bab 5

download bab 5

If you can't read please download the document

description

bab 5

Transcript of bab 5

PERLUASAN KESEMPATAN KERJABAB 6

BAB 6PERLUASAN KESEMPATAN KERJA I. PENDAHULUAN259Didalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) dikemukakan bahwa dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai kekuatan pembangunan bangsa maka perlu ditingkatkan usaha pembinaan, pengembangan dan pemanfaatan potensi sumber daya manusia dengan meningkatkan pembangunan di berbagai sektor antara lain dengan mengutamakan pembangunan yang meningkatkan perluasan lapangan kerja, meningkatkan pengadaan pangan dan mutu gizi, memperluas fasilitas dan memperbaiki mutu pendidikan dan latihan kerja serta meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan usahausaha tersebut diharapkan dapat tercipta manusia-manusia pembangunan yang tangguh, berbudi luhur, cakap, trampil, percaya pada diri sendiri dan bersemangat membangun. Selanjutnya didalam GBHN dinyatakan pula bahwa perluasan kesempatan kerja merupakan kebutuhan yang makin mendesak. Oleh karena itu perlu lebih dimantapkan dan ditingkatkan langkah-langkah yang menyeluruh dan terpadu untuk mendorong perluasan kesempatan kerja, baik yang bersifat umum, sektoral, regional maupun langkah-langkah yang bersifat khusus. Langkah-langkah yang bersifat umum meliputi kebijaksanaan fiskal, moneter, upah dan sebagainya, sedangkan yang bersifat sektoral antara lain adalah seperti peningkatan pendidikan yang dapat menciptakan lapangan kerja, pembangunan pertanian, pembangunan industri, pembangunan perhubungan, pembangunan pariwisata dan perdagangan, penentuan skala prioritas investasi serta pemilihan teknologi yang tepat guna. Langkah-langkah yang bersifat khusus meliputi program-program bantuan pembangunan, proyek padat karya dan lain-lain. Keseluruhan kebijaksanaan tersebut ditujukan untuk memperluas lapangan kerja baru sepadan dengan pertambahan angkatan kerja serta mengurangi pengangguran yang ada, dengan lebih mempercepat laju pertambahan lapangan kerja khususnya di luar sektor pertanian.Hal-hal yang dinyatakan dalam GBHN tersebut secara jelas menunjukkan bahwa masalah kesempatan kerja merupakan masalah yang mendesak dalam Repelita IV. Kekurangan lapangan kerja secara umum, ketimpangan penyebaran lapangan kerja yang ada, baik antar sektor maupun antar jabatan dan daerah, merupakan dua segi masalah pokok perluasan lapangan kerja. Selain itu usaha perluasan lapangan kerja dalam hubungannya dengan perkembangan pendidikan dan pembangunan daerah semakin memerlukan perhatian dalam Repelita IV.260Dalam kaitan ini maka dalam Repelita IV perluasan dan pemerataan kesempatan kerja serta peningkatan dan perlindungan tenaga kerja merupakan kebijaksanaan pokok yang sifatnya menyeluruh di semua sektor. Program-program sektoral maupun regional perlu selalu mengusahakan terciptanya kesempatan kerja sebanyak mungkin. Dengan jalan demikian di samping peningkatan produksi, sekaligus dapat dicapai pemerataan kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya. Selanjutnya perlu diambil langkah-langkah di berbagai sektor secara terkoordinasi dan terpadu untuk membina dan mengembangkan kemampuan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Sehubungan dengan itu perlu ditingkatkan perencanaan ketenagakerjaan yang terpadu.II. KEADAAN DAN MASALAHDalam periode 1971 - 1980, lapangan kerja telah meningkat dengan cukup pesat, yaitu 3,0% per tahun sebagai akibat dari kegiatan pembangunan. Pertumbuhan lapangan kerja ini melebihi pertumbuhan penduduk 10 tahun ke atas maupun pertumbuhan angkatan kerja yakni masing-masing sebesar 2,9%. Sementara itu jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan nampak menurun. Namun perkembangan ini belum berhasil mengatasi masalah yang bersifat struktural dan jangka panjang yaitu adanya kekurangan lapangan kerja secara umum. Pada tahun 1980, angkatan kerja yang dianggap bekerja penuh yaitu yang bekerja 2/3 atau lebih dari jam kerja normal per minggu adalah 74,9% dari angkatan kerja. Jam kerja normal adalah 36 jam per minggu untuk sektor pertanian dan 48 jam per minggu untuk sektor non pertanian. Angkatan kerja selebihnya bekerja kurang dari 2/3 jam kerja normal per minggu. Kekurangan lapangan kerja produktif ini lebih besar di desa dari pada di kota. Pada tahun 1976, persentase tidak bekerja penuh adalah 24% di desa dan 19% di kota. Sedangkan pada tahun 1980, persentase tidak bekerja penuh di desa adalah 27% dan di kota 17%. Dengan demikian, salah satu masalah pokok dalam Repelita IV adalah mengurangi sejauh mungkin kekurangan lapangan kerja secara umum ini.Segi lain dari pada masalah lapangan kerja selama Repelita IV adalah pertumbuhan angkatan kerja yang cukup pesat. Se-lama Repelita IV, angkatan kerja Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 63.479 ribu pada tahun 1983 menjadi 72.799 ribu pada tahun 1988 atau meningkat dengan 2,8% per tahun. Hal ini berarti bahwa jumlah lapangan kerja baru yang perlu diciptakan selama Repelita IV adalah 1.864 ribu per tahun atau 9.320 ribu selama lima tahun.261Salah satu perkembangan lain dalam angkatan kerja selama beberapa tahun terakhir adalah semakin pentingnya peranan angkatan kerja wanita. Secara keseluruhan, tenaga kerja wanita merupakan sekitar 33% dari seluruh angkatan kerja yang bekerja pada tahun 1980. Persentase ini tidak banyak mengalami perubahan bila dibandingkan dengan keadaan tahun 1971. Tetapi secara persentase angkatan kerja wanita meningkat dari 38,2% pada tahun 1971 menjadi 46,9% pada tahun 1980 untuk jenis pekerjaan profesional dan teknisi serta tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan. Peranan tenaga kerja wanita di sektor pertanian relatif tetap dan di sektor industri sedikit menurun, di sektor jasa terdapat peningkatan yang berarti pada berbagai posisi.Dalam Repelita IV angkatan kerja wanita diperkirakan akan meningkat dengan rata-rata 3,5% per tahun, yaitu dari 22.835 ribu pada tahun 1983 menjadi 27.216 ribu pada tahun 1988. Peningkatan peranan wanita dapat membawa akibat yang menguntungkan bagi pembinaan calon-calon anggota angkatan kerja dalam masa berikutnya melalui peningkatan pendapatan keluarga dan kesehatan keluarga.262Salah satu segi lain adalah terjadinya perubahan struktur lapangan kerja. Pada tahun 1971 sekitar 63% angkatan kerja Indonesia mempunyai pekerjaan utama di sektor pertanian. Persentase ini menurun menjadi sekitar 56% pada tahun 1980. Dengan demikian jumlah tenaga kerja dengan pekerjaan utama di luar sektor pertanian meningkat dari 37% pada tahun 1971 menjadi 44% pada tahun 1980. Walaupun demikian, jumlah angkatan kerja di sektor pertanian masih cenderung meningkat dari 24,8 juta pada tahun 1971 menjadi 28,8 juta pada tahun 1980.Aspek penting lainnya dari perubahan struktur lapangan kerja Indonesia selama periode 1971 - 1980 ialah persentase lapangan kerja industri dari seluruh lapangan kerja non pertanian di Indonesia kelihatannya lebih rendah dibandingkan negara-negara berkembang setingkat Indonesia. Pada tahun 1980 lapangan kerja jasa merupakan 27,4%, dan industri 16,0% dari seluruh lapangan kerja.Perubahan struktur kegiatan angkatan kerja Indonesia se-lama 1971 - 1980 bersumber dari perubahan struktur kegiatan di pedesaan, perubahan struktur kegiatan di perkotaan, dan karena pergeseran angkatan kerja dari desa ke kota. Dari ketiga sumber perubahan ini yang memegang peranan utama adalah perubahan struktur kegiatan di pedesaan dan sampai pada tingkat tertentu pergeseran angkatan kerja dari desa ke kota. Angkatan kerja desa secara aktif merubah kegiatan dari pertanian ke industri dan jasa. Perpindahan dari desa ke kota amat penting dalam membawa perubahan struktur kegiatan di bidang jasa. Dengan demikian tenaga kerja desa tidaklah secara pasif menerima perubahan tetapi merupakan unsur-unsur aktif yang menyebabkan perubahan dalam struktur kegiatan angkatan kerja Indonesia.Di bidang pendidikan dalam kaitannya dengan tenaga kerja dan lapangan kerja, telah terjadi beberapa perkembangan yang penting. Pertama adalah semakin ber kurangnya tenaga kerja yang tidak bersekolah sama sekali. Pada tahun 1971 diperkirakan 17,6 juta anggota angkatan kerja (42,7% dari seluruh angkatan kerja pada waktu itu) tidak sekolah. Pada tahun 1980 jumlah dan prosentase tidak sekolah menurun menjadi 15,3 juta atau 29,6% dari seluruh angkatan kerja.263Di lain pihak terdapat peningkatan pertumbuhan angkatan kerja pada berbagai tingkat pendidikan tertentu terutama Sekolah Lanjutan Atas (SLA) Umum (10,4% per tahun), SLA Kejuruan (13,6% per tahun), Akademi (7,4% per tahun) dan Universitas (7,8% per tahun). Dalam tahun 1971 - 1980, peningkatan pembangunan berakibat kepada peningkatan kebutuhan tenaga terdidik tingkat SLA, Akademi dan Universitas yang sama pesatnya atau bahkan lebih pesat dari peningkatan pembangunan. Meningkatnya angkatan kerja dengan mutu pendidikan di atas terutama untuk memenuhi jenis lapangan kerja tenaga profesional dan administratif di berbagai sektor. Hampir 50% dari seluruh tambahan angkatan kerja SLA Kejuruan, Akademi, dan Universitas mendapat lapangan kerja di bidang tenaga profesional dan administratif.Pesatnya pertumbuhan kebutuhan bagi berbagai jenis tenaga profesi dan teknisi, tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan, tenaga produksi baik di sektor jasa kemasyarakatan, industri pengolahan, angkutan, dan lain-lain telah menimbulkan kekurangan tenaga terdidik baik di sektor Pemerintah maupun swasta.264Segi lain dari keterkaitan antara lapangan kerja dan pendidikan adalah kurang sesuainya tenaga terdidik yang tersedia dengan yang dibutuhkan baik dari segi ketrampilan, minat maupun lokasi. Hal ini menimbulkan gejala pengangguran di kalangan tenaga terdidik, walaupun gejala ini cenderung berkurang selama 1971 - 1980. Pada tahun 1971, 172.800 dari seluruh penganggur terbuka adalah berpendidikan SLA ke atas. Pada tahun 1980, sekitar 164.700 dari seluruh tenaga penganggur berpendidikan SLA ke atas. Penganggur berpendidikan SLA ke atas cenderung menurun dari 4,8% pada tahun 1971 menjadi 4,5% padatahun 1980. Jumlah penduduk yang menganggur kelihatannya meningkat di kalangan mereka yang tidak atau belum tamat Sekolah Dasar. Pada tahun 1971, jumlah tenaga penganggur di kalangan tersebut adalah 993,7 ribu atau 27,3% dari seluruh tenaga penganggur. Pada tahun 1980, jumlah ini adalah 1.470,1 ribu atau 39,7% dari seluruh tenaga penganggur.Secara keseluruhan tingkat penganggur terbuka meningkat dengan 0,2% per tahun selama 1971 - 1980. Di desa pertumbuhan tenaga penganggur adalah 1,6%, sedangkan di kota, penganggur berkurang dengan rata-rata 9,6% per tahun.Segi penting lainnya dari pada masalah lapangan kerja adalah gambaran antar daerah. Dalam kaitan ini dapat dikemukakan terdapat perbedaan yang cukup besar dalam masalah-masalah lapangan kerja dan tenaga kerja antar daerah. Sebagaimana telah dikemukakan, persentase pengangguran di desa, baik yang terbuka maupun terselubung cenderung meningkat dalam masa 1971 - 1980, sedangkan di kota hal ini adalah sebaliknya. Se-lain itu di antara propinsi-propinsi di Indonesia terdapat pula perbedaan yang cukup besar. Pada tahun 1980, produktivitas rata-rata per angkatan kerja (tanpa minyak bumi) secara nasional adalah Rp 291.301 (dalam harga konstan 1975). Dari seluruh propinsi di Indonesia, 12 propinsi mempunyai produktivitas rata-rata di bawah rata-rata nasional. Propinsi-propinsi ini adalah Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Tengah, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, D.I. Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Tujuh dari dua belas propinsi ini mempunyai konsumsi per kapita di bawah rata-rata nasional yaitu Bali, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, D.I. Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Konsumsi265rata-rata nasional adalah Rp 13.640/bulan/kapita di kota dan Rp 8.809/bulan/kapita di desa, dalam harga konstan 1975. Enam propinsi mengalami kematian bayi di atas rata-rata nasional, yaitu Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.Perbedaan produktivitas rata-rata per tenaga kerja disebabkan baik oleh karena adanya perbedaan perkembangan sektorsektor di berbagai daerah maupun karena perbedaan struktur ekonomi antar daerah. Perbedaan struktur ekonomi antar daerah disebabkan bukan saja oleh adanya tingkat pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja yang berbeda antara daerah tetapi juga oleh faktor-faktor keadaan alam lingkungan di masing-masing daerah.Dengan demikian, penyediaan lapangan kerja di berbagai daerah menghadapi masalah-masalah yang berbeda. Perkiraan pertumbuhan angkatan kerja berbeda selama 1983 - 1988, berkisar mulai dari 0,6% per tahun untuk Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur sampai kepada 6,0% per tahun di Kalimantan Timur. Jelaslah kiranya bahwa pemecahan masalah lapangan kerja dalam Repelita IV semakin membutuhkan penekanan orientasi daerah.III. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAHSeperti telah disebutkan di muka pertambahan angkatan kerja baru selama Repelita IV diperkirakan 9.320 ribu atau 1.864 ribu per tahun. Dengan demikian usaha pembangunan di berbagai sektor dan daerah perlu menciptakan lapangan kerja baru sejumlah setidak-tidaknya 9.320 ribu selama Repelita IV.266Pertumbuhan produksi nasional yang dapat diciptakan sela-ma Repelita IV diperkirakan 5,0% rata-rata per tahun, yang terdiri dari sektor pertanian 3,0%, pertambangan 2,4%, industri 9,5%, bangunan 5,0%, pengangkutan 5,2% dan lain-lain 5,0%. Untuk dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam jumlah yang sepadan dengan pertambahan angkatan kerja serta menyumbang kepada usaha menghilangkan pengangguran yang terselubung maka berbagai kegiatan peningkatan produksi nasional perlu ditingkatkan intensitas lapangan kerjanya. Peningkatan intensitas lapangan kerja kegiatan pembangunan terutama diperlukan pada kegiatan-kegiatan pembangunan non-pertanian dalam rangka mempercepat laju pertumbuhan lapangan kerja non pertanian. Percepatan pertumbuhan lapangan kerja non pertanian merupakan bagian usaha menciptakan struktur lapangan kerja yang lebih serasi dan seimbang. Kegiatan-kegiatan non pertanian yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kegiatan industri, bangunan dan angkutan. Peningkatan intensitas lapangan kerja di sektor pertanian juga dibutuhkan agar sektor pertanian dapat menyumbang kepada perluasan lapangan kerja produktif dalam jumlah lebih besar. Dalam kaitan ini maka dalam Repelita IV lebih ditingkatkan pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan perluasan lapangan kerja baik yang bersifat umum, sektoral, daerah, maupun khusus. Lapangan kerja yang dapat diciptakan diperkirakan setidak-tidaknya sama dengan pertambahan angkatan kerja baru, yaitu 9,32 juta selama Repelita IV.1. Kebijaksanaan Umum Perluasan Lapangan KerjaKebijaksanaan perluasan lapangan kerja yang bersifat umum ditujukan agar berbagai kebijaksanaan di bidang ekonomi di

267satu pihak cukup stabil sehingga menciptakan derajat kepastian yang lebih tinggi bagi semua pelaku ekonomi tetapi di lain pihak cukup luwes sehingga dapat menyerap perkembangan-perkembangan penting yang terjadi dalam kehidupan ekonomi. Dalam keadaan stabilitas yang dinamis ini maka struktur harga faktor-faktor produksi dijaga agar tetap menggambarkan kelangkaan faktor-faktor produksi tersebut dalam masyarakat. Di lain pihak, kebijaksanaan umum ini juga diarahkan agar pola konsumsi masyarakat dapat lebih tertuju kepada jenis-jenis produksi dalam negeri yang bersifat padat karya.Kebijaksanaan umum perluasan lapangan kerja juga ditujukan untuk meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan mutu tenaga kerja termasuk tenaga kerja yang mendapatkan nafkahnya di sektor "informal". Usaha-usaha modernisasi di bidang industri dan pertanian akan memperhatikan kepentingan kesempatan kerja dan usaha-usaha padat karya. Usaha-usaha peningkatan mutu baik fisik maupun non fisik ditujukan bukan saja bagi tenaga kerja yang sekarang menjadi anggota angkatan kerja tetapi juga bagi calon-calon anggota angkatan kerja di masa datang.268Dalam rangka menjaga stabilitas yang dinamis maka dalam Repelita IV kenaikan harga-harga, terutama yang menyangkut kebutuhan rakyat banyak akan tetap dikendalikan pada tingkat yang wajar. Dalam hubungan ini maka kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan pengadaan tersedianya barang-barang kebutuhan pokok dilaksanakan agar dapat menopang tingkat kenaikan harga secara umum yang wajar dan terkendali tersebut. Menaiknya harga-harga kebutuhan pokok akan mempengaruhi secara negatif upah rill yang diterima para pekerja, terutama yang berpendapatan rendah.Tersedianya dana pembangunan yang memadai dan dihindarkannya penggunaan intensitas modal yang tinggi dalam proses produksi penting peranannya dalam usaha perluasan lapangan kerja. Oleh karena itu dalam Repelita IV tingkat bunga ditetapkan sedemikian rupa sehingga di satu pihak tetap menggambarkan kelangkaan tersedianya dana dalam masyarakat dan di lain pihak tetap memberikan daya tarik untuk para penabung guna menabung dana mereka di lembaga-lembaga perbankan. Dengan demikian bukan saja dana pembangunan dapat lebih banyak di himpun tetapi juga dapat dihindarkan penggunaan modal yang berkelebihan dalam proses produksi.Dalam rangka memperluas kesempatan bagi peningkatan kegiatan produksi padat karya maka tersedianya dana kredit secara lebih meluas dan merata amat penting. Dalam hubungan ini maka lembaga-lembaga perkreditan akan diperluas jaringannya ke seluruh wilayah dan ditingkatkan efektivitasnya. Permohonan kredit bagi usaha-usaha yang banyak menyerap tenaga kerja akan mendapat pertimbangan sebaik-baiknya.Kebijaksanaan kurs devisa memegang peranan penting di dalam penentuan tingkat kepadat-karyaan proses produksi dan pola konsumsi masyarakat. Dalam kaitan ini maka kurs devisa tetap diarahkan agar realistis dan memberikan insentif berproduksi bagi peningkatan ekspor. Tingkat kurs devisa yang realistis juga akan mencegah pemasukan dan penggunaan alat-alat modern secara berkelebihan dan barang-barang konsumsi mewah luar negeri.269Dalam rangka meningkatkan perluasan lapangan kerja, maka perlindungan yang wajar akan tetap diberikan kepada produksi dalam negeri, terutama bagi produksi yang padat karya. Perlindungan diberikan dalam berbagai bentuk termasuk pemberian fasilitas-fasilitas pembinaan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi produksi dari barang-barang yang diberi perlindungan. Dalam kaitan ini maka untuk setiap produk yang diberi perlindungan perlu ada rencana bertahap agar produk tersebut bisa bersaing di pasar dalam dan luar negeri dalam waktu yang wajar.Dalam rangka memperluas kegiatan dan kesempatan berusaha pengusaha lemah dan kecil yang pada umumnya bergerak di bidang usaha padat karya, maka berbagai ragam bantuan dan dorongan akan tetap diberikan dan ditingkatkan. Dalam hubungan ini dihindari pemberian subsidi yang berakibat mengurangi biaya modal termasuk biaya energi sehingga masih tetap dapat di dorong penggunaan teknologi padat karya dalam proses produksi. Berbagai subsidi yang ada, baik tingkat, jenis maupun cara penyampaian diarahkan sedemikian rupa sehingga akan memberikan rangsangan bagi perluasan lapangan kerja secara maksimal.Undang-undang perpajakan yang baru diperkirakan akan dapat meningkatkan perluasan lapangan kerja oleh karena undangundang ini tidak memberikan insentif khusus bagi perusahaanperusahaan yang padat modal. Di samping itu adanya pajak penjualan bagi barang-barang mewah diharapkan akan menekan konsumsi barang-barang mewah yang pada umumnya adalah padat modal dan barang impor. Hal inipun diperkirakan akan mempunyai pengaruh positif bagi perluasan kesempatan kerja.270Berbagai kebijaksanaan dan langkah-langkah yang ditujukan agar pengeluaran Pemerintah dapat memperluas lapangan kerja produktif sebanyak mungkin akan dilanjutkan dan ditingkatkan.Penyertaan modal Pemerintah dalam Repelita IV akan lebih diarahkan kepada kegiatan-kegiatan usaha yang padat karya dalam rangka mendorong pertumbuhan usaha berskala kecil dan menengah dan dalam rangka mengembangkan kerjasama yang serasi antara usaha negara, koperasi dan usaha swasta. Kegiatan usaha yang akan mendapat perhatian khusus antara lain adalah usaha di bidang perdagangan, pertanian dan industri pedesaan, terutama di daerah-daerah pusat pengembangan di daerah pemukiman baru.Dalam rangka menjaga gairah petani untuk meningkatkan produksi di sektor pertanian yang pada umumnya bersifat padat karya, maka harga hasil produksi pertanian yang diterima petani diusahakan agar berada dalam imbangan yang wajar dengan harga hasil produksi industri. Dalam kaitan ini maka monitoring harga-harga hasil produksi pertanian dan industri akan terus disempurnakan dalam Repelita IV.Di samping merupakan unsur biaya produksi, upah merupakan pendapatan para karyawan. Oleh karena itu tingkat upah diutamakan agar selalu berada dalam imbangan yang wajar dengan kebutuhan minimum sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dengan demikian pembayaran upah yang amat rendah akan dapat dihindarkan, dan sebaliknya kenaikan upah juga perlu memperhatikan usaha-usaha peningkatan produktivitas kerja. Dalam rangka ini, maka upah minimum buruh perlu disesuaikan dengan imbalan yang layak secara kemanusiaan.271Dalam rangka meningkatkan perlindungan dan mutu tenaga kerja akan terus ditingkatkan usaha melaksanakan hubungan perburuhan berdasarkan Pancasila. Dalam hubungan ini pendidikan dan latihan P4 akan terus di galakkan di kalangan pimpinan buruh dan pengusaha. Perlindungan terhadap tenaga kerja wanita, termasuk tenaga kerja wanita yang dikirim ke luar negeri dan tenaga kerja anak-anak ditingkatkan dalam Repelita IV.Penyebarluasan pendidikan P4 di kalangan semua peserta kegiatan produksi dilaksanakan dalam rangka dan dikaitkan dengan usaha meningkatkan prestasi kerja. Sejalan dengan itu usaha-usaha peningkatan pelaksanaan keluarga berencana, peningkatan gizi dan kesehatan kerja, ketrampilan, disiplin, motivasi, sikap serta daya tahan mental dan mutu kerja terus dilaksanakan dalam Repelita IV. Dengan demikian diharapkan daya saing hasil produksi Indonesia terutama hasil produksi padat karya di pasar dalam dan luar negeri akan dapat ditingkatkan. Menjaga dan meningkatkan daya saing hasil bagi produksi padat karya penting peranannya dalam usaha meningkatkan produktivitas dan pendapatan tenaga kerja.Dalam GBHN 1983 dikemukakan bahwa penggunaan teknologi yang padat karya, yang mudah diserap, diterapkan dan dipelihara serta sejauh mungkin menggunakan bahan-bahan dalam negeri penting peranannya di dalam mewujudkan sasaran-sasaran peningkatan produksi, perluasan kesempatan kerja dan pemerataan hasil pembangunan. Oleh karena itu diusahakan untuk makin mengembangkan serta memanfaatkan teknologi yang tepat, yang memenuhi pertimbangan-pertimbangan tersebut. Pengembangan dan penggunaan teknologi padat modal diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak tersedia teknologi padat karya atau untuk daerah-daerah yang sangat kekurangan tenaga kerja.272Dalam rangka perluasan lapangan kerja melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepatguna ditingkatkan usaha penyesuaian teknologi yang dimasukkan dari luar negeri. Selain dari pada itu ditingkatkan usaha-usaha pengembangan dan pemanfaatan teknologi tradisional. Dalam kaitan ini maka usaha-usaha penyebaran informasi mengenai teknologi tepatguna ditingkatkan dalam Repelita IV. Penyebarluasan informasi ini penting dalam rangka mendorong perluasan lapangan kerja melalui berusaha sendiri. Dalam usaha penyesuaian teknologi baik dari dalam maupun luar negeri dikembangkan sistem insentif bagi para pekerja di bidang teknologi tepatguna. Kurikulum pendidikan tinggi terutama kurikulum pendidikan teknik dan teknologi disesuaikan dan diarahkan kepada pengembangan sikap dan pengetahuan yang mendukung perkembangan teknologi tepatguna yang dibutuhkan. Dalam pada itu klasifikasi Jabatan Indonesia yang ada akan disempurnakan terus dalam Repelita IV. Demikian pula monitoring secara teratur akan terus dilakukan dalam rangka peningkatan pelaksanaan kebijaksanaan yang menyeluruh bagi perluasan lapangan kerja.Penciptaan lapangan kerja baru dalam jumlah besar selama Repelita IV akan berhasil bilamana dilaksanakan koordinasi usaha yang mantap di berbagai bidang baik antar sektor maupun antar daerah serta antar instansi dan masyarakat. Oleh karena itu usaha koordinasi akan makin ditingkatkan dalam Repelita IV.2. Kebijaksanaan Lapangan Kerja Sektoral a. PertanianKebijaksanaan dalam lapangan kerja sektoral merupakan langkah-langkah pada masing-masing sektor yang direncanakan dalam rangka perluasan lapangan kerja. Dalam hubungan ini maka sektor pertanian bukan saja memberikan lapangan kerja bagi

273sebagian besar angkatan kerja Indonesia tetapi juga memegang peranan penting dalam penyerapan tambahan angkatan kerja. Dengan demikian sasaran kebijaksanaan lapangan kerja di sektor pertanian ditujukan sebagai suatu upaya penyerapan tambahan tenaga kerja selama Repelita IV. Selain itu kebijaksanaan dan langkah-langkah ditujukan agar produktivitas rata-rata tenaga kerja di sektor pertanian dapat meningkat sehingga memberi dasar bagi perluasan lapangan kerja di sektor lain, khususnya di sektor industri. Dalam hubungan ini maka dalam Repelita IV ditingkatkan berbagai usaha untuk mendorong tumbuhnya agroindustri.Kebijaksanaan pokok yang dilaksanakan dalam Repelita III di sektor pertanian akan dilanjutkan dan disempurnakan. Kebijaksanaan intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi di bidang pertanian pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan akan terus dilanjutkan dalam Repelita IV. Di samping itu akan ditingkatkan penanganan produksi pertanian non-beras yang padat karya khususnya palawija, buah-buahan, dan sayur-sayuran.Dalam rangka intensifikasi, akan ditingkatkan pembangunan bendungan-bendungan kecil dan pemeliharaan jaringan saluran pengairan yang ada. Pembangunan bendungan-bendungan kecil dan pemeliharaan jaringan tertier secara padat karya akan dapat memperluas lapangan kerja secara langsung. Di lain pihak pengairan yang lebih baik memungkinkan para petani meningkatkan intensitas penanaman, sehingga produktivitas rata-rata tenaga kerja dapat ditingkatkan.274Dalam rangka usaha-usaha intensifikasi, penggunaan bibit unggul dan penggunaan berbagai jenis pupuk akan ditingkatkan.Sejalan dengan itu penerapan teknologi pasca panen juga akan ditingkatkan.Dalam usaha intensifikasi, diversifikasi maupun ekstensifikasi ditingkatkan usaha-usaha pemanfaatan tenaga kerja. Untuk itu akan perlu dihindari sejauh mungkin penggunaan teknologi mekanik dalam proses pengolahan tanah. Kekurangan tenaga kerja dalam waktu-waktu tertentu di sektor pertanian diusahakan agar dapat dipenuhi melalui penyaluran dan pemanfaatan tenaga kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja.Selain dari pada itu, pembinaan kelembagaan di bidang pertanian akan ditingkatkan sehingga lembaga-lembaga pertanian dapat berfungsi dengan lebih efisien. Para petani akan ditingkatkan peranan aktifnya di dalam berbagai usaha pengem-bangan pertanian. Usaha-usaha ini penting peranannya bukan saja bagi peningkatan produksi tetapi juga bagi peningkatan efisiensi pemasaran hasil produksi pertanian tersebut.Dalam rangka meningkatkan lapangan kerja bagi buruh tani akan ditempuh langkah-langkah yang memperluas usaha-usaha peningkatan perluasan lapangan kerja dan produktivitas tenaga kerja di sektor non formal baik di bidang jasa, industri maupun pertanian. Dalam hubungan ini maka di samping memperluas berbagai fasilitas untuk golongan ekonomi lemah, juga akan ditingkatkan peranserta organisasi-organisasi masyarakat dalam meningkatkan peranan sektor non formal.b. I n d u s t r i275Sektor industri semakin penting peranannya dalam usaha perluasan lapangan kerja. Dalam hubungan ini diharapkan sedikitnya seperenam lapangan kerja baru akan dapat disumbangkan oleh sektor industri. Dalam kaitan ini maka berbagai langkah akan dilakukan untuk meningkatkan intensitas lapangan kerja sektor industri dalam Repelita IV. Sehubungan dengan itu maka baik pilihan produk maupun teknologi produksi diarahkan kepada jenis-jenis yang dapat menciptakan lapangan kerja produktif sebanyak mungkin, langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian maka modal yang diperlukan bagi penciptaan lapangan kerja sektor industri secara rata-rata dapat dikurangi.Sehubungan dengan itu maka pengembangan sektor industri dalam Repelita IV akan mengutamakan pengembangan industri kecil dan kerajinan rakyat serta pengembangan industri menengah dan besar yang secara langsung menunjang perkembangan industri kecil. Sejalan dengan itu prioritas juga diberikan kepada kegiatan usaha yang meningkatkan keterkaitan antar industri khususnya yang bersifat padat karya.Dalam rangka mendorong pertumbuhan industri kecil maka dalam Repelita IV akan ditingkatkan berbagai usaha agar pengusaha-pengusaha industri kecil dapat memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di bidang latihan, perkreditan, fasilitas pemasaran, teknologi dan lain-lain.276Dalam usaha pengembangan industri, ditingkatkan usaha pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepatguna. Untuk itu maka informasi teknologi tepatguna yang tersedia baik di dalam maupun di luar negeri akan diteliti dan dinilai. Unsurunsur yang dapat diterapkan akan dikembangkan dalam rangka peningkatan produksi, baik untuk ekspor maupun untuk produksi dalam negeri. Dengan demikian maka pilihan teknologi yang dilaksanakan akan dapat sekaligus memperluas lapangan kerja danmempercepat pencapaian tujuan industrialisasi.Industri logam dan mesin penting peranannya dalam menunjang usaha perluasan lapangan kerja produktif di sektor industri. Di samping memberi lapangan kerja langsung, pengembangan industri logam dan mesin dapat merupakan tempat latihan dan peningkatan kemampuan tenaga kerja di berbagai bidang ketrampilan yang penting bagi usaha industrialisasi lebih lanjut. Dalam hubungan ini maka pengembangan industri logam dan mesin akan memperhatikan intensitas tenaga kerja dari alat dan perkakas yang dihasilkan. Prioritas akan diberikan kepada pengembangan alat-alat dan perkakas yang bukan saja intensif tenaga kerja tetapi juga dapat dihasilkan dengan tenaga terlatih yang ada dan kemampuan yang telah tersedia. Hal ini menyangkut antara lain produk-produk yang dapat dihasilkan dalam skala relatif kecil, bahan-bahan yang tidak mengalami ketuaan dalam waktu yang singkat, alat-alat/perkakas yang menggunakan produksi dalam negeri sebagai bahan baku dan alat-alat/perkakas yang mempunyai potensi untuk ekspor.Dalam hubungan ini maka penelitian dan identifikasi alatalat/perkakas yang memenuhi ketentuan di atas serta kelayakan pelaksanaannya akan ditingkatkan dalam Repelita IV. Kemampuan penelitian di bidang industri yang dihubungkan dengan kebutuhan produksi baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri juga akan ditingkatkan.c. Prasarana dan KonstruksiPembangunan prasarana memegang peranan penting dalam usaha meningkatkan jumlah dan mutu lapangan kerja. Dalam hubung-an ini baik dalam pemilihan produk maupun pemilihan teknik produksi akan selalu diusahakan agar efek bagi penciptaan277lapangan kerja produktif adalah semaksimal mungkin.Dalam rangka pembangunan prasarana, prioritas diberikan kepada pembangunan dan rehabilitasi jalan-jalan yang menghubungkan daerah produksi dengan daerah pemasaran. Dengan demikian efek lapangan kerja pembangunan prasarana dapat ditingkatkan bukan saja melalui pembangunan fisik secara langsung tetapi juga melalui efek berganda dari peningkatan kelancaran kegiatan ekonomi. Sejalan dengan itu mutu lapangan kerja di sektor prasarana dan konstruksi ditingkatkan dengan memberi peranan lebih besar kepada sektor tradisional melalui sistem sub-kontrak dan melalui peningkatan kegiatan pemeliharaan, peningkatan kegiatan latihan khususnya tenaga mandor dan peningkatan organisasi di kalangan kontraktor-kontraktor kecil.Perluasan lapangan kerja di sektor prasarana dan konstruksi dalam Repelita IV akan di tingkatkan dengan menghindari pemakaian alat-alat mesin untuk melaksanakan tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh tenaga manusia. Untuk itu akan dilaksanakan analisa pekerjaan dan teknologi yang dibutuhkan secara lebih saksama, sehingga pola kerjasama manusia dengan mesin dapat diarahkan bagi peningkatan penyerapan sebanyak mungkin tenaga kerja. Di samping itu pengaturan penyaluran tenaga kerja yang telah menyelesaikan kontrak di suatu proyek prasarana dan konstruksi akan ditingkatkan dalam Repelita IV.278Dalam rangka meningkatkan kegiatan pembangunan di daerah padat penduduk, maka pembangunan pelabuhan-pelabuhan kecil akan ditingkatkan dan disempurnakan. Hal ini antara lain dilaksanakan dengan memasukkan pelabuhan-pelabuhan ini ke dalam jaringan pelayaran nasional. Selain dari pada itu, kegiatan pelayaran rakyat akan ditingkatkan. Pilihan kapal akan selalumengutamakan hasil produksi dalam negeri. Kapal-kapal akan dipilih sedemikian rupa sehingga tidak terlalu besar yang menimbulkan kapasitas berlebih dan tidak terlalu kecil sehingga tidak efisien.d. Perdagangan dan JasaKegiatan di bidang perdagangan dan jasa memegang peranan penting dalam penyediaan lapangan kerja dalam Repelita IV. Hampir setengah dari lapangan kerja baru bersumber dalam kegiatan perdagangan dan jasa. Oleh karena itu berbagai usaha akan dilakukan agar mutu dan peranan pengembangan lapangan kerja di sektor perdagangan dan jasa dapat ditingkatkan dalam Repelita IV.Berbagai unsur kegiatan di sektor jasa berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi pada umumnya. Unsur-unsur ini antara lain adalah jasa-jasa di bidang keuangan dan asuransi serta perdagangan besar. Di lain pihak unsur-unsur jasa tertentu seperti jasa-jasa kemasyarakatan di bidang penyuluhan kesehatan dan pertanian terkait dengan usaha-usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dan peningkatan produksi.Dalam bidang-bidang ini maka jumlah tenaga trampil dan tingkat ketrampilan akan terus ditingkatkan. Khususnya jumlah tenaga profesional dan teknisi akan ditingkatkan sebagai bagian dari tenaga kerja di bidang jasa secara keseluruhan. Dengan demikian kegiatan-kegiatan di bidang ini dapat lebih menunjang peningkatan pertumbuhan produksi.279Salah satu kegiatan jasa yang penting untuk di dorong dalam rangka perluasan lapangan kerja ialah kegiatan perdagangan luar negeri dan pariwisata. Kegiatan-kegiatan ini secaralangsung memberi lapangan kerja kepada banyak tenaga kerja dan di samping itu secara tidak langsung juga dapat meningkatkan lapangan kerja melalui pemasukan devisa. Oleh karena itu usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di kedua sektor ini terus diusahakan melalui peningkatan latihan ketrampilan baik dalam jumlah maupun mutunya.Kegiatan perdagangan juga berisikan unsur-unsur pengusaha kecil dan pengusaha lemah khususnya di bidang perdagangan eceran. Dalam kaitan ini berbagai langkah akan ditempuh agar produktivitas dan mutu jasa dapat ditingkatkan. Langkah-langkah yang diusahakan meliputi penyediaan lokasi yang tertib dan bersih, pengorganisasian, bantuan bagi pengembangan di bidang permodalan, dan lain-lain.e. Pendidikan dan LatihanLangkah-langkah kebijaksanaan di bidang pendidikan dan latihan dalam kaitannya dengan usaha perluasan lapangan kerja ditujukan agar para lulusan pendidikan dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam berbagai bidang kegiatan pembangunan. Untuk itu maka usaha-usaha ditujukan bukan saja kepada peningkatan mutu dan relevansi pendidikan tetapi juga kepada pengarahan agar berbagai pihak yang menampung para lulusan melaksanakan langkah-langkah penyesuaian sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Di samping itu langkah dan kebijaksanaan juga ditujukan untuk mengatasi berbagai kelemahan di bidang kelembagaan serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi pasar kerja dalam penyaluran tenaga kerja.280Dalam Repelita IV kebutuhan tenaga kerja terdidik di berbagai bidang diperkirakan akan makin meningkat. Kebutuhan ini mencakup tenaga kerja tingkat SD, maupun tenaga kerja tingkatSLP, SLA (Umum), SLA (Kejuruan), Akademi dan Universitas. Oleh karena itu perluasan dan peningkatan pendidikan baik dari segi jumlah maupun mutu terus diusahakan dalam Repelita IV dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga terdidik bagi pembangunan dan meningkatkan taraf pendidikan angkatan kerja pada umumnya.Atas dasar pengalaman Repelita III dan Repelita sebelumnya dan berdasarkan perkiraan kebutuhan pembangunan, maka dalam Repelita IV akan diberikan penekanan secara khusus kepada pendidikan kejuruan di berbagai bidang. Dalam hubungan ini maka sekolah-sekolah kejuruan tingkat atas dan pendidikan teknik akan mendapat prioritas dalam Repelita IV. Dalam kaitan ini diberikan perhatian khusus kepada pengadaan tenaga pengajar pendidikan kejuruan baik dari segi jumlah maupun mutu. Berbagai bidang kejuruan dan keahlian dikembangkan dalam rangka mengisi kebutuhan tenaga kerja untuk menunjang pembangunan di bidang industri, pertanian dan jasa-jasa.281Di samping peningkatan dan pengarahan di bidang kejuruan, maka peningkatan dan pengarahan kurikulum juga diarahkan kepada orientasi terhadap dunia kerja. Orientasi ini menyangkut antara lain sikap yang lebih mementingkan hasil karya berdasarkan keahlian atau ketrampilan daripada mengejar atribut akademik semata-mata. Sikap demikian penting untuk terus disebar luaskan khususnya dikalangan generasi muda karena dalam Repelita IV diperkirakan sebagian besar lapangan kerja yang terbuka adalah bersifat usaha sendiri, baik berusaha sendiri yang dibantu orang lain maupun yang tidak. Walaupun lapangan kerja sebagai buruh/karyawan akan meningkat, peningkatan ini relatif kecil dibandingkan dengan pertumbuhan para lulusan baik SLP maupun SLA. Oleh karena itu maka dalamusaha peningkatan kurikulum, sikap dan orientasi para siswa diarahkan kepada lapangan kerja yang bersifat berusaha sendiri dan mandiri. Di samping itu usaha-usaha pengembangan sikap yang lebih positif terhadap kerja kasar di kalangan lulusan juga akan ditingkatkan selama Repelita IV.Latihan-latihan di tempat kerja akan terus didorong, baik latihan yang bersifat pra-jabatan maupun latihan yang bersifat meningkatkan ketrampilan lebih lanjut. Dengan cara demikian maka proses penyesuaian para lulusan kepada kebutuhan dunia kerja dapat berlangsung lebih efektif.Peningkatan partisipasi para pemakai tenaga kerja terdidik juga dilakukan melalui ikut sertanya mereka dalam menentukan jenis-jenis ketrampilan yang dibutuhkan dan yang perlu dihasilkan oleh sistem pendidikan. Dalam kaitan ini maka wakil-wakil para pemakai tenaga terdidik dan penghasil tenaga terdidik akan diusahakan agar berkonsultasi secara teratur dan efektif.Dalam Repelita IV diperkirakan para lulusan SLP akan meningkat secara lebih cepat. Hal ini terutama disebabkan makin diperluasnya kesempatan pendidikan di tingkat ini. Di lain pihak daya tampung pada tingkat SLA tidak meningkat secara sebanding. Oleh karena itu para pemakai tenaga kerja terdidik penting peransertanya agar lebih banyak memanfaatkan tenaga kerja lulusan SLP.282Dalam rangka memperpendek jangka waktu peralihan ke dunia kerja bagi para lulusan, maka berbagai usaha dan langkahlangkah akan ditingkatkan untuk menambah pengertian dan pengetahuan para siswa mengenai dunia kerja. Dalam hubungan ini, informasi mengenai kesempatan kerja yang ada serta bimbingan akan ditingkatkan dalam Repelita IV. f. Pasar KerjaDalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pasar kerja, maka usaha-usaha pengumpulan, pengolahan dan penyebarluasan informasi pasar kerja akan ditingkatkan dalam Repelita IV. Informasi pasar kerja menyangkut keterangan mengenai lapangan kerja yang tersedia yang merupakan informasi yang penting bagi para pencari kerja. Oleh karena itu penyebarluasan informasi mengenai lapangan kerja terutama dikalangan pencari kerja akan ditingkatkan dalam Repelita IV. Informasi pasar kerja juga menyangkut jenis tenaga kerja yang tersedia. Hal ini penting bagi berbagai pihak yang membutuhkan tenaga kerja. Oleh karena itu penyebarluasan jenis tenaga kerja yang tersedia juga akan ditingkatkan dalam Repelita IV.Sebagai bagian dari usaha perencanaan tenaga kerja nasional, maka usaha-usaha pengumpulan statistik tenaga kerja akan ditingkatkan dalam Repelita IV. Usaha-usaha tersebut meliputi pengumpulan data dan keterangan mengenai berbagai sumber pendapatan tenaga kerja termasuk upah di pedesaan maupun di kota, produktivitas tenaga kerja, jenis tenaga kerja yang dibutuhkan oleh berbagai sektor, dan lain-lain. Pengumpulan statistik pendapatan tenaga kerja dari berbagai sumber penting peranannya dalam meningkatkan relevansi data-data pendapatan nasional bagi perencanaan tenaga kerja.283Dalam rangka meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja maka usaha-usaha di bidang asuransi tenaga kerja, penyuluhan Perjanjian Kerja Bersama, pembinaan lembaga-lembaga ketenagakerjaan seperti FBSI, akan terns ditingkatkan. Peningkatanasuransi tenaga kerja penting peranannya dalam memberikan perlindungan kepada tenaga kerja yang mengalami musibah kematian, kecelakaan kerja dan lain-lain kejadian yang menyebabkan ber kurangnya pendapatan tenaga kerja secara tiba-tiba.Sebagai bagian usaha meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan buruh maka dalam Repelita IV di galakkan usaha pembentukan koperasi buruh di perusahaan-perusahaan. Berkembangnya koperasi buruh akan memberi peluang lebih besar bagi pe-ningkatan kesejahteraan buruh dan karyawan serta efisiensi perusahaan sekaligus.Dalam rangka mewujudkan hubungan perburuhan berdasarkan Pancasila, maka penyuluhan bagi pembuatan Perjanjian Kerja Bersama penting untuk dilanjutkan dan ditingkatkan. Penyuluhan ini penting peranannya dalam mencegah dimanfaatkannya secara tidak wajar situasi kelebihan tenaga kerja secara umum. Bantuan bagi pengembangan lembaga perburuhan seperti FBSI diarahkan dalam rangka usaha mewujudkan hubungan perburuhan Pancasila. Dalam rangka meningkatkan partisipasi aktif dan bertanggung jawab dari semua unsur dalam hubungan perburuhan yang berdasarkan Pancasila, maka sikap keterbukaan dari semua pihak mengenai hal ikhwal perusahaan terus didorong dan dikembangkan.3. Perluasan Lapangan Kerja dan Pembangunan Daerah284Aspek daerah penting peranannya dalam langkah-langkah kebijaksanaan perluasan lapangan kerja oleh karena masalah-masalah tenaga kerja banyak ditentukan oleh keadaan di masingmasing daerah. Oleh karena itu berbagai langkah kebijaksanaan perluasan lapangan kerja akan disesuaikan dengan keadaan dan kondisi masing-masing daerah.Salah satu sasaran kebijaksanaan tenaga kerja daerah adalah agar tenaga kerja termasuk tenaga kerja terdidik tersebar secara lebih merata diantara kota dan desa dan di antara berbagai pulau di Indonesia sesuai dengan kebutuhan.Di daerah-daerah yang langka tanah tetapi padat penduduknya maka kebijaksanaan perluasan lapangan kerja ditekankan bagi pemanfaatan tanah dengan cara yang seefisien mungkin. Dalam kaitan ini maka pemanfaatan lahan pertanian di pulau Jawa ditujukan agar hasil per satuan luas dapat ditingkatkan seoptimal mungkin. Untuk itu maka usaha-usaha intensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi akan terus diprioritaskan di daerah yang padat penduduk. Di samping itu usaha dan pembudidayaan tanaman bernilai perdagangan tinggi dan padat karya akan diberi prioritas di daerah-daerah dengan penduduk yang padat dan jaringan prasarana yang memadai. Dengan demikian akibat perluasan lapangan kerja dari pada tanah dan modal dapat lebih dioptimalkan.Demikian pula perluasan usaha industri yang padat karya tetapi tidak membutuhkan lahan yang luas akan tetap diberi prioritas di daerah-daerah padat penduduk dan tanah yang relatif langka.Dalam rangka pemanfaatan sumber daya manusia didaerah padat penduduk, maka usaha penyaluran tenaga kerja ke daerahdaerah yang langka tenaga kerjanya dan luas potensi tanah pertaniannya akan terus ditingkatkan dalam Repelita IV. Dalam kaitan ini maka usaha-usaha melalui kegiatan Antar Kerja An-tar Daerah dan Antar Kerja Lokal akan ditingkatkan dan disempurnakan. Demikian juga pemindahan tenaga kerja melalui program transmigrasi dari daerah-daerah padat penduduk ke285daerah-daerah yang kurang padat tetapi memiliki potensi tanah pertanian yang luas akan terus ditingkatkan dalam Repelita IV.Agar kesenjangan pertumbuhan kesempatan kerja dan tenaga kerja diantara kota-kota besar dan kota-kota sedang dan kecil dapat dikurangi maka dalam Repelita IV akan diusahakan langkah-langkah untuk penyebaran kesempatan kerja dan tenaga kerja antara kota besar, menengah dan kecil secara lebih merata. Dalam kaitan ini maka pengembangan lapangan kerja pertanian secara merata akan mempunyai dampak positif bagi pengembangan lapangan kerja di banyak kota-kota kecil. Pengembangan industri yang mengolah hasil-hasil pertanian dan yang menghasilkan alat-alat pertanian secara lebih merata juga akan mendorong pertumbuhan lapangan kerja di pelbagai kota.Pengembangan lapangan kerja di kota-kota kecil dan sedang akan mempertimbangkan hierarki dan fungsi kota-kota yang bersangkutan. Dalam kaitan ini maka prioritas diberikan pada pengembangan lapangan kerja pada kota-kota kecil dan sedang dengan potensi pengembangan yang besar. Pada kota-kota ini di laksanakan berbagai langkah seperti peningkatan fasilitas pendidikan dan latihan, angkutan, kredit, dan lain-lain untuk mendorong investasi dan perluasan lapangan kerja. Langkahlangkah ini juga ditujukan untuk mendorong pengembangan sektor-sektor "informal" agar dapat berkembang lebih pesat. Dengan cara demikian maka pengembangan lapangan kerja di berbagai daerah perkotaan dapat lebih seimbang.286Salah satu usaha yang penting dalam rangka perluasan lapangan kerja di berbagai daerah ialah meningkatkan kemampuan badan-badan perencanaan di daerah di bidang perencanaan tenaga kerja dan perluasan lapangan kerja. Dalam hubungan ini maka dalam Repelita IV latihan-latihan di bidang perencanaan tenaga kerja bagi para perencana di daerah akan ditingkatkan.4. Kebijaksanaan Kesempatan Kerja KhususKebijaksanaan kesempatan kerja khusus adalah kebijaksanaan dan langkah-langkah yang khusus direncanakan bagi perluasan kesempatan kerja kelompok-kelompok angkatan kerja tertentu baik langsung maupun tidak langsung. Kebijaksanaan dan langkah-langkah khusus ditujukan dalam rangka mengatasi masalahmasalah di bidang penyediaan tenaga kerja maupun dalam rangka meningkatkan perluasan lapangan kerja. Langkah-langkah dan kebijaksanaan khusus yang direncanakan selama Repelita IV meliputi usaha transmigrasi, BUTSI, berbagai kegiatan latihan bagi pemuda, wanita, tenaga kerja asing, penyandang cacat, gelandangan, dan lain-lain.287Transmigrasi merupakan langkah khusus yang ditempuh dalam rangka perluasan lapangan kerja bagi para petani yang mempunyai tanah pertanian sempit dan para petani yang tidak memiliki tanah sama sekali atau buruh tani terutama di daerah padat penduduk di Jawa dan Bali. Kegiatan transmigrasi ditujukan untuk mempersiapkan para petani untuk dapat mengusahakan perluasan lapangan kerja terutama dibidang pertanian melalui berbagai langkah di bidang penerangan dan latihan di daerah asal, penyediaan fasilitas angkutan, pembukaan lahan dan penyediaan areal pemukiman di daerah-daerah yang mempunyai potensi tanah pertanian di luar Jawa dan Bali, pemberian jaminan hidup untuk waktu tertentu, dan penyuluhan dalam berbagai bidang usaha tani. Dengan cara demikian diharapkan para transmigran akan dapat mengembangkan lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam Repelita IV di rencanakan akan ditransmigrasikan sejumlah sekitar 750.000 KK atau meliputi setidak-tidaknya 1.125.000 tenaga kerja.Walaupun lapangan kerja bagi tenaga kerja terdidik diperkirakan secara umum akan meningkat selama Repelita IV, namun diperkirakan masih tetap dihadapi adanya pengangguran dikalangan tenaga kerja terdidik. Gejala pengangguran tersebut timbul antara lain oleh karena ke kurang sesuaian ketrampilan yang dimiliki serta belum sempurnanya pasar kerja berfungsi dalam mempertemukan penyediaan dan kebutuhan tenaga kerja. Bagi tenaga kerja terdidik yang oleh karena satu dan lain hal belum mendapatkan lapangan kerja akan dilaksanakan kegiatankegiatan yang dikelola dalam program BUTSI (Badan Urusan Tenaga Sukarela Indonesia). Selama dua atau tiga tahun tenaga kerja terdidik ini secara sukarela dikirim ke daerah pedesaan untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pembangunan desa. Melalui kegiatan BUTSI tenaga kerja terdidik diberi kesempatan mendapatkan pengalaman untuk membekali diri mereka dengan sikap dan ketrampilan yang sesuai agar dapat mengembangkan lapangan kerja baik dengan usaha sendiri maupun lapangan kerja lain. Dalam Repelita IV kegiatan-kegiatan BUTSI akan lebih ditingkatkan dan diperluas.288Langkah khusus lainnya adalah pelaksanaan Proyek Padat Karya Gaya Baru. Kegiatan proyek ini ditujukan pada perluasan lapangan kerja bagi tenaga kerja pedesaan yang mengalami kekurangan lapangan kerja secara musiman oleh karena menunggu pekerjaan selanjutnya di bidang pertanian. Kegiatan proyek akan diutamakan di daerah kecamatan yang relatif miskin dan padat penduduk. Dalam Repelita IV kegiatan-kegiatan proyek Padat Karya Gaya Baru akan diperluas sehingga akan mencakuplebih banyak daerah kota dalam rangka perluasan lapangan kerja di perkotaan. Sasaran kegiatan meliputi pembangunan prasarana sederhana seperti tanggul irigasi, jalan-jalan desa, dan kegiatan-kegiatan yang bersifat non prasarana seperti perbaikan lingkungan perumahan di daerah perkotaan.Proyek-proyek bantuan pembangunan (Proyek-proyek Inpres) akan terus dilanjutkan dalam Repelita IV. Proyek bantuan Pembangunan Desa (Inpres Desa) dan Proyek Bantuan Pembangunan bagi Kabupaten/Daerah Tingkat II (Inpres Kabupaten) telah banyak menciptakan lapangan kerja baru melalui pembangunan prasarana dan lain-lain kegiatan dengan cara padat karya. Demikian juga usaha penghijauan dan reboisasi merupakan usaha perluasan lapangan kerja yang penting dan oleh karena itu akan ditingkatkan dan disempurnakan dalam Repelita IV. Program-program Bantuan pembangunan lainnya yaitu Inpres Pasar, Inpres Sekolah Dasar, Inpres Kesehatan dan Inpres Penunjangan Jalan Kabupaten akan ditingkatkan selama Repelita IV oleh karena kegiatan-kegiatan ini pada umumnya dilaksanakan secara padat karya dan banyak menciptakan lapangan kerja baru baik langsung maupun tidak langsung.289Kegiatan-kegiatan lainnya dalam rangka kebijaksanaan dan langkah-langkah khusus perluasan lapangan kerja antara lainmeliputi bantuan kepada para pengusaha ekonomi lemah, usahausaha untuk menyalurkan lulusan SLTA dan tenaga putus seko-lah, bantuan dan usaha bagi peningkatan ketrampilan angkatan kerja wanita, penyaluran anggota ABRI yang memasuki masa persiapan pensiun, bantuan kepada kelompok-kelompok angkatan kerja di sektor "informal" di kota-kota seperti tukang becak, dan lain-lain.Usaha-usaha dalam Repelita III untuk membantu pengusaha golongan ekonomi lemah melalui kredit bantuan dan lain-lain akan ditingkatkan dalam Repelita IV. Dalam hubungan ini pelaksanaan Kredit Candak Kulak dan Kredit Mini, Kredit Investasi Kecil dan Kredit Modal dan Kerja Permanen, akan dilanjutkan dan disempurnakan. Di samping itu untuk mendorong pertumbuhan pengusaha ekonomi lemah, khususnya di daerah pemukiman baru, maka bantuan di bidang penyiapan studi-studi kelayakan berbagai bidang usaha akan ditingkatkan.Penyaluran tenaga kerja lulusan SLTA dan tenaga putus sekolah akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan di bidang ini meliputi pelaksanaan latihan bagi para tenaga kerja di bidang-bidang ketrampilan yang diketahui masih belum mencukupi kebutuhan pasar kerja. Bantuan dan langkah-langkah juga ditujukan untuk membantu para lulusan SLTA yang belum bekerja agar mampu mendapatkan lapangan kerja melalui usaha sendiri.Dalam Repelita IV berbagai kegiatan baik yang bersifat latihan dan lain-lainnya dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan produktivitas wanita akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan latihan terutama ditujukan kepada peningkatan ketrampilan di bidang industri rumah tangga seperti jahit menjahit, memasak dan lain-lain dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam rangka menunjang pertumbuhan produksi barang dan jasa di berbagai sektor seperti ketrampilan mengetik, berbahasa Inggeris dan ketrampilan kesekretariatan dan perkantoran.290Dalam Repelita IV jumlah penduduk kota diperkirakan akan meningkat cukup pesat. Kebutuhan penciptaan lapangan kerjabaru dan peningkatan produktivitas lapangan kerja yang ada khususnya tergolong kedalam sektor "informal" akan ditingkatkan. Dalam kaitan ini berbagai langkah dan usaha untuk membantu tenaga kerja tukang becak, pedagang kaki lima, tenaga kerja di bidang konstruksi, pedagang eceran di bidang pangan dan lain-lain, akan dikembangkan dan ditingkatkan.Dalam rangka alih teknologi dan perluasan lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia maka kebijaksanaan pembatasan penggunaan tenaga kerja asing pendatang akan dilanjutkan dan disempurnakan dalam Repelita IV. Perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja asing diwajibkan antara lain melatih tenaga kerja Indonesia dalam rangka menggantikan tenaga asing dengan tenaga Indonesia.Dalam rangka perluasan lapangan kerja dan meningkatkan pemasukan devisa, maka pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Dalam hubungan ini, akan ditingkatkan berbagai usaha latihan bagi mereka agar tenaga kerja yang dikirim keluar negeri mendapatkan pendapatan lebih besar dan dengan demikian diharapkan dapat menyumbang lebih besar kepada pemasukan devisa. Peningkatan pendapatan devisa penting peranannya dalam usaha perluasan lapangan kerja di dalam negeri.291Kegiatan dan langkah-langkah khusus dalam rangka perluasan lapangan kerja diuraikan secara lebih terperinci pada Bab mengenai Tenaga Kerja.