BAB 3.pdf
Transcript of BAB 3.pdf
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 22
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Persiapan
Dalam tahap persiapan, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah
persiapan peralatan (hardware, software), dan persiapan bahan yang
dibutuhkan dalam pekerjaan.
3.1.1. Lokasi dan Waktu Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan ini di daerah Gading Kulon,Kecamatan Dau
Malang, dengan luas 34 Ha. Pengambilan data pekerjaan dilakukan pada
bulan November 2014. Lokasi Pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Lokasi pekerjaan (Google Earth)
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 23
3.1.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini meliputi
antara lain :
1. GPS
2. Total Station
3. pesawat fixed wing
4. Laptop
5. Printer
6. Retro
7. kamera
3.1.3. Data Pekerjaan
Data pekerjaan yang digunakan antara lain :
1. Hasil foto udara dengan kamera canon powershot S100 menggunakan
wahana pesawat UAV dalam format JPEG Image (.JPG).
2. Data ground control point.
8
.
8. Statif
9
.
9. Tribach
1
0
10. Prisma
1
1
11. Stik
1
2
.
12. Rol meter
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 24
3.2. Metode Pekerjaan.
Tahapan pekerjaan dalam laporan ini dapat dilihat pada diagram alir
berikut ini :
Mulai
Koordinat GPS
Align photo (Identifikasi tie-point)
Bundle Adjustment (with self-calibration)
B A
Masking Photo
Add Photo
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 25
Gambar 3.2. Diagram alir pekerjaan
Pemodelan Geometri
Export Orthophoto (*.tif)
Pembentukan Photo Texture 3D
Transformasi Koordinat Konform 3D
Selesai
DEM Area sekitar Gading Kulon, Kecamatan Dau, Malang
Cek hasil DSM
Tidak
Ya
Digital Surface Model file format *tif
A B
Export DEM (*.tif)
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 26
3.2.1. Pemasangan GCP (Ground Control Point)
Gound Control Point atau titik kontrol tanah adalah proses
penandaan lokasi yang berkoordinat berupa sejumlah titik yang diperlukan
untuk kegiatan mengkoreksi data dan memperbaiki keseluruhan citra yang
akhirnya disebut sebagai proses rektifikasi. Tingkat akurasi GCP sangat
tergantung pada jenis GPS yang digunakan dan jumlah sampel GCP
terhadap lokasi dan waktu pengambilan.
Lokasi ideal saat pengambilan GCP adalah perempatan jalan, sudut
jalan, perpotongan jalan pedestrian, kawasan yang memiliki warna
menyolok, persimpangan rel dengan jalan dan benda/ monumen/
bangunan yang mudah diidentifikasi atau dikenal. Perlu dihindari pohon,
bangunan, dan tiang listrik selain sulit diidentifikasi, karena kesamaannya
yang tinggi.
Gambar 3.3 pemasangan GCP
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 27
3.2.2. Pengukuran GCP dengan GPS
Pengukuran GCP dengan GPS metode relatif hanya
efektif untuk jaring pengamatan dengan baseline yang pendek. Jika
jarak anatartitik pengamatan bertambah panjang maka residual error
akan bertambah besar yang mengakibatkan kualitas koordinat hasil
pengamatan kurang baik (Satirapod and Kriengkraiwasin 2006). Di
samping itu, dalam penentuan posisi koordinat GCP dengan GPS
juga ditemukan kesulitan jika satelit GPS sulit atau tidak dapat
diamati dari lokasi GCP tersebut atau karena receiver sulit atau tidak
dapat ditempatkan di lokasi GCP.
Keharusan mengoperasikan dua (2) receiver GPS dalam
satu jaring pengamatan mengakibatkan penggunaan GPS sebagai
sumber GCP citra satelit resolusi tinggi, kurang diminati
penggunaannya oleh user citra satelit resolusi tinggi. Karena dana
untuk pengadaan dua (2) receiver GPS dual frekuensi masih sangat
mahal dibandingkan dengan receiver GPS single frekuensi.
3.3. Pengolahan Data Foto Udara Menggunakan Software Agisoft
PhotoScan Professional Versi 0.9
Secara garis besar, pengolahan data foto udara dengan
menggunakan Software Agisoft PhotoScan Professional Versi 0.9 meliputi
langkah-langkah :
3.3.1 Proses Eliminasi photo
Proses Eliminasi photo dapat di lakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Buka softwere Agisoft photoscan professional dengan melakukan
double klik pada ikon softwere Agisoft photoscan di desktop atau
dengan cara start-all program- Agisoft photoscan professional, klik
untuk membuka Agisoft photoscan professional. Seperti pada gambar.
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 28
Gambar 3.3 Membuka Agisoft photoscan professional
2. Kemudian akan muncul tampilan Agisoft photoscan professional
seperti dibawah ini:
Gambar 3.4 Tampilan open Agisoft photoscan professional
3. Tambahkan foto hasil pemotretan dengan wahana UAV dengan cara
memilih Workflow kemudian menu Add Photos.
Gambar 3.5 Proses Add photos
4. Pilih semua foto pada direktori tempat menyimpan foto UAV lalu
klik Open.
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 29
Gambar 3.6 Proses Add photos
5. Pastikan list foto ada pada workspace dan grouncontrol pane di
bagian kanan interface Agisoft PhotoScan Professional serta pada
photo pane berupa tumbnail di bagian bawah.
Gambar 3.7 Tampilan Foto-Foto Pada Agisft
6. Setelah melakukan Add Photo pada menu Workflow seperti pada
Gambar 3.5, selanjutnya melakukan proses eliminasi foto seperti
Gambar 3.8 dengan cara klik kanan tumbnail foto yang terseleksi
dengan klik kanan lalu pilih remove camera. Melakukan proses
eliminasi juga pada tampilan foto yang kurang baik misal blur, terlalu
terang/gelap, atau area yang tidak diinginkan.
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 30
Gambar 3.8. Tampilan eliminasi foto
3.3.2. Masking Photo
Masking foto digunakan untuk memilih bagian foto yang
tidak diikutkan proses pengolahan karena terdapat obyek penghalang atau
karena terletak pada bagian tepi foto (reduksinya besar). Pilih icon
rectangle selection untuk melakukan proses masking foto. Tarik dari ujung
kiri atas ke ujung kanan bawah sehingga terbentuk kotak area masking.
Buat kotak tersebut kira-kira 5 % sampai 10 % dari area tepi foto.
Gambar 3.9. Tampilan masking foto
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 31
Eksport masking untuk menyimpan pada direktori tertentu agar bisa
digunakan pada foto yang lain dengan cara klik kanan pada foto yang telah
dilakukan proses masking lalu pilih export mask. Pilih Current Photo pada
pilihan Export mask for. Pilih Single channel mask image pada pilihan
File type. Kemudian tentukan nama mask dan letakan pada direktori yang
sama dengan data foto UAV, lalu klik OK.
Gambar 3.10. Tampilan jendela export mask
Melakukan proses import mask untuk semua foto dengan data hasil
masking sebelumnya. Klik kanan salah satu sembarang tumbnail foto dan
pilih Import Mask. Pilih Active Chunk atau Entire workspace (sesuai
keperluan) pada pilihan Import masks for. Pilih From file pada pilihan
Method. Pastikan nama file pada kolom mask files name telah sesuai
dengan nama mask yang dibuat sebelumnya. Klik OK.
Gambar 3.11. Tampilan import mask
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 32
3.3.3. Align Photo
Proses ini bertujuan untuk mencari pasangan tie point dan
penyusunan orthofoto. Pada Workflow, klik Align Photos. Pada Set
Acuracy pilih sesuai keperluan. Pilih Ground control pada pilihan Pair
preselection. Memberi tanda centang pada Constrain features by mask.
Kemudian klik OK.
Gambar 3.12. Tampilan jendela align photo
Tunggu proses mosaic foto selesai. Lama waktu tergantung kondisi data
dan jumlah data.
Gambar 3.13. Tampilan proses align photo
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 33
Tampilan point cloud hasil proses align photo dapat dilihat pada Gambar
3.14.
Gambar 3.14 Tampilan point cloud hasil proses align photo
Proses align photo juga melakukan koreksi geometric, koreksi
radiometric atau penyelarasan nilai spctral serta proses identifikasi
parameter orientasi dalam kamera. Pada Tools, klik Camera Calibration.
Gambar 3.15. Tampilan identifikasi parameter orientasi dalam kamera
3.3.4. Build Geometry
Setelah proses pembentukan point cloud, tahap selanjutnya adalah
pembuatan model geometri. Pemodelan geometri pada langkah ini hanya
berdasarkan data point cloud saja.
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 34
Melakukan proses penyusunan geometri 3D hanya berdasar point cloud
sebelum menempatkan titik GCP. Klik Build Geometry pada menu
Workflow. Pilih Height field pada pilihan Object type. Pilih Sharp pada
pilihan Geometry Type. Pada target quality pilih sesuai keperluan.
Gambar 3.16.Tampilan jendela build geometry
Gambar 3.17. Tampilan Point cloud geometry
3.3.5. Transformasi Koordinat Konform 3D
Pada tahap ini terlebih dahulu dilakukan identifikasi posisi GCP
secara tepat dengan memberikan tanda (marker) pada tekstur 3D project,
dapat dilihat pada Gambar 3.16. Klik icon Create Marker untuk
memulai menentukan letak titik kontrol pada foto. Letakan kursor pada
lokasi dimana titik kontrol berada, kemudian klik kanan dan pilih create
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 35
marker. Koordinat-koordinat yang digunakan sebagai premark dapat
dilihat pada Lampiran B.
Gambar 3.18. Penentuan GCP
Pada Ground Control pane, mengisikan nilai koordinat x y dan
tinggi (z). Melakukan hal serupa untuk semua titik kontrol (GCP) yang
digunakan.
Gambar 3.19. Tampilan pemberian nilai koordinat GCP
Kesalahan (RMSE) dapat dilihat pada halaman tampilan list GCP dengan
menggeser ke sisi kanan nilai koordinat.
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 36
Gambar 3.20. Tampilan kesalahan (RMSE) koordinat GCP
Apabila ada titik GCP yang tidak terletak pada posisi seharusnya
lakukan editing dengan mengklik icon Edit marker lalu lakukan
pergeseran manual GCP menuju posisi yang semestinya. Setelah semua
GCP dicek dan diedit pada semua foto, maka proses selanjutnya adalah
optimasi koordinat dengan memanfaatkan GCP yang ada. Klik icon
setting pada ground control pane.
Gambar 3.21. Tampilan jendela ground control setting
Pekerjaan ini menggunakan koordinat GCP bergeoreferensi pada
sistem koordinat WGS 84, dapat dilihat pada Gambar 3.19. Kemudian
isikan ketelitian dari GCP yang ada, pastikan ketelitian GCP lebih tinggi
dibanding ketelitian posisi GPS kamera. Kemudian klik OK. Hasil point
cloud yang telah ter-georeferensi dapat dilihat pada Gambar 3.20.
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 37
Gambar 3.22. Posisi point cloud yang telah ter-georeferensi
Melakukan proses Build geometry untuk pembentukan DSM. Pilih
menu Build geometry pada Workflow. Menentukan pengaturan pada
jendela Build geometry seperti dibawah ini: Object type : Height field ,
Geometry Type : Sharp, Target Quality : High, fase count : 2000000,
filter threshold : 0, hole threshol : 10.
Gambar 3.23. Tampilan jendela build geometry.
Tunggu proses hingga selesai. Lama waktu tergantung kondisi data dan
jumlah data. Hasil build geometry dapat dilihat pada Gambar 3.22.
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 38
Gambar 3.24. Tampilan build geometry ter-georeferensi
3.3.6. Build Texture
Melakukan proses Build Texture pada menu Workflow. Pada
Mapping mode pada pilihan Orthofoto. Pilih Mosaic pada kolom Blending
mode. Pada Atlas width dan Atlas height diisikan sesuai keperluan.
Kemudian klik OK.
Gambar 3.25. Tampilan jendela build texture
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 39
Gambar 3.26. Tampilan tekstur 3D
3.3.7. Export Orthophoto
Output orthofoto dapat disimpan dengan memilih menu
FileExport OrthophotoExport jpeg/tiff/png. Pada Type pilih
Geographic. Pada Blending mode pilih mosaic. Tentukan resolusi output
yang diinginkan dengan klik pada Metres, jika tidak diganti maka resolusi
akan disesuaikan kondisi foto hasil perekaman UAV. Klik Export.
Gambar 3.27. Tampilan jendela export orthophoto
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 40
Menentukan nama dan direktori untuk menyimpan orthofoto. Pada
Save as type pilih format orthopoto yang disimpan sesuai keperluan (*.tif,
*jpg, *png). Lalu klik Save.
Gambar 3.28. Tampilan jendela save orthophoto
Gambar 3.29. Tampilan Hasil orthophoto
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 41
3.3.8. Export DEM
Export output berupa DEM hampir serupa seperti menyimpan orthofoto
hanya saja menu yang dipilih adalah menu fileExport DEM. Pada Projection
Type pilih Geographic dengan sistem koordinat WGS 84. Menentukan resolusi
DSM atau biarkan sesuai resolusi hasil pengolahan.
Gambar 3.30. Tampilan jendela export DEM
Menentukan nama dan direktori untuk menyimpan DEM. Pada Save as
type pilih format DEM yang disimpan sesuai keperluan (*.tif, *asc, *bil, *.xyz).
Lalu klik Save.
Gambar 3.31. Tampilan jendela save export DEM
-
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK GEODESI ITN MALANG 42
Gambar 3.26. Tampilan hasil save export DEM