2011-2-00608-mn bab 3.pdf

21
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel- variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif di sini lebih kepada analisis hubungan kausal dimana variabel independen (variabel bebas) mempengaruhi variabel dependen (variabel bergantung). Desain dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional T-2 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional T-3 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional T-4 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional T-5 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional T-6 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional T-7 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional T-8 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional 1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas penumpang PT Pelayaran Nasional Indonesia. (T–1) 2. Untuk menganalisis pengaruh peranan harga terhadap loyalitas penumpang pada PT Pelayaran Nasional Indonesia. (T–2) 36

Transcript of 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

Page 1: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

37

 

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif

dimaksudkan untuk mendefinisikan berbagai kriteria serta mendefinisikan nilai-nilai variabel-

variabel yang diteliti. Penelitian asosiatif di sini lebih kepada analisis hubungan kausal dimana

variabel independen (variabel bebas) mempengaruhi variabel dependen (variabel

bergantung). Desain dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian

Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon

T-1 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

T-2 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

T-3 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

T-4 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

T-5 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

T-6 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

T-7 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

T-8 Asosiatif Survey Individu: penumpang KM KELUD Cross Sectional

1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas penumpang PT

Pelayaran Nasional Indonesia. (T–1)

2. Untuk menganalisis pengaruh peranan harga terhadap loyalitas penumpang pada PT

Pelayaran Nasional Indonesia. (T–2)

36 

Page 2: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

38

 

3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap citra perusahaan pada

PT Pelayaran Nasional Indonesia. (T–3)

4. Untuk menganalisis pengaruh peranan harga terhadap citra perusahaan pada PT

Pelayaran Nasional Indonesia. (T–4)

5. Untuk menganalisis pengaruh loyalitas penumpang terhadap citra perusahaan pada

produk jasa PT Pelayaran Nasional Indonesia. (T–5)

6. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa dan peranan harga terhadap citra

perusahaan melalui variabel loyalitas penumpang sebagai variabel intervening pada

produk jasa PT Pelayaran Nasional Indonesia. (T–6)

7. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa dan peranan harga secara

simultan terhadap loyalitas penumpang pada produk jasa PT Pelayaran Nasional

Indonesia. (T-7)

8. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa, peranan harga dan loyalitas

penumpang secara simultan terhadap citra perusahaan pada produk jasa PT Pelayaran

Nasional Indonesia. (T-8)

Page 3: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

39

 

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Ada empat variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel kualitas

pelayanan,peranan harga, loyalitas penumpang, dan citra perusahaan. Pada Tabel 3.2

berikut akan diuraikan dimensi dan indikator dari masing-masing variabel, beserta instrumen

pengukuran, skala, dan model pengukuran dari keempat variabel tersebut.

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran dan

Skala

Kualitas

Pelayanan

(X1)

Kehandalan

(Reliability)

Pelayanan

sesuai janji

Skala ordinary

(likert) yang

ditransformasikan

menjadi skala

interval

Pelayanan sesuai

harapan

Daya Tanggap

( Responsiveness )

Kecepatan menanggapi

keluhan

Kesigapan karyawan

Kepastian (Assurance)

Kemampuan dalam

mengetahui produk

Efektivitas Komunikasi

Empati

(Empaty)

Kritik dan

Saran

Kepedulian terhadap

Pelanggan

Berwujud

(Tangible)

Kenyamanan ruangan

Kebersihan ruangan

 

 

 

 

 

Page 4: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

40

 

Variabel

Sub Variabel Indikator Ukuran dan Skala

Peranan Harga

(X2)

Harga

Harga yang ditawarkan jarang mengalami

perubahan

Skala ordinary (likert) yang

ditransformasikan menjadi skala

interval

Hasil Penjualan

Tiket KM. Kelud yang terjual

Strategi Harga

Harga yang Kompetitif

Segmen Pasar

Sasaran Pemasaran Produk

Loyalitas

Penumpang (Y)

Melakukan Pembelian

Secara Teratur

Menggunakan kembali

jasa pelayaran

Skala ordinary (likert) yang

ditransformasikan menjadi skala

interval

Membeli Diluar Lini Produk/Jasa

Menggunakan produk Jasa dalam jangka

Waktu lama

Merekomendasikan

Jasa

Menyarankan orang lain untuk

menggunakan jasa

Kekebalan pada tarikan

pesaing

Menghiraukan promosi yang dilakukan pesaing

Citra Perusahaan

(Z)

Orientasi Terhadap

Manfaat

Kepuasaan Pembelian

Skala ordinary (likert) yang

ditransformasikan menjadi skala

interval

Rekomendasi Kepada

Pihak Lain

Hal yang ditonjolkan

Harga Tiket

Murah

Kualitas pelayanan

Terbaik

Kemampuan

Perusahaan

Keinginan akan merek

Keyakinan berbeda dari

Pelayaran lain

Mudah dimengerti

Logo mudah diingat

Keputusan pembelian

Sarana

Tiket elektronik

Kemudahan dalam

mendapatkan tiket

Page 5: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

41

 

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Berdasarkan sumbernya data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui wawancara, kuisioner, atau

observasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain baik diperoleh melalui

studi kepustakaan atau melalui website.

Merurut sifatnya data terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif

adalah data yang tidak berbentuk angka-angka, dan data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka angka. Sedangkan menurut sumbernya data terdiri dari data internal dan

data eksternal, data internal adalah data yang didapat dari dalam organisasi dan data

eksternal adalah data yang didapat dari luar organisasi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan sumber data

berasal dari data primer maupun sekunder, seperti dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 Data dan Sumber Data Penelitian

Variabel Jenis Data Sumber Data Kualitas Pelayanan

Kuantitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke penumpang kapal kelud untuk rute Jakarta-Batam-Medan

Peranan Harga Kuantitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke penumpang kapal kelud untuk rute Jakarta-Batam-Medan

Loyalitas Penumpang

Kuantitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke penumpang kapal kelud untuk rute Jakarta-Batam-Medan

Citra Perusahaan Kuantitatif Data primer dari kuesioner yang disebarkan ke penumpang kapal kelud untuk rute Jakarta-Batam-Medan

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan pada kapal penumpang KM Kelud

yang merupakan salah satu armada pelayaran PT PELNI untuk rute Jakarta-Batam-Tanjung

Balai-Medan, yang dilakukan pada tanggal 3 juni 2011 melalui penelitian langsung dimana

peneliti ikut dalam pelayaran dari Jakarta menuju Medan.

Page 6: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

42

 

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik,

yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat

dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, tetapi dapat juga

secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada

kesempatan lain (Umar, 2008, p51). Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara

langsung dengan Capt. J.Y. Adrianus Alwie selaku Nakoda KM Kelud

2. Kuesioner

Teknik angket (kuesioner) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan

atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan

memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2008, p49). Dalam

penelitian ini, kuesioner yang disebarkan kepada penumpang kapal kelud untuk rute

Jakarta-Batam-Tanjung Balai-Medan sebagai responden, dibuat dalam bentuk

pernyataan dalam skala likert.

3. Riset kepustakaan (Liblary research)

Studi kepustakaan digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang berkaitan

dengan penelitian ini sebagai landasan teori. Penulis melakukan studi kepustakaan

melalui buku-buku, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel di internet.

3.5 Populasi Dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek atau individu yang akan diteliti, memiliki

karakteristik tertentu, jelas dan lengkap. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih

melalui cara tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap

mewakili populasi. (Arifin, 2008, p69)

Page 7: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

43

 

Populasi dalam penelitian ini merupakan penumpang kapal kelud untuk rute Jakarta-

Batam-Tanjung Balai-Medan yang berjumlah 1809 orang, yang terdiri dari 32 orang

penumpang kelas 1, 46 orang penumpang kelas II, dan 1731 orang penumpang kelas

ekonomi.

3.5.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berupa teknik random

sampling. random sampling adalah sebuah teknik pengambilan sampel dengan metode

pengambilan sampel secara acak, penggunaan metode ini dimaksudkan agar sampel yang

didapat bisa mewakili karakteristik dalam populasi secara merata sehingga hasilnya dapat

digeneralisasikan untuk keseluruhan populasi.

Penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Taro Yamane (Riduwan dan

Kuncoro, 2011, p49) untuk menghitung ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

n =12N.d

N

+

Dimana :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah minimal sampel sebagai berikut :

n =12(0.1) 1809

1809

+

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebanyak

94.76 = 95 responden.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 95

orang yang terdiri dari 10 orang penumpang kelas 1, 25 orang penumpang kelas II, dan 60

orang penumpang kelas ekonomi.

Page 8: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

44

 

3.6 Sekala Likert

Sekala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

kelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, p 12) sekala likert memiliki

kemudahan dalam penggunaanya dan sangat praktis sehingga cukup popular. Dalam sekala

ini responden diminta untuk memberikan respon terhadap pertanyaan dan diberikan pilihan

dalam 5 sekala bobot yang terdiri dari:

Tabel 3.4 Sekala Likert

Pernyataan Skor Jawaban

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Netral

Setuju

Sangat sertuju

1

2

3

4

5

3.7 Metode Analisis

Setelah data dikumpulkan, maka uji validitas-reliabilitas, lalu dilakukan uji normalitas

terhadap data yang ada. Setelah data dipastikan normal, valid, dan reliabel, maka dilakukan

analisis dengan menggunakan teknik analisis seperti dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah

ini.

Tabel 3.5 Metode Analisis Data

Tujuan Penelitian

Metode Analisis Jenis Penelitian Teknik Analisis

T-1 Asosiatif Path Analysis T-2 Asosiatif Path Analysis T-3 Asosiatif Path Analysis T-4 Asosiatif Path Analysis T-5 Asosiatif Path Analysis T-6 Asosiatif Path Analysis T-7 Asosiatif Path Analysis T-8 Asosiatif Path Analysis

Page 9: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

45

 

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang

diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan

pengujian validitas instrument menurut Riduwan (2004, p109-110) menjelaskan bahwa

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur. Untuk

menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari

alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur yang

digunakan rumus:

r hitung = { }{ }2Yi) (Σ2Yi n.Σ.2 Xi)(Σ2 Xin.Σ

)(ΣΣXi).(ΣYi.Yi)n(Σ(Σ

−−

Dimana:

r hitung = Koefisien korelasi

∑ Xi = Jumlah skor item

∑ Yi = Jumlah skor total

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

thitung = 212

rnr−

Dimana:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (dk = n-2)

Kaidah keputusan : Jika r hitung > r table berarti valid, sebaliknya

Jika r hitung < r table berarti tidak valid

Page 10: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

46

 

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau

keajegan) alat pengumpul data (instrument) yang digunakan. Uji reliabilitas instrument

dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis

realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

Langkah 1: Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Dimana:

Si = Varians skor tiap-tiap item

Σ Xi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Si dikudratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Σ Si = S1 + S2 + S3……. Sn

Dimana:

Σ Si = Jumlah Varians semua item

S1 + S2 + S3……. Sn = Varians item ke- 1,2,3…….n

Langkah 3: Menghiting Varians total dengan rumus:

Dimana:

St = Varians total

Page 11: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

47

 

ΣX t2 = Jumlah kuadrat X total

(Σ X t)2 = Jumlah X total dikuadratkan

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus:

Dimana:

r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

K = Jumlah item

Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrument dilakukan dengan rumus Korelasi

Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

Harga r xy atau rb ini baru menunjukkan reabilitas setengah tes. Oleh karenanya disebut

r awal-akhir. Untuk mencari reabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown yakni:

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi

(Tabel r) untuk alpha 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2). Kemudian membuat

keputusan membandingkan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan: Jika r11 > rtabel

berarti reliabel dan r 11 < r tabel berarti tidak reliabel.

Page 12: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

48

 

3.7.3 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian kita

berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua

perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran. Uji normalitas dapat

hitung dengan bantuan program SPSS 13.0, yaitu dengan langkah:

1. Pilih menu Analyze - Descriptive Statistiks – Explore.

2. Masukkan variabel yang akan diuji sebarannya ke dalam kotak Dependent List. Setelah

itu kita klik tombol Plots, akan muncul dialog box kedua seperti gambar 3.1 di bawah

ini.

3. Dalam dialog ini kita memilih opsi Normality plots with tests, kemudian klik Continue dan

OK.

Sumber : SPSS 13.0 for Windows

Gambar 3.1 Dialog Box dalam Uji Normalitas

Untuk menganalisis hasil output tersebut, maka yang perlu diperhatikan adalah

(Santoso, 2001, p87):

Page 13: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

49

 

1. Output Deskriptif: jika ratio Skewness dan Kurtosis tidak melebihi angka 2, maka dapat

dikatakan distribusi data adalah normal.

2. Output Tests of Normality: Dimana hasil Sig. > dari 0,05, maka dikatakan normal.

3. Grafik Normal Q-Q Plots: terdapat garis lurus dari kiri ke kanan atas. Garis ini berasal

dari nilai Z. Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar di sekeliling

garis.

4. Grafik Detrended normal Q-Q Plots: dimana grafik ini menggambarkan selisih antara

titik-titik dengan garis diagonal pada grafik sebelumnya. Jika data yang kita miliki

mengikuti distribusi normal dengan sempurna, maka semua titik akan jatuh pada garis

0,0.

5. Output boxplot: bloxplot adalah kotak yang berwarna merah dengan garis horizontal di

kotak tersebut. Jika garis hitam terletak persis ditengah boxplot, maka distribusi data

adalah normal.

3.7.4 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Jika data yang dikumpulkan memiliki skala ukur ordinal, maka data tersebut harus

diubah (transformasi) menjadi data interval. Mentransformasi data ordinal menjadi data

interval berguna untuk memenuhi sebagian syarat analisis parametrik yang mana data

setidaknya adalah data berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana

menggunakan MSI (Method of Successive Interval). (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p30)

Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan.

2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang

disebut sebagai frekuensi.

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi.

Page 14: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

50

 

4. Menentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi berurutan per

kolom skor.

5. Menentukan nilai Z, dengan menggunakan tabel Distribusi Normal Baku (Riduwan dan

Kuncoro 2007, p35), hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6. Menentukan densitas, tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh

dengan menggunakan tabel Koordinat Kurva Normal Baku (Riduwan dan Kuncoro, 2007,

p36).

7. Menentukan scale value (skala nilai) dengan menggunakan rumus:

NS = Limit)Lower Below (Area limit)Upper Below (Area

Limit)Upper at (Density -Limit)Lower at (Density

8. Tentukan nilai transformasi (skala akhir) dengan rumus:

Y = NS + [ 1 + ( ) ]

3.7.5 Analisis Korelasi (Pearson Corelation)

Berdasarkan Sugiarto (2000, p269), koefisien korelasi Pearson digunakan untuk

mengetahui tingkat (derajat) keeratan hubungan linier antara dua atau lebih variabel yang

minimal berskala ukur interval. Bila variabel yang terlibat hanya dua, maka analisis

korelasinya disebut korelasi sederhana. Bila variabel yang terlibat lebih dari dua, disebut

analisis korelasi berganda.

Teknik korelasi Pearson Product Moment (PPM) termasuk teknik statistik parametrik

yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu, misalnya data dipilih

secara random, datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier, dan data

yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama

(Riduwan dan Kuncoro, 2007, p61).

Berdasarkan Supranto Jilid 2 (2001, p201), koefisien korelasi Pearson dapat dihitung

sebagai berikut:

Page 15: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

51

 

Korelasi Pearson dilambangkan (r) dengan ketentuan r ≥ -1 dan r ≤ +1. Bila nilai r =

-1, maka korelasinya negatif sempurna, sebaliknya, bila nilai r = +1, maka korelasinya positif

sempurna. Sedangkan apabila nilai r = 0, maka artinya tidak ada korelasi. Arti harga r akan

diperlihatkan pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Arti Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Sumber: Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62

Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dapat ditentukan dengan

rumus Koefisien Determinan sebagai berikut:

KP = r2 x 100%

Dimana KP adalah nilai koefisien determinasi, dan r adalah nilai koefisien korelasi

(Riduwan dan Kuncoro, 2007, p62).

3.7.6. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Autokrelasi

Tujuan dari uji autokorelasi ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan

asumsi klasik autokorelasi, di mana kesalahan (error) variabel dari periode tertentu (periode

analisis) berkorelasi dengan kesalahan (error) variabel dari periode sebelumnya. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terdapat autokorelasi. Untuk mendeteksi terjadinya

autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji DurbinWatson (uji DW) dengan melihat

Page 16: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

52

 

koefisien korelasi DW test. Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji autokorelasi ini

adalah Yamin (2009, p 59):

Tabel 3.7

Pengambilan Keputusan untuk Uji Autokorelasi

Kriteria Ho Keputusan

0< DW<dl Ditolak Ada autokorelasi positif

dl <DW<du Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan

4-dl < DW <4 Ditolak Ada autokorelasi negatif

4-du < DW < 4-dl Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan

du < DW < 4-du Diterima Tidak ada autokorelasi

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan bahwa antara variabel independen mempunyai

hubungan langsung (berkorelasi). Dalam menentukan ada tidaknya multikolinearitas

ditentukan dengan nilai variance inflation faktor (VIF).

Adapun dasar pengambilan keputusan untuk uji multikolinearitas ini adalah sebagai berikut

Dwi Pristono (2009 p,61):

1. Jika VIF lebih besar (>) dari 10, maka terdapat multikolinearitas.

2. Jika VIF lebih kecil (<) dari 10, maka tidak terdapat multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji asumsi tidak adanya gejala

heteroskedastisitas pada variabel penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Page 17: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

53

 

melihat diagram scarterplot antara residual yang distandarkan dengan hasil prediksi variabel

dependen dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut Yamin (2009 p, 94):

Dasar Pengambilan Keputusan :

1. Jika sebaran data menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu, maka

model regresi dalam penelitian tidak memiliki masalah heteroskedastisitas.

2. Jika sebaran data membentuk sebuah pola tertentu, maka model regresi dalam

penelitian memiliki masalah heteroskedastisitas.

3.7.7 Analisis Regresi Berganda

Analaisis regresi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan

hubungan antara variabel dependen (Y) dengan beberapa variabel independen (X) hubungan

matemetis digunakan sebagai satu model regresi yang digunakan untuk meramalkan atau

memprediksi output dari variabel dependen (Y) berdasarkan perubahan nilai pada variabel

independen (X).

Menurut Prof. Dr. Sugiono (2003, p250) analisis regresi berganda digunakan oleh

peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana naik turunnya variabel dependen,

bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor predictor dimanipulasi. Jadi analisis

regresi ganda akan dilakukan jika jumlah variabel independennya minimal dua.

Persamaan regresi untuk tiga predictor adaah Yamin (2009 p,82):

Y= bo + b1X1 + b2X2 + b3X3… + bnXn + e

Dimana:

bo = Intersep

b1,b2,b3,….bn = Koefisien regresi

X1,X2,X3,….Xk = Variabel independen

Y = Variabel dependen

Page 18: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

54

 

3.7.8 Path Analysis

“Path analysis basically examines the direction of relationships through the

postulation of some theoretical relationship between variabels and then a test to see if the

direction of these relationships is substantiated by the data” (Salkind, 2009, p326).

Berdasarkan Wicaksono (2006, p152), analisis jalur (path analysis) merupakan alat analisis

yang digunakan untuk menelusuri pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) variabel

bebas (independen) terhadap variabel tergantung (dependen). Sedangkan berdasarkan

Riduwan dan Kuncoro (2007, p2), model path analysis digunakan untuk menganalisis pola

hubungan antar-variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat

variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Riduwan dan Kuncoro (2007, p3) menjelaskan Jadi model path analyisis digunakan

untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas

terhadap variabel tidak bebas, dengan melakukan analisis yang menjelaskan sebab akibat

dengan melakukan pemeriksaan terhadap:

1. Apakah variabel eksogen (X1, X2, ….Xk) berpengaruh terhadap variabel endogen (Y).

2. Berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, secara simultan dari

eksogen (X1, X2, ….Xk) berpengaruh terhadap variabel endogen (Y).

3.7.8.1 Asumsi-asumsi Path Analysis

Asumsi-asumsi dalam path analysis berdasarkan Riduwan dan Kuncoro (2007, p2-3):

1. Hubungan antar-variabel adalah bersifat linier, adaptif, dan bersifat normal

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio

4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel untuk

memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel

Page 19: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

55

 

5. Observed variabels diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel),

artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-

teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya model teori yang dikaji atau diuji

dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan

kausalitas antar variabel yang diteliti

3.7.8.2 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis

Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya

ditentukan oleh seperangkat variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan

struktur hubungan kausal antar variabel.

Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.5 berikut ini:

Tabel 3.8 Kategori Pengaruh Variabel dalam Path Analysis

Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh

0,05 – 0,09 Lemah

0,10 – 0,29 Sedang

>0,30 Kuat

Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2007

3.8. Rancangan Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008,p51), perumusan Hipotesis penelitian merupakan langkah

ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka

pemikiran. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah

penelitian, yang biasanya disusun dalam bentuk pernyataan.

Untuk dapat diuji, suatu Hipotesis haruslah dunyatakan secara kuantitatif. Pengujian

hipotesis statistik adalah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu

Page 20: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

56

 

apakah suatu keputusan untuk menolak atau tidak menolak (dapat menerima) hipotesis yang

sedang diuji.

Gambar 3.2. Struktur Hubungan X1, X2, Y dan Z

Variabel :

X1 = Kualitas Pelayanan

X2 = PerananHarga

Y = Loyalitas Penumpang

Z = Citra Perusahaan

         

Gambar 3.3. Struktur Pengaruh X1, X2, Y dan Z

X1 

X2 

Y  Z 

pX1‐Z

p X2‐Y

p X1‐Y

p Y‐Z

p X2‐Z

p X1‐x2 

X1 

X2 

Y  Z 

r X1‐Z

r X2‐Y

r X1‐Y

r Y‐Z

r X2‐Z

r X1‐x2 

Page 21: 2011-2-00608-mn bab 3.pdf

57

 

3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Setelah semua data selesai diolah, maka diperoleh gambaran tentang penilaian, Hasil

kuesioner mengenai implementasi kualitas pelayanan jasa yang diterapkan PT Pelayaran

Nasional Indonesia, peranan harga tiket KM Kelud, loyalitas penumpang KM Kelud untuk rute

Jakarta-Batam-Tanjung Balai-Medan, citra perusahaan pada produk jasa PT Pelayaran

Nasional Indonesia itu sendiri. Hal ini dapat menjadi sebuah deskripsi bagi PT Pelayaran

Nasional Indonesia mengenai sampai di mana posisi produk dan citra perusahaan mereka di

mata customer (penumpang).

Selanjutnya, analisa data hasil kuesioner digunakan untuk menggambarkan bagaimana

hubungan dan pengaruh implementasi kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas penumpang

PT Pelayaran Nasional Indonesia, serta implikasinya terhadap citra perusahaan. Dengan

adanya gambaran tersebut, maka dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi

mengenai efektivitas implementasi kualitas pelayanan yang telah dilakukan perusahaan

selama ini dalam mengarahkan loyalitas penumpang PT Pelayaran Nasional Indonesia dan

meningkatkan brand image.