8. Bab 3 (Ready).pdf
Transcript of 8. Bab 3 (Ready).pdf
36
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(INTI) Persero yang berlokasi di Bandung tepatnya Jl. Moch. Toha No. 77. Untuk
dapat mengenal objek penelitian ini, maka penulis akan menguraikan secara
singkat sejarah perusahaan, visi, misi, tujuan, aktivitas perusahaan, struktur
organisasi, deskripsi tugas dan metode penelitian yang digunakan.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero resmi berdiri
melalui Peraturan Pemerintah PP No.34 / Tahun 1974. Sejak tanggal 30 Desember
1974 dengan keputusan Menteri Keuangan RI No.Kep.1711 / MK / IV / 12 / 1974
merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan status perseroan
dan Negara melalui Depkeu sebagai pemilik saham. Dalam pengelolaannya, PT.
INTI (Persero) di masukan ke dalam kelompok industri strategis bersama
perusahaan pemerintah lainnya, diantaranya yaitu :
a. IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara)
b. INKA (Industri Nasional Kereta Api)
c. PT. PINDAD (Persero)
d. PT. Barata Indonesia
e. Lembaga Elektronik Nasional (LEN)
f. PT. PAL (Persero)
g. PT. Dahana
h. PT. Boma Bisma Indra
37
3.1.2. Aktifitas Perusahaan
PT. INTI (Persero) merupakan BUMN yang berada dibawah pengelolaan
Badan Industri Telekomunikasi Strategis (BPIS) yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi. PT. INTI (Persero) adalah perusahaan milik Negara yang
bergerak di bidang telekomunikasi.
Fokus utama dalam PT. INTI (Persero) adalah menginfestasikan pelayanan
dalam bidang jasa penyedia alat-alat telekomumikasi seperti pengadaan telepon
rumah, telepon seluler, kabel telepon, dan jaringan-jaringan komunikasi yang
dibutuhkan oleh hampir seluruh perusahaan-perusahaan besar telekomunikasi dan
infokom.
Berdasarkan akta pendirian perusahaan, maksud dan tujuan pendirian PT.
INTI (Persero) ialah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya dan khususnya di bidang industri infokom dengan memperhatikan
prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan.
3.1.3 Visi Misi PT. INTI (Persero)
Setiap perusahaan atau organisasi pasti mempunyai tujuan yang harus
dicapai, hal itu untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Berikut adalah visi
dan misi PT. INTI (Persero) :
A. Visi
Menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dalam mentransformasikan “mimpi”
menjadi “realita” (To be the costumer first choice in transforming dreams into
reality). Dalam hal ini “mimpi” diartikan sebagai keinginan atau cita-cita bersama
antara INTI dengan pelanggannya, bahkan seluruh stake holder perusahaan.
B. Misi
Untuk
1. Fokus PT. INTI (Persero) akan tertuju sepenuhnya pada kegiatan jasa
engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen.
mencapai visi, PT. INTI (Persero) mempunyai misi yang harus dilakukan,
yaitu:
38
2. Dalam menjalankan bisnis PT. INTI (Persero) akan berusaha semaksimal
mungkin untuk kepentingan stake holder.
3. Akan dikembangkan jaringan bisnis yang sinergis baik dengan pemakai jasa
PT. INTI (Persero) maupun pemasok demi menumbuh kembangkan kinerja
yang saling menguntungkan.
3.1.4 Motto PT. INTI (Persero)
PT. INTI (Persero) punya Motto yaitu “Trusted Partner”.
3.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi yang dikelola. Struktur
organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-
hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi, maupun
orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
39
Berikut adalah susunan struktur organisasi PT. INTI (Persero) :
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PT. INTI (Persero)
Sumber : PT. INTI (Persero)
Direktur Keuangan
Kadiv Hukum & Kepatuhan
Kadiv Umum
Direktur SDM & Umum
Kadiv A.M Indosat Group
Kadiv Pengembangan
Bisnis
Kadiv Sistem & IT
Direktur
Kadiv A.M. Telkom Group
Direktur Pemasaran
Kadiv Produksi & Purna Jual
Kadiv Operasi
Kadiv Sekertaris Perusahaan
Kadiv MSDM
Kadiv Sales Engineering
Kadiv A.M Non Operator Group
Kadiv A.M Other Camera Group
Kadiv SPI
Kadiv Akuntansi
Kadiv Pengadaan &
Logistik
Kadiv Keuangan
Kadiv Op Penjualan
Kadiv Man. Proyek
Direktur Operasi & Teknik
Kadiv Pengembangan
Produk
40
3.1.6 Uraian Jabatan
Berdasarkan gambar di atas maka uraian dari tugas masing-masing
pegawai yang berdasarkan struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut :
1. Direksi
Direksi adalah suatu dewan yang memimpin seluruh usaha korporasi dan
menjalankan misi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan
kinerja usaha yang mengutamakan kepuasan pelanggan yang maksimal.
Direksi dapat dibantu oleh tenaga fungsional sesuai dengan bidang keahlian
yang dibutuhkan. Direksi punya tugas pokok yaitu :
a. Menentukan strategi dan kebijakan umum perusahaan dalam jangka
pendek, menengah, panjang.
b. Menjalankan perusahaan sesuai dengan wewenang yang ditentukan dalam
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan Negara atas ketentuan
pemerintah.
c. Membina dan mengawasi unit kerja.
d. Mengintegrasi strategi perusahaan dengan sasaran dan performasi divisi.
2. Divisi
Pembentukan divisi ditujukan untuk mendukung kelancaran kegiatan bisnis
dengan menyusun kebijakan-kebijakan strategi sesuai dengan fungsinya yang
menjadi acuan pelaksanaan kegiatan operasional pada unit kerja lain. Divisi
yang dimaksud terdiri dari :
a. Divisi Pengembangan Bisnis
Fungsi pengembangan bisnis, yaitu :
Menangani fungsi yang berhubungan dengan aktifitas pengembangann
bisnis yang ada dan mencari peluang bisnis baru yang prospektif.
RICE (Regional Infocomm Centre of Exellence), menangani Fungsi
yang berhubungan dengan pengembangan RICE, Urusan Operasional
& Pemeliharaan dan Administrasi & Keuangan.
b. Divisi Sekretaris Perusahaan
Pembentukan Divisi Sekretaris Perusahaan ditujukan untuk mendukung
dan membantu Direktur Utama dalam mengelola dan menjalankan
41
kegiatan perusahaan yang meliputi bidang Biro dan Pelaporan Manajemen.
Divisi Sekretaris Perusahaan melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
Fungsi Biro Direksi, menangani fungsi yang berhubungan dengan
pelayanan kebutuhan Administrasi dan Operasional Direksi.
Fungsi Pelaporan Manajemen, menangani fungsi yang berhubungan
dengan Pelaporan Manajemen.
c. Satuan Pengawas Intern
Pembentukan satuan pengawas intern ditujukan untuk mendukung dan
membantu Direktur Utama dalam mengawasi jalannya kegiatan
Perusahaan meliputi bidang Audit Keuangan, Audit Operasi, serta Bidang
Perencanaan, Pengendalian dan Pengembangan Audit. Satuan Pengawas
Intern melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputinya, namun tidak terbatas
pada :
Fungsi Audit Keuangan, menangani fungsi yang berhubungan dengan
pelaksanaan Audit Keuangan.
Fungsi Audit Operasi, menangani Fungsi Dukungan yang berhubungan
dengan pelaksanaan Audit Operasi.
Fungsi Perencanaan, Pengendalian dan Pengembangan Audit,
menangani urusan yang berhubungan dengan Administrasi
Perencanaan, Pengendalian dan Pengembangan Audit.
d. Divisi Akuntansi
Pembentukan Divisi Akuntansi ditujukan untuk mendukung dan
membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan menjalankan kegiatan
perusahaan meliputi bidang Akuntansi Manajemen, Akuntansi Keuangan,
Anggaran, Pelaporan dan Sistem Akuntansi. Divisi Akuntansi
melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputinya, namun tidak terbatas pada :
Fungsi Akuntansi Manajemen, menangani Urusan Biaya, HPP dan
Persediaan.
Fungsi Akuntansi Keuangan, menangani Urusan Penjualan, Piutang
dan Hutang.
42
Fungsi Anggaran dan Pelaporan, menangani urusan Anggaran dan
Pelaporan.
Fungsi Sitem Akuntansi, menangani urusan Sistem dan Prosedur.
e. Divisi Keuangan
Pembentukan Divisi Keuangan ditujukan untuk mendukung dan
membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan menjalankan kegiatan
perusahaan meliputi bidang Penagihan & Penerimaan, Strategi Pendanaan,
Pendanaan Operasional, Pajak & Asuransi serta Manajemen Aset. Divisi
Keuangan melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputinya, namun tidak
terbatas pada :
Fungsi Penagihan dan Penerimaan, menangani urusan penagihan
Telkom Group (Penagihan Indosat Group & Aparivste, Penagihan
Operator lainnya & Administrasi Pendukung).
Fungsi Strategi Pendanaan, menangani urusan Pengelolaan Dana dan
Perencanaan Keuangan.
Fungsi Pendanaan Operasional, menangani urusan Vertivikasi,
Bendahara, dan Bank.
Fungsi Pajak dan Asuransi, menangani Urusan Pajak dan Asuransi.
Fungsi Manajemen Aset, menangani urusan yang berhubungan dengan
Optimasi Aset dan Portofolio Investasi.
f. Divisi Sistem & Teknologi Informasi
Pembentukan Divisi Sistem & Teknologi Informasi ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Keuangan dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang infrastruktur teknologi
Informasi, Sistem Informasi Manajemen serta Pengembangan Sistem &
Teknologi Informasi. Divisi Sistem & Teknologi Informasi melaksanakan
fungsi-fungsi yang meliputinya, namun tidak terbatas pada :
Fungsi Infrastruktur Teknologi Informasi, menangani urusan
Infrastruktur Jaringan, Pengadaan Korporasi dan fungsi yang
berhubungan dengan Pelayanan Infrastruktur Teknologi Informasi.
43
Fungsi sistem Informasi Manajemen, menangani urusan yang
berhubungan dengan pelayanan IT untuk mendukung proses bisnis
internal dan penjualan eksternal.
Fungsi Pengembangan Sistem & Teknologi Informasi, menangani
fungsi yang berhubungan dengan rencana strategi IT, mengembangkan
layanan IT, dan dukungan teknis pada internal dan penjualan eksternal.
g. Divisi Manajemen SDM
Pembentukan manajemen divisi SDM ditujukan untuk mendukung dan
membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola dan menjalankan
kegiatan perusahaan meliputi bidang pelayanan SDM. Remunerasi,
Pengembangan Sistem SDM & Organisasi, Pengembangan SDM,
Penilaian Kinerja dan Manajemen Kualitas.
Fungsi Pelayanan SDM & Remunerasi menangani urusan hubungan
Pegawai Pendukung Pelayanan SDM Remunerasi.
Fungsi Pengembangan Sistem SDM & Organisasi, menangani urusan
Pengembangan Sistem SDM Pengembangan Organisasi & Man. Power
Planing, Pengembangn Sistem Informasi SDM dan fungsi dukungan
dan/atau pelayanan pengembangan Sistem SDM & Organisasi.
Fungsi Pengembangan SDM & Penilaian Kinerja, menangani urusan
yang berhubungan dengan Pendidikan & Latihan dan Penilaian
Kinerja & Karir.
Fungsi Manajemen Kualitas, menangani fungsi yang berhubungan
dengan penerapan Manajemen Kualitas di perusahaan dan urusan
Administrasi & Dokumentasi.
h. Divisi Umum
Pembentukan Divisi Umum ditunjukan untuk mendukung dan membantu
Direktur Divisi Manajemen & Umum dalam Mengelola dan Menjalankan
kegiatan Perusahaan meliputi Bagian Umum & Rumah Tangga, Humas
dan CSR / PKBL. Divisi Umum melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
44
Fungsi Umum & Rumah Tangga, menangani urusan Rumah Tangga &
Pemeliharaan, Administrasi Perkotaan dan fungsi dukungan dan atau
Pelayanan Umum & Rumah Tangga.
Fungsi Humas, menangani urusan Komunikasi Eksternal, Komunikasi
Internal, Hubungan Pemerintah, dan fungsi dukungan dan atau
pelayanan Public Relation.
Fungsi CSR / PKBL, menangani urusan Perencanaan & Pengendalian
PKBL dan Operasional PKBL.
i. Divisi Hukum & Kepatuhan
Pembentukan Divisi Hukum & Kepatuhan ditujukan untuk mendukung
dan membantu Direktur SDM & Umum dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang Hukum, GCG dan
Kepatuhan.
Fungsi Hukum, menangani urusan Administrasi Legal, GCG &
Kepatuhan dan fungsi dukungan dan/atau Pelayanan Hukum.
Fungsi GCG, menangani fungsi dukungan dan/atau pelayanan GCG.
Fungsi Kepatuhan, menangani fungsi dukungan dan/atau Kepatuhan.
j. Divisi Account-Group TELKOM
Pembentukan Divisi Account-Group TELKOM ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan dalam hal memasarkan produk dan jasa
untuk urea Telkom Group dan Account lain yang ditugaskan. Divisi
Group Telkom melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputinya, namun
tidak terbatas pada :
Memperoleh kontrak penjualan berkualitas.
Sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.
k. Divisi Account-Group Indosat
Pembentukan Divisi Account-Group Indosat ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan, memasarkan produk dan jasa untuk
area Indosat Group dan Account lain yang ditugaskan.
45
Divisi Account-Group Indosat melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
- Memperoleh kontrak penjualan berkualitas.
- Sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan penjualan.
Untuk melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Account-Group Indosat
dibantu oleh beberapa account manager.
l. Divisi Account-Group Other Carriers
Pembentukan Divisi Account-Group Other Carriers ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan memasarkan produk dan jasa untuk
area Other Carriers Group dan Account lain yang ditugaskan.
Divisi Account-Group Other Carriers melaksanakan fungsi-fungsi
yang meliputinya, namun tidak terbatas pada:
- Memperoleh kontrak penjualan berkualitas.
- Sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.
Untuk melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Account-Group Other
Carriers dibantu oleh beberapa Account Manager.
m. Divisi Account-Group Private Enterprises
Pembentukan Divisi Account-Group Private Enterprises ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan memasarkan produk dan jasa untuk area
Private Enterprises Group dan Account lain yang ditugaskan.
Divisi Account-Group Private Enterprises melaksanakan fungsi-fungsi
yang meliputinya, namun tidak terbatas pada:
- Memperoleh kontrak penjualan berkualitas.
- Sebagai agen perubahan untuk pertumbuhan perusahaan.
Untuk melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Account-Group Private
Enterprises dibantu oleh beberapa Account Manager.
n. Divisi Sales Engineering
Pembentukan Divisi Sales Engineering ditujukan untuk mendukung
dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan menjalankan
46
kegiatan Perusahaan meliputi bidang Jaringan Wireline, Jaringan
Selular, Produk Pendukung, TI & Konten Manajemen Channel.
Divisi Account-Group Private Enterprises melaksanakan fungsi-fungsi
yang meliputinya, namun tidak terbatas pada:
- Fungsi Jaringan Selular, menangani fungsi yang berhubungan
dengan dukungan engineering untuk pemasaran produk dan jasa
pada Jaringan Selular.
- Fungsi TI & Konten, menangani fungsi yang berhubungan dengan
dukungan engineering untuk pemasaran produk dan jasa pada TI &
Konten.
Untuk melaksanakan fungsinya, Kepala Divisi Account-Group Private
Enterprises dibantu oleh beberapa Account Manager.
o. Divisi Operasional Penjualan
Pembentukan Divisi Operasional Penjualan ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Pemasaran dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Komersial System
Integrator, Komersial Pemeliharaan, Perencanaan & Pengendalian
Penjualan serta Pendukung Penjualan
Divisi Operasional Penjualan melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
- Fungsi Perencanaan & Pengendalian Penjualan, menangani urusan
Perencanaan & Pengendalian Kontrak dan Perencanaan &
Pengendalian Penjualan.
- Fungsi Pendukung Penjualan, menangani urusan Administrasi
Pendukung Pemasaran.
p. Divisi Manajemen Proyek
Pembentukan Divisi Manajemen Proyek ditujukan untuk mendukung
dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang Pendukung
Manajemen Proyek, Perencanaan & Pengendalian Material,
Perencanaan & Pengendalian Proyek dan Kualitas Proyek.
47
Divisi Manajemen Proyek melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
- Fungsi Pendukung Manajemen Proyek, menangani urusan
Perencanaan Anggaran & Biaya. Pendanaan Proyek dan fungsi
dukungan dan atau Pelayanan Perencanaan & Pengendalian.
- Fungsi Perencanaan & Pengendalian Material, menangani urusan
Perencanaan & Pengendalian Material, Perencanaan &
Pengendalian Distribusi dan fungsi dukungan dan atau pelayanan
Perencanaan & Pengendalian Material.
- Fungsi Kualitas Proyek, menangani urusan Standarisasi & Metode
Kerja, Evaluasi Proyek dan fungsi dukungan yang berhubungan
dengan Kualitas Proyek.
q. Divisi Operasi
Pembentukan Divisi Operasi ditujukan untuk mendukung dan
membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam mengelola dan
menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang Pendukung Operasi,
Instalasi, Test & Commissioning, CME serta OSP.
Divisi Operasi melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputinya, namun
tidak terbatas pada :
- Fungsi Pendukung Operasi, menangani urusan Administrasi
Pendukung Operasi, fungsi engineering, yang berhubungan dengan
Pelayanan Operasi serta fungsi Dukungan Operasi.
- Fungsi CME, menangani urusan yang berhubungan dengan
kegiatan operasional dan administrasi CME serta fungsi dukungan
Supervisor CME.
- Fungsi Operasi, membantu bagian-bagian yang berada dibawah
Divisi Operasi.
r. Divisi Pengadaan & Logistik
Pembentukan Divisi Pengadaan & Logistik ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan Perusahaan meliputi bidang
48
Perencanaan & Pengendalian Logistik, Pengadaan serta Gudang &
Distribusi.
Divisi Pengadaan & Logistik melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
- Fungsi Perencanaan & Pengendalian Logistik, menangani urusan
Perencanaan & Pengendalian dan fungsi yang berhubungan dengan
Analisa Harga & Sourcing.
- Fungsi Pengadaan I, menangani urusan yang berhubungan dengan
pemasok dalam negeri.
- Fungsi Pengadaan II, menangani urusan Kepabeaan, Pengadaan
Luar Negeri, urusan Pengadaan IV.
s. Divisi Produksi & Purna Jual
Pembentukan Divisi Produksi & Purna Jual ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang
Managed Services, Produksi dan Perbaikan, Pelayanan Spare Part,
Perencanaan & Pengendalian Produksi, dan Purna Jual serta
Pendukung Produksi & Purna Jual.
Divisi Produksi & Purna Jual melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
- Fungsi Produksi dan Perbaikan, menangani urusan Produksi,
Perbaikan dan fungsi yang berhubungan dengan dukungan
pelayanan Produksi dan Perbaikan.
- Fungsi Pelayanan Spare Part, menangani urusan Maintenance
Support (Help Desk), Pengelolaan Spare Part, Warehouse &
Distribution dan fungsi yang berhubungan dengan dukungan
pelayanan Warehouse.
- Fungsi Perencanaan & Pengendalian Produksi & Purna Jual,
menangani urusan Perencanaan & Pengendalian Produksi & Purna
Jual, Perencanaan & Pengendalian Material, dan Gudang
Komponen.
49
t. Divisi Pengembangan Produk
Pembentukan Divisi Pengembangan Produk ditujukan untuk
mendukung dan membantu Direktur Operasi dan Teknik dalam
mengelola dan menjalankan kegiatan perusahaan meliputi bidang
Pengembangan Produk dan Pendukung Pengembangan Produk.
Divisi Pengembangan Produk melaksanakan fungsi-fungsi yang
meliputinya, namun tidak terbatas pada :
- Fungsi Pengembangan Produk, menangani urusan yang
berhubungan dengan Pengembangan Produk.
- Fungsi Pendukung Pengembangan Produk, menangani urusan
Rekayasa Produk, Dokumentasi & Instruktur Pendukung dan
fungsi yang berhubungan dengan dukungan terhadap aktifitas
Pengembangan Produk.
- Fungsi Biro Direksi, menangani Fungsi yang Berhubungan dengan
pelayanan kebutuhan Administrasi dan Operasional Direksi.
3.1.7 Produk Perusahaan
Pada saat ini PT. INTI (Persero) telah mampu memproduksi dan merakit
berbagai macam perangkat dan peralatan serta jasa telekomunikasi adapun jenis-
jenis produk dan jasa yang dihasilkan antara lain meliputi :
1. IMO (Inti Mobile)
Merupakan telepon seluler pertama yang dibuat oleh PT. INTI (Persero)
sekaligus telepon seluler pertama yang berhasil dibuat oleh perusahaan
telekomunikasi di Indonesia. Dalam memproduksi telepon seluler IMO PT.
INTI (Persero) bekerja sama dengan perusahaan infokom nasional lainnya.
2. INTI Smart PBX
INTI Smart PBX,
adalah suatu aplikasi yang dikembangkan untuk komunikasi
berbasis IP. Aplikasi ini ditujukan untuk memenuhi konvergensi layanan
komunikasi yang meliputi suara, data dan video.
50
3. iPUMC (INTI Power Utilities Monitoring & Control
iPUMC (
)
INTI Power Utilities Monitoring & Control), adalah suatu sistem
terpadu untuk memonitor dan mengontrol besaran-besaran daya yang
didukung dengan suatu sistem alarm sebagai solusi untuk pelaporan yang real
time
4. INTI Prima-110
, mengatasi keterbatasan personil maupun hambatan transportasi.
INTI Prima-110 adalah KWH Meter pra bayar, sesuai dengan standar PLN.
3.2. Metode Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penilitian ini adalah suatu metode yang dilakukan untuk meneliti
dan menyelesaikan suatu masalah yang terjadi, untuk menyusun skripsi ini
dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat dan permasalahannya,
agar data yang diperoleh cukup lengkap untuk membahas permasalahan yang ada.
Metode penelitian yang digunakan penulis yaitu metode deskriptif. Sedangkan
sifat dari penelitian ini adalah verifikatif. Menurut Nazir (2003;54), menyatakan
bahwa :
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Selain itu pun, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
verifikatif dimana menurut Nazir (2003;74) yaitu :
“Suatu penelitian untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang
berarti menguji kebenaran teori. Dengan demikian akan diperoleh
kesimpulan yang tepat dan akurat”.
51
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk tujuan pengumpulan data baik berupa data primer maupun data
sekunder, adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian
ini meliputi :
1. Studi Literatur (Library Research): yaitu teknik pengumpulan data dengan
membaca dan mempelajari teori-teori yang terdapat dalam literatur-literatur
dan catatan tulisan yanh berkaitan dengan topik permasalahan yang menjadi
bahan penelitian lebih lanjut.
2. Studi Lapangan (Field Research): yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengadakan kunjungan langsung di perusahaan yang dijadikan sebagai objek
penelitian, dengan cara :
a. Wawancara (Interview), dengan melakukan tanya jawab secara langsung
dengan pihak intern perusahaan sehingga akan diperoleh data atau
informasi yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan
masalah-masalah yang berkaitan dengan pemberian kompensasi.
b. Kuesioner, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar
pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada responden.
c. Observasi, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau
dan meneliti secara langsung ke perusahaan yang akan diteliti.
3.2.3 Populasi dan Sampel
Dalam pengumpulan data primer dengan menggunakan metode deskriptif
perlu diambil sampel dari populasi. Sekaran yang dikutip Zulganef (2008;133)
mendefinisikan :
”Populasi sebagai keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal-
hal yang menarik bagi peneliti untuk ditelaah.”
Dari pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dari penelitian ini
adalah keseluruhan karyawan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI
yang berjumlah 39 orang.
52
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Pria 20 51% 2 Wanita 19 49%
Total 39 100%
Tabel 3. 1
Data Karyawan Divisi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (2012)
Definisi sampel menurut Zulganef (2008;134) adalah :
”Bagian atau subset dari populasi yang terdiri dari anggota-anggota
populasi yang terpilih.”
Sejalan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah
teknik simple random sampling. Nazir (2003;279) mengemukakan bahwa :
“Simple Random Sampling adalah cara pengambilan sampel dari
anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan
tingkatan dalam anggota populasi tersebut.”
Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan dasar menurut
Arikunto yang dikutip oleh Agustiana (2004;92), menyatakan bahwa :
”Apabila populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua populasi untuk dijadikan sampel sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya besar atau diatas 100 orang maka diambil 10% - 15 % atau 15% –20 % atau lebih dari itu “. Sedangkan menurut Nazir (2003;276) dalam menetapkan jumlah anggota
sampel,:
“Bilamana analisis yang dipakai adalah teknik korelasi, maka
banyaknya responden yang diambil sebagai anggota sampel minimal
sebanyak 30 subyek.”
53
Berdasarkan pernyataan di atas ditambah adanya keterbatasan waktu, biaya,
dan tenaga maka penulis menetapkan jumlah anggota sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 39 responden sesuai dengan jumlah keseluruhan
karyawan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI yang berjumlah 39
orang. Dengan melakukan penelitian dari sebagian karyawan di bagian SDM
(Sumber Daya Manusia) PT. INTI (Persero) Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung
tersebut, penulis mengharapkan bahwa hasil yang diperoleh dapat
menggambarkan populasi yang ada.
3.2.4 Variabel Penelitian
Agar penelitian skripsi ini lebih terarah, maka perlu ditentukan variabel-
variabel yang akan diteliti. Menurut Nazir (2005;123) yang dimaksud variabel
adalah:
“Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.”
Sedangkan menurut Simamora (2004;26) yang dimaksud variabel :
“Variabel adalah karakteristik, sifat, atau atribut yang memiliki
berbagai nilai.”
Disini variabel yang diteliti terdiri dari dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel
lain (variabel bebas). Pelatihan yang diberikan perusahaan kepada
karyawan merupakan variabel yang mempengaruhi prestasi kerja.
2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)
Variabel tidak bebas adalah suatu variabel yang dapat dipengaruhi oleh
variabel lainnya (variabel terikat). Dalam penelitian ini, prestasi kerja
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh pelatihan.
54
3.2.5 Operasionalisasi Variabel
Table 3.2
Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Variabel X
(Pelatihan)
Pelatihan adalah suatu proses
pendidikan jangka pendek
dengan menggunakan
prosedur yang sistematis dan
teroganisir dimana pegawai
non-manajerial mempunyai
pengetahuan dan
keterampilan teknis.
Mangkunegara (2002;44).
• Tujuan
• Sasaran
• Instriktur/pelatih
• Materi pelatihan
• Metode pelatihan
• Peserta
Ordinal
Variabel Y
(Prestasi
Kerja
Karyawan)
Prestasi kerja adalah suatu
hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melakukan
tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan
pada kecakapan,
pengalaman, dan
kesungguhan serta ketepatan
waktu. Hasibuan
(2003;105).
• Kesetiaan
• Prestasi Kerja
• Kejujuran
• Kedisiplinan
• Kreativitas
• Kerja sama
• Kepemimpinan
• Kepribadian
• Prakarsa
• Kecakapan
• Tanggung jawab
Ordinal
55
3.2.6 Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti (tidak
melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa
opini subjek (orang) secara individual atau kelompok. Misalnya hasil
wawancara dengan pihak perusahaan atau responden karyawan PT. INTI
(Persero).
2. Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Data sekunder internal, yaitu data yang didapat dari dalam perusahaan
dimana riset dilakukan, misalnya laporan perusahaan atau data-data
perusahaan.
b. Data sekunder eksternal, yaitu data yang berasal dari luar perusahaan,
misalnya data yang diperoleh dari buku, media cetak, jurnal atau internet.
3.2.7 Jenis Data
Menurut Simamora (2004;223) data dibagi dua, yaitu:
1. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang mempresentasikan realita secara deskriptif
melalui kata-kata, kalimat ataupun uraian.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah representasi realita yang disimbolkan secara numerik
(dengan angka-angka).
56
3.2.8 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
3.2.8.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sah / valid tidak suatu
kuisioner, suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Pengujian validitas menurut Simamora (2004;172) yaitu :
”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang ingin di ukur, dengan kata lain mampu memperoleh data yang dapat dari variabel yang diteliti.”
Semua item kuesioner yang digunakan untuk mengukur pelatihan dan
prestasi kerja karyawan, akan diuji validitasnya. Nilai validitas masing-masing
butir pertanyaan dapat dilihat pada nilai Correct item-Total Correlation masing-
masing butir pertanyaan. Dengan r tabel untuk 39 responden sebesar 0.316 maka
apabila data perhitungan SPSS koefesien korelasi (r) diketahui bahwa seluruh
korelasi item variabel X lebih besar dari r tabel maka instrumen dinyatakan valid.
Begitu pula untuk variabel Y, jika seluruh korelasi item varibel Y lebih besar dari
r tabel maka instrumen dinyatakan valid.
Kriteria pengujian validitas menurut Simamora (2004;174) keputusan
pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid, dapat dilakukan dengan
beberapa cara berikut :
• Jika r hitung > r tabel
• Jika r
, maka butir pertanyaan tersebut valid.
hitung < r tabel
, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
3.2.8.2 Uji Reliabilitas
Dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS, langkah yang dapat
ditempuh yaitu sama dengan langkah pengujian validitas. Karena output keduanya
bersamaan muncul.
Pengertian Reliabilitas menurut Simamora (2004;177), adalah :
”Tingkat kehandalan kuesioner yang apabila diuji cobakan secara
berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data
yang sama.”
57
Untuk kuesioner yang α mempunyai item banyak (Multi item
quetionnaire) umumnya diukur melalui Cronbach Alpha. Pengukuran reliabilitas
yang digunakan oleh penulis adalah one shoot atau pengukuran sekali saja yaitu
pengukuran yang dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
skor total. SPSS memberi fasilitas untuk mengukur reliabilitas, dengan uji statistik
cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika
memberikan nilai cronbach alpha 0.6.
Kriteria uji reliabilitis jika Cronbach’s alpha > 0.6
3.2.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara
dengan pengamatan langsung serta hasil kuesioner dengan yang ada melalui
penjelasan yang sistematis.
Penulis mengumpulkan data dan mengolah data yang diperoleh dari
kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan
berdasarkan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang Sugiyono (2003;88), bobot
penilaian skala likert sebagai berikut :
Tabel 3.3
Skala Likert
Keterangan Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Untuk pengolahan data yang digunakan alat bantu statistik dimana dengan
alat tersebut dapat memudahkan penafsiran untuk menganalisa apakah ada
hubungan antara variabel X dan variable Y serta seberapa besar pengaruhnya yang
akhirnya akan diperoleh suatu pedoman untuk menarik kesimpulan.
58
Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk
memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka dibuat interval. Dalam
penelitian ini penulis menentukan banyak kelas interval sebesar 5.
Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2000;79) adalah sebagai
berikut:
rentang p =
banyak kelas interval
Keterangan :
p : Panjang Interval Kelas
rentang : Data tertinggi – Data terendah
banyak kelas Interval : 5
Berdasarkan rumus tersebut, maka panjang kelas interval adalah :
(5−1)
p = = 0.8
5
Maka interval dari kriteria penilaian masing-masing variable adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interval Penilaian Variabel
Pelatihan Prestasi Kerja Karyawan
Interval Penilaian Interval Penilaian
1.00 – 1.79 Sangat Tidak Baik (STB) 1.00 – 1.79 Sangat Rendah (SR)
1.80 – 2.59 Tidak Baik (TB) 1.80 – 2.59 Rendah (R)
2.60 – 3.39 Cukup Baik (CB) 2.60 – 3.39 Sedang (Sd)
3.40 – 4.19 Baik (B) 3.40 – 4.19 Tinggi (T)
4.20 – 5.00 Sangat Baik (SB) 4.20 – 5.00 Sangat Tinggi (ST)
59
Penulis menggunakan metode analisis statistik korelasi Rank Spearman.
Analisis Rank Spearman digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan,
serta arah hubungan antara variable independent (pelatihan) dengan variable
dependent (prestasi kerja karyawan).
3.2.9.1 Koefesien Korelasi Rank Spearman
Analisis ini mengukur kuat lemahnya hubungan dan arah variabel
independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel tidak
bebas/terikat). Kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Adapun
rumusnya menurut Siegel (1997;225-257), sebagai berikut :
• Bila tidak ada angka kembar (skor sama)
• Bila terdapat angka kembar
Dengan ketentuan :
∑ ∑−−
= Txnnx12
32
Sedangkan
∑ ∑−−
= Tynny12
32
Dimana : rs = Koefisien korelasi rank spearman
n = Jumlah sampel
di = Selisih rank x dan rank y
X = Variabel Independent (pelatihan)
Y = Variabel Dependent (prestasi kerja karyawan)
∑ 2X = jumlah kuadrat variabel X
∑∑∑∑∑ −+
=22
222
2 yx
diyxrs
( )16
1 2
2
−−= ∑
nndi
rs
60
∑ 2Y = jumlah kuadrat variabel Y
Rank kembar dapat dikatakan berpengaruh terhadap rs
namun apabila
proporsi dari rank kembar ini cukup besar, maka dalam perhitungan (koefisien
korelasi) perlu dimasukkan faktor koreksinya, yang dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana : T = Faktor koreksi
t = Banyaknya data yang memiliki angka kembar
Nilai dari koefisien kolerasi rank spearman adalah -1< rs
• Apabila (-) : berarti menunjukkan hubungan negatif atau
berlawanan arah
<1, di mana :
• Apabila (+) : berarti menunjukkan hubungan positif satu arah
Keterangan :
a. Apabila rs
b. Apabila r
= 1 atau mendekati 1, maka hubungan antara kedua
variabel kuat dan mempunyai hubungan yang searah atau positif.
s
c. Apabila r
= -1 atau mendekati –1, maka hubungan antara kedua
variabel kuat dan mempunyai hubungan negatif atau berlawanan
arah.
s
= 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua
variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.
Perhitungan uji korelasi dilakukan dengan program SPSS 18. Untuk
menentukan kuat atau lemah hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent dapat diukur berdasarkan pedoman sebagai berikut :
Analisis kuat lemahnya koefesien korelasi ini menurut Sugiyono
(2004;183), dapat digunakan sebagai pedoman seperti yang tertera pada tabel 3.5
berikut ini :
12
3 ttT −=
61
Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat lemah
0.20 – 0.399 Lemah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat kuat
3.2.9.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel X (pelatihan) terhadap variabel Y (prestasi kerja karyawan).
Koefisien determinasi dihitung dengan rumus:
Kd = rs2
× 100%
di mana :
Kd = Koefisien determinasi
rs
= Koefisien korelasi rank spearman
3.2.9.3 Pengujian Hipotesis
Kemudian untuk mengetahui apakah antara pelatihan dan prestasi kerja
karyawan berpengaruh positif atau negatif, maka perlu dilakukan pengujian
dengan hipotesis satu variabel, dengan rata-rata sampel > 30. Pengujiannya
sebagai berikut :
- Menentukan taraf signifikansi (α)
Menyatakan tingkat kekeliruan dalam pengujian hipotesis yang dapat
ditolerir. Tingkat kesalahan (α) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebesar 5% (0.05), karena dianggap sudah cukup mewakili.
- Derajat Kebebasan (degree of freedom)
df = n-(k+l)
62
Dimana:
Df = degree of freedom
n = Jumlah Sampel
k = Variabel Independent
1 = Variabel Dependent
- Untuk menguji signifikansi (tingkat keberartian) variabel x dengan
variabel y digunakan statistik uji t dengan rumus :
21)2(
rsnrst−
−=
Dimana:
rs
r
= Koefisien korelasi spearman
s2
n = Jumlah Sampel
= Koefisien determinasi
Untuk mendapatkan suatu kesimpulan apabila terdapat signifikan atau
tidaknya pengaruh antara pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan maka hasil t
(hitung) dibandingkan dengan t (tabel), dengan kriteria sebagai berikut :
- t hitung < t tabel (α, df); maka H0 diterima dan Ha
- t
ditolak, berarti tidak
terdapat pengaruh antara pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan.
hitung ≥ t tabel (α, df); maka H0 ditolak dan Ha
diterima, berarti terdapat
pengaruh antara pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan.
Jika Ho dinyatakan dengan lebih kecil, maka Ha harus dinyatakan dengan
lebih besar. Hipotesis ini disebut hipotesis direksional. Pengujiannya
menggunakan uji satu pihak yaitu pihak kanan. Jika ingin memutuskan untuk
mengadopsi suatu sistem baru atau metode baru, maka uji satu pihak yang lebih
cocok untuk dipilih. Oleh sebab itu, uji satu pihak dapat membantu untuk
pengembangan suatu teori. Usman (2008;120). Sedangkan uji dua pihak disebut
hipotesis nondireksional atau tidak langsung., karena keputusan yang akan
diambil sebagai hasil dari penemuan penelitiannya. Jika ingin membuat suatu
63
keputusan untuk memilih salah satu dari dua bentuk, maka uji dua pihak yang
cocok untuk dipilih.
Adapun pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengujian hipotesis satu pihak yaitu pihak kanan:
H0
H
: r ≤ 0, Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif antara
pelatihan dengan prestasi kerja karyawan.
a
: r > 0, Artinya terdapat pengaruh yang positif antara pelatihan dengan
prestasi kerja karyawan.
Gambar 3.2
Uji Signifikasi Koefisien Korelasi dengan Uji Satu Pihak
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0