BAB 4

2
BAB 4 RINGKASAN Penyakit eksantema merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak terutama pada awal masa perkembangan seorang anak. Walaupun penyakit eksantema sering memberikan gambaran klinis yang mirip satu sama lain, namun sebenarnya setiap penyakit eksantema memiliki karakteristik klinis yang khas sehingga kita harus dapat membedakan satu penyakitt eksantema dengan yang lain. Diagnosis banding penyakit eksantema ditegakkan berdasarkan pada beberapa faktor, antara lain riwayat penyakit menular dan imunisasi, bentuk gejala prodromal, gambaran erupsi kulit, adanya gejala patognomonik atau tanda lain dan uji diagnostik laboratoris. Pasien kami, anak Kh berusia lima tahun datang dengan keluhan demam hari keempat dan mulai muncul ruam kemerahan di wajah dan leher. Selain itu gejala didahului oleh batuk, pilek, mata merah berair, muntah, penurunan nafsu makan dan badan lemah sejak empat hari yang lalu. Melalui pemeriksaan fisik didapatkan ruam eritromakulopapular di daerah wajah sementara pemeriksaan lainnya dalam batas normal. uji 23

description

Baru ini

Transcript of BAB 4

BAB 4RINGKASAN

Penyakit eksantema merupakan penyakit yang sering ditemukan pada anak terutama pada awal masa perkembangan seorang anak. Walaupun penyakit eksantema sering memberikan gambaran klinis yang mirip satu sama lain, namun sebenarnya setiap penyakit eksantema memiliki karakteristik klinis yang khas sehingga kita harus dapat membedakan satu penyakitt eksantema dengan yang lain. Diagnosis banding penyakit eksantema ditegakkan berdasarkan pada beberapa faktor, antara lain riwayat penyakit menular dan imunisasi, bentuk gejala prodromal, gambaran erupsi kulit, adanya gejala patognomonik atau tanda lain dan uji diagnostik laboratoris.Pasien kami, anak Kh berusia lima tahun datang dengan keluhan demam hari keempat dan mulai muncul ruam kemerahan di wajah dan leher. Selain itu gejala didahului oleh batuk, pilek, mata merah berair, muntah, penurunan nafsu makan dan badan lemah sejak empat hari yang lalu. Melalui pemeriksaan fisik didapatkan ruam eritromakulopapular di daerah wajah sementara pemeriksaan lainnya dalam batas normal. uji laboratoris tidak didapatkan kelainan berarti, NS-1 dinyatakan negatif sehingga menyingkirkan diagnosis demam dengue. Diagnosis ditegakkan yaitu campak berdasarkan pola distribusi ruam dan gejala prodromal.Pasien kami sudah mendapatkan vaksin campak saat berusia sembilan bulan tetapi tidak mendapat vaksin ulangan, yaitu MMR. Melalui pola perjalanan klinis penyakit campak didapatkan ruam eritromakulopapular mulai menyebar ke badan dan ekstremitas, tidak ada vesikel maupun nodul. Saat ruma mulai muncul, demam menghilang dan gejala batuk makin memberat. Hal ini sesuai dengan pola khas penyakit campak. Ruam menghitam pada hari ketiga dan pada hari keempat mulai deskuamasi. Tidak didapatkan komplikasi penyakit yang memperberat pada pasien.Terapi suportif diberikan pada pasien kami berupa Infus KaEn 3A 1.450 cc/24 jam, injeksi Metamizole 200 mg IV, drip Cernevit , Starmuno 2 cth I, Alco P DMP sirup 3 cth I, nebulasi PZ 4 cc + Bisolvon 6 tetes dan vitamin A 100.000 IU. Pasien dirawat selama lima hari dan dinyatakn sembuh sehingga diperbolehkan berobat jalan.

23