi, berita surat kabar merupakan laporan peristiwa yang artifisial atau

dibuat, tetapi dapat diklaim sebagai objektif oleh surat kabar itu untuk

mencapai tujuan-tujuan ideologis (dan bisnis) surat kabar tersebut. Dengan

kata lain, berita surat kabar bukan sekadar menyampaikan, melainkan juga

menciptakan makna.12 Hal inilah yang membuat proses pembentukan berita

adalah proses yang rumit dan banyak faktor yang berpotensi

mempengaruhinya, sehingga akan terjadi pertarungan dalam memaknai

realitas. Dalam presentasi media apa yang disajikan pada dasarnya adalah

akumulasi dari pengaruh yang beragam.13

11 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, LKIS, Yogyakarta,

2002, hlm. XII 12 Ibid., 13 Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, LKIS, Yogyakarta, 2001,

hlm. 7

5

Dalam kaitan itu, penelitian ini mencoba mengetahui format atau

bentuk kerangka pemberitaan dan kecenderungan pemberitaan tentang Abu

Bakar Ba’asyir di Surat kabar Republika. Dalam Penelitian ini Format

diartikan sebagai bentuk framing Pemberitaan , baik dalam bentuk berita,

tajuk rencana, dan tulisan ilmiah populer features yang termuat di Surat kabar

Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir. Nama Ba’asyir mulai muncul dan

menjadi kontroversi ketika Malaysia dan Singapura menyebutkan bahwa

gerakan para aktivis Kelompok Militan Malaysia atau Kumpulan Mujahidin

Malaysia (KMM) dipimpin oleh tokoh-tokoh dari Indonesia, salah satunya

adalah Abu Bakar Ba’asyir alias Abdus Samad.14 KMM tuduh mempunyai

kaitan dengan Organisasi Jamaah Islamiyah (JI) yang dituduh mempunyai

rencana besar untuk mendirikan negara Pan-Islam di wilayah Asia Tenggara

dan terlibat dalam pemboman di Legian Bali, tanggal 12 Oktober 200215

Berdasarkan pengakuan Umar Al-Faruq, Saat diinterogasi Intelijen

Amerika Serikat CIA, Al-Faruq diberitakan mengungkapkan berbagai kasus

teror bom di Indonesia yang melibatkan Abu Bakar Ba’asyir16. Ba’asyir pun

ditahan di Mabes Polri atas tuduhan terlibat dalam kasus pengeboman Natal

2000, rencana pembunuhan Presiden Megawati dan menjadi bagian dari

Jaringan Al-Qaidah. 17

14 Idi Subandi Ibrahim, Asep Syamsul M. Romli, Kontroversi Ba’asyir: Jihad Melawan

Opini Fitnah Global, Bandung, Nuansa, 2003, hlm. 37. 15 Ibid, hlm 36. 16 Ibid, hlm 48. 17 Ibid, hlm. 38.

6

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Format Pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir di Harian

Republika

2. Bagaimana kecenderungan Harian Republika dalam memberitakan Abu

Bakar Ba’asyir.

C. Tujuan Penulisan Skripsi

1. Untuk mengetahui format pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir di

Surat Kabar Republika

2. Untuk mengetahui kecenderungan media cetak yaitu Surat Kabar

Republika dalam memberitakan tentang Abu Bakar Ba’asyir

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan di bidang

dakwah dan ilmu komunikasi.

2. Secara praktis, penelitian ini dilaksanakan dalam rangka merealisasikan

salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3. Sebagai bahan bagi individu atau instansi yang terkait di dalamnya juga

dalam rangka pengembangan penelitian pemberitaan media cetak melalui

analisis framing.

7

E. Telaah Pustaka

Untuk menghindari kesamaan pembahasan karya orang lain, penulis

menampilkan judul skripsi dan Buku hasil penelitian sebagai perbandingan :

Format Pemuatan Materi Dakwah di Media Massa (Studi Analisis

Harian Suara Merdeka Tahun 1999) Oleh Hidayat Aji Pambudi (1196 070),

tahun 2000. Dalam skripsi ini yang menjadi fokus penelitian adalah apakah

yang menjadi visi, misi, tujuan dan format Suara Merdeka dalam pemuatan

materi dakwah, dimana sampel penelitiannya adalah Suara Merdeka tahun

1999. Format pemuatan materi dakwah di Suara Merdeka berkisar pada dua

hal yakni: Bentuk dakwah monologis yaitu bentuk dakwah yang bersifat satu

arah, dan tidak ada proses untuk memberikan tanggapan atau Feed back pada

dainya . dan Bentuk dakwah Dialogis yaitu bentuk dakwah yang bersifat dua

arah, artinya memungkinkan terjadi suatu timbal balik dalam bentuk feed

back dari mad’u kepada dai.18

Format Pemberitaan Media Massa Tentang Invasi AS ke Irak

(Analisis Framing Surat Kabar Republika Tanggal 20 Maret – 19 April 2003)

oleh Sri Susmiati (1199059), tahun 2004.19 pada skripsi ini yang menjadi

penekanan penelitiannya adalah pada bagaimana cara pandang dan sikap surat

kabar Republika dalam memberitakan invasi AS ke Irak. Selama kurun waktu

20 Maret – 19 April 2003, Republika memberitakan tentang invasi AS ke Irak

18 Hidayat Aji Pambudi, Format Pemuatan Materi Dakwah di Media Massa (Studi

Analisis Harian Suara Merdeka Tahun 1999), Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2000, hlm. 96

19 Sri Susmiyati, Format Pemberitaan Media Massa Tentang Invasi AS ke Irak (Analisis Framing Surat Kabar Republika Tanggal 20 Maret – 19 April 2003), Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang 2004, hlm. 96.

8

sebanyak 412 item berita. 23 kali diantaranya merupakan headline yang

hampir setiap harinya menjadi berita utama dan 285 kali tersaji di rubrikasi

khusus. Dengan menggunakan analisis framing penulis menyimpulkan bahwa

dalam memuat berita-berita seputar invasi Amerika ke Irak, Republika

mempunyai pandangan tersendiri. Republika cenderung mengemas beritanya

dalam frame unfavourable terhadap Amerika dan sekutunya. Dalam

pandangan Republika tindakan Amerika menyerang Irak diberi penonjolan

yang lebih tinggi untuk memperkuat pandangan bahwa penyerangan tersebut

tidak beralasan.

Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita pers Orde Baru.

Yogyakarta Bigraf Publishing, 1999,20 Buku ini mengambarkan sisi-sisi

menarik yang di wacanakan oleh Pers Indonesia atas figur yang sarat dengan

kontroversi ini. Bahkan mampu mengidentifikasi proses perebutan wacana

antara negara yang dikuasai Soeharto dan tentara dengan Bung Karno sebagai

institusi, ideologi, dan pemikiranya. Lewat analisis framing penulis

menunjukkan bagian-bagian mana yang secara sengaja dimunculkan dari sisi

kehidupan dan pemikiran Bung Karno sebagai hal yang sangat signifikan atau

sebaliknya, baik untuk tujuan delegitimasi ataupun memperkuat. Penelitian

yang mengambil sampel berita Majalah Tempo dan Editor ini menemukan

dalam kenyataanya Majalah tersebut lebih memberikan ruang bagi wacana

yang menopang keberadaan Bung Karno ketimbang sebaliknya. Dengan kata

lain, Media lewat Tempo dan Editor telah berfungsi sebagai arena

20 Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru, Yogyakarta, Bigraf

Publishing, 1999, hlm. Xv.

9

pengawetan Bung Karno dalam berbagai rautnya-institusi-ideologi-pemikiran

dan sekaligus sebagai arena perlawanan terhadap usaha negara untuk

mengubur berbagai dimensi Bung Karno di atas.

Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis. Politik Media Mengemas

Berita, Habibi dalam pemberitaan Kompas, Republika, Merdeka. Jakarta,

ISAI, 1999.21 Buku ini merupakan hasil penelitian mengenai Habibi dalam

pemberitaan Kompas, Merdeka, Republika. Lima isu yang di pilih sangat

kontekstual dengan legitimasi Habibi. Pertama tentang naiknya Habibi dan

mundurnya Soeharto (Mei), Kedua tentang konflik PDI di Palu (Agustus),

Ketiga, Kontroversi mengenai ide pembentukan Presidium (Oktober),

Keempat, tentang Tuduhan Makar atas komunike bersama (November),

Kelima, Demonstrasi menentang Habibi (Desember), Semua peristiwa

tersebut terjadi di tahun 1998.

Sedangkan pada skripsi ini, penulis mengangkat sisi-sisi yang belum

pernah dibahas oleh peneliti-peneliti sebelumnya yaitu dengan mengambil

penekanan pada format pemberitaan media cetak dengan menggunakan

pendekatan analisis framing guna mengetahui bagaimana kecenderungan,

penonjolan, maupun frekuensi surat kabar Republika dalam menyajikan berita

tentang Abu Bakar Ba'asyir.

21 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis, Politik Media Mengemas Berita, Jakarta,

ISAI, 1999, hlm. 5.

10

F. Ruang Lingkup Dan Pembatasan Istilah

1. Ruang Lingkup

Liputan media cetak tentang kontroversi seputar Abu Bakar

Ba’asyir menarik untuk dikaji guna melihat posisi dan frame Harian

Republika, dalam memberitakan objek berita.

Pada penelitian ini penulis mengkaji format atau bentuk framing

dan kecenderungan pemberitaan Republika tentang Abu Bakar Baasyir

yang dimuat pada tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2002, karena

penangkapan Abu Bakar Ba’asyir saat itu mulai berhembus: klimaksnya

adalah pengakuan Umar Al-Faruq yang disebut-sebut sebagai pimpinan

tertinggi jaringan Al-Qaidah di kawasan Asia Tenggara. Saat diinterogasi

CIA, Al-Faruq diberitakan mengungkapkan berbagai kasus teror bom di

Indonesia, termasuk upaya pembunuhan Megawati. Al-Faruq menyebut

nama Abu Bakar Ba’asyir sebagai aktor dibalik teror bom Natal 2000

dan usaha pembunuhan Megawati.22

Abu Bakar Ba’asyir ditangkap dan dibawa ke Jakarta untuk

diperiksa saat menjalani perawatan di RS.PKU Muhammadiyah Surakarta

pada tanggal 28 Oktober 2002, Hal ini menimbulkan pro-kontra di

kalangan masyarakat23.

Berita yang menjadi objek penelitian adalah yang sebagian besar

isi pemberitaanya mengenai Abu Bakar Ba’asyir. Seperti berita berjudul,

"Ba'asyir Jadi tersangka", edisi 18 Oktober 2002. "Akhir dari

22 Ibid, hlm 48 23 “Ba’asyir di Bawa Paksa ke Jakarta”, Republika, 29 Oktober 2002, hlm 1.

11

Propaganda Superman", edisi 20 Oktober 2002. "Pertemukan Ba'asyir

dengan Al-Faruq", edisi 22 Oktober 2002. "Kita Dizalimi Bangsa

Sendiri", edisi 29 Oktober 2002. Ada 48 item berita yang dianggap layak

untuk dianalisis dengan menggunakan pendekatan framing. Dari 48 item

berita tersebut ada dua berita berbentuk tulisan ilmiah populer (artikel),

satu berita wawancara dengan Abu Bakar Ba’asyir, dua tajuk rencana,

empat berita berbentuk tulisan features, tiga berita berbentuk pendapat

para tokoh (galeri pendapat). Tema yang dibahas dalam pemberitaan

harian Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir yaitu, 22 masalah Politik,

12 masalah Sosial, 13 masalah Hukum, 1 masalah Agama

2. Pembatasan Istilah

Untuk memberi gambaran yang jelas serta menjaga agar tidak terjadi

kesalahpahaman dan kekacauan dalam pembahasan maka akan dijelaskan

istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut :

- Pemberitaan : proses, perbuatan, cara memberitakan (melaporkan,

memaklumkan), jadi pemberitaan disini dapat diartikan sebagai proses

atau cara memuat berita dalam surat berita. 24

- Media Cetak berarti : media massa atau penerbitan pers yang dicetak,

seperti surat kabar, majalah, poster, pamflet, iklan, dll. 25 Dalam

Penelitian ini menggunakan media cetak Surat kabar Republika.

24 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, hlm.

669 25 Kurniawan Junaidi, Ensiklopedi Pers Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

1991, hlm. 162

12

- Abu Bakar Ba’asyir adalah salah satu pendiri dan pengasuh pondok

pesantren Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo Jateng pada tahun 1974.

beliau dilahirkan di Mojoagung Jombang pada 18 Dzulhijjah 1359 H

(1938 M).26 Dalam kongres Mujahidin I, Pada tanggal 5-7 Agustus

2000, di Yogyakarta, Abu Bakar Ba’asyir ditetapkan menjadi ketua

Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) Sekaligus menjadi Amir Majelis

Mujahidin Indonesia (MMI). 27

- Republika adalah surat kabar yang diperkenalkan pada bulan Januari

1993. Harian ini dibangun ICMI melalui Yayasan Abdi Bangsa yang

dikepalai oleh BJ. Habibie yang sekaligus pemilik PT. Abdi

Bangsa.28 Republika mendefinisikan dirinya sebagai Koran Islam,

yang mencoba menghadirkan pemberitaan dalam perspektif yang

Islami.29

- Studi : kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah.30

G. Metodologi Penelitian

Metode adalah suatu cara yang ditempuh oleh seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan, karena suatu aktifitas akan berjalan

sebagaimana tujuan semula apabila menggunakan metode yang tepat. 31

26 Fauzan al-Anshori, Saya Teroris Sebuah Pledoi, PN Republika,Jakarta, 2002, hlm. 35 27 Irfan Suryahardi Awwas, Dakwah dan Jihad Abu Bakar Basyir, Wihdah Press:

Yogyakarta, 2003, hlm. 53 28 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis, Op.Cit, hlm. 7. 29 Junarto Imam Prakoso, Op. Cit., hlm. 117 30 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 860 31 Hadi Sutrisno, Metodologi Researt, Jilid I, Andi offset, Yogyakarta, 1990, hlm. 42

13

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui format atau bentuk

framing dan kecenderungan Pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir baik

berupa berita, tajuk rencana, dan Tulisan ilmiah Populer Features yang

termuat di Surat kabar Republika Pada kurun waktu 1 Oktober sampai 31

Oktober 2002. Bagaimana surat kabar yang mendefinisikan dirinya

sebagai koran Islam tersebut memaknai dan membingkai peristiwa

(informasi) baik berupa berita, tajuk rencana, tulisan ilmiah populer

Features yang berkaitan dengan Abu Bakar Ba’asyir.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

bersifat atau memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam

sewajarnya atau sebagaimana adanya yang tidak dirubah dalam bentuk

simbol-simbol atau bilangan.32

Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai jenis penelitian yang

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)

dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara dari

kuantifikasi. 33

Penelitian kualitatif juga digunakan untuk menemukan dan

memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala

merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami.34 Penelitian

ini menggunakan pendekatan framing, untuk mengetahui apa yang ada

32 H. Hadari Nawawi, H. Mimi Martini. Penelitian Terapan, Gajahmada University

Press, Yogyakarta, 1996. hlm. 174 33 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Terjemahan. HM. Junaidi Ghony, Dasar-dasar

Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Bina Ilmu, 1997, hlm. 11 34 Ibid., hlm. 13

14

dibalik sebuah teks berita atau melihat realitas lain dibalik wacana media

massa.

Analisis framing yang digunakan dalam skripsi ini dikembangkan

dari Pan and Kosicki dan Teun A.Van Dijk, yang berasumsi setiap berita

mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide.35

Dalam pendekatan ini susunan berita dapat dilihat melalui perangkat

utama, Pertama struktur sintaksis, ini berhubungan dengan bagaimana

wartawan menyusun peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita.

Melalui struktur sintaksis ini dapat diamati pemberitaan harian Republika

tentang Abu Bakar Ba'asyir melalui bagan berita lead, latar, headline, atau

kutipan yang diambil. Kedua, struktur skrip. Ini berhubungan dengan

bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam

bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita yang

dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita.

Ketiga, unsur tematik. Metode ini berhubungan dengan bagaimana

wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam

proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks

secara keseluruhan. Keempat struktur retoris yang berhubungan dengan

bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur

ini akan melihat bagaimana wartawan memakai pilihan kata, idiom, grafis,

yang tidak hanya dipakai untuk mendukung berita melainkan memberi arti

tertentu. Dari keempat struktur tersebut merupakan rangkaian yang mampu

35 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Susdiansis, Op.Cit, hlm. 25

15

menunjukkan framing dari suatu media. Kecenderungan, kecondongan

wartawan dalam memahami peristiwa dapat dicermati dari keempat

struktur ini.36

2. Sumber Data

Dalam meninjau framing harian Republika, penulis menerapkan

salah satu versi dari analisis wacana yaitu analisis framing. Dimana studi

lapangan berita merupakan salah satu tugas utama penelitian (riset)

analisis wacana media.

Dengan demikian maka data utama (primer) dalam penelitian ini

berupa teks berita yang berhubungan dengan tema permasalahan yaitu

tentang Abu Bakar Ba’asyir yang diangkat oleh Republika. Data ini

dikumpulkan sendiri oleh penulis dalam proses observasi. Yaitu

pengamatan terhadap pemberitaan harian Republika tentang Abu Bakar

Ba'asyir yang terbit pada kurun waktu satu bulan yaitu tanggal 1 Oktober –

31 Oktober 2002. selama rentang waktu ini terdapat sebanyak 48 item

berita tentang Abu Bakar Ba'asyir.

Namun dalam melakukan penelitian (riset) wacana senantiasa

dibutuhkan data sekunder berupa sumber-sumber tertulis lain dari buku-

buku, majalah ilmiah, jurnal atau laporan-laporan yang relevan dengan

objek kajian. Data sekunder ini diperlukan untuk menjelaskan

kontekstualisasi isi teks berita.

36 Ibid, hlm. 29.

16

3. Populasi

Penelitian dalam skripsi ini merupakan penelitian populasi yaitu

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Populasi

adalah keseluruhan subyek penelitian.37 Populasi ini digunakan untuk

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian dimana dalam

hal ini penulis maksudkan untuk meneliti harian Republika secara

keseluruhan pada tanggal 1 Oktober sampai 31 Oktober 2002, dimana

pada tanggal tersebut terjadi beberapa peristiwa yang berkaitan dengan

Abu Bakar Ba’asyir.

Dalam penelitian ini Surat kabar Republika dipilih sebagai studi

kasus karena keunikan latar belakang sosial historis kemunculanya yaitu; .

Harian ini mendefinisikan dirinya sebagai koran Islam, yang

menghadirkan Pemberitaan dalam perspektif yang Islami.38 Menurut

David T. Hill yang dikutip Junarto Imam Prakoso, Harian Republika

mengesankan membawa aspirasi mayoritas jurnalis serta Intelektual Islam

yang Liberal dan Sekuler dalam mengangkat isu maupun peristiwa, secara

ideologis ia menginformasikan nilai-nilai Islam.39

Pemberitaan tentang Abu Bakar Ba’asyir baik berupa berita, tajuk

rencana, tulisan ilmiah populer features di Surat kabar Republika tanggal

1 Oktober sampai 31 Oktober 2002, menjadi objek kajian dalam penelitian

ini.

37 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

Jakarta,1998, hlm. 115 38 Bimo Nugroho, Eriyanto, Frans Surdiasis. Loc .Cit. 39 Junarto Imam Prakoso, Op.Cit. hlm 117.

17

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode dokumentasi. Dalam hal ini digunakan untuk

mengetahui terbitan Harian Republika tanggal 1 Oktober sampai 31

Oktober 2002. yang didalamnya termuat pemberitaan tentang Abu Bakar

Ba’asyir.

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan

sebagainya.40

Variabel dalam penelitian ini adalah pemberitaan Surat kabar

Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir baik berupa berita, tajuk rencana,

tulisan ilmiah populer features.

5. Metode Analisis Data

Metode yang akan digunakan penulis dalam menganalisis data

adalah:

a. Metode Induktif

Metode induktif adalah berangkat dari fakta-fakta yang khusus,

peristiwa yang konkret kemudian dari fakta atau peristiwa yang

khusus dan konkret itu ditarik generalisasi-generalisasi yang

mempunyai sifat umum.41 Dalam penelitian ini penulis akan

mengambil kesimpulan berdasarkan pemberitaan-pemberitaan pada

40 Ibid., hlm. 236 41 Sutrisno Hadi, Metode Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983, hlm.

42

18

surat kabar Republika, setelah itu menarik kesimpulan yang bersifat

umum.

b. Metode Indeksikalitas

Merupakan sebuah analisis yang mendasarkan pada pencarian makna

dari kata-kata dalam teks atau dapat dikatakan sebagai pemaknaan

secara definitif. Secara definitif indeksikalitas adalah keterkaitan

makna kata, perilaku dan lainnya pada konteksnya.42 Metode ini akan

penulis gunakan untuk mencari makna-makna yang tersirat maupun

tersurat dalam pemberitaan surat kabar tersebut, sehingga penulis bisa

menarik kesimpulan dan makna yang tepat dari pokok pemberitaan.

c. Metode Analisis Framing

Merupakan suatu metode penelitian yang mencoba mengungkapkan

rahasia perbedaan maupun pertentangan media dalam mengungkapkan

fakta.43 Framing adalah studi mengenai konstruksi pesan, yang

digunakan untuk melihat bagaimana kecenderungan media

mengkonstruksi dan membingkai pesan.44 Dan pada skripsi ini

berusaha mengetahui sikap atau kecenderungan harian Republika

dalam memberitakan Abu Bakar Ba’asyir. Menurut Louis Thustone

sikap merupakan derajat afektif positif atau afektif negatif terhadap

suatu objek, sementara menurut pandangan L. Berkowitz, sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

42 Noeng Muhadjir , Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III, Rake Sarasin,

Yogyakarta, 1996, hlm 106. 43 Eriyanto, Op.Cit, hlm. 52 44 Eriyanto,Ibid., hlm 291.

19

Favourable maupun perasaan tidak mendukung, atau tidak memihak

Unfavourable.45

Adapun operasionalisasi konsep sikap Favourable,

Unfavourable, ataupun Netral dari sebuah berita dalam skripsi ini

adalah sebagaimana berikut : Favourable jika sebuah berita mengutip

satu atau lebih narasumber yang mempunyai afeksi positif tanpa

memasukkan narasumber lain yang mempunyai afeksi negatif

terhadap permasalahan Abu Bakar Ba’asyir,46 atau memasukkan

kedua narasumber yang mempunyai afeksi positif dan negatif namun

berita lebih diarahkan atau membenarkan narasumber yang

berpandangan positif terhadap Abu Bakar Ba’asyir. Menekankan

bagian berita tertentu dengan pilihan kata, idiom, grafis, yang tidak

hanya dipakai sebagai pendukung berita melainkan memberi arti

tertentu yang menguntungkan salah satu pihak. Yaitu Abu Bakar

Ba’asyir dan meminimalisir pihak lain. Sedangkan Unfavourable

adalah jika sebuah berita mengutip satu atau lebih narasumber yang

mempunyai afeksi negatif tanpa memasukkan narasumber yang

mempunyai afeksi positif.47 Meskipun mengutip pendapat narasumber

yang berpandangan negatif namun berita diarahkan untuk tidak

mendukung pendapat tersebut. Porsi opini narasumber yang dikutip

dijadikan judul, diletakkan pada lead, serta terlalu besarnya porsi opini

45Junarto Imam Prakoso, Op.Cit., hlm 118 46 Ibid, hlm 119 47 Ibid.,

20

dalam tubuh berita. Pendapat yang memojokkan Ba’asyir tidak

mendapat dukungan dalam berita.

Dipandang netral jika memasukkan kedua narasumber yang

mempunyai afeksi positif dan negatif, tanpa memandang perbandingan

jumlah narasumber yang berbeda tersebut. Selain terdapat indikator

non-evaluatif, memisahkan fakta dengan opini serta indikator non-

sensasional, sesuai dengan judul, isi, akses yang sama dan berimbang.

penyajian berimbang sisi negatif dan positif.48 jadi berita dianggap

Favourable jika isi berita menguntungkan Abu Bakar Ba’ayir.

Sebaliknya Unfavourable jika pendapat narasumber yang

berpandangan negatif terhadap Abu Bakar Ba’asyir tidak mendapat

dukungan dalam berita. Dari 48 item berita yang tersaji terdapat 44

item berita Favourable (91,6)%, 2 item berita netral (4,16)% dan 2

item berita Unfavourable (4,16)%.

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk

membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta.

Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan

fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti

atau lebih di ingat, untuk membuat interpretasi khalayak sesuai

perspektifnya.49

Ada dua aspek dalam framing. Pertama, Bagaimana peristiwa

dimaknai, ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana

48 Joko Tri Haryanto, Profesionalisme Menuju Jurnalisme Baru, makalah hlm 1 49 Alek Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm. 162

21

yang tidak diliput. apa yang dipilih dan apa yang dibuang, bagian

mana yang ditekankan dalam realitas ? bagian mana dari realitas yang

diberitakan dan bagian mana yang tidak diberitakan ?.50 Kedua,

Bagaimana fakta itu ditulis. Gagasan itu diungkapkan dengan kata,

kalimat dan proposisi apa, dengan bantuan aksentuasi foto dan gambar

apa, dan sebagainya. Bagaimana fakta yang sudah dipilih tersebut

ditekankan dengan pemakaian perangkat tertentu; penempatan yang

mencolok (menempatkan pada headline depan atau bagian belakang),

pengulangan, pemakaian grafis, untuk mendukung dan memperkuat

penonjolan, pemakaian label tertentu ketika mengambarkan orang

atau peristiwa yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya,

generalisasi, simplifikasi, pemakaian kata yang mencolok, gambar,

dan sebagainya.51

Jadi framing adalah upaya media untuk menonjolkan

pemaknaan atau penafsiran mereka atas suatu peristiwa, dengan cara

mengunakan seperangkat wacana: kata, kalimat, latar, lead, hubungan

antar kalimat, foto, grafik, pemilihan narasumber, penempatan atau

posisi berita, dan perangkat lain untuk membantu mengungkapkan

pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Perangkat

wacana itu dapat juga menjadi alat bagi peneliti untuk memahami

bagaimana harian Republika mengemas pemberitaan tentang Abu

Bakar Ba’asyir.

50 Eriyanto,Op.Cit., hlm 69. 51 Ibid., hlm. 70

22

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar penelitian ini terbagi dalam 5 pokok pikiran yang

masing-masing termuat dalam bab yang berbeda-beda. Secara rinci masing-

masing bab akan mambahas tentang hal sebagai berikut :

Bab Pertama : Adalah Pendahuluan, yang membahas tentang latar

belakang masalah yang menggambarkan dasar-dasar

pemikiran mengapa penelitian ini mengambil tema tersebut,

lalu membahas pokok permasalahan, tujuan penelitian,

telaah pustaka, signifikasi penelitian, ruang lingkup dan

pembatasan istilah, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan skripsi.

Bab Kedua : Adalah Landasan Teori, yang membahas mengenai

pemberitaan media cetak dan dakwah, dalam bab kedua ini

terdiri beberapa sub bab. Sub bab pertama, membahas

mengenai pemberitaan media cetak dan dakwah, yang akan

menjelaskan tentang media cetak yang dijadikan sebagai

arena perang simbolik dan bagaimana media cetak

mengemas dan menyajikan berita. Sub bab kedua

membahas mengenai pengertian dan hukum dakwah,

dakwah melalui media cetak.

Bab Ketiga : Menjelaskan tentang biografi Abu Bakar Ba’asyir dan

aktivitas dakwahnya, juga membahas tentang latar belakang

23

surat kabar Republika dan gambaran umum pemberitaan

surat kabar tersebut tentang Abu Bakar Ba’asyir.

Bab Keempat : Adalah analisis data yaitu menganalisis pemberitaan surat

kabar Republika tentang Abu Bakar Ba’asyir. Bagaimana

format dan kecenderungan pemberitaan harian tersebut. Dan

pemberitaan harian Republika ditinjau dari dakwah

Bab Kelima : Adalah Penutup, yang berisi kesimpulan, saran,

24

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.

Al-Anshari Fauzan, Saya Teroris Sebuah Pledoi, PN. Republika, Jakarta, 2002

Agus sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru, Yogyakarta,

Bigraf Publishing,1990.

Dedy Djamaluddin Malik, “Dari Kontruksi ke Dekontruksi, Refleksi atas

Pemberitaan Televisi Kita”, Dalam Jurnal ISKI, Pres Indonesia Era

Transiri, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001.

Dja’far Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan,

Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985.

Don Michael Flournoy, Analisa Isi Surat Kabar Indonesia, penerjemah

Akhmadsyah Naina, Gajar Mada University Press, Yogyakarta, 1989.

Eriyanto, Analisis Framing ‘Konstruksi, Ideologi dan Politik Media,Yogyakarta,

LKIS, 2002.

Eriyanto, Analisis Wacana,Yogyakarta, LKIS, 2001.

F. Rachmadi , Perbandingan Sistem Pers, PT Gramedia, Jakarta, , 1990

Hadi, Sutrisno, Prof. Drs., MA., Metodologi Penelitian Research, Jilid I, Andi

Offset, Yogyakarta, 1990.

Idi Subandy Ibrahim, Asep Syamsul M. Romli, Kontroversi Baa’syir, Jihad

Melawan Opinin ‘Fitnah’, Global, Nuansa, Bandung, 2003.

25

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001.

Junarto Imam Prakoso, Sikap Netralitas Pers Terhadap Pemerintahan Habibie,

dalam Jurnal ISKI “Menuju Paradigma Baru Peneliritan Komunikasi”,

Edisi April Rosdakarya., Bandung, 1999.

Mukhlis, Format Pemberitaan tentang Islam di Harian Umum Kompas dan

Republika, dalam Jurnal Penelitian Walisongo, Lembaga Penelitian IAIN

Walisongo Semarang, Edisi 19, 2002.

Nugroho Bimo, Eriyanto, Surdiasis Frans, Politik Media Mengemas Berita

(Habibie dalam Pemberitaan Kompas dan Republika), Institut Studi

Arus Informasi,, Jakarta,1999

Nuruddin, Komunikasi Massa, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003.

Poerwadarminta W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka,

Jakarta, 1982.

Reed H. Black dan Edwin O. Haroldsen, Taksonomi Konsep Komunikasi,

Penerjemah Hasan Bahanan, Papyrus, Surabaya, 2003.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Rineka

Cipta, Jakarta, 1998.,

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Rosdakarya,

Bandung, 2001

Irfan Suryahardi Awwas, Dakwah dan jihad Abu bakar baasyir, Wihdah press,

,Yogyakarta, 2003

26

Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, Gramedia pustaka utama,

Jakarta, 1991

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Balai pustaka, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan,

Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Terjemahan H.M. Djunaedi Ghony, Dasar-

dasar Penelitian Kualitatif, PT. Bina ilmu, Surabaya,1997.

27

PEMBERITAAN MEDIA CETAK TENTANG ABU BAKAR BA’ASYIR

(Studi terhadap Surat Kabar Republika)

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat Dalam Penulisan Skripsi

Oleh :

28

Uswatun Chasanah

NIM. : 1199048

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2003

SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

E. Telaah Pustaka

F. Ruang Lingkup dan Pembatasan Istilah

G. Metodologi Penelitian

H. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB II FRAMING DAN PEMBERITAAN MEDIA CETAK

A. Framing Suatu Pendekatan Multidisipliner Menganalisis

Fenomena Komunikasi

1. Pengertian Analisis Framing

2. Model Framing

29

3. Konsep Framing sebagai Fenomena Konstruksionis

B. Pemberitaan Media Cetak

1. Media cetak sebagai Arena Perang Simbolik

2. Bagaimana Media cetak Mengemas dan Menyajikan Berita

BAB III BIOGRAFI ABU BAKAR BA’ASYIR DAN PEMBERITAAN

SURAT KABAR TENTANG ABU BAKAR BA’ASYIR

A. Biografi Abu Bakar Ba’asyir

1. Sekilas Tentang Abu Bakar Ba’asyir

2. Aktivitas Dakwah Abu Bakar Ba’asyir

B. Pemberitaan Surat Kabar tentang Abu Bakar Ba’asyir

1. Latar Belakang Surat Kabar Republika

2. Pemberitaan Surat Kabar Republika Tentang Abu Bakar

Ba’asyir

BAB IV ANALISA

A. Format Pemberitaan

B. Kecenderungan Pemberitaan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Penutup