BAB 5

17
PENULISAN KARANGAN ILMIAH Dra, Silvia Reni Yenti M,Si FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

description

bahasa indonesia

Transcript of BAB 5

Page 1: BAB 5

PENULISAN KARANGAN ILMIAH

Dra, Silvia Reni Yenti M,Si

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS RIAU

Page 2: BAB 5

PENULISAN KARANGAN ILMIAH

Menulis pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang gampang-gampang susah, artinya, untuk sekedar memindahkan ide, gagasan, atau bahasa lisan kedalam bahasa tertulis, adalah sesuatu yang cukup mudah bagi yang telah bebas B3 (buta huruf, buta aksara, buta pengetahuan dasar)

Page 3: BAB 5

PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH DAN BUKAN ILMIAH

no

kriteria ilmiah Bukan ilmiah

1 Jenis/bentuk Jurnal, buku prosiding, laporan penelitian, artikel, resensi buku

Laporan dinas, surat dinas, surat cinta, karya sastra.

2 Metode Harus memenuhi dan Sesuai kaidah penulisan karangan ilmiah

Tidak harus memenuhi kaidah penulisan karangan ilmiah

3 Penggunaan bahasa

Formal/sesuai EYD Tidak formal, santai

4 Cara penguraian Sistimatis dan berurutan

Tidak harus berurutan

5 Fungsi Alat beragumentasi, sarana menyampaikan saran/merekomendasi suatu hal

Alat koordinasi, alat menyampaikan perasaan (cinta, kesal, marah)

6 Penggunaan sumber bacaan

Harus ada Tidak harus ada

Page 4: BAB 5

TAHAPAN MENULIS

Menurut Semi (1990 : 11-15) ; Karim (1989 : 5-6) Widyamartaya(1978 : 9-14) tahapan menulis dapat disusun sebagai berikut :

Memunculkan gagasanPengumpulan informasiPenetapan tujuanPerancangan tulisanPenyuntingan / revisi

Page 5: BAB 5

1. Memunculkan gagasan

Gagasan atau ide atau masalah dapat diperoleh atau digali melalui 4 sumber, yaitu :

1. Pengalaman2. Pengamatan3. Imajinasi4. Pendapat atau keyakinan

Page 6: BAB 5

2. Pengumpulan informasi Data atau informasi yang dikumpulkan

harus relevan dengan topik atau pokok bahasan yang akan ditulis, hal ini diperlukan untuk memperlengkap dan memperkaya bahan penulisan, sehingga dapat dihindari dari pengungkapan dan isi tulisan yang monoton. Data dan informasi dapat berupa gambar, angka statistika, grafik, pendapat ahli atau pakar, dsb.

Page 7: BAB 5

3. Penetapan tujuanMemberikan arahan, yakni,

memberi petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya cara menjalankan mesin

Menjelaskan sesuatu, yakni, memberikan uraian atau penjelasan tentang sesuatu yang harus diketahui orang lain, misalnya manfaat olahraga bagi kesehatan jantung

Page 8: BAB 5

Lanjutan…Menceritakan kejadian, yaitu, memberi

informasi tentang sesuatu peristiwa yang berlangsung disuatu tempat dan suatu waktu, misalnya perjuangan pangeran diponegoro.

Meringkaskan, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat.

Meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan, mempengaruhi orang lain

Page 9: BAB 5

4. Perancangan tulisan Pola DAM-D Pola ini mengajarkan bahwa alur menulis

didahului oleh adanya duduk perkara (D), kemudian disusul dengan alasan (A) yang mendasari penulis mengemukakan pendapat tentang duduk perkara tersebut, yang disertai dengan misal/contoh (M), dan selanjutnya kembali menegaskan tentang duduk perkara semula (-D)

Page 10: BAB 5

Pola D-S-D Pola Ini mengungkapkan suatu ide atau

gagasan berdasarkan pembabakan waktu, dari masa/keadaan dahulu(D), lalu perkembangannya pada masa sekarang (S). Serta kemungkinan pada masa depan (D).

Pola 5W+1H Pola isi sangat umum digunakan, yakni

mengandung unsur, apa, siapa, kapan, dimana/kemana/darimana, mengapa dan bagaimana

Page 11: BAB 5

Pola PMT dengan pola ini, seseorang penulis

pada tahap pertama hendaknya berusaha menarik perhatian (P) calon pembacanya. Dalam hal ini dilakukan dengan cara membuka kalimat dengan menarik. Selanjutnya usahakan memikat pembaca dengan cara membangkitkan minat (M) pembaca untuk terus membaca. Maka ajaklah/pengaruhilah pembaca untuk melakukan tindakan (T) yang konkrit.

Page 12: BAB 5

Pola T-A-S pola ini biasanya digunakan untuk menyusun tulisan yang bersifat argumentatif, dengan mengemukakan tesis, antitesis, dan sintesis.

Page 13: BAB 5

5. Penyuntingan revisi Setelah draft tulisan selesai, ada baiknya kita

baca ulang dalam kedudukan kita sebagai pembaca. Dalam proses ini bisa jadi ditemukan kesalahan aatau kejanggalan , baik dalam tanda baca, kesinambungan antar paragraf, akurasi data, efektifitas kalimat, dan sebagainya. Jika ditemukan adanya kesalah atau kejanggalan, maka perlu diadakan perbaikan atau revisi. Proses ini disebut editing atau penyuntingan.

Page 14: BAB 5

Prinsip penulisan Menurut Carl Goeller (dalam Semi, 1990 : 16)

suatu tulisan hendaknya memenuhi prinsip ABC (acuracy,brevity, Clarity) atau akurat, singkat dan jelas.

Tulisan akurat, artinya, segala sesuatu memberikan keyakinan kepada pembaca, karena informasi yang diberikan masuk akal, atau sesuatu yang benar. Nama-nama yang dikemukan ditulis dengan tepat, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan tidak menimbulkan prasangka.

Page 15: BAB 5

Tulisan singkat, artinya tulisan itu hanya menyatakan apa yang perlu, dan patut dikatakan dan tidak melebih-lebihkan suatu fakta. Penggunaan bahasa juga tidak menimbulkan kesan menggurui. Dan cukup menggunakan kata yang secara umum banyak diketahui orang.

Tulisan jelas, artinya tulisan itu mudah dipahami pembaca seolah-olah ia sedang berhadapan dengan penulis. Tulisan yang jelas adalah tulisan yang informatif dan komunikatif

Page 16: BAB 5

Cara penulisan karya ilmiah :Memakai tata bahasa yang benar Gunakan EYD (ejaan yang disempurnakan)Hendaknya tulisan akurat bebas dari kekeliruan kata. Atau salah ejaanHendaknya tulisan sejelas mungkin gunakan kata yang umum dan biasaGunakan terminologi yang tepat Terminologi dan singkatan haruslah baku.

Page 17: BAB 5

TERIMAH KASIH