BAB 4 & BAB 5 JIT

24
BAB 4 & BAB 5 Oleh: Irwan Budiman 070403040 Rahma Diany Sirait 070403109 M a t a K u l i a h J u s t I n t i m e

Transcript of BAB 4 & BAB 5 JIT

Page 1: BAB 4 & BAB 5 JIT

BAB 4 & BAB 5

Oleh:

Irwan Budiman 070403040

Rahma Diany Sirait 070403109

Mata

Ku

liah

Just In

time

Page 2: BAB 4 & BAB 5 JIT

BAB 4

PRODUKSI LANCAR MEMBANTU TOYOTA MENANGANI PERUBAHAN PERMINTAAN DAN MENGURANGI KAPASITAS PERSEDIAAN

Page 3: BAB 4 & BAB 5 JIT

LATAR BELAKANG

Tujuan akhir sistem produksi Toyota adalah meningkatkan laba dan menurunkan biaya.

Pelancaran produksi yaitu cara untuk menyesuaikan produksi terhadap permintaan yang berubah-ubah.

Konsep JIT bersandar pada:1. Kerusakan Nol2. Waktu Persiapan Nol3. Ukuran Lot Kecil4. Persediaan Nol5. Waktu Tunggu Nol dan Pemasok Dapat

Diandalkan6. Sikap Tim

Page 4: BAB 4 & BAB 5 JIT

PELANCARAN JUMLAH PRODUKSI KESELURUHAN

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada pelancaran jumlah produksi keseluruhan yaitu: Permintaan untuk produk tertentu dapat berubah

banyak tergantung musim Jumlah permintaan di awal bulan dan di akhir bulan

dapat berbeda jauh Bila rentang waktu jadwal induk produksi terlalu

pendek, maka pelancaran jumlah produksi keseluruhan akan hilang

Pemborosan terjadi jika pabrik menghasilkan beragam jenis produk dengan jumlah yang berbeda-beda

Lini rakit terakhir dan semua proses harus menyelesaikan siklus kerjanya sesuai dengan waktu siklus

Page 5: BAB 4 & BAB 5 JIT

Dalam menghadapi fluktuasi permintaan dan rencana produksi, maka penyelesaian masalah ini dapat dilihat sebagai berikut: Penyesuaian diri terhadap meningkatnya

permintaan Penyesuaian terhadap berkurangnya

permintaan

Page 6: BAB 4 & BAB 5 JIT

PELANCARAN JUMLAH PRODUKSI TIAP MODEL

Tujuan pelancaran jumlah produksi setiap model adalah untuk membatasi variasi-variasi dalam aliran tiap variasi produk di antara periode.

Contoh urutan jadwal memasukkan model:Misalkan untuk memproduksi 3 jenis produk, yaitu A, B, dan C, dengan waktu siklus masing-masing 2 menit, 4 menit, dan 8 menit. Maka penjadwalan menurut produksi lancar dapat dilakukan dengan urutan AABAABC AABAABC dan penjadwalan menurut Produksi Lot dengan urutan AA…AA BB…BB CC…CC.

Page 7: BAB 4 & BAB 5 JIT

Dua fase dalam pelancaran produksi yaitu fase pertama, menunjukkan adaptasi bulanan terhadap permintaan pasar dan fase kedua, menunjukkan adaptasi harian terhadap permintaan pasar.

Fungsi FMS yaitu mengendalikan secara otomatis perubahan spesifikasi, waktu pengerjaan, ukuran lot, dan sebagainya dengan menggunakan program jadwal yang dikomputerisasi.

Penggunaan FMS memungkinkan pabrik menanggapi variasi produk dengan jangka pendek.

Page 8: BAB 4 & BAB 5 JIT

Produksi yang dapat cepat disesuaikan pada perubahan permintaan

Produksi JIT

Penyesuaian bulanan Penyesuaian harian

Perencanaan kapasitas bulanan tiap proses

Pengiriman produksi harian sesuai waktu siklus tiap model

Jumlah produksi yang telah ditentukan sebelumnya

Mengirim jumlah produksi nyata tiap hari

Penyesuaian ± 10% dengan sistem Kanban

Penentuan urutan lini rakit model campuran

Jadwal induk produksi

Pesanan harian dari penyalurPerkiraan permintaan bulanan

Pelancaran Produksi

Mesin Multifungsi Penurunan waktu pemesanan produksi

Kera

ng

ka P

ela

ncara

n P

rod

uksi

Toyota

Page 9: BAB 4 & BAB 5 JIT

PERBANDINGAN SISTEM KANBAN DENGAN MRP

MRP Ditujukan untuk

mencapai produksi JIT Diperlukan kantong

waktu (time bucket) Adanya konsep

penahapan waktu (time phasing)

Sasaran yang harus dijaga ketat

Sistem Kanban dapat cocok dengan MRP

Kanban Ditujukan untuk

mencapai produksi JIT Didasarkan pada

produksi lancar Siklus penyerahan harus

dipertimbangkan dengan menentukan jumlah Kanban

Tidak menentukan sasaran / target produksi secara ketat

Sistem Kanban dapat cocok dengan MRP

Page 10: BAB 4 & BAB 5 JIT

Pull system Uraian Push system

“a JIT consept that results in material being

produced only when requested and moved to

where it is needed just as it is need”;

artinya sistem tarik adalah konsep Just In Time

yang melakukan produksi unit atau barang hanya

pada saat dibutuhkan dan untuk dipindahkan ke

tempat atau proses yang membutuhkan secara

tepat waktu.

Konsep“A system that pushes material into downstream

workstation regardless of their timeliness or

availability or resources to perform the work”;

adalah sistem yang mendorong bahan ke proses

berikutnya tanpa mempertimbangkan waktu atau

kemampuan kapasitas proses berikutnya untuk

melakukan pekerjaan tersebut.

Proses berikutnya mengambil atau menarik suku

cadang atau komponen dari proses terdahulu,

proses terdahulu memproduksi suku cadang yang

telah diambil proses berikutnya.

Cara kerjaProses terdahulu memasok suku cadang atau

komponen untuk didistribusikan ke proses

berikutnya, produksi terus dilakukan sesuai

jumlah dan jadwal produksi serentak.

Mudah menyesuaikan diri karena tidak

diperlukan jadwal produksi secara serentak untuk

semua proses.

AdaptasiSulit menyesuaikan diri secara cepat bila ada

perubahan fluktuasi permintaan dan bila ada

gangguan pada proses.

Adanya perubahan jadwal produksi hanya perlu

diketahui lini terakhir atau proses produksi

terakhir.

Jadwal

Produksi

Adanya perubahan jadwal produksi yang sering

dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap

perubahan permintaan.

Perusahaan tidak perlu menimbun persediaan,

karena kuantitas produk yang dihasilkan

sejumlah kuantitas yang dibutuhkan pada saat

dibutuhkan, menciptakan keseimbangan antar

proses. Kekurangan persediaan diatasi dengan

eliminasi kerusakan sampai nol (zero defects).

PersediaanPerusahaan harus menimbun persediaan diantara

semua proses, menciptakan ketidakseimbangan

antar proses yang sering mengakibatkan

kelebihan produksi, persediaan yang tidak

terpakai, kelebihan perlengkapan, dan surplus

pekerja.

Tabel 4.2. Perbedaan Antara Push System (MRP) dengan Pull System (JIT)

Page 11: BAB 4 & BAB 5 JIT

BAB 5

SISTEM INFORMASI ANTARA TOYOTA, PENYALUR, DAN PABRIK SUKU CADANG

Page 12: BAB 4 & BAB 5 JIT

SISTEM INFORMASI PESANAN

Toyota merencanakan produksinya dalam dua langkah: Menyiapkan rencana produksi bulanan Membuat pesanan produksi harian

Page 13: BAB 4 & BAB 5 JIT

Hal-hal yang perlu diketahui tentang sistem produksi bulanan: Untuk membuat jadwal induk produksi dan

perkiraan kebutuhan suku cadang, manajer membuat rencana penjualan bulanan

Manajer Toyota mempertimbangkan kapasitas produksi pabrik pada waktu membuat rencana produksi

Setelah itu, dibuat rencana kebutuhan bahan (MRP) berdasarkan jadwal induk produksi dengan menggunakan daftar bahan-bahan.

Page 14: BAB 4 & BAB 5 JIT

Informasi produksi harian dikirim oleh penyalur dan diproses sebagai berikut: Pesanan 10-harian dikirim dari penyalur ke

divisi penjualan Toyota Pesanan harian dikirim dari penyalur ke divisi

penjualan Toyota Divisi penjualan Toyota mengirimkan

pesanan harian ke divisi produksi Toyota. Jadwal urutan produksi harian dibuat dan

dikirim ke berbagai pabrik Toyota dan pemasoknya

Page 15: BAB 4 & BAB 5 JIT

Jadwal urutan produksi menentukan urutan model yang akan dirakit dan jadwal ini dikirimkan dari komputer pusat.

Aliran hari

4 hari sebelum selesainya mobil

3 hari sebelum selesainya mobil

2 hari sebelum selesainya mobil

Pesanan harian dari penyalur ke divisi penjualan Toyota

Pesanan harian dari bagian penjualan Toyota ke divisi produksi

Pemberitahuan jadwal urutan ke pabrik

2

3

4

5

Hari selesainya mobil

Page 16: BAB 4 & BAB 5 JIT

Pengembangan sistem online Toyota yang sekarang ini memungkinkan Toyota mengurangi proses pemesanan dan dengan cepat menanggapi permintaan pelanggan.

Dengan sistem jaringan ini, Toyota dapat memperbaiki operasinya di banyak bidang, diantaranya: Toyota mengetahui informasi persediaan pada

semua penyalur Toyota dapat menerapkan jadwal penyerahan

fleksibel Toyota dapat memberitahukan pada

penyalurnya mana model yang sedang ramai permintaannya

Page 17: BAB 4 & BAB 5 JIT

SISTEM INFORMASI ANTARA TOYOTA DAN PABRIK SUKU CADANG

Toyota mengirimkan jadwal produksi triwulanan, yang disebut tabel perkiraan keperluan suku cadang kepada pemasok suku cadangnya. Jumlah suku cadang yang akan dipasok diproyeksikan dalam tabel perkiraan keperluan suku cadang.

Page 18: BAB 4 & BAB 5 JIT

Jaringan komunikasi ini sebenarnya merupakan Sistem Informasi Strategis (SIS) Toyota, yang juga disebut dengan sistem jaringan Toyota (Toyota Network System = TNS) dan terdiri atas 6 subsistem: TNS-D : Jaringan Toyota dengan dealer TNS-B : Jaringan Toyota dengan para

pembuat bodi TNS-S; Jaringan Toyota dengan para pemasok Sistem ALC (Assembly Line Control) baru Sistem informasi pada perusahaan penjualan TNS-O : Jaringan Toyota dengan pabrik luar

negeri dan para penyalur

Page 19: BAB 4 & BAB 5 JIT

Langkah-langkah untuk beralih ke sistem JIT: Pemilihan dini pemasok Pensumberan kelompok suku cadang

Page 20: BAB 4 & BAB 5 JIT

SISTEM PERENCANAAN PRODUKSI DI NISSAN

Nisssan mempunyai suatu sistem perencanaan produksi yang sangat mirip dengan Toyota. Sistem ini terdiri dari perencanaan produksi untuk penjualan dalam negeri dan ekspor.

Berikut ini merupakan sistem Nissan

Page 21: BAB 4 & BAB 5 JIT

Perencanaan produksi tahunan

Perencanaan eksporPerencanaan laba

Perencanaan produksi kwartalan (Jadwal Induk No.1)

Perencanaan penjualan

Perencanaan produksi terbagi harian untuk bulan pertama (Jadwal Induk No.2)

Perencanaan produksi terbagi harian yang direvisi untuk 10-hari berikutnya (Jadwal

Induk No.3)

Perencanaan produksi harian yang direvisi (Jadwal Induk No.4)

Penjadwalan urutan untuk lini rakit model campuran (“Jadwal nyata”)

Penjualan nyataSediaan nyata

Pemindahan ke model baru

Fasilitas dan karyawan

Kapasitas pemasok

Pesanan 10 hari dari penyalur

Pesanan harian dari penyalur

Produksi Mobil

Sis

tem

Pere

ncan

aan

Pro

du

ksi

Nis

san

Page 22: BAB 4 & BAB 5 JIT

Nissan mengirimkan empat informasi yang berbeda kepada para pemasoknya. Informasi ini adalah suatu perkiraan yang dihitung sesuai dengan empat jadwal induk yang telah disebutkan sebelumnya Pesanan harian Pesanan 10-harian Pesanan sinkron Pesanan khusus

Page 23: BAB 4 & BAB 5 JIT

Sistem perkiraan keperluan suku cadang

Sistem pesanan penyerahan suku cadang

(BAGIAN 1)

(BAGIAN 2)

1. Informasi triwulanan

2. Informasi bulanan

3. Informasi 10-harian4. Informasi perkiraan keperluan harian

1. Pesanan harian

2. Pesanan 10-harian

3. “Pesanan Sinkron”

4. Pesanan khusus

Sis

tem

Pen

gad

aan

Su

ku

C

ad

an

g N

issan

Page 24: BAB 4 & BAB 5 JIT

TERIMA KASIH